Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT DALAM


BERKOMUNIKASI DI ERA MODERNISASI

Ujian Akhir Semester


Pengantar Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :
Nama : M. Faza Al-Mubdi
Kelas : A Inderalaya
NIM : 07031182328044
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Retna Maharani, M.SI.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT
DALAM BERKOMUNIKASI DI ERA MODERNISASI”. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester
mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi pada program studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekaligus
menjadi referensi bagi penulis lainnya dalam memahami mengenai penggunaan
bahasa Isyarat. Penulis akan berlapang dada dan dengan senang hati untuk
menerima saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
Harapannya, makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang ilmu komunikasi. Akhir kata, penulis ucapkan
terima kasih.

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...I
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...II
DAFTAR ISI……………………………………………………………………III
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………...2
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...…….4
A. Bahasa
Isyarat………………………………………………………………....4
B. Keberadaan Bahasa Isyarat Di Masyarakat Indonesia Hingga di Dunia
Internasional…………………………………………………………………..5
C. Tantangan Serta Solusi Bangsa Indonesia Dalam Meningkatkan Efektivitas
Bahasa Isyarat…...………………………………………………………….6-8
D. Pengaruh Modernisasi pada Eksistensi Bahasa Isyarat di Indonesia……….8-9
E. Pentingnya Memperhatikan Eksistensi Bahasa
Isyarat…………………..........9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..10
A. Kesimpulan……………………...….…………………………………….…..10
DAFTAR PUSTAKA..………………………………………………………….11

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Deddy Mulyana (2015 : 11) Komunikasi adalah proses berbagi makna
melalui perilaku verbal dan non verbal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Hal ini sejalan dengan pendapat Joseph A Devito dari adanya keterbukaan
(openess), kesamaan (equality), empati (empathy), dukungan (supportif) dan
positif (positiveness). Seperti yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana, bahwa
komunikasi tidak hanya berupa verbal, namun juga non verbal.
Dalam dunia internasional, tidak hanya menggunakan bahasa verbal,
namun juga terdapat beberapa pertemuan yang menggunakan bahasa nonverbal,
dalam hal ini ialah bahasa isyarat. Bahasa isyarat menjadi bahasa utama bagi
penyandang tunarungu di Indonesia bahkan di dunia internasional. Bahasa isyarat
menjadi media komunikasi dan bertukar informasi bagi penyandang tunarungu
ataupun orang yang ingin berkomunikasi dengan penyandang tunarungu.
Pengertian tunarungu ialah orang yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya
sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam
perkembangan bahasanya (Somantri 2006 : 74).
Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, yang kini menjadi era
modernisasi. Di mana semua kegiatan hampir dilakukan dengan bantuan
teknologi, hal ini bisa menjadi tantangan serta harapan bagi bahasa isyarat di mata
dunia. Perubahan merupakan suatu proses di dalam masyarakat. Modernisasi
merupakan proses transformasi masyarakat dari kehidupan tradisional menjadi
modern dengan harapan terciptanya kehidupan yang lebih maju. Modernisasi
merujuk pada pengembangan pola pikir, perilaku, serta kemajuan teknologi. Pada
dasarnya, modernisasi berfokus untuk membawa perubahan yang lebih maju bagi
masyarakat.

1
Diharapkan modernisasi ini bisa membuat penyandang tunarungu lebih
mudah untuk berkomunikasi. Serta memudahkan masyarakat untuk
berkomunikasi dengan penyandang tunarungu.
Dengan diangkatnya judul penelitian ini berupa “EFEKTIVITAS
PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT DALAM BERKOMUNIKASI DI ERA
MODERNISASI” diharapkan dapat memberikan manfaat perihal inovasi terhadap
efektivitas penggunakan bahasa isyarat di dunia internasional. Guna untuk
mempermudah penyandang tunarungu untuk berkomunikasi sesama penyandang
maupun dengan masyarakat di sekitarnya. Serta meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mempelajari bahasa isyarat demi efektivitas penerimaan pesan
ketika berkomunikasi bersama teman penyandang tunarungu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bahasa Isyarat di dunia maupun di Indonesia?
2. Bagaimana eksistensi bahasa isyarat dalam era modernisasi?
3. Bagaimana keberadaan bahasa isyarat di lingkungan masyarakat Indonesia
hingga di dunia internasional?
4. Bagaimana tantangan serta solusi dalam meningkatkan efektivitas bahasa
isyarat?
5. Bagaimana pengaruh modernisasi pada eksistensi bahasa isyarat di
Indonesia?
6. Mengapa bahasa isyarat harus diperhatikan di masyarakat Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui definisi bahasa isyarat di dunia maupun di Indonesia
2) Mengetahui bagaimana eksistensi bahasa isyarat di era modernisasi.
3) Mengetahui bagaimana keberadaan bahasa isyarat di lingkungan masyarakat
Indonesia hingga di dunia internasional.
4) Mengetahui bagaimana tantangan serta solusi dalam meningkatkan efektivitas
bahasa isyarat.

2
5) Mengetahui bagaimana pengaruh modernisasi pada eksistensi bahasa isyarat
di Indonesia.
6) Mengetahui mengapa bahasa isyarat harus diperhatikan di masyarakat
Indonesia.

D. Manfaat Makalah
Penulis berharap dengan adanya makalah ini penulis dapat memenuhi penugasan
yang diberikan dosen dalam rangka Ujian Akhir Semester. Selain itu, penulis juga
berharap bahwa pembahasan yang penulis buat pada makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca seperti :
a. Mendapatkan informasi bagaimana keberadaan bahasa Indonesia di dalam era
modernisasi.
b. Menyadarkan pembaca pentingnya menjaga keberadaan bahasa isyarat di era
modernisasi.
c. Meningkatkan kesadaran pembaca tentang pentingnya mempelajari dasar
bahasa isyarat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa Isyarat

Komunikasi merupakan proses bertukar informasi secara verbal maupun


nonverbal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Deddy Mulyana). Bahasa
isyarat tergolong komunikasi nonverbal, dikarenakan media yang digunakan
adalah media gerak tubuh, ekspresi muka, dan gerak mata. Bahasa isyarat adalah
metode komunikasi yang tidak menggunakan suara, tetapi menggunakan gerakan
tangan, tubuh dan bibir untuk menyampaikan sebuah informasi. Bahasa isyarat
telah digunakan sebagai sistem komunikasi, terutama oleh penderita tuli atau
tunarungu.
Bahasa isyarat di setiap negara memikili tanda yang berbeda. Di negara
bagian Amerika Serikat, mereka menggunakan metode American Sign Language
(ASL). Di India pun memiliki sekolah khusus anak-anak yang memiliki kebutuhan
khusus, yakni The Mathru Educational School. Sedangkan, Indonesia memiliki 2
metode bahasa isyarat, yakni Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem
Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Di mana, SIBI merupakan adaptasi dari ASL.
SIBI kerap digunakan oleh semua SLB yang di bawah naungan Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Kemendikbud Ristek). Atau
secara garis besar, SIBI adalah bahasa isyarat Indonesia yang kerap digunakan
dalam keadaan formal. Sedangkan BISINDO adalah bahasa isyarat yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan penggunaan gerak tangan
yang lebih mudah dimengerti.
Indonesia menjadi negara ke-empat dalam menempati penduduk terbanyak
yang memiliki kebutuhan khusus terlebih tunarungu, setelah Srilanka, Myanmar,
dan India. Dengan angka statistika 16.8% penduduk atau setara 35 juta penduduk
dalam tahun 2019. Serta diperkirakan ada 5 ribu bayi yang lahir dalam keadaan
tuli tiap tahunnya. Hal ini membuat bahasa isyarat menjadi bahasa yang perlu
diperhatikan. Untuk terciptanya komunikasi yang efektif di antara masyarakat
Indonesia.

4
B. Eksistensi Bahasa Isyarat di Masyarakat Indonesia hingga di Dunia
Internasional

World Health Organization (WHO) mencatat ada 6.1% atau setara 466 juta
penduduk di dunia yang menyandang tunarungu pada tahun 2018. Dan dari data
Badan Pusat Statistika (BPS), Indonesia memiliki data sebesar 35 juta penduduk
penyandang tunarungu pada tahun 2019. Data ini menunjukkan bahwa persentase
penyandang tunarungu baik di dunia internasional maupun di Indonesia memiliki
angka yang besar.
Dengan angka yang besar ini, tentu eksistensi bahasa isyarat di dunia
internasional maupun di Indonesia masih bertahan. Dalam ranah internasional,
bahasa isyarat kerap digunakan di dalam komunitas penyandang tunarungu
antarnegara untuk berkomunikasi menggunakan International Hand Sign dalam
forum-forum tertentu untuk memudahkan proses komunikasi.
Sedangkan di Indonesia, bahasa isyarat digunakan dalam kegiatan komunitas
penyandang tunarungu, kehidupan sehari-hari. Bahkan, dijelaskan dalam video
seorang Youtuber bernama Agung Hapsah (2022), bahwa ada sebuah di Indonesia
yang seluruh masyarakat desanya menggunakan bahasa isyarat, yakni Desa
Bengkalang, Bali.
Namun, masyarakat Bengkalang membuat bahasa isyarat mereka sendiri,
yakni Bahasa Kolok. Bahasa Kolok merupakan bahasa isyarat yang dibuat oleh
masyarakat desa untuk bahasa komunikasi sehari-hari.
Kemedikbud Ristek pun mewajibkan penggunaan bahasa isyarat di SLB yang
diaginya. Karena telah tercantum di Undang-Undang, yakni UU No. 20 Pasal 16
Tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan
pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah”. Serta UU No.
23 Pasal 51 Tahun 2002 yang berbunyi “Anak yang menyandang cacat fisik

5
dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa”.
Bahasa isyarat di Indonesia juga digunakan dalam siaran berita, di mana ada
juru isyarat untuk memberitahukan informasi terkait berita yang disampaikan
dalam siaran tersebut. Bahkan, terdapat sebuah Coffee Shop yang telah
menggunakan bahasa isyarat sebagai sarana pelayanan di tempat tersebut. Yakni
Kopi Tuli (KopTul) yang berlokasi di Depok, Jawa Barat.
Dengan pernyataan di atas, eksistensi bahasa isyarat di dunia terkhusus di
Indonesia masih sangat terjaga. Bahkan memiliki kemajuan di dalam kehidupan
sosial seperti inovasi Coffee Shop sebelumnya.

C. Tantangan serta Solusi Bangsa Indonesia dalam Meningkatkan


Efektivitas Bahasa Isyarat
Modernisasi merupakan perubahan sosial yang tidak bisa dihindari oleh
masyarakat. Modernisasi merujuk pada perubahan masyarakat yang berawal
tradisional menjadi masyarakat modern. Modernisasi tidak hanya bersifat
teknologi, namun modernisasi juga mencakup perubahan pola pikir, tingkah laku
serta perilaku masyarakat guna menciptakan kehidupan yang lebih maju.
Modernisasi memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan
teknologi. Namun perkembangan teknologi yang semakin meningkat tanpa
diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia menyebabkan munculnya
tantangan yang besar untuk mempertahankannya.
Tantangan akibat ketidaksinambungan tersebut dapat berupa
kerenggangan antara penyandang tunarungu dengan masyarakat, adanya
diskriminasi terhadap penyandang tunarungu, serta tenggelamnya bahasa isyarat
di masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dipicu dengan adanya pemahaman yang
masuk ke dalam negeri, seperti sikap acuh tak acuh (apatis), sikap etnosentrisme,
atau bahkan sikap eksklusivisme. Semua hal ini dapat terjadi apabila tidak adanya
simpang siur dari masyarakat untuk memperhatikan permasalahan ini lebih lanjut.
Tantangan yang muncul ini harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia
secara bersama untuk mendapatkan hasil yang efektif. Masyarakat perlu

6
meningkatkan kesadaran diri untuk mempertahankan eksistensi bahasa Isyarat.
Selain kesadaran diri, sifat disiplin dalam menggunakan bahasa Isyarat merupakan
sifat yang penting untuk dimiliki agar bahasa Isyarat tetap terjaga kelestariannya.
Namun, di samping tantangan ini, sudah terdapat beberapa solusi yang
dilakukan atau bahkan sedang dalam tahap pengembangan. Seperti teknologi yang
sedang dikembangkan untuk mempermudah penyandang tunarungu untuk
berkomunikasi melalui gadget. Yakni teknologi yang bernama Convolutional
Neural Network (CNN). Teknologi ini dirancang untuk mereka gerak tangan yang
kemudian diterjemahkan oleh sistem yang telah dibuat menjadi sebuah kalimat.
Dengan disempurnakannya teknologi ini nanti, maka akan membuat penyandang
tunarungu akan lebih mudah berkomunikasi menggunakan gadget, dan juga
masyarakat atau kerabat akan lebih mudah mengerti apa yang disampaikan oleh
teman tunarungu.
Teknologi lain yang sedang dikembangkan ialah aplikasi untuk belajar
bahasa isyarat yang dapat diakses pada gadget Android & tablet. Di dalam
aplikasi tersebut akan menampilkan gambar, video, serta teks dalam
penggunaannya. Di mana tiap kalimat yang telah disusun akan menampilkan
gambar orang serta video bagaimana gerak tangan untuk kalimat tersebut. Dengan
adanya aplikasi, akan memudahkan masyarakat untuk mempelajari bahasa isyarat
secara otodidak.
Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat ialah dengan
mengikuti atau bahkan mengadakan pelatihan dasar bahasa isyarat di daerah-
daerah tertentu. Seperti halnya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di
Banten, yakni pelatihan bahasa isyarat dasar bagi calon guru. Hal ini dilakukan
guna untuk memudahkan para guru untuk berinteraksi kepada muridnya yang
memiliki kebutuhan khusus tunarungu.
Hal lainnya ialah dengan membuat inovasi tidak hanya di aspek formal
kehidupan, namun juga bisa di aspek sosial seperti Coffee Shop Kopi Tuli
sebelumnya. Tidak hanya membuat penyandang tunarungu dapat bersosialisasi
seperti masyarakat lainnya, hal seperti ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan

7
ekonomi. Dikarenakan pekerja yang diambil dalam Coffee Shop tersebut dari
teman tunarungu juga.
Mempertahankan bahasa isyarat merupakan tugas bersama, tak hanya
masyarakat yang memiliki peran dalam mempertahankan bahasa nasional bangsa
Indonesia. Diperlukan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga
atau organisasi yang dijadikan sebagai pedoman tindakan agar mencapai sasaran
maupun tujuan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga terutama lembaga penyiaran
ialah dengan mengadakan juru isyarat di setiap siaran. Tidak hanya berita formal,
namun bisa dikembangkan dalam bentuk siaran debat. Terutama pada tahun 2024
nanti Indonesia akan melakukan Pemilihan Umum. Dengan adanya juru isyarat di
siaran debat Capres mendatang. Hal ini akan membuat teman tunarungu merasa
dilibatkan dalam partisipasi pemilihan Presiden Republik Indonesia.
Upaya lain yang bisa diterapkan kepada masyarakat ialah sosialisasi atau
pemberian edukasi perihal suatu hal melalui sebuah video. Seperti yang dilakukan
oleh mahasiswa Universitas Jember. Di mana mereka menggunakan media video
untuk menginformasikan edukasi perihal kesehatan gigi kepada anak penyandang
tunarungu. Dengan metode ini, efektivitas pesan yang diberikan pun lebih mudah
dimengerti. Tidak hanya karena disampaikan melalui media nonverbal, namun
juga disampaikan oleh Utaminingtyas (2012 : 12-13) bahwa video dapat menjadi
media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
Upaya pemerintah dalam mempertahankan eksistensi bahasa isyarat dapat
dilihat dengan pelatihan bahasa isyarat untuk penutur sesama penyandang, hingga
pendidikan bahasa dasar isyarat di jenjang SLB. Pada hakikatnya, masyarakat
serta pemerintah harus memiliki kesinambungan dalam menjaga eksistensi bahasa
isyarat agar tetap bertahan di masyarakat.

D. Pengaruh Modernisasi pada Eksistensi Bahasa Isyarat di Indonesia


Perkembangan yang terjadi di era modernisasi berdampak pada proses
komunikasi antara masyarakat. Era Modernisasi memberikan dampak yang cukup

8
signifikan pada penggunaan bahasa isyarat, salah satu dampak dari modernisasi
ini ialah :
1. Proses komunikasi yang lebih mudah karena kemajuan teknologi.
2. Kedekatan penyandang tunarungu lebih erat dengan masyarakat.
3. Peningkatan ekonomi negara.
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam aspek pendidikan.
Dari dampak-dampak ini, tentu dapat disimpulkan bahwa modernisasi membawa
dampak yang baik bagi perkembangan masyarakat. Selama pengembangan
inovasi terus dipantau oleh pemerintah, maka dampak positif akan terus
berkembang seiring berjalannya waktu.

E. Pentingnya Memperhatikan Eksistensi Bahasa Isyarat


Sebagai negara yang menduduki peringkat ke-empat dengan jumlah
penduduk berkebutuhan khusus terbanyak. Maka, memperhatikan eksistensi
bahasa isyarat di dunia terkhusus di Indonesia merupakan tugas yang penting.
Dikarenakan dengan bahasa isyaratlah teman tunarungu dapat berbaur dengan
masyarakat. Seperti halnya masyarakat di Desa Bengkalang, tanpa adanya
pengetahuan perihal dasar bahasa isyarat, maka desa tersebut akan menjadi desa
yang tertutup terhadap masyarakat. Disebabkan hambatan media komunikasi yang
berbeda.
Tanpa adanya kebersamaan dari pemerintah, lembaga masyarakat, dan
masyarakat untuk memperhatikan eksistensi bahasa isyarat. Maka akan
mendatangkan ketidaktentraman di dalam masyarakat. Sebab adanya rasa
diskriminasi dan tidak dianggap oleh masyarakat. Semua hal ini harus diantisipasi
agar terciptanya masyarakat yang bersatu, sesuai dengan semboyan bangsa
“Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetap satu jua.
Dengan adanya upaya serta kesadaran diri seluruh warga Indonesia. Maka,
akan mendatangkan hal-hal baik bagi masyarakat itu sendiri dan bahkan kepada
pembangunan negara.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa isyarat merupakan alat utama bagi penyandang tunarungu untuk
berkomunikasi. Indonesia sebagai negara yang termasuk peringkat 5 besar sebagai
negara dengan penduduk berkebutuhan khusus terbanyak haruslah memperhatikan
bahasa isyarat. Karena dengan memperhatikan bahasa isyarat ini akan membuat
penduduk yang berkebutuhan khusus merasa dianggap. Serta membuat persatuan
antara masyarakat semakin erat.
Tantangan ini akan lebih mudah dihadapi jika seluruh bangsa Indonesia
ikut andil dalam mempertahankan eksistensi dan pengembangan bahasa isyarat
guna menciptakan komunikasi antara masyarakat yang lebih efektif.
Diharapkan masyarakat serta pemerintah dapat meninjau teknologi yang
sedang disempurnakan, yakni CNN. Atau membuat inovasi baru seperti Kopi Tuli
atau Sosialisasi Edukasi terkait gigi yang disampaikan melalui video. Inovasi-
invoasi seperti inilah yang diperlukan untuk menghadapi gempuran modernisasi
di masa sekarang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agung Hapsah (2022). gak bisa basa enggres. Youtube.com.


Ahmad Nur Iqbal Yusuf, Kamaluddin Tajibu. (2021). PENGARUH
SIARAN BERITA BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) DI
TELEVISI TERHADAP PEMAHAMAN INFORMASI KHALAYAK. Jurnal
Mercusuar. Vol. 2, No. 2.
Badan Pusat Statistika. https://www.bps.go.id
Diyah Kardini Maulida. (2017). Bahasa Isyarat Indonesia di Komunitas
Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia. Repository UIN Jakarta.
Ellya Rosana (2015) MODERNISASI DALAM PERSPEKTIF
PERUBAHAN SOSIAL. Vol. 10, No. 1, 67-82
Joseph A. DeVito (2016). The Interpersonal Communication Book.
Global Edition.
Lita Damafitra. (2015). Efektivitas Video dan Bahasa Isyarat Sebagai
Media Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi
dan Kulit Pada Anak Penderita Tunarungu. Digital Repository Universitas
Jember.
Mochamad Bagus Setiyo Bakti, Yuliana Melita Pranoto (2019).
Pengenalan Angka Sistem Isyarat Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan
Metode Convolutional Neural Network. UIN PGRI Kediri, 11-16.
Maharoni Hendra Pradikja, Herman Tolle, Komang Candra Brata (2019).
Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat Berbasis Android
Tablet. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2,
No. 8. 2877-2885.
Purnama Rika Perdana, Pitrotussaadah, Fithri Meiliawati, Yazid
Rukmayadi, Syafaat, Teguh Ardianto. (2022) Efektifitas Pelatihan Bahasa Isyarat
Dasar bagi Calon Guru Sekolah Inklusi di Wilayah Provinsi Banten. JOURNAL
OF DISABILITY STUDIES AND RESEARCH (JDSR) Vol.1, No. 1, 06-22
Rohmat Indra Borman, Bentar Priyopradono (2018). Implementasi
Penerjemah Bahasa Isyarat Pada Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) Dengan

11
Metode Principal Component Analysis (PCA). Jurnal Informatika: Jurnal
Pengembangan IT (JPIT), Vol. 3, No. 1
Rohmat Indra Borman, Bentar Priopradono, Abdul Rahman Syah. (2017).
Klasifikasi Objek Kode Tangan pada Pengenalan Isyarat Alphabet Bahasa Isyarat
Indonesia (Bisindo)Seminar Nasional Informatika dan Aplikasinya (SNIA)
Rohmah Ageng Mursita (2015) RESPON TUNARUNGU TERHADAP
PENGGUNAAN SISTEM BAHASA ISYARAT INDONESA (SIBI) DAN
BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) DALAM KOMUNIKASI.
Inklusi. Vol. 2, No. 2
Stephanie Rosalind, Chontina Siahaan (2022). EFEKTIVITAS
PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT DALAM PELAYANAN PELANGGAN
DI COFFE SHOP OLEH KARYAWAN DENGAN PENYANDANG
DISABILITAS TUNARUNGU. Jurnal Comunità Servizio, Vol. 8, No. 1, 853-
867.
World Health Organization. https://www.who.int

12

Anda mungkin juga menyukai