Anda di halaman 1dari 7

MENDALAMI KAJIAN ILMU FIQIH

Suryani agustina

Universitas primagraha
(Fakultas agama islam)

suryanii250803@gmail.com
a. Pembahasan
Ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari tentang hukum_hukum islam yang mengatur segala
aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun kehidupan
manusia dengan tuhannya. Ilmu Fiqih memiliki ruang lingkup yang luas, mulai dari persoalan
hukum aturan dalam kehidupan sehari-hari manusia, hingga sistem jual beli dan
warisan . Ilmu Fiqih juga memiliki perbedaan dengan Ushul Fiqih, dimana Ushul Fiqih
membahas dalil-dalil fiqh yang menyeluruh untuk digunakan dalam pengambilan kesimpulan
hukum

Fiqih merupakan salah satu cabang ilmu syariah Islam yang mengatur berbagai aspek
kehidupan. Berasal dari bahasa Arab, kata fiqih dapat diartikan sebagai “pengetahuan” atau
“kepakaran”. Secara istilah, fiqih merupakan cabang dari ilmu syariah yang mempelajari
hukum Islam dan cara melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Objek kajian Fiqh dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi sasaran syara’, yang pada
kenyataanya tersusun dari dua bagian. Yang pertama, hukum-hukum syara’ amaliah dan
kedua, dalil-dalil tafshiliyah (yang jelas) mengenai hukum itu.
Objek kajian Ushul Fiqh, menurut Muhammad al-Zuhaili (ahli fiqh dan ushul fiqh dari
Syria). Menyatakan bahwa yang menjadi objek kajian ushul fiqh yang membedakannya dari
kajian fiqh, antara lain :
•Sumber hukum Islam atau dalil-dalil yang digunakan dalam menggali hukum syara’,
•Mencarikan jalank keluar dari dalil-dalil yang secara dzahir dianggap bertentangan, baik
melalui al-jami’u wa al-taufiq (pengkompromian dalil), tarjih (menguatkan salah satu dari
dalil-dalil yang bertentangan), naskh, atau tasaqut al-dalilain (pengguguran dua dalil yang
bertentangan).
•Pembahasan ijtihad.
•Pembahasan tentang hukum syara’
•Pembahasan tentang kaidah-kaidah yang digunakan dan cara menggunakannya.

Tujuan Ilmu Fiqh, adalah sebagai batasan-batasan pemahaman umat tentang hukum-hukum
syara’ yang berlaku dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Yang biasanya berpautan
dengan masalah-masalah amaliah, yang dikerjakan oleh para mukkalaf sehari-hari.
b. Perumusan Masalah sebagaimana dalam salah satu hadits yang
1.Apakah penerapan fiqih muamalah dalam diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang artinya:
penyelesaian sengketa ekonomi syariah di ”Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang
Pengadilan Agama telah sesuai dengan prinsip yang baik di sisi-Nya, niscaya diberikan kepada-Nya
syariah? pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan
2.Bagaimanakah aktualisasi fikih muamalah yang agama”
telah menjadi hukum positif di Indonesia?
C. Tinjauan Pustaka Sesuai dengan pembagian fikih muamalah, maka
ruang lingkup fiqih muamalah terbagi menjadi dua:
1. Fiqih Muamalah
a. Ruang Lingkup Muamalah Adabiyah
Fiqih Muamalah merupakan salah satu dari bagian
persoalan hukum Islam seperti yang lainnya, yaitu Hal-hal yang termasuk ruang lingkup muamalah
tentang hukum ibadah, hukum pidana, hukum adabiyah adalah ijab, kabul, saling meridhai, tidak
peradilan, hukum perdata, hukum jihad, hukum ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan
perang, hukum damai, hukum politik, hukum kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan,
penggunaan pemalsuan, penimbunan dan segala sesuatu yang
bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya
8 Rifyal Ka’bah, Penegakan Syari’at Islam di dengan peredaran harta.
Indonesia, Khairul Bayan, Jakarta, 2004, hlm. 110.
Legal opinion disini adalah kaitannya pendapat b. Ruang Lingkup Muamalah Madiyah
hukum yang dikeluarkan oleh Dewan Syari’ah
Nasional (DSN) mengenai hukum Islam berkenaan 1) ‘Uqud/ Akad (Perikatan dan Perjanjian);
dengan kegiatan dibidang ekonomi syari’ah. 2) Jual-beli (Al-bai’ At-tijarah)
3) Jual-beli Murabahah
9 Tim Pengembangan Perbankan syari’ah Institut 4) Jual-beli Barang Pesanan (Ba’i salam)
Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi 5) Jual beli Istishna
Operasional Bank Syari’ah, Djambatan, Jakarta, 6) Pinjaman (Qaradh)
2005, hlm. 13 7) Peminjaman (Ariyah)
harta, dan hukum pemerintahan.10Fiqih muamalah 8) Gadai (Rahn)12
merupakan peraturan yang menyangkut hubungan 9) Jaminan dan Tanggungan (Kafalah dan Dhaman)
kebendaan atau yang biasa disebut di kalangan ahli 10) . Pemindahan utang (Hiwalah)
hukum positif dengan nama hukum privat (al qanun 11) . Perseroan atau Perkongsian (Asy-Syirkah)
al madani). Fiqih muamalah terdiri dari dua kata, 12) . Perseroan harta dan tenaga (Al-mudharabah atau
fiqih” dan ”muamalah” yaitu secara etimologi Qiradh)
(bahasa), fiqih berasal dari kata faqiha 11 13) . Syirkah dalam Pengairan Kebun (Musaqat)
yang berarti paham 14) . Kerjasama Pertanian (Muzara’ah
atau Mukhabarah)
15) . Perwakilan (Wakalah) berarti menyelesaikan, memutuskan sesuatu dan
16) . Penitipan (Wadi’ah) menyempurnakannya. Dalam fiqih Islam dikemukakan
17) Sewa- menyewa dan Upah (Ijarah) bahwa peradilan itu merupakan suatu badan yang
18) Hak Diutamakan dalam Syirkah (Asy-Syuf’ah) menyelesaikan perkara dengan menggunakan hukum
19) Sayembara (Al-ji’alah) (kehendak) Allah sebagai dasar, dijalankan oleh orang
20) Wakaf yang mempunyai kekuasaan umum.
10 Wahbah Zulhaili, Fiqih Muamalah Perbankan 16 Sedangkan “peradilan” dalam Bahasa Belanda
Syariah, PT.BMI, Jakarta, 1999, hlm. 1-2. adalah “rechtspraak” dan dalam bahasa Inggris
11 Wahbah Zulhaili, loccit. TM. Hasbi Ash- “jurisdiction”.
Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Pustaka Rizki 17“ Kewenangan “ dapat memiliki arti kata “ berhak “.
Putra, Jakarta, 2009, hlm. 3. Nasrun Haroen, Fiqh Dalam bahasa Inggris adalah “ Competency “ dan
Muamalah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2007, hlm. “Competentie“ dalam bahasa Belanda. Sedangkan kata
Vii. “pengadilan” dalam bahasa Inggris adalah “Judicature”
12 Ahmad Azhar Basyir, Riba,Utang-Piutang dan dan “Yudicatuur” dalam bahasa Belanda.Selanjutnya
Gadai, Alma’arif, Bandung, 1983 hlm 50 kata “pengadilan” dalam bahasa Arab adalah
2. Peradilan Agama ”Adhiyah” yaitu tempat mendamaikan perselisihan
Peradilan, berasal dari bahasa Arab ”adil” yang atau sengketa antar manusia melalui hukum Allah
sudah diserap menjadi bahasa Indonesia yang Sengketa di bidang ekonomi syariah yang menjadi
artinya: proses mengadili atau suatu upaya untuk kewenangan Pengadilan Agama adalah:
mecari keadilan atau penyelesaian sengketa hukum 13 Zainal Ahmad Noeh dan Abdul Basit Adnan,
di hadapan badan peradilan menurut peraturan yang Sejarah Singkat Pengadilan Agama Islam di Indonesia,
berlaku. Sedangkan Istilah Peradilan Agama PT.Bina Ilmu, Surabaya, 1983.
merupakan terjemahan dari istilah godsdientige 14 Taufiq Hamami, Kedudukan dan Eksistesi Peradilan
rechtspraak,13suatu istilah yang berasal dari Agama Dalam Sistem Tata Hukum Di Indonesia,
perundang-undangan Belanda. Godsdientige berarti Alumni, Bandung, 2003, hlm 33.
ibadah atau agama, sedangkan rechtspraak berarti 15 M. Daud Ali, “Asas-asas Hukum Islam (Hukum
peradilan.14Peradilan adalah proses pemberian Islam I ) Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum
keadilan di suatu lembaga yang disebut pengadilan. Islam Di Indonesia” Rajawali Press, Cetakan Ketiga,
Pengadilan adalah lembaga atau wadah yang Jakarta, 1993, hlm. 251.
bertugas menerima, memeriksa, mengadili dan 16 R. Abdul Djamali, “Hukum Islam Berdasarkan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan Ketentuan Konsorsium Ilmu Hukum”, Mandar Maju,
kepadanya. Dalam “mengadili dan menyelesaikan Cetakan Kedua, Bandung, 1997, hlm. 208.
perkara” itulah terletak proses pemberian keadilan 17 Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum Edisi
itu, yang dilakukan oleh hakim baik hakim tunggal Lengkap, CV. Aneka, Semarang, 1977, hlm.491.
maupun majelis. a. Sengketa di bidang ekonomi syariah antara lembaga
15 Kata “Peradilan” itu sendiri dalam Bahasa Arab keuangan dan lembaga pembiayaan syariah
adalah “Qodla” yang dengan nasabahnya;
b. Sengketa di bidang ekonomi syariah antara sesama berlaku demikian.19Kamus Bahasa Indonesia,20kata
lembaga keuangan dan lembaga pembiayaan syariah; “sengketa” berarti “perselisihan”, sedangkan Kamus
c. Sengketa di bidang ekonomi syariah antara orang- Hukum Edisi Lengkap21mengartikan ‘perkara yang
orang yang beragama Islam, yang mana akad dapat diadukan’.
perjanjiannya disebutkan dengan tegas bahwa Menurut Pasal 45 dan Penjelasannya Undang-undang
kegiatan usaha yang dilakukan adalah berdasarkan Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,
prinsip-prinsip syariah. teknik penyelesaian sengketa dapat digolongkan
3. Penyelesaian Sengketa kedalam 3 (Tiga) cara, yaitu:
Terdapat 2 (dua) istilah sengketa dalam kosa kata 18 Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di
Inggris, yakni “conflict” dan “dispute” tetapi Luar Pengadilan, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 2003,
keduanya dapat dibedakan. Kosa kata conflict sudah hal 3
diserap dalam bahasa Indonesia menjadi “konflik”, 19 Komar Kantaatmadja, Beberapa Masalah Dalam
sedangkan kosa kata dispute diterjemahkan menjadi penerapan ADR, Makalah, FH-Unpad, 1997, hlm.1.
“sengketa”. Konflik yaitu sebuah situasi dimana 2 20 Yan Pramudia Puspa, Kamus Hukum edisi Lengkap,
(dua) pihak atau lebih dihadapkan terhadap dua Aneka, Semarang, 1977, hlm.396.
kepentingan,18tidak akan berkembang menjadi 21 Suharto dan T. Iryaanto, Kamus Bahasa Indonesia
sengketa apabila pihak yang merasa dirugikan hanya Terbaru, Indah, Surabaya, 1999, hlm. 193.
memendam perasaan tidak puasnya. Sebuah konflik a. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan (Litigasi);
akan berkembang menjadi sebuah sengketa apabila Penyelesaian sengketa melalui pengadilan mengacu
pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa pada ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku.
tidak puasnya, baik secara langsung kepada pihak Upaya yang dapat ditempuh melalui cara litigasi yaitu
yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau dengan cara mengajukan gugatan, dilakukan apabila ada
kepada pihak lain. Dapat disimpulkan bahwa seorang atau lebih yang ”merasa” bahwa haknya atau
sengketa merupakan kelanjutan dari konflik. Sebuah hak mereka telah dilanggar akan tetapi orang yang
konflik dapat berubah menjadi sengketa apabila tidak ”dirasa” melanggar haknya atau hak mereka itu tidak
dapat terselesaikan, sepanjang para pihak dapat mau secara sukarela melakukan sesuatu yang diminta
menyelesaikan masalahnya dengan baik maka itu, dan melalui permohonan, apabila tidak ada
sengketa tidak akan terjadi. Menurut Komar sengketa. Peran hakim dalam memberikan penetapan
Kantaatmadja, dalam arti sehari-hari “sengketa” terhadap permohonan tersebut hanya sekedar memberi
dimaksudkan sebagai keadaan di mana pihak-pihak jasa-jasanya sebagai seorang tenaga tata usaha
yang melakukan upaya-upaya tertentu (misalnya: negara.22Proses penyelesaian sengketa ekonomi
perniagaan, waris, keluarga) mempunyai masalah, syari’ah melalui proses litigasi termasuk dalam
yaitu menginginkan atau menghendaki pihak lain
untuk berbuat sesuatu tetapi pihak
lainnya menolak untuk
n
ruang lingkup hukum acara perdata. Hukum acara belah pihak yang bersengketa tanpa melalui
perdata adalah peraturan hukum yang mengatur pengadilan.
bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum 4. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari’ah
perdata materiil dengan perantaraan hakim. Lebih Berdasarkan Hukum Islam
konkrit lagi, dapat dikatakan bahwa hukum acara Secara umum arbitrase dipahami sebagai penyelesaian
perdata mengatur tentang bagaimana caranya sengketa di luar pengadilan. Islam telah
mengajukan tuntutan hak, memeriksa serta memutus memperkenalkan lebih empat belas abad lampau
dan pelaksanaan dari putusan tersebut.23 melalui lembaga yang dinamakan “hakam” atau wasit.
b. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan (Non- Lembaga ini tercantum dalam Surat An Nissa ayat 35
litigasi); mengenai penyelesaian sengketa perkawinan (konflik
Penyelesaian secara non litigasi atau penyelesaian rumah tangga) yang disebut
sengketa di luar pengadilan adalah lembaga 22 Retnowulan Sutantio dan Iskandar
penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori
prosedur yang disepakati para pihak, yakni dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1997, hlm 10.
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara 23 Retnowulan, ibid
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau 24 www.kamushukum.com, diakses pada tanggal 13
penilaian ahli.242Penyelesaian sengketa perdata Juli 2010.
pada umumnya melalui proses non litigasi tersebut 25 Marianna Sutadi, “Arbitrase dan Mediasi Dalam
tertuang dalam beberapa ketentuan peraturan Praktek Peradilan”, Talkshow tentang “Arbitrase dan
perundang- undangan, diantaranya: Mediasi”, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran,
1) Pasal 130 HIR, dan Peraturan Mahkamah Agung diselenggarakan pada tanggal 12 Maret 2007, hlm 4.
RI (PERMA) Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan. dengan syiqaq. Implementasi konsep “hakam” ini tentu
2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang saja sebagai suatu lembaga dalam hukum Islam tidak
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, hanya terbatas pada kasus-kasus rumahtangga saja,
yaitu: Pasal 1 Angka (10) dan Pasal 6 ayat (1).25 akan tetapi dapat pula diterapkan untuk semua kasus
3) Pasal 56 ayat (2) UUPAg. keperdataan (muamalah), termasuk kewarisan
Rumusan pasal-pasal tersebut terlihat bahwa didalamnya.26Beberapa pengertian yang berkaitan
penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah di luar diantaranya:
pengadilan dapat dilakukan dengan cara negosiasi a. Tahkim (Arbitrase Syari’ah) adalah suatu
dan mediasi untuk mencapai suatu kesepakatan akad/perjanjian untuk mengakhiri pertengkaran antara
tertulis antara pihak-pihak yang bersengketa. dua orang yang bersengketa;27(Sayid Sabiq dalam
c. Damai diantara pihak-pihak. Rachmad Rosyidi & Ngatino, 2002 : 43);
Penyelesaian secara damai adalah penyelesaian b. Tahkim menurut Aqbul ‘Ainan Abd. Fatah
yang dilakukan kedua Muhammad adalah bersandarnya dua orang
yang bertikai kepada
seseorang yang mereka ridloi keputusannya untuk 52 Satria Efendi dalam Arbitrase Islam di Indonesia,
menyelesaikan pertikaian mereka;52(Satria Efendi 1994 : 8
dalam Arbitrase Islam di Indonesia, 1994 : 8); |28 Ibid.
c. Tahkim menurut Abd. Karim Zidan adalah 29 Achmad Heidar, “Arti dan Mekanisme
pengangkatan atau penunjukkan secara sukarela dari Musyawarah”, Majalah Padjadjaran, FH-Unpad,
dua orang yang bersengketa akan seseorang yang Bandung, 1994, hlm.14
mereka percaya untuk menyelesaikan Perlu ditambahkan bahwa agar musyawarah dapat
sengketa/pertikaian mereka. dilaksanakan sebagaimana mestinya, ada beberapa
28 Berdasarkan uraian di atas, Arbitrase Syari’ah syarat untuk bisa menyelenggarakan musyawarah,
adalah merupakan suatu cara penyelesaian sengketa yaitu diantara orang- orang yang sederajat, setara hak
keperdataan menurut sistem arbitrase tersebut yang dan kewajibannya serta sama derajatnya dalam
dilaksanakan sesuai/mengacu pada ketentuan- mengemban kedaulatan atas pendirian yang
ketentuan dalam Syari’at Islam. dimusyawarahkan. Ada dua ayat yang dengan tegas
Islam menawarkan suatu prinsip yang bertujuan menggariskan, yaitu:30Surat As Syura : 38 yang
membentuk suatu putusan setelah para pihak yang artinya: “ adapun urusan
bersengketa itu didengar keterangan-keterangan kemasyarakatan diputuskan dengan musyawarah antara
mereka sehingga terjadilah suatu pertukaran pikiran mereka”; dan Surat Al Imran : 159 yang artinya:
secara jernih dan dengan penuh kesabaran. Prinsip “…dan bermusyawarahlah engkau hai Muhamad
ini dinamakan musyawarah, yang pada hakekatnya dengan mereka dalam setiap urusan kemasyarakatan”.
sama dengan melakukan negosiasi, mediasi Dalam ajaran Islam terdapat tiga sistem penyelesaian
konsiliasi dan arbitrase. Menurut Achmad sengketa atau perselisihan yang disediakan dalam
Heidar,29musyawarah merupakan suatu proses atau rangka penyelesaian sengketa atau perselisihan yaitu
mekanisme dalam pengambilan keputusan yang damai (al-shulh), arbitrase (at-tahkim), dan peradilan
didasarkan pada prinsip-prinsip: (al-qadha).
a. Persamaan diantara para pihak; D. TUJUAN DAN MANFAAT
b. Kebebasan mengemukakan pendapat;
c. Mengutamakan kepentingan umum; Tujuan untuk mencari dan menentukan penerapan fiqih
d. Lebih memperhatikan isi dan mulai dari gagasan; muamalah sebagai salah satu landasan dalam
e. Diawali dengan prasangka baik, dan penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan
f. Adanya suatu rujukan baku yang dipatuhi semua Agama yang sesuai dengan prinsip syariah serta
pihak. menginventarisasi aktualisasi hukum materil fiqih
26 M. Thahir Azhari “Islam ,Hukum Islam dan muamalah yang telah menjadi hukum positif di
Eksistensi Arbitrase Islam Di Indonesia”’, BAMUI- Indonesia.
BMI, Jakarta, 1994, hlm. 117. Manfaat Penelitian adalah:
27 Sayid Sabiq dalam Rachmad Rosyidi & 1. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
Ngatino, 2002 : 43 menambah pengetahuan hukum tentang penerapan
fiqih muamalah sebagai salah satu landasan dalam
penyelesaian sengketa ekonomi syariah di
Pengadilan Agama yang sesuai dengan prinsip
syariah khususnya hukum Islam sebagai
sumbangsih pemikiran bagi perkembangan bidang
ilmu hukum, khususnya hukum penyelesaian
sengketa ekonomi syariah.
2. Secara praktis, meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap penerapan dan pelaksanaan
aturan mengenai fiqih muamalah sebagai salah satu
landasan dalam penyelesaian sengketa ekonomi
syariah di Pengadilan Agama yang sesuai dengan
prinsip syariah, sebagai bahan masukan bagi badan
legislatif dalam menetapkan dan membuat
peraturan pelaksanaannya.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Landasan Yuridis Penggunaan Fikih Muamalah
Dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari’ah
Berdasarkan Pasal 49 huruf (i) Undang-undang
Peradilan Agama, perkara ekonomi syari’ah
termasuk kewenangan Pengadilan Agama. Masalah
ekonomi syari’ah

Anda mungkin juga menyukai