MFK 10. A Panduan Pcra Baru
MFK 10. A Panduan Pcra Baru
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan renovasi adalah
pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur keilmuan diantaranya, sumber
daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang mencakup peralatan dengan
metode kerja dan disiplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan yang
mendukung terlaksananya pekerjaan pembangunan dan renovasi.Upaya
pengendalian kecelakaan pembangunan dan renovasi harus
memperhatikan semua unsur tersebut diatas.
Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa
pembangunan dan renovasi adalah: Undang-Undang No. 18 Tahun 1999
tentang Jasa Kontruksi, Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, Peraturan Menteri Kesehatan No 66 Tahun 2016
tentang K3 rumah sakit, peraturan Pemerintah No. 29/2000 Pasal 30 ayat
(1), Demikian juga dengan Pedoman Teknis K3 Kontruksi Bangunan
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986. Walaupun keselamatan dan
kesehatan kerja ditempat kegiatan pembangunan dan renovasi telah
didukung, oleh peraturan dan perundang-undangan, standar nasional
maupun internasional lainnya, namun kecelakaan di bidang kontruksi
tetap tinggi. Kedua proses tersebut menimbulkan resiko terkait dengan
keselamatan di Rumah Sakit. Untuk itu, diperlukan panduan
keselamatan dalam pembangunan (PCRA) agar pengerjaan pembangunan
dan renovasi dapat berlangsung tanpa menimbulkan bahaya terhadap
pasien, staf maupun pengunjung Rumah Sakit.
B. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan maupun renovasi di
lingkungan Rumah Sakit.
2. Mencegah dan pengendalian bahaya selama berlangsungnya
pengerjaan proyek.
3. Sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit meliputi, kualitas
pelayanan, manajemen risk clinical govermance.
BAB II
DEFINISI
1. Pembangunan
Proses membuat struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya
tidak ada dalam pembangunan Rumah Sakit menjadi ada.
2. Renovasi
Proses perbaikan suatu struktur bangunan maupun prasarana yang
sebelumnya sudah ada dalam bangunan Rumah Sakit.
4. Kelembaban nisbi
Parameter untuk menyatakan banyaknya uap di dalam udara berupa
nisbah antara tekanan uap yang ada saat itu dan tekanan uap maksimum
yang mungkin dicapai dalam suhu dan tekanan udara saat itu.
5. Kelembaban Udara
Banyaknya kandungan uap di atmosfer.
RUANG LINGKUP
TATA LAKSANA
4. Waktupelaksanaan
5. Pemberitahuan/rapat
ke K3,KPPI
Analisa Dampak
terhadap pelayan
Hasil analisa dan RTL (Melibatkan K3RS,
KPPI, Kesling)
Pengerjaan Proyek
pembangunan /
Renovasi
Pembersihan sisa
Evaluasi dari
Serah Terima Proyek
Komite K3
B. URAIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA PEMBANGUNAN
ATAU RENOVASI
1. Pelaksanan pembangunan atau renovasi
a. Swakelola
Pelaksana pembangunan atau renovasi dilakukan sendiri oleh pihak
Rumah Sakit.
b. Tugas :
1) Berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit dalam hal perencanaan
pengerjaan sehubungan dengan hasil analisa dampak serta
melakukan antisipasi terhadap kemungkinan dampak tersebut
2) Berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit sehubungan dengan
pengadaan dan penempatan material yang diperlukan untuk
proses konstruksi dan renovasi yang akan dilakukan
3) Memastikan bahwa seluruh pekerja dan proses pengerjaan yang
terjadi mengikuti standar keselamatan dan pencegahan serta
pengendalian infeksi yang berlaku di RSUD KRT Setjonegoro
Wonosobo.
4) Mengawasi pengerjaan proyek dari hari kehari
5) Memastikan bahwa proses pengerjaan berlangsung sesuai dengan
rencana
6) Melakukan pembersihan berkala sesuai perencanaan
7) Melakukan koordinasi harian dengan pihak RSUD KRT
Setjonegoro Wonosobo.
8) Melakukan penyerahan hasil proyek kepada pihak RSUD KRT
Setjonegoro Wonosobo.
C. IDENTIFIKASI PERENCANAAN PEMBANGUAN ATAU RENOVASI
1. Fasilitas yang akan dibangun
Pembanguan atau renovasi diluar gedung atau didalam gedung dengan
menyebutkan unit atau area
3. Material apa yang digunakan, contoh : semen, kayu, batu bata dll
4. Lama perkerjaan : hari, minggu, bulan, atau tahunan
5. Unit terkait dalam pembuatan pembangunan atau renovasi
6. Ijin-ijin yang terkait dengan pembanguan atau renovasi contohnya : IMB,
Ijin penggunaan air tanah dll
7. Hasil koordinasi atau notulen rapat dengan komite K3RS dan KPPI
8. Potensi kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi seperti : terjatuh,
tertimpa, terpotong, terlindas, dll
D. PENILAIAN RESIKO PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI TERHADAP
PELAYANAN
Penilaian dampak :
5 (berdampak jangka
panjang dan tidak
bisa direhabilitasi)
serta memberikan
dampak langsung
terhadap
masyarakat luas
permanen.
shiftnya
P3K
3. Analisa Resiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus
bertanggung jawab untuk mengelola/mengendalikan risiko/ tersebut
termasuk dalam kategori biru/hijau/kuning/merah.
a) Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuaiskor dan grading yang didapat dalam analisis.
b) Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai, dan meliputi proses berikut :
1) Menilai secara obyektif beratnya/dampak/akibat dan menentukan
suatu skor
2) Menilai secara obyektif kemungkinan/peluang/frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor
3) Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
c) Penilaian risiko akan dilaksanakan sebagai berikut.
1) Resiko dinilai oleh Tim K3, yang akan mengidentifikasi bahaya,
efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
2) Resiko dinilai oleh unit/bagian/instalasi/bagian/komite terkait.
Setelah resiko ditetapkan, maka kemudia resiko akan dilakukan
grading/pemeringkatan untuk mendapatkan nilai tingkat peluang
terjadi dan tingkat dampak nya. Setelah didapat, maka akan
dikalikan dengan rumus berikut
d) Analisa Resiko
1) Resiko dinilai oleh Tim K3
2) Resiko dinilai oleh unit/bagian/instalasi/bagian/komite terkait.
Setelah mendapatkan skor resiko, maka Tim K3 akan menganalisa
resiko tersebut dengan menggunakan Risk Grading Matriks
Berdasarkan pada risk tolerance maka dapat ditetapkan kewenangan
dan tanggung jawab dalam pengelolaan risiko sebagai berikut :
a) Eliminasi
b) Subtitusi
c) Rekayasa
d) Administrasi
e) Alat Pelindung Diri (APD)
5. Menentukan penanggungjawab dan tanggal penyelesaian
pengendalian resiko. Penanggung jawab merupakan orang yang ditunjuk
untuk melaksanakan langkah pengendalian resiko dan untuk tanggal
penyelesaian adalah waktu yang ditentukan untuk batas akhir pengerjaan
langkah perbaikan sebelum pekerjaan proyek dilaksanakan.
6. Pengesahan PCRA
Pengesahan PCRA dilakukan setelah dokumen PCRA lengkap. Dokumen
PCRA sendiri terdiri dari
a) Form PCRA
b) Dokumen ICRA
c) Form Inpeksi Proyek
Setelah dokumen tersebut lengkap, kemudian di tanda tangani oleh
Pimpinan Proyek, Ketua Komite K3 dan Direktur RS
BAB V
BUKTI DOKUMENTASI
PENUTUP