Nim : 322312230
Suku Batak Simalungun, adalah salah satu suku Batak yang bertempat tinggal di kabupaten
Simalungun provinsi Sumatra Utara di kabupaten Tanah Karo dan suku Toba.
1.SISTEM PENGETAHUAN
Masyarakat simalungun menganut sistem patrilineal. Marga diturunkan kepada generasi
berikutnya melalui pihak laki-laki.Dan yang memiliki marga yang sama adalah berarti sebagai
saudara seketurunan sehingga dipantangkan untuk saling menikah.
MARGA dalam suku simalungun terdiri dari 4 marga asli yang sering disebut SISADAPUR
yaitu:
- Sinaga
- Saragih
- Damanik
- Purba
Dikatakan Simalungun, bahwa manusia awalnya dikirim oleh oleh Naibata dan
dilengkapi dengan Sinumbah yang bisa berdiam dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur
dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut
roh orang mati sebagai Simagot. Baik Sinumbah maupun Simagot harus diberikan korban-
korban pujaan sehingga mereka akan memperoleh berbagai keuntungan dari kedua sesembahan
yang disembah .
Namun sekarang di tamburea sudah banyak berdiri gereja gkps ( gereja Kristen protestan
simalungun) sudah ada perubahan kepercayaan.
Gonrang sidua-dua adalah seperangkat alat musik tradisional simalungun yang terdiri dari satu
buah sarune bolon, dua buah gonrang, dua buah gonrang mongmongan dan dua buah ogung.
Gonrang dalam kebudayaan simalungun disebut juga dengan mardagang yang artinya merantau
atau berpindah-pindah.
Gonrang sipitu-pitu adalah alat musik tradisional Simalungun yang terdiri dari satu buah sarunei
bolon pemainnya disebut parsarune, tujuh buah gonrang pemainnya disebut panggual, dua buah
mong-mongan pemainnya disebut parmongmong dan dua buah ogung yang pemainnya disebut
parogung. Parhata gonrang sipitu-pitu sama dengan gonrang sidua-dua. Masyarakat simalungun
menyebut gonrang ini dengan nama gonrang bolon untuk upacara adat malas ni uhur (sukaria)
dan menyebutnya gonrang sipitu-pitu untuk upacara adat mandingguri (duka-cita). Gonrang
sipitu-pitu biasa digunakan dalam upacara religi, upacara adat sayurmatua, atau upacara adat
malas ni uhur.
Seni Tari dalam bahasa Simalungun adalah tortor , yaitu ungkapan ekspresi jiwa
seseorang yang dituangkan melalui gerak baik dalam hal suka cita maupun duka cita. Tortor
dahulu selalu terkait dengan ritual yang berhubungan dengan roh dan ketika ada anggota
keluarga yang meninggal dunia, akan tetapi saat ini tortor sudah dijadikan daya tarik wisata dan
dipentaskan dalam berbagai acara sebagai pertunjukan dan hiburan. Suku Simalungun biasa
menggunakan tortor untuk menunjukkan suatu prosesi adat atau proses kegiatan. Tari yang
lainnya adalah Tari Horja Harangan, Tari Haruan Bolon dan Tari Manduda.
Tari harian bolon menggambarkan gotong royong. Misalnya mengolah tanah, menanam,
merawat, serta mengolah padi. Tarian ini ditampilkan oleh muda mudi ketikan malam hari pada
bulan purnama dan ketika selesai panen raya. Sedangkan tari manduda mengandung
kebersamaan dalam melakukan sesuatu di lingkungan masyarakat juga ketika panen tiba.
Mengandung makna lain juga yaitu agar kaum muda menghormati kaum yang lebih tua.