Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN

2A5144EL –
Medan
Elektromagnetik
ARUS LISTRIK

Abstrak Sub-CPMK 4.4

Modul ini menjelaskan Mampu menjelaskan dan memahami


hukum Ohm, elektroda, arus hukum Ohm, elektroda, arus listrik,
listrik, waktu relaksasi dan waktu relaksasi dan proses aplikasi
proses aplikasi pada pada elektrokardiogam.
elektrokardiogam.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT


Teknik Teknik Elektro
09
Arus Listrik

9.1 Pengamatan Awal

Pada pembahasan mengenai elektrostatika, kita dihadapkan pada permasalahan tentang


penghantar ideal yang dimasukkan ke dalam medan listrik. Dengan mengandaikan,
penghantar tersebut ideal (memiliki daya hantar yang tak terhingga tingginya), maka
setelah proses transien berlangsung, medan listrik akan berdiri tegak lurus terhadap
penghantar. Di dalam penghantar ideal tersebut tidak terdapat medan listrik dan tidak ada
komponen medan listrik yang tangensial dengan permukaan penghantar.
Hal tersebut akan berbeda, jika yang kita amati adalah penghantar yang tidak ideal. Secara
fisikalis, setiap penghantar tidaklah ideal, artinya setiap penghantar mempunyai
kemampuan menghantarkan listrik yang hingga. Sehingga dengan demikian, di dalam
penghantar yang nyata (riil) terdapat juga medan elektrostatis, yang akan menghasilkan
aliran listrik di dalam sebuah penghantar, yang mana aliran listrik ini akan menembus
permukaan penghantar menjadi arus listrik. Medan listrik di dalam penghantar akan
menghasilkan gaya yang akan menggerakkan muatan di dalamnya, aliran muatan inilah
merupakan arus listrik, yang juga akan menghasilkan medan magnet, yang nanti akan kita
bahas pada bab selanjutnya.
Jika penghantar memiliki konduktivitas yang hingga  , maka medan listrik yang ada akan

menghasilkan aliran listrik J sebesar
 
J  E


S 2
 
E, J 
S1


E (beda potensial)

J yang terbentuk disebabkan oleh konduktivitas yang hingga disebut juga kerapatan arus
listrik, yang mana dengannya bisa dihitung besar arus yang mengalir dengan perkalian
skalar dengan luas bidang yang ditembusnya

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
 
I  J  S

Jika ingin diketahui berapa besar arus yang menembus penghantar yang memiliki luas
penampang S , yang dialiri oleh kerapatan arus yang tidak homogen, maka
 
I   J  dS
S

Jadi, keberadaan medan listrik yang tangensial pada permukaan penghantar akan
membawa implikasi bahwa permukaan penghantar yang riil itu tidaklah ekuipotensial,
yang menyebabkan adanya tegangan (beda potensial) antara awal dan akhir penghantar
(lihat gambar di atas). Tegangan ini akan menghasilkan aliran berupa kerapatan arus listrik
 
J , jika penghantar tersebut memiliki konduktivitas  . Dengan diketahuinya nilai J ,
maka kita bisa mendapatkan arus listrik I yang dihasilkan oleh beda tegangan V di atas.
Berikut ini diberikan tabel nilai konduktivitas beberapa material.

Material konduktivitas keterangan

karet keras 10 15 isolator

porselan 10 14 isolator

glas 10 12 isolator

air suling 10 4 isolator

silikon 10 3 konduktor

tembaga 10 7 konduktor

aluminium 2  3  10 7 konduktor

emas 4,1  10 7 konduktor

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
9.2 Hukum Ohm

  S
E, J

S1

L
Jika pada permukaan sebuah struktur dengan luas penampang S dan panjang L terdapat
komponen tangensial dari sebuah medan listrik, maka akan dihasilkan sebuah beda
 
potensial pada kedua ujung penghantar tersebut, dengan V   E  dl , dan akan terbentuk
 
aliran listrik yang direpresentasikan oleh kerapatan arusnya dengan J  E , yang mana
 adalah konduktivitas dari struktur yang diamati. Maka kita bisa menghitung arus total
 
yang menembus permukaan penghantar tersebut, dengan I   J  dS .
S

Georg Ohm membuat pendefinisian untuk resistansi dari suatu struktur dengan
membandingkan tegangan pada kedua ujungnya dengan arus yang mengalir menembus
permukaan struktur itu,
 
V   dl
E
R  L  
I   E  dS
S

sebagai suatu besaran yang menyatakan kemampuan dari suatu struktur untuk melakukan
perlawanan terhadap aliran arus.

Jika resistansi dari struktur itu besar, maka dibutuhkan beda potensial yang besar untuk
mengalirkan arus tertentu.

Contoh sederhana:

Jika medan listrik yang ada homogen, jadi homogen sepanjang garis integrasi L dan
homogen se-penampang S, maka
 
V  E  dl
E  dl
L
R  L    L

I   E  dS E  dS  S
S S

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
9.3. Elektroda Pembumian Setengah Lingkaran

Sebuah struktur elektroda setengah lingkaran, yang terbuat dari penghantar ideal dengan
radius a, ditanamkan pada bumi yang memiliki daya hantar yang buruk, dengan
konduktivitas  .

udara dengan  =0
I
Penghantar,   

r r+d

a bumi dengan  hingga

 
J r

Yang ingin kita amati adalah resistansi dari sistim pembumian ini, medan listrik yang
dihasilkan, jika sistim elektroda ini dialiri oleh arus listrik dari atas, ke dalam bumi, dan
apa yang terjadi jika seseorang dengan sepatu yang tak terisolir mendekati sistim
pembumian tersebut.

Analisa dari problem di atas adalah: arus listrik yang mengalir melalui kabel masuk ke
penghantar ideal, yang membentuk struktur dari bola. Arus yang berada di titik tengah dari
setengah bola tidak akan mengalir di udara, karena konduktivitasnya nol, arus hanya akan
mengalir di penghantar berbentuk setengah bola. Karena sekarang penghantar membentuk
suatu struktur dengan penampang tertentu, maka akan dihasilkan suatu aliran arus dengan
kerapatan arus listriknya sebesar

I
J
2r 2

dengan  dari bumi yang hingga, bisa dihitung medan listrik:

J I
E 
 2 r 2

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
Maka potensial di titik P tepat di permukaan bumi yang berjarak r dari pusat setengah bola
adalah:

    
I   I dr I
V   E  dl   a  dra r  r 
r r 2 r 2 r
2 r
2
2 r

Resistansi dari sistim pembumian ini dengan acuan dari pinggir setengah bola penghantar
I
ideal ( V (r  a )  ), didapat
2 a

V (r  a) 1
R 
I 2 a

Jika ada seseorang yang berdiri sejauh r dari titik pusat sistim pembumian (salah satu
kakinya berjarak r dan yang lain berjarak r + d), maka antara kedua kakinya terdapat beda
potensial (tegangan) sebesar

I I I 1 1  I 1 1  I d
V (r )  V (r  d )         
2 r 2 (r  d ) 2  r r  d  2  r r  d  2 r (r  d )

Seandainya sistim pembumian ini mengalirkan arus sebesar 1000 A. Konduktivitas tanah
sekitar 10 2 S/m. Seseorang berdiri sejauh 5 meter dari pembumian itu, dengan rentangan
kaki sejauh 40 cm, maka tegangan pada kedua kakinya adalah:

1000 0,4
V  V (r )  V (r  d )   236 Volt.
2 10 5(5  0,4)
2

Jika ia mendekati pembumian ini sampai jarak 2 meter, maka tegangannya menjadi 1326
Volt. Untuk mengurangi tingginya tegangan yang bekerja pada kedua kaki, tanah di sekitar
pembumian biasanya ditambahkan garam untuk mempertinggi konduktivitas, dengan
  1,5 S/m, jarak 2 meter, tegangan menjadi 8,84 Volt.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
9.4 Kontinuitas Arus Listrik

Dengan menggunakan integrasi aliran arus listrik seluas penampang S, maka kita bisa
menghitung arus listrik yang menembus permukaan tersebut.
 
I   J  dS
S

Jika S adalah suatu permukaan tertutup, dan dengan definisi arus listrik adalah perubahan
muatan persatuan waktu

dQ
I 
dt

maka bisa didapatkan hubungan

dQ d  
     v dv   J  dS
dt dt V S

V adalah volume dari ruang yang dibungkus oleh permukaan S.

Dari persamaan di atas bisa diturunkan hukum Kirchhoff


untuk arus:
S1

Jika di dalam volume V tidak ‘diciptakan’ atau


‘dihilangkan’ muatan-muatan listrik, maka jumlah muatan
S2 dQ
listrik di sana konsntan, atau   0 , maka berlaku
Si dt
 
0   J  dS , atau
S

       
0   J  dS   J  dS   J  dS    J  dS
S1 S2 S3 Si

dengan besaran arus listrik : 0  I1  I 2  I 3    I i

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
9.5 Waktu Relaksasi

Jika muatan diletakkan di dalam sebuah penghantar ideal, maka muatan itu dengan ‘segera’
bergerak menuju permukaan penghantar tersebut dan terdistribusi di sana. Sehingga bagian
dalam dari sebuah penghantar ideal selalu tak ada muatan dan selalu tak ada medan listrik.

Berapa cepat arti dari ‘segera’ di atas ?

Sekarang kita perhatikan sebuah penghantar riil, yang memiliki konduktivitas yang hingga
 dan permitivitas  , dengan persamaan Ohm dan kontinuitas arus:

       
J  E    J     E    D  V   V
  t

 
dari persamaan terakhir bisa didapatkan V   V dengan solusi
 t


t

V (t )  V (t  0) e , yang mana  

adalah waktu relaksasi.

Waktu relaksasi adalah besaran waktu yang diperlukan oleh muatan untuk segera
‘minggat’ dari tempatnya tersebut. Untuk penghantar ideal, dengan    ,   0 ,
sehingga tidak diperlukan waktu (sangat singkat). Untuk material yang lain:

Air steril 10-6 s

Teflon 30 menit

Tembaga 2,5. 10-14 s

9.6 Elektrokardiogram

Elektroda-elektroda dipergunakan untuk mengukur beda potensial dalam besaran 1 mV


yang ada di permukaan tubuh. Beda potensial ini disebabkan oleh aktivitas jantung.
Konduktivitas dan permitivitas relatif tubuh manusia   0,2 S/m dan  r  81 . Denyutan
berjumlah 60 kali per menit.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk memodelkan jantung dipakai sebuah bola dengan data konduktivitas dan
permitivitas seperti di atas, sehingga waktu relaksasinya menjadi

 r  o 81  8,854  10 12
   3,6 ns.
 0,2

Karena waktu relaksasi di ruang pengamatan sangat kecil dibandingkan perioda dari
denyutan jantung, maka problem ini bisa diamati secara kuasi statis. Jika kita
mengandaikan memiliki elemen arus di tengah model jantung tersebut, maka

    Io
Io   J  dS    E  dS  4r E r  I o  Er 
2

S bola S bola 4r 2

dan potensial listriknya

  I
V   E  dr  0
4r

Potensial totalnya adalah jumlah dari kedua elemen arus dengan d  0

 
d d I0  1 1 
V  V (z  )  V (z   )    
2 2 4  d d 
 r  cos  r  cos  
 2 2 

 d  d   
 r  cos    r  cos     
I0  2  2   I0  d cos  
V   2 

4     4 2  d
 r   cos   
d d
  r  cos   r  cos     
  2  2    2  

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
I 0 d cos 
V
4 r 2

Karena waktu relaksasi yang singkat, maka pada permukaan bola tidak boleh terjadi
penumpukan muatan, jadi komponen radial dari kerapatan arus haruslah nol J r (r  a)  0 .
Supaya hal ini terjadi, pada potensial di atas perlu ditambahkan

Vekses  A  r  cos 

yang akan menghasilkan kerapatan arus total:


J r  E r    V  Vekses  0
r pada r a

I o 2d cos Io d
0  A cos   A 
4 a3 2 a 3

Maka potensial total:

I 0 d cos    a  r
2

Vtotal  V  Vekses    2 
4 a 2  r  a 

dan kerapatan arus total

V I o d cos   2a 2 2  I o d cos    a  
3

J r            1
r 4 a 2  r 3 a  2 a 3   r  

Jika diambil a  25 cm dan diukur beda potensial 1mV untuk titik-titik pada sudut   45 0
dan   135 0 maka didapati arus dipol sebesar I o  d  3,7  10 5 Am , maka kerapatan arus

a
pada r  dan   0 : J r =0,26 A/cm 2 . Kerapatan arus ini sekitar dua atau tiga kali
2
lebih besar, jika kita berada 10 meter di bawah kabel tegangan tinggi dengan tegangan 100
kV.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

 Hyatt, W., Engineering Electromagnetics, McGraw Hill, 9nd edition, 2018


 Alaydrus, M,, Medan Elektromagnetik, Penerbit Andi, 1st edition, 2014
 Ulaby, F. T, Ravaioli, I.R., Fundamentals of Applied Electromagnetics, Pearson,
2022
 Ding Yang, Baoyu Guo, Xinglian Ye, Aibing Yu, Jun Guo, Numerical simulation
of electrostatic precipitator considering the dust particle space charge, Powder
Technology, vol. 354, September 2019, 552-560
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0032591019304565
 M.R. Bhalla, A.V. Bhalla, Comparative Study of Various Touchscreen
Technologies, International Journal of Computer Applications, v.6, No.8,
September 2010
https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.206.5024&rep=rep1&ty
pe=pdf
 H. Nam, et al, Review of Capacitive Touchscreen Technologies: Overview,
Research Trends, and Machine Learning Approaches, Sensors 2021, 21(14), 4776;
https://doi.org/10.3390/s21144776
 D.K.Sah, T. Amgoth, Renewable energy harvesting schemes in wireless sensor
networks: A Survey, Information Fusion, Volume 63, November 2020, Pages 223-
247, https://doi.org/10.1016/j.inffus.2020.07.005
 P. Carneiro, et al, Electromagnetic energy harvesting using magnetic levitation
architectures: A review, Applied Energy, v. 260, 15 February 2020, 114191,
https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2019.114191

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Dr. Dian Widi Astuti, ST, MT http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai