ABSTRAK
Kesultanan Sambas Alwatzikhoebillah merupakan salah satu kerajaan Islam di wilayah
Kalimantan Barat yang didirikan oleh Raden Solomon. Dia dikatakan meletakkan dasar
kekaisaran dengan menjadikan Islam agama resmi kekaisaran. Kesultanan Sambas bertahan
dalam pentas sejarah selama lebih dari tiga abad (1630-1943) Pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad Syafiuddin II (1866-1922 M) Islam mengalami perkembangan yang signifikan
yang ditandai dengan berkembangnya lembaga-lembaga Islam seperti lembaga pendidikan
Islam dan lembaga keagamaan. Fenomena kedua lembaga tersebut sebenarnya bukan hal baru
karena bentuk lembaga pendidikan Islam sudah ada pada masa pemerintahan Sultan kedua,
Sultan Muhammad Tajuddin (1669-1702 M), serta cikal bakal lembaga keagamaan sudah
terlihat selama ini. masa pemerintahan Sultan ke 5 yaitu Sultan Akamaddin II (1757-1782 M).
Namun pada masa Sultan Muhammad Syafiuddin II, kedua institusi tersebut berkembang lebih
pesat dari pada pemerintahan sultan sebelumnya. Ini sebagian karena kontak dengan
modernisasi yang dibawa oleh kolonial Belanda dan pengaruh Timur Tengah. Untuk
menunjukkan kesinambungan perkembangan Islam di Kesultanan Sambas.
ABSTRACT
The Sultanate of Sambas Alwatzikhoebillah is one of the Islamic kingdoms in the West
Kalimantan region, which was founded by Raden Solomon. He is said to lay the foundation of
the empire by making Islam the official religion of the empire. The Sambas Sultanate survived
in the historical stage for more than three centuries (1630-1943) During the reign of Sultan
Muhammad Syafiuddin II (1866-1922 AD) Islam experienced a significant development
marked by the development of Islamic institutions such as Islamic educational institutions and
religious institutions. The phenomenon of the two institutions, is actually not new because the
form of Islamic educational institutions already existed during the reign of the second Sultan,
Sultan Muhammad Tajuddin (1669-1702 AD), as well as the embryo of religious institutions
have been seen during the reign of the Sultan to 5, namely Sultan Akamaddin II (1757-1782
AD). but during the time of Sultan Muhammad Syafiuddin II, the two institutions developed
more rapidly than the reigns of the previous sultans. This is partly due to the contact with
modernization brought by the Dutch colonial and Middle Eastern influences. To show the
continuity of the development of Islam in the Sambas Sultanate.
*
Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Sambas Kalimantan Barat
Email:yudajawai5@gmail.com
Jurnal Cendekia Sambas - 25 -
MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020
adalah tehnik wawancara merupakan perte- I (1813-1826 M), Raden Samba bin Raden
muan dua orang untuk bertukar informasi Jamak bergelar Sultan Usman Kamaluddin
dan ide melalui Tanya jawab sehingga (1826-1829 M), Raden Semar bin Raden
dapat dikontruksikan makna dalam suatu Jarak bergelar Sultan Umar Akamaddin III
topik tertentu (Moeloeng, 2009). (1829-1848 M), Raden Ishak Kelukuk bin
Raden Pasu bergelar Sultan Abubakar
Hasil dan Pembahasan Tajuddin II (1848-1853 M), Raden Tokok
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian bin Raden Semar bergelar Sultan Umar
Kecamatan Sambas merupakan salah Kamaluddin (1853-1866 M), Raden
satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Afifuddin bin Raden Ishak Kelukuk
Sambas, Kalimantan Barat. Kecamatan ini bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin II
memiliki luas 246,66 km2. Kecamatan (1866-1922 M), Raden Muhammad Aria
Sambas merupakan kecamatan terluas ke Diningrat bin Raden Afifuddin bergelar
tujuah setelah Kecamatan Tebas, Kecamat sultan Muhammad Ali Syafiuddin II (1922-
an Paloh, Kecamatan Teluk Keramat, Keca 1931 M), dan Raden Mulia Ibrahim bin
matan Subah, Kecamatan Galing dan Raden ahmad bergelar sultan muhammad
Kecamatan Sejangkung. mulia Ibrahim (1931-1943 M) (Syafiuddin
II, n.d.).
Perkembangan Islam di Sambas pada Pada masa pemerintahan Sultan
Masa Sultan Muhammad Syafiudin II Muhammad Syafiuddin II (1866-1922 M)
Kesultanan Sambas Alwatzikhoebillah islam mengalami perkembangan yang
merupakan salah satu kerajaan islam di cukup berarti ditandai dengan
wilayah kalimantan barat, yang didirikan perkembangan lembaga keislaman seperti
oleh Raden Sulaiman. Ia dikatakan sebagai lembaga pendidikan islam dan lembaga
peletak dasar kesultanan dengan keagamaan. Fenomena kedua lembaga
menjadikan agama islam sebagai agama tersebut, sebenarnya bukanlah hal yang
resmi kesultanan. Kesultanan Sambas baru karena wujud lembaga pendidikan
bertahan dalam pentas sejarah lebih dari Islam telah ada pada masa pemerintahan
tiga abad (1630-1943). Sejak awal Sultan yang ke-2 yaitu Sultan Muhammad
berdirinya sampai masa keruntuhannya, Tajuddin (1669-1702 M), demikian juga
kesultanan sambas telah diperintah oleh 15 cikal bakal lembaga keagamaan telah
sultan. Kelima belas sultan tersebut antara tampak pada masa pemerintahan Sultan ke-
lain: Raden Sulaiman bin Raja Tengah 5 yaitu Sultan Akamaddin II (1757-1782
bergelar Sultan Muhammad Syafiudin I M). namun pada masa Sultan Muhammad
(1630-1669 M), Raden Bima bin Raden Syafiuddin II, kedua lembaga tersebut
Sulaiman bergelar Sultan Muhammad berkembang lebih pesat dari masa
Tajudin (1669-1702 M), Raden Miliya bin pemerintahan Sultan-sultan sebelumnya.
Raden Bima bergelar Sultan Umar Hal tersebut salah satunya dikarenakan
Akamaddin I (1702-1727 M), Raden bersentuhan dengan modernisasi yang
Bungsu bin Raden Miliya bergelar Sultan dibawa kolonial Belanda dan pengaruh
Abubakar Kamaludin (1727-1757 M), Timur Tengah. Untuk menunjukan
Raden Jamak bin Raden Bungsu bergelar kontiunitas perkembangan Islam di
Sultan Umar Akamaddin II (1757-1782 M), Kesultanan Sambas, sebagai bagian dari
Raden Gayung bin Raden Jamak bergelar ciri sejarah, pada bagian ini diungkapkan
Sultan Muda Ahmad Tajudin (1782- 1798 perkembangan lembaga keislaman
M), Raden Mantra bin Raden Jamak terhadap Kesultanan Sambas sebagai
bergelar Sultan Abubakar Tajudin I (1798- berikut.
1813 M), Raden Pasu bin Raden Jamak
bergelat Sultan Muhammad Ali Syafiuddin
para pejabat dan kerabat kesultanan, yaitu ibadah, tetapi juga sebagai lembaga
untuk kalangan keluarga sultan, anak para pendidikan islam pada masa itu. Selain
imam dan khatib sehigga dampaknya pun membangun masjid, membentuk lembaga
terbatas untuk kalangan elite. Termasuk keagamaan yang kemudian dijabat oleh
juga pengiriman pelajar ke luar negeri seorang ulamadisebut Maharaja Imam
dalam bentuk beasiswa untuk melanjutkan (hakim dan kepala urusan agama Islam),
pendidikan di Mekkah dan al-Azhar Kairo, juga merupakan wujud kebijakan pembang
Mesir. Langkah ini sangat efektif mendo- unan sultan pada bidang ini. Lembaga
rong perkembangan pendidikan Islam ada keagamaan tesebut mempunyai peran
masa itu, karena setelah kembalinya pelajar penting dalam membina keagamaan mas-
tersebut semakin memperkuat staf pengajar yarakat sehingga mampu mengantarkan
di Sekolah al-sultaniyah. Selanjutnya pen- Kesultanan sambas pada kemajuannya pada
didikan secara perlahan diarahkan pada abad ke-20, yang dikenal sebagai salah satu
system yang lebih modern sehingga pusat pendidikan atau pembinaan keagama-
muncullah Madrasah al-Sultaniyah pada an yang penting di Kalimantan Barat.
awal abad ke-20 yang lebih terbua untuk
masyarakat umum, dan dampaknya juga Aspek Ekonomi
semakin luas. Pembangunan dibidang ekonomi di
Sebuah kebijakan biasanya tidak ter- wujudkan dengan membangun beberapa
lepas dari motivasi yang melatarbelakangi terusan atau kanal seperti terusan kartiasa,
nya. Demikian halnya kebijakan sultan Sebangkau, Setalle’, Semanggau, sempa-
Muhammad Syafiudin II mendirikan ruk, Segerunding, dan lain sebagainya.
Sekolah melayu al-Sultaniyah, setidaknya Tujuan dibangunnya beberapa terusan
terdapat tiga alasan atau motivasi. Pertama, tersebut untuk mempermudah transportasi
kepentingan administrasi terutama untuk masyarakat yaitu memperpendek jarak
mendidik para pejabat kesultanan atau tempuh, misalnya dengan dibangunnya
pegawai pemerintahan. Kedua, kepenting- terusan Sebangkau, penduduk hilir dapat
an pendidikan yakni melengkapi lembaga mudik dari Sambas ke singkawang tanpa
pendidikan surau yang telah ada sebelum- harus melalui laut. Dalam hal ini, Sultan
nya. Ketiga, kepentingan politik, yang telah memberikan transportasi yang lebih
dengan didirikannya lembaga pendidikan mudah dan aman bagi rakyatnya. Selain
maka akan terjalin huubngan yang harmo- mempermudah transportasi, pembangunan
nis dengan ulama dan rakyat secara beberapa terusan juga berfungsi sebagai
keseluruhan sehingga dapat membangun sarana pengairan atau irigasi untuk pertain
pemerintahan yang stabil. Dengan demiki- an dan perkebunan rakyat.
an, kebijakan Sultan Muhammad Syafiudin Masih berkaitan dengan mempermu-
IImembangun lembaga pendidikan telah dah transportasi khususnya transportasi
memainkan peranan penting dalam darat, Sultan Muhammad Syafiudin II juga
meningkatkan kulitas keilmuan masyarakat mewujudkan pembangunan berupa jalan
Kesultanan Sambas. darat dari Sambas ke Pemangkat, Singkawa
ng dan ke Bengkayang, sejak tahun 1918 M
Aspek Sosial-Keagamaan sampai masa akhir kekuasaannya. Akses
Kebijakan Sultan Muhammad jalan darat dapat dikatakan memberikan
Syafiudin II di bidang sosial keagamaan dampak positif bagi perekonomian
diwujudkan dengan membangun masjid Kesultanan Sambas. Kemudian sultan juga
jami’ dalam kompleks istana kesultanan membangun danau Sebedang sebagai
pada 1872 M. Masjid Jami’ termasuk salah tempat peristirahatan dan darmawisata.
satu masjid tertua di Kalimantan Barat yang
tidak hanya berfungsi sebagai tempat
DAFTAR PUSTAKA