Anda di halaman 1dari 2

Gaya manajemen ‘hardcore’ Elon Musk:

studi kasus tentang peranan pemimpin


dalam mengelola manajemen perubahan.

Study menunjukan bahwa perubahan organisasi yang sukses membutuhkan, di


antaranya: visi yang jelas dan menarik yang dikomunikasikan secara efektif;
partisipasi karyawan; dan keadilan dalam menerapkan perubahan tersebut.
Kepercayaan terhadap pimpinan pun memegang peran yang amat penting.

Elon Musk, merupakan salah satu orang terkaya di dunia, sepertinya cukup terburu-
buru untuk menjadikan Twitter sebagai ladang uang. Dimana seharusnya sebuah
organisasi maupun perusahaan butuh waktu untuk memahami betul syarat-syarat
perubahan yang sukses.

Ketika mengambil alih Twitter pada 27 Oktober 2022, Elon Musk memaksa
karyawan Twitter untuk kembali bekerja di kantor, menghapus makan siang
karyawan, dan memberhentikan sekitar 3.700 pegawai yang mana itu merupakan
setengah dari tenaga kerja Twitter. Banyak dari tenaga kerja tersebut yang
menyadari bahwa mereka telah “ditendang” dimana mereka tidak lagi memiliki
akses pada laptop kerja mereka. Kemudian beberapa hari setelahnya, muncul
kabar bahwa Elon Musk memiliki tim untuk menyisir pesan pribadi para karyawan
di aplikasi Slack dan memecat karyawan yang mengkritiknya.

Pada pertengahan bulan November 2022, Elon Musk mengirimkan ultimatum


kepada karywan Twitter yang isinya menyatakan sebuah komitmen terhadap gaya
bekerja baru Twitter yang “amat sangat hardcore”. Elon Musk meminta karyawan
untuk menjalani jam kerja panjang yang sangat intens. Para karyawan tersebut hanya
diberi waktu hingga pukul 5 sore keesokan harinya untuk menerima ultimatum ini,
atau meninggalkan perusahaan dengan mengambil pesangon jika tidak bersedia.
Lalu dilaporkan, sekitar 500 karyawan memilih menuliskan pesan selamat tinggal
kepada perusahaan Twitter.

Elon Musk nampaknya tidak mengantisipasi reaksi ini. Mendekati tenggat waktu
komitmen yang diberikan, Elon Musk mulai mengundang staf yang dianggapnya
penting pada sebuah rapat dan berusaha membujuk mereka untuk bertahan di
Twitter.

Elon Musk juga membatalkan larangan kerja dari rumah, dan mengirimkan surel ke
staf berisi klarifikasi bahwa “yang Anda butuhkan untuk persetujuan (bekerja dari
rumah) hanyalah tanggung jawab manajer Anda agar memastikan bahwa Anda
memberikan kontribusi yang sangat baik pada perusahaan”.
Dimana upaya ini gagal dan banyak karyawan yang memutuskan hengkang hingga
Twitter terpaksa melarang semua staf memasuki kantor selama beberapa hari –
karena kebingungan tentang identitas karyawan yang masih bekerja dan memiliki
akses masuk dengan yang memutuskan untuk meninggalkan Twitter atau resign.

PHK dan restrukturisasi adalah hal lumrah saat terjadi sebuah perubahan dalam
organisasi. Namun, bagaimana hal ini dikelola memiliki efek yang signifikan, baik
terhadap mereka yang pergi maupun yang tinggal. Jika kita menginginkan karyawan
tetap berkomitmen dan merespon krisis dengan baik, apakah menyebut mereka
pemalas dan mengancam mereka membantu?

Anda mungkin juga menyukai