Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING

Disusun oleh :
N Nama NIM
O
1 Ridatus Sariroh 362141333008
2 Risa Omami 362141333010
3 Muhamad Bahrudin 362141333017
4 Bayu Putra Mandala 362141333023
5 Muhamad Wahyu Feliq 362141333024
6 Vicky Adi Setyawan 362141333026
7 Dimas Ibnu Dwi Mahelsa 362141333046
8 Elsa pramesti 362141333063

Kelompok : 3 (Tiga)

Kelas : 3A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

1
2023

2
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING

Disusun oleh :
N Nama NIM
O
1 Ridatus Sariroh 362141333008
2 Risa Omami 362141333010
3 Muhamad Bahrudin 362141333017
4 Bayu Putra Mandala 362141333023
5 Muhamad Wahyu Feliq 362141333024
6 Vicky Adi Setyawan 362141333026
7 Dimas Ibnu Dwi Mahelsa 362141333046
8 Elsa pramesti 362141333063

Kelompok : 3 (Tiga)

Kelas : 3A

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Melengkapi Serangkaian Acara
Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Daging

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

3
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Alah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Teknologi
Pengolahan Daging ini. Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepala Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil ternak, Politeknik Negeri
Banyuwangi.
2. Dosen pengampu mata kuliah Teknologi Pengolahan Daging yaitu Bapak Salvian
Setyo Prayitno, S.Pt., M.Pt dan Ibu Anis Usfah Prastujati S.Pt., M.Si
3. Teknisi Laboratorium Ibu Deni Yannuarista, A.Md yang telah memberi arahan serta
bimbingannya selama praktikum berlangsung.
4. Rekan-rekan anggota kelompok yang telah memberikan dorongan semangat dan
dukungan dalam melaksanakan praktikum serta penyusunan laporan akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu peternakan.

Banyuwangi, 26 November 2023

TIM Penulis

4
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................
1.2. Waktu dan Tempat .......................................................................
1.3. Tujuan ..........................................................................................
1.4. Manfaat ........................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
2.1. Definisi Produk (masing-masing kelompok)................................
2.2. Kualitas Produk (masing-masing kelompok) ...............................
2.3. Pengemasan Produk......................................................................
2.4. Penjualan Produk dipasaran..........................................................
III. MATERI DAN CARA KERJA .................................................
3.1. Bahan Praktikum ..........................................................................
3.2. Alat Praktikum..............................................................................
3.3. Cara Kerja Praktikum...................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................
4.1. Hasil .............................................................................................
4.2. Pembahasan ..................................................................................
V. KESIMPULAN ............................................................................
5.1. Kesimpulan ..................................................................................
5.2. Saran Praktikum Selanjutnya........................................................
DAFTAR PUSTAKA

5
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sosis merupakan produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus dan
tepung atau pati dengan penambahan bumbu, bahan tambahan makanan yang dimasukkan ke
dalam selongsong sosis. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan
utama yaitu daging dan bahan tambahan yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bumbu–bumbu,
bahan penyedap, dan bahan makanan lainnya. Daging yang umum digunakan dalam
pengolahan sosis berasal dari sapi, ayam, dan kambing (Lawrie, 2003). Sosis berbahan dasar
daging ayam adalah makanan yang sekarang ini sangat digemari dan populer di kalangan
masyarakat berbagai golongan karena rasanya yang lezat, tingkat keempukan, dan praktis
pemasakannya. Namun bersamaan dengan hal tersebut kebutuhan akan daging ayam semakin
meningkat yang berbanding terbalik dengan produksinya sehingga diperlukan bahan
penambah yang mempunyai karakteristik hampir sama (MunaWaroch dan Zulfanita, 2012).
Daging ayam sangat penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani pada
masyarakat Indonesia. Daging ayam termasuk bahan makanan yang disukai masyarakat
Indonesia karna selain mengandung protein tinggi daging ayam juga mengandung gizi yang
lengkap dan unsur yang dibutuhkan manusia yaitu karbohidrat, lemak, air, mineral, serta
memiliki rasa dan aroma yang enak, tidak hanya itu daging ayam dapat diolah berbagai
olahan mulai dari tradisional sampai modern seperti yang kita buat ialah sosis ayam. Produk
olahan sosis sedang dikembangkan, baik dari segi rempah-rempah maupun dari segi jenis
hewan yang dimanfaatkan dagingnya sebagai bahan dasar pembuatan sosis. Daging yang
umum digunakan sebagai bahan baku sosis adalah daging sapi dan daging ayam (Liana,
2010). Pada project ini, bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan sosis adalah
daging ayam karena harga lebih terjangkau dan mudah didapatkan dibandingkan dengan
daging sapi. (Herlina, Darmawan, & Rusdianto, 2015).
Walaupun harga terjangkau kita juga memperhatikan mutu selama proses produksi dan
mengolah bahan pangan daging. Mutu merupakan faktor utama yang harus diperhatikan
selama memproduksi dan mengolah bahan pangan berbahan dasar utama daging. Penggunaan
bahan dalam pengolahan pangan sangat diperhatikan untuk menghasilkan mutu produk yang
aman untuk dikonsumsi (Setiadji, 2000). Parameter mutu sosis yang diperhatikan adalah segi
daya simpan dan sifat organoleptik seperti warna, aroma, rasa, dan tekstur. Daya simpan
produk sering menjadi acuan pertama disebabkan untuk sosis biasanya tidak langsung
dikonsumsi seluruhnya akan tetapi disimpan untuk persediaan.

6
Warna merupakan daya tarik yang utama dilihat langsung oleh konsumen, sedangkan
aroma dipengaruhi oleh bahan utama dan bumbu yang dimasukkan ke dalam adonan. Tekstur
yang halus akan dihasilkan apabila percampuran semua dilakukan secara sempurna dan
menggunakan alat perncampur. Permasalahan yang sering terjadi pada proses pembuatan
sosis adalah masa simpan sosis, selain itu kualitas fisik (organoleptik) juga sering menjadi
permasalahan konsumen. Kualitas sosis daging ayam di pengaruhi oleh teknik cara
pemasakan sosis ayam yang belum diketahui untuk menghasilkan sosis berkualitas tinggi dan
terbaik. Pada umumnya sosis ayam dimasak dengan cara perebusan maupun pengukusan,
akan tetapi hal tersebut masih kurang optimal dalam menghasilkan sosis yang mempunyai
daya simpan yang panjang. (Widjanarko et al., 2013).
Pentingnya dilakukan dilakukan acara praktikum pembuatn sosis ini untuk mengetahui
teknologi pembuatan sosis ayam dan juga untuk menambah wawasan bagi mahasiswa dalam
mengetahui proses pembuatan sosis dan juga, kita dapat mengetahui karakteristik fisik
meliputi tekstur, rasa, aroma, melalui uji organoleptik.

1.2. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan 2x uji coba pada tanggal 20 September 2023 dan 15
November 2023 Acara praktikum dilaksanakan di Laboratorium pengolahan TPHT
Politeknik Negeri Banyuwangi, Pukul 08.00-11.00, Politeknik Negeri Banyuwangi.

1.3. Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka kita dapat
memberitahukan tujuan sebagai berikut:
1. untuk mengetahui cara pengolahan sosis daging ayam supaya menghasilkan masa
simpan yang optimal.
2. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas organoleptik dan lama masa
simpan pada sosis.
3. Untuk mengetahui teknik pemasakan sosis daging ayam supaya menghasilkan
kualitas fisik yang baik melalui uji organoleptik

7
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi mahasiswa
a) Dapat memberikan pengetahuan proses pembuatan sosis dan inovasi produk
olahan daging ayam yang di olah seperti sosis.
b) Memberikan referensi terhadap project selanjutnya terkait pembuatan sosis
berbahan dasar daging ayam
c) .Menumbuh kan jiwa semangat mahasiswa dalam berwirausaha.
d) Menambah penghasilan mahasiswa dari hasil penjualan produk sosis
1.4.2 Manfaat bagi prodi
Sebagai output luaran dari pembelajaran PBL dan tercapainya mata kuliah
teknologi pengolahan daging

8
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi sosis


Sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus dan tepung
atau pati dengan penambahan bumbu, bahan tambahan makanan yang dimasukkan ke dalam
selongsong sosis. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan utama
dan bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging, sedangkan bahan tambahannya yaitu bahan
pengisi, bahan pengikat, bumbu–bumbu, bahan penyedap, dan bahan makanan lain yang
diizinkan. Daging yang umum digunakan dalam pengolahan sosis berasal dari sapi, ayam,
dan kambing, namun dari ketiga jenis daging tersebut yang memiliki kandungan protein
tinggi dengan harga terjangkau adalah daging ayam dengan kandungan protein sebesar 20-
23%. Sosis adalah makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang kemudian
dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam. pembungkus yang berupa usus
hewan atau pembungkus buatan, dengan atau tidak dimasak. Klasifikasi sosis terdiri atas
sebagai berikut. (rahayu, 2020)

a. Sosis segar
yaitu jenis sosis yang dibuat dari daging yang tidak dimasak, tidak digoreng,
umumnya daging ayam segar dan terkadang daging sapi. Sosis jenis ini harus
disimpan pada freezer dan dimasak dahulu sebelum dihidangkan
b. Sosis asap tidak dimasak
yaitu sosis yang mempunyai karakteristik sama dengan sosis segar, namun sosis
ini diselesaikan dengan pengasapan untuk memberikan flavor dan warna yang
berbeda, serta harus dimasak dahulu sebelum dikonsumsi.
c. Sosis masak
yaitu sosis yang dipersiapkan dari satu atau lebih macam-macam daging skeltal
atau daging unggas. Bahan- bahan penyusunnya dari produk atau jenis daging.
Sosis ini biasanya merupakan sosis dengan emulsi yang baik
d. Sosis kering dan semi kering
merupakan sosis yang diproduksi melalui proses fermentasi dengan persiapan
paling rumit diantara semua jenis sosis. Perhatian penuh sangat dibutuhkan pada
setiap tahap proses pembuataannya, dan harus dilakukan selama beberapa bulan
di bawah kondisi suhu dan kelembaban yang terkontrol
e. Daging spesial

9
merupakan produk yang dibuat dari daging cacah yang biasanya dimasak atau
cendrung dibakar daripada diasap.

2.2. Kualitas Produk sosis yang baik


Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan
jika ingin yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Pada saat ini sebagian besar konsumen semakin kritis dalam
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas
sesuai dengan harga yang dibayar, meskipun ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa,
produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Kualitas merupakan faktor yang terdapat
dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk
apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh “sekumpulan kegunaan” (bundle of
utilities). Fungsinya termasuk di dalam daya tahan, ketidak – tergantungan pada produk atau
komponen lainnya, eksklusivitas, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan,
dan sebagainya) dan harga yang ditentukan oleh biaya produk. (Handoko, 1990 : 25).Seperti
pada produk yang kita buat ialah sosis ayam disini kita dalam proses pembuatan kita berusaha
agar kulitas produk kita memuaskan konsumen dan kita sudah mengikuti peraturan SNI 01-
3020-1995 yang menjelaskan bahwa dalam pembuatan sosis harus mengandung daging tidak
kurang dari 75% dan tidak menggunakan bahan bahan pengawet terlarang, dalam produk kita
disini dalam pembuatan sosis menggunakan daging 80% dan tidak menggunakan pengawet
sama sekali karna didalam bumbu bumbu alami yang kita pakai ada beberapa yang berfungsi
untuk membuat masa simpan lebih lama. Dalam pengemasan kita juga mematuhi peraturan
SNI bahwasannya produk harus dikemas cepat, cermat, saniter, higenis dan menggunakan
kemasan yang sesuai untuk produk sosis kita menggunakan selongsong sosis. Pengemasan
disini dilakukan agar terhindar dari terjadinya kontaminasi. Semua ini dilakukan agar
Menyesuaikan standar dengan perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan
persyaaratan mutu, menyesuaikan standar dengan peraturan baru yang berlaku, melindungi
Kesehatan konsumen, menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab.

10
2.3. Pengemasan Produk sosis yang Baik

Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau pengepakan suatu


produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada didalamnya bisa
ditampung dan dilindungi. Sedangkan kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu
produk yang ada didalamnya. Pengemasan ini merupakan salah satu cara untuk mengawetkan
atau memperpanjang umur dari produk-produk pangan atau makanan yang terdapat
didalamnya (Indayati, 2013)
Ada beberapa faktor kemasan yang baik sebagai berikut:
a. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk
dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas
biasanya lebih bersih,menarik, dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
cuaca
b. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi
produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk
pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
c. Kemasan merupakan suatu cara untuk menghubungkan produsen dengan konsumen
(aspek komunikasi termasuk di dalamnya meningkatkan laba perusahaan).Oleh
karena itu, perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan
kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian
konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan
barang dan kemudahan dalam pengiriman (Junaidi, 2009).
d. Faktor ergonomi kemasan yang digunakan memiliki harus memiliki kemudahan untuk
dibawa, dipegang, dibuka dan ditutup kembali, memberikan kemudahan untuk
diambil atau dihabiskan isinya. Sebagai contoh, kemasan besar yang dilengkapi
penjinjing mempermudah saat membawa atau memindahkannya.Lalu berbagai produk
botol dibuat dengan bentuk menyesuaikan genggamantangan. Kemasaan atau ukuran
produk juga perlu diperhatikan agarmempermudah saat tata letak di pusat
perbelanjaan dan tidak boros tempat.
e. Faktor lingkungan trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran
mengenaipolusi, salah satunya pembuangan sampah. Hal ini berkaitan dengan
kebutuhan waktu untuk mengurai sampah ketika dibuang ditanah. Oleh karena itu saat
ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan

11
(environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang
(reusable).
f. Pertimbangan pemilihan kemasan asalah kemasan harus dianggap sebagai hal yang
penting. Hal yang harusdiingat bahwa produsen bukanlah untuk menjual kemasan.
Meskipun sector pengemasan tersebut adalah penting, tetapi akan menambah
biayapada produksi dan sebaiknya semurah mungkin dan sesederhana
mungkin.Pengemasan yang berlebihan agar dihindari dan sebaliknya pengemasan
yang tidak memenuhi syarat, tidak juga diharapkan.

2.4. Penjualan/ distribusi Produk sosis di Pasaran


Sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus dan tepung atau
pati dengan penambahan bumbu, bahan tambahan makanan yang dimasukkan ke dalam selongsong
sosis (herlina, 2015). Olahan sosis perlu dipasarkan dikarenakan sosis cukup digemari oleh
masyarakat terutama anak- anak dan remaja karena mudah didapat, mempunyai nilai gizi yang tinggi
dan hanya memerlukan sedikit waktu dalam penyajiannya. Sosis memiliki bentuk yang khas yaitu
bulat memanjang, berselongsong, dan mempunyai tekstur kenyal (Mitasari, 2018). Sosis adalah
produk yang kaya akan protein oleh sebab itu, sosis perlu dipasarkan dalam proses pemasaran sosis
yang dilakukan pada umumnya sosis dijual dalam bentuk satuan toples dan satuan kardus. Sosis yang
diolah juga dapat menambah masa simpan produk tersebut. Sosis memiliki bentuk yang khas yaitu
bulat memanjang, berselongsong, dan mempunyai tekstur kenyal (Mitasari, 2018).

Bahan pokok pembuatan sosis yang digunakan berasal dari sumber protein. Olahan sosis
perlu dipasarkan dikarenakan sosis cukup digemari oleh masyarakat terutama anak- anak dan remaja
karena mudah didapat, mempunyai nilai gizi yang tinggi dan hanya memerlukan sedikit waktu dalam
penyajiannya. Sosis memiliki bentuk yang khas yaitu bulat memanjang, berselongsong, dan
mempunyai tekstur kenyal (Mitasari, 2018). Berdasarkan jenis daging yang digunakan sosis dapat
dikelompokkan menjadi sosis sapi, sosis ayam, sosis ikan, dan sosis babi (Mitasari, 2018).

Contoh produk yang siap makan adalah Sosis Champ yang dipasarkan yang dikemas dengan
toples yang berisi masing-masing toples terdiri dari 30 buah sosis siap makan. Produk sosis Champ
dapat dibeli dalam satuan toples atau satuan kardus, dimana satu kardus berisikan enam buah toples.
Untuk penentuan harga jual sosis Champ ditetapkan oleh perusahaan. Harga jual yang ditetapkan oleh
perusahaan sebesar Rp97.000 per dus. Perusahaan juga menetapkan harga jual keuntungan sebesar
11%. Untuk harga jual eceran satu toples sosis dijual dengan harga antara Rp24.000 hingga Rp30.000
per toples (Wibowo, 2018). Sosis Champ melakukan promosi melalui internet, produk sosis siap
makan Champ memiliki media promosi melalui media sosial Facebook yang dapat diakses oleh
masyarakat. Pendistribusian Produk sosis siap makan Champ telah dipasarkan ke berbagai
supermarket, minimarket, grosir, warung yang ada di seluruh Indonesia.

12
Sedangkan contoh sosis So Nice dijual dalam kemasan toples dengan harga sekitar Rp
19.000 berisi 24 buah. Umumnya Sosis So Nice dibeli pedagang dan dijual kembali per satuannya
dengan harga sekitar Rp 1000. Berbeda dengan produk sebelumnya yaitu sozzis. Sozzis dijual dengan
harga sekitar Rp 5000/pack dengan isi 2, itu pun hanya tersedia dan dapat dibeli di supermarket,
sedangkan Sosis So Nice siap makan dengan kemasan toples dapat ditemukan disetiap supermarket,
pasar, toko kelontongan, atau warung. Dari harga dan lokasi distribusinya, dapat kita ketahui bahwa
target sasaran dari Sosis So Nice adalah kalangan menengah bawah. Media yang dipilih sebagai
sarana untuk mempublikasikan produk Sosis So Nice adalah televisi. Hal ini dilakukan karena televisi
adalah media yang paling akrab bagi masyarakat Indonesia sehingga dibandingkan dengan media lain,
media ini dapat lebih mempengaruhi pikiran masyarakat lebih dalam. So Nice dalam proses
pendistribusiannya dilakukan ke pasar, toko atau warung

13
III. MATERI DAN CARA KERJA

3.1. Bahan Praktikum


3.1.1. Bahan baku pembuatan Nugget
No Bahan Harga (Rp) Per Satuan Jumlah penggunaan (%)
1 Daging ayam 45.000 1,5 kg 150%

2 Tepung tapioka 10.000 500 gr 20%

3 Minyak nabati 8.000 500 ml 1,5%

4 Es batu 1.000 1 buah 10%

5 Garam 3.000 1 buah 0,45%

6 Bawang putih 1.000 1 sachet 0,8%

7 Mentega 10.000 250 gr 1,5%

8 Lada 1.000 1 sachet 0,5%

9 Gula 16.000 1 kg 0,2%

10 Putih telur 13.000 ½ Kg 0,8%

3.2. Alat Praktikum


No Alat Deskripsi Penggunaan Gambar
1 Meat Grinder Menggiling daging

2 Blender Menghaluskan Daging

3 Kompor Gas Memasak sosis

4 Timbangan Menimbang Bahan


Digital

14
5 Pisau Memotong Daging

6 Meat Balls Untuk mencampurkan bahan


Beating Engine hingga menjadi sebuah adonan
sosis

7 Selongsong Pembungkus sosis


Sosis

8 Baskom Wadah adonan sosis

15
9 Spatula Mengaduk Sosis

10 Panci Mengkukus Sosis

11 Label Pemberi Tanda

12 Sendok Untuk pengambilan bahan

16
14 Sarung Tangan Untuk mencegah kontaminasi
silang

15 Telenan Alas memotong daging

3.3. Cara Kerja Praktikum


3.3.1. Pembuatan nugget (point-point)
a. Bersihkan daging, pisahkan dari tulangnya lalu diiris halus.
b. Giling dagging dan bawang putih, menggunakan grinder dan beri sedikit es batu
c. Masukkan daging dan bawang putih yang sudah di grinder ke dalam mesin meat
mixer lalu tambahkan lada, garam, tepung tapioca,mentega,gula,putihtelur,dan
sedikit es batu.
d. Kemudian adonan yang sudah jadi kita pindh ke dalam filler untuk kita masukkan
adonan ke dalam selongsong dikit demi sedikit
e. Siapkan panci untuk mengukus adonan sosis, adonan di masukkan ke dalam panci di
kukus selama 20 menit.
f. Diamkan sosis selama 5 menit kemudian kita potong sesuai ukuran
g. Sosis di pindahkan ke atas piring atau wadah dan sosis siap di sajikan

1.3.2. Pengujian sosis (diagram alir)

di potong
Daging ayam
kecil kecil
17

Penggilingan I
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Uji Orlep selama Uji coba 2x
Dibuat tabel uji olep yang dilakukan di Lab

19
4.2. Pembahasan
Pembahasan pada bagian ini terdiri dari 250-500 kata dengan didukung
referensi yang berkaitan dengan acara praktikum produk nugget. Bandingkan dengan
literasi yang anda tulis di TINJAUAN PUSTAKA (BAB II), apakah nugget buatan
kelompok anda sudah sesuai?, atau sebaliknya. Bandingkan data hasil orlep yang
didapat dengan sumber pustaka/referensi yang relevan dengan mengutamakan jurnal
ilmiah dan buku, apakah sudah normal, atau sebaliknya. Disarankan penggunaan
sumber pustaka 15 tahun terakhir.

20
V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengacu dari hasil yang didapat selama praktikum.

5.2 Saran praktikum selanjutnya


---------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------dst (dalam bentuk paragraf).

21
DAFTAR PUSTAKA
(Minimal 10 Pustaka dapat berupa jurnal maupun buku)

22
LAMPIRAN
(lapirkan foto-foto selama kegiatan praktikum, dan berikan judul kegiatan yg
sedangkan dilakukan pd foto tersebut)

23

Anda mungkin juga menyukai