3. Prioritas Risiko
Prioritas risiko didapat berdasarkan tingkat dampak dan probabilitas.
Risiko yang memiliki dampak tinggi dan probabilitas tinggi harus menjadi
prioritas utama dalam pengelola risiko.
4. Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko dapat dilakukan setelah dilakukan risiko diidentifikasi
dan diprioritaskan. Langkah-langkah pengelolaan risiko harus
direncanakan agar dapat memanfaatkan peluang. Berikut strategi
pengelolaan risiko yang dapat digunakan:
a. Pencegahan, yaitu menerapkan praktik pertanian yang dapat mencegah
risiko, seperti penggunaan pestisida yang tepat waktu untuk
mengendalikan hama dan penyakit.
b. Mitigasi, yakni mengurangi dampak risiko jika terjadi, seperti
persiapan menghadapi bencana alam.
c. Transfer, adalah mengalihkan risiko dengan mengambil asuransi
pertanian
d. Penerimaan, merupakan menerima segala risiko jika risiko tersebut
tidak dapat dihindari atau diminimalkan
5. Implementasi Tindakan Pengelolaan Risiko
Tindakan yang telah diencanakan dilakukan untuk mengelola risiko, oleh
karena itu setiap pelaku usaha tani pakcoy harus mengetahui dan
dilibatkan.
6. Pemantauan dan Evaluasi
Pemaantauan dan evaluasi risiko selama produksi, oleh karena itu
diperlukan penyesuaian setiap tindakan sehingga mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Dalam analisis risiko produksi pakcoy mempunyai contoh sumber
yang ada di jurnal tugas akhir mahasiswa (JTAM) dengan judul “Analisis
Risiko Produksi Pakcoy Hidroponik Dikelola Oleh CV. Anugerah Tiga
Putra Kota BanjarBaru Kalimatan Selatan”. Dalam analisis yang dilakukan
di CV. Anugerah Tiga Putra, yang bertempat di Komplek Asabari blok LC,
Pusat Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan
selama 6 bulan mulai Januari sampai Juni 2023.
Analisis data yang dikumpulkan dan diolah agar bisa mengetahui
bagaimana risiko yang dihadapi dalam produksi pakcoy di CV. Anugerah
Tiga Putra dengan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan kuesioner. Dan menghitung nilai risikonya dengan perhitungan
terhadap risiko produksi dari besarnya pengunaan expected return, nilai
risiko produksi dihitung dari data hasil ragam (variance), koefisien variasi
(coefficient variation), serta simpangan baku (standard deviation) (Elton
dan Gruber, 1995).
Rumus (1)
w
Peluang (P) =
n
Keterangan: W= frekuensi produksi yang dihitung peluang
(tertinggi,terendah dan normal)
N = Banyak kejadian
Rumus (2)
E (Ri) = ∑ m i = 0 Pi.Ri
Keterangan: E(Ri) = Expected Return
Pi = Peluang kejadian
Ri = Produktivitas (Return)
Rumus (3)
σ 2 t = ∑ mj = 1 Pij (Rij - Ř𝑖)2
Keterangan: σ 2 t = variance
στ = standard Deviation
Rumus (5)
σt
𝐶𝑉 =
Ři
Ři = Expected return
Penilaian terhadap risiko produksi dilakukan dengan perhitungan
menggunakan metode stabdard deviation, varience, dan coefficient
variation. Metode ini digunakan bertujuan agar dapat menilai risiko
terhadap produksi pakcoy sehingga dapat diketahui data produktivitas tiga
kali musim tanam dan memanfaatkan peluang pakcoy untuk bisa
menghasilkan produktivitas tinggi, rendah, dan normal. Nilai risiko
produksi menggunakan expected return dengan tujuan memperoleh nilai
peluang tertinggi, terendah, dan normal, maka dilakukan penilaian
penetapan pilihan yang mencakup dampak menggunakan expected return.
Expected return merupakan jumlah yang didapat dari besarnya angka yang
diinginkan dengan peluang setiap perihal tinggi, terendah, dan normal
ketika berusaha tani pakcoy. Expected return merupakan jumlah yang
didapat setelah dihitung nilai risiko yaitu nilai varian (variance), nilai
koefisien risiko (coefficient variation) dan standar deviasi (standard
deviation). Ketiga aspek tersebut berhubungan satu sama lain dan nilai
varians menentukan hasil bagi koefisien variasi dan standar deviasi, dalam
setiap perhitungan ini retun yang dihitung adalah produktivitas pakcoy.
Pengukuran diharuskan akurat agar dapat digunakan untuk menilai
risiko produksi pakcoy ialah koefisien variasi dengan syarat koefiesien
variasi sudah mengetahui penghasilan atau pendapatan yang diterima pada
usaha tani pakcoy. Setiap besar nilai dari risiko yang didapatkan
produktivitas nilai varian mengakibatkan sesuai bersama angka standar
deviasi, sehingga apabila angka varian besar maka angka stadar deviasi
tinggi dan begitu juga sebaliknya, dengan demikian apabila besar nilai
koefisien risiko hasilnya akan tinggi nilai risiko yang akan terjadi. Risiko
produksi pakcoy dilewati disaat keadaan cuaca serta iklim ekstrim serta
hama dan penyakit.
Tabel 2. Penilaian terhadap risiko produksi pakcoy
No Ukuran Nilai
1 Expected Return 0,094000
2 Variance 0, 002964
3 Coefficien variation 0,580000
4 Standard Deviation 0,054400
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2023
Hasil analisis produksi pakcoy mempunyai besar nilai
produktivitas dari risiko yang didapatkan, hal tersebut disebabkan nilai
variance bersama angka Standard deviation mengalami sinkron, jika nilai
standard deviation memiliki angka yang tinggi, maka angka variance akan
besar, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, nilai yang dihasilkan dalam
produksi pakcoy pada angka coefficient variation yaitu 0,58. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa produktivitas pakcoy yang ada di CV. Anugerah
Tiga Putra mempunyai risiko yang berada titik median, sehingga masuk
kategori moderat. Hal tersebut berpatokan ketika tingginya nilai risiko
yang terjadi ketika besarnya nilai coefficient variation yang dihasilkan.
Proses yang dilakukan dalam penilaian risiko produktivitas
terhadap tanaman pakcoy di CV. Anugerah Tiga Putra dapat kita
mengetahui nilai dari suatu keuntungan yang diharapakan usaha tani
pakcoy di proses budidayanya. Ketika angka dari nilai diekspetasikan bisa
dengan diketahuinya expected return yang di peroleh. Nilai expected
return yang diperoleh CV. Anugerah Tiga Putra yaitu 0,094 di tiga kali
musim tanam. Sehingga expected return yang diharapkannya yaitu 0,094
kg/lubang tanam. Setelah diketahui perolehan pendapatan yang diharapkan
ketika produksi, maka dapat di prediksi pada saat usaha tani pakcoy
dengan melakukan perhitungan terhadap risiko produksi, pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dan untuk proses perkembangan yang
berkesinambungan terhadap CV. Anugerah Tiga Putra.
Risiko dalam produksi pakcoy yang sering alami CV. Anugerah
Tiga Putra ketika kegiatan dalam usahatani pakcoy selalu menurun
sehingga mengalami kerugian. Kemudian disaat nilai produksi yang
dihasilkan berkurang atau lebih sedikit dari sebelumnya, maka sangat
berpengaruh terhadap penerimaan yang diperoleh CV. Anugerah Tiga
Putra akan sedikit atau berkurang. Hal tersebut menyebabkan produksi
yang di pasarkan oleh CV ini lebih sedikit nilai harga pasar dengan nilai
harga Rp 25.000,- per kilogram. Pada setiap produksi satu kilogram
dengan harga Rp 25.000,- maka adanya risiko produksi sebesar Rp
17.000,- per kilogram.
Kelemahan yang dihadapi CV. Anugerah Tiga Putra merupakan
jumlah produksi pakcoy yang tidak bisa menentu, hal tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya cuaca iklim yang extream, penyakit dan
hama. Sehingga perlunya perawatan yang sangat teliti dan rutin serta bibit
yang bersertifikasi dan berkualitas. Dengan demikian perlunya dilakukan
olehn CV. Anugerah Tiga Putra dalam pengendalian serta penanganan
yang baik dan benar agar bisa terhidar dan mampu meminimalisir risiko
yang dihadapi. Dengan pengendalian yang baik dan benar, maka CV.
Anugerah Tiga Putra mampu meminimalisir risiko serangan hama dan bisa
mengoptimalkan produktivitas sehingga hasil produksi pakcoy CV.
Anugerah Tiga Putra bisa lebih baik dan meningkat dari sebelumnya.
6. Gangguan Pasokan
Risiko yang terkait dengan faktor eksternal seperti gangguan
transportasi atau logistik juga dapat mempengaruhi pasokan dan
distribusi pakcoy.
Tahapan-tahapan sepeti mengidentifikasi, mengukur, dan
mengelola risiko-risiko, harus dilakukan dengan baik dalam usaha
agribisnis pakcoy dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dan
meningkatkan penghasilan dan pendapatan agribisnis pakcoy. Strategi
manajemen risiko yang baik melibatkan perencanaan yang tepat, asuransi,
diversifikasi, dan praktik manajemen yang baik.
4.2.3 Pemetaan Risiko Produksi Agribisnis Pakcoy dengan Rumus
Kontur
Pemetaan risiko merupakan suatu proses yang melibatkan
identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko dalam sebuah proyek,
organisasi, atau aktivitas. Tujuan utama dari pemetaan risiko adalah untuk
mengidentifikasi dan memahami potensi risiko atau bahaya yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan atau hasil dari suatu kegiatan, bisnis,
atau proyek. Pemetaan risiko merupakan bagian penting dari manajemen
risiko yang membantu organisasi dan individu untuk menghadapi
ketidakpastian dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
melindungi kepentingan mereka. Ini dapat digunakan dalam berbagai
konteks, termasuk manajemen proyek, manajemen bisnis, investasi, dan
banyak industri lainnya. Dalam konteks manajemen risiko, pemetaan
risiko mencakup beberapa langkah ialah sebagai berikut:
1. Identifikasi Risiko
Tahap pertama adalah mengidentifikasi semua potensi risiko yang
mungkin terkait dengan suatu proyek atau aktivitas. Ini dapat
mencakup risiko finansial, operasional, hukum, keamanan, atau jenis
risiko lainnya.
2. Evaluasi Risiko Setelah risiko diidentifikasi, langkah berikutnya
adalah mengevaluasi risiko tersebut. Ini melibatkan penilaian terhadap
tingkat dampak yang mungkin terjadi jika risiko tersebut terwujud,
serta probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
3. Pengukuran Risiko
Risiko biasanya diukur dalam hal dampak finansial, waktu, sumber
daya, atau dampak lainnya. Hal ini membantu untuk menilai dampak
potensial yang dapat timbul akibat terjadinya risiko.
4. Pengembangan Strategi Pengelolaan Risiko
Berdasarkan analisis risiko, strategi pengelolaan risiko dikembangkan.
Strategi ini dapat mencakup tindakan pencegahan, mitigasi risiko,
transfer risiko melalui asuransi, atau penerimaan risiko.
5. Implementasi dan Pemantauan
Implementasi dan pemantauan dilakukan stelah strategi pengelolaan
risiko dikembangkan, langkah-langkahnya diimplementasikan.
Selanjutnya, risiko terus dipantau selama proyek atau aktivitas
berlangsung dengan demikian strategi pengelolaan risiko dapat
disesuaikan.
Pemetaan risiko produksi usaha agribisnis pakcoy dengan
menggunakan rumus kontur (contour mapping) biasanya tidak terkait
langsung dengan usahatani. Kontur biasanya digunakan untuk
menggambarkan karakteristik topografi lahan, seperti elevasi dan
kemiringan, yang dapat mempengaruhi drainase, pengairan, dan tata ruang
pertanian. Pemanfaatan informasi topografi bertujuan untuk memahami
risiko terkait dengan pengelolaan air dan tata letak lahan pertanian.
Dengan menggambarkan kontur lahan, dapat melihat area yang mungkin
rentan terhadap genangan air saat hujan lebat, yang merupakan risiko yang
perlu diidentifikasi.
Pemetaan risiko produksi pakcoy lebih cenderung melibatkan faktor-
faktor seperti cuaca, hama, penyakit, dan kualitas tanah. Analisis risiko
atau model pertanian yang menggabungkan data cuaca historis, informasi
tentang hama dan penyakit serta karakteristik tanah untuk memahami dan
mengelola risiko produksi pakcoy. Pemetaan risiko produksi usahatani
pakcoy melibatkan identifikasi dan evaluasi potensi risiko yang dapat
mempengaruhi produksi pakcoy. Beberapa risiko yang mungkin perlu
dipertimbangkan dalam pemetaan risiko produksi usaha agribisnis pakcoy
adalah sebagai berikut:
1. Cuaca
Variabilitas cuaca seperti hujan berlebihan atau kekeringan, dapat
memengaruhi pertumbuhan dan kualitas pakcoy.
2. Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit dapat merusak tanaman pakcoy, oleh
karena itu diperlukan pengendalian hama yang efektif.
3. Pasar dan Harga
Fluktuasi harga dan permintaan pasar bisa menjadi risiko finansial bagi
petani pakcoy.
4. Ketersediaan Sumber Daya
Ketersediaan air, pupuk, dan peralatan pertanian merupakan faktor
risiko yang perlu dipertimbangkan.
Petani Konsumen
Pedagang
Petani Konsumen
pengepul
2. Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran merupakan bentuk kepuasan baik dari konsumen,
produsen maupun saluran-saluran distribusi yang ikut terlibat dalam
mendistribusikan produk atau barang mulai dari produsen (petani) sampai
konsumen akhir. Ukuran dalam menentukan tingkat kepuasan tersebut
adalah sangat relatif dan sulit, dengan ukuran tersebut bahwa tingkat
pemasaran yang tidak efisiensi akan menerima nilai efisien > 50% yang
mana pengunaan biaya tidak efisien sehingga penerimaan yang dihasilkan
tidak optimal atau tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, perlunya
mengurangi biaya dan menambah penerimaan agar dalam proses saluran
pemasaran bisa efisien.
3. Analisis Margin Pemasaran
Margin pemasaran merupakan selisih harga yang terjadi mulai dari petani
ke pedangang pengumpul sampai pedangang besar. Margin pemasaran
dapat dilihat dari harga produk dijual dikurangi harga produk yang dibeli.
Analisis magrin pemasaran mencakup identifikasi semua biaya yang
terkait dengan pemasaran dan pejualan produk, baik biaya produksi, biaya
distribusi, dan biaya lain-lainnya. Margin pemasaran dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Margin pemasaran = Pendapatan kotor – Biaya pemasaran
Pendapatan kotor merupakan total pendapatan yang dihasilkan dari proses
penjualan produk atau jasa, sedangkan biaya pemasaran merupakan semua
biaya yang mencakup biaya pemasaran dan penjualan. Analisis margin
pemasaran akan bisa membantu kita dalam memahami sejauh mana
keuntungan yang didapat dari produk yang kita dijual dan dapat menjadi
patokan kita dalam mengambil keputusan yang strategis dalam mengelola
usaha tani.
5
Tinggi 4
3
2
Rendah 1
0
0 1 2 3 4 5 Frekuansi
Rendah Tingg
i
Tinggi
Kuadran II Kuadran I
−√ ∑ X 2
σ=
n
x=X-X
Menentukan nilai batas bawah pendapatan dengan rumus di bawah ini
L = X −2 σ
Keterangan:
KV = koefisien variasi pendapatan
σ = standar deviasi pendapatan (varian)
X = rata-rata pendapatan
L = batas bawah pendapatan (Rp)
n = jumlah sampel
Pengambilan keputusan memiliki kriteria:
a. Nilai KV ≤ 0,50 atau L≥0 berarti petani terhindar dari kerugian
pelaksanaan usahatani Pakcoy.
b. Nilai KV¿0,50 atau L¿0 berarti petani mengalami kerugian dalam
pelaksanaan usahatani pakcoynya.
Faktor –faktor yang mempengaruhi pendapatan dapat diketahui dengan:
In Y = In a + b1 In X1 + b2 In X2 + b3 In X3 + ε
Keterangan
Y = Pendapatan (Rp)
a = Konstanta
b1 – b3 = Koefisien regresi
Xa = Produksi (Kg)
X2 = Harga pupuk (Rp/Kg)
X3 = Harga Pestisida (Rp/Lt)
ε = Faktor pengganggu
DAFTAR PUSTAKA
Makadomo, N. I., Busaeri, S. R., & Hasan, I. (2020). Analisis Produksi Dan
Pemasaran Sayuran Hidroponik di Kota Makassar. Wiratani, 3(2): 192-
208.
Siahan, J.F., Ferrianta, Y., & Fauzi, M. (2023). Analisis Risiko Produksi Pakcoy
Hidroponik Dikelola Oleh Cv. Anugerah Tiga Putra Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan. Frontier Agribisnis, 7(3): 133-140.