Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 1, Mei, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)

------------------------------------------------------------------------

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MELALUI
METODE BERMAIN PADA KELAS VIII-4 SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 2 BATUSANGKAR.

Ali Asmi 1, Hendri Neldi2, Khairuddin3


1
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Padang, Jalan Prof. DR. Hamka Air Tawar Barat, Padang, 25132, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Padang, Jalan Prof. DR. Hamka Air Tawar Barat, Padang, 25132, Indonesia
3
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Padang, Jalan Prof. DR. Hamka Air Tawar Barat, Padang, 25132, Indonesia

E- Mail: aliasmi@fik.unp.ac.id1 , hendrineldi@fik.unp.ac.id2, khairuddin@fik.unp.ac.id3

Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran
Penjasorkes. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan minat belajar siswa
dalam pembelajaran Penjasorkes dikelas VIII-4 SMP Negeri 2 Batusangkar?. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui manfaat dari metode bermain dalam menarik minat belajar siswa untuk
meningkatkan pembelajaran Penjasorkes.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari siklus I
dan siklus II. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Batusangkar dengan subjek penelitian kelas VIII-4 dengan
jumlah siswa 33 orang. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui lembar observasi dianalisis
secara deskripsi dengan teknik persentase dan angket dianalisis menggunakan sistem penskoran skala
Likert.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan melalui hal-hal sebagai
berikut: (1) Aktivitas gerak siswa meningkat, peningkatan gerak siswa mencapai 75,7%, (2)
Kerjasama siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat mencapai 78,8% serta disiplin siswa
meningkat yaitu mencapai 90,9%, (3) Analisis minat belajar siswa menunjukan bahwa kategori minat
siswa dalam proses pembelajaran adalah sangat tinggi. Dengan demikian pembelajaran Penjasorkes
melalui metode bermain dapat meningkatkan minat belajar siswa dikelas VIII-4 SMP Negeri 2
Batusangkar.
Kata Kunci : Minat Belajar, Metode Bermain

PENDAHULUAN Departemen Pendidikan Nasional Tahun


Berbagai kemajuan dalam peradaban 2003 menjelaskan bahwa “Pendidikan jasmani
manusia sampai saat ini tidak pernah lepas dari adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
dunia pendidikan. Hal ini tentunya beralasan aktivitas jasmani yang direncanakan secara
karena melalui pendidikan dapat tercipta Sumber sistematik yang bertujuan untuk meningkatakan
Daya Manusia (SDM) yang mampu individu secara organik, neuromuskuler,
mengoptimalkan berbagi sumber daya yang ada perseptual, kognitif dan emosional dalam
untuk dimanfaatkan dalam kehidupan. kerangka system pendidikan nasional”.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Melalui pembelajaran Penjasorkes dalam
Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan bentuk bermain ini, diharapkan siswa dapat
Nasional dan Perturan Pemerintah tentang berpatisipasi aktif yang pada akhirnya mereka
Standar Nasional Pendidikan, diharapkan memiliki pengalaman belajar yang bermakna,
memberikan peluang untuk menyempurnakan menarik dan menyenangkan, sedangkan guru
kurikulum yang komprehensif (luas dan lengkap) berperan sebagai fasilitator dan motivator.
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Berdasarkan hasil observasi yang peneliti
nasional. lakukan dilapangan menunjukan bahwa
pelaksanaan pengajaran Penjasorkes kelas VIII-4

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..33


Sefriadiansyah1, Eldawaty2
di SMP Negeri 2 Batusangkar belum sesuai a. Materi yang dipelajari haruslah menjadi
dengan ketuntasan kurikulum KTSP. menarik dan menimbulkan susana yang
Pelaksanaan Penjasorkes seharusnya baru. Misalnya dalam bentuk permainan,
menyenangkan bagi siswa tapi kenyataannya diskusi atau pemberian tugas diluar
siswa terlihat kurang berminat dalam sekolah sebagai variasi kegiatan belajar.
pelaksanaan pembelajaran seperti: siswa b. Materi pelajaran menjadi lebih menarik
mengobrol dengan temannya sendiri, tidak apabila siswa mengetahui tujuan dari
serius, malas-malasan dalam mengerjkan pelajaran itu.
kegiatan yang diberikan oleh guru dilapangan. c. Minat siswa terhadap pelajaran dapat
Kualitas pembelajaran tergolong rendah dan dibangkitkan dengan variasi metode
gaya mengajar yang dilakukan guru dalam yang digunakan.
mengajar dilapangan, cenderung tradisional atau d. Minat siswa juga bisa dibangkitkan kalau
hanya menggunakan satu gaya mengajar saja. mereka mengetahui manfaat atau
Guru dalam perakteknya kurang kreatif dalam kegunaan dari pelajaran itu bagi dirinya.
memberikan model pembelajaran, hanya
menekankan hasil akhir tanpa memperhatikan Selanjutnya Abdul Majid (2012:226)
proses pembelajaran. mengatakan bahwa masalah-masalah belajar
Minat dalam belajar perlu mendapatkan dapat digolongkan atas:
perhatian khusus karena minat merupakan salah a. Sangat cepat dalam belajar, yaitu murid-
satu faktor pendukung atau penunjang murid yang tampaknya memiliki bakat
keberhasilan dalam belajar. Arikunto (dalam akademik yang cukup tinggi, memili IQ
Meilinda 2009:6) mengatakan dengan adanya 130 atau lebih.
minat dan perhatian siswa pada pelajaran yang b. Keterlambatan akademik, yaitu murid-
diberikan, maka isi dari pelajaran akan diserap murid yang tampaknya memiliki
dengan baik. inteligensi normal tetapi tidak dapat
Sebaliknya tanpa adanya minat atau memanfaatkannya secara baik.
perhatian terhadap apa yang diberikan guru tidak c. Lambat belajar, yaitu murid-murid yang
akan didengar apalagi dikuasai, bila individu tampak memiliki kemampuan yang
sudah berminat terhadap sesuatu dengan kurang memadai. Mereka memiliki IQ
sendirinya akan tertarik kepada objek tersebut sekitar 70-90 sehingga perlu
bahkan jiwanya akan dicurahkan kepada apa dipertimbangkan untuk mendapatkan
yang sedang diperhatikannya. bantuan khusus.
Siswa yang berminat terhadap pelajaran d. Penampakan kelas, yaitu murid-murid
akan tampak terdorong dan selalu tekun dalam yang umur, kemampuan, ukuran dan
belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya minat-minat sosial yang terlalu
hanya menerima pelajaran. Jika minat seseorang besar/terlalu kecil untuk kelas yang
tinggi dalam belajar, maka ia cendrung aktif ditempatinya.
dalam belajar dan akan menguasai materi e. Kurang motif dalam belajar, yaitu murid-
pelajaran. murid yang kurang semangat dalam
Siswa akan terdorong untuk belajar apabila belajar, mereka tampak jera dan malas.
mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab f. Sikap dan kebiasaan buruk, murid-murid
itu, meningkatkan minat belajar siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya
merupakan salah satu teknik dalam berlawanan atau tidak sesuai dengan
mengembangkan motivasi siswa dan seharusnya.
meningkatkan hasil belajar. Ada berberapa hal g. Kehadiran di Madrasah, murid-murid
yang dapat mempengaruhi minat belajar dan yang sering tidak hadir atau menderita
untuk mempengaruhi minat siswa tersebut maka sakit dalam waktu yang cukup lama
seseorang pendidik harus mampu mengubah sehingga kehilangan sebagian besar
proses belajar yang membosankan menjadi kegiatan belajarnya.
pengalaman belajar yang mengairahkan atau
menyenangkan. Skinner (dalam Wijaya Guru yang akrab dengan murid, menghargai
Kusumah 2012:297) mengungkapkan sebagai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka
berikut: memberi petunjuk jika murid menghadapi
kesulitan, hal ini akan dapat menimbulkan
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..34
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
perasaan sukses dalam diri muridnya dan akan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menumbuhkan keyakinan dalam diri murid. Guru Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
yang memiliki penilaian diri yang positif akan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan
ditiru oleh murid-muridnya juga akan memiliki minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran
penilaian diri yang positif terhadap dirinya Penjasorkes melalui metode bermain yang
sendiri. dimodifikasi. Metode penelitian yang dilakukan
Jadi, guru yang kurang akrab dan kurang dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
menghargai usaha-usaha murid maka murid akan Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin.
merasa kurang diperhatikan dan akan Konsep pokok PTK menurut Kurt Lewin terdiri
mengakibatkan murid itu malas belajar atau dari empat komponen, yaitu: perencanaan
kurangnya minat belajar sehingga anak tersebut (planning), tindakan (acting), pengamatan
akan mengalami kesulitan didalam belajar. (observasing) dan refleksi (reflecting). Hubungan
Achmad Patusari (2012:18-19) menjelaska keempat komponen tersebut dipandang sebagai
bahwa manfaat pendidikan jasmani dan olahraga satu siklus.
disekolah secara umum mencangkup sebagai Dalam penelitian tindakan kelas yang
berikut: menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak. VIII-4 yang terdiri dari 33 siswa terdiri dari 18
b. Mengenalkan anak pada lingkungan dan siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
potensi dirinya. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari
c. Menanamkan dasar-dasar keterampilan berberapa sumber yaitu siswa, guru dan teman
yang berguna. sejawat.
d. Menyalurkan energi yang berlebih. 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang
e. Merupakan peroses pendidikan secara minat belajar siswa dalam peroses belajar
serampak baik fisik, mental maupun mengajar.
emosional. 2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan
Bermain merupakan suatu kegiatan yang implementasi pembelajaran melalui metode
penting bagi kehidupan anak, melalui bermain bermain.
akan menimbulkan kesenangan, kelincahan dan 3. Teman sejawat dan kolaborator, teman
kesejahterahan bagi anak sehingga anak akan sejawat dan kolaborator dimaksudkan
bergairah dan memudahkan anak melakukan sebagai sumber data untuk melihat
kegiatan tanpa paksaan. Jadi dengan bermain implementasi PTK secara lengkap,
dapat miningkatkan minat anak dalam mencangkup semua hal yang diperlukan,
melakukan suatu kegiatan. baik dari sisi siwa maupun guru.

METODE A. Alat dan Teknik Pengumpulan Data


Setting dalam penelitian ini meliputi 1. Alat Pengumpulan Data
tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus Alat penelitian ini terdiri dari berberapa
penelitian tindakan kelas (PTK). Setting macam yaitu:
penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Observasi
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan b. Wawancara
di SMP N 2 Batusangkar untuk mata pelajaran c. Dekumentasi
Penjasorkes. Sebagai subjek dalam penelitian ini d. Kuesioner
adalah siswa kelas VIII-4 tahun pelajaran e. Diskusi
2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 33 2. Teknik Pengumpulan Data
siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa Teknik pengumpulan data dalam penelitian
perempuan. ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi.
Penelitian ini dimulai pada tanggal 23 Mei a. Observasi
sampai tanggal 6 juni 2014. Penentuan waktu Penulis mencetak kegiatan yang dilakukan
penelitian ini, mengacu pada kelender akademik anak berdasarkan indikator, aspek yang diamati
sekolah, karena penelitan tindakan kelas guru melalui pedoman ini adalah yang berkaitan
memerlukan berberapa siklus yang dengan paroses belajar mengajar, ini digunakan
membutuhkan proses belajar mengajar yang untuk mengetahui kesesuian pelaksanaan
efektif dikelas. tindakan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya.
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..35
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
b. Wawancara N = Jumlah anak yang hadir.
Penulis menanyakan berberapa pertanyaan Selanjutnya hasil pengukuran minat belajar
kepada anak diakhir pembelajaran tentang siswa diolah dengan menggunakan sistem
kegiatan yang telah mereka lakukan penskoran skala Likert dengan menggunakan
menggunakan panduan wawancara untuk empat pilihan agar jelas minat responden. Untuk
mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang menafsirkan hasil pengukuran digunakan kriteria
pembelajaran Penjasorkes melalui metode sebagai berikut:
bermain.
c. Dokumentasi Tabel 1. Kategori Skor untuk Setiap Butir
Penulis mendokumentasi berupa lembaran Pernyataan
observasi, foto maupun video yang diambil
RESPONDEN KATEGORI SKOR
sewaktu pembelajaran sedang berlangsung.
d. Kuesioner Sangat setuju 4
Untuk mengetahui pendapaat atau sikap dan
teman sejawat tentang pembelajaran Penjasorkes Setuju 3
melalui metode bermain.
e. Diskusi Tidak setuju 2
Diskusi antara guru, teman sejawat dan Sangat tidak setuju 1
kolaborator untuk refleksi hasil siklus penelitian
tindakan kelas (PTK).
Skor tertinggi untuk instrumen tersebut
B. Indikator Kinerja adalah 15 butir x 4 = 60 dan skor terendah 15
Dalam PTK ini yang akan dilihat butir x 1 = 15. Skor ini dikualifikasikan menjadi
indikator kinerja selain siswa adalah guru karena empat kategori minat yaitu sangat tinggi (sangat
guru merupkan fasilitator yang sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang) dan sangat
berpengaruh terhadap kinerja siswa. rendah (sangat kurang). Berdasarkan kategori
1. Siswa tersebut dapat ditentukan minat individu siswa.
Observasi: keaktifan siswa dalaam proses Penetuan kategori hasil pengukuran minat dapat
belajar mengajar dalam pembelajaran dilihat pada tabel berikut ini:
Penjasorkes dilapangan.
2. Guru Tabel 2. Kategori Minat Siswa untuk 15 Butir
a. Dokumentasi: kehadiran siswa. Pernyataan
b. Observasi: hasil observasi. dengan Rentang Skor 15 Sampai 60
No Skor siswa Kategori minat
C. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi Lebih dari
1 Sangat tinggi/sangat baik
dianalisi secara derkriptif. Setiap kegiatan 48
pembelajaran yang dilakukan merupakan bahan 42 sampai
2 Tinggi/baik
yang menentukan tindakan berikutnya. 47
Disamping itu, seluruh data digunakan untuk 30 sampai
3 Rendah/kurang
mengambil kesimpulan dan tindakan yang 41
dilakukan. Data yang berhasil disimpulkan Kurang dari
4 Sangat rendah/sangat kurang
kemudian dianalisi dengan menggunakan teknik 30
analisis deskriptif dengan meggunakan teknik
persentase untuk melihat kecederungan yang D. Prosedur Penelitian
terjadi dalam kegiatan pembelajar. Dengan Prosedur pelaksanaan penelitian ini akan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh dilakukan secara bersiklus yaitu siklus I dan
Hariadi dalam Ria Santosa (2009:43) seperi siklus II. Setelah selesai siklus I, dilanjutkan
berikut: dengan siklus II. Siklus II sangat ditentukan oleh
F indikator keberhasilan siklus I. Masing-masing
𝑝 = x 100%
N siklus terdiri dari satu pertemuan.
Keterangan: P = Persentase.
Siklus merupakan ciri khas dari penelitian
F = Jumlah anak yang terlibat
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
dalam setiap aspek.
ini mengacu kepada model Kurt Lewin. Konsep
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..36
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
pokok penelitian tindakan kelas model Kurt
Lewin (dalam Wijaya Kusumah 2012:20) terdiri
dari empat komponen, yaitu perencanaan 3. Pengamatan (Observation)
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan Peneliti melakukan pengamatan terhadap
(observating), perenungan (reflecing). minat belajar siswa melalui metode
bermain.
Siklus 1 4. Refleksi (Reflecting)
Siklus pertama dlam PTK ini terdiri dari Peneliti melakukan refleksi terhdap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis
refleksi sebagai berikut: serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan
1. Perencanaan (Planning) pembelajaran melalui metode bermain
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk dalam peningkatan minat belajar siswa
mengetahui kompetensi dasar yang akan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan Olahraga dan Kesehatan di Sekolah
pembelajaran metode bermain. Menengah Pertama.
a. Membuat rencana pembelajaran metode
bermain. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Membut lembar kerja siswa. A. Hasil Penelitian
c. Membuat instrumen yang digunakan dalam Setelah melakukan prosedur Penelitian
PTK. Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari
membuat proposal, membuat lembaran
2. Pelaksanaan (Acting) instrumen dan menerapkan metode yang dibuat
a. Membagi siswa dalam bentuk kelompok. maka peneliti melaporkan hasil PTK. Peneliti
b. Menyajikan materi pelajaraan. juga telah melakukan teknik pengumpulan data,
c. Memberikan materi dalam bentuk bermain. kemudian menganalisis data bersama obsever,
d. Dalam melakukan aktivitas bemain, guru mencoba menarik kesimpulan, menentukan
mengarahkan murid. tindakan perbaikan sesuai dengan hasil penelitian
e. Melakukan pengamatan atau observasi. dan menentukan tindakan selanjutnya pada
masing-masing siklus, maka pada bab ini peneliti
3. Pengamatan (Observation) akan menguraikan hasil penelitian yang telah
a. Situasi kegiatan belajar mengajar. dicapai dalam melaksanakan PTK.
b. Keaktifan siswa dalam peroses belajar. 1. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
4. Refleksi (Reflecting) Perencanaan pada siklus I pada tanggal 23
Peneliti mengadakan evaluasi dari kegiatan Mei 2014, peneliti membuat rencana pelaksanaan
perencanaan, pelaksanaan dan observasi. Dari pembelajaran sebagai berikut:
evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk
acuan dalam penyusunan perencanaan pada mengetahui kompetensi dasar yang akan
siklus berikutnya yaitu siklus II sebagai upaya disampaikan kepada siswa dalam
perbaikan. pembelajaran Penjasorkes.
Siklus 2 2) Membuat rencana pembelajaran yang
Seperti halnya siklus pertama, siklus mengacu pada tindakan yang diterapkan
keduapun terdiri dri perencanaan (Planning), dalam PTK yaitu dengan pembelajaran
pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observation) melalui permainan.
dan refleksi (Reflecting). 3) Membuat sarana prasarana yang menunjang
1. Perencanaan (Planning) proses pembelajaran.
Peneliti melakukan rencana pembelajaran 4) Menyusun lembar pengamatan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus pembelajaran.
pertama. 5) Peneliti membuat lembaran instrumen.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran b. Tahap pelaksanaan tindakan
Penjasorkes dengan metode bermain Tahap pada pelaksanaan tindakan dilakukan
berdasarkan rencana pembelajaran hasil dengan prosedur yang telah direncanakan pada
refleksi pada siklus pertama. tanggal 23 Mei 2014. Pada pertemuan ini jumlah
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..37
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
siswa yang hadir 32 orang dari 33 orang yang Setelah siswa melaksanakan pemanasan
terdaftar dikelas VIII-4, satu orang siswa yang umum, siswa dikumpulkan kembali selanjutnya
tidak hadir tanpa keterangan sedangkan observer guru memberi penjelasan materi tentang tolak
sebagai kolaborator hadir keseluruhannya peluru gaya membelakang dengan pendekatan
jumlahnya adalah dua orang. bermain. Dalam pemanasan khusus siswa
1) Pendahuluan melaksanakan kegiatan cara menolak dalam
Pada siklus ini proses pembelajaran pendekatan bermain yang dimodifikasi.
berlangsung berdasarkan rencana pelaksanaan Tujuannya adalah selain meningkatkan
pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. kesenangan bagi siswa diharapkan siwa juga
Didalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes, mampu menolak peluru secara baik dan benar.
langkah-langkah kegiatan pembelajaran atau a. Alat yang digunakan
proses pembelajaran yang akan dilakukan Bola-bola kecil yang berwarna-warni
sebelumnya adalah mengumpulkan siswa untuk sebanyak 50 bola dan patok digunakan untuk
berbaris, berdo’a, absensi, merangsang pembatas antara kelompok.
pengetahuan awal siswa tentang materi tolak b. Pelaksanaannya
peluru gaya membelakang, peregangan, Siswa dibagi menjadi dua bagian terdiri dari
pemanasan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. dua kelompok yang jumlahnya sama banyak dan
Pelaksanaan pemanasan dilakukan dalam antara kelompok saling berhadapan satu sama
dua bentuk yaitu pemanasan umum dan lainnya. Jarak antara kelompok sekitar dua atau
pemanasan khusus. Dalam pemanasan umum tiga meter . Selanjutnya guru membagikan bola-
guru memberikan bentuk-bentuk permainan yang bola kecil kepada masing-masing kelompok.
menyenangkan tujuannya selain meningkatkan Apabila guru telah memberikan aba-aba “ya”,
frekuensi jantung secara berlahan, juga untuk masing-masing kelompok harus menolak peluru
meningkatkan kesenangan siswa terhadap kekelompok yang lain sebanyak mungkin.
pembelajaran. Permainan tradisional yang Pemenang ditentukan oleh kelompok yang
penulis berikan dalam pemanasan umum yaitu berhasil mempertahankan kawasannya dari
permainan “Hitam-Hijau” sedangkan dalam serangan. Kelompok yang kalah yaitu kelompok
pemanasan khusus dan kegiatan inti yang tidak bisa melindungi kwasan atau
mengarahakan siswa ke materi tolak peluru memiliki bola terbanyak dikawasannya. Guru
dengan pendekatan bermain yang dimodifikasi. memberikan hukuman kepada kelompok yang
kalah sesuai dengan kesepakatan kelompok yang
1) Pemanasan Umum menang. Proses pelaksanaan pemanasan khusus
Setelah siswa melakukan pereganggan dengan permainan modifikasi dapat dilihat pada
selanjutnya siswa melaksanakan pemanasan cuplikan atau gambar berikut ini:
umum. Pemanasan umum dilaksanankan
permainan tradisional yaitu permainan “Hitam-
Hijau”. Cara pelaksanaannya, siswa dibagi
menjadi dua bebanjar yang saling berhadapan
selanjutnya guru menentukan nama kepada
kelompok. Kelompok pertama bernama hitam
dan kelompok kedua bernama hijau. Apabila
guru mengatakan hijau maka kelompok hitam
mengejar kelompok hijau, begitupun sebaliknya.
Target pengejaran yaitu lawan kelompok yang Gambar 7. Pelaksanaan Pemanasan Khusus
berada dihadapannya. Siswa diberikan waktu 30 dengan Permainan Modifikasi
detik untuk mengejar. Siswa yang berhasil
adalah siswa yang mampu menangkap dan 2) Kegiatan Inti
meloloskan diri dari pengejaran. Bagi siswa yang Setelah melaksanakan pemanasan khusus,
tertangkap dan tidak mampu menangkap akan siswa dikumpulkan kembali selanjutnya memberi
mendapatkan hukuman sesuai dengan sepakatan penjelasan tentang kigiatan inti. Didalam
bersama. kegiatan inti, siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan permainan tolak peluru
2) Pemanasan khusus yang dimodifikasi yaitu permainan “Lempar
Sasaran”. Tujuan permainan ini yaitu melatih
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..38
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
siswa dalam menolak dan melatih siswa 19
Siswa bergerak kurang aktif = x 100% =
32
mengarakan peluru kearah sasaran. Kegiatan inti
59,4%
dilakukan dengan perlombaan antara kelompok. 21
c. Alat yang digunakan Siswa berkerja sama baik = x 100% = 65,6%
32
11
Peluru yang dimodifikasi, kardus dan patok. Siswa berkerja sama kurang baik = x 100% =
32
d. Pelaksanaannya
34,4%
Siswa dibagi menjadi enam kelompok, 25
terdiri dari tiga kelompok laki-laki dan tiga Siswa berdisiplin baik = x 100% = 78,1%
32
7
kelompok perempuan yang jumlahnya sama Siswa berdisplin kurang baik = x 100% =
32
banyak. Selanjutnya guru membagikan peluru 21,9%
yang dimodifikasi dan kardus kepada masing- Data hasil pengamatan diatas menunjukan
masing kelompok, jarak kardus dengan bahwa siswa yang bergerak aktif prsentasenya
kelompok antar 1-2 meter dan jarak kardus adalah 40,6% siswa bekerja sama baik adalah
antara garis finish kurang lebih satu meter. 65,6% dan siswa berdisiplin baik adalah 78,1%.
Apabila guru telah memberikan aba-aba “ya”, Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
maka masing-masing kelompok berusaha kegiatan pembelajaran Penjasorkes tersebut
melempar kardus dengan peluru yang diperoleh rata-rata 61,4% pada siklus I
dimodifikasi. Pemenang ditentukan oleh pertemuan satu.
kelompok yang mampu melempar kardus Setelah siswa melesaikan pembelajaran,
melewati garis finish. Proses pelaksanaan guru membagikan angket tentang pembelajaran
kegiatan inti dengan permainan modifikasi yang telah dilaksanakan pada siklus I. Hasil
lempar sasaran dapat dilihat pada cuplikan atau pengukuran minat belajar siswa diolah dengan
gambar berikut ini: menggunakan penskoran skala Likert dengan
maksud agar guru mengetahui kinerja guru
terutama minat belajar siswa terhadap
pembelajaran Penjasorkes.
Berdasarkan tabel analisis data minat belajar
siswa terhadap pembelajaran Penjasorkes diatas
diperolehan rata-rata 48,7 ( jumlah skor semua
siswa dibagi julmlah siswa dikelas) sehingga
dapat ditentukan bahwa minat belajar siswa
Gambar 8. Pelaksanaan Kegiatan Inti dengan dikelas VIII-4 pada siklus I dikategorikan sangat
Permainan Modifikasi Lempar Sasaran tinggi (sangat baik). Penentuan kategori hasil
pengukuran minat kelas dapat dilihat pada tabel
3) Kegiatan Penutup berikut ini:
Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan Tabel 5. Kategori Minat Kelas untuk 15 Butir
dan dibariskan kemudian guru mengevaluasi Pernyataan dengan Rentang Skor 15 Sampai
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan serta 60
memberikan solusi tentang materi yaang belum
dipahami siswa selanjutnya do’a penutup dan No Skor siswa Kategori minat
terakhir siswa dibubarkan.
Lebih dari
c. Tahap pengamatan 1 Sangat tinggi/sangat baik
48
Selama proses pembelajaran berlangsung
42 sampai
guru dan kolaborator melakukan penilaian proses 2 Tinggi/baik
47
dan pengamatan terhadap kegiatan siswa. Aspek
30 sampai
yang diamati selama proses pembelajaran 3 Rendah/kurang
41
berlangsung yaitu gerak siswa dalam
melaksanakan permainan terlibat aktif atau tidak, Kurang dari
4 Sangat rendah/sangat kurang
30
kerja sama siswa dan kedisiplinannya.
Ʃ Skor yang diperoleh
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = x 100% d. Tahap refleksi
Ʃ siswa
13
Siswa bergerak aktif = x 100% = 40,6% Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap
32
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini
terdapat temuan-temuan sebagai berikut:
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..39
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
1) Tingkat siswa yang begerak aktif masih Didalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes,
rendah yaitu sebanyak 13 siswa terlibat aktif langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
dan 19 siswa yang masih kurang aktif. akan dilakukan sama dengan siklus sebelumnya
2) Kerja sama siswa sangat bagus yaitu siswa yaitu mengumpulkan siswa untuk berbaris,
yang berkerja sama baik sebanyak 21 siswa berdo’a, absensi, merangsang kembali
dan siswa yang kurang bekerja sama pengetahuan siswa tentang materi tolak peluru
sebanyak 11 orang siswa. gaya membelakang, peregangan, pemanasan
3) Disiplin siswa diperoleh sebanyak 25 siswa umum, pemanasan khusus, kegiatan inti dan
yang berdisiplin baik dan 7 orang siswa kegiatan penutup.
yang disiplinnya kurang baik. Perbedaan pada siklus sebelumnya adalah
4) Analisis minat belajar siswa diperoleh rata- dari pelaksanaan pemanasan umum, pemanasan
rata 48,7 dengan kategori minat belajar khusus dan kegiatan inti. Semua kegiatan
siswa dikelas VIII-4 adalah sangat tersebut dilakukan dengan permainan yang
tinggi/sangat baik. berbeda agar anak tidak jenuh terhadap
2. Pelaksanaan siklus II pembelajaran. Permainan yang diberikan lebih
Siklus II merupakan tindakan perbaikan dari diarahkan sehingga siswa mampu melaksanakan
siklus sebelumnya tetapi didalam siklus ini tolak peluru gaya membelakang secara baik dan
terdapat perbedaan permainan, tujuannya adalah benar. Didalam pemanasan umum pada siklus ini
agar siswa tidak jenuh terhadap pembelajaran adalah permainan tradisional yaitu permainan
dan minat siswa terhadap pembelajaran “Angka Bergulir” sedangkan dalam pemanasan
diharapkan akan terus meningkat. Pada siklus II khusus dan kegiatan inti lebih mengarahakan
ini, permainan yang diberikan lebih diarahkan siswa kepada materi tolak peluru gaya
kepada materi tolak peluru gaya membelakang membelakang dengan pendekatan bermain yang
sehingga pada akhirnya siswa mampu melakukan dimodifikasi.
tolak peluru gaya membelakang secara benar.  Pemanasan Umum
a. Tahap perencanaan Setelah siswa melakukan pereganggan
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 6 juni selanjutnya siswa melaksanakan pemanasan
2014 dengan banyak siswa 33 orang dan dua umum. Pemanasan umum dilaksanankan dengan
orang kabolator. Adapun perecanaan tindakan bentuk permainan berupa permainan tradisional
pada siklus II ini adalah sebagai berikut: yaitu permainan “Angka Bergulir”. Cara
1) Membuat rencana pelaksanaan pelaksanaannya, siswa dibagi menjadi enam
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan kelompok, terdiri dari tiga kelompok laki-laki
berdasarkan kebutuhan penulisan laporan dan tiga kelompok perempuan. Setiap kelompok
yang digunakan dalam penelitian. berbaris sehingga membentuk enam baris sejajar.
2) Membuat instrumen yang digunakan dalam Selanjutnya guru memberikan nama kelompok
siklus PTK. sesuai dengan urutan satu sampai urutan enam.
3) Menyiapakan media yang diperlukan untuk Guru bertugas memberikan aba-aba,
membantu pengajaran agar proses apabila aba-aba satu dan dua, maka kelompok
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan satu pindah kekelompok dua dan kelompok dua
dengan lancar. pindah kekelompok satu. Selanjutnya apabila
4) Menyusun lembar pengamatan guru menyebutkan kelompok tiga dan enam,
pembelajaran. maka kelompok tiga akan pindah kekelompok
5) Memperbaiki permainan agar lebih efektif enam dan kelompok enam akan pindah
dalam proses pelaksanaan pembelajaran. kekelompok tiga, begitu seterusnya. Dengan
b. Tahap pelaksanaan catatan kelompok yang pindah akan berubah
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan nama kelompoknya sesuai dengan kelompok
prosedur yang telah direncanakan pada tanggal 6 yang ditempatinya.
juni 2014. Pada pertemuan ini siswa VIII-4 hadir Guru akan memberikan hukuman apabila
keseluruhannya dan observer sebagai kolaborator siswa terlambat bergerak atau salah dalam
yang hadir adalah dua orang. menanggapi perintah yang diberikan oleh guru.
1) Pendahuluan Hukuman yang diberikan berupa push up, lompat
Pada siklus ini proses pembelajaran atau bernyanyi sesuai dengan kesepakatan
berlangsung berdasarkan rencana pelaksanaan bersama. Proses pelaksanaan pemanasan umum
pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. dengan permainan tradisional angka bergulir
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..40
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
dapat dilihat pada cuplikan atau gambar berikut kegiatan. Proses pelaksanaan pemanasan khusus
ini: dengan permainan modifikasi dapat dilihat pada
cuplikan atau gambar berikut ini:

Gambar 9. Pelaksanaan Pemanasan Umum


dengan Permainan Tradisional Angka
Bergulir Gambar 10. Pelaksanaan Pemanasan Khusus
dengan Permainan Modifikasi
 Pemanasan Khusus
Setelah siswa melaksanakan pemanasan 2) Kegiatan Inti
umum, siswa dikumpulkan kembali selanjutnya Setelah melaksanakan pemanasan khusus,
memberi penjelasan materi tentang tolak peluru siswa dikumpulkan kembali, selanjutnya
gaya membelakang dengan pendekatan bermain. memberi penjelasan tentang kigiatan inti yang
Dalam pemanasan khusus siswa hanya akan dilakukan. Didalam kegiatan inti, siswa
melaksanakan kegiatan cara meluncur atau fase melaksanakan kegiatan mulai dari fase awal
awal dalam melaksanakan tolak perluru dengan sampai ke fase utama dari tolak peluru. Kegiatan
gaya membelakang (obrient) dalam bentuk inti dilakukan dengan permainan modifikasi.
bermain. Tujuannya pemanasan khusus ini Permainan yang dilakukan berbeda dengan siklus
adalah supaya siswa dapat melaksanakan fase sebelumnya agar siswa tidak jenuh terhadap
awal secara baik dan benar. pembelajaran. Pada siklus ini permainan lebih
e. Alat yang digunakan diarahkan kepada kemampuan siswa dalam
Botol mineral yang berisikan pasir sebanyak melaksanakan tolak peluru gaya membelakang
empat botol, sebagai peluru yang dimodifikasi (obrient). Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
dan patok digunakan untuk membatasi dengan perlombaan antara kelompok.
pergerakan sisiwa. g. Alat yang digunakan
f. Cara pelaksanaannya Botol mineral yang berisikan pasir sebanyak
Siswa dibagi menjadi empat kelompok, empat botol, sebagai peluru yang dimodifikasi,
terdiri dari dua kelompok laki-laki dan dua patok sebagai pembatas gerak siswa dan kardus
kelompok perempuan. Satu kelompok terdiri 7 sebagai target atau sasaran dalam pelaksanaan
sampai 9 orang siswa setiap kelompok kegiatan.
dipisahakan menjadi dua bagian yang saling h. Cara pelaksanaannya
berhadapan, jaraknya kurang lebih sekitar empat Jumlah kelompok sama dengan pelaksanaan
meter. Selanjutnuya guru membagikan peluru kegiatan sebelumnya. Masing-masing kelompok
yang dimodifikasi kepada masing-masing berbaris rapi sesuai dengan patok yang telah
kelompok. ditentukan dan posisi kelompok mengadap
Apabila guru telah memberikan aba-aba kekardus yang telah disediakan, selanjutnya guru
“ya”, siswa yang didepan harus meluncur atau membagikan peluru yang telah dimodifikasi
melakukan fase awal dari tolak peluru dan belari kepada setiap kelompok. Masing-masing
menghampiri teman kelompok yang berada kelompok memperoleh satu peluru dan jarak
didepannya dengan memberikan peluru tesebut kardus dengan kelompok antar 2-3 meter.
selanjutnya siswa yang mendapatkan peluru, Apabila guru telah memberikan aba-aba “ya”,
berlari lagi seperti yang dilakukan oleh teman maka masing-masing kelompok melakukan
sebelumnya dan begitu seterusnya sampai semua kegiatan dengan menggunakan fase awal sampai
siswa mendapatkan giliran yang sama. Guru kepada fase utama dalam tolak peluru dengan
memberikan hukuman kepada kelompok yang menggunakan awalan gaya membelakang
terlambat atau asal-asalan dalam melaksanakan (obrient).
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..41
Sefriadiansyah1, Eldawaty2
Selanjutnya siswa melakukan tolakan 8
Siswa bergerak kurang aktif = x 100% =
33
kearah kardus yang berada didepan kelompok
24,2%
setelah melakukan tolakan, siswa tersebut 26
mengambil kembali peluru serta memberikan Siswa berkerja sama baik = x 100% = 78,8%
33
7
peluru kepada teman kelompok yang berada Siswa berkerja sama kurang baik = x 100% =
33
dibelakangnya, teman yang memperoleh peluru
21,2%
tersebut melakukan kegiatan seperti yang 30
dilakukan teman sebelumnya dan begitu Siswa berdisiplin baik = x 100% = 90,9%
33
3
seterusnya. Proses pelaksanaan kegiatan inti Siswa berdisplin kurang baik = x 100% =
33
dengan permainan modifikasi dapat dilihat pada 9,1%
cuplikan atau gambar berikut ini: Data hasil pengamatan diatas menunjukan
bahwa siswa yang bergerak aktif prsentasenya
adalah 75,8% siswa bekerja sama baik adalah
78,8% dan siswa berdisiplin baik adalah 9,1%
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
kegiatan pembelajaran Penjasorkes tersebut
diperoleh rata-rata 81,8 % pada siklus II
pertemuan dua.
Setelah siswa melesaikan pembelajaran,
guru membagikan angket tentang pembelajaran
yang telah dilaksanakan pada siklus II. Hasil
Gambar 11. Pelaksanaan Kegiatan Inti pengukuran minat belajar siswa diolah dengan
dengan Permainan Modifikasi menggunakan penskoran skala Likert dengan
maksud agar guru mengetahui kinerja guru
Apabila peluru masuk kedalam kardus, terutama minat belajar siswa terhadap
maka kelompok akan mendapatkan angka atau pembelajaran Penjasorkes, butir angket dan
point satu. Pemenang ditentukan oleh angka analisis datanya sama dengan siklus
yang diperoleh oleh kelompok, semakin banyak sebelumnya.
peluru yang masuk kedalam kardus maka Berdasarkan tabel diatas analisis data minat
semakin besar peluang menang bagi kelompok. belajar siswa terhadap pembelajaran Penjasorkes
Kelompok yang kalah akan mendapatkan diperolehan rata-rata 49,2 (jumlah skor semua
hukuman sesuai dengan kesepakatan kelompok siswa dibagi julmlah siswa dikelas) sehingga
yang menang. dapat ditentukan bahwa minat belajar siswa
3) Kegiatan penutup dikelas VIII-4 pada siklus II dikategorikan sangat
Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan tinggi (sangat baik). Penentua kategori minat
dan dibariskan kemudian guru mengevaluasi kelas siswa dapat dilihat pada siklus sebelumnya.
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan serta d. Tahap refleksi
memberikan solusi tentang materi yang belum Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap
dipahami siswa selanjutnya ditutup dengan do’a pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini
penutup dan terakhir siswa dibubarkan. terdapat temuan-temuan sebagai berikut:
c. Tahap pengamatan 1) Terdapat peningkatan terhadap gerak siswa
Pegamatan terhadap proses pembelajaran yaitu siswa yang begerak aktif sebanyak 25
yang berlangsung pada siklus kedua oleh guru siswa dan siswa yang masih kurang aktif
dan kolaborator. Intrumen yang digunakan sebanyak 8 siswa.
berupa lembar observasi yang telah disedikan 2) Kerja sama siswa meningkat yaitu siswa
seperti pada siklus pertama. yang berkerja sama baik sebanyak 26 siswa
Aspek yang diamati selama proses dan siswa yang kurang dalam bekerja sama
pembelajaran berlangsung sama dengan siklus sebanyak 7 orang siswa.
pertama. 3) Disiplin siswa meningkat sebanyak 30 siswa
Ʃ Skor yang diperoleh
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = x 100% yang berdisiplin baik dan 3 orang siswa
Ʃ siswa
25 yang disiplinnya masih kurang baik.
Siswa bergerak aktif = x 100% = 75,8%
33 4) Analisis minat belajar siswa diperoleh rata-
rata 48,7 dengan kategori minat belajar

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..42


Sefriadiansyah1, Eldawaty2
siswa dikelas VIII-4 adalah sangat
tinggi/sangat baik. 49,2
49
B. Pembahasan dan Pengambilan 48,8
Kesimpulan 48,6 SIKLUS I
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 48,4
SIKLUS II
dilaksanakan maka hasil penelitian siklus I dan
siklus II dapat dipresentasikan Data tersebut
menunjukan bahwa terjadi peningkatan 20,4%
dari siklus I ke siklus II. Peningkatan kegiatan
pembelajaran Penjasorkes dikelas VIII-4 SMP
Negeri 2 Batusangkar dilaksanakan selama dua Grafik 2. Minat Belajar Siswa dalam
siklus melalui penelitian tindakan kelas dapat Proses Pembelajaran Penjasorkes
dilihat melalui gerafik berikut ini:
Berdasarkan dari data hasil pengamatan dan
analisis data minat belajar siswa terhadap
100 kegiatan pembelajaran dengan demikian dapat
80
60
disimpulkan bahwa, pembelajaran Penjasorkes
40 melalui metode bermain dalam upaya
20 SIKLUS I
0
meningkatkan minat belajar siswa dikelas VIII-4
SIKLUS II SMP Negeri 2 Batusangkar dikatakan berhasil.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap data hasil
penelitian tindakan kelas ini, disimpulakan
Grafik 1. Kegiatan Belajar Siswa dalam
bahwa penerapan metode bermain dapat
Proses Pembelajaran Penjasorkes
meningkatkan minat belajar siswa dalam proses
Berdasarkan analisis data minat belajar
pembelajaran Penjasorkes dikelas VIII-4 SMP
siswa terhadap proses pembelajaran Penjasorkes
Negeri 2 Batusangkar semester genap tahun
siklus I dan siklus II maka dapat dijelaskan
pelajaran 2013/2014. Peningkatan minat belajar
melalui tabel berikut ini:
siswa dalam proses pembelajaran Penjasorkes ini
Tabel 9. Data Hasil Analisis Minat
terlihat dari hal-hal berikut ini:
Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
1. Proses pembelajaran dengan metode
No Siklus Rata- Kategori Minat
bermain mendapat tanggapan yang positif
rata
dari siswa karena dianggap sangat menarik,
Sangat Tinggi/Sangat
1 I 48,7 menyenangkan, membuat siswa lebih aktif
baik
dalam bergerak dan membangkitkan
Sangat Tinggi/Sangat keinginan siswa untuk belajar.
2 II 49,2
baik 2. Aktivitas gerak siswa dalam pembelajaran
sangat baik, ini dapat dilihat dari
Dari tabel diatas menunjukan bahwa minat peningkatan gerak siswa mencapai 75,7%.
kelas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 48,7 3. Kerjasama siswa dalam kegiatan
dan pada siklus II diperoleh rata-rata 49,2 pembelajaran sangat baik, terlihat dari
sehingga minat kelas siswa pada siklus I dan kerjasama siswa yang meningkat mencapai
siklus II dikategorikan sangat tinggi (sangat 78,8% serta disiplin siswa meningkat yaitu
baik). Peningkatan minat belajar siswa dalam mencapai 90,9%.
proses pembelajaran dikelas VIII-4 SMP 2 4. Dari hasil observasi yang dilakukan, terlihat
Batusangkar dapat lebih jelas terlihat pada grafik bahwa terjadinya peningkatan dalam proses
berikut ini: pembelajaran, pada siklus satu diperoleh
rata-rata 61,4% dan siklus dua diperoleh
rata-rata 81,8%. Ini menunjukan bahwa
terjadinya peningkatan 20,4% dari siklus I
ke siklus II.

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..43


Sefriadiansyah1, Eldawaty2
5. Analisis minat belajar siswa menunjukan Meilinda. 2009. Meningkatkan Minat Belajar
bahwa kategori minat belajar siswa dikelas Sejarah Siswa melalui Pembelajaran
VIII-4 adalah sangat tinggi/sangat baik. Kooperatif Teknik Time Token. FIS UNP.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa minat belajar siswa dalam Nurani Sujiono, Yuliani dan Bambang Sujiono.
pembelajaran tergolong tinggi dan penerapan 2010. Bermain Kreati Berbasis Kecerdasan
metode bermain berhasil meningkatkan minat Jamak. Jakarta: PT. Indeks.
siswa dalam proses pembelajaran Penjasorkes
dikelas VIIII-4 SMP Negeri 2 Batusangkar. Patusari, Achmad. 2012. Manejemen Pendidikan
Jasmani dan olahraga. Jakarta: PT. Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta.

Amperelvy, Yulita 2007. Meningkatkan \Rosdiani, Dini. 2012. Dinamika Olahraga dan
Keseimbangan Berjalan melalui Permainan Pengembangan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Berjalan Diatas Jejak Kaki Bagi Anak Tuna
Grahita Sedang Kelas D.I SKB Karya Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
Padang. Padang: FIP UNP. Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafido
Persada.
Daniel, Nurafdi. 2008. Hubungan Minat dengan
Tingkat Kesegaran Jasmani terhadap Hasil Sentosa, Ria. 2009. Meningkatkan Minat
Belajar Penjasorkes Siswa Putir di SMA Membaca Anak melalui Permainan Teka-
PGRI Kota Sawahlunto. Padang: FIK UNP. Teki Silang dengan Gambar Binatang di TK
Indah Jelita Payakumbuh. FIP UNP.
Effendi, Mawardi. 2010. Istilah-Istilah dalam
Peraktek Mengajar dan Pembelajaran. Warlina, Reni. 2008. Upaya Meningkatkan
Padang: UNP Press. Minat Membaca Anak melalui Permainan
Kotak Pintar di TK Aisyiyah Suliki
Gusti Regina, Monica. 2012. Pengaruh Metode Kabupaten Lima Puluh Kota. FIP UNP.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Tink-Pair-
Share Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa. Teknik Elektronika. FT UNP.

Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan


Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012.
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Indeks.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Menulis


Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT.
Rajawali Pers

Kharanis dan Darnis Arif. 2000. Perkembangan


Dan Belajar Peserta Didik. UNP.

Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran


Mengembangkan Standar Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2010. Bagaimana menulis


sikripsi?. Jakarta: Bumi Askara.

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran …..44


Sefriadiansyah1, Eldawaty2

Anda mungkin juga menyukai