Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Teknika (Jurnal Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan) ISSN : 2503-0711

Volume 01, No. 1, Tahun 2023


Tersedia Online http://www.jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/teknika/index e-ISSN : 2620-014
DOI : 10.30736/jt, Hal 1-4

Penyusunan S-Curve Untuk Meminimalkan Deviasi Progres Negatif Pada Kontrak


Gabungan
Muchamad Alfin Rizka Alhadi(1)
Mochamad Ridwan(2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya, Jln. Ahmad
Yani No. 114, Surabaya
Hp : (085727896894)(1)(085258405466)(2)
Email : alfin.rizka@yahoo.co.id (1) ridwanitssby@ubhara.co.id (2)
Abstract
S-curve is one of the tools in construction management that is used to monitor and
supervise a project. Monitoring a project also means seeing whether a project progress
is in accordance with the progress of the plan or not. The difference between the actual
progress and the progress plan is called the progress deviation. Progress deviation can
be positive or negative depending on the actual progress figure minus the planned
progress. In combined contracts, it is necessary to pay close attention to the preparation
of the s-curve so that negative deviations can be minimized. The combined contract is a
combination of a lump sum contract and unit price analysis.
Keywords : s-curve, progress deviation, combined contract

Abstrak
S-curve adalah salah satu alat dalam manajemen konstruksi yang digunakan untuk
memonitoring dan mensupervisi suatu proyek. Monitoring suatu proyek berarti juga
melihat suatu progres proyek sesuai apa tidak dengan progress rencana. Selisih antara
realisasi progress dengan rencana progress disebut deviasi progress. Deviasi progress
dapat positif atau negative tergantung angka progress realisasi dikurangi dengan progress
rencana. Dalam kontrak gabungan perlu dicermati dalam penyusunan kurva s agar deviasi
negative dapat diminimalisir. Kontrak gabungan adalah gabungan kontrak lumpsum dan
Analisa harga satuan.
Kata Kunci : s-curve, deviasi progres, kontrak gabungan

1
Jurnal Teknika (Jurnal Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan) ISSN : 2503-0711
Volume 01, No. 1, Tahun 2023
Tersedia Online http://www.jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/teknika/index e-ISSN : 2620-014
DOI : 10.30736/jt, Hal 1-4

PENDAHULUAN penyusunan kurva s agar meminimalisir


deviasi negatif yang terjadi pada suatu
Kurva S adalah grafik yang dibuat
periode.
dengan sumbu vertikal sebagai nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian Kontrak gabungan adalah kontrak
(progress) kegiatan dan sumbu pengadaan barang/pekerjaan
horizontal sebagai waktu (Rachim konstruksi/jasa lainnya gabungan
Fatmawaty,2022). lumsum dan harga satuan dalam 1 (satu)
pekerjaan yang diperjanjikan (Ilyas
Kurva S merupakan suatu alat
Anshori, 2021).
dalam manajemen konstruksi yang
digunakan sebagai acuan seorang Kontrak gabungan digunakan
pengawas proyek untuk memonitoring dalam hal terdapat bagian pekerjaan
progress dan jadwal pelaksanaan yang dapat dikontrakkan menggunakan
penyedia barang dan jasa di lapangan. kontrak mumsum dan terdapat bagian
pekerjaan yang dikontrakkan
Progres dalam kurva s dapat
menggunakan kontrak harga satuan.
direncanakan perminggu ataupun perhari
Kontrak gabungan lumsum dan harga
tergantung mau seperti apa seorang
satuan digunakan misalnya untuk
pengawas pekerjaan memonitor
pekerjaan konstruksi yang terdiri dari
pelaksanaan proyek.
pekerjaan fondasi tiang pancan dan
Dalam kurva s seorang pengawas bangunan atas (Tjandra Riawan, 2022).
proyek terdapat dua kurva yaitu kurva
Dalam kontrak gabungan ini
yang direncanakan dan kurva realisasi.
diperlukan startegi dalam penyusunan
Kurva tersebut didapat dari komulatif
kurva s untuk meminimalisir progress
progress pekerjaan yang direncanakan
negatif yang terjadi. Seorang pemilik
maupun yang terrealisasi.
proyek (owner) akan berfikir bahwa
Hasil pengurangan antara progress deviasi negatif dikarenakan kontraktor
realisasi dan pregres rencana disebut tidak bekerja dengan baik di lapangan.
dengan deviasi progres. Dalam suatu Akan tetapi pada kenyataannya progress
proyek yang menjadi sorotan adalah negatif dapat terjadi dikarenakan
deviasi progres yang negatif. Deviasi perencanaan progress atau penyusunan
negatif menandakan bahwa pekerjaan kurva s yang kurang baik.
terlambat. Akan tetapi deviasi negatif
METODE
bukan berarti proyek sudah dipastikan
selesai tidak tepat waktu. Proyek akan Kontrak Gabungan adalah kontrak
tetap selesai tepat waktu walaupun gabungan antara kontrak lumpsum dan
minggu ini deviasi negative asalkan kontrak harga satuan. Dalam
pekerjaan jalur kritis tidak terlambat. penyusunan kurva s untuk kontrak
gabungan diperlukan Langkah-langkah
Di dunia konstruksi terdapat
metodologi sebagai berikut :
beberapa tipe kontrak yaitu kontrak
harga satuan, kontrak lumsum, kontrak
gabungan dan kontrak turnkey. Oleh
karena itu perlu strategi dalam

2
Jurnal Teknika (Jurnal Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan) ISSN : 2503-0711
Volume 01, No. 1, Tahun 2023
Tersedia Online http://www.jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/teknika/index e-ISSN : 2620-014
DOI : 10.30736/jt, Hal 1-4

START yang satuannya lumsum hanya dapat di


progress satu kali.

BILL OF
QUANTITY
Gambar 3 Penyusunan yang benar

PENYUSUNAN
KURVA-S SESUAI
DENGAN SATUAN Gambar 4 Penyusunan yang salah
Dapat dilihat pada Gambar 4
apabila pada minggu 27 Februari sampai
SELESAI dengan 5 Maret 2023 pekerjaan site
clearing baru selesai 50%, maka pada
Gambar 1 Diagram alur minggu tersebut site clearing tidak dapat
diprogres, sehingga pada minggu
tersebut progress akan deviasi negatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal ini dapat dikarenakan didalam
Langkah pertama dalam tatacara pemprogresan pekerjaan
penyusunan Kurva S ini adalah lumsum, apabila pekerjaan baru selesai
mempelajari bill of quantity yang sudah 50%, maka volume uraian pekerjaan
disepakati dalam kontrak. Setiap kontrak tersebut tidak bisa di akui 0,5 lumsum.
memiliki cara pemprogresan sesuai Pekerjaan lumsum adalah pekerjaan
dengan satuan dalam kontrak. Seperti dimana setiap item pekerjaan itu melekat
satuan lumsum berbeda dengan cara menjadi satu kesatuan dan tidak dapat
pemprogresan satuan set maupun unit. dipisahkan atau di pecah-pecah.
Langkah kedua adalah penyusunan Sedangkan untuk pekerjaan yang
kurva-s sesuai dengan satuan yang sifatnya harga satuan, seperti galian
disepakati dalam bill of quantity. Sebagai tanah, urugan tanah, lean concrete,
contoh adalah penyusunan kurva-s concret dll, maka tata cara perletakan
dalam setiap minggu. bobot dapat dibagi dalam beberapa
minggu.

Gambar 2 Contoh kurva-s mingguan Gambar 5 Penyusunan bobot harga


satuan
Dalam penyusunan kurva-s uraian
pekerjaan yang satuannya lumsum, Uraian pekerjaan yang bersifat
bobot harus diletakkan dalam satu harga satuan pada dasarnya dapat di
minggu, dikarenakan uraian pekerjaan progress sesuai apa yang dicapai oleh

3
Jurnal Teknika (Jurnal Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan) ISSN : 2503-0711
Volume 01, No. 1, Tahun 2023
Tersedia Online http://www.jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/teknika/index e-ISSN : 2620-014
DOI : 10.30736/jt, Hal 1-4

Kontraktor sehingga perletakan bobot


dapat dibagi menjadi beberapa minggu.
Selain hal diatas ada satu hal lagi
yang harus dicermati dalam penyusunan
kurva-s yaitu menghindari pembagian
bobot yang merata dibeberapa minggu.
Dikarenakan dapat muncul
kemungkinan terjadinya deviasi negatif.

Gambar 6 Pembagian Bobot Merata


Dalam pembagian bobot
dibeberapa minggu, bobot yang paling
besar diletakan di minggu terakhir target
pekerjaan tersebut selesai.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari metode di atas
adalah kurva-s tidak akan berbentuk
mulus seperti huruf s. Selain itu dengan
metode diatas akan dapat membuat
progress dari suatu proyek deviasi positif
dikarenakan meletakan bobot yang
tertinggi di minggi terkahir pada target
penyelesain pekerjaan.

REFERENSI
Ilyas, Anshori. (2021). Kontrak Publik.
Pranada Media. Tersedia dari
Google Buku
Tjandra, W. Riawan. (2022). Hukum
Pengadaan Barang dan Jasa.
Pranada media. Tersedia dari
Google Buku

Anda mungkin juga menyukai