Anda di halaman 1dari 49

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


DENGAN KASUS CYSTITIS PADA NY. G
DI RUANGAN MELON RSUD MADANI PALU

Disusun Oleh :

Disusun oleh :
Andi Zulkifli PO7120321090
AngelineYestiasa PO7120321089
Shania Chairunnisa PO7120321102
Yogi Gunawan PO7120321104
Vhanaya Divani Aulia PO7120321103

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Cystitis merupakan kondisi medis yang sering terjadi dan memengaruhi

banyak individu di seluruh dunia. Makalah ini disusun untuk memberikan

pemahaman yang lebih mendalam tentang penyakit cystitis, termasuk faktor-

faktor yang mempengaruhi, gejala yang muncul, metode diagnosis, serta berbagai

pilihan pengobatan yang tersedia.

Dengan berkembangnya pengetahuan medis dan teknologi, pemahaman

kita tentang cystitis telah mengalami perkembangan yang signifikan. Makalah ini

berusaha untuk menggambarkan secara komprehensif tentang penyakit ini, dari

mekanisme terjadinya infeksi hingga berbagai pendekatan pengobatan yang

diterapkan oleh praktisi medis saat ini.

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang

bermanfaat bagi para pembaca, baik itu individu yang mungkin mengalami gejala

cystitis, tenaga medis, maupun peneliti yang tertarik untuk mengeksplorasi lebih

lanjut tentang kondisi ini.

Saya ingin menyampaikan apresiasi mendalam kepada semua pihak yang

telah memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam

pemahaman lebih lanjut tentang cystiti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Etiologi..........................................................................................................3
C. Patofisiologi..................................................................................................4
D. Pathway.........................................................................................................6
E. Manifestasi klinik..........................................................................................7
F. Penatalaksanaan terapi medis........................................................................7
G. Pemeriksaan penujang...................................................................................9
H. Pengkajian keperawatan..............................................................................10
I. Diagnosis keperawatan...............................................................................11
J. Perencanaan Keperawatan..........................................................................12
BAB III..................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................17
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN............................................................17
B. Diagnosa keperawatan................................................................................31
C. PERENCANAAN/INTERVENSI..............................................................32
D. IMPLEMENTASI / EVALUASI................................................................35
BAB IV..................................................................................................................43
PENUTUP..............................................................................................................43
A. KESIMPULAN...........................................................................................43
B. SARAN.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cystitis adalah suatu kondisi peradangan pada kandung kemih yang

umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini lebih sering terjadi

pada perempuan daripada pada laki-laki, karena anatomi wanita memiliki

uretra yang lebih pendek, sehingga bakteri lebih mudah masuk ke kandung

kemih.

Cystitis dapat menyebabkan gejala yang mengganggu, seperti nyeri

saat buang air kecil, seringnya buang air kecil, perasaan ingin buang air

kecil meskipun kandung kemih belum penuh, serta kadang-kadang terdapat

darah dalam urin. Meskipun tidak umum, cystitis yang sering kambuh atau

tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius seperti

infeksi ginjal.

Pemahaman yang mendalam tentang penyebab, gejala, dan

pengobatan cystitis menjadi penting karena dampaknya yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Selain itu, dengan pengetahuan

yang lebih baik tentang kondisi ini, kita dapat mengambil langkah-langkah

pencegahan yang lebih efektif dan memastikan penanganan yang tepat saat

seseorang mengalami cystitis.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan cystitis?

2. Bagaimana Konsep asuhan keperawatannya?

C. Tujuan

Tujuannya agar pembaca mampu memhami apa itu penyakit

cystitis dan bagaimana konsep asuhan keperawatannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Cystitis adalah peradangan pada kandung kemih yang biasanya

disebabkan oleh infeksi bakteri. Ini adalah kondisi umum yang sering kali

menimbulkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, seringnya buang air

kecil, perasaan ingin buang air kecil meskipun jumlahnya sedikit, dan

kadang-kadang terdapat darah dalam urine.

B. Etiologi

Cystitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya

bakteri. Bakteri yang paling umum menyebabkan cystitis adalah Escherichia

coli (E. coli), sebuah bakteri yang biasanya ditemukan di dalam usus

manusia. Ketika bakteri ini masuk ke saluran kemih dan berkembang biak,

dapat menyebabkan infeksi pada kandung kemih yang dikenal sebagai

cystitis.

1. Infeksi bakteri:

Bakteri yang umumnya berasal dari saluran pencernaan dapat

masuk ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi.

3
2. Irritasi kimia:

Penggunaan produk kimia tertentu, seperti spermisida atau

pewarna dalam beberapa produk pribadi, bisa mengiritasi kandung

kemih dan menyebabkan cystitis.

3. Faktor lainnya:

Faktor seperti cedera, reaksi alergi terhadap produk tertentu, gangguan

sistem kekebalan tubuh, atau kondisi medis tertentu juga dapat berperan

dalam timbulnya cystitis.

C. Patofisiologi

Patofisiologi cystitis melibatkan serangkaian peristiwa yang terjadi

saat terjadinya peradangan pada kandung kemih:

1. Infeksi:

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, bakteri dari saluran

kemih atau lingkungan sekitar masuk ke dalam kandung kemih. Mereka

berkembang biak dan menyebabkan infeksi pada lapisan dinding

kandung kemih.

2. Respon peradangan:

Infeksi ini memicu respons peradangan tubuh, yang

menyebabkan pelepasan zat kimia inflamasi seperti sitokin dan

4
histamin. Hal ini mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan

peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, yang pada

gilirannya menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada jaringan di

sekitar kandung kemih.

3. Gejala:

Peradangan dan iritasi pada kandung kemih menyebabkan

gejala seperti nyeri saat buang air kecil, seringnya buang air kecil,

perasaan ingin buang air kecil meskipun jumlahnya sedikit, dan

terkadang darah dalam urine.

4. Perlindungan tubuh:

Tubuh merespons infeksi dengan mengirimkan sel-sel

kekebalan untuk melawan bakteri. Namun, reaksi ini juga dapat

menyebabkan iritasi tambahan pada kandung kemih.

Proses ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang

signifikan dan mempengaruhi fungsi normal kandung kemih serta

kualitas hidup penderitanya.

5
D. Pathway

6
E. Manifestasi klinik

Manifestasi klinis dari cystitis umumnya meliputi:

1. Nyeri saat buang air kecil (disuria).

2. Perasaan ingin buang air kecil terus-menerus (urgensi buang air

kecil).

3. Seringnya buang air kecil (polidipsia).

4. Rasa tidak nyaman di daerah kandung kemih.

5. Urine yang keruh atau mengandung darah (hematuria).

6. Berkurangnya volume urine yang dikeluarkan.

7. Perasaan seperti masih ada urine yang tersisa setelah buang air

kecil.

F. Penatalaksanaan terapi medis

Penatalaksanaan terapi medis untuk cystitis tergantung pada

penyebabnya dan sering kali melibatkan penggunaan antibiotik untuk

mengatasi infeksi bakteri. Selain itu, beberapa langkah yang bisa membantu

dalam penanganan cystitis meliputi:

1. Antibiotik:

Dokter akan meresepkan antibiotik yang tepat sesuai dengan

jenis bakteri yang menyebabkan infeksi kandung kemih.

7
2. Analgesik:

Penggunaan obat pereda nyeri atau analgesik seperti

parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit atau

ketidaknyamanan saat buang air kecil.

3. Minum air yang cukup:

Minum banyak air dapat membantu membersihkan bakteri

dari kandung kemih dan juga membantu mengurangi gejala.

4. Istirahat:

Istirahat yang cukup juga penting untuk membiarkan tubuh

bertahan melawan infeksi.

5. Penghindaran iritan:

Menghindari produk yang dapat memperparah iritasi pada

kandung kemih, seperti minuman beralkohol, kafein, dan makanan

pedas.

Tetapi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis

yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi individu.

8
G. Pemeriksaan penujang

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis cystitis

meliputi:

1. Analisis Urine:

Pemeriksaan urine akan menunjukkan adanya leukosit (sel

darah putih), eritrosit (sel darah merah), dan bakteri yang merupakan

tanda infeksi kandung kemih. Tes urine juga bisa melibatkan tes strip

untuk deteksi adanya darah, protein, nitrit, dan leukosit.

2. Kultur Urine:

Kultur urine dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri yang

menyebabkan infeksi kandung kemih dan sensitivitasnya terhadap

antibiotik tertentu. Hal ini membantu dokter memilih antibiotik yang

paling tepat untuk mengobati infeksi tersebut.

3. Tes Imaging:

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merujuk untuk

melakukan tes pencitraan seperti ultrasound, CT scan, atau MRI untuk

mengevaluasi kondisi kandung kemih dan organ lainnya jika ada

9
kekhawatiran adanya komplikasi atau penyebab lain dari gejala yang

dialami.

H. Pengkajian keperawatan

Pengkajian yang diperlukan pada klien dengan cystitis menurut

Nursalam dan Fransisca (2011) adalah sebagai berikut:

1. Kaji riwayat gejala infeksi saluran kemih: nyeri, sering berkemih,

mendadak, hestensi dan perubalun warna urine.

2. Kaji hubungan antara infeksi salumn kemih dengan hubungan

kelamin, kontrasepsi, dan kebersihan pribadi

3. Kaji volume urine, warna, konsentrasi dan hau

4. Tanyakan kebiasaan berkemil: personal hygiene, metode

kontrasepsi (jika menggunakan diafragma dan spermatsid di hubungkan

dengan sistisis,

5. Tanyakan passen gejala yang berhubungan dengan cairan

pervagina (keputihan), nasi,disuria merupakan gejala vaginitis atou

PMS (Penyakit Monular Seksual.

6. Pemerksam suprapubik (benjolan)

10
I. Diagnosis keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien dengan cystitis adalah sebagai

berikut:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (D.0077)

2. Ganggun eliminasi urin berhubungan dengan infeksi salun kemih

(D.0040)

3. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan

sekunder(D.0142)

11
J. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan
No. Diagnosa keperawatan
Kriteria hasil Intervensi
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nyeri (I.08238)
diharapkan tingkat nyeri menurun (L.08066) Observasi :
dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Kemampuan menuntaskan aktifitas frekuensi, kualitas, intensitas nyer
menurun - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Meringis menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Sikap protektif menurun memperingan nyeri
- Gelisah menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer
- Kesulitan tidur menurun yang sudah diberikan
- Menarik diri menurun - Monitor efek samping penggunaan
- Berfokus pada diri sendiri menurun analgetik
- Diaforesis menurun Terapeutik :
- Perasaan depresi (tertekan) menurun - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Perasaan takut mengalami cedera berulang mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,

12
menurun hipnosis, akupresur, terapi musik,
- Anoreksia menurun biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
- Perineum terasa tertekan menurun teknik imajinasi terbimbing, kompres
- Uterus teraba membulat menurun hangat/dingin, terapi bermain)
- Ketegangan otot menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
- Pupil dilatasi menurun nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
- Muntah menurun kebisingan)
- Mual menurun - Fasilitasl istirahat dan tidur
- Frekuensi nadi membaik Edukasi :
- Pola napas membaik - Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
- Tekanan darah membaik nyeri
- Proses berpikir membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Fokus membaik - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Fungsi berkemih membaik Anjurkan menggunakan analgetik secara
- Perilaku membaik tepat
- Nafsu makan membaik - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
- Pola tidur membaik mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

13
2. Ganggun eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan manajemen eliminasi urine (I.04152)
(D.0040) diharapkan eliminasi urine (L.04034) membaik Observasi :
dengan kriteria hasil : - Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
- Sensasi berkemih meningkat inkontinensia urine
- Desakan berkemih (urgensi) menurun - Identifikasi faktor yang menyebabkan
- Distensi kandung kemih menurun retensi atau Inkontinensia urine
- Berkemih tidak tuntas (hesitancy) - Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi,
menurun konsistensi, aroma, volume, dan warna)
- Volume residu urine menurun Terapeutik :
- Urin menetes (dribbling) menurun - Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
- Nokturia menurun - Batasi asupan cairan, jika perlu
- Mengompol menurun - Ambil sampel urine tengah (midstream)
- Enuresis menurun alau kultur
- Disuria menurun Edukasi :
- Anuria menurun - Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
- Frekuensi BAK membaik kemih
- Karakteristik urine membaik - Aja pengukur asupan cairan dän haluaran
urine Ajar ngambil spesimen urine

14
midstream
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
- Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
otot panggul/berkemihan
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria
uretra, jika perlu

3. Risiko infeksi (D.0142) Setelah dilakukan asuhan keperawatan pencegahan infeksi (I.14539)
diharapkan tingkat infeksi menurun (L.14137) Observasi :

dengan kriteria hasil : - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal'dan

- Demam menurun sistemik

- Kemerahan menurun Terapeutik :

- Nyeri menurun - Batasi jumlah pengunjung

- Bengkak menurun - Berikan perawatan kulit pada area edema

15
- Fesikel menurun - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
- Cairan berbau busuk menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
- Sputum berwarna hijau menurun - Pertahankan teknik aseptik pada pasien
- Drainase urulen menurun berisiko tinggi
- Pluria menurun Edukasi :
- Periode malaise menurun - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Periode menggigil menurun - Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Letargi menurun - Ajarkan etika batuk
- Gangguan kognitif menurun - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
- Kadar sel darah putih membaik luka operasi
- Kultur darah membaik - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Kultur urine membaik - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- Kultur sputum membaik Kolaborasi :
- Kultur area luka membaik - Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
- Kultur feses membaik

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal masuk : 13 November 2023

Jam masuk : 19.00 wita

Ruang : Melon

No RM : 004848

Dx.medis : Cystitis

Tanggal Pengkajian : 15 November 2023

1. Identitas Klien

Nama : Ny. G

Umur : 58

Jenis kelamin : Wanita

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru

Agama : Islam

Suku : Kaili

Alamat : Guntarano, Tanantovea, Kab. Donggala

2. Identitas Penanggung jawab

Nama : Nn. Gita

Umur :19

Jenis kelamin : Perempuan

17
Pendidikan : D4

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Suku : Kaili

Alamat : Guntarano, Tanantovea, Kab. Donggala

Hubungan dengan klien : Anak

3. Riwayat Penyakit

a. Keluhan utama saat masuk RS :

Nyeri perut kuadran tengah bawah

b. Riwayat keluhan utama :

Pasien masuk pada tanggal 13 November 2023 pukul 21.00.

Pasien mengeluh sakit daerah perut kuadran tengah bawah tembus

sampai belakang, Skala nyeri 7, nyeri sangat menganggu pasien

mengatakan nyeri pertama kali timbul saat sedang melakukan

upacara bendera tiba tiba kaki terasa keram hingga ke perut, nyeri

yang dirasakan seperti tertusuk tusuk, pasien mengatakan nyeri

hilang timbul kadang juga nyeri timbul saat berubah posisi tidur.

c. Keluhan utama saat pengkajian :

Nyeri

18
d. Keluhan lain yang menyertai :

Pasien mengatakan sakit saat buang air kecil, Pasien

mengatakan tidak puas mengeluarkan kencing. Pasien mengatakan

selesai kencing seperti masih tersisa

e. Riwayat kesehatan masa lalu :

Pasien mengatakan dirinya riwayat hypertensi

f. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan kakaknya juga riwayat hypertensi

g. Riwayat alergi (obat dan makanan)

Pasien mengatakan tidak ada alergi pada makanan dan obat

19
4. Genogram

5
8

Ket :
: laki - laki

: perempuan

: meninggal

: pasien

: garis keturunan

: garis perkawinan

: garis serumah

20
5. Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan

No. Keterangan Sehat Sakit


1. Persepsi kesehaan Pasien mengatakan Pasien sangat
kesehatan adalah khawatir jika dirinya
yang terpenting sakit
2. Pola metabolik nutrisi
Frekuensi makan 3 x sehari 3 kali sehari
Nafsu makan Baik Baik
Porsi makan Habis 1 porsi Habis 1 porsi (bubur)
Pantangan makan Tidak makan Hanya makan bubur
Daging
Pola minum Baik Baik
Jumlah cairan/hari ± 1,5 liter ± 1,5 liter
3. Pola istirahat/tidur
Siang ½ jam Tidak tidur
Malam 6-8 jam 6-8 jam
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
4. Pola kebersihan diri
Mandi 2 kali Pasien mengatakan
tidak mandi selama
di rs
Sikat gigi Setiap mandi Pasien mengatakan
tidak pernah sikat
gigi selama di rs
Cuci rambut 2 kali seminggu Pasien mengatakan
tidak cuci rambut
selama di rs
Kebersihan kuku Jarang potong Pasien mengatakan

21
tidak suka kuku
pendek
5. Pola eliminasi
Frekuensi BAB 1-2 kali 1-2 kali
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Padat Padat
Frekuensi BAK 5- 7 kali pasien mengatakan
selalu ingin kencing
8≥ kali (keluar
sedikit)
warna Kuning Kuning
6. Pola aktifitas Bekerja setiap hari Hanya beraktifitas di
Mengajar siswa rumah sakit dan
tempat tidur
7. Pola persepsi diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mampu mengenali dirinya sangat
perannya sebagai khawatir pada
kepala keluarga kesehatanya
8. Pola hubungan peran Pasien mengatakan Pasien mengatakan
dirinya sangat dekat semenjak sakit
dengan anaknya dan dirinya tidak bisa
orang tua bertemu dengan
anaknya dan
saudaranya

22
6. Pemeriksaan Fisik

BB sebelum sakit : 64 kg

BB saat sakit : 64 kg

TB : 155 cm

KU : Sedang

GCS : 15 ( E 4, M 6, V5)

TTV : TD : 150/100 mmHg

N : 107 x / menit

R : 24x / menit

SpO2 : 97 %

S : 36,4º C

a. Kepala dan rambut

Inspeksi : rambut nampak kotor


Palpasi : tidak ada benjolan atau pun lesi
b. Wajah

Inspeksi : Pasien nampak meringis


c. Telinga

Inspeksi : telinga terdapat serumen,


Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Mata

Inspeksi : pupil sokor, sklera putih, konjungtiva


merah muda
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Hidung

23
Inspeksi : tidak ada tanda - tanda peradangan tidak
terdapat kolip
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Mulut

Inspeksi : nampak stomatitis pada bibir bawah dan


lidah, tidak ada karies pada gigi
g. Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan


tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
h. Dada

(jantung)

Inspeksi : tidak ada ruam


Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara sonor
Auskultasi : terdengar suara dup lup
(paru paru)

Inspeksi : tidak ada ruam


Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
i. Abdomen

Inspeksi : Pasien nampak protektif posisi


menghindari nyeri
Auskultasi : bising usus 12x /menit
Perkusi : terdengar suara pekak
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut kuadran
tengah bawah

24
j. Ekstrimitas atas

Inspeksi : tidak ada lesi, terpasang infus rl 20 tpm


kolf ke 5, kuku panjang dan hitam
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5 5

k. Ekstrimitas bawah

Inspeksi : tidak ada lesi


Palpasi : tidak ada nyeri tekan

5 5
l. Kulit

Inspeksi : warna kulit cerah


Palpasi : kulit elastis, kembali dengan cepat bila di
tekan
m. Genitalia

Inspeksi : Tidak terpasang kateter, Tidak ada lesi dan


jejas

25
7. Data Penunjang

Tanggal : 16 November 2023

Hasil laboratorium :

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan/Normal


Hematologi
Hemoglobin 11.6 mg/dl 11.5 – 16.5
Leukosit 11.900 mm3 4.000 – 10.000
Eritrosit 4,2 juta/mm3 3,9 – 5,6
MCV 82 FL 80 - 94
MCH 27pq 27- 31
MCHC 33 gr/dl 32 - 36
RDW 12 % 11 - 14
Hematokrit 34 % 37 – 43
Trombosit 317.000 mm3 150.000 – 400.000
Urine
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Jernih Jernih
pH 6,0 4,5 - 8,0
Leukosit 1–2 0–3
Eritrosit 1–2 0–4
Glitter cells 2–3 negatif

26
Hasil USG : Cystitis

Tanggal :16 november 2023

27
8. Penatalaksanaan terapi medis :

1) Ketorolac 1 amp/ 8 jam /iv


2) Cefoperazone 1 gr/ 12 jam / iv
3) Rl 20 tpm iv
4) Epirizone 3 x 1
5) Tramodol 1 amp
6) Amlodipin 5mg
7) Cairan NaCl 0,9 % 14 tpm iv

9. Klasifikasi data

Data objektif :

- Pasien nampak meringis


- Pasien nampak bersikap protektif posisi menghindari nyeri
- Terdapat nyeri tekan pada perut kuadran tengah bawah
- Td 150/100 mmHg
- N 107x/menit
- Rambut nampak kotor
- Telinga terdapat serumen
- Kuku nampak panjang dan hitam
- Nampak stomatitis pada bibir bawah dan lidah

Data subjektif :

- Pasien mengeluh sakit perut kuadran tengah bawah tembus


belakang
- Pasien mengatakan skala nyeri 7
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
- Pasien Mengatakan sakit saat buang air kecil
- Pasien mengatakan tidak puas mengeluarkan kencing
- Pasien mengatakan selesai kencing seperti masih tersisa

28
- Pasien mengatakan sering buang air kecil 8 ≥ kali
- Pasien mengatakan tidak mandi selama di rs
- Pasien mengatakan tidak pernah sikat gigi selama di rs
- Pasien mengatakan tidak cuci rambut selama di rs
- Pasien mengatakan tidak ingin memototong kukunya

10. Klasifikasi data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Agen pencedera Nyeri akut
- Pasien mengeluh sakit fisiologis
perut kuadran tengah
bawah tembus belakang
- Pasien mengatakan skala
nyeri 7
- Pasien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk
- Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul
DO :
- Pasien nampak meringis
- Pasien nampak bersikap
protektif posisi
menghindari nyeri
- Terdapat nyeri tekan pada
perut kuadran tengah
bawah
- Td 150/100 mmHg
N 107x/menit
2. DS : Iritasi kandung Gangguan
- Pasien Mengatakan sakit kemih eliminasi urine
saat buang air kecil

29
- Pasien mengatakan tidak
puas mengeluarkan
kencing
- Pasien mengatakan selesai
kencing seperti masih
tersisa
- Pasien mengatakan sering
buang air kecil 8 ≥ kali
DO :
- Berkemih tidak tuntas
3. DS : Penurunan Defisit
motifasi dan perawatan diri
- Pasien mengatakan tidak
minat
mandi selama di rs
- Pasien mengatakan tidak
pernah sikat gigi selama di
rs
- Pasien mengatakan tidak
cuci rambut selama di rs
- Pasien mengatakan tidak
suka kuku pendek
DO :

- Rambut nampak kotor


- Telinga terdapat serumen
- Nampak stomatitis pada
bibir bawah dan lidah
- Kuku nampak panjang dan
hitam

30
B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencadera fisiologis d.d nyeri tekan (D.0077)

2. Gangguan eliminasi urin b.d. iritasi kandung kemih d.d

sering kencing (D.0040)

3. Defisit perawatan diri b.d penurunan motivasi d.d kuku

panjang (D.0109)

31
C. PERENCANAAN/INTERVENSI

Perencanaan
No. Diagnosa keperawatan
Kriteria hasil Intervensi
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nyeri (I.08238)
3 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun O:
(L.08066) dengan kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi nyeri non verbal
2. Meringis menurun T:
3. Sikap protektif menurun - Fasilitasi istirahat tidur
4. Frekuensi nadi membaik - Kontrol Lingkungan yang memperberat rasa
Tekanan darah membaik nyeri
E:
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
K:
- Kolaborasi penggunaan analgetik

2. Gangguan eliminasi urin Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen eliminasi urine (I.04152)

32
(D.0040) 3 x 24 jam diharapkan eliminasi urin membaik
(L.04034) dengan kriteria hasil : O:
1. Sensasi berkemih meningkat - Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
2. Berkemih tidak tuntas menurun atau inkontinensia urine
Frekuensi BAK membaik - Monitor eliminasi urine
T:
- Berikan asupan cairan isotonik
E:
- Anjurkan minum yg cukup menjelang tidur
K:
- Kolaborasi penggunaan obat
3. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Dukungan perawatan diri : mandi (I.11352)
(D.O109) 3 x 24 jam diharapkan perawatan diri meningkat O :
( L.11103) dengan kriteria hasil : - Monitor kebersihan tubuh
1. Kemauan mandi meningkat - Monitor integritas kulit
2. Mempertahankan kebersihan diri meningkat T:
3. Minat melakukan perawatan diri meningkat - Sediakan peralatan mandi

33
Mempertahankan kebersihan mulut meningkat E:
- Anjurkan rutin memotong kuku
- Ajarkan kepada keluarga cara memandikan
pasien

34
D. IMPLEMENTASI / EVALUASI

DX Hari/
No. Pukul Implementasi keperawatan Evaluasi
keperawatan tanggal
1. Nyeri akut Rabu 17.10 1. Mengidentifikasi skala nyeri S:
(D.0077) 15/11/1023 2. Mengidentifikasi nyeri non verbal - 18.00 Skala nyeri 5
Hasil : - Pasien mesih mengeluh nyeri
- skala nyeri 7 O:
- terdapat nyeri tekan pada perut - 18.00 Masih terdapat nyeri tekan
kuadran tengah bawah - Pasien nampak meringis
17.30 3. Memfasilitasi istirahat tidur - TD 126/74
4. Mengontrol Lingkungan yang A:
memperberat rasa nyeri - Nyeri akut sedikit teratasi
Hasil : P:
- Di sediakan tempat tidur - Intervensi dilanjutkan
- Suhu ruangan di turunkan 20º 1. Mengidentifikasi Skala nyeri
17.33 5. Menjelaskan penyebab dan pemicu 2. Mengidentifikasi nyeri non
nyeri verbal

35
Hasil : 3. Menganjurkan istirahan dan
- Bakteri yang menginfeksi saluran Kolabroasi penggunaan obat
kemih
6. Mengkolaborasi penggunaan obat
15.05 Hasil :
23.00 - Inj. Ketorolac 1 amp iv
- Inj. ketorolac 1 amp iv
2. Gangguan Rabu 17.00 1. Mengidentifikasi faktor yang S:
eliminasi urin 15/11/2023 menyebabkan retensi atau - Pasien mengatakan setiap habis
(D.0040) inkontinensia urine minum selalu ingin kencing
2. Memonitor eliminasi urine O:
Hasil : - Pasien nampak sering ke toilet
- Bakteri yang menginfeksi saluran - Berkemih tidak tuntas
kemih A:
- 8 > kali - Gangguan eliminasi urin belum
17.00 3. Memberikan asupan cairan isotonik teratasi
Hasil : P:

36
- RL 20 tpm 8jm - Intervensi dilanjutkan
4. Menganjurkan minum yg cukup 1. Memonitor eliminasi urine
menjelang tidur 2. Kolaborasi penggunaan obat
19.00 5. Mengkolaborasi penggunaan obat
Hasil :
Inj. Cefoperazone 1g iv
3. Defisit perawatan Rabu 17.00 1. Memonitor kebersihan tubuh S:
diri (D.O109) 15/11/2023 2. Memonitor integritas kulit - Pasien mengatakan hanya
Hasil : membersikan badan menggunakan
- Kuku panjang tisue
- Kulit lembab - Pasien mengatakan lebih suka kuku
17.05 3. Menyediakan peralatan mandi panjang
Hasil : O:
- tersedia kamar mandi - Minat perawatan diri kurang
17.15 4. Anjur kan rutin memotong kuku A:
5. Ajarkan kepada keluarga cara - Defisit perawatan diri sedikit
memandikan pasien teratasi

37
Hasil : P:
- Pasien justru suka kukunya - Intervensi dilanjukan
panjang 1. Anjurkan rutin membersihkan
Pasien hanya membersihkan badan badan
menggunakan tisue
4. Nyeri akut Kamis 1. Mengidentifikasi Skala nyeri S:
(D.0077) 16/11/2023 2. Mengidentifikasi nyeri non verbal - 21.00 Skala nyeri 5
Hasil : - Pasien mesih mengeluh nyeri
- skala nyeri 5 O:
- terdapat nyeri tekan pada perut - 21.00 Masih terdapat nyeri tekan
kuadran tengah bawah - Meringis menurun
3. menganjurkan istirahat dan Kolabroasi - TD 114/73
penggunaan obat A:
07.00 Hasil : - Nyeri akut cukup teratasi
- Eperisone 1 tab P:
- Ketorolac 1 amp - Intervensi dilanjutkan
15.00 - Ketorolac 1 amp 1. Mengidentifikasi Skala nyeri
- Tarmadol drips dalam nacl 0.9 % 2. Mengidentifikasi nyeri non

38
16.00 14 tpm 1 siklus verbal
- Ketorolac 1amp 3. Menganjurkan istirahan dan
23.00 Kolabroasi penggunaan obat
5. Gangguan Kamis 21.00 1. Memonitor eliminasi urine S:
eliminasi urin 16/11/2023 Hasil : - Pasien mengatakan setiap habis
(D.0040) - 8x minum selalu ingin kencing
2. Kolaborasi penggunaan obat O:
Hasil : - Pasien nampak sering ke toilet
19.00 - Inj. Cefoperazone 1g iv A:
- Gangguan eliminasi urin cukup
teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor eliminasi urine
Kolaborasi penggunaan obat
6. Defisit perawatan Kamis 19.00 1. Menganjurkan rutin membersihkan S:
diri (D.O109) 16/11/2023 badan - Pasien mengatakan hanya
membersikan badan menggunakan

39
Hasil : tisue
- Pasien membersihkan badannya O:
menggunakan tisue basah - Pasien dalam sehari 2 kali
membersihkan bdan menggunakan
tisue
A:
- Defisit perawatan diri cukup teratasi
P:
Intervensi dilanjukan
menganjurkan rutin membersihkan
badan
7. Nyeri akut Jumat 12.00 1. Mengidentifikasi Skala nyeri S:
(D.0077) 17/11/2023 2. Mengidentifikasi nyeri non verbal - 12.00 Skala nyeri 3
Hasil : - Pasien mengatakan nyeri hilang
- Skala nyeri 3 timbul
- terdapat nyeri tekan pada perut O:
kuadran tengah bawah - 12.00 Masih terdapat nyeri tekan
3. Menganjurkan istirahat dan

40
Kolabroasi penggunaan obat - Meringis menurun
Hasil : - TD 118/77
- Eperisone 1 tab A:
07.00 - Ketorolac1 amp - Nyeri akut cukup teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan dirumah
- menganjurkan istirahat yang cukup
8. Gangguan Jumat 12.00 1. Memonitor eliminasi urine S:
eliminasi urin 17/11/2023 Hasil : - Pasien mengatakan setiap habis
(D.0040) - ± 5 kali dari pagi minum selalu ingin kencing
2. Kolaborasi penggunaan obat O:
Hasil : -
07.00 - Inj. Cefoperazone 1g iv A:
- Gangguan eliminasi urin cukup
teratasi
P:
Intervensi dihentikan
9. Defisit perawatan Jumat 07.00 1. menganjurkan rutin membersihkan S:

41
diri (D.O109) 17/11/2023 badan
hasil : - Pasien mengatakan hanya
- Pasien membersihkan badannya membersikan badan menggunakan
menggunakan tisue basah tisue
O:
- Pukul 08.00 Pasien membersihkan
badan menggunakan tisue
A:
- Defisit perawatan diri cukup teratasi
P:
Intervensi dilanjukan di rumah
1. menganjurkan rutin
membersihkan badan
menganjurkan memotong kuku secara
rutin

42
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Cystitis adalah peradangan pada kandung kemih yang

umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya termasuk sering

buang air kecil, rasa terbakar saat buang air kecil, dan nyeri di sekitar

daerah kandung kemih. Diagnosis biasanya melalui pemeriksaan urin

dan pengobatannya dapat melibatkan antibiotik serta perubahan gaya

hidup untuk mencegah infeksi berulang.

B. SARAN

berikut beberapa saran untuk membuat makalah tentang

penyakit cystitis:

1. Pengenalan

Mulailah dengan pengenalan tentang cystitis, termasuk

definisi, jenis, dan faktor risiko yang terkait dengan kondisi ini.

2. Penyebab

Jelaskan penyebab utama cystitis, seperti infeksi bakteri

pada saluran kemih atau faktor lain yang dapat memicu kondisi

ini, seperti iritasi kimia atau radiasi.

43
3. Gejala

Gambarkan gejala yang sering terjadi pada cystitis,

seperti sering buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, atau

perubahan warna urin.

4. Diagnosis

Jelaskan metode diagnosis yang digunakan untuk

mengonfirmasi cystitis, termasuk pemeriksaan fisik, tes urin, dan

pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan.

5. Pengobatan

Bahas berbagai opsi pengobatan yang tersedia, termasuk

antibiotik, obat pereda nyeri, dan strategi pengobatan alternatif

atau komplementer.

6. Pencegahan

Berikan informasi tentang langkah-langkah pencegahan

cystitis, seperti menjaga kebersihan pribadi yang baik, minum

cukup air, dan cara lain untuk mengurangi risiko terkena penyakit

ini.

7. Dampak psikologis dan Sosial

Tinjau dampak psikologis dan sosial yang mungkin

dimiliki oleh individu yang mengalami cystitis, seperti stres atau

perubahan dalam aktivitas sehari-hari.

44
8. Penelitian Terkini

Sertakan penelitian terkini, temuan, atau terapi yang

sedang dikembangkan dalam penanganan cystitis

9. Kesimpulan

Ringkaslah poin-poin penting yang telah dibahas dan

berikan kesimpulan yang jelas tentang pentingnya pemahaman

tentang cystitis dan langkah-langkah untuk mengelola atau

mencegahnya.

45
DAFTAR PUSTAKA

Pokja, T. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakara


Selatan : DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta


Selatan: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . jJakarta


Selatan: DPP PPNI.

Jurnal ilmiah: "Cystitis: A Review of Clinical Diagnosis and Management"


oleh Foxman B. di jurnal The American Journal of Medicine.

Termaat RM, Mulvey MA, The influence of the host on bacterial


morphology, physiology and gene expression during urinary tract
infection. Nat Rev Microbiol. 2021 Jun;19(6):323-336.

Flores-Mireles AL, Walker JN, Caparon M, Hultgren SJ. Urinary tract


infections: epidemiology, mechanisms of infection and treatment
options. Nat Rev Microbiol. 2015 May;13(5):269-84.

Stamm WE, Norrby SR. Urinary tract infections: disease panorama and
challenges. J Infect Dis. 2001 Nov;183 Suppl 1:S1-4.

46

Anda mungkin juga menyukai