Anda di halaman 1dari 2

Gen-Z, Milenial, dan Politik Masa Depan

Pemilih milenial sering kali dianggap sebagai kelompok masyarakat yang tidak peduli
dengan persoalan politik. Kelompok pemilih milenial selalu diperhitungkan pada setiap
masa, sehingga sering ditempatkan sebagai objek daripada subjek politik. Akibatnya, pemilih
milenial yang apatis terhadap dunia politik. Kesadaran politik pada pemilih milenial mampu
membawa politik bangsa yang lebih baik. Oleh sebab itu, generasi pemilih milenial perlu
mendapatkan political education dengan learning by doing yang berprinsip (dari anak muda,
oleh anak muda, dan untuk anak muda) untuk itu perlu diimplementasikan sebagai upaya
meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam ranah politik dan kebijakannya.
Pemilih pemula atau kelompok generasi muda yang sering disebut dengan pemilih
milenial relatif berdampak cukup besar terhadap pemilihan umum legislatif. Berdasarkan
survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), pemilu 2024 menda tang akan
didominasi oleh kaum Generasi Z dan milenial dengan rentang usia 17-39 tahun mendekati
60%. Namun, salah satu yang menjadi perhatian adalah pemilih pemula masih memiliki
tingkat pendidikan politik rendah, sehingga terbuka untuk dijadikan sasaran terlibat,
terpengaruh, atau terangsang oleh isu-isu negatif yang biasa terjadi dalam proses politik,
seperti dimobilisasi dan dipolitisasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Political
education sangat diperlukan agar pemilih baru tidak buta politik dan menjadi korban
penipuan politik, sehingga dapat menanamkan pemahaman yang kuat tentang berbagai
konsep dan simbol politik pada generasi muda, serta mempengaruhi kesadaran politik pada
pemilih milenial. Akibatnya, setiap pemilih pemula membutuhkan pemahaman politik yang
tinggi agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Perlu juga disadari bersama-sama dan partai politik untuk menghindari praktek
politik kotor dengan tidak memainkan isu-isu terkait politik identitas, money politik,
kampanye hitam dan sederet aksi kecurangan lainnya. Sebab, kenyataannya bahwa isu-isu
demikian sudah tidak relevan dengan pola pikir kaum milenial yang semakin terbuka. Hal
ini tidak lepas dengan upaya preventif yang efektif dalam menumbuhkan kesadaran,
keterlibatan, dan partisipasi politik pada generasi milenial. Dalam hal ini, generasi milenial
harus menjadi smart people sehingga tidak hanya menjadi objek dalam panggung
perpolitikan nasional, tetapi juga menjadi subjek yang kritis serta dapat berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan politik yang demokratis dan menyadari akan hak dan
tanggungjawab dengan baik.
Partisipasi pemuda milenial dalam perpolitikan nasional diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pemuda adalah tulang punggung masa depan
bangsa yang berperan besar bagi eksistensi sebuah bangsa. Oleh karena itu, generasi muda
harus memiliki wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup sehingga dapat
berkontribusi secara aktif dan partisipatif dalam pembangunan nasional.
Refleksi
1. Tuliskan pendapatmu tentang perhatian generasi muda saat ini terhadap dunia politik ?
2. Tuliskan juga bagaimana hal itu bisa terjadi ?

Anda mungkin juga menyukai