Anda di halaman 1dari 3

POP UNIT 3

“MELAKSANAKAN PERTEMUAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN TERENCANA”

PENDAHULUAN :

Peran pengawas operasional pertama adalah front line supervisor yaitu membawahi langsung para
karyawan tingkat pelaksana dan bertanggung jawab dalam pengelolaan k3 pertambangan. Tugas &
tanggung jawab pengawas operasional dalam kepmen ESDM 1827 pada lampiran 1 halaman 22
meliputi :

1. KTT / PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi
bawahannya
2. Melaksanakan inspeksi
3. Pemeriksaan dan pengujian
4. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan

Menurut permen ESDM Nomor 43 Tahun 2016, POP terbagi menjadi 8 unit kompetensi yaitu :

1. Melaksanakan peraturan perundang-undangan terkait KP


2. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab KP pada area yang menjadi tanggung jawab nya
3. Melaksanakan pertemuan KP terencana
4. Melaksanakan investigasi kecelakaan
5. Melaksanakan indetifikasi bahaya dan pengendalian resiko
6. Melaksanakan peraturan perundang-undangan terkait perlindungan lingkungan (KEPMEN
ESDM 1827-2018 Lampiran V & VII )
7. Melaksanakan inspeksi
8. Melaksanakan analisi keselamatan pekerjaan

Kami akan membawakan materi POP unit 3

DENGAN JUDUL UNIT : Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana

DAN DESKRIPSI UNIT: Unit kompetensi ini berhubungan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
pada area yang menjadi tanggung jawabnya.
Peraturan perundang-undangan mengenai Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan
Terencana
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Keputusan menteri energi dan sumber daya mineral republik indonesia
nomor 1827 tahun 2018
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4. Keputusan direktur jenderal mineral dan batuan nomor 185.k/37.04/DJB/2019
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara

Pada pertemuan keselamatan pertambangan terencana yang akan kami bahas yaitu

PERTEMUAN SAFETY TALK

Dasar hukum pelaksanaan safety talk tertera dalam Undang-undang No 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 3,
pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

Langkah –langkah dalam memulai pertemuan keselamatan pertambangan terencana


1. Menyiapkan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
2. Melaksanakan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
3. Mengevaluasi proses pelaksanaan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
4. Menindaklanjuti hasil pelaksanaan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
Sumber: PERATURAN-MENTERI-NOMOR-43-TAHUN-2016

Pertemuan safety Talk dibagi menjadi dua

1. Pertemuan dengan pembicaraan satu arah lebih ke penyampaian materi atau kegiatan apa yang
dilakukan sebelum bekerja pada perusaan pertambangan dilakukan dengan tujuannya untuk
memastikan pekerja yang akan mengerjakan tugas yang berisiko telah memiliki JSA yang sesuai,
memhami isinya, telah memenuhi persyaratan apdnya, lisensi, permit, peralatan, serta kualifikasinya
sebelum bekerja

2. Saat menyampaikan safety talk alangkah baiknya menyampaikan dengan komunikasi dua arah,
seperti membuat sesi tanya jawab dan pertanyaan pertanyaan kecil kepada anggota yang datang agar
pekerja ikut akrab dengan apa yang sedang kita sampaikan dan usahakan materi safety talk yang
disampaikan adalah terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, bahaya yang ada dilokasi kerja,
cara bekerja dengan aman dan yang lainnya.

Kira-kira perbedaan safety talk dan safety meeting ini apa sih?

Safety talk ini merupakan meeting yang dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan di lokasi kerja,
ketika toolbox meeting, maka pekerja akan dibagi ke beberapa kelompok berbeda, di lokasi pekerjaan
yang berebda inilah dilakukan pre job safety talk.
safety meeting itu sendiri adalah sebuah pertemuan yang harus dihadiri oleh semua pekerja,
supervisor, engineer, foreman, HSE dan wakil manajemen. Frekuensi pertemuannya bisa mingguan
atau bulanan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat oleh tim HSE.
Untuk safety talk/toolbox meeting sendiri dilakukan tujuannya adalah untuk memastikan pekerja
yang akan mengerjakan tugas yang berisiko telah memiliki JSA yang sesuai, memhami isinya, telah
memenuhi persyaratan APDnya, lisensi, permit, peralatan, serta kualifikasinya. Bentuk dari kegiatan
safety talk/toolbox meeting ini lebih bersifat diskusi grup informal. Program ini juga dapat digunakan
untuk melakukan promosi budaya K3 serta memfasilitasi diskusi terkait K3 di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai