Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN KESEHATAN
(ANALISIS PEMBANGUNAN KESEHATAN RPJMN DI MASA
PANDEMI COVID-19)

Oleh:

Nama :Antika Nabila Tobing

Nim :20220002

Dosen :Reni Aprinawaty Sirait, SKM, M.Kes

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA


LUBUK PAKAM
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional
pada
hakikatnya ditujukan untuk
mewujudkan
tujuan bangsa dan negara,
yang dapat kita
temukan dalam alinea
keempat
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia 1945 yang sudah
terencana baik
dalam jangka panjang,
jangka menengah
maupun jangka pendek.
Handoko (dalam
Muhyiddin dan Hadi,
2020) menegaskan
bahwa cita-cita nasional
sendiri dapat
diwujudkan melalui
serangkaian
pembangunan nasional
yang terencana,
berkesinambungan serta
terkoordinasi.
Pembangunan kesehatan
sendiri adalah
bagian dari pembangunan
nasional yang
memiliki tujuan untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan serta
kemampuan hidup
masyarakat yang tinggi.
Namun saat ini
masih banyak kekurangan
yang belum
terselesaikan dalam
mencapai pelayanan
kesehatan yang baik, salah
satunya adalah
keterbatasan dalam
memperoleh pelayanan
kesehatan hal ini
berdampak pada
banyaknya masyarakat
yang kondisi
kesehatannya kurang
begitu baik, dan tidak
sesuai dengan yang
diharapkan oleh
pemerintahan (Restuastuti
et al., 2017).
Sejalan dengan itu,
pembangunan
kesehatan ini juga terdapat
dalam Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, telah
ditetapkannya
visi oleh Kemenkes
“Terwujudnya
Masyarakat Sehat,
Produktif, Mandiri dan
Berkeadilan untuk Menuju
Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Masyarakat dan
Berkepribadian
berlandaskan Gotong
Royong”. Dimana arahan
kebijakan RPJMN
bidang kesehatan tahun
2020-2024 adalah
meningkatkan pelayanan
kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta
terutama dalam
penguatan pelayanan
kesehatan dasar
(Primary Health Care

) yang dilakukan
dengan mendorong
peningkatan upaya
promotif dan preventif
serta didukung oleh
inovasi dan pemanfaatan
teknologi di bidang
kesehatan
(Bappenas,2020).
Tetapi dalam
kenyataannya, pada
tahap awal
penyelenggaraan di tahun
2020
ini, pembangunan nasional
dihadapkan
dengan permasalahan
akibat adanya
kejadian bencana pandemi
COVID-19, hal
ini membuat dampak pada
pelaksanaan
pembangunan di seluruh
sektor yang
“dipaksa” untuk mengubah
fokus
target-target
pembangunannya dengan
tetap
memperhatikan
keberlanjutan
pembangunan. Pandemi
COVID-19 ini juga
yang memberikan dampak
pada
pembangunan kesehatan.
Dimana pandemi
ini menyebabkan
pencapaian target-target
dalam pembangunan
kesehatan seperti
kesehatan ibu dan anak,
gizi masyarakat,
pengendalian penyakit
menular dan tidak
menular menjadi
terhambat. Adanya
pandemi ini membuat
pemerintah harus
mengambil tindakan untuk
memitigasi
dampak COVID-19 yang
dapat dilihat dari
pengalaman beberapa
negara seperti pertama
menguatkan sektor
kesehatan, kedua
melindungi masyarakat
dan dunia usaha,
ketiga mengurangi tekanan
terhadap sektor
keuangan dan keempat
merupakan program
pemulihan ketahanan
ekonomi dan
kehidupan masyarakat
pascapandemi
COVID-19 (Tuti
Rahmawati, 2020). Untuk
itu diperlukannya solusi
bagi pembangunan
kesehatan sehingga
RPJMN 2020-2024
dapat tercapai sepenuhnya.
Sehingga
penulisan manuskrip
penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis
pelaksanaan RPJMN
2020-2024 di masa
pandemi saat ini.
METODE
Keadaan saat ini dimana
sedang terjadi
pandemi COVID-19,
menyebabkan
terjadinya pembatasan-
pembatasan yang
dilakukan pemerintah
dengan tujuan
memutus mata rantai
penyebaran
penyebaran COVID-19,
sehingga menjadi
penghambat dalam
pengambilan data. Maka
dari itu, penelitian ini
dilakukan
menggunakan metode
penelitian studi
literatur atau literatur
review. Dimana pada
penelitian studi literatur ini
dilakukan
dengan cara
mengumpulkan data dari
berbagai artikel jurnal,
textbook

, regulasi
yang berkaitan dengan
pembangunan
kesehatan dalam RPJMN
di masa pandemi
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional
pada
hakikatnya ditujukan untuk
mewujudkan
tujuan bangsa dan negara,
yang dapat kita
temukan dalam alinea
keempat
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia 1945 yang sudah
terencana baik
dalam jangka panjang,
jangka menengah
maupun jangka pendek.
Handoko (dalam
Muhyiddin dan Hadi,
2020) menegaskan
bahwa cita-cita nasional
sendiri dapat
diwujudkan melalui
serangkaian
pembangunan nasional
yang terencana,
berkesinambungan serta
terkoordinasi.
Pembangunan kesehatan
sendiri adalah
bagian dari pembangunan
nasional yang
memiliki tujuan untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan serta
kemampuan hidup
masyarakat yang tinggi.
Namun saat ini
masih banyak kekurangan
yang belum
terselesaikan dalam
mencapai pelayanan
kesehatan yang baik, salah
satunya adalah
keterbatasan dalam
memperoleh pelayanan
kesehatan hal ini
berdampak pada
banyaknya masyarakat
yang kondisi
kesehatannya kurang
begitu baik, dan tidak
sesuai dengan yang
diharapkan oleh
pemerintahan (Restuastuti
et al., 2017).
Sejalan dengan itu,
pembangunan
kesehatan ini juga terdapat
dalam Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, telah
ditetapkannya
visi oleh Kemenkes
“Terwujudnya
Masyarakat Sehat,
Produktif, Mandiri dan
Berkeadilan untuk Menuju
Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Masyarakat dan
Berkepribadian
berlandaskan Gotong
Royong”. Dimana arahan
kebijakan RPJMN
bidang kesehatan tahun
2020-2024 adalah
meningkatkan pelayanan
kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta
terutama dalam
penguatan pelayanan
kesehatan dasar
(Primary Health Care

) yang dilakukan
dengan mendorong
peningkatan upaya
promotif dan preventif
serta didukung oleh
inovasi dan pemanfaatan
teknologi di bidang
kesehatan
(Bappenas,2020).
Tetapi dalam
kenyataannya, pada
tahap awal
penyelenggaraan di tahun
2020
ini, pembangunan nasional
dihadapkan
dengan permasalahan
akibat adanya
kejadian bencana pandemi
COVID-19, hal
ini membuat dampak pada
pelaksanaan
pembangunan di seluruh
sektor yang
“dipaksa” untuk mengubah
fokus
target-target
pembangunannya dengan
tetap
memperhatikan
keberlanjutan
pembangunan. Pandemi
COVID-19 ini juga
yang memberikan dampak
pada
pembangunan kesehatan.
Dimana pandemi
ini menyebabkan
pencapaian target-target
dalam pembangunan
kesehatan seperti
kesehatan ibu dan anak,
gizi masyarakat,
pengendalian penyakit
menular dan tidak
menular menjadi
terhambat. Adanya
pandemi ini membuat
pemerintah harus
mengambil tindakan untuk
memitigasi
dampak COVID-19 yang
dapat dilihat dari
pengalaman beberapa
negara seperti pertama
menguatkan sektor
kesehatan, kedua
melindungi masyarakat
dan dunia usaha,
ketiga mengurangi tekanan
terhadap sektor
keuangan dan keempat
merupakan program
pemulihan ketahanan
ekonomi dan
kehidupan masyarakat
pascapandemi
COVID-19 (Tuti
Rahmawati, 2020). Untuk
itu diperlukannya solusi
bagi pembangunan
kesehatan sehingga
RPJMN 2020-2024
dapat tercapai sepenuhnya.
Sehingga
penulisan manuskrip
penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis
pelaksanaan RPJMN
2020-2024 di masa
pandemi saat ini.
METODE
Keadaan saat ini dimana
sedang terjadi
pandemi COVID-19,
menyebabkan
terjadinya pembatasan-
pembatasan yang
dilakukan pemerintah
dengan tujuan
memutus mata rantai
penyebaran
penyebaran COVID-19,
sehingga menjadi
penghambat dalam
pengambilan data. Maka
dari itu, penelitian ini
dilakukan
menggunakan metode
penelitian studi
literatur atau literatur
review. Dimana pada
penelitian studi literatur ini
dilakukan
dengan cara
mengumpulkan data dari
berbagai artikel jurnal,
textbook

, regulasi
yang berkaitan dengan
pembangunan
kesehatan dalam RPJMN
di masa pandemi
1. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional pada hakikatnya ditujukan untuk

mewujudkan tujuan bangsa dan negara, yang dapat kita temukan dalam

alinea keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

yang sudah terencana baik dalam jangka panjang, jangka menengah


maupun jangka pendek. Handoko (dalam Muhyiddin dan Hadi, 2020)

menegaskan bahwa cita-cita nasional sendiri dapat diwujudkan melalui

serangkaian pembangunan nasional yang terencana, berkesinambungan

serta terkoordinasi. Pembangunan kesehatan sendiri adalah bagian dari

pembangunan nasional yang memiliki tujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan serta kemampuan hidup masyarakat yang tinggi.

Namun saat ini masih banyak kekurangan yang belum terselesaikan dalam

mencapai pelayanan kesehatan yang baik, salah satunya adalah

keterbatasan dalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdampak

pada banyaknya masyarakat yang kondisi kesehatannya kurang begitu

baik, dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintahan

(Restuastuti et al., 2017).

Sejalan dengan itu, pembangunan kesehatan ini juga terdapat

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2020-2024, telah ditetapkannya visi oleh Kemenkes “Terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju

Indonesia Maju yang Berdaulat, Masyarakat dan Berkepribadian

berlandaskan Gotong Royong”. Dimana arahan kebijakan RPJMN bidang

kesehatan tahun 2020-2024 adalah meningkatkan pelayanan kesehatan

menuju cakupan kesehatan semesta terutama dalam penguatan pelayanan

kesehatan dasar (Primary Health Care) yang dilakukan dengan mendorong

peningkatan upaya promotif dan preventif serta didukung oleh inovasi dan

pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan (Bappenas,2020).


Tetapi dalam kenyataannya, pada tahap awal penyelenggaraan di

tahun 2020 ini, pembangunan nasional dihadapkan dengan permasalahan

akibat adanya kejadian bencana pandemi COVID-19, hal ini membuat

dampak pada pelaksanaan pembangunan di seluruh sektor yang “dipaksa”

untuk mengubah fokus target-target pembangunannya dengan tetap

memperhatikan keberlanjutan pembangunan. Pandemi COVID-19 ini juga

yang memberikan dampak pada pembangunan kesehatan. Dimana

pandemi ini menyebabkan pencapaian target-target dalam pembangunan

kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, pengendalian

penyakit menular dan tidak menular menjadi terhambat. Adanya pandemi

ini membuat pemerintah harus mengambil tindakan untuk memitigasi

dampak COVID-19 yang dapat dilihat dari pengalaman beberapa negara

seperti pertama menguatkan sektor kesehatan, kedua melindungi

masyarakat dan dunia usaha, ketiga mengurangi tekanan terhadap sektor

keuangan dan keempat merupakan program pemulihan ketahanan ekonomi

dan kehidupan masyarakat pasca pandemi COVID-19 (Tuti Rahmawati,

2020). Untuk itu diperlukannya solusi bagi pembangunan kesehatan

sehingga RPJMN 2020-2024 dapat tercapai sepenuhnya.

2. PEMBAHASAN

 Pelaksanaan RPJMN 2020-2024 dalam Pembangunan Kesehatan saat

Pandemi COVID-19

Pembangunan nasional yang diselenggarakan pada hakikatnya


untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa yang termuat dalam alinea

keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Guna mencapai tujuan tersebut, tentu pembangunan kesehatan juga

termasuk di dalamnya.

Kebijakan-kebijakan kesehatan telah disusun pemerintah dalam

rangka pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia. Akan tetapi, pandemi yang melanda di tahun 2020

ini memaksa pemerintah untuk Pelaksanaan RPJMN 2020-2024 dalam

Pembangunan Kesehatan saat Pandemi COVID-19 untuk menyesuaikan

program yang telah disusun demi menjaga masyarakat agar tetap terjaga

kesehatannya.

Penyesuaian program yang dilakukan pemerintah dilakukan untuk

menekan penyebaran COVID-19. Jika beberapa negara menerapkan

lockdown atau karantina wilayah, Indonesia memodifikasinya dengan

nama Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

PSBB diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020

tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar. Tak hanya itu, kebijakan PSBB

juga dimuat dalam Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang

Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. PSBB diberlakukan per

wilayah, baik provinsi maupun kabupaten/ kota berdasarkan tingkat

keparahan wabah yang penentuannya dilaksanakan oleh Kementerian

Kesehatan (Muhyiddin, 2020).

Tak hanya itu, Pemerintah telah melaksanakan berbagai langkah


untuk menyelenggarakan pembangunan bangsa ini, salah satunya ialah

menentukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2020-2024 agar langkah konkrit Pemerintah lebih terstruktur.

Namun, adanya pandemi COVID-19 membuat pelaksanaan

RPJMN 2020-2024 terhambat. Hal tersebut membuat perlunya dilakukan

penyesuaian terhadap target capaian sasaran pembangunan khususnya di

tahun 2021. Penyesuaian tersebut dimuat dalam Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) 2021 sebagai usaha untuk mengoreksi sasaran

pembangunan nasional yang salah satunya pembangunan kesehatan yang

tertuang pada RPJMN 2020-2024 (Hadi et al., 2020).

Seiring dengan hal tersebut, dikemukakan pula upaya untuk

menangani COVID-19 ini agar pembangunan kesehatan tetap berjalan

yaitu Bappenas mendapat arahan dari Presiden untuk memperbaiki atau

mereformasi sistem kesehatan nasional, sistem ketahanan bencana

nasional, dan sistem perlindungan sosial nasional (Rudiyanto, 2020).

Saat ini, konsep reformasi kesehatan yang disusun oleh Bappenas

telah menjadi major project baru dalam RKP 2021. Reformasi ini

dilakukan untuk memperkokoh sistem kesehatan Indonesia dan

memastikan target capaian RPJMN 2020-2024 tercapai tepat waktu yang

dilaksanakan berdasarkan pendekatan kelembagaan, regulasi, dan

pendanaan (Bappenas, 2020).

Intinya, reformasi kesehatan yang dilakukan bukan untuk

mengubah sistem yang sudah ada sebelumnya, tapi lebih mengoptimalkan


subsistem kesehatan yang akan dikembangkan lebih dalam pada delapan

area reformasi. Adapun delapan area tersebut ialah pendidikan dan

penempatan tenaga kesehatan, penguatan puskesmas, peningkatan kualitas

rumah sakit dan pelayanan DTPK (Daerah Tertinggal Perbatasan dan

Kepulauan), kemandirian farmasi dan alat kesehatan, ketahanan kesehatan,

pengendalian penyakit dan imunisasi, pembiayaan kesehatan, serta

teknologi informasi dan pemberdayaan masyarakat (Rahmawati, 2020).

3. KESIMPULAN

Keadaan pandemi COVID-19 ini sangat berpengaruh pada segala sektor

kehidupan, tidak terkecuali sektor kesehatan. Pembangunan kesehatan

yang juga tertuang dalam RPJMN 2020-2024 perkembangannya terhambat

dengan adanya pandemi ini. Oleh karena itu, dibutuhkannya rencana

pendukung agar RPJMN 2020-2024 dapat berjalan sesuai dengan target

tujuan yang sudah direncanakan. Penyesuaian itu dimuat dalam Rencana

Kerja Pemerintah (RKP) 2021 yang dibentuk untuk membantu RPJMN

2020-2024 dalam mencapai tujuannya. Reformasi yang dilakukan oleh

Bappenas untuk memperkokoh sistem kesehatan Indonesia serta

memastikan target capaian dari RPJMN 2020-2024 dapat tercapai tepat

pada waktunya. Reformasi kesehatan ini dilakukan bukan untuk mengubah

sistem yang ada tetapi untuk mengoptimalkan subsistem yang telah ada

dan dikembangkan lebih dalam pada delapan area reformasi.

REFERENSI:
Afrianto, D., 2020. Pandemi: Dari Kesehatan, Ekonomi, Hingga Politik – Bebas Akses.

[online] Bebas Akses. Available at: [Accessed 30 December 2020].

Bappenas RI, 2020. Paparan Pungkas Bahjuri Ali Direktur Kesehatan dan Gizi

Masyarakat Bappenas RI, 2020 dalam Webinar Sistem Kesehatan Nasional 19

Agustus 2020 “Konsep Reformasi Kesehatan dan 8 Area Reformasi”

COVID-19, S., 2020. Content Post | Satgas Penanganan COVID-19. [online]

covid19.go.id. Available at: [Accessed 30 December 2020].

Hadi, S., 2020. Sinergi Prioritas Program Kerja Pemerintah 2020-2024 dengan Kerangka

Ketahanan Nasional dalam Penanganan Covid-19. Majalah Media Perencana,

1(1), pp.127-136.

Muhyiddin, M., 2020. Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di

Indonesia. The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), pp.240-252.

[Accessed 30 December 2020]

Muhyiddin and Hadi, S. (2020) ‘Sinergi Prioritas Program Kerja Pemerintah 2020-2024

dengan Kerangka Ketahanan Nasional dalam Penanganan Covid-19’, Media

Perencana, 1(1), pp. 127–136. Available at:

https://mediaperencana.perencanapem bangunan.or.id/index.php/mmp/article

/view/8/8 (Accessed: 30 December 2020).

Rahmadhani, N. et al. (2020) ‘Analisis Pembangunan Kesehatan Dalam RPJMN 2020-

2024 di Masa Pandemi Covid-19’, (Accessed: 18 April 2023).

Rahmawati, T., 2020. Pengarusutamaan Konsep Reformasi Sistem Kesehatan dalam

RKPD Provinsi Riau Tahun 2021. Majalah Media Perencana, 1(1), pp.82-96.

Restuastuti, T. et al. (2017) ‘Analysis of Community Empowerment in Health Sector’,

Jurnal Kesehatan Melayu, 1(1), pp. 14–19.

Rudiyanto, Arifin (2020), Materi Ceramah Bidang Studi Geostrategi dan Ketahanan
Nasional, Lemhannas RI.

Tuti Rahmawati (2020) ‘Pengarusutamaan Konsep Reformasi Sistem Kesehatan dalam

RKPD Provinsi Riau Tahun 2021’, Media Perencana, 1(1), pp. 82–96. Available

at: https://mediaperencana.perencanapem

bangunan.or.id/index.php/mmp/article /view/5/5 (Accessed: 30 December 2020).

Who.int. 2020. QA For Public. [online] Available at: [Accessed 30 December 2020].

Anda mungkin juga menyukai