Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan
makalah dengan judul TEKNIK EXPLORASI GEOFISIKA. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas Kelompok dalam mata kuliah Teknik Explorasi.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
Makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna
bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan.
Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun makalah ini kami telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah dan kami berharap semoga makalah
ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Banda Aceh, 22 October 2018

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari dan menelaah
tentang struktur bawah permukaan untuk mengetahui kandungan
mineral di dalam bumi dengan menggunakan pengukuran, hukum,
metode dan analisis fisika serta pemodelan matematika untuk
mengeksplorasi dan menganalisis struktur dinamik bumi dengan
tujuan mencari mineral-mineral yang berguna bagi kehidupan manusia
(Anonim, 2007).
Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran,
kuantitas, dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat
dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya
penambangan. Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah
untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan
data lapangan yang diukur bisa pada permukaan bumi atau di bawah
permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian
tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau
pengukuran harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, dan
terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika. Seringkali -
bahkan hampir pasti- terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa
dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang diukur.
Geofisika eksplorasi merupakan cabang terapan geofisika, yang
menggunakan metode fisik (seperti seismik, gravitasi, magnet, listrik dan
elektromagnetik) di permukaan bumi untuk mengukur sifat fisik bawah
permukaan, bersama dengan anomali dalam properti-properti. Hal ini
paling sering digunakan untuk mendeteksi atau menyimpulkan keberadaan
dan posisi deposito geologi bermanfaat secara ekonomis, seperti mineral
bijih; bahan bakar fosil dan hidrokarbon lainnya; reservoir panas bumi;
dan waduk air tanah.
Metode seismik merupakan salah satu metoda geofisika yang
digunakan untuk eskplorasi sumber daya alam dan mineral yang ada
di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik.
Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah (batuan) (Yopanz, 2007).
Metode gaya berat (gravity) dilakukan untuk menyelidiki
keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa jebakan
mineral dari daerah sekeliling (r = gram/cm3). Metode ini adalah
metode geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh
karena itu metode gaya berat disukai untuk mempelajari kontak intrusi,
batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam
masa batuan, dll. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau
lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari
kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis
atau filter geofisika. Saat ini alat gravitimeter mempunyai tingkat
ketelitian sangat tinggi (mgal), sehingga anomali kecil dapat dianalisa.
Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat
teliti untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat (Yopanz, 2007).
Metode geomagnet (magnetik) dilakukan berdasar- kan
pengukuran anomali geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas atau per- meabilitas magnetik tubuh jebakan
dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu
diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic,
paramagnetic dan diamagnetic. Alat yang digunakan untuk
mengukur anomali geomagnet yaitu magnetometer. Metode
geomagnet ini sensitif terhadap perubahan vertical, umumnya
digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan struktur
geologi (Yopanz, 2007).
Metode geolistrik adalah metode eksplorasi geofisika yang
kompleks karena terdiri dari bermacam-macam metode. Metode
geolistrik digunakan untuk eksplo- rasi barang tambang, persediaan
air dan panasbumi. Metode resistivity dirancang untuk memberikan
in- formasi dari formasi batuan yang mempunyai ano- mali
konduktivitas listrik. Pekerjaan geofisika adalah merencanakan untuk
memetakan batuan dasar (map bedrock) dan air bawah tanah
(groundwater), yaitu dengan menentukan salinitas dan kedalaman
airtanah. Saat ini metode geolistrik sudah digunakan untuk dalam
eksplorasi panasbumi karena uap (ste-am) yang dihasilkan akan
mempengaruhi resistivity. Metode resistivity dan magnetotelluric
dapat digu- nakan untuk memetakan cekungan sedimen pada tahap
awal eksplorasi minyakbumi (Dobrin, M.B. and Savit, C.H., 1988).

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini, kami mencoba mengangkat masalah yang
berhubungan dengan Eksplorasi Geofisika, diantaranya ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan Eksplorasi Geofisika?
2. Apa saja metode yang digunakan pada Eksplorasi Geofisika?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian dari Eksplorasi Geofisika?

1.3. Tujuan
Adapun Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah
untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan
data lapangan yang diukur bisa pada permukaan bumi atau di bawah
permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian
tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau
pengukuran harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, dan
terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika. Seringkali
bahkan hampir pasti terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa
dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang diukur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Geofisika dan Eksplorasi Geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk
juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian
geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang
dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu
secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan
secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu
untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan
dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi
bangunan dll).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya
seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi
(Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang mempelajari
dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik
yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon
Eksplorasi geofisika adalah kegiatan penjajakan struktur geologi
yang cocok bagi pengumpulan minyak bumi dengan menggunakan
peralatan geofisika seperti gravimeter, magnetometer dan seismometer.
Proses-proses yang dilakukan adalah survei gravimetrik, survei magnetik,
dan survei seismik. Di dalam pencarian minyak dan gas bumi, masing-
masing survei ini dilaksanakan oleh kontraktor jasa (service companies)
yang mempunyai keahlian terkait, dengan tenaga ahli dan peralatan
masing-masing.
Salah satu metoda yang digunakan dalam explorasi bawah
permukaan adalah metode geofisika. Pemanfaatan metode geofisika untuk
explorasi bawah permukaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran
secara kuantitatif dan kualitatif kondisi bawah permukaan sesuai dengan
sifat fisika yang digunakan dalam metode terkait. Berbagai sifat fisika
yang dimiliki oleh material bawah permukaan dimanfaatkan untuk
mendapatkan anomali bawah permukaan sebagai target explorasi yang
dilakukan. Metode ini merupakan salah satu metoda yang umum
digunakan dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini tergolong
kepada metoda tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan
eksplorasi pendahuluan (reconnaissance) mendahului kegiatan-kegiatan
eksplorasi intensif lainnya. Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang
umum digunakan dalam metoda geofisika adalah :
1. Survei pendahuluan (penentuan lintasan)
2. Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal target
3. Pengukuran lapangan
4. Pembuatan peta-peta geofisika
5. Penarikan garis-garis isoanomali
6. Penggambaran profile
7. Interpretasi anomal

Geofisika eksplorasi juga bisa digunakan untuk langsung


mendeteksi gaya target mineralisasi, melalui mengukur sifat fisik secara
langsung. Sebagai contoh, seseorang mungkin mengukur kepadatan yang
kontras antara bijih besi dan batu dinding silikat, atau mungkin mengukur
konduktivitas kontras listrik antara mineral sulfida konduktif dan mineral
silikat keras.

Teknik utama yang digunakan adalah:

1. Metode seismik, seperti refleksi seismologi, refraksi seismik, dan


tomografi seismik.
2. Geodesi dan gravitasi teknik, termasuk gravitasi gradiometry.
3. Teknik magnetik, termasuk survei aeromagnetik.
4. Teknik listrik, termasuk tomografi resistivitas listrik dan induksi
polarisasi.
5. Metode elektromagnetik, seperti magnetotelurik, tanah menembus
radar dan elektromagnetik transien / waktu-domain.
6. Geofisika lubang bor, juga disebut well logging.
7. Teknik penginderaan jauh, termasuk pencitraan itt.

Banyak teknik lain, atau metode integrasi teknik di atas, telah


dikembangkan dan digunakan saat ini. Namun ini tidak seperti biasa
karena efektivitas biaya, penerapan yang luas dan / atau ketidakpastian
dalam hasil yang dihasilkan.

Geofisika eksplorasi juga digunakan untuk memetakan struktur


bawah permukaan dari suatu daerah, untuk menjelaskan struktur yang
mendasari, distribusi spasial satuan batuan, dan untuk mendeteksi struktur
seperti kesalahan, lipatan dan batuan intrusi. Ini merupakan metode tidak
langsung untuk menilai kemungkinan endapan bijih atau akumulasi
hidrokarbon.

Metode ini dirancang untuk menemukan mineral atau hidrokarbon


deposito juga dapat digunakan di daerah lain seperti pemantauan dampak
lingkungan, pencitraan bawah permukaan situs arkeologi, penyelidikan air
tanah, bawah permukaan pemetaan salinitas, investigasi situs teknik sipil
dan pencitraan antarplanet.

2.2 Metode-metode Eksplorasi Geofisika


Metode geofisika banyak digunakan terutama untuk explorasi
bawah permukaan baik dalam geoteknik, explorasi mineral, pemetaan
sumberdaya air, dan lain sebagainya. Diantara metode geofisika yang
banyak dimanfaatkan adalah, metoda resistivitas (resistivity) / geolistrik,
seismik, gaya berat (gravity), magnetic dan lain sebagainya.
2.2.1 Metode Resistivitas/Geolistrik
Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika untuk
menyelidiki kondisi bawah permukaan, yaitu dengan mempelajari
sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi.
Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya medan potensial,
medan elektromagnetik dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi
baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke
dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan.Dengan metoda elektrik
(salah satunya tahanan jenis) mempunyai prinsip dasar mengirimkan
arus ke bawah permukaan, dan mengukur kembali potensial yang
diterima di permukaan. Hanya saja perlu diingat bahwa untuk daerah
dengan formasi yang bersifat isolator metoda elektrik ini tidak
efektif.
Terdapat beberapa metoda dalam pemanfaatan sifat kelistrikan
bumi, antara lain:

 Resistivitas (Tahanan Jenis/Resistivity);


 Self Potensial (Potensial Diri/SP);
 Induced Polarization (IP);
 Very Low Frequency (VLF);
 Magnetotelluric (MT);
 Arus Telluric (AT);
 Elektro-Magnetik (EM), dan lain-lain.

Penyelidikan resistivitas banyak digunakan pada kegiatan-kegiatan


sebagai berikut:

 Regional Geologi: struktur, stratigrafi, sedimentologi dan lain-lain


 Hidrogeologi: muka air tanah, aquifer, intrusi air asin dan lain-lain
 Geologi Teknik: struktur geologi, konstruksi, porositas batuan, dll.
 Pertambangan: penyebaran mineral deposit, potensi bahan galian.
 Arkeologi: candi terpendam dan lain-lain.
 Geothermal: kedalaman, penyebaran, low resistivity dan lain-lain.
 Minyak & Gas: struktur, oil-water contact, well logging geophysics.

Penyelidikan resistivitas dilakukan atas dasar sifat fisika


batuan terhadap arus listrik, dimana setiap batuan yang berbeda akan
mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan,
kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang
dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal di atas, apabila arus listrik searah (Direct
Current) dialirkan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus
C1 dan C2, kemudian diukur beda potensial yang ditimbulkan oleh
adanya aliran arus tersebut pada dua buah elektroda potensial P1 dan
P2, maka akan diperoleh harga tahanan jenis semu (ρa).
Dari injeksi arus (i) yang dilakukan, didapatkan beda potensial (V)
di titik lain, sehingga akan didapatkan nilai resistivity (ρa) :
ρa = k V / I
dimana k adalah faktor geometri yang bergantung kepada susunan
elektroda yang digunakan.
Dari hasil pengukuran didapatkan nilai R sebagai V/I, sehingga akan
didapatkan :
ρa = k R
dimana nilai resistivitas yang terukur adalah nilai resistivitas semu,
untuk mendapatkan nilai resistivitas sebenarnya dilakukan
pengolahan dan perhitungan data inversi secara manual maupun
menggunakan software.
Aliran arus listrik di dalam batuan/mineral dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu :

1. Konduksi elektrolitik yang terjadi jika batuan/mineral mempunyai


banyak elektron bebas sehingga arus listrik yang dialirkan dalam
batuan oleh elektron-elektron bebas tersebut;
2. Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porous dan
pori-porinya terisi oleh cairan elektrolitik;
3. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat dielektrik
terhadap aliran arus listrik dimana pada kasus ini terjadi polarisasi
saat batuan dialiri arus listrik.
2.2.2 Metoda Gaya Berat (Gravity)
Secara umum metoda gaya berat merupakan metoda geofisika
yang mengukur variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini
jarang digunakan pada tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup
baik digunakan untuk mendefinisikan daerah target spesifik untuk
selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda geofisika lain yang lebih
detil.
Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya
perbedaan rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber
yang berupa suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah
permukaan akan menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat
(relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat.
Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan
alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur
yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat
di darat telah mencapai ketelitian sebesar ±0.01 mGal dan di laut
sebesar ±1 mGal.
Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit
dideteksi melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat
dideteksi dengan metoda gaya berat (gravity), tapi hanya untuk
mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung
mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti.
Dasar teori yang dipakai dalam metoda ini adalah Hukum
Newton tentang gravitasi bumi. Untuk bumi yang berbentuk bulat,
homogen, dan tidak berotasi, maka massa bumi (M) dengan jari-jari
(R) akan menimbulkan gaya tarik pada

2.2.3 Metode Magnetik


Beberapa tipe bijih seperti magnetit, ilmenit, dan phirotit yang
dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam magnet kerak
bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Metode
Magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk
mendeteksi formasi-formasi pembawa bijih dan gejala-gejala geologi
lainnya (seperti sesar, kontak intrusi, dll).
Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika
adalah berdasarkan atas adanya anomali medan magnet bumi akibat
sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap lainnya. Alat
untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah
magnetometer.
Gaya magnet (F) yang ditimbulkan oleh dua buah kutub yang
berjarak (r) dengan muatan masing-masing (m1) dan (m2)
Sifat Umum Kemagnetan Batuan
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan
sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa
yang terletak didalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat
bumi. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar dan arah (vektor)
dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi (penyimpangan terhadap
arah utara-selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap
arah horizontal).
Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian besar
berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%,
sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang
merupakan target didalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar
bumi (external field).
Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian
yang terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan
utama yang dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian
luar (salah satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori
dinamo).
Mineral-mineral dengan sifat magnet yang cukup tinggi antara lain :
ï Oksida-oksida besi : FeO – Fe2O3 – TiO2
ï Sulfida-sulfida dalam series troilite-phyrotit
Kerentanan (susceptibilities) Batuan
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang
menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena sifatnya yang
khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini
merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika.
Telah diketahui bahwa adanya medan magnet bumi
menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah
penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan
kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini adalah total
medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila remanan
magnetiknya dapat diabaikan.
Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu
dalam medan magnet yang dimanifestasikan dalam parameter
kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k). Dengan adanya
perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan atau mineral inilah
yang melandasi digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan
eksplorasi maupun kepentingan geodinamika. Pada Tabel 1 dapat
dilihat daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan
mineral yang umum dijumpai.
Tabel 1 Kerentanan magnet dalam beberapa batuan dan mineral
(Telford, 1990., dan Parasnis, 1973).
Tipe Kerentanan Tipe Kerentanan

Batuan (x 103) Mineral (x 103)

Dolomite 0 – 0.9 Graphite 0.1

Limeston 0 – 0.3 Quartz -0.01


es
Sandston 0 – 20 Rock salt -0.01
es
Shales 0.01 – 15 Gypsum -0.01
Tipe Kerentanan Tipe Kerentanan

Batuan (x 103) Mineral (x 103)

Amphibo 0.7 Calcite -0.001 –


lite 0.01

Schist 0.3 – 3.0 Coal 0.02

Phyllite 1.5 Clays 0.2

Gneiss 0.1 – 25 Chalcopyri 0.4


te
Quartzite 4.0 Siderite 1–4

Serpentin 3 – 17 Pyrite 0.05 – 5


e
Granite 0 – 50 Limonite 2.5

Rhyolite 0.2 – 35 Hematite 0.5 – 35

Dolorite 1 - 35 Chromite 3 – 110

Diabase 1 – 160 Ilmenite 300 – 3500

Porphyry 0.3 – 200 Magnetite 1200 –


19200

Gabbro 1 – 90

Basalts 0.2 – 175

Diorite 0.6 – 120

Peridotite 90 – 200

Andesite 160

Porfiri 0.22 – 210

Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan


magnetiknya, batuan dan mineral dapat diklasifikasikan dalam :
Diamagnetik, mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif
dan kecil artinya bahwa orientasi elektron orbital substansi ini selalu
berlawanan arah dengan medan magnet luar. Contohnya :graphite,
marble, quarts dan salt.
Paramagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k)
positif dan kecil
Ferromagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k)
positif dan besar yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik.
Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu
pada suhu diatas suhu Curie, sifat kemagnetannya hilang. Efek medan
magnet dari substansi diamagnetit dan hampir sebagian besar
paramagnetik adalah lemah.

2.2.4 Metoda Seismik


Metode seismik merupakan metode geofisika yang sering
digunakan dalam mencitrakan kondisi bawah permukaan bumi,
terutama dalam tahap eksplorasi hidrokarbon dengan menggunakan
prinsip perambatan gelombang mekanik. Prinsip metode seismik
yaitu pada tempat atau tanah yang akan diteliti dipasang geophone
yang berfungsi sebagai penerima getaran. Sumber getar antara lain
bisa ditimbulkan oleh ledakan dinamit atau suatu pemberat yang
dijatuhkan ke tanah (Weight Drop). Gelombang yang dihasilkan
menyebar ke segala arah. Ada yang menjalar di udara, merambat di
permukaan tanah, dipantulkan lapisan tanah dan sebagian juga ada
yang dibiaskan, kemudian diteruskan ke geophone-geophone yang
terpasang dipermukaan.

Gambar: Sketsa survei seismik (Landmark, 1995)


1. Klasifikasi Gelombang Seismik

Gelombang seismik berdasarkan tempat penjalarannya terdiri


dari dua tipe yaitu: (Ibrahim dan Subardjo, 2005) :

a. Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang


yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut
free wave karena dapat menjalar ke segala arah di dalam
bumi. Gelombang badan terdiri atas gelombang longitudinal
(compressional wave) dan gelombang tranversal (shear
wave).
b. Gelombang permukaan (surface waves) yang merupakan
gelombang elastik yang menjalar sepanjang permukaan.
Karena gelombang ini terikat harus menjalar melalui suatu
lapisan atau permukaan. Gelombang permukaan terdiri dari
gelombang Rayleigh, gelombang Love, dan gelombang
Stonely.

Dalam hubungannya dengan seismik eksplorasi, terdapat dua jenis


gelombang yang digolongkan berdasarkan cara bergetarnya yaitu:

1. Gelombang longitudinal atau gelombang primer merupakan


gelombang yang arah getar (osilasi) partikel-partikel mediumnya
searah dengan arah perambatannya (Gambar 3.2). Gelombang
ini disebut juga sebagai gelombang kompresi (compressional
wave) karena terbentuk dari osilasi tekanan yang menjalar dari
satu tempat ke tempat yang lain.

Gambar 3.2. Arah gerak partikel dan arah penjalaran gelombang


longitudinal (vp) (Brown, 2005)
2. Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah getar
(osilasi) partikel-partikel mediumnya tegak lurus dengan arah
perambatannya

Gambar: Arah gerak partikel dan arah penjalaran gelombang


transversal (vs). (Brown, 2005)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Artikel Pelajaran dan Pengetahuan Eksplorasi


Geofisika.htm www.google.com (diakses pada tanggal 22 Oktober 2018).
Anonim.2011. Eksplorasi geofisika - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.htm www.google.com (diakses pada tanggal 22 Oktober
2018).
Anonim.2012. Proses Sri Wahyu Widyaningsih, S.Pd., M.Pd. Eksplorasi
Geofisika.htm www.google.com (diakses pada tanggal 22 Oktober 2018).
Anonim.2013. Eksplorasi Geofisika Metode Resistivitas _ Survey
Geolistrik,Alat Geolistrik,Training Geolistrik.htm www.google.com (diakses pada
tanggal 22 Oktober 2018).

Anda mungkin juga menyukai