Anda di halaman 1dari 2

REVIEW MATERI: PEMIKIRAN HASAN AL.

BANNA

Nur Ainun Mutmainna.S (E041221035)


Departemen Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Biografi Hasan Al.Banna


Hasan al-Banna lahir pada 14 Oktober 1906 di Mesir. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang
religius dan menerima pendidikan awalnya di lingkungan yang didominasi oleh nilai-nilai Islam.

Pada tahun 1928, al-Banna mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin, yang tujuan utamanya adalah
mengembalikan masyarakat Mesir dan dunia Islam pada nilai-nilai Islam yang sejati. Ia memainkan
peran kunci sebagai pemimpin dan ideolog organisasi ini.

Al-Banna sangat menekankan pentingnya pendidikan Islam dan pengembangan sosial. Ia mendirikan
sekolah-sekolah, rumah sakit, dan lembaga-lembaga sosial lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.

Al-Banna mendorong partisipasi politik umat Islam dan berupaya untuk mencapai tujuan Islam
melalui politik. Ikhwanul Muslimin terlibat dalam aktivitas politik dan sosial di Mesir.

Organisasi Ikhwanul Muslimin tumbuh pesat dan mendapatkan pengikut, tetapi juga menghadapi
konflik dengan pemerintah Mesir dan kelompok-kelompok politik lainnya. Hasan al-Banna sendiri
dibunuh pada tanggal 12 Februari 1949 dalam keadaan yang belum sepenuhnya jelas.

Hasan al-Banna tetap menjadi tokoh penting dalam sejarah gerakan Islamisme dan memiliki pengaruh
yang kuat dalam pemikiran politik Islam di abad ke-20.

Pemikiran Hasan Al Banna


Hasan al-Banna adalah seorang reformis Islam terkemuka di abad ke-20 yang berusaha mengatasi
keterbelakangan dunia Muslim. Meskipun ia terkenal karena aktivisme politiknya dan pendirian
Ikhwanul Muslimin, ia juga memiliki kontribusi signifikan terhadap pendidikan Islam[4][6]. Beberapa
aspek kunci dari filosofi pendidikannya meliputi:

Mendasarkan pendidikan pada Quran dan Sunnah. Menurut Al-banna, dasar pendidikan Islam harus
Quran dan ajaran Nabi Muhammad.

Menekankan pengembangan karakter. Al-Banna percaya bahwa pendidikan harus fokus pada
pengembangan karakter yang baik dan nilai-nilai moral selain memberikan pengetahuan.

Mempromosikan keterampilan praktis. Al-Banna percaya bahwa pendidikan harus mempersiapkan


individu untuk tugas-tugas praktis dan keterampilan yang akan bermanfaat bagi masyarakat.

Mendorong berpikir kritis. Al-Banna percaya bahwa pendidikan harus mendorong pemikiran kritis
dan penalaran independen.
Secara keseluruhan, filosofi pendidikan al-Banna terkait erat dengan visinya yang lebih luas tentang
reformasi Islam dan pembaruan sosial. Dia percaya bahwa pendidikan adalah alat kunci untuk
mengubah individu dan masyarakat, dan bahwa itu harus didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-
nilai Islam.

Hasan al-Banna adalah seorang pemikir Islam dan pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin (The
Muslim Brotherhood) pada tahun 1928 di Mesir. Pemikiran Hasan al-Banna mencakup berbagai isu,
seperti:

1. Islam sebagai Solusi: Al-Banna memandang Islam sebagai solusi untuk masalah sosial,
politik, dan ekonomi yang dihadapi dunia Islam. Ia ingin mengembalikan masyarakat kepada
nilai-nilai Islam yang sejati.
2. Islamisasi Masyarakat: Al-Banna mendorong proses Islamisasi masyarakat, yang melibatkan
pendidikan, dakwah, dan pengembangan sosial. Ia ingin agar masyarakat lebih memahami
dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Politisasi Islam: Al-Banna juga mendorong partisipasi politik umat Islam. Ia ingin agar umat
Islam memiliki peran yang lebih kuat dalam pembentukan kebijakan negara.
4. Solidaritas Umat Islam: Al-Banna menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas umat
Islam, terutama dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme.
5. Pengembangan Sosial: Al-Banna menekankan pentingnya pengembangan sosial dan
kesejahteraan umat Islam. Ia mendirikan berbagai organisasi sosial, seperti sekolah dan rumah
sakit, untuk membantu masyarakat.

Pemikiran Hasan al-Banna telah memengaruhi gerakan Islamisme dan organisasi-organisasi seperti
Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai