Anda di halaman 1dari 21

Realitas Pendidikan di Indonesia : “MALING” sebagai Ruang Kritik Publik

The Reality of Education in Indonesia: "MALING" as a Public Criticism


Sphere

Nur Izzaty Zahro1


Fionna Christabella, S.Sn, M.A2
1
Komunikasi penyiaran islam, Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah
2
Dosen Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Email : izzatyjr.12@gmail.com, christabellafionna@gmail.com

ABSTRAK
Kondisi pendidik di Indonesia dari zaman orde baru hingga saat ini masih menjadi polemik. Isu-isu
tentang kebijakan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, seutuhnya tidak merata kepada seluruh tim
pendidik. Masih banyak guru honorer yang belum sejahtera dan masih berjuang penuh untuk mendapatkan
hak mereka. Gaji guru honorer tidak sebanding dengan gaji guru PNS sehingga menimbulkan
ketimpangan sosial ditambah dengan fasilitas yang didapatkan jauh berbeda. Program acara MALING
merupakan podcast yang berfungsi sebagai ruang public kritis tentang isu-isu yang terjadi, salah satunya
menyoroti isu pendidikan. Yaitu, podcast MALING yang dibawakan oleh Mamat pada episode “Pemilu
2024, Abdur Arsyad Ingin Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!” dan “Guru Gembul, Realitas
Pendidikan Di Indonesia, Semakin Terjebak Di Kurikulum Semakin Kacau” yang dibahas bersama
Abdur Arsyad dan Guru Gembul. Penelitian ini memiliki tujuan untuk megamati, mendiskusikan dan
menganalisis tentang realitas pendidikan di Indonesia yang dibahas podcast MALING sebagai ruang kritik
public. Pembahasan materi dalam podcast terkesan ringan dan mudah diterima oleh penonton karena
disampaikan dengan penuh lawakan/guyonan. Metode kualitatif dengan pendekatan semiotika dari Roland
Barthes dipilih untuk menjadi metode penelitian. Hasilnya, program acara podcast MALING sesuai
dengan dua konsep dari empat konsep tindakan yang ditawarkan Habermas, yakni Tindakan Dramaturgis
dan Tindakan Komunikatif. Sesuai dengan teori dari Jurgen Habermas, tindakan komunikatif dalam teori
kritis, bahwa bahasa merupakan media komunikasi yang bebas dari tekanan, semua pihak berhak untuk
menyampaikan pendapatnya sesuai dengan sudut pandang yang dimiliki. Kritik public mengenai
pendidikan harus dilakukan oleh siapapun dan dimanapun.
Kata Kunci: MALING, Guru Honorer, Ruang Kritik Publik

ABSTRACT
The condition of educators in Indonesia from the New Order era until now is still a matter of controversy.
Issues regarding educational policies provided by the government are not distributed evenly across the
entire educational team. There are still many honorary teachers who are not prosperous and are still
struggling to get their rights. The salaries of honorary teachers are not comparable to the salaries of civil
servant teachers, giving rise to social inequality, coupled with the facilities they receive being very
different. The MALING program is a podcast that functions as a critical public space regarding current
issues, one of which is highlighting education issues. Namely, the MALING podcast hosted by Mamat in the
episode “Pemilu 2024, Abdur Arsyad Ingin Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!” and “Guru
Gembul, Realitas Pendidikan Di Indonesia, Semakin Terjebak Di Kurikulum Semakin Kacau” which was
discussed with Abdur Arsyad and Teacher Gembul. This research aims to observe, discuss and analyze the
reality of education in Indonesia which is discussed by the MALING podcast as a space for public
criticism. The discussion of the material in the podcast seems light and easy for the audience to accept
because it is conveyed with humor. Qualitative methods with a semiotic approach from Roland Barthes
were chosen as the research method. As a result, the MALING podcast program is in accordance with two
of the four concepts of action offered by Habermas, namely Dramaturgical Action and Communicative
Action. In accordance with Jurgen Habermas' theory, communicative action in critical theory, that
language is a communication medium that is free from pressure, all parties have the right to express their

1
opinions according to their point of view. Public criticism regarding education must be carried out by
anyone and anywhere.
Keywords: MALING, Honorary Teacher, Public Criticism Sphere

2
A. PENDAHULUAN
Kesejahteraan guru pada masa sebelum era kemerdekaan bisa dikatakan cukup dengan
gaji yang diperoleh disbanding pengeluaran pada saat itu. Tepatnya pada tahun 1941, terdapat
kursus untuk pendidikan guru sekolah yang disebut dengan OV-VO, kursus ini ditempuh selama
2 tahun. Kursus ini digunakan untuk pengajaran pada siswa sekolah desa. Kemudian untuk
gurusekolah angka 2 terdapat Kursus Guru Penunjang (KGB) yang mana lama pendidikan yang
ditempuh selama 3 tahun, lulusan dari KGB ini akan mendapatkan gaji sebesar 7,5 juta/gulden
per bulannya. Lambat laun, pendidikan untuk menjadi guru semakin meningkat dan berkembang
juga gaji yang didapatkan semakin besar, sesuai dengan apa yang telah dicapainya. Lembaga
pendidikan pada masa Kolonial Belanda, terdapata lembaga pendidikan yang didirikan oleh
organisasi social dan keagamaan salah satunya yakni lembaga pendidikan yang didirikan oleh
Muhammadiyah dan Taman Siswa. Pada lembaga pendidikan ini, para calon guru ditanamkan
prinsip budaya, kebangsaan, mandiri ,dan berkepribadian Indonesia.
Kemudian pada masa penjajahan Jepang, tujuan dari pendidikan guru di Indonesia diubah
sebagai bentuk untuk memantu jepang dalam memenangkan perang Asia Timur Raya dan Jepang
tidak memiliki niat untuk mensejahterakan dan meningkatkan kualitas guru. Hal ini menjadikan
kualitas guru menurun hingga jumlah guru terbatas. Pada tahun 1945, jepang berhasil di
singkirkan dari tahan air, namun Belanda mencoba untuk menduduki lagi negeri ini. meski
dalam keadaan kritis, dunia pendidikan tetap berjalan. Terdapat beberapa perubahan, yakni
perubahan nama jenjang sekolah, yang mana mata pelajaran yang diajarkan tetap sama dan
lulusan dari jenjang pendidikan itu akan mendapat ijazah untuk diangkat sebagai guru. Tahun
1947 Sekolah Guru Laki-laki (SGL) dan Sekolah Guru Wanita (SGP) digabung menjadi Sekolah
Guru Penunjang (SGB). Pada tahun ini juga didirikan Sekolah Guru Tingkat Atas (SGA)
merupakan terusan dari Sekolah Guru Tinggi pada zaman Jepang. SGA didirikan di beberapa
daerah yakni Purwokerto, Yogyakarta dan Surakarta. Belum ada didaerah lain karena wilayah
NKRI pada saat itu masih mencakup pulau jawa, dan kota-kota seperti Surabaya, Jakarta,
Semarang belum juga didirikan SGA karena wilayah tersebut merupakan kedudukan Belanda,
dan masih terdapat sekolah guru HIK.(Ngabiyanto,Kameo, Daniel D. Ismanto, 2019)
Pada tahun 1949, Kedaulatan Indonesia telah diresmikan, sekolah-sekolah peninggalan
Belanda dilebur kemudian didirikan SGA. 1951, lulusan dari SGA diangkat menjadi guru SMP
dan SGB. Pada tahun 1954, kebutuhan guru untuk mengajar sudah tercukupi, juga telah
dibukanya kursus bagi pemilik ijazah yang diperolehnya pada zaman Belanda, lulusan dari
kursus tersebut akan mendapatkan ijazah SGB. Sehingga jumlah lulusan SGB meningkat dan
tersebar hampir diseluruh kota negeri. Hal ini juga menyebabkan guru SD juga bertambah
berkali lipat, hingga mncul kekhawatiran terhadap kualitas pendidikan di sekolah dasar menurun.
1960 pertengahan SGA berganti nama menjadi SPG (sekolah pendidikan guru). Antusias dari
lulusan SMP untuk masuk SPG sangat tinggi, sehingga kejadian jumlah lulusan SGB kembali
terjadi di SGP walhasil banyak lulusan yang tidak dapat diangkat menjadi guru. Kabar baik
muncul pada tahun 1973, yaitu dengan adanya program Sekolah Dasar Inpres, sebanyak 60.000
lulusan dapat tertampung dalam program ini. Tahun 1980-an kembali terulang dan di tahun
1990-an SPG se Indonesia meninggalkan lulusan sebanyak 350.000 orang, karena kebijakan
pemerintah yang berubah tentang syarat kualifikasi minimal untuk menjadi guru sekolah dasar.
Memasuki orde baru, persoalan dalam dunia pendidikan banyak perbincangan mengenai
status juga kesejahteraan bagi guru. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat mulai sadar akan
permasalahan guru. Kesadaran muncul karena dua hal, 1) masyarakat sadar akan tugas dan
fungsi guru, 2) status/kesejahteraan guru yang tidak sesuai dengan harapan. Upaya untuk

3
meningkatkan status dan kesejahteraan gencar dilakukan baik dari guru itu sendiri, pemerintah
juga masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain: melakukan penataran untuk meningkatkan
kualitas guru, meningkatkan gaji guru, mendukung penerapan kode etik guru, memberikan
tunjangan khusus guru, memberi asuransi jiwa untuk guru dan lain-lain. Pada HUT RI ke-28 dan
pada pembukaan kongres PGRI November 1973, presiden Soeharto dalam sambutan nya berjanji
dihadapan guru-guru teladan akan menaikkan gaji guru. Perkembangan akan keadaan guru mulai
terlihat dan maju.
Namun pada tahun 1988, pembentukan guru belum terpenuhi, hanya 20% kebutuhan
guru yang terpenuhi berupa pengangkatan menjadi guru PNS. Kondisi tersebut menyebabkan
kekurangan guru di pendidikan sekolah dasar, kelebihan guru ditingkat SMP, SMA, Kejuruan
dalam mata pelajaran tertentu, juga kekurangan di mata pelajaran yang lain. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0386/O/1993 tanggal 25 Oktober 1993
tentang Pedoman Penghitungan Kebutuhan Guru di Sekolah pada Lingkungan Dasar dan
Menengah dan Keputusan Menteri Pendidikan. dan Kebudayaan No. 055/U/1994 tanggal 11
Maret 1994 tentang Penyempurnaan Pedoman Penghitungan Kebutuhan Guru di Sekolah pada
Lingkungan Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) yang menghitung kebutuhan guru
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar ( SD), Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Menengah
Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Negeri (SMU), dan Sekolah Kejuruan (SMK). Dijelaskan
bahwa, hitungan jumlah guru dilandaskan pada jumlah kelas belajar dan jumlah jam untuk
mengajar siswa setiap mata pelajaran dalam satu pekan.(Ngabiyanto,Kameo, Daniel D. Ismanto,
2019)
Peristiwa seperti diatas, hingga saat ini tetap menjadi permasalahan yang belum tuntas.
Terdapat banyak status dan kesejahteraan guru yang belum jelas dan masih banyak sekolah yang
kekurangan akan guru, sehingga membutuhkan guru penunjang atau guru tidak tetap. Guru tidak
tetap ini biasa disebut dengan guru honorer, menurut PP No. 48 tahun 2005, Guru honorer adalah
guru yang diangkat oleh kepala sekolah atau lembaga pendidikan untuk mengajar yang
mendapatkan honor dari dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Jumlah guru di Indonesia per
11 Januari 2016, dari data Kemendikbud terdapat sebanyak 3.015.315 guru. 2.294.191 guru
memiliki status PNS dan guru tetap yayasan, sedangkan 721.124 guru lainnya masih berstatus
guru tidak tetap.(Nurdin, 2021) Dari data PGRI tahun 2022 meyebutkan jumlah guru di
Indonesia sebanyak 3.357.935 guru, 52,2% (1.754.555) adalah guru honorer, sedang sisanya
1.603.380 adalah guru PNS.(Ogen, 2022). Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) tahun 2023, menyebutkan jumlah guru honorer sebanyak
731.524 guru.(Samsu, 2023)
Menurut data-data diatas, dapat diartikan bahwa jumlah guru tidak tetap yang belum jelas
kesejahteraannya masih banyak. Sedangkan, tugas guru honorer dan juga guru PNS memiliki
tanggung jawab yang sama. Hal ini menimbulkan kecemburuan sosial. Selain status yang tidak
jelas, hak yang diperoleh oleh guru honorer juga berbeda di banding guru PNS. Terbukti pada
Undang-Undang No. 8 Tahun 1974, hak yang didapatkan pegawai negeri yakni : hak
mendapatkan gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab, hak perawatan ketika
menimpa kecelakaan saat menjalankan tugas, hak untuk cuti, hak memperoleh tunjangan ketika
menderita cacat jasmani atau rohani yang diakibatkan ketika menjalankan tugas, juga mendapat
tunjangan ketika pegawai tersebut meninggal dunia.(Nurdin, 2021). Tidak hanya itu,
ketimpangan social juga muncul dari hal gaji yang di peroleh. Perolehan gaji bagi guru PNS
sesuai dengan PP No. 15 tahun 2019 tentang perubahan Kedelapan Belas atas Peraturan

4
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997, yakni dari Rp. 1.560.800 hingga Rp. 5.901.200.(Anugrah
Dwian Andari, 2023)
Sedangkan gaji yang diperoleh guru honorer tercantum dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023.
Sesuai dengan peraturan tersebut, bahwa honorarium untuk pengajar dibagi menjadi dua, yakni
guru honorer dari luar satuan kerja penyelenggara dan guru honorer dari satuan kerja
penyelenggara. Selain itu masih terdapat perbedaan gaji sesuai dengan wilayah dan kebijakan
dari instansi masing-masing. Honor yang diterima oleh guru SD sesuai dengan pembagian diatas
berkisar antara Rp. 300.000-Rp. 2.000.000, sedang besaran gaji untuk guru honorer tingkat SMP-
SMA disesuaikan dengan jumlah jam mengajar selama satu pekan. Kurang lebih gaji per-jam
guru SMP di angka Rp. 35.000-Rp. 365.000, untuk guru SMA gaji per-jam nya hanya di angka
Rp. 55.000,-.(Ratih Ika Wijayanti, 2023)
Dapat disimpulkan bahwa ketimpangan dan kesenjangan antara guru honorer dan guru
PNS terlihat sangat signifikan. Perbedaan kompensasi yang diterima dibandingkan dengan
tuntutan kerja yang sama antara guru honorer dan PNS. Sehingga motivasi untuk mendapatkan
hak yang sama meningkat. Upaya untuk mendapatkan hak yang sama, pernah dilakukan oleh
guru honorer yaitu, dengan membentuk organisasi/perkumpulan guru honorer pada tahun 2005
yang memiliki komitmen berjuang dan peduli akan kejelasan status mereka. Organisasi tersebut
melakukan aksinya dengan berkumpul di gedung DPR RI tepat pada tanggal 2 Mei 2005 untuk
menyampaikan keresahan para guru bantu di Indonesia. Keresahan diterima oleh Wakil Ketua
DPR RI dan Komisi X. Perjuangan itu membuahkan hasil dengan diangkatnya guru bantu
sejumlah 28.862 menjadi PNS secara bertahap, mulai 2003 hingga 2010. Namun masih
menyisakan 57 guru bantu yang tidak lolos pengangkatan menjadi PNS dikarenakan tidak
sesuainya kualifikasi yang dimiliki.(Ngabiyanto, 2018). (Nurdin, 2021)menjelaskan bahwa,
upaya uang dilakukan guru hororer untuk mencapai status guru PNS masih mengalami berbagai
hambatan. Hambatan tersebut bersumber dari pemerintah, ada 5 alasan yakni: belum ada regulasi
yang jelas serta aturan yang mengatur pengangkatan tenaga honorer jadi PNS, Keuangan
pemerintah belum bisa membantu pengangkatan guru honorer, pengangkatan guru honorer
menjadi PNS belum bisa maksimal karena guru merupakan pegawai daerah, selain itu terdapat
perbedaan anggaran juga prioritas pembangunan di setiap daerah. Banyak guru yang tidak sesuai
dengan kualifikasi pendidikan yaitu tidak sesuai dengan tanggungjawab yang akan diberikan.
Terakhir, belum ada komitmen dari pemerintah unrunk pengangkatan tenaga honorer menjadi
tenaga PNS.
Isu tentang guru honorer menjadi salah satu isu yang sulit terpecahkan, sehingga perlu
disuarakan secara konsisten agar mendapat perubahan menjadi lebih baik di dunia pendidikan.
Dengan teknologi yang berkembang pesat di dunia juga Indonesia menjadikan media social
sebagai tempat utama untuk mendapatkan informasi juga hiburan terbaru. Bahkan media social
saat ini sudah menjadi tempat untuk menambah penghasilan juga sebagai tempat untuk
berpendapat/berdiskusi. Banyak masalah negara atau isu-isu yang bersumber dari kebijakan
Negara ini yang dianggap kalangan non-elite tidak sesuai dengan lapangan, sehingga
menimbulkan keresahan-keresahan rakyat atas kebijakan tersebut. Menyuarakan keresahan
melalui demo sudah menjadi cara yang usang dan jadul, perlu pembaharuan cara untuk
menyuarakan keresahan tersebut yakni melalui media social yang canggih. Banyak issue yang
ditanggapi dengan menggunakan podcast-podcast guna untuk berdiskusi menanggapi kebijakan
yang kurang pas tersebut, dengan harapan keresahan itu bisa didengar dan dilihat oleh para
elite.

5
Sebagai contoh adalah isu tentang tenaga pendidik melalui opini yang diutarakan oleh
(Tabrani Yunis, 2023) mengenai guru honorer yang memperjuangkan gajinya. Selama tiga
bulan tidak digaji dan harus melakukan demo ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh baru
gaji tersebut dianggarkan. Terdapat 50 guru SMA, SMK dan SLB swasta yang melakukan
demo, aksinya tidak semudah itu, mereka juga harus mencari dukungan untuk membantu
membela hak guru honorer tersebut. (Haikal Amirullah, 2023) menuliskan bahwa, Undang-
Undang ASN terbaru sudah disahkan. Diah Pitaloka, wakil ketua Komisi VIII DPR
menuturkan, Kementerian Agama (Kemenag) telah membuat kebijakan berupa Inpassing,
dimana guru agam yang tergabung dalam Inpassing akan mendapat gaji sebesar Rp. 1,5 juta
dari gaji sebelumnya hanya ratusan ribu. Total keseluruhan guru agama di pendidikan
madrasah mencapai 660 ribu guru, ditahun 2023 ini guru yang masuk pada kebijakan Inpassing
baru 98 ribu guru, sedang sisanya masih berstatus guru honorer biasa dengan gaji standar. Diah
juga mengatakan bahwa, perjalanan guru honorer untuk mencapai level ASN harus melewati
tangga-tangga perjuangan yang masih panjang. Permasalahan guru honorer terjadi juga
didaerah Mukomuko, Bengkulu, masalah yang dialami 996 guru dan tenaga kependidikan
honorer adalah kontrak kerja guru honorer sudah berakhir sejak Juni 2023 dan belum
diperpanjang dan gaji guru honorer yang belum terbayarkan. Kejelasan yang diberikan oleh
pemerintah daerah terkait perpanjangan kontrak menunggu hasil verifikasi dan validasi agar
tidak terjadi tumpang tindih dengan jam mengajar guru ASN, PPPK dan honorer, sedang
terkait gaji, pihak Pemkab Mukomuko harus mendapatkan kejelasan angka dari Dana BOS dan
pemerintah akan mencarikan dari sumber lain.(Soetomo Samsu, 2023)
Isu-isu tersebut menjadi keresahan bagi setiap guru dan tenaga pendidik honorer yang
masih dipertanyakan kesejahteraanya. Hal ini perlu disuarakan agar pemerintah pusat
mendengar dan segera meratakan formasi tersebut. Podcast Mamat Keliling dengan bintang
tamu Abdur Arsyad yang berjudul “Pemilu 2024, Abdur Arsyad Ingin Indonesia Lebih Dewasa
Dalam Berpolitik !!”, sedikit membahas tentang keresahan pendidikan seperti issue diatas,
dalam pembahasaan podcast menjelaskan bahwa Abdur Arsyad telah sukses melaksanakan tour
stand up dengan tema “Pahlawan Perlu Tanda Jasa” dan hasil dari penjualan tiket tersebut
sepenuhnya diberikan kepada guru honorer. Abdur Arsyad ini mengerti apa yang dirasakan
para tenaga pendidik karena Abdur sendiri merupakan komika lulusan Magister Pendidikan,
sehingga tak heran bahwa Abdur memiliki empati terhadap guru honorer.
Stand up yang dilakukan oleh Abdur diatas juga Podcast nya dengan Mamat merupakan
bentuk kritik public atau diskusi public. Ruang kritik public saat ini dapat dilakukan dengan
banyak metode, ada yang dituangkan dalam postingan gambar, video, tulisan, puisi, podcast
dan masih banyak lagi. Saat ini, antara televise dengan Youtube banyak masyarakat yang
mengunjungi Youtube, hal ini terjadi karena yang disajikan dalam Youtube lebih menarik
daripada tayangan televisi. Selain itu dalam pengguna Youtube banyak yang menjadikannya
ladang penghsilan juga sebagai tempat untuk beropini, berdiskusi dan sebagai ruang kritik
terhadap keresahan dari kebijakan juga isu Negara.
Salah satu podcast yang menjadikan dirinya sebagai ruang kritik public adalah Mamat
Keliling “MALING”, (Boni Hargens, 2021) mengatakan bahwa kritik menjadi aspek dasar
dalam pembangunan demokrasi. Oleh karena itu oposisi menjadi perlu dilakukan dalam setiap
parlemen maupun dijalanan yang dalam oposisi tersebut disampaikan secara sistematis
menyampaikan suara profetis atas nama rakyat. Bagi Habermas, ruang public merupakan ruang
yang menghubungkan antara masyarakat sipil dengan Negara. Ruang public ini merupakan

6
ruang umum tempat orang-orang berkumpul untuk mendiskusikan apa saja yang perlu
dibicarakan.(Setiawan, 2015)
Podcast MALING menjadikan dirinya sebagai medium komunikasi terkhusus menjadi
tempat untuk mendiskusikan isu-isu terkini, dalam istilah lain, Podcast MALING ini menjadi
ruang kritik yang ditujukan pada kebijakan pemerintah, isu politik, dan lain-lain. Dengan adanya
podcast ini, makna yang tersirat didalamnya yakni mengharapkan kepada penonton agar melek
akan literasi media, berfikir secara kritis dengan adanya hiruk pikuk permasalahan pada
pemerintahan Negara ini. Tidak hanya itu, salam podcast ini, bintang tamu dapat bertukar ide
dengan host tentang apa yang mereka rasakan dan apa yang diharapkan.
Selain podcast MALING, terdapat beberapa podcast yang memiliki pembahasan sama
dengan ini. Podcast-podcast tersebut adalah 1.)Apa Kata Tempo, yang sudah ada sejak tahun
2014 berisikan Podcast mingguan yang membicarakan isu serius berasal dari editorial redaksi
tempo. 2.) Narasi, bergabung pada tahun 2017 dalam kanal youtube yang dipimpin oleh Najwa
Shihab membahas tentang isu-isu terkini, tidak hanya politik yang menjadi focus namun juga
membahas yang lain seperti halnya permasalahan anak muda saat ini karena beliau sangat
berharap pada generasi muda Negara ini untuk membawa kemajuan nantinya. 3.) Akbar faizal
Uncensored, bergabung pada youtube sejak tahun 2020 podcast ini sejak awal bergabung hingga
sekarang konsentrasi pada perbincangan politik juga pemerintahan.
Pada channel youtube narasi terdapat konten yang membahas mengenai guru honorer
yang berjudul “Nestapa Guru Honorer: Jabatan dihapus, Karier Tak Terjamin, dan Digaji
Rendah”. Konten tersebut ditayangkan pada 3 Februari 2022yang memiliki jumlah suka 163, dan
telah ditayangkan sebanyak6.180 kali. Kemudian akun Channel HAS Creative dalam Program
acara Mamat Keliling yang membahas mengenai pendidikan terdapat 2 video dengan judul
“Pemilu 2024, Abdur Arsyad Ingin Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!” konten ini
ditayangkan pada 22 April 2023 mendapat 39 ribu suka dan telah diputar sebanyak 2.716.542
kali. Judul kedua yaitu “Guru Gembul, Realitas Pendidikan Di Indonesia, Semakin Terjebak Di
Kurikulum Semakin Kacau” video ini tayang pada 3 November 2022, memperoleh suka
sebanyak 21 ribu dengan 856.757 kali penayangan. Dari 2 akun tersebut dapat dilihat bahwa
jumlah suka dan penayangannya lebih banyak pada akun HAS creative, sehingga dapat
disimpulkan bahwa HAS Creative khususnya program acara Mamat Keliling ini digandrungi
para penonton. Hal ini juga menjadi dasar penulis untuk meneliti lebih lanjut pada Program
Acara Mamat Keliling (MALING).
Podcast yang pertama kali membahas tentang isu public dan menjadikannya sebagai
ruang kritik belum diketahui secara jelas, namun banyak video yang ada di YouTube dijadikan
sebagai tempat untuk mengkritik social juga sindiran. Podcast MALING bukan menjadi podcast
yang pertama sebagai podcast yang mengangkat tentang isu pemerintah, namun podcast ini
memiliki keunikan tersendiri daripada yang lain. MALING ini memakai konsep sebagai tukang
kopi keliling, sehingga perbincangan dilakukan di pinggir jalan bukan di ruangan seperti podcast
pada umumnya. Selain itu, host dari MALING ini adalah seorang komika, yang mana sudah
dapat dipastikan suka akan bercandaan. Meskipun begitu, tidak mengurangi dari isi pembahasan
yang dibawakan pada setiap episode podcastnya. Hal tersebutlah yang menjadi ciri khas dari
podcast ini, pembicaraan yang berisi namun dibawakan sengan cara yang ringan penuh candaan
tanpa menghilangkan isi pembahasan tersebut.
Bintang tamu yang diundang dalam podcast ini kebanyakan dari komika juga, tetapi juga
ada beberapa bintang tamu yang berasal dari petinggi pemerintah juga beberapa aktivis Indonesia
pada bidangnya. Podcast MALING merupakan program acara dari chanel YouTube HAS

7
Creative, dimana HAS Creative ini adalah salah satu channel yang didukung oleh Close The
Door milik Deddy Corbuzier. Has Creative bergabung sejak tahun 2020 bulan Agustus, jumlah
subscriber mencapai 1,88 juta dengan total video 249; dengan podcast MALING terdapat 69
video. Bintang tamu yang dihadirkan dalam podcast ini dari berbagai kalangan, mulai dari
komika, anak muda, hingga pada pejabat negeri. Bintang tamu komika dipilih karena dianggap
dapat kritis terhadap problem Negara, selain dianggap kritis, komika dalam menyampaikan
kritikannya melalui komedi, sehingga kritikan tersebut terdengar ringan, gampang diterima.
(Sizuka, 2023). Dengan demikian rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana MALING
sebagai ruang kritik public khususnya menyoroti isu mengenai guru honorer?.
Pembahasan mengenai ruang kritik pada media telah banyak dilakukan oleh peneliti
terdahulu, oleh karena itu penulis akan menyebutkan beberapa penelitian tentang ruang kritik
pada media yang mana juga menjadi acuan penulis dalam penelitian ini. Terdapat penelitian yang
berjudul “Dispersi Wacana Ruang Publik Di Harian umum kompas”, tulisan dari Septian Saputra
dan Holy Rafika Dhona, yang menjelaskan bahwa pembicaraan mengenai ruang public di
kompas menglami pemisahan, dari tahun 95 hingga reformasi, perbincangan yang terjadi
dikompas selalu menyertakan istilah rakyat juga focus terhadap masalah akses rakyat tentang
ruang public yang terbatasi oleh Negara. Namun pada tahun 2000 an awal, perbincangan diatas
hilang dan masalah dikerucutkan pada masalah warga kota.(Saputra & Dhona, 2022). Penelitian
lain yang berjudul “Peranan Konten Video Youtube ‘Bossman Mardigu’ Sebagai Instrumen
Pendidikan Politik Kewarganegaraan untuk Menumbuhkan Kesadaran Politik Warganegara
Muda”, dalam tulisan ini dijelaskan bahwa konten tersebut berisikan mengenai pendidikan
politik, tempat untuk mempelajari system pemerintahan yang baik juga mengajak betapa
pentingnya berpikir kritis bagi warganegara muda.(Chandra & Dewi, 2022).
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Yudhi Najibullah, Euis Komalawati dan
Made Wilantara dengan judul “Analisis Wacana Kritis Pada Akun Twitter @FadlizonTentang
Wacana OMNIBUS LAW Cipta Kerja Dengan Pendekatan Model Tuen A. Van Dijk”. Dalam
kajian tersebut menjelaskan mengenai wacana pada media social twitter tentang omnibus law
cipta kerja. Pembahasan yang diusulkan pemerintah ini mengundang respon dari kalangan
masyarakat, salah satunya adalah pemilik akun twitter fadlizon. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa dalam cuitannya, fadlizon melakukan kritik dianggap hanya berpura-pura. Hal ini
menjadikan penelitian ini ambigu serta dalam pemilihan katanya mengandung unsur ragu-ragu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan fadlizon tidak memiliki kredibilitas.(Najibulloh
et al., 2022). Pada penelitian-penelitian diatas, penulis belum menemukan kajian yang membahas
mengenai ruang kritik public yang dilakukan melalui podcast pada media social youtube. Maka
dengan ini penulis akan membahas mengenai penyampaian kritik public melalui media podcast
pada youtube pada program acara Mamat Keliling. Penelitian ini bertujuan untuk membahas
program acara MALING sebagai ruang kritik public dengan cara penyampaian menggunakan
lawakan/guyonan, sehingga pembahasan materi dalam podcast terkesan ringan dan mudah di
terima oleh penonton

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika dari Roland
Barthes. Metode kualitatif merupakan metode yang memiliki tujuan untuk mengetahui juga
menganalisa apa yang sedang terjadi dan terlihat, dapat diartikan bahwa kualitatif ini ingin
melihat kandungan isi komunikasi yang tersirat pada objek penelitian.(Martianto & Toni, 2021)
Objek penelitian dari penelitian ini adalah program acara Mamat Keliling “MALING” dalam

8
akun Channel YouTube HAS Creative yang berjudul “Pemilu 2024, Abdur Arsyad Ingin
Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!” dan “Guru Gembul, Realitas Pendidikan Di
Indonesia, Semakin Terjebak Di Kurikulum Semakin Kacau”. Dimana peneliti akan meneliti
mengenai makna denotasi, konotasi dan mitos dari percakapan dan gambar pada potongan-
potongan clip video tersebut dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes.
. Tokoh pertama dari metode semiotika adalah Ferdinand de Saussure, yang memiliki
pemikiran tentang pengamatan secara kompleks dalam proses pembentukan kalimat, namun
Saussure tidak begitu tertarik dengan pemaknaan suatu kalimat, dimana secara fakta satu kalimat
dapat menyampaikan makna yang berbeda-beda bergantung pada orang yang melihat dan situasi
yang mendukungnya.(Martianto & Toni, 2021) Pada dasarnya pemikiran Saussure menjadi
landasan untuk Roland Barthes sebagai penerusnya untuk mengembangkan pemikiran Saussure.
Konsep semiotika Barthes yakni tentang bagaimana mengkaji kehidupan manusia hingga
memberikan makna pada segala suatu hal, tetapi dalam konteks ini tidak bermaksud untuk
mengkomunikasikan.(Pranasuta, 2023) Semiologi ialah ilmu tentang bentuk dikarenakan
mempelajari penandaan secara terpisah dari kandungannya. Barthes menyebutkan bahwa
semiologi mengasumsikan hubungan antara penanda dan petanda. Sistem semiologi tidak hanya
menggunakan dua istilah tersebut, melainkan tiga istilah yakni penanda, petanda dan
tanda(Roland Barthes, 1983)
Semiotika Saussure berfokus penandaan pada denotasi dan konotasi, namun penerusnya,
yakni barthes menambahkan mitos dalam penandaan. Denotasi memiliki pengertian suatu
gagasan yang tercipta dari penglihatan, artinya apa yang dilihat adalah suatu yang diyakini
kebenarannya. Kemudian konotasi, Konotasi berbicara tentang bagaimana cara melukiskan
sesuatu. Maknanya, tatanan kedua ini adalah cara untuk mengartikan apa yang ada dalam
lambang, atau mengupas makna dibalik tanda yang ada. Terakhir, Barthes menambahkan Mitos
pada tatanan semiotikanya, yakni Mitos. Mitos disini memiliki arti Bahasa atau pesan yang
terkandung dalam makna yang ada (Roland Barthes, 1983). Berikut adalah gambaran model pola
semiotika yang di gagas Barthes.

1. Penanda
2. Petanda
Languange
3. Tanda
I. PENANDA II. PETANDA
Myth
III. TANDA

9
C. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Akun Channel YouTube HAS Creative merupakan salah satu akun yang didukung oleh
Close The Door milik Deddy Corbuzier. Akun ini ada sejak 8 Agustus 2020, HAS Creative
sudah mendapat 2.07M suscribers dengan jumlah konten yang dimilikinya sebanyak 261 video
dan sudah ditonton sebanyak 373,300,674. HAS Creative memiliki 8 Playlist/Program Acara,
yakni BAPAK-BAPAK EMANG GITU, PWK(Podcast Warung Kopi), MALING (Mamat
Keliling), TAKJIL, UMR (Undangan Makan Random), The Has Tag, Special Program dan Short
Video.

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Sumber : Akun Youtube HAS Creative
Penelitian ini menganalisis 2 judul dari program acara MALING, yakni “Pemilu 2024,
Abdur Arsyad Ingin Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!” dan “Guru Gembul,
Realitas Pendidikan Di Indonesia, Semakin Terjebak Di Kurikulum Semakin Kacau”. Dengan
pertimbangan bahwa dua judul tersebut yang membahas mengenai realitas pendidikan yang
ada di Indonesia dengan menggunakan metode yang telah dipaparkan pada sub bab metode
penelitian diatas. Pembahasan pertama dimulai dari video yang berjudul, “Pemilu 2024, Abdur
Arsyad Ingin Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!”, program acara MALING
berdurasi 1jam:48menit:28detik yang diunggah pada 22 April 2023 dan sudah ditonton
sebanyak 2.729.128 kali.
Table 1
Analisis scene video pilihan #1
Signifier (Penanda) Signified (Petanda)
Mamat bertanya pada Abdur tentang Tour
yang telah dilakukannya dan Abdur menjawab
dengan menjelaskan Tour yang sudah
diselenggarakan dan keuntungan yang didapat
dari Tour tersebut akan didonasikan pada guru
Gambar 4 : program acara MALING Honorer di Indonesia. Mamat(Host) dan
Sumber : Akun Youtube HAS Creative Abdur(Bintang Tamu) merupakan seorang
Mamat : “eh, Tour kan kemarin Tour?” komika Indonesia jebolan dari Kompetisi
(“eh kamu kan kemarin Tour?”) Stand Up Comedy Indonesia(SUCI). Mamat
dan Abdur memiliki latar belakang yang
berbeda, Mamat merupakan lulusan Sarjana
Kedokteran Gigi, dan Abdur lulusan Magister
Pendidikan. Banyak dari komika Indonesia
yang mengadakan show stand up dengan tajuk
Gambar 5 : program acara MALING yang sesuai dengan keresahan yang dirasakan

10
para komika, termasuk Abdur Arsyad ini.
Sumber : Akun Youtube HAS Creative
Abdur membuat Show stand Up dengan tajuk
Abdur : “iya, tour pahlawan perlu tanda jasa
“Pahlawan Perlu Tanda Jasa” yang
kemarin itu kan, tapi, kan sudah saya niatkan
diselenggarakan mulai 28 Januari-25 Februari
dari awal Tour itu seluruh keuntungannya
2023 dilakukan diberbagai kota yakni Malang,
untuk guru-guru honor”
Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung,
Bogor dan Jakarta. Tajuk dari Show ini
diambil dari keresahan Abdur pada dunia
pendidik dan pendidikan di Indonesia, yang
mana pernah dirasakan oleh Abdur sebagai
guru honorer. Abdur juga sudah berniat dari
awal bahwa keuntungan yang diperoleh dari
Tournya ini akan diberikan pada guru
Honorer.(Mario, 2023)
Denotative Sign
Mamat dan Abdur membicarakan tentang Tour Abdur ke bebrapa kota di Jawa dengan tajuk
“Pahlawan Perlu Tanda jasa”.
Conotative Signifier Connotative Signified
(Penanda Konotatif) (Petanda Konotatif)
Suasana yang hangat dan kritis ramah
Mamat dan Abdur membicarakan tentang mebicarakan permulaan diskusi tentang
Tour Abdur ke bebrapa kota di Jawa dengan Pahlawan Perlu Tanda Jasa. Kritis terhadap
tajuk “Pahlawan Perlu Tanda jasa”. tagline Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di ubah
menjadi Pahlawan Perlu Tanda Jasa.
Connotative Sign
Hangat dan ramah tapi kritis terutama pada penyebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa menjadi
Pahlawan Perlu Tanda Jasa.
Myth
Pahlawan Perlu Tanda Jasa sebagai wacana lain dari Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Mamat dan Abdur merupakan komika Indonesia yang terkenal dengan lelucon
mengangkat keresahan yang terjadi di Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh Abdur yang
membuat Tour Stand up dengan tajuk “Pahlawan Perlu Tanda Jasa”, Abdur terinspirasi dari
tagline Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Hal ini terkesan bahwa guru tidak perlu dihargai atas jasa
yang diberikan kepada negeri ini. Tajuk tersebut digunakan karena menurut Abdur guru
merupakan Pahlawan penting dan pantas akan mendapatkan tanda jasa. Keresahan ini
merupakan kritik terhadap kondisi sosial pendidikan Indonesia yang perlu perhatian lebih.
Menurut Habermas pemikiran kritis menjadi tanggung jawab terhadap kondisi sosial yang
realistis.(Sholihah, 2021) Karena kritik memiliki kaitan dengan hubungan sosial yang nyata.
Termasuk kondisi sosial berupa Gaji Guru Honorer dan fasilitas yang minim.
Keresahan Abdur muncul juga disebabkan karena Abdur sebelum menjadi komika
pernah menjadi guru, sehingga Abdur pernah merasakan di posisi sama dengan yang dirasakan
oleh guru-guru honorer di Indonesia. Tour yang dilakukan Abdur ini merupakan sumbangan
amal untuk guru honorer, karena hasil dari penjualan tiket Tour akan di sumbangkan
seluruhnya kepada guru honorer di Indonesia.
Table 2
11
Analisis scene video pilihan #2
Signifier (Penanda) Signified (Petanda)
Abdur melanjutkan jawabannya, bahwa selain
mendapat gaji dari PNS juga mendapat gaji
dari sertifikasi guru. Mamat menyanggah hal
itu, karena tante dari Mamat medaftar
sertifikasi dua kali tidak diterima. Dapat
diketahui bahwa guru PNS sudah mendapat
Gambar 6 : program acara MALING gaji yang jelas dan masih ada kemungkinan
Sumber : Akun Youtube HAS Creative mendapat gaji tambahan melalui sertifikasi
guru bagi yang lolos pendaftaran. Pernyataan
Mamat mengenai tante nya yang gagal lolos
sertifikasi sebanyak dua kali, menunjukkan
bahwa untuk menjadi guru sertifikasi juga
sulit. Selain mendapat gaji tunjangan, menjadi
guru sertifikasi merupakan bukti menjadi guru
Gambar 7 : program acara MALING
professional dan legal, hal ini sesuai dengan
Sumber : Akun Youtube HAS Creative UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.(Ester Lince Napitupulu, 2023) Mamat
Mamat : “Kenapa Anda membeda-bedakan melanjutkan pertanyaannya seputar gaji PNS
guru?” apakah ada tunjangan lain yang berasal dari
Abdur : “ Karena PNS itu gajinya udah daerah. Kemudian Abdur menerangkan bahwa
lumayan lah, kan PNS itu kan Gajinya kita dirinya tidak tahu. Namun jika yang dimaksud
kan tau kan” Mamat tunjangan dari daerah itu Dana BOS,
Abdur : “dan mereka ada sertifikasi juga” dana BOS bukan diperuntukkan pada PNS
Mamat : “tapi itu susah itu, sa pu tante dua namun diberikan pada sekolah untuk dana
kali ikut sertifikasi gagal, di pu gaji masih operasional termasuk untuk gaji guru honorer
sama saja” yang turun hanya 3 bulan sekali.
Mamat : “ada tunjangan lain kan?” Kesejahteraan guru honorer di Indonesia
Abdur : “saya nggak tahu” masih memprihatinkan, sebab gaji yang
Mamat : “tunjangan apa gitu. Dari, dari didapatkan hanya bergantung dari Dana BOS,
daerah, kalo sertifikasi kan nasional, ini sedang dana BOS turun hanya 3 bulan sekali.
daerah. Itu apa ya?” Bisa dibayangkan bagaimana mirisnya dunia
Abdur : “saya tidak tau. Dana BOS? Dana pendidik di Indonesia yang sudah menjadi
BOS tidak, tidak untuk PNS, tidak” polemik sejak zaman orde baru hingga
Mamat : “itu untuk program ya?” sekarang belum juga usai.
Abdur : “itu untuk program. Jadi kalo guru
PNS paling tidak ada gaji 13, maksudnya…”
Mamat : “ada THR”
Abdur : “iya masih bisa lah, tapi kalo guru-
guru honor ini kan, sudah gajinya dibawah
standar lah apa segala macam”
Mamat : “lama lagi”
Abdur : “lama, kadang…”
Mamat : “kadang 3 bulan sekali..”
Abdur : “karna mereka sekolah itu bayar
tunggu dana BOS turun. Dana BOS turun 3
12
bulan sekali kalo saya tidak salah yaa”

Denotative Sign
Mamat dan Abdur membicarakan tentang gaji guru honorer yang bersumber dari dana BOS
hanya turun 3 bulan sekali dan untuk mendaftar sertifikasi guru susah.
Conotative Signifier Connotative Signified
(Penanda Konotatif) (Petanda Konotatif)
Mamat dan Abdur membicarakan tentang gaji Diskusi mengenai gaji guru honorer yang
guru honorer yang bersumber dari dana BOS mengalami ketimpangan yaitu sertifikasi
dimana hanya turun 3 bulan sekali dan untuk susah, tidak mendapat gaji 13, tidak mendapat
mendaftar sertifikasi guru pun susah, sedang THR, gaji dibawah standar dan dibayar tiga
gaji PNS sudah tetap masih ditambah dari gaji bu;an sekali.
sertifikasi guru.
Connotative Sign
Percakapan kritis mengenai gaji guru honorer.
Myth
Diskriminasi guru Honorer.

Perbedaan gaji guru honorer dan PNS menjadi polemik karena terjadi ketimpangan
Tanggung jawab sama beratnya namun gaji yang diterima berbeda. Hal ini perlu di diskusikan
secara kritis guna mencari jalan keluar supaya isu mengenai guru honorer segera usai. Diskusi
kritis terhadap suatu permasalahan termasuk dalam salah model tindakan secara konseptual
yang dibawa oleh Habermas yaitu tindakan komunikatif.(A.Rahman, 2021)

13
Pembahasan kedua Video yang diambil adalah “Guru Gembul, Realitas Pendidikan Di
Indonesia, Semakin Terjebak Di Kurikulum Semakin Kacau”. Program acara MALING yang
diunggah pada 3 November 2022 memiliki durasi 55menit:35detik dengan 858.034 kali
ditonton. Guru Gembul adalah guru honorer di salah satu SMA Bandung Jawa Barat.
Percakapam dimulai dengan pembahasan tentang gaji Guru Honorer, pengalaman menjadi guru
di sekolah, perbedaan suatu kepercayaan terhadap agama, hingga persoalan-persoalan mengenai
Pendidikan yang ada di Indonesia.
Table 3
Analisis scene video pilihan #3
Signifier (Penanda) Signified (Petanda)
Terlihat Mamat memberikan pertanyaan untuk
bintang tamunya yakni guru Gembul dengan
menanyakan pekerjaan yang dijalani saat ini,
yaitu sebagai guru honor/tidak tetap.
Pertanyaan yang dilontarkan Mamat sebagai
Gambar 8 : program acara MALING
pembuka pembicaraan sebelum membahas
Sumber : Akun Youtube HAS Creative pendidikan di Indonesia secara mendalam
menurut perspektif guru Gembul. Mamat
menambahi pertanyaan tentang gaji yang
diperoleh guru Gembul sebagai guru honorer
di era sekarang. Pertanyaan Mamat pada guru
Gembul perihal gaji guru honorer saat ini,
merupakan rasa penasaran dimana
Gambar 9 : program acara MALING
Sumber : Akun Youtube HAS Creative permasalahan ini sudah ada sejak masa orde
baru hingga saat ini yang belum mendapat
Mamat : “sampai sekarang masih mengajar?” jalan keluar (masih kurang).
Gembul : “masih, kemarin saya masih
mengajar di sekolah, di sekolah biasa ya gitu
aja..”
Mamat : “tapi itu itu pekerjaan, maksudnya
tetap seperti guru-guru di SD negeri atau
apa?”
Gembul : “guru honor, tidak tetap si”
Abdur : “gaji berapa, Spill dong!, berapa gaji
honor sekarang berapa?”
Gembul : “yaa.. 900 sejutaan” (900 - 1juta)
Denotative Sign
Mamat dan Guru Gembul membicarakan mengenai pekerjaan Guru Gembul sebagai Guru
Honorer dan menanyakan gaji yang diperoleh guru honorer saat ini.
Conotative Signifier Connotative Signified
(Penanda Konotatif) (Petanda Konotatif)
Mamat dan Guru Gembul membicarakan Suasana yang hangat dan ramah memulai
mengenai pekerjaan Guru Gembul sebagai percakapan mengenai diskusi tentang gaji
Guru Honorer dan menanyakan gaji yang guru honorer yang masih kurang.
diperoleh guru honorer saat ini.

14
Connotative Sign
Pertanyaan gaji guru yang bersifat umum tersebut, merupakan langkah awal pendekatan
sebelum diskusi lebih mendalam.
Myth
Gaji guru masih minim.
Guru Gembul selain seorang guru Honorer juga seorang konten kreator konten-konten
yang diusungnya banyak mengkritisi isu-isu yang popular mulai tentang pendidikan, filsafat,
sains, psikologi, alam, sejarah, Islam dan masih banyak lagi. Diskusi bagi Mamat dan Guru
Gembul adalah makanan sehari-hari dimana memang penting untuk dibicarakan. Diskusi
merupakan jalan komunikatif untuk semua pihak sehingga dapat menghidupkan ilmu dasar
dalam berinteraksi dengan manusia untuk mencapai perubahan yang baru sesuai degan usulan
perubahan yang dibawakan oleh Habermas atas pendahulunya.(Surur Rifai, Moh. Syafik R,
Muhammad Barnaba Ridho Ilahi & Alwi, Mustofa Bissri, 2022)
Table 4
Analisis scene video pilihan #4
Signifier (Penanda) Signified (Petanda)
Gembul mengimbuhi jawaban sebelumnya,
bahwa gaji yang didapatkan sudah lumayan
dibandingkan dengan teman-temannya yang
hanya mendapat 100-200 ribu perbulannya.
Mamat juga melontarkan pernyataan bahwa
Gambar 10 : program acara MALING guru di daerah-daerah ada yang bertahun-
Sumber : Akun Youtube HAS Creative tahun tidak mendapat gaji. Permasalahan guru
honorer tidak pernah berhenti, malah terus-
menerus menjadi permasalahan yang kritis.
Seperti halnya gaji guru honorer yang tidak
merata, tidak tetap, nominal berubah-ubah
sesuai kemampuan instansinya untuk
Gambar 11 : program acara MALING memberikan gaji. Sehingga pendapatan yang
Sumber : Akun Youtube HAS Creative
diperoleh guru honorer tidak bisa dijadikan
pegangan tetap untuk bertahan hidup.
Gembul : “lumayan lah… kalo kalo yang Pernyataan Gembul mengenai oramg-orang
temen-temen saya tuh bisa sampai seratus negeri Indonesia yang suka mencari sensasi
ribu, yang 200 ribu” (Wilayah Bandung-Jawa dan membuat kerusakan moral mendapat gaji
Barat) yang besar, sedangkan gaji guru perharinya
Mamat : “ada di daerah, udah bertahun-tahun hanya Rp. 6.700,-. Keanehan yang terjadi di
tapi nggak dapet” Indonesia yaitu kurangnya bentuk apresiasi
Gembul : “ya makanya disini itu, di negeri terhadap orang yang mendidik anak bangsa
kita tuh… jadi ada orang-orang yang cari menjadi bermoral dan beretika. Untuk
sensasi bikin kerusakan moral dan lain-lain tu mengapresiasi jasa guru cukup mudah, dengan
gajinya gedeeee banget, guru tuh dibayarnya mensejahterakan kehidupannya dan
Rp. 6.700 per harinya” memberikan hak- hak guru yang sesuai.
Mamat : “6.000?” Sedangkan pada realitanya, guru belum
Gembul : “700 rupiah perharinya” merasakan fasilitas dan hak nya secara penuh,
malah orang-orang yang membuat kerusakan
moral dan mencari sensasi yang mendapat gaji

15
tinggi. Orang-orang tersebut sebenarnya tidak
dibutuhkan untuk negeri kita, tidak
menjadikan lebih baik malah menjadikan
negeri Indonesia ini perlahan-lahan hancur.
Denotative Sign
Gaji yang didapatkan guru honorer di Indonesia sampai saat ini masih dibawah standar,
sehingga berdampak pada kesejahteraan guru.
Conotative Signifier Connotative Signified
(Penanda Konotatif) (Petanda Konotatif)
Gaji yang didapatkan guru honorer di Diskusi dilakukan dengan ringan, kritis dan
Indonesia sampai saat ini masih dibawah sesuai kejadian lapangan langsung dari
standar, sehingga berdampak pada narasumbernya.
kesejahteraan guru.
Connotative Sign
Keterangan dari narasumber (guru Honorer) langsung merupakan data yang valid sebagai
landasan untuk berdiskusi.
Myth
Guru Honorer mendapat perlakuan tidak adil.

Pada dua video yang dibahas diatas, peniliti menemukan bahwa cuplikan-cuplikan video
diatas merupakan tindak kritis terhadap realitas pendidikan di Indonesia, dengan menggunakan
media YouTube sebagai ruang public. Tindak kritis yang dimaksud adalah 1) Pahlawan Perlu
Tanda Jasa, merupakan wacana baru yang di ciptakan Abdur dalam tajuk Tour stand up dari
wacana yang lama yakni Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Pahlawan yang dimaksud dalam wacana
tersebut adalah Guru, dimana guru bertugas untuk mencerdaskan anak bangsa untuk kemajuan
bangsa selanjutnya sehingga jasa yang diberikan oleh guru sudah sepatutnya di beri apresiasi.
Selanjutnya 2) Diskriminasi Guru Honorer, bentuk diskriminasi yang didapatkan oleh Guru
Honorer meliputi lima hal, yaitu : gaji dibawah standar, dibayarkan 3 bulan sekali, sertifikasi
susah, tidak mendapat gaji 13 dan tidak mendapat THR. Lima hal tersebut dengan mudah
didapatkan oleh guru PNS yang mana gaji yang diperoleh sudah pasti, tinggi dan teratur.
Menurut F. Budi Hardiman (2009), tindak kritis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh
Jurgen Habermas filosof dari Jerman yang merupakan penganut madzhab Frankfurt generasi
kedua setelah Adorno dan Horkheimer. Teori yang diusung oleh Habermas merupakan
perkembangan dari pemikiran pendahulunya, yaitu untuk memahami teori kritis ini diperlukan
kritik, kritik dalam madzhab Frankfurt dijadikan sebagai landasan untuk merumuskan teori yang
memiliki sifat emansipatoris atas budaya juga masyarakat modern.(Surur Rifai, Moh. Syafik R,
Muhammad Barnaba Ridho Ilahi & Alwi, Mustofa Bissri, 2022)

Sifat emansipatoris berkaitan dengan usaha akan perubahan pada lingkungan dan sosial.
Seperti wacana Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, merupakan tagline terhadap para Guru yang sudah
mengakar pada stigma masyarakat, sehingga Guru dinggap tidak pantas mendapat “Tanda Jasa”
atas Jasa yang sudah ditorehkan pada anak bangsa. Wacana tersebut sudah tidak relevan dengan
realitas yang terjadi saat ini, sehingga diperlukan wacana baru agar jasa-jasa guru terbalaskan.
Seperti yang dilakukan oleh komika Indonesia, Abdur Arsyad membuat Tour Stand Up dengan
tajuk “Pahlawan Perlu Tanda Jasa”. Pemilihan tajuk tersebut merupakan upaya yang dilakukan
16
Abdur atas stigma yang telah mengakar pada masyarakat sosial sesuai dengan pengalamannya
dahulu sebagai Guru.
Jurgen Habermas adalah seorang professor filsuf dan kritis dalam mengembangkan
teori kritis, sehingga tidak dengan enteng menerima teknik berpikir teori kritis dari
pendahulunya. Habermas menelisik lebih dalam dengan banyak membaca buku karya
pendahulunya, yang diantaranya berjudul Traditionalle und Kritische Theorie dan Dialektik
der Aufklarung. Bersumber dari buku tersebut Habermas menemukan topik yang menarik
yakni tentang permasalahan rasionalitas dan pencerahan. Ketertarikan Habermas tersebut sama
dengan pendahulunya yakni Ardono, sehingga memunculkan keprihatinan dalam merangkai
teori kritisnya. Buku Dialektik der Aufklarung menjadikan Habermas menelaah tentang
pemikiran Marx baik secara historis maupun sistematis. Para pendahulu Habermas menolak
juga menentang keras mengenai pemikiran modern, namun Habermas tidak mengikuti langkah
pendahulunya tersebut, tetapi melihat sisi positif dari pemikiran modern tersebut. Menurut
Habermas, pemikiran modern seperti halnya teknologi, positivism dan ilmu empiris merupakan
salah satu cara pandang berpikir dan berperan sebagai faktor penting dari salah satu praksis
manusia, yaitu kerja. Hanya dalam dunia kerja pemikiran ini dapat diaplikasikan, namun
Habermas juga tidak setuju apabila pemikiran ini dialihkan pada interaksi sosial, hal ini
dilakukan Habermas agar manusia tidak kehilangan harkatnya.(Surur Rifai, Moh. Syafik R,
Muhammad Barnaba Ridho Ilahi & Alwi, Mustofa Bissri, 2022)
Selain itu Habermas menawarkan pemikiran barunya tentang rasionalitas komunikasi
dari pemikiran pendahulunya yakni rasionalitas instrumental. Habermas berharap akan adanya
kondisi komunikasi yang sesuai juga sempurna. Habermas mengambil komunikasi sebagai
jalan keluar atas berhentinya teori kritis dari generasi pertama Frankfurt, kegagalan mereka ini
bersumber dari teori kritis berlandaskan rasio kritis, sehingga berganti menjadi mitos dan pada
akhirnya pembahasan yang dilakukan tidak selesai. Jurgen Habermas menjelaskan perbedaan
antara pekerjaan dan komunikasi, yaitu pekerjaan sebagai perilaku instrumental/suatu perilaku
yang dilakukan untuk mencapai sesuatu, sedang komunikasi adalah perilaku untuk saling
pengertian.(Sholihah, 2021) Penawaran teori kritis komunikasi yang dilakukan oleh Habermas
tersebut dapat di gunakan pada realitas yang terjadi di Indonesia saat ini.
Rasional instrumental adalah pola pikir yang di kerahkan atau bekerja untuk mencapai
kepentingan individu dan memiliki sifat menghegemoni juga bersifat satu arah yang bertujuan
untuk mengatur. Sedang Rasionalitas Komunikatif adalah pola pikir yang berhasil untuk
mencapai saling pengertian melalui bahasa atau alat komunikasi lainnya.(Gora & Sandra, 2017)
Habermas menggunakan konsep rasionalitas tersebut. Hal ini mengacu pada bagaimana
pengetahuan diperoleh dan digunakan oleh aktor yang berbicara dan bertindak, bukan
memilikinya.(Sholihah, 2021) Terbukti pada Podcast MALING, dengan Abdur mengutarakan
keresahan tentang Guru melalui Stand up yang sebelumnya sudah dialami dan penghasilannya
diberikan kepada Guru Honorer juga seperti yang dilakukan oleh Guru Gembul sebagai Guru
Honorer hingga saat ini menceritakan kepada public melalui podcast mengenai minimnya gaji
dan fasilitas yang diperoleh.
Dalam buku The Theory of communicative action vol. 1 “Reason and the
rationalization of society” (1984), Habermas mengelompokkan secara konseptual mengenai
model tindakan yang terdiri dari empat model, yaitu a)Tindakan Teologis adalah tindakan yang
diarahkan pada dirinya sendiri dan pada tujuan setiap keputusan melalui penggunaan sarana yang
tepat. Perilaku ini berpindah dari model tingkat yang lebih rendah (subyek atau aktor) ke model
tingkat yang lebih tinggi (kesepakatan yang dibentuk bersama) dan kemudian meluas ke model

17
perilaku strategis, dengan menggunakan cara dan prosedur yang tepat untuk mencapai tujuan.
Tindakan ini juga diposisikan sedemikian rupa sehingga membuka aspek rasionalitas tindakan,
yaitu rasionalitas yang diarahkan pada tujuan., b)Tindakan normatif, beroperasi dalam model
top-down (dari atas ke bawah), dimana pihak-pihak diharapkan berperilaku sesuai norma yang
disepakati dan menyelaraskan tindakannya dengan nilai-nilai bersama. Konteks normatif menjadi
dasar interaksi dalam hubungan interpersonal secara keseluruhan, yaitu untuk peran tertentu.
c)Tindakan dramaturgis, aktor mengungkapkan gambaran tertentu untuk memperoleh kesan
tentang dirinya dengan mengungkapkan subjektivitasnya. Model ini sebenarnya digunakan untuk
menjelaskan orientasi interaksi fenomenologis. Aksi dramaturgis, merupakan aksi sosial
dipahami sebagai berkumpulnya para aktor untuk menciptakan sesuatu yang bersifat publik yang
dapat mereka tunjukkan dan perlihatkan satu sama lain. Di sebuah pertunjukan, seorang aktor
dapat menampilkan dengan cara tertentu aspek subjektif yang ingin menjadi fokus penonton. dan
d) Tindakan Komunikatif adalah interaksi antara dua subjek atau lebih ketika mereka berbicara
atau bertindak dengan tujuan membangun hubungan interpersonal. Subjek berusaha untuk
mencapai dan mengoordinasikan rencana tindakan melalui pemahaman dan persetujuan dengan
situasi. Setiap subjek kemudian menafsirkan dan mencapai kesepakatan mengenai definisi
situasi. Guna mencapai tujuan tersebut, Habermas menitikberatkan pada bahasa (media
linguistik) dalam tindakan komunikatif.(Fitriyah et al., 2019)
Tindakan komunikatif ini yang dijadikan patokan merupakan pemahaman timbal balik
dari partisipan komunikasi. Komunikasi disini menjadi titik tolak dalam teori ini juga praksis
sebagai pusat konsep, dalam hal ini praksis dimaksudkan dengan tindakan dasar manusia yang
memiliki kesadaran rasional.(A.Rahman, 2021) Dikutip dari buku Habermas yang berjudul The
Theory of Communicative action Vol. 2 “Lifeworld and System: A Critique of Functionalist
Reason” (1987), Rasional ditekankan oleh Habermas hanya dalam tindakan komunikatif
dengan tiga alasan dasar, 1) secara tindakan teologis, bahasa digunakan untuk mencapai
keuntungannya sendiri,2) secara tindakan normatif, bahasa digunakan sebagai alat untuk
menyebarkan nilai budaya yangmana membawa kesepakatan, sedang 3) dalam secara tindakan
dramtugis, bahasa merupakan media untuk mengenalkan diri.
Empat konsep tindakan Habermas diatas, terdapat dua poin yang sesuai dengan video
podcast MALING (Abdur dan Guru Gembul), yakni Tindakan dramaturgis dan yang paling
utama adalah Tindakan komunikatif. Tindakan dramaturgis dianggap sesuai karena Abdur dan
Guru Gembul dalam podcast menceritakan tentang Guru Honorer yang sesuai dengan apa yang
dialami oleh Abdur dahulu dan Guru Gembul hingga saat ini. Mamat, Abdur dan Guru Gembul
berbagi sudut pandang sesuai dengan karakteristik masing-masing untuk membicarakan isu yang
menjadi keresahan bersama, sehingga akan menambah wawasan bagi satu sama lain dan
memiliki tujuan yang sama yakni mencari jalan keluar agar keresahan yang ditimbulkan dari
kebijakan pemerintah negara segera usai. Kondisi tersebut sesuai dengan tindakan komunikatif
dari konsep yang diusung oleh Habermas, yaitu bahasa menjadi syarat dari media sebagai jalan
menuju pemahaman ketika partisipan berhubungan dengan dunia secara timbal balik sehingga
menciptakan klaim kualifikasi yang dapat diterima atau ditolak. Dalam tindakan komunikatif
Habermas ini, bahasa dijadikan sebagai media komunikasi utama yang bebas dari tekanan.
(A.Rahman, 2021)
Tindakan komunikatif yang menjadi cermin kritis kedua adalah pembahasan mengenai
kurikulum pendidikan. Menurut pemaparan Guru Gembul dalam podcast bahwa kurikulum di
Indonesia kacau, dimana kebijakan yang diberikan tidak sesuai dengan porsi pendidikan
dilapangan. Hal ini terjadi karena di Indonesia hanya fokus terhadap tiga bidang, yakni hukum,

18
agama dan ekonomi sehingga pada dunia kesehatan, pendidikan dan lainnya masih minim yang
berdampak pada posisi kementrian di Indonesia diisi oleh pihak yang tidak sesuai dengan bidang
yang diampu, dimana hal ini akan berdampak pada kebijakan yang diberikan. Menurut Guru
Gembul, pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan terburuk. Terdapat kebingungan bahwa
sebenarnya pendidikan ini diperuntukkan kapada siapa, untuk siswa atau untuk negara. Jika
diperuntukkan kepada siswa, mengapa siswa harus membayar dan jika di peruntukkan kepada
Negara, mengapa siswa harus dipaksa belajar dengan kurikulum yang disediakan oleh Negara.
Hal tersebut memicu kekacauan yang mana menurut Guru Gembul untuk mengatasi hal itu
adalah setiap individu berusaha memperbaiki peran yang paling mudah untuk dijangkau, jika
semua individu melakukan perannya dengan baik maka Indonesia akan mengalami kemajuan.
Diskusi kritis mengenai isu-isu sosial dapat dilakukan dimanapun dan oleh siapapun.
Seperti yang dilakukan dalam program acara Mamat Keliling, menyajikan acara diskusi
mengenai isu terkini dibahas secara ringan, hangat dan diselingi dengan guyonan sehingga
pesan yang disampaikan tidak berat dan tetap berisi. Sesuai dengan teori dari Jurgen Habermas
yang mengusung tindakan komunikatif dalam teori kritis, bahwa bahasa merupakan media
komunikasi yang bebas dari tekanan. Hal ini dapat diartikan bahwa semua pihak berhak untuk
menyampaikan pendapatnya sesuai dengan sudut pandang yang dimiliki, sehingga
penyampaian pendapat tersebut tidak keluar dari kapasitas dan diharapkan dapat membawa
perubahan menjadi lebih baik dengan pertimbangan yang matang.
D. SIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan diatas, kesimpulan yng didapat adalah channel HAS Creative
dengan Program Acara Mamat Keliling (MALING) dapat disebut sebagai ruang kritik publik
yang menyoroti permasalahan Guru Honorer pada judul konten “Pemilu 2024, Abdur Arsyad
Ingin Indonesia Lebih Dewasa Dalam Berpolitik !!” dan “Guru Gembul, Realitas Pendidikan
Di Indonesia, Semakin Terjebak Di Kurikulum Semakin Kacau” bersama narasumber pilihan
yang memiliki keresahan dan keprihatinan pada bidang pendidikan. Wacana tentang
pendidikan yang dibahas pada podcast tersebut menunjukkan kesesuaian dengan dua konsep
tindakan dari empat konsep yang ditawarkan oleh Habermas yakni Tindakan Dramaturgis dan
yang paling utama Tindakan Komunikatif.
Podcast MALING dinilai sebagai ruang kritis publik untuk menjadi wadah wacana baru
dari keresahan dan keprihatinan yang dialami oleh bintang tamu (Abdur dan Guru Gembul)
dalam bidang pendidikan. Sebagai Tindakan Dramaturgis karena Abdur dan Guru Gembul
mengenalkan/membicarakan diri mereka sebagai guru, sedangkan dinilai sebagai Tindakan
Komunikatif karena Mamat, Abdur dan Guru Gembul berbagi argumen sesuai dengan sudut
pandang yang dimiliki masing-masing membicarakan isu yang menjadi keresahan bersama,
sehingga menambah wawasan satu sama lain dan memiliki tujuan yang sama yakni mencari
jalan keluar atas keresahan dari kebijakan pemerintah terhadap pendidikan yang belum usai.
Podcast tersebut terdapat tindak kritis megenai pendidikan yaitu Abdur membicarakan tentang
Tour nya dengan tajuk “Pahlawan Perlu Tanda Jasa” dimana penghasilannya akan diberikan
kepada Guru Honorer sebagai bentuk apresiasi atas jasa yang diberikan dan diskriminasi
terhadap guru honorer dalam bentuk pemberian gaji dilakukan tiga bulan sekali, gaji dibawah
standar, susah mendapatkan sertifikasi guru, tidak mendapat gaji 13 dan tidak mendapat THR.
Permasalahan dalam dunia pendidik di Indonesia dari zaman orde baru hingga saat ini tidak
ada hentinya. Isu-isu pendidikan yang kontroversi setiap tahunnya berdampak pada golongan
guru honorer yang hingga saat ini masih berjuang untuk mendapatkan haknya. Kritikan

19
terhadap dunia pendidikan harus terus dilakukan, tidak hanya dari kalangan guru namun semua
kalangan berhak menkritisi isu-isu yang ada di Indonesia khususnya bidang pendidikan.
Kanal YouTube menjadi saluran yang digandrungi masyarakat saat ini, sehingga mudah
untuk dijangkau oleh siapa pun dan dimana pun. Hal ini merupakan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat dan berdiskusi melalui media. Namun, berpendapat secara kritis pun
harus didasari dengan pengetahuan sehingga apa yang ingin disuarakan bersumber pada data.
Mamat sebagai pembawa acara memiliki pemahaman terhadap isu yang dibahas sehingga
diskusi yang dilakukan dapat tersampaikan pada penonton. Peneliti menilai program acara
MALING adalah sebagai ruang diskusi public atau ruang kritik publik dengan penyampaian
secara ringan sehingga diskusi yang dilakukan tidak monoton dan bervariasi.

20
21

Anda mungkin juga menyukai