Anita Rosiyanti - Praktikum Pupuk Kompos
Anita Rosiyanti - Praktikum Pupuk Kompos
Disusun Oleh :
Anita Rosiyanti
2011060300
B. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang dipakai pada praktikum ini yaitu ember, baskom, karung, sarung
tangan, pisau, dan sendok. Adapun bahan yang dipakai yaitu limbah organik, sekam,
dedak, cairan EM4, serbuk kayu, dan air bersih.
2. Cara Kerja
a. Campurkan dan aduk secara merata bahan-bahan sampah/limbah, dedak dan
arang sekam
b. Larutkan EM4 dan gula ke dalam ember berisi air yang telah disediakan dan
aduk secara merata
c. Siramkan larutan EM 4 sambil diaduk-aduk hingga campuran bahan organik
basah secara merata (bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes
dan bila kepalan dilepas adonan akan mekar/kadar air ± 30%)
d. Adonan tadi kita gundukan di atas lantai(kering)kemudian tutup dengan karung
goni atau karung beras selama 3-5 hari
e. Pada hari kedua dan ketiga kompos biasanya mengeluarkan panas yang
cukup tinggi lagi,sehingga setiap harinya harus dibolak balik dan.dibiarkan
sampai 10 menit sampai panasnya berkurang,kemudian gundukan ditutup
kembali sperti semula
f. Pada hari ke-4 kompos telah matang, sehingga panas tidak tinggi lagi.
Apabila dibuka nampak ditumbuhi jamur berwarna putih dan bila dipegang
terasa hangat. Kompos ini sudah bisa digunakan tetapi belum hancur
sehingga bentuk dan ukuran masih seperti bahan baku. Untuk menjadikan
kompos halus harus menunggu selama 21 hari. Selama Proses penghancuran
gundukan kompos diaduk setiap satu minggu sekali
g. Amati kualitas fisik dan kimia kompos yang terbentuk meliputi; tekstur,
warna, pH, dan suhu.
2. Pembahasan
Adapun pembahasan pada praktikum ini yaitu pada larutan effective
microorganisms 4 yang disingkat EM4 berisi microorganism fermentasi.Jumlah
microorganism fermentasi dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus.
Microorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam
memfermentasikan bahan organic. Dari sekian banyak mikroorganisme ada lima
golongan yang pokok yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomyces sp,
ragi (yeast), Actinomycetes.
Dalam proses fermentasi bahan organic microorganisme akan bekerja dengan baik
bila kondisinya sesuai. Proses fermentasi akan berlangsung dalam kondisi anaerob,
pH rendah (3-4), kadar garam dan kadar gula tinggi, kandungan air sedang 30-40%,
kandungan antioksidan dari tanaman rempah dan obat adanya mirorganisme
fermentasi dan suhu sekitar 40℃ - 50℃, selain berfungsi dalam proses fermentasi
dan dekomposisi bahan organic, EM4 juga mempunyai manfaat yang lain, seperti
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dan menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman dan
menjaga kestabilan produksi. Selain mempercepat pengomposan EM4 dapat
diberikan secara langsung untuk menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan
ke tanah, tanaman atau disemprotkan ke daun tanaman. Kompos yang dihasilkan
melalui fermentasi dengan pemberian EM4 dinamakan bokashi, kata bokashi berasal
dari Bahasa jepang yang berarti bahan organic yang terfermentasi.
Agen biologis yang terlibat pada pembuatan pupuk kompos yang dapat bekerja
secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5
golongan yang pokok yaitu Bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp,
Ragi (yeast), Actinomycetes. Yang memiliki fungsi untuk mengaktifkan bakteri
pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah sehingga mampu memfermentasikan
bahan organik menjadi asam amino.
Kompos terbentuk karena ada interaksi antar organisme pengurai yang bekerja di
dalamnya. Organisme pengurai antara lain jamur, aktinomiset, bakteri, dan cacing
tanah. Pengomposan dengan bantuan organisme pengurai tersebut bertujuan untuk
menurunkan rasio C/N bahan organik (BO) agar sesuai dengan rasio C/N tanah yakni
<20. Proses aerob dan anaerob saling menunjang dalam pembuatan kompos dengan
syarat kondisi lingkungan tertentu.
Secara biologi, penambahan kompos pada tanah akan memacu mikroorganisme
baik di tanah akan terpacu untuk berkembang. Proses-proses penguraian akan
membantu tanaman untuk tumbuh. Gas karbondioksida yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tanah bermanfaat untuk fotosintesis. Fiksasi nitrogen, amonifikasi,
dan nitrifikasi akan meningkat karena bahan organik pada kompos adalah sumber
karbon. Aktivitas mikroorganisme dalam tanah yang diberi kompos bisa juga
menghasilkan hormon pertumbuhan pada tanaman sehingga memacu pertumbuhan
dan jangkauan akar dalam memperoleh makanan lebih luas. Lahan pertanian yang
diberi kompos membuat populasi nematoda di daerah itu lebih terkendali. Bahan
organik pada kompos memacu perkembangan cendawan dan bakteri yang dapat
mengganggu perkembangan nematoda.
D. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Aden Ruslani, and Didik Himmawan. 2022. “Pemberdayaan Petani Melalui Pembuatan Pupuk Kompos Dengan
Pemanfaatan Limbah Organik Di Desa Kedokangabus Kabupaten Indramayu.” ENGAGEMENT: Jurnal
Pengabdian Masyarakat 1 (1): 7–13. https://doi.org/10.58355/engagement.v1i1.5.