Batu Nisan
Dalam salah satu adegan terlihat bahwa di depan rumah Marlina terdapat batu yang
tertata rapi sehingga terbentuk seperti meja. Susunan batu tersebut adalah batu nisan atau
batu makam yang merupakan ciri khas masyarakat Sumba. Batu nisan tersebut adalah milik
anaknya, Topan, yang meninggal saat masih delapan bulan di dalam kandungan. Masyarakat
Sumba percaya bahwa penempatan makam di dapan halaman rumah merupakan sebuah
penghormatan keluarga terhadap roh leluhur atau sanak keluarga yang terlebih dahulu
meninggal. Selain itu, masyarakat Sumba percaya bahwa tiap rumah yang masih ditempati
dengan kehidupan seseorang haruslah berdampingan dengan rumah mereka yang sudah
meninggal atau bisa juga disebut dengan pemakaman. Hal ini dapat dipercaya agar tetap
terjaganya kedekatan antara roh atau arwah dengan keluarganya yang masih hidup. Tipe batu
nisan yang digunakan dalam pemakaman ini adalah tipe batu nisan dolmen bertiang yang
dimana berbentuk persegi panjang dan memiliki empat buah tiang sebagai penyanggah. Di
Sumba, makam dolmen bertiang ini sering disebut dengan “kubur meja” atau “kubur rumah”
dikarenakan bentuknya mengingatkan dengan bentuk dari rumah panggung persegi empat
panjang.
2. Pesan Sentral
Sekilas, film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak hendak menampilakan
bentuk perlawanan kaum perempuan terhadap budaya patriarki. Namun sebenarnya yang
hendak ditampilakan adalah bukan semata-mata perlawanan kaum perempuan tetapi juga
perjuangan kaum perempuan dalam menghadapi diskriminasi akibat keganasan patriarki
yang terjadi di masyarakat. Kehadiran tokoh Marlina dalam film ini tampaknya hendak
menampilkan keteguhan dan ketegaran perempuan dalam menghadapi berbagai tekanan yang
diakibatkan oleh budaya patriarki. Meskipun bentuk perjuangan yang ditampilkan oleh
Marlina terkesan kejam, penonton seperti diarahkan untuk menerima sikap yang diambil oleh
Marlina. Melalui film ini, kaum perempuan bukan berarti diarahkan untuk memperjuangkan
keadilan dengan tindakan brutal dan kejam melainkan untuk mendorong agar memiliki
kekuatan dan keberanian dalam menghadapi penindasan yang dialaminya.