Anda di halaman 1dari 20

BAB 1V

ANALISIS RISIKO AGRIBISNIS PAKCOY


4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Agribisnis Pakcoy
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi agribisnis pakcoy, fator
tersebut dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal, beberapa
faktor utama yang memengaruhi agribisnis pakcoy meliputi:
4.1.1 Faktor Intenal
Faktor internal dalam budidaya pakcoy merujuk pada aspek-aspek
yang berkaitan langsung dengan budidaya tanaman dan pengelolaan
pertanian. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil pakcoy adalah sebagai berikut:
1. Varietas
Pemilihan varietas pakcoy yang sesuai dengan kondisi iklim dan pasar
lokal dapat sangat memengaruhi keberhasilan budidaya.
2. Kualitas Benih
Benih yang berkualitas tinggi dengan kemurnian dan vitalitas yang
baik diperlukan untuk hasil yang optimal.
3. Pemupukan
Penggunaan pupuk yang tepat dalam jumlah yang sesuai sangat
penting untuk pertumbuhan pakcoy yang sehat.
4. Irigasi
Pengaturan penyiraman yang benar dapat mempengaruhi kesehatan
tanaman dan produktivitasnya.
5. Pengelolaan Hama dan Penyakit
Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi hama dan
penyakit yang mungkin menyerang tanaman pakcoy.
6. Pemeliharaan Tanaman
Praktik-praktik seperti pemangkasan, penjarangan, dan perlindungan
dari faktor-faktor lingkungan tertentu.
7. Ketepatan Waktu Penanaman
Penanaman pakcoy harus dilakukan pada waktu yang tepat sesuai
dengan musim dan kondisi iklim.
8. Rotasi Tanaman
Praktik rotasi tanaman yang baik untuk menghindari depleksi nutrisi
dan mengurangi risiko penyakit.
9. Pemantauan dan Perawatan Harian
Perhatian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tanaman
sehari-hari.
10. Penanganan Pasca Panen
Cara panen, penyimpanan, dan pengangkutan yang benar untuk
menjaga kualitas produk pasca panen.
Faktor internal ini dapat dikendalikan oleh petani melalui
manajemen yang baik untuk mencapai hasil yang optimal dalam budidaya
pakcoy.
4.1.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau faktor luar merupakan aspek-aspek yang
mempengaruhi agribisnis pakcoy dari luar yang umumnya tidak bisa
dikendalikan oleh petani, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cuaca dan Iklim
Cuaca yang ekstrim, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin,
kelembaban, dan curah hujan dapat memengaruhi pertumbuhan dan
kualitas pakcoy.
2. Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit pada tanaman pakcoy dapat mengurangi
hasil panen. Manajemen yang baik diperlukan untuk mengendalikan
masalah ini.
3. Pemilihan Varietas
Pemilihan varietas pakcoy yang tepat untuk lingkungan dan pasar
tertentu sangat penting dalam agribisnis ini.
4. Pemupukan dan Irigasi
Nutrisi yang cukup dan penyiraman yang tepat waktu dapat
memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman pakcoy.
5. Teknik Budidaya
Metode budidaya, seperti penggunaan polikultur, jarak tanam, dan
pemangkasan tanaman, dapat memengaruhi hasil dan kualitas pakcoy.
6. Pasokan dan Permintaan Pasar
Faktor ekonomi, seperti harga pasar dan permintaan konsumen, juga
berperan dalam kesuksesan agribisnis pakcoy.
7. Regulasi dan Kebijakan
Regulasi pemerintah terkait dengan pertanian, perizinan, dan pedoman
keamanan pangan dapat memengaruhi operasi agribisnis.
8. Tenaga Kerja
Ketersediaan dan kualitas tenaga kerja dalam pemeliharaan dan panen
tanaman pakcoy juga dapat mempengaruhi keberhasilan agribisnis.
9. Teknologi dan Inovasi
Penggunaan teknologi modern, seperti pengendalian iklim dalam
rumah kaca dan metode pertanian berkelanjutan, dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas agribisnis pakcoy.
4.2 Analisis Risiko Produksi Pakcoy
Analisis risiko produksi pakcoy yaitu proses identifikasi, penilaian dan
pengelolaan potensi risiko yang dapat mempengaruhi produksi pakcoy. Risiko
produksi pakcoy berasal dari berbagai sumber seperti cuaca, hama dan penyakit
tanaman dan masalah manajemen. Tahapan-tahapan dalam analisis risiko produksi
pakcoy adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi semua risiko yang dapat mempengaruhi produksi pakcoy
yaitu; cuaca ekstrim, hama dan penyakit, irigasi, dan gangguan teknis
budidaya lainnya.
2. Penilaian Risiko
Penilaian terhadap setiap risiko yang telah diidentifikasi, langkah ini
melibatkan evaluasi probabilitas terjadinya risiko dan dampaknya terhadap
produksi pakcoy.

3. Prioritas Risiko
Prioritas risiko didapat berdasarkan tingkat dampak dan probabilitas.
Risiko yang memiliki dampak tinggi dan probabilitas tinggi harus menjadi
prioritas utama dalam pengelola risiko.
4. Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko dapat dilakukan setelah dilakukan risiko diidentifikasi
dan diprioritaskan. Langkah-langkah pengelolaan risiko harus
direncanakan agar dapat memanfaatkan peluang. Berikut strategi
pengelolaan risiko yang dapat digunakan:
a. Pencegahan, yaitu menerapkan praktik pertanian yang dapat mencegah
risiko, seperti penggunaan pestisida yang tepat waktu untuk
mengendalikan hama dan penyakit.
b. Mitigasi, yakni mengurangi dampak risiko jika terjadi, seperti
persiapan menghadapi bencana alam.
c. Transfer, adalah mengalihkan risiko dengan mengambil asuransi
pertanian
d. Penerimaan, merupakan menerima segala risiko jika risiko tersebut
tidak dapat dihindari atau diminimalkan
5. Implementasi Tindakan Pengelolaan Risiko
Tindakan yang telah diencanakan dilakukan untuk mengelola risiko, oleh
karena itu setiap pelaku usaha tani pakcoy harus mengetahui dan
dilibatkan.
6. Pemantauan dan Evaluasi
Pemaantauan dan evaluasi risiko selama produksi, oleh karena itu
diperlukan penyesuaian setiap tindakan sehingga mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Dalam analisis risiko produksi pakcoy mempunyai contoh sumber
yang ada di jurnal tugas akhir mahasiswa (JTAM) dengan judul “Analisis
Risiko Produksi Pakcoy Hidroponik Dikelola Oleh CV. Anugerah Tiga
Putra Kota BanjarBaru Kalimatan Selatan”. Dalam analisis yang dilakukan
di CV. Anugerah Tiga Putra, yang bertempat di Komplek Asabari blok LC,
Pusat Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan
selama 6 bulan mulai Januari sampai Juni 2023.
Analisis data yang dikumpulkan dan diolah agar bisa mengetahui
bagaimana risiko yang dihadapi dalam produksi pakcoy di CV. Anugerah
Tiga Putra dengan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan kuesioner. Dan menghitung nilai risikonya dengan perhitungan
terhadap risiko produksi dari besarnya pengunaan expected return, nilai
risiko produksi dihitung dari data hasil ragam (variance), koefisien variasi
(coefficient variation), serta simpangan baku (standard deviation) (Elton
dan Gruber, 1995).
Rumus (1)
w
Peluang (P) =
n
Keterangan: W= frekuensi produksi yang dihitung peluang
(tertinggi,terendah dan normal)
N = Banyak kejadian
Rumus (2)
E (Ri) = ∑ m i = 0 Pi.Ri
Keterangan: E(Ri) = Expected Return
Pi = Peluang kejadian
Ri = Produktivitas (Return)
Rumus (3)
σ 2 t = ∑ mj = 1 Pij (Rij - Ř𝑖)2

Keterangan: σ2 𝑡 = Variance dari Return


Pij = Peluang dari suatu kejadian
Rij = Return
Ři = Expected return
Rumus (4)
στ = √ σ 2 t

Keterangan: σ 2 t = variance
στ = standard Deviation

Rumus (5)
σt
𝐶𝑉 =
Ři

Keterangan: CV = Coefficient variation


σ t = standard deviation

Ři = Expected return
Penilaian terhadap risiko produksi dilakukan dengan perhitungan
menggunakan metode stabdard deviation, varience, dan coefficient
variation. Metode ini digunakan bertujuan agar dapat menilai risiko
terhadap produksi pakcoy sehingga dapat diketahui data produktivitas tiga
kali musim tanam dan memanfaatkan peluang pakcoy untuk bisa
menghasilkan produktivitas tinggi, rendah, dan normal. Nilai risiko
produksi menggunakan expected return dengan tujuan memperoleh nilai
peluang tertinggi, terendah, dan normal, maka dilakukan penilaian
penetapan pilihan yang mencakup dampak menggunakan expected return.
Expected return merupakan jumlah yang didapat dari besarnya angka yang
diinginkan dengan peluang setiap perihal tinggi, terendah, dan normal
ketika berusaha tani pakcoy. Expected return merupakan jumlah yang
didapat setelah dihitung nilai risiko yaitu nilai varian (variance), nilai
koefisien risiko (coefficient variation) dan standar deviasi (standard
deviation). Ketiga aspek tersebut berhubungan satu sama lain dan nilai
varians menentukan hasil bagi koefisien variasi dan standar deviasi, dalam
setiap perhitungan ini retun yang dihitung adalah produktivitas pakcoy.
Pengukuran diharuskan akurat agar dapat digunakan untuk menilai
risiko produksi pakcoy ialah koefisien variasi dengan syarat koefiesien
variasi sudah mengetahui penghasilan atau pendapatan yang diterima pada
usaha tani pakcoy. Setiap besar nilai dari risiko yang didapatkan
produktivitas nilai varian mengakibatkan sesuai bersama angka standar
deviasi, sehingga apabila angka varian besar maka angka stadar deviasi
tinggi dan begitu juga sebaliknya, dengan demikian apabila besar nilai
koefisien risiko hasilnya akan tinggi nilai risiko yang akan terjadi. Risiko
produksi pakcoy dilewati disaat keadaan cuaca serta iklim ekstrim serta
hama dan penyakit.
Tabel 2. Penilaian terhadap risiko produksi pakcoy
No Ukuran Nilai
1 Expected Return 0,094000
2 Variance 0, 002964
3 Coefficien variation 0,580000
4 Standard Deviation 0,054400
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2023
Hasil analisis produksi pakcoy mempunyai besar nilai
produktivitas dari risiko yang didapatkan, hal tersebut disebabkan nilai
variance bersama angka Standard deviation mengalami sinkron, jika nilai
standard deviation memiliki angka yang tinggi, maka angka variance akan
besar, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, nilai yang dihasilkan dalam
produksi pakcoy pada angka coefficient variation yaitu 0,58. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa produktivitas pakcoy yang ada di CV. Anugerah
Tiga Putra mempunyai risiko yang berada titik median, sehingga masuk
kategori moderat. Hal tersebut berpatokan ketika tingginya nilai risiko
yang terjadi ketika besarnya nilai coefficient variation yang dihasilkan.
Proses yang dilakukan dalam penilaian risiko produktivitas
terhadap tanaman pakcoy di CV. Anugerah Tiga Putra dapat kita
mengetahui nilai dari suatu keuntungan yang diharapakan usaha tani
pakcoy di proses budidayanya. Ketika angka dari nilai diekspetasikan bisa
dengan diketahuinya expected return yang di peroleh. Nilai expected
return yang diperoleh CV. Anugerah Tiga Putra yaitu 0,094 di tiga kali
musim tanam. Sehingga expected return yang diharapkannya yaitu 0,094
kg/lubang tanam. Setelah diketahui perolehan pendapatan yang diharapkan
ketika produksi, maka dapat di prediksi pada saat usaha tani pakcoy
dengan melakukan perhitungan terhadap risiko produksi, pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dan untuk proses perkembangan yang
berkesinambungan terhadap CV. Anugerah Tiga Putra.
Risiko dalam produksi pakcoy yang sering alami CV. Anugerah
Tiga Putra ketika kegiatan dalam usahatani pakcoy selalu menurun
sehingga mengalami kerugian. Kemudian disaat nilai produksi yang
dihasilkan berkurang atau lebih sedikit dari sebelumnya, maka sangat
berpengaruh terhadap penerimaan yang diperoleh CV. Anugerah Tiga
Putra akan sedikit atau berkurang. Hal tersebut menyebabkan produksi
yang di pasarkan oleh CV ini lebih sedikit nilai harga pasar dengan nilai
harga Rp 25.000,- per kilogram. Pada setiap produksi satu kilogram
dengan harga Rp 25.000,- maka adanya risiko produksi sebesar Rp
17.000,- per kilogram.
Kelemahan yang dihadapi CV. Anugerah Tiga Putra merupakan
jumlah produksi pakcoy yang tidak bisa menentu, hal tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya cuaca iklim yang extream, penyakit dan
hama. Sehingga perlunya perawatan yang sangat teliti dan rutin serta bibit
yang bersertifikasi dan berkualitas. Dengan demikian perlunya dilakukan
olehn CV. Anugerah Tiga Putra dalam pengendalian serta penanganan
yang baik dan benar agar bisa terhidar dan mampu meminimalisir risiko
yang dihadapi. Dengan pengendalian yang baik dan benar, maka CV.
Anugerah Tiga Putra mampu meminimalisir risiko serangan hama dan bisa
mengoptimalkan produktivitas sehingga hasil produksi pakcoy CV.
Anugerah Tiga Putra bisa lebih baik dan meningkat dari sebelumnya.

4.2.1 Probabilitas Risiko Produksi Usaha Agribisnis Pakcoy


Probabilitas risiko merupakan ukuran atau estimasi suatu risiko
memiliki kemungkinan akan terjadi. Dalam konteks manajemen risiko,
probabilitas mengacu pada tingkat keyakinan atau peluang terjadinya suatu
peristiwa atau kejadian yang dapat memiliki dampak negatif pada tujuan
atau keberhasilan suatu proyek, usaha, atau organisasi. Probabilitas risiko
adalah cara untuk mengukur atau menilai seberapa mungkin suatu risiko
akan muncul. Penilaian probabilitas risiko adalah elemen penting dalam
analisis risiko karena membantu dalam mengidentifikasi risiko yang harus
diprioritaskan dalam menentukan tindakan yang tepat untuk
mengelolanya. Risiko dengan probabilitas tinggi mungkin memerlukan
perencanaan dan pengelolaan yang lebih tepat, sedangkan risiko dengan
probabilitas rendah mungkin memerlukan pemantauan lebih ringan.
Kombinasi probabilitas risiko dengan dampak risiko dapat memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang risiko tertentu dan membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik terkait dengan manajemen risiko.
Probabilitas risiko dalam agribisnis pakcoy merujuk pada sejauh mana
risiko-risiko tertentu dapat terjadi atau muncul dalam operasi usaha tani
pakcoy. Hal ini melibatkan perhitungan atau penilaian seberapa besar
kemungkinan terjadinya berbagai risiko yang dapat mempengaruhi bisnis
agribisnis pakcoy. Probabilitas risiko dapat dinyatakan dalam bentuk
persentase atau peluang yang menggambarkan kemungkinan risiko
muncul. Probabilitas risiko dalam agribisnis pakcoy adalah sebagai
berikut:
1. Probabilitas cuaca buruk yang dapat merusak tanaman pakcoy selama
musim hujan.
2. Probabilitas penyebaran hama dan penyakit tanaman yang dapat
mengancam hasil panen.
3. Probabilitas fluktuasi harga pasar yang dapat memengaruhi margin
keuntungan.
4. Probabilitas manajemen merupakan kegagalan dalam praktik
manajemen yang dapat menyebabkan kerugian.
Dalam manajemen risiko, pemahaman yang baik tentang
probabilitas risiko sangat penting untuk merencanakan strategi mitigasi
dan pengelolaan risiko yang efektif dalam agribisnis pakcoy.
4.2.2 Dampak Risiko Usaha Agribisnis Pakcoy
Risiko dalam usaha agribisnis pakcoy dapat memiliki dampak yang
signifikan pada berbagai aspek yaitu:
1. Kerugian Finansial
Risiko cuaca ekstrim, serangan hama, penyakit tanaman, atau
perubahan harga pasar dapat menyebabkan kerugian finansial yang
signifikan dengan mengurangi hasil panen dan pendapatan.
2. Penurunan Kualitas Produk
Risiko yang terkait dengan kondisi cuaca atau praktik manajemen yang
buruk dapat menyebabkan penurunan kualitas produk pakcoy, yang
dapat mempengaruhi penurunan usaha agribisnis pakcoy.
3. Penundaan dalam Produksi
Risiko cuaca buruk atau faktor lainnya dapat menyebabkan penundaan
dalam produksi dan pengiriman, yang dapat mempengaruhi
ketersediaan produk di pasaran.
4. Ketergantungan pada Pasar
Risiko perubahan harga pasar atau fluktuasi permintaan dapat
membuat bisnis pakcoy sangat bergantung pada faktor eksternal yang
sulit dikendalikan.
5. Kesehatan Tanaman
Risiko terhadap penyakit atau hama dapat mengakibatkan kerusakan
yang parah pada tanaman, mengurangi produktivitas dan
mengharuskan pengeluaran tambahan untuk mengatasi masalah
tersebut.

6. Gangguan Pasokan
Risiko yang terkait dengan faktor eksternal seperti gangguan
transportasi atau logistik juga dapat mempengaruhi pasokan dan
distribusi pakcoy.
Tahapan-tahapan sepeti mengidentifikasi, mengukur, dan
mengelola risiko-risiko, harus dilakukan dengan baik dalam usaha
agribisnis pakcoy dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dan
meningkatkan penghasilan dan pendapatan agribisnis pakcoy. Strategi
manajemen risiko yang baik melibatkan perencanaan yang tepat, asuransi,
diversifikasi, dan praktik manajemen yang baik.
4.2.3 Pemetaan Risiko Produksi Agribisnis Pakcoy dengan Rumus
Kontur
Pemetaan risiko merupakan suatu proses yang melibatkan
identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko dalam sebuah proyek,
organisasi, atau aktivitas. Tujuan utama dari pemetaan risiko adalah untuk
mengidentifikasi dan memahami potensi risiko atau bahaya yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan atau hasil dari suatu kegiatan, bisnis,
atau proyek. Pemetaan risiko merupakan bagian penting dari manajemen
risiko yang membantu organisasi dan individu untuk menghadapi
ketidakpastian dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
melindungi kepentingan mereka. Ini dapat digunakan dalam berbagai
konteks, termasuk manajemen proyek, manajemen bisnis, investasi, dan
banyak industri lainnya. Dalam konteks manajemen risiko, pemetaan
risiko mencakup beberapa langkah ialah sebagai berikut:
1. Identifikasi Risiko
Tahap pertama adalah mengidentifikasi semua potensi risiko yang
mungkin terkait dengan suatu proyek atau aktivitas. Ini dapat
mencakup risiko finansial, operasional, hukum, keamanan, atau jenis
risiko lainnya.
2. Evaluasi Risiko Setelah risiko diidentifikasi, langkah berikutnya
adalah mengevaluasi risiko tersebut. Ini melibatkan penilaian terhadap
tingkat dampak yang mungkin terjadi jika risiko tersebut terwujud,
serta probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
3. Pengukuran Risiko
Risiko biasanya diukur dalam hal dampak finansial, waktu, sumber
daya, atau dampak lainnya. Hal ini membantu untuk menilai dampak
potensial yang dapat timbul akibat terjadinya risiko.
4. Pengembangan Strategi Pengelolaan Risiko
Berdasarkan analisis risiko, strategi pengelolaan risiko dikembangkan.
Strategi ini dapat mencakup tindakan pencegahan, mitigasi risiko,
transfer risiko melalui asuransi, atau penerimaan risiko.
5. Implementasi dan Pemantauan
Implementasi dan pemantauan dilakukan stelah strategi pengelolaan
risiko dikembangkan, langkah-langkahnya diimplementasikan.
Selanjutnya, risiko terus dipantau selama proyek atau aktivitas
berlangsung dengan demikian strategi pengelolaan risiko dapat
disesuaikan.
Pemetaan risiko produksi usaha agribisnis pakcoy dengan
menggunakan rumus kontur (contour mapping) biasanya tidak terkait
langsung dengan usahatani. Kontur biasanya digunakan untuk
menggambarkan karakteristik topografi lahan, seperti elevasi dan
kemiringan, yang dapat mempengaruhi drainase, pengairan, dan tata ruang
pertanian. Pemanfaatan informasi topografi bertujuan untuk memahami
risiko terkait dengan pengelolaan air dan tata letak lahan pertanian.
Dengan menggambarkan kontur lahan, dapat melihat area yang mungkin
rentan terhadap genangan air saat hujan lebat, yang merupakan risiko yang
perlu diidentifikasi.
Pemetaan risiko produksi pakcoy lebih cenderung melibatkan faktor-
faktor seperti cuaca, hama, penyakit, dan kualitas tanah. Analisis risiko
atau model pertanian yang menggabungkan data cuaca historis, informasi
tentang hama dan penyakit serta karakteristik tanah untuk memahami dan
mengelola risiko produksi pakcoy. Pemetaan risiko produksi usahatani
pakcoy melibatkan identifikasi dan evaluasi potensi risiko yang dapat
mempengaruhi produksi pakcoy. Beberapa risiko yang mungkin perlu
dipertimbangkan dalam pemetaan risiko produksi usaha agribisnis pakcoy
adalah sebagai berikut:
1. Cuaca
Variabilitas cuaca seperti hujan berlebihan atau kekeringan, dapat
memengaruhi pertumbuhan dan kualitas pakcoy.
2. Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit dapat merusak tanaman pakcoy, oleh
karena itu diperlukan pengendalian hama yang efektif.
3. Pasar dan Harga
Fluktuasi harga dan permintaan pasar bisa menjadi risiko finansial bagi
petani pakcoy.
4. Ketersediaan Sumber Daya
Ketersediaan air, pupuk, dan peralatan pertanian merupakan faktor
risiko yang perlu dipertimbangkan.

4.3 Analisis Risiko Pemasaran Agribisnis Pakcoy


Analisis pemasaran merupakan bentuk analisis yang banyak digunakan
oleh pelaku usaha tani untuk mengetahui saluran pemasaran, efisiensi pemasaran
dan masjin pemasaran. Pemasaran adalah bentuk kegiatan yang mempunyai
tujuan untuk mampu mengembangkan dan meningkatkan suatu produk dalam
kegiatan pemasaran. Menurut Sami, A.K (2017), menjelaskan bahwa pemasaran
agribisnis pakcoy dapat dianalisis melalui saluran pemasaran, efisiensi pemasaran
dan analisis margin.
Analisis pemasaran agribisnis pakcoy akan meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Saluran Pemasaran
Saluran Pemasaran merupakan bentuk saluran yang akan digunakan oleh
produsen dalam proses penyaluran barang, mulai dari produsen sampai ke
konsumen akhir atau industri. Secara sederhana saluran pemasaran atau
sering disebut saluran distribusi adalah jalur atau rangkaian yang
digunakan oleh produsen atau penyedia barang dan jasa untuk
mengirimkan produk mereka ke pelanggan akhir. Ini melibatkan berbagai
perantara yang membantu produk mencapai konsumen. Saluran pemasaran
dapat termasuk produsen, distributor, grosir, pengecer, agen, dan berbagai
entitas lain yang terlibat dalam proses distribusi produk. Adapun saluran
pemasaran komoditas pakcoy adalah sebagai berikut:
a. Saluran Pemasaran I

Petani Konsumen

Sistem saluran pemasaran ini petani langsung menjual kepada


konsumen. Saluran pemasaraan ini penjulan lebih efektif sehingga
mendapatkan pendapatan yang lebih, akan tetapi produk hanya dikenal
oleh lingkungan lokal.
b. Saluran Pemasaran II

Pedagang
Petani Konsumen
pengepul

Sistem pemasaran ini petani menjual ke pengepul kemudian dilakukan


penjualan kepada konsumen. Pada sistem pengenalan produk lebih
luas akan tetapi terdapat kelemahan harga yakni harga yang didapaat
konsumen lebih mahal. Hal ini menyebabkan nilai margin lebih tinggi
dibandingkan konsumen mendapatkan produk langsung dari produsen.
c. Saluran Pemasaran III
Pedagang Pasar
Petani Konsumen
Pengepul Modern

Sistem saluran pemasaran ini dilakukan oleh petani menjual produk ke


pengepul kemudian di salurkan ke pedagang pengecer sebelum dijual
ke konsumen. Saluran pemasaran ini produk yang dipasarkan lebih
luas jangkauannya, akan tetapi menyebabkan rantai pemasaran yang
panjang sehingga membuat harga produk lebih meningkat. Hal ini
menyebabkan daya beli masyarakat menjadi lebih rendah.

2. Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran merupakan bentuk kepuasan baik dari konsumen,
produsen maupun saluran-saluran distribusi yang ikut terlibat dalam
mendistribusikan produk atau barang mulai dari produsen (petani) sampai
konsumen akhir. Ukuran dalam menentukan tingkat kepuasan tersebut
adalah sangat relatif dan sulit, dengan ukuran tersebut bahwa tingkat
pemasaran yang tidak efisiensi akan menerima nilai efisien > 50% yang
mana pengunaan biaya tidak efisien sehingga penerimaan yang dihasilkan
tidak optimal atau tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, perlunya
mengurangi biaya dan menambah penerimaan agar dalam proses saluran
pemasaran bisa efisien.
3. Analisis Margin Pemasaran
Margin pemasaran merupakan selisih harga yang terjadi mulai dari petani
ke pedangang pengumpul sampai pedangang besar. Margin pemasaran
dapat dilihat dari harga produk dijual dikurangi harga produk yang dibeli.
Analisis magrin pemasaran mencakup identifikasi semua biaya yang
terkait dengan pemasaran dan pejualan produk, baik biaya produksi, biaya
distribusi, dan biaya lain-lainnya. Margin pemasaran dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Margin pemasaran = Pendapatan kotor – Biaya pemasaran
Pendapatan kotor merupakan total pendapatan yang dihasilkan dari proses
penjualan produk atau jasa, sedangkan biaya pemasaran merupakan semua
biaya yang mencakup biaya pemasaran dan penjualan. Analisis margin
pemasaran akan bisa membantu kita dalam memahami sejauh mana
keuntungan yang didapat dari produk yang kita dijual dan dapat menjadi
patokan kita dalam mengambil keputusan yang strategis dalam mengelola
usaha tani.

4.3.1 Probabilitas dan Dampak Risiko Pemasaran Agribisnis Pakcoy


Probabilitas adalah bentuk suatu ukuran kemungkinan,
ketidakpastian dalam suatu peristiwa atau peluang yang memungkinkan
suatu kejadian yang akan datang. Probabilitas dapat digunakan dalam
memodelkan suatu percobaan yang memiliki ketidakpastian, dengan
adanya probabilitas akan banyak berhubungan dengan peluang atau
ketidakpastian.
Kegiataan bertani pakcoy merupakan suatu kegiatan usaha tani
yang banyak memiliki ketidakpastian. Mulai dari budidaya pakcoy sampai
fase panen dan pasca panen akan banyak mengalami probabilitas.
Probabilitas dalam usaha tani pakcoy terjadi tidak hanya dalam produksi,
namun terjadi saat proses pemasaran pakcoy. Salah satu faktor-faktor yang
mempengaruhi probabilitas, yaitu:
Akses pemasaran, dimana akses pemasaran sangat berpengaruh
positif terhadap probabilitas, hal tersebut sangat berkaitan dengan
perolehan laba atau keuntungan yang dipengaruhi akses pemasaran. Mulai
dari akses penginputan pertanian, ketersediaan teknologi, permodalan,
ketidakstabilan harga, tengkulak yang memonopoli, dan petani sebagai
penerima harga
Pemasaran terbentuk atau terjadi diakibatkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan yang bertumbuh untuk setiap mahluk sosial
(manusia). Pemasaran juga dapat disimpulkan menjadi suatu aktivitas atau
sebagai perantara dalam menyampaikan produk kepada konsumen, proses
tersebut dilakukan untuk mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh
karena itu, proses pemenuhan kebutuhan ini menjadi konsep dalam
pemasaran termasuk pemasaran pakcoy.
Dalam proses pemasaran pakcoy sering terjadi probabilitas atau
sering terjadi ketidakpastian, utamanya dalam ketidakpastian harga dan
ketidakpastian pemenuhan kebutuhan konsumen. Probabilitas dalam
proses pemasaran pakcoy biasanya terjadi ketika ketidakpastian harga
yang disebabkan oleh kondisi cuaca dan faktor hama penyakit yang
banyak timbul pada tanaman pakcoy yang berdampak pada kegagalan
panen. Tidak hanya ketidakpastian harga juga, rantai pemasaran yang
panjang, jaringan informasi pasar yang masih terbatas, dan faktor lainnya
yang sangat penting yaitu pakcoy mudah rusak dan mengalami
pembusukan jika tidak dilakukan pengolahan pasca panen secara tepat.
Hal ini menyebabkan kuantitas dan kualitas pakcoy menurun dan
berdampak pada harga dipasaran yang berubah- rubah.
4.3.2 Pemetaan Risiko Pemasaran Agribisnis Pakcoy dengan Rumus
Kountur
Dalam pemetaan risiko Kountur (2006) menjelaskan, risiko
merupakan suatu kemungkinan hal negatif terjadi. Risiko di kategorikan
menjadi tiga yaitu kejadian, hasil potensial dan dampak. Risiko sangat
berkaitan dengan kerugian, kerugian ini perlu disadari dan dihindari dan
akan lebih baik jika dikelola sebaik mungkin untuk memimimalisisr risiko
yang akan dihadapi di waktu yang akan datang. Faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakpastian dari berbagai situasi terjadi juga berkaitan
erat dengan keputusan yang diambil di awal atau di waktu yang lalu.
Keputusan yang diambil atau ditetapkan akan memberikan risiko baik
kecil maupun besar yang terjadi dimasa yang akan datang.
Menurut Hanafi (2016) bahwa terdapat dua kategori risiko yaitu
risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni adalah risiko yang
memungkinkan kehilangan nilai tetapi tidak dapat menghasilkan nilai.
Contoh dari risiko murni dapat berupa kecelakaan, bencana alam dan
kejadian lainnya. Sedangkan risiko spekulatif adalah risiko yang dapat
diantisipasi baik dari segi kerugian dan keuntungannya. Risiko ini lebih
menitikberatkan pada keuntungan dan kerugian yang dapat diambil.
Menurut Widowati (2017), menyatakan bahwa berbagai risiko yang
banyak terjadi bersumber pada beberapa faktor, diantaranya;
1. Risiko internal yang berasal dari perusahaan atau usaha itu
sendiri.
2. Risiko eksternal yang bersal dari luar lingkungan perusahaan
atau luar perusahaan atau tempat usahanya.
3. Risiko keuangan yang disebabkan dari berbagai faktor
keuangan dan ekonomi, contohnya dapat berupa perubahan
harga.
4. Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor alam, manusia
maupun teknologi.
Secara umum risiko dibidang pertanian banyak meliputi berbagai
risiko seperti risiko produksi, risiko keuangan, risiko kepemilikan, risko
adanya alam dan berbagai kejadian tak terduga lainnya. Risiko yang sering
terjadi pada bidang pertanian diantaranya kualitas produk yang buruk,
kegagalan panen, produk yan tidak dapat dijual, kerusakan mesin,
kerusakan alat pertanian, dan pencurian. Terdapat berbagai jenis risiko
khususnya pada usaha tani pakcoy meliputi; risiko produksi, risiko harga
atau pasar, risiko finansial dan risiko kelembagaan.
1) Risiko produksi dapat berupa iklim, cuaca, kekeringan,
hama dan penyakit, bencana alam dan sumber daya
manusia. Dampak dari adanya risiko ini dapat berupa
penurunan kuantitas dan kualitas dari hasil pertanian atau
hasil usaha pakcoy yang diusahakan.
2) Risiko harga dan pasar sering terjadi dimana harga input
dan harga output dari usahatani pakcoy. Selain pasar yang
bersifat kompleks petani tidak dapat memastikan harga
ketika panen. Fluktuasi selama kegiatan produksi juga
mempengaruhi harga dan harga yang dikeluarkan
mempengaruhi pendapatan yang dapat diperoleh petani
pakcoy.
3) Risiko kelembagaan dapat berupa kebijakan dan peraturan
seperti halnya menetapkan kebijakan subsidi meskipun
dalam budidaya pakcoy belum terdapat kebijakan subsidi
yang secara pasti dan langsung, namun terdapat kebijakan
input budidaya pakcoy berupa kebijakan subsidi pupuk
yang menjadi input dalam budidaya pakcoy.
4) Terakhir risiko finansial merupakan risiko yang terjadi di
petani, dimana petani banyak meminjam modal kepada
koperasi atau bank untuk bisa bertani. Sehingga hal tersebut
dapat memberikan dampak risiko yang besar tehadap petani
ketika gagal panen.
Dengan berbagai risiko yang terjadi, perlunya melakukan
managemen untuk meminimalisir resiko yang terjadi. Usaha tani
pakcoy dapat di managemen dengan melakukan pemetaan setiap
masalah, mana permasalahan yang mempunyai risiko yang besar
maka permasalahan tersebut akan menjadi prioritas untuk cepat di
selesaikan atau di managemen dalam proses pengambilan
keputusannya. Menurut kountur (2006) bahwa proses manajemen
risiko pada dasarnya dilakukan menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Mengidentifikasi risiko
Mengidentifkasi risiko merupakan tahapan yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat bahaya dan kerugian yang di
hadapi perusahaan atau pemilik usaha. Pengidentifikasian
dapat dilakukan dengan mencari asal risiko itu terjadi dan
memetakannya.
2. Mengukur semua risiko yang teridentifikasi
Mengukur semua risiko yang teridentifikasi merupakan
proses yang mempunyai dua pendekatan klasifikasi yang
dapat digunakan yaitu frekuansi profitabilitas terjadinya
risiko dan tingkat dari kerugian (dampak risiko yang
terjadi). Dua klasifikasi ini dapat digunakan sebagai alat
ukur risiko. Hasil dari dua klasifikasi ini yaitu matriks
frekensi/dampak dari risiko yang terjadi.
Dampak

5
Tinggi 4
3
2
Rendah 1
0
0 1 2 3 4 5 Frekuansi
Rendah Tingg
i

Gambar 1. Matriks dampak dan frekensi risiko kountur


(2006)
Dalam mengetahui dampak risiko yang terjadi atau tingkat
frekuensi dari suatu risiko yang terjadi dapat menggunakan
metode-metode seperti frekuensi diklasifikasikan tinggi
apabila median atau rata-rata risiko yang terjadi seperti
dalam gambar begitupun sebaliknya. Perhitungan angka ini
dapat menentukan nilai tinggi dan rendahnya suatu risiko.
3. Rekomendasi
Rekomendasi dalam risiko merupakan bentuk antisipasi
atau saran yang diberikan untuk pemilik usaha.
Rekomendasi dari risiko yang dikenali dapat berupa teknik
menajemen risiko yang efektif. Dalam memanjemen risiko
ini sangat penting dilakukan khususnya pada strategi yang
akan digunakan, hal ini berhubungan dengan penangan
risiko. Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan
kerugian dan dampak yang lebih besar.
Pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan alat ukur
pemetaan dengan menggunakan matriks frekuensi dari berbagai aktivitas
usahatani pakcoy mulai dari persiapan lahan, persiapan benih, pemupukan
dasar, penanaman, pemeliharaan termasuk penyemprotan dan pemupukan,
panen, dan pasca panen. Dalam pengukuran risiko dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Melakukan penilaian risiko
Menurut kountur (2006) cara expert opinion (pengumpulan
informasi seberapa besar dampak yang terjadi dalam suatu risiko)
merupakan salah satu pengumpulan informasi dalam penilaian
risiko. Melakukan penilaian risiko memiliki tujuan untuk
mengukur dampak dari risiko yang terjadi. Hal ini dilakukan
dengan memberi perkiraan dari sampel yang dimasukan.
Perhitungan frekuensi dan dampak dinyatakan menggunakan skla
likert dengan bobot pada tabel 1.
Tabel 1. Skala penilaian risiko

Ukuran Frekuensi Dampak


1 1 Jarang terjadi Kurang
berpengaruh
2 2 Sedang Berpengaruh
3 3 Sering terjadi Sangat
berpengaruh
Sumber Kountur (2006)
Frekuensi dapat diukur menggunakan tiga skala, skala 1
menunjukan frekuensi jarang terjadi, skala dua menunjukan
frekuensi sedang dan skala ke tiga menunjukan frekensi sering
terjadi. Dampak pun memiliki tiga skala pengukuran dimana skala
satu menunjukan frekuensi yang jarang terjadi memiliki dampak
yang kurang berpengaruh, untuk skala dua menunjukan dampak
berpengaruh dan skala ke tiga memiliki dampak sangat
berpengaruh atau dampak yang sangat besar, Kountur (2006).
2. Melakukan pemetaan risiko
Pemetaan risiko merupakan tahapan yang dapat dilakukan
untuk memenejemen perbedaan dari berbagai kejadian yang kurang
beresiko. Terdapat dua dimensi dalam pemetaan risiko yaitu
frekuensi terjadinya risiko dan dampak dari risiko yang terjadi.
Tujuan dari pemetaan risiko ini untuk menggambarkan tingkat
risiko baik itu tinggi atau rendah. Risiko yang ditentukan
menggunakan skor ini dapat menentukan risiko terbesar, dimana
semakin besar skor risiko semakin besar pula risiko nya.
Berikutnya dalam proses pemetaan ini memasukan data frekuensi
risiko dan dampak risiko pada peta risiko pada gambar 2.
Dampak

Tinggi
Kuadran II Kuadran I

Kuadran IV Kuadran III


Rendah Frekuensi
Rendah
Gambar 2. Peta Risiko, Kountur (2006)
4.1.1 Analisis Risiko Pendapatan Usahatani/Usaha Agribisnis
Pakcoy dengan menggunakan Koefisien Variasi
Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978) bahwa
merupakan bentuk-bentuk yang akan muncul setiap kegiatan yang
dilakukan. Risiko juga menjadi bentuk kondisi yang akan muncul dan
timbul dari suatu ketidakpastian yang menyebabkan terjadinya tidak
menguntungkan.. Risiko memiliki berbagai jenis, salah satunya risiko
pendapatan. Risiko pendapatan merupakan kerugian yang di sebabkan oleh
ketidakmampuan dalam memperoleh hasil yang diharapkan. Risiko dapat
terjadi dengan beberapa faktor seperti kerusakan fisik, kehilangan mutu
produk dan berbagai faktor lainnya.
Risiko pendapatan dapat diukur menggunakan besarnya variance dan
standar devisiasi. Secara matematis koefisien variasi dapat dihitung
menggunakan rumus
σ
x=
X

−√ ∑ X 2
σ=
n
x=X-X
Menentukan nilai batas bawah pendapatan dengan rumus di bawah ini
L = X −2 σ
Keterangan:
KV = koefisien variasi pendapatan
σ = standar deviasi pendapatan (varian)
X = rata-rata pendapatan
L = batas bawah pendapatan (Rp)
n = jumlah sampel
Pengambilan keputusan memiliki kriteria:
a. Nilai KV ≤ 0,50 atau L≥0 berarti petani terhindar dari kerugian
pelaksanaan usahatani Pakcoy.
b. Nilai KV¿0,50 atau L¿0 berarti petani mengalami kerugian dalam
pelaksanaan usahatani pakcoynya.
Faktor –faktor yang mempengaruhi pendapatan dapat diketahui dengan:
In Y = In a + b1 In X1 + b2 In X2 + b3 In X3 + ε
Keterangan
Y = Pendapatan (Rp)
a = Konstanta
b1 – b3 = Koefisien regresi
Xa = Produksi (Kg)
X2 = Harga pupuk (Rp/Kg)
X3 = Harga Pestisida (Rp/Lt)
ε = Faktor pengganggu

DAFTAR PUSTAKA
Makadomo, N. I., Busaeri, S. R., & Hasan, I. (2020). Analisis Produksi Dan
Pemasaran Sayuran Hidroponik di Kota Makassar. Wiratani, 3(2): 192-
208.

Siahan, J.F., Ferrianta, Y., & Fauzi, M. (2023). Analisis Risiko Produksi Pakcoy
Hidroponik Dikelola Oleh Cv. Anugerah Tiga Putra Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan. Frontier Agribisnis, 7(3): 133-140.

Anda mungkin juga menyukai