Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KOMUNIKASI VERBAL
(Mata Kuliah :Komunikasi Dasar Keperawatan)

Dosen Pengampu : Ns. Alfian Harisandy,S.Kep,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

1. Chelsya Anggun (23220002)

2. Diana Tri Ayu Astuti (23220004)

3. Dinda Okta Ramadhani (23220006)

4. Kesya Anggeia (23220009)

5. Nabil Oktario (23220010)

YAYASAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KADER BANGSA

UNIVERSITAS KADER BANGSA

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ns. Alfian
Harisandy,S.Kep,M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Dasar
Keperawatan yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Palembang, 22 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................2

C. Tujuan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................3

A. Pengertian Komunikasi Verbal ..................................................3

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Verbal .......6

C. Hambatan Komunikasi Verbal ...................................................8

D. Kelebihan Dan Kekurangan Komunikasi Verbal .......................8

E. Praktek Komunikasi Verbal .......................................................9

F. Pengertian Komunikasi Non Verbal ..........................................10

G. Fungsi Komunikasi Non Verbal ................................................12

H. Karakteristik Komunikasi Non Verbal ......................................14

I. Tipe Komunikasi Non Verbal .................................................... 17

BAB III PENUTUP ..............................................................................24

A. Kesimpulan ...............................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................25


iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi keharusan
bagi individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Sejak pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya waktu yang digunakan
untuk aktifitas salah satunya adalah berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan
oleh David K. Berlo mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk
berkomunikasi (Rakhmat, 2008).
Komunikasi merupakan cara individu untuk menyampaikan pesan dan
informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan memahami perasaan
serta memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998). Didalam kehidupan
bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan dalam berpendapat,
ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalah pahaman dalam komunikasi.
Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan proses komunikasi dan
interaksi dengan orang lain.
Komunikasi yang sering ditemui dalam individu adalah komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi antar dua
orang atau lebih, baik secara verbal maupun non verbal, sehingga pada awalnya
timbul interaksi (Rakhmat, 2008). Aktifitas komunikasi berlangsung dalam
situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun
pada kerumunan orang (Wiryanto, 2005). Bahasa merupakan salah satu alat
komunikasi yang dipakai oleh seseorang dengan orang lain. Tanpa ada bahasa
kita tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh seseorang kepada
kita.
Bahasa juga merupakan alat pemersatu antarsesama. komunikasi
nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang dapat
menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan, menyusun
konsep tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan maupun tertulis.
Bahasa nonverbal adalah bahasa yang tidak mementingkan/tidak menggunakan
kata-kata penyampaian pesan, tetapi menggunakan symbol lain.

1
B. Rumusan Masalah

Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini
penulis mengambil sebuah judul “KOMUNIKASI VERBAL DAN NON-
VERBAL”. Maka penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
2. Apa fungsi Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
3. Bagaimana karakteristik Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
4. Apa saja tipe Komunikasi Verbal dan Nonverbal?
5. Apa perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal?

C. Tujuan
Adapun tujuan utama penulisan dan pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Komunikasi
2. Untuk memberikan penjelasan tentang Komunikasi Verbal dan Non-
verbal

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Verbal
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication)
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan
(oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-
ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal
ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun
pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan,
gambar, grafik dan lain-lain.
Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun
dan dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa Indonesia
Yang berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan disusun dengan
tatabahasa bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:

 Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I change
some money?).
 Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change
de l’argent?).
 Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich
etwasGeld wechseln?).
 Spanyol: Di mana dapat menukar uang? (Donde puedo cambiar dinero?).

Tatabahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik.


1. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa.
2. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat.
3. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata.

3
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga
fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek,
tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi
transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi
yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication: Principles, Contexts,
and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus
memenuhi tiga fungsi, yaitu:

1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang
menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu
sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan
orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita,
termasuk orang-orang di sekitar kita.
3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita
untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-
kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata komunikasi verbal


hanya memiliki porsi 35%, sisanya adalah komunikasi nonverbal. Dengan porsi demikian
pun, bahasa masih memiliki keterbatasan, yaitu:
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata adalah kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa,
sifat, perasaan, dan sebagainya.
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Adakalanya kita
sulit menamai suatu objek, misalnya mungkin kita kesulitan mencari kata yang
tepat untuk derajat suhu tertentu, yang lebih panas dari hangat tapi lebih dingin

4
dari panas.

2. kata bersifat ambigu dan kontekstual. Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang
menganut latar belakang sosial yang berbeda pula, sehingga terdapat berbagai
kemungkinan untuk memaknai kata-kata tersebut. Sebagai contoh, kata ”berat”
bisa memiliki makna berbeda bila kita gunakan dalam kalimat yang berbeda,
seperti ”batu itu berat”, ”kepala saya terasa berat”, ”ujian yang berat”, dsb.
3. Adanya percampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Contoh: Saat melihat seorang wanita sedang
menggunting tangkai-tangkai daun bunga (fakta),mungkin seseorang
menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bersantai” (penafsiran), sementara
orang lain mungkin menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bekerja”
(penafsiran). Pernyataan pertama bisa benar, bila wanita tersebut adalah seorang
yang bekerja di bidang lain (misalnya ibu rumah tangga atau profesi lain) yang
memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya dengan cara merawat bunga.
Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu memang bekerja dalam bisnis bunga.
Komunikasi akan efektif bila kita dapat memisahkan pernyataan fakta dengan
dugaan.

2. Tujuan Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal melalui lisan dapat di lakukan secara langsung
bertatap muka antara komunikator dan komunikan seperti berpidato
dan berceramah. Selain itu komunikasi secara verbal melalui lisan juga
dapat di lakukan melalui media. Contohnya seseorang yang bercakap
melalui telepon. Sedangkan komuunikasi verbal melalui tulisan di
lakukan dengan cara tidak lansung antara komunikator dan
komunikan. Proses informasi di lakukan dengan menggunakan media
berupa, surat, lukisan, gambar, grafik dll. Adapun tujuan menggunakan
komunikasi verbal antara lain:
 Penyampaian, penjelasan, pemberitahuan,arahan dan lain sebagainya.
 Presentasi penjualan di hadapan paraa audience.
 Penyelenggaraan rapat.
5
 Wawan cara dengan orang lain
Pemasaran melalui telepon, dsb
3. Ciri-Ciri Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal di tandai dengan:
1. Di sampaikan secara lisan/bicara atau tulisan.
2. Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah.
3. Kualitas proses komunikasi seringkali di tentukan oleh komunikasi non
verbal.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Verbal


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal,yaitu:
1. Faktor Inteligensi
Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam berbicara,
karena kurang memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan bahasa yang baik.
Cara berbicaranya terputus-putus,bahkan antara kata yang satudengan lainnya
tidak/kurang memiliki relevansi. Sebaliknya dengan yang memiliki inteligensi
tinggi.Masalah komunikasi akan muncul apabila orang yang berinteligensi tinggi
tidak mampu beradaptasi dengan orang yang berinteligensi rendah, misalnya
dalam pemilihan pengunaan kata-kata.Contoh: Ada seseorang yang berinteligensi
tinggi sehingga ia mampu menguasai banyak perbendaharaan kata-kata asing.
Saat berbicara dengan orang yang berinteligensi rendah, ia menggunakan kata-
kata asing tersebut sehingga sulit dipahami orang yang yang berinteligensi rendah
tadi karena memang perbendaharaan kata-katanya sangat terbatas.
2. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila orang yang
berkomunikasi tetap mempertahankan bahasa daerahnya masing-masing, maka
pembicaraan mereka menjadi tidak efektif. Akibatnya, komunikasi menjadi
terhambat atau bahkan timbul kesalahpahaman di antara mereka. Faktor
perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat komunikasi. Sebagai contoh:
Orang Batak terbiasa berbicara keras daripada orang Jawa atau Sunda. Bila
orang Jawa atau Sunda merasa tersinggung dan mengganggap orang Batak tidak
sopan, maka akan terjadi antipati dari orang Sunda atau Jawa tersebut kepada
orang Batak sehingga tidak akan terjadi jalinan komunikasi.
6
3. Faktor Pengetahuan
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak
perbendaharaan kata yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk berbicara
lebih lancar. Apabila orang-orang yang berbeda pengetahuan saling
berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan pengetahuan di antara mereka,
maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi mereka berdua. Hal
ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai dengan pengetahuannya
tanpa menjelaskan dengan detil, maka seorang yang lain tidak akan paham apa
yang dimaksud lawan bicaranya. Misalnya seorang insinyur sedang berbicara
dengan seorang dokter.Dokter tersebut menjelaskan penyakit yang diderita si
insinyur dengan menggunakan istilah-istilah kedokteran. Bila penjelasan dokter
tersebut tidak detil dan runtut serta menggunakan bahasa yang lebih umum maka
si insinyur tersebut pun tidak akan paham maksud si dokter.
4. Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya kurang
lancar berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa berkomunikasi dengan
orang lain. Ia tidak memiliki pengetahuan yang luas karena kurangnya pergaulan
tersebut. Pemahaman dia mengenai sesuatu hal sangat minim sehingga tidak
nyambung dengan teman-temannya.
5. Faktor Biologis
Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan, seperti:
 Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena ada kelainan pada rahang,
bibir, gigi.
 Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir (sumbing),
rahang, lidah tidak aktif.

6. FaktorPengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia
menghadapi sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering berbicara di
muka umum, akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dengan
siapapun.Seorang pembicara atau MC terbiasa berbicara di depan orang banyak.
Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu ketika ditugaskan sebagai
MC, karena pekerjaannya tidak menuntutnya harus berhadapan dengan orang
banyak. Walaupun di balik peralatan audio visual dan telepon ia biasaberbicara
7
dengan pendengar, namun ia tidak berhadapan secara langsung dengan
pendengar.

C. Hambatan Komunikasi Verbal


Hal-hal yang dapaat menghambat komunikasi verbal, yaitu:
1. Intelegensi
Artinya, orang yang intelegensinya tinggi tentu lebih lancar berbicara karena
perbendaharaan kata dan bahasanya relatif lebih banyak, bagitu sebaliknya
dengan orang yang intelegasinya rendah.
2. Pengetahuan, selain intelegensi yang dapat membuat orang lancar berkomunikasi
adalah luas pengetahuannya. Di samping lancar ia dapat memahami berbagai
topik lawan bicaranya.
3. Kepribadian
Malu berbuat salah itu baik, namun malu bergaul justru tidak baik, karena hal ini
akan menghambat komunikasi.
4. Biologis
5. Kelainan fisik, seperti bibir sumbing, kelainan pada gigi, rahang sebagai alat ucap
bisa menjaddi kendala saat bebicara.
6. Pengalaman
Ini berkaitan dengan pengetahuan dan kepribadian semakin banyak bergaul,
mengobrol semakin mudah pula dalam berkomunikasi

D. Kelebihan Dan Kekurangan Komunikasi Verbal

 Kelebihan
1. Komunikasi dapat di sampaikan melalui lisan maupun tulisan.
2. Komunikasi verbal dapat membahas kejaddian masalalu, ide atau
abstraksi.
3. Komunikasi dapat menggunakan kata-kata yang lebih mudah di
kendalikan daripada menggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) atau ekspresi wajah.

8
 Kekurangan
1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi,ambiguity,
dan abstraksi.
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
3. Kata-kata yang mengandung bias budaya.
4. Di perlukan banyaak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara
verbal, sehingga dari segi waktu pesan verbal sangat tidak efisien.
5. Kata-kata yang di sampaikan dalam suatu percakapan hanya
membawa sebagian dari pesan.

E. Praktek Komunikasi Verbal

Praktek komunikasi verbal bisa di lakukan dengan cara:

a) Berbicara dan menulis

Umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking


daripada writing. Selain karena praktis speaking di anggap lebih mudah
“menyentuh” sasaran karena langsung di dengar komunikan.

b) Mendengarkan dan membaca

Kenyataan menunjukan pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi


daripada menyampaikan informasi. Pesan bisnis ini di lakukan lewat prroses
listening dan reading.

Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita dalam bentuk


lambang(verbal atau non verbal). Proses ini lazim di sebut penyandian
(enconding).

9
F. Pengertian Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal lebih tua dan lebih dulu munculnya dari pada
komunikasi verbal. Kita juga mempresepsi manusia tidak hanya melalui bahasa
verbalnya, bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing
dan sebagainya), namun juga melalui perilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan
nonverbal ini misalnya dilukiskan frase, “Bukan apa yang ia katakan, melainkan
bagaimana ia mengatakannya”. Melalui perilaku nonverbalnya, kita dapat
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung, atau
sedih. Kesan awal kita pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya,
yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh.

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-
kata. Pesan-pesan nonverbal ini sangat berpengaruh dalam komunikasi.
Sebagaimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal,
melainkan terikat oleh budaya, dapat dipelajari bukan bawaan. Sedikit saja isyarat
nonverbal yang merupakan bawaan. Bila kebanyakan perilaku verbal kita bersifat
eksplisit dan diproses secara kognitif, perilaku nonverbal kita bersifat spontan,
ambigu, sering berlangsung cepat, dan di luar kesadaran dan kendali kita. Karena
itu Edward T. Hall menamai bahasa nonverbal ini dengan “bahasa diam” (silent
language) dan “dimensi tersembunyi” (hidden dimension).

Yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan


pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang
menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak
mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan
bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan
dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal
orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau
kecepatan berbicara.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belumlah dapat diindentifikasikan
seluruhnya tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa cara kita duduk, berdiri,
berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-
tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan atau
10
bahkan keadaan psikologis kita. Ada peribahasa mengatakan apa yang kamu
katakan dengan keras tidak dapat didengar orang, tetapi tanda-tanda diam seperti
anggukan kepala, rasa kasih saying, kebaikan, rasa persaudaraan, didengar oleh
yang lain dan merupakan pesan yang nyata dan jelas.

Komunikasi nonverbal dapat memperkuat dan menyangkal pesan verbal. Bila


ada ketidaksejajaran antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbal orang
khususnya lebih percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya. Ada 3 hal
yang perlu diingat dalam komunikasi nonverbal, yaitu :
1. Karena interpretasi adalah karakteristik yang kritis dalam komunikasi nonverbal,
maka adalah sulit menyamakan tindakan stimulasi nonverbal tertentu dengan satu
pesan verbal khusus. Didalam komunikasi nonverbal hendaklah dihindarkan
melakukan generalisasi karena keseluruhan arti tidaklah dapat didesain untuk
tindakan nonverbal tertentu. Hati-hatilah dalam menginterpretasikan tanda-tanda
nonverbal yang diperlukan. Setiap tanda nonverbal bagi suatu kultur mungkin
berbeda maksudnya dengan kultur yang lain.

2. Komunikasi nonverbal tidaklah merupakan sistem bahasa tersendiri. Tetapi lebih


merupakan bagian dari sistem verbal. Komunikasi nonverbal umumnya tidaklah
membawa informasi yang cukup, yang menjadikan penerima menyampaikan arti
keseluruhan yang timbul dari pertukaran pesan tertentu. Sistem komunikasi
nonverbal terbatas dan tidaklah memperlihatkan ketepatan bila hanya digunakan
tersendiri.
3. Komunikasi nonverbal dapat dengan mudah ditafsirkan salah. Oleh karena itu
adalah berbahaya membuat arti tingkah laku nonverbal tertentu, karena adanaya
perbedaan dalam kebudayaan di antar sesame kita. Tanpa latar belakang yang
cukup atau data verbal yang mendukung, seseorang dapat salah menafsirkan
pesan. Nilai komunikasi nonverbal tidaklah terletak sebagai pengganti, pertukaran
pesan tulisan tetapi sebagai satu jaringan yang menyokong.

Komunikasi nonverbal tidak hanya mempengaruhi hubungan personal dan


bisnis, tetapi mempunyai pengaruh penting terhadap pengiriman atau penerimaan
pesan itu sendiri. Contohnya seorang karyawan sedang asyik mengerjakan tugas-
tugasnya yang harus diselesaikan dengan cepat. Tiba-tiba supervisornya datang dan
11
menyuruh dia mengerjakan pekerjaan lain dengan segera. Respons karyawan
tersebut secara verbal haruslah mengatakan mau mengerjakan tugas tersebut tetapi
kalau dilihat dari segi komunikasi nonverbal yang mengiringi jawaban “Ya”
tersebut mungkin arti jawaban “Ya” itu bertentangan dengan tingkah laku pesan
nonverbalnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang kita berkomunikasi dengan


kata-kata, tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata tersebut. 93% dari
arti pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatarbelakangi komunikasi
verbal dan hanya 7% dari pesan verbal. Dari hasil penelitian ini jelas bahwa
komunikasi nonverbal sangat membantu dalam menginterpretasikan arti pesan
verbal. Tetapi kalau pesan nonverbal saja yang dikirimkan akan sulit
menginterpretasikannya dengan tepat.

G. Fungsi Komunikasi Non Verbal


Meskipun komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal berbeda dalam
banyak hal namun kedua bentuk komunikasi itu seringkali bekerja sama. Atau
dengan kata lain komunikasi nonverbal ini mempunyai fungsi tertentu dalam proses
komunikasi verbal. Fungsi utamanya adalah sebagai berikut :

1. Pengulangan
Kita sering menggunakan pengulangan terhadap apa yang telah dikatakan secara
verbal. Pengulangan-pengulangan yang demikian umum terdapat pada bidang
olahraga. Dalam kehidupan sehari-hari tingkah laku nonverbal seperti ini juga
banyak kita jumpai.
Contohnya : Dalam suatu organisasi seorang sekretaris bertanya kepada
atasannya, di mana surat yang akan diketik. Atasannya menjawab diatas meja
sambil menunjuk kearah meja tersebut. Perbuatan nonverbal menunjuk kea rah
meja adalah merupakan pengulangan dari pesan verbal di atas meja.
2. Pelengkap
Tanda-tanda nonverbal dapat digunakan untuk melengkapi, menguraikan atau
memberikan penekanan terhadap pesan verbal. Banyak tingkah laku nonverbal
lainnya yang berisi ilustrasi yang menemani dan mendukung kata-kata yang
diucapkan.
12
Contohnya : Seorang karyawan pada waktu pagi masuk kantor mengucapkan
selamat pagi pada teman-temannya yang sudah lebih dulu datang, diiringi
senyuman yang hangat sambil memandang kepada teman-temannya. Senyuman
dan kontak mata berfungsi sebagai pelengkap ucapan selamat pagi karyawan
tersebut.

3. Pengganti
Kita sering menggunakan pesan nonverbal pada tempat pesan verbal. Penggantian
yang demikian umum dilakukan apabila pembicara tidak memungkinkan, tidak
diinginkan atau tidak tepat diucapkan. Begitu juga halnya bila seseorang malas
mengemukakan perasaannya dengan verbal mereka menggunakan tanda
nonverbal sebagai penggantinya.
Contohnya : Dalam suatu kelas seseorang bertanya kepada temannya di mana
letak suatu barang. Temannya yang tidak tahu tentang hal itu hanya
menggelengkan kepalanya sebagai kata pengganti jawaban verbal tidak tahu.
4. Memberikan Penekanan
Kadang-kadang kita menggunakan tanda-tanda nonverbal untuk memberikan
penekanan terhadap kata-kata yang diucapkan. Gerakan kepala dan nada suara
adalah bentuk yang umum digunakan dalam memberikan penekanan secara
nonverbal yang memberikan kejelasan pada orang lain.
Contohnya : Mengatakan tidak kepada seseorang dengan nada suara tinggi dan
gelengan kepala yang mewakili pesan verbal benar-benar tidak mau atau tidak
ingin.
5. Memperdayakan
Kadang-kadang tanda-tanda nonverbal sengaja diciptakan untuk memberikan
informasi yang salah, dengan maksud memberikan pengarahan yang tidak benar
atau untuk memperdayakan orang lain sehingga orang mungkin salah dalam
menafsirkan pesan tersebut.
Contohnya : Kita akan berusaha mengelola tingkah laku nonverbal kita pada saat
berpidato didepan umum atau pada saat mengikuti interview untuk mendapatkan
pekerjaan, walaupun dalam diri kita pada saat-saat tersebut tidak tenang kita
berusaha sedapat mungkin kelihatan tenang atau tidak memperlihatkan perasaan
kita yang sesungguhnya kepada orang lain.
13
Paul Ekman (dalam Mulyana, 2001: 314) menyebutkan lima fungsi pesan
nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai :
1. Embelem, gerak mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
dengan simbol nonverbal.
2. Illustrator, pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
3. Regulator, kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka
menandakan ketidakpastian berkomunikasi.
4. Penyesuaian, kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam
tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh
untuk mengurangi kecemasan.
5. Affect Display, pembesaran maik-mata (pupil) menunjukkan peningkatan emosi.
Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.

H. Karakteristik Komunikasi Non Verbal


Kita dapat belajar banyak dari orang lain dengan mengobservasi tingkah
laku nonverbalnya dan orangpun juga dapat mengetahui lebih banyak mengenai
kita dengan mengobservasi tingkah laku nonverbal kita. Kita akan dapat
menginterpretasikan komunikasi nonverbal dengan lebih baik bila kita
mengetahui karakteristik dasarnya. Kita harus mempertimbangkan bahwa
interpretasi tanda-tanda nonverbal tergantung kepada konteks lebih dapat
dipercaya daripada komunikasi verbal serta komunikasi nonverbal adalah cara
yang utama untuk menyatakan perasaan dan sikap kita kepada orang lain.

1. Kita Selalu Berkomunikasi


Bila ada orang lain yang terlibat kita mesti berkomunikasi. Komunikasi itu
apakah berupa kontak mata, senyuman, kerutan dahi atau mencoba mengenal
mereka semua. Kadang-kadang, tidak apa yang dikatakan itu yang penting,
tetapi apa yang tidak dikatakan. Untuk menggambarkan bahwa kita selalu
berkomunikasi, apakah secara sengaja atau tidak perhatikanlah contoh berikut
ini. Ada dua orang pemuda yang mempunyai penampilan berbeda. Yang
seorang selalu berdandan rapid an memakai lotion mahal. Sedangkan seorang
lagi mempunyai rambut sampai kebahu dan selalu memakai pakaian yang apa
adanya. Dengan hanya memandang kita tidak sesungguhnya menceritakan apa
14
yang ingin disampaikan oleh kedua pemuda tersebut. Tetapi yang jelas
mereka ingin mengkomunikasikan sesuatu tentang diri mereka melalui
penampilannya.

2. Arti Tergantung Kepada Konteks


Konteks dimana komunikasi nonverbal ini terjadi memainkan peranan yang
krusial dalam menginterpretasikannya. Bila kita berkomunikasi menggunakan
tanda-tanda nonverbal dan verbal, biasanya melengkapi dan mendukung satu
sama lain. Tanpa memahami konteks, dimana komunikasi terjadi adalah
hampir tidak mungkin menceritakan arti tingkah laku nonverbal tertentu dan
tidak ada jaminan bahwa salah pengertian akan terjadi bahwa bila konteks
dipahami semuanya.

3. Komunikasi Nonverbal Lebih Dapat Dipercaya


Kebanyakan kita cenderung lebih mempercayai komunikasi nonverbal,
bahkan bila hal itu bertentangan dengan pesan verbal yang menyertainya.
Misalnya seorang mahasiswa yang berusaha membujuk dosennya bahwa ia
mempunyai alasan yang tepat tidak menyerahkan makalah tepat pada waktu
yang ditentukan. Dia menjelaskan bahwa makalah tersebut sudah lama
dikerjakannya tetapi pada saat hamper siap mengetiknya, tiba-tiba mesin
tiknya rusak tidak dapat digunakan sehingga tidak selesai mengetik pada
waktunya. Melalui percakapan mahasiswa tersebut kelihatan bahwa ia
berbicara agak gugup, tidak berani mengadakan kontak mata dengan
dosennya dan tersenyum pada saat yang tidak tepat. Berdasarkan tingkah laku
nonverbalnya dosen tersebut berkesimpulan bahwa dia berbohong dan
menolak untuk menerima makalahnya. Pada contoh ini dosen lebih percaya
pada pesan nonverbalnya dari pada pesan verbalnya.

4. Cara yang Utama dalam Menyatakan Perasaan dan Sikap


Adalah biasa bagi kita mendeteksi perasaan orang lain tanpa mereka
mengatakannya. Ini disebabkan karena komunikasi nonverbal sangat kuat.
Misalnya, pada waktu upacara kelulusan yang dihadiri oleh banyak anak-anak
15
muda, seorang gadis kecil masuk ruangan beserta ibunya. Tiba-tiba gadis itu
melihat gadis tetangganya berdiri dalam ruangan tersebut, dia berpaling dan
berlari keluar. Ibunya heran dan mengejar anaknya keluar. Pada waktu ditanya
kenapa dia berbuat demikian dia berkata bahwa dia benci pada gadis
tetangganya berdiri disitu. Dari contoh tersebut kelihatan bahwa gadis tersebut
bicara melalui tindakannya, apabila disengaja atau tidak disengaja.

Menurut Joseph A. Devito (1997: 178) ada enam ciri umum dari pesan-pesan
nonverbal, yaitu :
1. Pesan nonverbal bersifat komunikatif, artinya perilaku nonverbal dalam suatu
situasi interaksi selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dalam hal ini seringkali kita
temukan orang yang memiliki kesamaan perilaku (behavioral synchrony).
Umumnya kesamaan perilaku ini merupakan indeks dari rasa saling menyukai
atau faktor ikatan psikologis. Pada sisi yang lain tidak berarti bahwa komunikasi
nonverbal harus dalam bentuk perilaku. Banyak pesan nonverbal
dikomunikasikan melalui cara berpakaian dan artifak-artifak lain.
2. Kontekstual. Seperti halnya komunikasi verbal, komunikasi nonverbal terjadi
dalam suatu konteks (situasi atau lingkungan). Konteks ini membantu untuk
menentukan makna dari setiap perilaku nonverbal. Perilaku nonverbal yang sama
mungkin mengkomunikasikan makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
3. Paket. Perilaku nonverbal, apakah menggunakan tangan, mata atau tubuh lainnya,
biasanya terjadi dalam bentuk “paket”. Seringkali perilaku seperti itu saling
memperkuat, masing-masing pada pokoknya mengkomunikasikan makna yang
sama. Ada kalanya perilaku ini bertentangan satu sama lainnya. Oleh karena itu,
bila perilaku nonverbal bertentangan dengan perilaku verbal, tampaknya sangat
beralasan untuk mempertanyakan kemungkinan komunikatornya dapat dipercaya.
4. Komunikasi nonverbal dapat dipercaya (believable). Umumnya komunikasi
verbal dan nonverbal konsisten. Penelitian banyak menemukan bahwa seseorang
pembohong kurang banyak bergerak ketimbang orang yang mengatakan
sebenarnya, kalaupun banyak bergerak sering salah tingkah. Selain itu
pembohong berbicara lebih lambat dan membuat banyak kesalahan bicara.
Indikator utama kebohongan menurut Albert Mehrabian (dalam Devito, 1997:
181) adalah bahwa pembohong menggunakan lebih sedikit kata-kata, terutama
dalam menjawab pertanyaan dan jarang sekali jawabannya medalam dari segi isi.
16
5. Dikendalikan oleh aturan. Komunikasi nonverbal, seperti halnya komunikasi
verbal, dikendalikan oleh aturan (rulegoverned) Kita belajar kaidah-kaidah
kepatutan sebagian besar melalui pengamatan lingkungan sosial kita.
6. Komunikasi nonverbal bersifat metakomunikasi. Setiap perilaku, verbal maupun
nonverbal, yang mengacu pada komunikasi bersifat metakomunikasi.

I. Tipe Komunikasi Non Verbal


1. Vokalik
Yang dimaksud vokalik adalah tingkah laku nonverbal yang berupa suara, tetaoi
tidak berupa kata-kata. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam
proses mengucapkan pesan, selain dari kata-kata itu sendiri. Termasuk kedalam vokalik
hal-hal seperti berikut ini :
a. Kualitas suara, yang berkenaan dengan control vokal, turun naik suara,
pengontrolan nada suara pengucapan kata dengan jelas, gema suara dan kecepatan
berbicara.
b. Karakteristik vokal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah, menguap.
c. Pemberi sifat vokal, intensitas, tinggi suara dan luas suara.
d. Pemisahan vokal dan perbedaan diam dan gangguan suara.

Tidak seperti halnya bahasa, vokalik memberikan informasi tentang


informasi, atau dinamakan meta komunikasi. Pesan verbal yang persis sama kata-
katanya dapat sangat berbeda artinya kalau pesan tersebut diucapkan dengan nada
suara yang berbeda. Jadi berdasarkan vokalik kita dapat membuat banyak
pertimbangan mengenai apa yang dikatakan orang, apa yang orang ucapkan, dan
tingkat dipercayanya suatu pesan.

2. Bahasa Badan
Yang termasuk kategori bahasa badan ini adalah ekspresi muka, pandangan
mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki,
sentuhan dan sikap badan.

a. Ekspresi Muka
Ekspresi muka dapat merupakan sumber informasi yang menggambarkan
keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak, sedih,
17
gembira, dan minat. Para peneliti percaya bahwa peranan muka berhubungan
dengan perasaan adalah sudah umum bagi manusia. Hanya saja keadaan-keadaan
tertentu dan kejadian yang mencetuskan emosi seseorang berbeda-beda antara satu
individu dengan individu lainnya dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
lainnya. Kita sebenarnya dapat mengontrol ekspresi muka kita kalau kita
menyadarinya tetapi kadang-kadang muncul tanpa disadari.

Pengembangan Facial Affect Scoring oleh Ekman menjadikan peneliti dapat


mengidentifikasi 6 macam perasaan, yaitu : gembira, marah, terkejut, sedih, muak,
dan takut dengan mengobservasi 3 area di muka, yaitu alis dan dahi, area mata dan
hidung, dan area muka bagian bawah seperti pipi, dagu, hidung, mulut, dan rahang.
Knapp (1978) mengemukakan hasil penelitian dengan menggunakan alat ukur
FAST di atas seperti berikut :
1) Prediktor yang terbaik bagi perasaan gembira adalah pada area muka bagian
bawah dan mata.
2) Mata bannyak mengatakan kesedihan.
3) Area mata dan muka bagian bawah menceritakan kepada kita perasaan terkejut.
4) Perasaan marah paling baik diidentifikasi dengan muka bawah dahi.
5) Area muka bagian bawah paling baik memprediksi rasa muak atau jijik.
6) Perasaan takut paling banyak dapat dikenal dari area mata.
Penelitian lain yang berkenaan dengan ekspresi muka dilakukan oleh
Tomkins dan Mc Carter (1964). Mereka mengembangkan 8 kategori perasaan
menurut ekspresi wajah yang kelihatan.
1) Minat dan kegembiraan, ekspresi muka yang kelihatan alis mata turun, mata
mengikuti memandang dan mendengar.
2) Kesukaan atau suka, ekspresi tersenyum, bibir dilemparkan keluar, dengan
senyuman.
3) Terkejut atau merasa ngeri, alis mata naik, mata berkedip.
4) Susah dan sedih, ekspresi menangis, alis mata melengkung, mulut turun, pedih,
terisak-isak.
5) Takut dan merasa terancam, mata terbuka lebar, muka pucat, dingin, menggigil,
rambut berdiri.
6) Malu dan merasa terhina, mata turun.
7) Jijik dan muak, bibir atas naik, senyum menyeringai.
18
8) Marah, muka merah, rahang dikatupkan.
Dengan memperhatikan isyarat-isyarat atau tanda pada muka tersebut orang
dapat memprediksikan bagaimana perasaan kita pada saat tersebut. Interpretasi ini
akan menjadi kuat bila diiringi pesan verbal yang sejalan, maksudnya dengan pesan
yang dapat dibaca pada muka.

b. Pandangan Mata
Elemen muka yang memberikan pengaruh kuat dalam berkomunikasi adalah
mata. Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang apakah dia
siap untuk berinteraksi apakah berminat atau memperhatikan pesan yang
disampaikan atau tidak.

Ada ssituasi tertentu di mana tatapan mata sebagai pilihan artinya dapat
dilakukan dan dapat tidak. Dalam situasi demikian perjanjian nonverbal dibaca
sebagai ekspresi minat dari sebagai suatu keinginan dan kemauan terhadap janji
verbal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi utama dari mata adalah untuk
mengatur interaksi. Kontak mata merupakan suatu tanda siap untuk berinteraksi
dan apabila kontak mata tidak ada disengaja atau tidak, akan mengurangi
kemungkinan adanya interaksi. Umumnya pembicaraan dirasa lebih positif apabila
individu mengikuti pembicaraan kita dengan kontak mata yang lebih banyak.
Barangkali dengan alasan ini, kita sering menduga bahwa orang yang melihat cara
kita adalah menarik bagi kita.

Dalam kebanyakan kebudayaan saling kontak mata adalah satu bentuk


komunikasi yang paling segera diterima. Bila mata bertemu, kita jadi sadar
terhadap orang lain, dan kesadaran ini dirasakan oleh orang lain. Kontak mata
mempunyai fungsi dalam komunikasi interpersonal yaitu pada fase permulaan, fase
pertukaran, dan fase mengakhiri interaksi.

Mc Croskey dan kawan-kawannya (1971) mengatakan bahwa :


1) Kontak mata perlu dilakukan dalam keadaan:
a) Bila orang mencari balikan yang berkenaan dengan reaksi orang lain.
19
b) Bila kita ingin member isyarat bahwa saluran komunikasi terbuka.
c) Bila ingin menyampaikan kebutuhan berafiliasi atau mau terlibat dengan
suatu pembicaraan.
2) Kelihatannya wanita lebih banyak terlibat kontak mata dalam berbagai situasi
daripada laki-laki.
3) Kontak mata tampaknya bertambah sesuai dengan bertambahnya jarak orang
yang berbicara.
4) Kontak mata juga berguna untuk menimbulkan kecemasan pada orang lain.
5) Kontak mata biasanya dilakukan dalam situasi:
a) Bila orang ingin menyembunyikan perasaan dalam dirinya.
b) Dalam situasi persaingan, bila ada perasaan tidak suka atau ketegangan atau
bila ada kecurangan yang baru saja dilakukan.
c) Bila dua kelompok sangat dekat satu sama lain secara fisik.
d) Bila si pembicara mulai penguraian yang panjang atau bila pendengar sudah
bosan.
e) Bila seorang individu ingin menghindari kontak sosial.

c. Gestur atau Gerakan Isyarat


Yang dimaksud dengan gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan
kaki yang dimaksud untuk menyampaikan pesan tertentu. Gerakan isyarat mempunyai
peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti, dan pelengkap
bahasa verbal.

Diantara bermacam-macam tipe dari gerakan isyarat tersebut adalah sebagai berikut
:
1) Tanda yang Mengarahkan
Salah satu tipe dari gerakan isyarat adalah menggunakan tanda-tanda yang
digarisbawahi atau menekankan pada poin tertentu dari pesan verbal. Misalnya
dari gerakan ini adalah gerakan kepalan tangan atau tinju, gerakan jari telunjuk
dan tangan. Contoh dari gerakan ini misalnya menggunakan jari telunjuk untuk
memberi isyarat pada orang lain.

2) Tanda-Tanda Ya dan Tidak

20
Bentuk lain dari gerakan isyarat adalah kategori tanda-tanda yang mengatakan ya
atau tidak. Biasanya gerakan kepala digunakan tanda ini dan mungkin ini telah
umum bagi beberapa kebudayaan. Tanda-tanda ya dan tidak, dapat juga dengan
menggunakan tangan dan jari tetapi itu hanya mungkin berlaku bagi kebudayaan
tertentu.

3) Tanda Salam Pertemuan


Salam adalah sebagai bentuk gerakan isyarat yang lain. Bentuk yang paling
dikenal sebagai sambutan/salam adalah berjabatan tangan, berciuman atau
berpelukan sebagai tanda senang akan kedatangan seseorang. Bentuk salam yang
digunakan biasanya mencerminkan hubungan individu.

4) Tanda Ikatan
Gerakan isyarat juga menunjukkan ikatan atau hubungan satu sama lain. Misalnya
orang berjalan bergandengan, berpegangan tangan, duduk dan berjalan dekat-
dekat secara fisik dan selalu berbagi objek apa saja, ini menunjukkan kepada
orang lain bahwa mereka mempunyai ikatan tertentu.

5) Tanda Isolasi
Ada tanda isyarat lain seperti menyilangkan tangan dan kaki, untuk
menyembunyikan atau menahan bagian badan dari pandangan. Tanda ini
dinamakan tanda isolasi. Isyarat isolasi mungkin merupakan pesan nonverbal
yang disengaja, walaupun seringkali tidak bertujuan.

d. Sentuhan
Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat
primitif adalah sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam
berkomunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam
memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan
bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata.

Banyak macam sentuhan yang cocok dengan berbagai situasi dan tergantung
kepada individu dan hubungan mereka satu dengan yang lainnya.Tingkat kontak
dan kebiasaan bersentuhan ini bervariasi secara luasdari satu kebudayaan kepada
21
kebudayaan lainnya. Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak pesan di
antaranya menunjukkan rasa sosial dan sopan seperti bersalaman dengan orang
yang baru dikenal.

Walaupun sentuhan ini dapat mengkomunikasikan bermacam-macam pesan


tetapi mungkin menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikannya karena
adanya faktor-faktor yang ikut menentukan. Bentuk sentuhan yang sama mungkin
mempunyai arti yang berbeda bagi kelompok bangsa yang lain.

e. Sikap Tubuh
Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Pesan
yang disampaikan dengan sikap tubuh yang sebenarnya tidak dapat kita amati tetapi
menurut ahli psikolog sikap tubuh merupakan kunci perasaan rileks dalam situasi
yang tidak ada ancaman dan bebas dari ancaman.

Hasil penelitian dari Knap (1978) menunjukkan bahwa sikap tubuh


memberikan informasi tentang sikap, status, emosi, dan kehangatan. Menurut
Mehrabian orang akan bersikap lebih rileks bila berkomunikasi denganorang yang
lebih rendah statusnya atau dengan teman sebaya. Tetapi orang aka kurang rileks
bila berhadapan dengan orang yang mempunyai status yang lebih tinggi, atau
dengan orang-orang yang tidak disukainya.

3. Pengguanaan Ruangan atau Jarak


Penggunaan ruang dan jarak memainkan peranan tertentu dalam komunikasi
manusia. Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman kita tentang cara
penggunaan ruang dalam komunikasi tatap muka. Hall mengemukakan bahwa ada
4 macam jarak yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembagian jarak
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Jarak yang Menunjukkan Keintiman


Menurut Hall jarak keintiman ini mulai dari kontak kulit sampai jarak 18 inci.
Kebanyakan dapat dilihat bahwa kontak bagi jarak intim ini adalah untuk interaksi
dengan orang-orang yang kita rasa dekat secara emosional dan untuk situasi yang

22
lebih bersifat pribadi.Jarak intim juga mungkin terjadi dalam keadaan yang kurang
intim seperti mengunjungi dokter gigi atau piñata rambut.

b. Jarak Pribadi atau Personal


Jarak pribadi atau jarak personal yang berkisar dari 45 cm sampai 135 cm.
Bila suatu pasangan berada di tempat pesta dan tiba-tiba datang seorang teman
yang berlainan jenis kelaminnya mendekati salah seorang mereka, maka partenrnya
yang lain mungkin merasa tidak senang.

c. Jarak Sosial
Daerah hubungan sosial yang berkisar antara 135 cm sampai 4 m. Dalam
jarak ini bermacam-macam komunikasi dapat terjadi seperti komunikasi dalam
bisnis.

d. Jarak Umum
Jarak yang paling jauh dalam komunikasi dinamakan jarak umum lebih dari 4
m. Jarak umum yang terdekat biasanya digunakan guru dimuka kelas. Dalam
beberapa hal adalah penting menggunakan jarak umum seperti melakukan
pembicaraan terhadap kelompok yang agak banyak dan dalam keadaan lain jaraj
umum ini digunakan apabila orang tidak tertarik untuk mengadakan dialog.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Nonverbal itu


lebih tua dan lebih dulu munculnya dari pada komunikasi verbal.
komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak
menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan
tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi
muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi Nonverbal memiliki
fungsi pengulangan, pelengkap, pengganti, memberikan penekanan, dan
memperdaya. Banyak juga perbedaan antara Komunikasi Verbal dan
Komunikasi Nonverbal. Namun demikian, pada dasarnya komunikasi verbal
dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan, karena
kedua bahasa tersebut berkerja bersama-sama untuk menciptakan suatu
makna.

Dalam berkomunikasi yang efektif perlu di timbangkan banyak aspek,


seperti bahasa, intonasi, kecepatan berbicara, maupun dari segi subjeknya
sendiri yaitu komunikator maupun komunikan haruslah saling mendukung
antara satu sama lain.

Bahasa harus mudah di mengerti, intonasi yang baik dan perhatian kepada
lawan bicara/lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lambat dalam berbicara. Semua itu harus di usahakan sebaik mungkin agar
mudah di pahami oleh lawan bicara.

24
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja


Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Riau: Pusat Pengembangan Pendidikan
Universitas Riau.
Cangara, Hafied, 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-HERLINA/IP-
TM4_KOMUNIKASI_VERBAL.pdf
http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-
nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/

25
26

Anda mungkin juga menyukai