Anda di halaman 1dari 6

Tugas Ruang Kolaborasi Kelompok IV

Nama Kelompok : Rohmah Jwita Sari (240211105687)


Robi’ah Al Adawiyah (240211105695)
Thoriq Hasan Adikalan (240211105723)
Bags Hadi Saputra (240211105728)

1. Faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik penting yang mempengaruhi pendidikan dan
pembelajaran di kelima daerah itu adalah :
- Dari faktor sosial penting yang mempegaruhi pendidikan dan pembelajaran adalah
interaksi yang baik antara siswa dan guru, guru dapat menemukan metode
pembelajaran yang interaktif, siswa juga memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Namun ada satu video yaitu pada video nomor 4 dikatakan bahwa motivasi belajar
rata-rata siswa disitu rendah. Faktor sosial lain yaitu siswa dan masyarakatnya ramah,
gotong royong, membantu sesama, sangat terlihat dalam kelima video tadi.
- Faktor budaya penting yang mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran : Budaya
yang melekat dalam kehidupan masyarkat diteruskan oleh pemuda-pemudinya,
terutama pada kelima video tadi terlihat bahwa kehidupan sosialnya sangat terikat
dengan budaya daerahnya. Akan tetapi dari 5 video diatas terdapat 1 video yang
sangat menjelaskan budaya yang kurang baik (terutama dalam sudut pandang
pendidikan) pada video ke 4, budaya pernikahan dini dan sedikitnya siswa yang ingin
melanjutkan ke jenjang berikutnya.
- Faktor ekonomi penting yang mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran : kurang
pemerataannya fasilitas-fasilitas umum seperti akses jalan, fasilitas teknologi yang
dimiliki oleh sekolah maupun siswa yang kurang memadai. Pada video ke 5
ditunjukkan bahwa didaerah itu masih sangat bisa menerapkan pembelajaran
menggunakan teknologi laptop dan viewer, berbeda dengan 4 video lainnya yang
tidak mengambil unsur teknologi.
- Faktor politik penting yang mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran : kualitas
pendidikan yang berbeda antar setiap daerah dan tidak selalu bisa mengikuti persis
yang ada di dalam panduan kurikulum sehingga pembelajaran lebih banyak
mengaitkan dengan lingkungan tersebut. Kurikulum merdeka menjadi salah satu
solusi yang diciptakan untuk mengatasi ketimpangan kualitas pendidikan

Kemiripan : Pembelajaran yang efektif adalah dengan interaktif 2 arah, pembelajaran


dalam ruangan dan diluar ruangan yang disesuaikan dengan budaya (Sosial), budaya
keunikan masing-masing yang melekat (Budaya).

Perbedaan : Tidak meratanya kualitas pendidikan (Politik), Akses jalan menuju


sekolah (Ekonomi), motivasi belajar yang tinggi pada video 1,2,3,5 namun tidak pada
nomor 4 (Sosial)

Kesamaan : Anak usia SD kinestetiknya sangat baik, perasaan gotong royong (Sosial),
perekonomian yang dikategorikan sebagai menengah kebawah (Ekonomi).
2. Bagaimana faktor-faktor tersebut dipertimbangkan dan kemudian diterapkan ke dalam
strategi pembelajaran oleh pengajar yang ada di dalam video tersebut?
 Pada video pertama pengajar mempertimbangan faktor social, dan budaya yang
kental di daerah tanimbar Maluku dalam menyusun startegi pembelajaran. masyarakat
tanimbar hidup di pesisir pantai dan pantai sebagai tempat bermain mereka. Mereka
memiliki semangat gotong royong untuk membangun kesejahteraan pendidikan di
tanimbar , sehingga meskipun tanimbar masuk ke dalam daerah tertingal mutu
pendidikan disana sangat bagus meskipun kurangnya fasilitas teknologi yang
memadai. Setelah pertimbangan tersebut pengajar memilih Strategi pembelajaran
aktif dan kolaboratif kerena mereka memiliki kecerdesan naturalis yang sangat baik,
berkembang secara alami dari lingkungan bermain mereka. Kecerdasan naturalis
yang mereka punya menghasilkan Rasa ingin tahu sangat tinggi terhadap ilmu
pengetahuan. Pembelajaran yang antraktif sangat cocok untuk membantu mereka
memahami pembelajaran dengan mudah karena mereka mempunyai gaya belajar
kinestetik, sehingga pengajar memanfaakan alam dan benda didalam pembelajaran
 Video kedua pengajar memepertimbangkan faktor social, budaya dan politik yang
terdapat di majene. Faktor-faktor kongkrit di lapangan yaitu budaya kegamaan yang
sanga taat namun kurang sadarnya tentang mutu pendidikan yang rendah di majene.
Para peserta didik di majane banyak yang belum dapat membaca dan menulis. Dari
pertimbangan ini pengajar memilih strategi pembelajaran demontrasi dan simulasi
yang dinamakan daun kata yang bertujuan untuk melatih peserta didik menulis dan
membaca dari teks buku yang mereka buka setiap harinya. Mereka di intruksikan
untuk menulis di selembar kertas yang di bentuk seperti pohon , lalu membaca kata-
kata tersebut yang mereka temukan, lalu di tempelkan di sebuah pohon buatan.
Dengan strategi ini pengajar berharap mereka memahami kalimat yang di ucapkan.
 Video ke tiga pengajar memepertimbangkan faktor social, ekonomi dan politik yang
terdapat di muara guci , Sumatra selatan. Ekonomi masyarakat menengah kebawah,
Sulitnya akses ke sekol, fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Seperti satu kelas
yang harus di bagi untuk beberapa kelas 1 dan 2 ini membuat pembelajaran tidak
kondusif . selai itu kurangnya alat peraga untuk pembelajaran membuat peserta didik
kesulitan memehami pelajaran di sekolah. Namun, karena kemampuan pengajar yang
hebat di sekolah SD muara guci mereka tetap mencetak pendidik yang sangat
bersemangt untuk belajar. pengejar memilih startegi pembelajaran demontrasi dan
pembelajaran di lakukan bukan hanya di dalam kelas saja , pengajar juga mengajak
peserta didik belajar di luar kelas Selain mensiasati agar pembelajaran kondusif
menghindari kebisingan anatar kelas. Dengan starategi ini pengajar ingin membantu
pemikiran kreatif dan aktif
 Video ke empat pengajar mempertimbangkan faktor social, budaya. Ekonomi dan
politiik di daerah tangjung maton, Kalimantan utara. Faktor sangat krusial
mempengaruhi pendidikan di daerah ini , ekonomi masyarakat menengah ke bawah,
kurang akan sadar pentingnya pendidikan oleh orang tua dan budaya menikah dini
setelah anak lulus SD masih sangat banyak dan Kurangnya perhatian orang tua
terhadap anak karena kesibukan mereka membuat anak kurang bersemangt untuk
bersekolah, sehingga hanya terdapat segilintir anak yang berangkat kesekolah. SD 11
sembakung memilki gedung sekolah yang memadai namun motivasi belajar peserta
didik sangat rendah , sehingga Peserta didik mudah bosan ketika belajar dan tidak
bersemangat pergi ke sekolah, Startegi pembelajaran yang di pilih oleh pengajar yaitu
dengan alat peraga, demontrasi dan reward . strategi ini di siasati oleh pengajar agar
peserta didik tidak mudah bosan dan bersemanagt untuk belajar dan pergi ke sekolah.
 Video ke lima pengajar mempertimbangkan sosial,dan budaya di derah gunung
culang,lebaksitu, banten. Fasilitas pendidikan di daerah gunung culang kurang
memadai dari kebutuhan ruang kelas, karena dalam satu kelas saja ada 51 peserta
didik. Namun, semangat belajar anak disini sanga tinggi. Di daerah gunung culang
Dukungan orang tua juga memembentuk anak berkembang sangat baik dalam
pendidikan, bakat dan minat. Anak-anak juga menfaatkan alam untuk bermain dan
mebuat karya seperti membuat terompet dari batang padi dan membuat kincir angin
dari batang bambu. Strategi pembelajaran yang kolaboratif dipilih pengajar karena
kecerdasan kinestetiknya sangat bagus sehingga pembelajaran konvesional saja tidak
cukup untuk membantu siswa memahami dan mengingat pembelajaran. Pengajar
disini pengabungkan pembelajaran aktif dengan memanfaatkan gerak. Dari strategi
yang diterapkap ini hasilnya peserta didik dapat dengan mudah memhami ,
mengingat dan medefenisikan yang mereka pelajari.
3. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, apa yang akan Anda lakukan selain
yang sudah dilakukan pengajar tersebut?

- Pada video pertama pengajar mempertimbangan faktor social, dan budaya yang
kental di daerah tanimbar Maluku dalam menyusun startegi pembelajaran. Masyarakat
tanimbar hidup di pesisir pantai dan pantai sebagai tempat bermain mereka. Mereka
memiliki semangat gotong royong untuk membangun kesejahteraan pendidikan di
Tanimbar, sehingga meskipun tanimbar masuk ke dalam daerah tertingal mutu
pendidikan disana sangat bagus meskipun kurangnya fasilitas teknologi yang
memadai. Setelah pertimbangan tersebut pengajar memilih Strategi pembelajaran
aktif dan kolaboratif, selain menggunakan strategi tersebut menurut saya dapat
menggunakan model pembelajaran saintifik berbasis pantai dan laut yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran kewirausahaan, dalam kegiatan ini bisa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki peserta didik dengan penerapannya dalam
kehidupan meraka. Kegiatan ini juga supaya dapat mengembangkan potensi sumber
daya alam pantai dan laut di daerah Tanimbar, serta dapat mengedukasi peserta didik
untuk lebih kreatif untuk menciptakan produk yang inovatif dari sumber daya hasil
pantai dan laut disekitar mereka dan dapat menambah pendapatan didaerah Tanimbar.

- Video kedua pengajar mempertimbangkan faktor social, budaya dan politik yang
terdapat di majene. Faktor-faktor kongkrit di lapangan yaitu budaya kegamaan yang
sangat taat namun kurang sadarnya tentang mutu pendidikan yang rendah di majene.
Para peserta didik di Majane banyak yang belum dapat membaca dan menulis. Dari
pertimbangan ini pengajar memilih strategi pembelajaran demontrasi dan simulasi,
selain itu menurut saya bisa menggunakan belajar dua arah maksud dari pembelajaran
ini adalah poses belajar mengajar dengan melibatkan peserta didik, sehingga
pembelajaran partisipatif melibatkan semua peserta didik dalam proses
pembelajarannya dengan secara bergantian siswa membaca dengan suara nyaring
dengan dibantu oleh pendidik. Dari kegiatan itu, kita mengetahui siswa yang sudah
bisa membaca dan yang belum bisa membaca perlu lebih dibimbing lagi dalam belajar
membaca selain itu bisa menggunakan pembiasaan sebelum melaksanakan
pembelajaran diwajibkan untuk semua murid harus mengeja bacaan yang akan
dipejari.

- Video ke tiga pengajar memepertimbangkan faktor social, ekonomi dan politik yang
terdapat di muara guci, Sumatra selatan. Ekonomi masyrakat mengah kebawah,
Sulitnya akses pendukung, fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Seperti satu
kelas yang harus di bagi untuk beberapa kelas 1 dan 2 ini membuat pembelajaran
tidak kondusif. selain itu kurangnya alat peraga untuk pembelajaran membuat peserta
didik kesulitan memahami pelajaran di sekolah, selain itu menurut saya sebagai
pendidik kita bisa mengadakan bimbingan belajar dirumah kita setelah pembelajaran
disekolah dengan bergantian berdasarkan tingkatan kelas, sehingga kita bisa lebih
fokus untuk mengajar peserta didik, selain itu untuk mengatasi kurangnya alat peraga
kita bisa menggunakan gambar yang bisa kita cari dari koran ataupun majalah, untuk
pembelajaran peserta didik.

- Video ke empat pengajar mempertimbangkan faktor social, budaya. Ekonomi dan


politik di daerah tangjung maton, Kalimantan utara. Faktor sangat krusial
mempengaruhi pendidikan di daerah ini , ekonomi masyarakat menengah ke bawah,
kurang akan sadar pentingnya pendidikan oleh orang tua dan budaya menikah dini
setelah anak lulus SD masih sangat banyak dan Kurangnya perhatian orang tua
terhadap anak karena kesibukan mereka membuat anak kurang bersemangt untuk
bersekolah, sehingga hanya terdapat segilintir anak yang berangkat kesekolah. SD 11
sembakung memilki gedung sekolah yang memadai namun motivasi belajar peserta
didik sangat rendah, sehingga Peserta didik mudah bosan ketika belajar dan tidak
bersemangat pergi ke sekolah, Startegi pembelajaran yang di pilih oleh pengajar yaitu
dengan alat peraga, demontrasi dan reward, selain memberikan strategi pembelajaran
yang menarik kita sebagai pendidik harus memberikan konseling dan edukasi
terhadap peserta didik, orang tua dan masyarakat sekitar, bagaimana bahayanya
pernikahan dini yang meningkatkan tingginya angka kelahiran anak stunting akibat
pernikahan dini, serta memberikan dorongan motivasi kepada peserta didik tentang
pentingnya pendidikan dalam menentukan masadepan peserta didik.

- Video ke lima pengajar mempertimbangkan sosial,dan budaya didaerah gunung


culang,lebaksitu, banten. Fasilitas pendidikan di daerah gunung culang kurang
memadai dari kebutuhan ruang kelas, karena dalam satu kelas saja ada 51 peserta
didik. Namun, semangat belajar anak disini sanga tinggi. Di daerah gunung culang
Dukungan orang tua juga memembentuk anak berkembang sangat baik dalam
pendidikan, bakat dan minat. Strategi pembelajaran yang kolaboratif, bisa
menggunakan pembelajaran bebasis proyek, pembelajaran ini memiliki target tertentu
dalam bentuk produk dan peserta didik merencanakan cara untuk mencapai target
dengan dipandu oleh pertanyaan menantang. Sehingga peserta didik bisa mengikuti
tahapan pembelajaran seperti eksplorasi ide, mengembangkan gagasan,
merealisasikan gagasan menjadi prototipe produk yang bisa digunakan untuk media
pembelajaran. Contohnya dari kayu untuk manghasilkan bangun berbentuk kubus,
segitiga, dan bentu bangun ruang lainnya dalam pembelajaran matamatika.
4. Apakah dengan mempelajari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik penting yang
mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran mampu mengembangkan diri Anda untuk
menjadi pendidik yang baik?

Jawaban: Iya, sangat penting dan sangat berpengaruh untuk mengembangkan diri saya
untuk menjadi pendidik yang baik. Hal ini karena saya menjadi paham berbagai
permasalahan terkait faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik siswa yang berdampak
terhadap semangat siswa untuk mau belajar dan bersekolah. Hal ini tentu akan
mengembangkan diri saya untuk mampu menghadirkan pembelajaran yang attractive dan
menyenangkan, misalnya melalui pembelajaran Experience learning. Selain itu sebagai
pendidik, saya menjadi mengerti pentingnya jiwa kesetiaan yang besar dalam menyikapi
berbagai tantangan terkait faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik siswa yang
terminoritaskan sehingga menjadi peka terhadap lingkungan siswa. Oleh karena itu,
pengembangan diri untuk menjadi pendidik yang baik bisa dimulai dengan kita mampu
menjadi guru yang adaptif dan menciptakan suasana kelas yang mampu mewadahi
seluruh siswa dari berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Bahkan
pengembangan diri ini dapat mencakup pemanfaatan sosial budaya sebagai sumber
belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai