Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS PADA MASA SULTAN

MUHAMMAD SYAFIUDIN II (1866 - 1922 M)

Zulfikar, Yuda Ardiansyah1*

ABSTRAK
Kesultanan Sambas Alwatzikhoebillah merupakan salah satu kerajaan Islam di wilayah
Kalimantan Barat yang didirikan oleh Raden Solomon. Dia dikatakan meletakkan dasar
kekaisaran dengan menjadikan Islam agama resmi kekaisaran. Kesultanan Sambas bertahan
dalam pentas sejarah selama lebih dari tiga abad (1630-1943) Pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad Syafiuddin II (1866-1922 M) Islam mengalami perkembangan yang signifikan
yang ditandai dengan berkembangnya lembaga-lembaga Islam seperti lembaga pendidikan
Islam dan lembaga keagamaan. Fenomena kedua lembaga tersebut sebenarnya bukan hal baru
karena bentuk lembaga pendidikan Islam sudah ada pada masa pemerintahan Sultan kedua,
Sultan Muhammad Tajuddin (1669-1702 M), serta cikal bakal lembaga keagamaan sudah
terlihat selama ini. masa pemerintahan Sultan ke 5 yaitu Sultan Akamaddin II (1757-1782 M).
Namun pada masa Sultan Muhammad Syafiuddin II, kedua institusi tersebut berkembang lebih
pesat dari pada pemerintahan sultan sebelumnya. Ini sebagian karena kontak dengan
modernisasi yang dibawa oleh kolonial Belanda dan pengaruh Timur Tengah. Untuk
menunjukkan kesinambungan perkembangan Islam di Kesultanan Sambas.

Kata Kunci: Alwatzikhoebillah, Islam, Sultan Muhammad Syafiudin II

ABSTRACT

The Sultanate of Sambas Alwatzikhoebillah is one of the Islamic kingdoms in the West
Kalimantan region, which was founded by Raden Solomon. He is said to lay the foundation of
the empire by making Islam the official religion of the empire. The Sambas Sultanate survived
in the historical stage for more than three centuries (1630-1943) During the reign of Sultan
Muhammad Syafiuddin II (1866-1922 AD) Islam experienced a significant development
marked by the development of Islamic institutions such as Islamic educational institutions and
religious institutions. The phenomenon of the two institutions, is actually not new because the
form of Islamic educational institutions already existed during the reign of the second Sultan,
Sultan Muhammad Tajuddin (1669-1702 AD), as well as the embryo of religious institutions
have been seen during the reign of the Sultan to 5, namely Sultan Akamaddin II (1757-1782
AD). but during the time of Sultan Muhammad Syafiuddin II, the two institutions developed
more rapidly than the reigns of the previous sultans. This is partly due to the contact with
modernization brought by the Dutch colonial and Middle Eastern influences. To show the
continuity of the development of Islam in the Sambas Sultanate.

Key words: Alwatzikhoebillah, Islam, Sultan Muhammad Syafiudin II

*
Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Sambas Kalimantan Barat
Email:yudajawai5@gmail.com
Jurnal Cendekia Sambas - 25 -
MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

PENDAHULUAN Konsep pembangunan tersebut, selan-


Kesultanan Sambas merupakan sebuah jutnya menjadi pola kepemimpinan para
kesultanan yang terletak di wilayah pesisir Sultan Sambas, termasuk pada masa Sultan
utara Provinsi Kalimantan Barat atau Muhammad Syafiudin II, indicator kemaju
wilayah barat laut pulau Kalimantan deng- an kesultanan ditandai dengan meningkat
an pusat pemerintahannya adalah di kota kan kualitas keilmuan dan budaya Islam
Sambas sekarang ini. Kesultanan Sambas serta sebagai kebijakan pembangunan
adalah pencetus pemerintahan dari pemerin (Arsyad, 2006).
tahan kerajaan Samabas sebelumnya. Kemajuan Sambas saat itu diasumsi
Kerajaan yang bernama ‘Sambas’ di kan salah satunya karena kepemimpinan
wilayah ini paling tidak telah berdiri dan yang dijalankan sultan, sehingga berhasil
berkembang sebelum abad ke-14 M menjadikan Sambas sebagai pusat ilmu dan
sebagaimana yang tercantum dalam Kitab kebudayaan Melayu yang berlandaskan
Negarakertagama karya Mpu Prapanca. Islam. Karena itu, Sultan Muhammad
Pada masa itu rajanya bergelar ‘Nek”, salah Syafiudid II dalam tradisi masyarakat
satunya bernama Nek riuh. Setelah masa selalu dihubungkan dengan masa keemasan
Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M Kesultanan Sambas. Atas dasar itulah
muncul pemerintahan raja yang bernama penulis memfokuskan kajian ini pada tokoh
Tan Ungal yang terkenal kejam. Karena kepemimpinan Muhammad Syafiudin II
kekejamannya ini Raja Tan Ungal yang dianggap memiliki kontribusi besar
kemudian di kudeta oleh rakyat dan setelah bagi kemajuan dikesultanan Sambas studi
itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah mengenai kepemimpinan Muhammad
sungai sambas tidak mau mengangkat raja Syafiudin II terbilang langka karna itu
lagi pada masa kekosongan wilayah kajian ini mengungkap bagian dari sejarah
sambas, kemudian pada awal abad ke-16 M lokal yang belum diangkat (Yusriadi,
serombongan besar dari pulau jawa 2015).
kalangan bangsawan kerajaan Majapahit
yang masih beragama hindu (Erwin Mahrus Pengertian perkembangan
dkk, 2010). Perkembangan merupakan perubahan
Secara formal, Kesultanan Sambas progresif yang terjadi sebagai akibat dari
eksis dalam panggung sejarah kurang lebih proses kematangan dan pengalaman dan
tiga abad (1630-1943) dan telah dipimpin terdiri atas serangkaian perubahan yang
oleh 15 orang sultan. Sebagai kesultanan bersifat kualitatif dan kuantitatif (Suriadi,
yang menjadikan Islam sebagai landasan 2019).
ediologinya, p.ara sultan Sambas menerap Dimaksudkan bahwa perkembangan
kan konsep pembangunan masyarakat merupakan proses perubahan individu yang
berdasarkan adat istiadat yang bersendikan terjadi dari kematangan (kemampuan sese-
syariat Islam. Karena itu, di Kesultanan orang usia normal dan pengalaman yang
Sambas dikenal kitab Qanun sebagai wujud merupakan interaksi antara individu dengan
perpaduan adat istiadat dengan syariat lingkungan sekitar yang menyebabkan
Islam yang menjadi undang-undang perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat
kesultanan. (Fitriani 2002:42). Konsep diukur) yang menyebabkan perubahan pada
pembangunan tersebut, paling tidak telah individu tersebut (Arsyad, 2006)
dilakukan sejak sultan Sambas kedua, Perkembangan mengandung adanya
Muhammad Tajudin (1669-1702), yang pemunculan sifat-sifat baru yang berbeda
membangun surau-surau hamper disetiap dari sebelumnya (Kasarim,1983: 23),
desa yang berfungsi sebagai tempat ibadah mengandung arti bahwa perkembangan
dan tempat belajar agama Islam. (Ansar merupakan perubahan sifat individu menu
Rahman, et.al 2001:86). ju kesempurnaan yang merupakan penyem

Jurnal Cendekia Sambas - 26 -


MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

purnaan dari sifat-sifat sebelumnya monarki Muslim, meski secara bahasa,


(Soehadha, 2016). sultan memiliki bentuk wanita, yakni
Dari pendapat para ahli di atas dapat sultanah. Di Kesultanan Utsmani, sultan
disimpulkan bahwa pengertian perkembang juga digunakan tidak hanya untuk kepala
an yaitu merupakan perubahan individu kea negara saja, tetapi juga kerabatnya, dengan
rah yang lebih sempurnal yang terjadi dari laki-laki menyandang gelar tersebut di
proses terbentuknya individu sampai akhir depan nama dan perempuan di belakang
hayat dan berlangsung secara terus- nama.
menerus
Pengertian Islam
Pengertian Sultan Islam adalah agama yang diturunkan
Sultan (bahasa Arab: ‫ﺳﻠﻄﺎن‬, sulṭān) Allah SWT kepada Nabi Muhammad
adalah gelar dalam dunia Muslim yang shallallahu 'alaihi wasallam sebagai nabi
digunakan untuk merujuk berbagai dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman
kedudukan yang beragam dalam sepanjang hidup seluruh manusia hingga akhir
sejarah penggunaannya. Namun seringnya, zaman.Islam (Arab: al-islm, "berserah diri
sultan digunakan untuk mengacu pada kepada Tuhan") adalah agama yang
kepala monarki Muslim yang berkuasa atas mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT
sebuah negara Islam (As, 1999). (Wargadinata, 2010).
Di masa modern, gelar sultan kerap
disamakan dengan khalifah, meskipun Metode Penelitian
terdapat beberapa perbedaan mendasar atas Penelitian ini menggunakan pendekat-
kedua gelar ini. Khalifah merupakan gelar ann kualitatif. Sesuai dengan pendekatan
untuk pemimpin seluruh umat Islam dan rancangan penelitian yang digunakan,
(terlepas sebagai pemimpin secara hierarkis maka instrumen yang digunakan untuk
atau sekadar simbolis), sementara sultan mengumpulkan data adalah peneliti sendiri.
adalah penguasa dari sebuah negara Kehadiran peneliti pada penelitian kualita-
Muslim, sehingga dia bukanlah pemimpin tif merupakan sesuatu keharusan. Karena
umat Muslim yang berada di wilayah penelitian jenis ini lebih mengutamakan
kekuasaannya (Armando, 2005). temuan observasi yang dilakukan peneliti
Kedua gelar ini kerap disamakan, pada latar alami penelitian secara langsung
sangat mungkin lantaran penguasa Utsmani (Suriadi, 2020).
menyandang gelar khalifah dan sultan Metode yang digunakan dalam
secara bersamaan selama sekitar empat penelitian ini adalah penelitian kualitatif
abad, mengaburkan batas peran dari kedua sifatnya deskriptif karena data dianalisis
kedudukan tersebut.Sultan juga kerap berupa deskripsi dari gejala yang diamati,
disamakan dengan raja (‫ﻣﻠﻚ‬, malik). Meski yang tidak selalu berbentuk angka-angka.
sama-sama merujuk kepada kepala Data ini didapat melalui hasil dokumentasi
monarki, sultan memiliki konotasi agama video yang dilakukan penelitian. Teknik
Islam di dalamnya sehingga tidak sepenuh pengumpulan data dalam penelitian ini
nya dapat disamakan. Dalam penggunaan yaitu observasi, wawancara, dan dokumen
nya di dunia internasional, biasanya sultan tasi. Alat pengumpul data penelitian, seba-
tidak diterjemahkan menjadi 'raja' dalam gai instrument utama, pengecekan keabsa-
berbagai bahasa setempat, tetapi diserap haan data dalam penelitian ini dengan
apa-adanya.Meski kerap diidentikan perpanjangan pengamatan dan triangulasi
dengan seorang laki-laki yang menjadi sumber. Teknik analisis data dalam
kepala monarki Muslim di suatu negara penelitian ini adalah analisis selama
Muslim, sultan juga pernah secara resmi pengumpulan data. Teknik pengumpulan
digunakan oleh wanita yang menjadi kepala data yang digunakan dalam penelitian ini

Jurnal Cendekia Sambas - 27 -


MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

adalah tehnik wawancara merupakan perte- I (1813-1826 M), Raden Samba bin Raden
muan dua orang untuk bertukar informasi Jamak bergelar Sultan Usman Kamaluddin
dan ide melalui Tanya jawab sehingga (1826-1829 M), Raden Semar bin Raden
dapat dikontruksikan makna dalam suatu Jarak bergelar Sultan Umar Akamaddin III
topik tertentu (Moeloeng, 2009). (1829-1848 M), Raden Ishak Kelukuk bin
Raden Pasu bergelar Sultan Abubakar
Hasil dan Pembahasan Tajuddin II (1848-1853 M), Raden Tokok
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian bin Raden Semar bergelar Sultan Umar
Kecamatan Sambas merupakan salah Kamaluddin (1853-1866 M), Raden
satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Afifuddin bin Raden Ishak Kelukuk
Sambas, Kalimantan Barat. Kecamatan ini bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin II
memiliki luas 246,66 km2. Kecamatan (1866-1922 M), Raden Muhammad Aria
Sambas merupakan kecamatan terluas ke Diningrat bin Raden Afifuddin bergelar
tujuah setelah Kecamatan Tebas, Kecamat sultan Muhammad Ali Syafiuddin II (1922-
an Paloh, Kecamatan Teluk Keramat, Keca 1931 M), dan Raden Mulia Ibrahim bin
matan Subah, Kecamatan Galing dan Raden ahmad bergelar sultan muhammad
Kecamatan Sejangkung. mulia Ibrahim (1931-1943 M) (Syafiuddin
II, n.d.).
Perkembangan Islam di Sambas pada Pada masa pemerintahan Sultan
Masa Sultan Muhammad Syafiudin II Muhammad Syafiuddin II (1866-1922 M)
Kesultanan Sambas Alwatzikhoebillah islam mengalami perkembangan yang
merupakan salah satu kerajaan islam di cukup berarti ditandai dengan
wilayah kalimantan barat, yang didirikan perkembangan lembaga keislaman seperti
oleh Raden Sulaiman. Ia dikatakan sebagai lembaga pendidikan islam dan lembaga
peletak dasar kesultanan dengan keagamaan. Fenomena kedua lembaga
menjadikan agama islam sebagai agama tersebut, sebenarnya bukanlah hal yang
resmi kesultanan. Kesultanan Sambas baru karena wujud lembaga pendidikan
bertahan dalam pentas sejarah lebih dari Islam telah ada pada masa pemerintahan
tiga abad (1630-1943). Sejak awal Sultan yang ke-2 yaitu Sultan Muhammad
berdirinya sampai masa keruntuhannya, Tajuddin (1669-1702 M), demikian juga
kesultanan sambas telah diperintah oleh 15 cikal bakal lembaga keagamaan telah
sultan. Kelima belas sultan tersebut antara tampak pada masa pemerintahan Sultan ke-
lain: Raden Sulaiman bin Raja Tengah 5 yaitu Sultan Akamaddin II (1757-1782
bergelar Sultan Muhammad Syafiudin I M). namun pada masa Sultan Muhammad
(1630-1669 M), Raden Bima bin Raden Syafiuddin II, kedua lembaga tersebut
Sulaiman bergelar Sultan Muhammad berkembang lebih pesat dari masa
Tajudin (1669-1702 M), Raden Miliya bin pemerintahan Sultan-sultan sebelumnya.
Raden Bima bergelar Sultan Umar Hal tersebut salah satunya dikarenakan
Akamaddin I (1702-1727 M), Raden bersentuhan dengan modernisasi yang
Bungsu bin Raden Miliya bergelar Sultan dibawa kolonial Belanda dan pengaruh
Abubakar Kamaludin (1727-1757 M), Timur Tengah. Untuk menunjukan
Raden Jamak bin Raden Bungsu bergelar kontiunitas perkembangan Islam di
Sultan Umar Akamaddin II (1757-1782 M), Kesultanan Sambas, sebagai bagian dari
Raden Gayung bin Raden Jamak bergelar ciri sejarah, pada bagian ini diungkapkan
Sultan Muda Ahmad Tajudin (1782- 1798 perkembangan lembaga keislaman
M), Raden Mantra bin Raden Jamak terhadap Kesultanan Sambas sebagai
bergelar Sultan Abubakar Tajudin I (1798- berikut.
1813 M), Raden Pasu bin Raden Jamak
bergelat Sultan Muhammad Ali Syafiuddin

Jurnal Cendekia Sambas - 28 -


MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

Lembaga pendidikan Islam pembangunan pada masa pemerintahan


Di Kesultanan Sambas pekembangan sebelumnya
lembaga itu sendiri, dimulai dari tahap yang Sultan Muhammad Syafiudin II dalam
sederhana sampai pada tahap yang relatif tradisi masyarakat Sambas diakui sebagai
lebih modern. Oleh karena itu, pioneer pembangunan, hal tersebut dilatar
perkembangan lembaga pendidikan Islam belakangi oleh pengetahuan dan wawasan
Pada masa Sultan Muhammad Syafiuddin yang diperolehnya ketika belajar di Pulau
II yaitu mulai dari lembaga pendidikan Jawa sehingga sedikit banyak memberi
surau (1866-1916 M), sekolah melayu al- pengaruh dan menjadikannya lebih unggul
sultaniyah (1868-1916 M), sampai pada dari sultan-sultan Sambas sebelumnya.
madrasah al-Sultaniyah (1916- 1936 M). Namun demikian, kompleksitas persoalan
Lembaga Maharaja Imam (Keagamaan) masyarakat dan kesultanan di awal masa
Lembaga maharaja imam merupakan jabatannya adalah faktor yang mendorong
bagian integral dari sistem tradisinal Kesul untuk merumuskan arah kebijakan pem
tanan Sambas yang baru dibentuk pada bangunan. Oleh karena itu, jika Sultan
masa pemerintahan Sultan Muhammad Muhammad Syafiudin II lebih menitikberat
Syafiuddin II terkait kapan awal berdirinya kan perhatiannya pada pembangunan dan
lembaga ini sebenarnya belum ada kesejahteraan rakyat terutama bidang
kesepakatan di antara para sejarawan. Ada pendidikan seperti yang dinyatakan oleh
beberapa tokoh dalam lembaga maharaja Uray Riza Fahmi, itu adalah jawaban atau
imam yaitu: 1) Imam Arif Nuruddin (1869- respon selaku pembuat kebijakan terhadap
1873 M), 2) Imam Muhammad Imran kondisi nyata kesultanan. Di samping itu,
(1873-1913 M), 3) Imam Muhammad tentu inisiatif atau terobosan baru yang
Basuni Imran (1913-1976 M). dilakukan oleh sultan ke-13 ini adalah
refleksi atas pengalaman dan pengetahuan
Aspek kebijakan Sultan Muhammad nya. Dalam konteks inilah dapat dikatakan
Syafiudin II di Sambas bahwa masa pemerintahan Sultan
Kajian ini pada dasarnya ingin meng Muhammad Syafiudin II adalah masa
ungkapkan kebijakan pembangunan baik di pembangunan kesultanan Sambas. Oleh
bidang pendidikan, sosial-keagamaan mau karena itu, dalam membahas berbagai
pun ekonomi pada masa pemerintahan kebijakan Sultan Muhammad Syafiudin II
Sultan Muhammad Syafiudin II. Menurut akan lebih difokuskan pada kebijakan-
Pabali H. Musa, Sultan Muhammad kebijakan pembangunannya. Dalam kajian
Syafiudin I dikenal sebagai perintis dan ini sejarawan lokal diuraikan beberapa
peletak dasar berdirinya kesultanan, kebijakan pembangunan pada masa
sementara Sultan Muhammad Syafiudin II pemerintahan sultan Sambas ke-13 ini.
diakui sebagai pembangun sesungguhnya Secara garis besarnya kebijakan pembang
kesultanan Sambas. Namun perlu ditegas unan tersebut dapat dikelompokan menjadi
kan pula bahwa pembangunan yang dimak tiga bidang utama yaitu pendidikan, social
sudkan disini adalah hasil dari proses pan- keagamaan, dan ekonomi.
jang sejak berdirinya kesultanan tersebut
yang telah mengalami perkembangan Aspek Pendidikan
dalam makna dan konteksnya sehingga Kebijakan sultan dalam bidang pendi
label masa pembangunan untuk satu masa dikan diwujudkan dengan mendirikan
pemerintahan saja akan menjadi kurang sekolah melayu al-sultaniyah pada tahun
bijak. Maka dari itu, pembangunan yang 1868 M yang pembangunannya mengguna
dilakukan pada masa pemerintahan Sultan kan dana pribadi sultan. Adapun tujuan
Muammad Syafiudin II adalah proses awal dari pendirian sekolah itu dimaksud
berkelanjutan dan berkaitan erat dengan kan untuk memberikan pendidikan kepada

Jurnal Cendekia Sambas - 29 -


MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

para pejabat dan kerabat kesultanan, yaitu ibadah, tetapi juga sebagai lembaga
untuk kalangan keluarga sultan, anak para pendidikan islam pada masa itu. Selain
imam dan khatib sehigga dampaknya pun membangun masjid, membentuk lembaga
terbatas untuk kalangan elite. Termasuk keagamaan yang kemudian dijabat oleh
juga pengiriman pelajar ke luar negeri seorang ulamadisebut Maharaja Imam
dalam bentuk beasiswa untuk melanjutkan (hakim dan kepala urusan agama Islam),
pendidikan di Mekkah dan al-Azhar Kairo, juga merupakan wujud kebijakan pembang
Mesir. Langkah ini sangat efektif mendo- unan sultan pada bidang ini. Lembaga
rong perkembangan pendidikan Islam ada keagamaan tesebut mempunyai peran
masa itu, karena setelah kembalinya pelajar penting dalam membina keagamaan mas-
tersebut semakin memperkuat staf pengajar yarakat sehingga mampu mengantarkan
di Sekolah al-sultaniyah. Selanjutnya pen- Kesultanan sambas pada kemajuannya pada
didikan secara perlahan diarahkan pada abad ke-20, yang dikenal sebagai salah satu
system yang lebih modern sehingga pusat pendidikan atau pembinaan keagama-
muncullah Madrasah al-Sultaniyah pada an yang penting di Kalimantan Barat.
awal abad ke-20 yang lebih terbua untuk
masyarakat umum, dan dampaknya juga Aspek Ekonomi
semakin luas. Pembangunan dibidang ekonomi di
Sebuah kebijakan biasanya tidak ter- wujudkan dengan membangun beberapa
lepas dari motivasi yang melatarbelakangi terusan atau kanal seperti terusan kartiasa,
nya. Demikian halnya kebijakan sultan Sebangkau, Setalle’, Semanggau, sempa-
Muhammad Syafiudin II mendirikan ruk, Segerunding, dan lain sebagainya.
Sekolah melayu al-Sultaniyah, setidaknya Tujuan dibangunnya beberapa terusan
terdapat tiga alasan atau motivasi. Pertama, tersebut untuk mempermudah transportasi
kepentingan administrasi terutama untuk masyarakat yaitu memperpendek jarak
mendidik para pejabat kesultanan atau tempuh, misalnya dengan dibangunnya
pegawai pemerintahan. Kedua, kepenting- terusan Sebangkau, penduduk hilir dapat
an pendidikan yakni melengkapi lembaga mudik dari Sambas ke singkawang tanpa
pendidikan surau yang telah ada sebelum- harus melalui laut. Dalam hal ini, Sultan
nya. Ketiga, kepentingan politik, yang telah memberikan transportasi yang lebih
dengan didirikannya lembaga pendidikan mudah dan aman bagi rakyatnya. Selain
maka akan terjalin huubngan yang harmo- mempermudah transportasi, pembangunan
nis dengan ulama dan rakyat secara beberapa terusan juga berfungsi sebagai
keseluruhan sehingga dapat membangun sarana pengairan atau irigasi untuk pertain
pemerintahan yang stabil. Dengan demiki- an dan perkebunan rakyat.
an, kebijakan Sultan Muhammad Syafiudin Masih berkaitan dengan mempermu-
IImembangun lembaga pendidikan telah dah transportasi khususnya transportasi
memainkan peranan penting dalam darat, Sultan Muhammad Syafiudin II juga
meningkatkan kulitas keilmuan masyarakat mewujudkan pembangunan berupa jalan
Kesultanan Sambas. darat dari Sambas ke Pemangkat, Singkawa
ng dan ke Bengkayang, sejak tahun 1918 M
Aspek Sosial-Keagamaan sampai masa akhir kekuasaannya. Akses
Kebijakan Sultan Muhammad jalan darat dapat dikatakan memberikan
Syafiudin II di bidang sosial keagamaan dampak positif bagi perekonomian
diwujudkan dengan membangun masjid Kesultanan Sambas. Kemudian sultan juga
jami’ dalam kompleks istana kesultanan membangun danau Sebedang sebagai
pada 1872 M. Masjid Jami’ termasuk salah tempat peristirahatan dan darmawisata.
satu masjid tertua di Kalimantan Barat yang
tidak hanya berfungsi sebagai tempat

Jurnal Cendekia Sambas - 30 -


MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

Simpulan pada bidang pendidikan, sosial keagamaan,


Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dan ekonomi.
dengan teknik wawancara dan dokumentasi
yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan dan Saran
Kebudayaan Kabupaten Sambas tentang Sebaiknya pemerintah melakukan penelitan
Sejarah Kepemimpinan Sultan Muhammad lebih lanjut supaya masyarakat mengetahui
Syafiuddin II dapat diambil kesimpulan lebih dalam perkembangan Islam pada
antara lain: (a) Kesultanan Sambas merupa masa Sultan Muhammad Syafiuddin II,
kan salah satu satu kerajaan Islam tertua di Sebaiknya masyarakat sekarang menelada
Kalimantan Barat yang berdiri pada tahun ni aspek kepamimpinan Sultan Muhammad
1650 M dengan sultan pertamanya yaitu Syafiuddin II yang selalu berpedoman pada
Raden Sulaiman. b) Pada masa jabatan tali ajaran islam.
Sultan Muhammad Syafiudin II, Beliau
menjadikan dua lembaga berkembang,
yakni lembaga pendidikan Islam dan
lembaga keagamaan, c) Kebijakan-
kebijakan yag dititikberatkan oleh Sultan
Muhammad Syafiudin II adalah terdapat

Jurnal Cendekia Sambas - 31 -


MAN IC Sambas Vol 1 No. 2 Juli – Desember 2020

DAFTAR PUSTAKA

Armando, N. M. (2005). Ensiklopedia Islam jilid 5. Icthisar Baru van Hoeve.


Arsyad, A. (2006). Islam Masuk dan Berkembang di Nusantara Secara Damai dalam
komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF, menjadi Indonesia: 13 abad Eksistensi
Islam di Bumi Nusantara. Mizan.
As, M. S. (1999). Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, cet. 2. Lentera
Hati.
Erwin Mahrus dkk. (2010). Tradisi dan komunikasi orang Melayu. STAIN Pontianak.
Moeloeng, J. L. (2009). Metodologi penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Soehadha, M. (2016). Tauhid Budaya: Strategi Sinergitas Islam dan Budaya Lokal
dalam Perspektif Antropologi Islam. Tarjih, 13(1), 24.
Suriadi. (2019). Cultural Da ’ wah and Islamic Education Values in Antar Ajong
Tradition of People in Melayu Sambas Introduction History is a dialogue between
past events and future developments . 1 Historical traditions possessed by
Indonesian society rapidly develops . Karsa, 27(1), 1–30.
https://doi.org/10.19105/karsa.v27i1.1537
Suriadi. (2020). Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. JURNAL
EDUCATIVE, 5(1), 84–99.
Syafiuddin II, M. (n.d.). Salsilah Raja Sambas. Https://Www.Kompasiana.Com
[Diakses Pada Tanggal 4 Desember 2019].
Wargadinata. (2010). Spiritualitas Shalawat; Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad
Saw. UIN MALIK Press,.
Yusriadi. (2015). Identitas Orang Melayu di Hulu Sungai Sambas. Jurnal Khatulistiwa -
Journal of Islamic Studies, 5(1), 74–99.

Jurnal Cendekia Sambas - 32 -

Anda mungkin juga menyukai