Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FISIOLOGI PENYAKIT YANG DAPAT MENYERTAI KEHAMILAN

Oleh :

Patrisia
105019020

YAYASAN PENDIDIKAN CENDRAWASIH


AKADEMI KEBIDANAN PALU
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji tuhan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayat nya,sehingga makalanya mengenai “Manajemen Fisiologi
Penyakit yang Dapat Menyertai Kehamilan” dapat kami susun dengan baik .
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun terimakasih kepada semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu memberi dukungan, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian
makalah ini jauh dari sempurna .oleh karena itu , kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
SAMPUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1. Penyakit TBC (Tuberkulosis)................................................................ 2
2. Penyakit Ginjal...................................................................................... 3
3. Penyakit Jantung.................................................................................. 5
4. DM (Diabetes melitus))......................................................................... 7
5. Asma.................................................................................................... 7
6. Typus Abdominimalis............................................................................ 8
7. Hepatitis............................................................................................... 9
8. Malaria.................................................................................................. 12
9. Rubella................................................................................................. 14
10. Herpes.................................................................................................. 16
11. Varicella................................................................................................ 17
12. Infeksi saluran kemih............................................................................ 18
13. CMV (Cytomegalo Virus)...................................................................... 19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 22
B. Sarang.................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis, namun
setiap ibu hamilmenghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya, oleh
karena itu ibu hamil harusmendapatkan pelayanan antenatal dari tenaga
kesehatan yang professional, yakni seorang bidan untuk mengantisipasi
resiko dan penyulit persalinan.ANC atau pemeriksaan kehamilan antenatal
adalah pemeriksaan kehamilan untukmengoptialkan kesehatan mental dan
fisik ibu hami sehingga mampu menghadapi persalinan,nifas, persiapan
pemberian ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.Dalam
setiap kehamilan tentu tidak selamanya aman dan sesuai dengan yang
diharapkan,kadang adakalanya ibu hamil tersebut menderita suatu penyakit
sehingga berpebgaruh besarterhadap kehamilan, persalinan, dan bahkan
nifasnya. Sebenarnya tidak ada seorang punwanita hamil yang menginginkan
kehamilannya disertai dengan penyakit, namun dilapanganini sering kita
temui.
Dan penyakit penyerta kehamilan ini sering kali menjadi menyumbangkan
angka kematianibu dan bahkan bayi. Ada beberapa penyakit yang dapat
menyertai kehamilan, da penyakit tersebut tidak main-main terhadap
keselamatan bayi.

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Penyakit TBC (Tuberkulosis)


TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru
akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. menimbulkan gejala berupa batuk
yang berlangsung lama lebih dari 3 minggu, biasanya berdahak, dan terkadang
mengeluarkan darah.
Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa
menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan
ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin.
Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya
rendah, misalnya penderita HIV.
Gejala tuberkulosis :
 Demam
 Lemas
 Berat badan turun
 Tidak nafsu makan
 Nyeri dada
 Berkeringat di malam hari
Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto
Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux).
TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat
sesuai dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu
minum beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan).
Obat itu umumnya berupa:
1. Isoniazid
2. Rifampicin
3. pyrazinamide.
Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin BCG yang disarankan
dilakukan sebelum bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat
dilakukan dengan cara:

2
 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

2. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan yang
terjadi pada ginjal. Penyakit ginjal akan mengganggu fungsi organ ini untuk
membersihkan dan menyaring limbah atau racun dari darah.
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk seperti kacang yang berada
di area punggung bagian bawah. Saat ginjal mengalami gangguan, beragam
komplikasi mulai dari penumpukan limbah dan racun, anemia, serta
gangguan elektrolit, bisa terjadi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga
kesehatan ginjal dan melakukan pencegahan penyakit ginjal sejak dini.
Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis
Kerusakan ginjal pada kondisi ini menyebabkan penurunan fungsi
ginjal secara bertahap selama lebih dari 3 bulan, gagal ginjal kronis sering
disebabkan oleh diabetes tipe 1 dan 2, hipertensi, penyakit autoimun, atau
penyakit infeksi pada ginjal.
Gagal ginjal akut
Pada penyakit ginjal ini, terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba
gagal ginjal akut sering disebabkan oleh kekurangan cairan dan darah,
cedera pada ginjal, atau sumbatan yang menyebabkan kembalinya cairan ke
ginjal.
Batu ginjal
Penyakit batu ginjal ini disebabkan oleh penumpukan zat dan mineral
yang kemudian membentuk batu di ginjal. Kondisi ini sering dipicu oleh
penyakit asam urat atau infeksi saluran kemih.
Penyakit ginjal polikistik
Penyakit ginjal polikistik menyebabkan terbentuknya kista-kista
(kantong-kantong berisi cairan) di ginjal, dan penyebabnya adalah kelainan
genetik.
Infeksi ginjal

3
Infeksi ginjal bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Penyakit
ginjal ini juga dapat terjadi akibat penyebaran infeksi pada saluran kemih ke
ginjal.
Penyebab Penyakit Ginjal
Ada beberapa faktor yang secara umum bisa meningkatkan risiko
terjadinya penyakit ginjal, yaitu:
 Menderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit hati
 Memiliki keluarga yang juga menderita penyakit ginjal
 Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal yang berulang
 Menderita obesitas
 Memiliki pola makan yang tinggi kandungan garam atau gula
 Memiliki kebiasaan jarang minum air putih sehinga meningkatkan risiko
kekurangan cairan
 Berusia lanjut
 Memiliki sistem imun yang lemah atau menderita penyakit autoimun
 Memiliki kelainan bentuk ginjal
Selain itu, paparan zat kimia tertentu secara berlebihan,
seperti melamin, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal.
Gejala Penyakit Ginjal
Ginjal merupakan sepasang organ dengan bentuk menyerupai kacang
merah yang terletak di area punggung bawah, tepatnya di bawah tulang
rusuk. Ginjal merupakan organ yang sangat penting dan memiliki beragam
fungsi.
Beberapa fungsi ginjal adalah untuk menyaring limbah dan racun dari
darah, menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa di dalam
tubuh, menstimulasi pembentukan sel darah merah, mengatur tekanan
darah, serta membantu pengaktifan vitamin D.
Penyakit ginjal akan mengganggu fungsi-fungsi tersebut. Secara
umum, ada beberapa gejala yang bisa mengindikasikan gangguan pada
ginjal, yaitu:
 Penurunan volume urine
 Perubahan warna pada urine, termasuk urine keruh atau bercampur
darah
 Pembengkakan pada tungkai

4
 Muncul nyeri pada punggung bagian bawah, nyeri nya dapat menjalar ke
perut bawah atau selangkangan
 Muncul nyeri saat buang air kecil
 Muncul kram kram otot dan kedutan
 Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan
 Sering merasa kelelahan dan sesak napas
 Kulit terasa gatal yang tidak diketahui penyebab pastinya
 Peningkatan tekanan darah
 Anemia

3. Penyakit Jantung

Pengertian Penyakit Jantung


 Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan.
Bentuk gangguan itu sendiri bermacam-macam, bisa berupa gangguan pada
pembuluh darah jantung, katup jantung, atau otot jantung. Penyakit jantung juga
dapat disebabkan oleh infeksi atau kelainan lahir.
Jantung adalah otot yang terbagi menjadi empat ruang. Dua ruang
terletak di bagian atas, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri. Sementara dua
ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik) kanan dan kiri. Di
antara ruang kanan dan kiri tersebut, ada dinding otot (septum) yang
mencegah darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin oksigen.
Jantung juga memiliki katup yang berfungsi mengatur aliran darah
antara atrium dan ventrikel. Katup-katup ini akan terbuka dan tertutup
bergantian sesuai dengan denyut jantung.
Fungsi utama jantung adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke
seluruh bagian tubuh. Jika seluruh organ tubuh telah menggunakan oksigen,
darah yang miskin oksigen akan kembali ke jantung, kemudian kembali ke
paru-paru untuk diisi dengan oksigen.
Setelah diperkaya dengan oksigen di paru-paru, darah akan kembali
ke jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sebagian darah kaya oksigen
tersebut juga akan dialirkan ke organ jantung sendiri melalui pembuluh darah
koroner yang menyelimuti seluruh bagian jantung. Siklus peredaran darah
tersebut terjadi secara berulang-ulang.

5
Jantung juga memiliki dua selaput yang bernama perikardium.
Fungsinya adalah untuk melindungi jantung, menjaga jantung tetap pada
tempatnya, dan mencegah terjadinya luka akibat gesekan ketika berdenyut.
Patut diketahui, penderita penyakit jantung merupakan kelompok orang
yang rentan mengalami COVID-19 dengan gejala berat. Jika Anda menderita
penyakit jantung dan mengalami gejala COVID-19, sebaiknya periksakan diri ke
dokter. Klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan
terdekat:
 Rapid Test Antibodi
 Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
 PCR
Jenis Penyakit Jantung
Istilah penyakit jantung meliputi beragam gangguan pada jantung, antara
lain:
 Penyakit arteri koroner (penyakit jantung koroner), yaitu penyempitan
pada pembuluh darah jantung
 Aritmia atau gangguan pada irama jantung
 Penyakit jantung bawaan, yaitu kelainan jantung sejak lahir
 Kardiomiopati atau gangguan pada otot jantung
 Infeksi jantung, baik akibat akibat bakteri, virus, maupun parasit
 Penyakit katup jantung, yaitu gangguan pada salah satu atau keempat
katup jantung
Gejala Penyakit Jantung
Gejala penyakit jantung tergantung pada jenis penyakit jantung yang
dialami oleh penderita. Namun, gejala yang biasanya muncul akibat penyakit
jantung adalah:
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Pembengkakan di tungkai
 Lemas
 Pingsan
Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Jantung
Penanganan penyakit jantung tergantung pada jenis penyakit yang
diderita. Metode pengobatannya bisa dengan perubahan gaya hidup menjadi

6
lebih sehat, pemberian obat-obatan, dan tindakan operasi, seperti
transplantasi jantung.
Penyakit jantung dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor
risikonya. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
 Tidak merokok
 Berolahraga rutin
 Mengonsumsi makanan sehat bergizi lengkap dan seimbang
4. Diabetes
Diabetes adalah suatu kondisi yang terpengaruh oleh kehamilan dan
sekaligus mempengaruhi jalannya kehamilan itu sendiri. Jika Anda sudah
memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk memiliki bayi yang berbobot besar (yang meningkatkan risiko
kelahiran sulit), memiliki persalinan yang diinduksi, menjalankan operasi
caesar, melahirkan bayi cacat lahir bawaan (terutama kelainan jantung dan
sistem saraf), gangguan pernapasan semenjak saat bayi lahir, dan
mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth). Bayi Anda juga memiliki
risiko untuk mengembangkan obesitas atau diabetes di kemudian
hari.Penting bagi wanita dengan diabetes untuk mengelola kadar gula darah
mereka sebelum hamil. Kadar gula tinggi dapat menyebabkan cacat lahir
selama beberapa minggu awal kehamilan, seringnya sebelum mereka tahu
bahwa mereka hamil. Mengontrol kadar gula darah, rutin menggunakan
insulin, dan mengonsumsi multivitamin dengan 40 mikrogram asam folat
setiap hari dapat membantu mengurangi risiko ini. Sayangnya, kehamilan
membuat diabetes jauh lebih sulit untuk dikontrol; pada umumnya, gula
darah dan kebutuhan insulin akan meningkat selama kehamilan.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko untuk Anda sendiri dan
kesehatan bayi Anda adalah untuk memastikan diabetes Anda terkontrol
sebelum Anda hamil. Konsultasi dengan dokter kandungan atau spesialis
diabetes Anda untuk saran. Anda harus dirujuk ke klinik pra-konsepsi khusus
pasien diabetes untuk dukungan sebelum Anda mencoba hamil.

5. Asma
Kecil kemungkinannya untuk kehamilan menyebabkan asma jika Anda
tidak pernah memiliki kondisi ini sebelumnya. Tapi, asma adalah kondisi

7
medis serius yang memiliki potensi menyulitkan, seringnya tidak terduga,
pada keselamatan kehamilan Anda. Ketika wanita yang memiliki asma hamil,
penelitian sepertiga pasien membaik, sepertia memburuk, dan sepertiga
terakhir tidak menunjukkan perubahan apapun, dilansir dari NHS.
Sebuah tinjauan studi tentang asma dan kehamilan menemukan
bahwa jika gejala asma memburuk, kemungkinan besar terjadi pada
trimester kedua dan ketiga (setelah sekitar 13 minggu), dengan puncak di
bulan keenam. Studi lain menemukan bahwa gejala yang paling buruk terjadi
antara di minggu 24 hingga 36 — setelah ini, gejala menurun dan sekitar
90% wanita tidak memiliki gejala asma selama persalinan atau kelahiran.
Kehamilan dapat mempengaruhi pasien asma dalam berbagai cara.
Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dapat mempengaruhi
hidung, sinus, dan juga paru-paru. Peningkatan hormon estrogen selama
kehamilan berkontribusi terhadap kemacetan kapiler (pembuluh darah kecil)
di lapisan hidung, yang bisa menyebabkan hidung tersumbat selama
kehamilan (terutama selama trimester ketiga). Lonjakan progesteron
menyebabkan peningkatan pernapasan, dan perasaan sesak napas
mungkin dialami sebagai hasil dari peningkatan hormon. Rangkaian
peristiwa ini mungkin disalahpahami dengan atau menambah alergi atau
pemicu lain dari asma.

6. Typus apdominalis
Penyakit tipes sering disebut juga dengan demam tifoid. Penyakit ini
merupakan infeksi yang disebabkan bakteri Salmonella typhi yang bisa
ditularkan antarmanusia, terutama menyerang anak-anak.
Penyakit tipes bisa terjadi apabila terjadi kontaminasi melalui makanan
atau minuman, serta kontak langsung dengan penderita. Penyakit tipes
sering terjadi di negara yang memiliki tingkat kesadaran sanitasi rendah. Jika
sampai terjangkit, dibutuhkan penanganan dini supaya penyakit tipes tidak
sampai berakibat fatal.
Perbedaan Penyakit Tipes dan Tifus
Dikarenakan nama dan pengucapannya mirip, banyak orang mengira
tipes dan tifus adalah penyakit yang sama. Padahal, tifus disebabkan jenis

8
bakteri yang berbeda dari tipes atau demam tifoid. Jika tipes disebabkan
bakteri Salmonella typhi, bakteri penyebab tifus adalah Rickettsia typhi.
Bakteri ini bisa dibawa oleh kutu atau tungau pada tikus dan kemudian
menginfeksi manusia. Gejala tipes dan tifus memang hampir sama, yaitu
demam tinggi, sakit perut, sakit punggung, batuk kering, sakit kepala, nyeri
sendi dan otot, mual, serta muntah.
Penyebab Penyakit Tipes pada Anak & Dewasa
Anak-anak bisa terjangkit penyakit tipes jika tidak memperhatikan
higienitas atau kebersihan diri. Jika seseorang sakit tipes, akan terdapat
bakteri pada tinjanya yang lalu bisa bertahan selama berminggu-minggu di
sistem pembuangan. Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan anak
terinfeksi bakteri Salmonella typhi:
- Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi.
- Higienitas buruk, misalnya jarang mencuci tangan terutama setelah
menggunakan toilet atau sebelum makan.
- Makan di areal yang dekat dengan sistem pembuangan atau got.
- Makan buah atau sayuran yang tidak dicuci/dimasak dengan baik.
- Terluar dari air liur (batuk/ bersin) yang mengontaminasi
makanan/minuman.
Gejala Awal Tipes
Penyakit tipes memiliki gejala yang tertunda yaitu sekitar 1-2 minggu
setelah infeksi yang terjadi. Gejala awal tipes bisa bersifat ringan hingga
berat dengan tanda:
- Demam tinggi yang terus naik hingga mencapai 39-40 derajat Celcius dan
bisa bertahan hingga beberapa hari.
- Sakit kepala yang terasa berat dan terus menerus akibat infeksi.
- Sakit tenggorokan dan kehilangan nafsu makan.
- Lidah terasa kelu atau berat.
- Kecapekan sehingga anak sering tidur lama atau sulit duduk jika tidak
dibantu/tidak bertenaga.
- Sakit perut atau perut kembung.
- Sembelit.
- Diare.

9
- Bintik-bintik kecil yang timbul di bagian perut atau dada.

7. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis bisa
disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau
penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-
obatan tertentu, atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh infeksi virus,
hepatitis bisa menular. Hepatitis ditandai dengan munculnya gejala berupa
demam, nyeri sendi, nyeri perut kanan, dan penyakit kuning. Hepatitis dapat
bersifat akut (cepat dan tiba-tiba) maupun kronis (perlahan dan bertahap).
Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis dapat menimbulkan komplikasi,
seperti gagal hati, sirosis, atau kanker hati (hepatocellular carcinoma).
Penyebab Hepatitis
Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun,
penyebab yang paling sering adalah infeksi virus. Berikut adalah beberapa
jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus:
 Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV).
Hepatitis A ditularkan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi feses penderita hepatitis A yang mengandung virus
hepatitis A.
 Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV).
Hepatitis B dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan
tubuh penderita hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana
penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani.
 Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV).
Hepatitis C juga ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi
saat berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum
suntik bekas penderita hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C,
bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati jalan lahir ketika
persalinan.

10
 Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV).
Hepatitis D merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa
bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam
tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui
darah dan cairan tubuh lainnya.
Alkohol secara berlebihan bisa menyebabkan peradangan pada hati
(hepatitis) dan menimbulkan kerusakan permanen pada sel-sel hati,
sehingga fungsi hati akan terganggu. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat
berkembang menjadi gagal hati dan sirosis.
Obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan melebihi dosis dan paparan racun juga dapat
menyebabkan peradangan pada hati. Kondisi ini disebut toxic hepatitis.
Penyakit autoimun
Pada hepatitis yang disebabkan oleh penyakit autoimun, sistem imun
tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati sehingga menimbulkan
peradangan dan kerusakan sel.
Faktor Risiko Hepatitis
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
hepatitis adalah:
- Kurang menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan sebelum
makan
- Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus hepatitis atau makanan
yang tidak dimasak hingga matang
- Berbagi penggunaan barang pribadi dan jarum suntik dengan orang lain
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan penderita hepatitis
akibat infeksi virus
- Memiliki penyakit infeksi akut dan kronis
- Memiliki penyakit autoimun
- Memiliki riwayat hepatitis dalam keluarga
- Sering menerima transfusi darah, terutama bila darah yang didonorkan
tidak melalui pemeriksaan ketat atau alat yang digunakan tidak bersih
Gejala Hepatitis

11
Pada tahap awal, penderita hepatitis biasanya tidak merasakan gejala
apa pun, sampai akhirnya penyakit ini menyebabkan kerusakan dan
gangguan fungsi hati. Pada hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus,
gejala hepatitis akan muncul setelah penderita melewati masa inkubasi.
Masa inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda, yaitu sekitar 2 minggu
sampai 6 bulan.
Berikut adalah beberapa gejala umum yang muncul pada penderita hepatitis:
- Mual
- Muntah
- Demam
- Kelelahan
- Feses berwarna pucat
- Urine berwarna gelap
- Nyeri perut
- Nyeri sendi
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan atau penyakit kuning
8. Malaria
Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui
gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan
menggigil.
Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, malaria bisa
sembuh secara total bila ditangani dengan tepat. Namun jika tidak ditangani,
penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan anemia berat, gagal
ginjal, hingga kematian.Di Indonesia, jumlah penderita malaria cenderung
menurun dari tahun ke tahun. Namun, beberapa provinsi di Indonesia masih
banyak yang menderita malaria, terutama di wilayah timur Indonesia, yaitu
Papua dan Papua Barat. Sementara itu, provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah
masuk ke dalam kategori provinsi bebas malaria.
Gejala Malaria

12
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk.
Munculnya gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil,
demam dan sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas
sebelum suhu tubuh kembali normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul
mengikuti siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali
(kuartana).
Penyebab Malaria
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat
parasit malaria di dalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut
menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit ini akan
menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah merah.
Parasit malaria ini bernama Plasmodium. Jenis Plasmodium
bermacam-macam, dan akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan
serta pengobatannya.
Diagnosis Malaria
Bila seseorang mengalami gejala malaria, dokter akan menanyakan
apakah ia tinggal atau baru saja bepergian ke daerah yang banyak kasus
malaria. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik
cepat malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah penderita di bawah
mikroskop. Tujuan pemeriksaan darah di bawah mikroskop adalah untuk
mendeteksi parasit penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya.
Perlu diketahui, pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari sekali
dan menunggu waktu demam muncul.
Pengobatan Malaria
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang
berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat
antimalaria.
Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab
malaria, tingkat keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah
ditinggali penderita. Penyakit malaria pada anak-anak bisa ditangani oleh
dokter anak konsultan penyakit infeksi tropis.
Komplikasi Malaria

13
Beberapa komplikasi serius yang disebabkan oleh malaria, di
antaranya anemia berat, hipoglikemia, kerusakan otak, dan banyak organ
gagal berfungsi. Komplikasi tersebut dapat berakibat fatal dan lebih rentan
dialami oleh balita serta lansia
Pencegahan Malaria
Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat
meresepkan obat antimalaria sebagai pencegahan jika seseorang
berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus malarianya.
Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk
dengan memasang kelambu pada tempat tidur, menggunakan pakaian
lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim atau
semprotan antinyamuk. Langkah pencegahan gigitan nyamuk juga penting
untuk selalu dilakukan pada anak-anak.

9. Rubella
Pengertian Rubella
Rubella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Dikenal
juga sebagai campak Jerman, yang biasanya menyerang anak-anak dan
remaja. Rubella sendiri merupakan penyakit yang berbeda dari campak,
tetapi memiliki kesamaan karena sama-sama menyebabkan ruam
kemerahan pada kulit.
Untuk wanita hamil yang usia kehamilannya belum 5 bulan, jika
terserang rubella harus diwaspadai. Hal tersebut karena rubella berpotensi
untuk menimbulkan sindrom rubella kongenital yang bisa berdampak pada
bayi setelah kelahiran. Apa yang terjadi pada bayi dengan ibu yang terinfeksi
rubella? Kondisi-kondisi berikut ini yang bisa terjadi:
- Tidak mendengar atau tuli.
- Katarak.
- Penyakit jantung kongenital.
- Paru-paru, organ hati, hingga otak tidak dapat berfungsi secara normal.
Penyebab Rubella

14
Rubella berasal dari virus rubella yang bisa menyebar dengan begitu
mudah dan biasanya melalui saluran pernapasan. Prosesnya adalah ketika
pengidap rubella bersin atau batuk, kemudian percikan liurnya tanpa sengaja
terhirup oleh orang-orang di dekatnya, sehingga menjadi jalan penyebaran
rubella.
Rubella juga bisa ditularkan melalui berbagi makanan atau minuman
dengan pengidap. Menyentuh beberapa bagian tubuh, seperti mata, hidung,
atau mulut juga seharusnya jangan dilakukan setelah memegang benda
yang sudah terkena virus rubella.
Selain proses yang sudah dijelaskan di atas, rubella juga bisa
menyebar dari ibu hamil ke anak dalam kandungan melalui aliran darah.
Masa inkubasi pengidap rubella berlangsung satu atau dua minggu
sebelum timbulnya ruam sampai sekitar satu atau dua minggu setelah ruam
menghilang. Orang yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya sebelum
orang tersebut mengalami gejala rubella.
Era sekarang penyakit rubella sudah jarang sekali ditemui, kecuali jika
seseorang tidak mendapatkan vaksinasi. Ibu hamil menjadi orang yang
paling berisiko terinfeksi rubella.
Gejala Rubella
Anak-anak yang mengidap rubella, umumnya mengalami gejala yang
lebih ringan jika dibandingkan pengidap yang sudah berusia dewasa.
Penyakit ini memakan waktu 14 hingga 21 hari sejak terjadinya pajanan
hingga timbulnya gejala. Berikut ini beberapa gejala umum rubella yang
terjadi:
- Sakit kepala.
- Iritasi ringan pada mata.
- Demam.
- Hidung tersumbat.
- Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan muncul di sekitar kulit wajah,
kemudian menyebar ke badan, tangan dan kaki.
Rasa nyeri pada sendi.

15
Ketika pengidap terinfeksi, maka virus akan menyebar ke seluruh
tubuh hanya dalam waktu 5 hingga 7 hari. Sebaiknya segera periksakan ke
dokter, jika kamu atau anak mengalami gejala-gejala di atas.
Diagnosis Rubella
Diagnosis yang dilakukan oleh dokter bisa melalui pemeriksaan
sampel liur (saliva sample) dan juga memeriksa sampel darah (blood
sample) yang bertujuan untuk memeriksa keberadaan antobodi rubella.
Jika setelah dilakukan pemeriksaan tersebut ditemukan antibodi
rubella, menunjukan bahwa orang tersebut pernah terinfeksi rubella, atau
sedang terinfeksi penyakit tersebut. Selain itu, adanya keberadaan akan
antibodi rubella dalam tubuh seseorang bisa saja menunjukan bahwa orang
tersebut sudah melakukan vaksinisasi rubella.
Pengobatan Rubella
Infeksi rubella yang ringan umumnya tidak membutuhkan perawatan
medis khusus, tetapi beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan di rumah
untuk mengurangi gejalanya:
- Mengonsumsi obat penurun demam untuk menurunkan suhu tubuh dan
meredakan rasa nyeri pada sendi.
- Istirahat yang cukup.
- Meminum air hangat yang dicampur dengan madu dan lemon.
- Meminum air putih yang banyak agar tidak terjadi dehidrasi.
Pencegahan Rubella
Pencegahan terbaik adalah dengan memberi vaksinasi sesuai dengan
jadwal imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah. Pemberian vaksin
MMR pertama dilakukan pada usia 15 bulan, dan diberikan untuk kedua
kalinya pada saat anak menginjak usia 5 tahun. Vaksinasi juga dapat
diberikan sebelum bepergian ke tempat yang endemik rubella serta minimal
satu bulan sebelum menjalani kehamilan.

10. Herpes
Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus herpes yang dapat
menginfeksi dan bertahan di tubuh manusia untuk waktu yang lama. Virus ini
dapat menular melalui cairan tubuh, seperti air ludah, darah, urine, air mani,
dan air susu ibu.

16
Pada orang yang sehat, infeksi CMV umumnya tidak berbahaya dan
tidak menimbulkan masalah kesehatan atau hanya menimbulkan gejala
ringan yang sembuh dengan sendirinya. Hal tersebut dikarenakan sistem
kekebalan tubuh masih bisa mengendalikan infeksi virus tersebut.

Cytomegalovirus
Akan tetapi, jika CMV menyerang orang dengan sistem kekebalan
yang lemah, misalnya penderita diabetes melitus tipe 2 atau HIV, infeksi
virus ini dapat menimbulkan beragam gejala dan meningkatkan risiko
munculnya komplikasi serius, seperti gangguan saraf dan pneumonia.
Penyebab Cytomegalovirus
Penularan virus CMV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan
cairan tubuh, hubungan seks, transplantasi organ, atau donor darah. Virus
CMV juga bisa menular dari ibu ke bayi saat persalinan atau menyusui.
Cytomegalovirus merupakan virus yang dapat bertahan dalam tubuh
manusia untuk waktu yang lama, dalam keadaan tidak aktif, dan tidak
menimbulkan gejala apa-apa. Namun, virus sewaktu-waktu dapat aktif
kembali, biasanya ketika sistem kekebalan tubuh sedang melemah.
Faktor risiko cytomegalovirus
Infeksi cytomegalovirus dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi,
beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi
cytomegalovirus:
Bekerja atau tinggal bersama dengan penderita infeksi cytomegalovirus
Menerima transplantasi organ atau transfusi darah
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita
HIV/AIDS atau memiliki kebiasaan merokok

11. Vercella
Pengertian vercella atau di sebut jga dgn cacar air
Cacar air atau disebut juga varicella merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Varicella zoster. Penyakit yang kerap dialami anak-
anak ini juga dapat dialami orang dewasa, yang ditandai munculnya lepuhan
merah dan gatal pada kulit. Lepuhan tersebut dapat muncul di wajah, leher,
lengan, kaki, dan tubuh.Cacar air dewasa lebih rentan terjadi pada wanita

17
hamil dan orang dewasa yang daya tahan tubuhnya lemah, belum pernah
terkena cacar air saat kanak-kanak, atau belum mendapatkan imunisasi
cacar air.
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Varicella zoster. Penyakit ini ditandai dengan gejala berupa ruam kemerahan
berisi cairan yang terasa sangat gatal di seluruh tubuh.
Cacar air (chickenpox) pernah menjadi penyakit yang umum terjadi
pada anak-anak. Namun, setelah vaksinasi cacar air dilakukan sejak tahun
1990-an, kasus cacar air mulai berkurang secara bertahap.
Cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi, ibu hamil,
serta orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS.
Gejala dan Penyebab Cacar Air
Gejala cacar air adalah ruam merah di wajah, dada, atau punggung,
yang dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh. Cacar air juga ditandai
dengan keluhan lain, seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Hilang nafsu makan
Cacar air dalam istilah medis dikenal dengan varicella. Penyebabnya
adalah virus yang mudah menular melalui percikan ludah, atau kontak
langsung dengan cairan yang berasal dari ruam. Penyakit ini lebih rentan
menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Beberapa faktor lain yang
dapat meningkatkan risiko cacar air adalah belum pernah terkena cacar air
sebelumnya dan belum menerima vaksin cacar air.4Pengobatan dan
Pencegahan Cacar Air
Pengobatan cacar air bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala,
dengan atau tanpa bantuan obat. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan
untuk meringankan gejala, yaitu mengenakan pakaian yang longgar dan
berbahan lembut, serta tidak menggaruk ruam atau luka cacar air.
Pencegahan cacar air adalah dengan mendapatkan vaksinasi cacar air
atau vaksin varicella. Di Indonesia sendiri, vaksin cacar air tidak termasuk
dalam daftar imunisasi rutin lengkap, tetapi tetap dianjurkan untuk diberikan.

18
12. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke
dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter,
uretra, atau kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih umumnya terjadi
di uretra dan kandung kemih.
Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan
dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter
menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan
dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra.
Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke
dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter,
uretra, atau kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih umumnya terjadi
di uretra dan kandung kemih.
Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan
dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter
menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan
dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra.
Infeksi saluran kemih, gejala, penyebab, cara mencegah, cara mengobati,
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih
melalui uretra. Setelah itu, bakteri berkembang biak di dalam kandung
kemih. Jika tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke
ginjal.
Jenis Infeksi Saluran Kemih
Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi
menjadi dua jenis, yaitu:
ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum
kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter
ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung
kemih dan uretra
ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi
di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh.
Gejala dan Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

19
Infeksi saluran kemih dapat ditandai dengan sakit saat buang air kecil,
sering buang air kecil tapi urine yang keluar sedikit, dan warna urine keruh
atau merah karena adanya darah.
Bila tidak diobati, infeksi yang telah mencapai ginjal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Bahkan, tidak menutup
kemungkinan infeksi akan menyebar dan menyebabkan respons
peradangan di seluruh tubuh.
Pengobatan dan Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Pengobatan infeksi saluran kemih adalah dengan pemberian antibiotik.
Namun, pemeriksaan akan terlebih dulu dilakukan oleh dokter agar jenis
antibiotik yang diresepkan sesuai dengan kondisi pasien. Khusus pada
pasien dengan keluhan berat, pengobatan harus diberikan di rumah sakit.
Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan banyak minum air,
sehingga bakteri yang mungkin masuk ke saluran kemih akan selalu terbilas
bersama urine. Pada wanita, ISK dapat dicegah dengan menerapkan cara
yang benar saat membersihkan organ intim setelah buang air besar.

13. CMV (Cytomegalo Virus)


Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus herpes yang dapat
menginfeksi dan bertahan di tubuh manusia untuk waktu yang lama. Virus
ini dapat menular melalui cairan tubuh, seperti air ludah, darah, urine, air mani,
dan air susu ibu.
Penyebab Cytomegalovirus
Penularan virus CMV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan
cairan tubuh, hubungan seks, transplantasi organ, atau donor darah. Virus
CMV juga bisa menular dari ibu ke bayi saat persalinan atau menyusui.

Cytomegalovirus merupakan virus yang dapat bertahan dalam tubuh


manusia untuk waktu yang lama, dalam keadaan tidak aktif, dan tidak
menimbulkan gejala apa-apa. Namun, virus sewaktu-waktu dapat aktif
kembali, biasanya ketika sistem kekebalan tubuh sedang melemah.

Faktor risiko cytomegalovirus

20
Infeksi cytomegalovirus dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi,
beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi
cytomegalovirus:

 Bekerja atau tinggal bersama dengan penderita infeksi cytomegalovirus


 Menerima transplantasi organ atau transfusi darah
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita
HIV/AIDS atau memiliki kebiasaan merokok
 Mengonsumsi obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh,
seperti obat imunosupresan
 Sering berganti pasangan dalam melakukan aktivitas seksual
Gejala Cytomegalovirus
Infeksi cytomegalovirus pada orang dewasa yang sehat umumnya
tidak menimbulkan gejala sama sekali. Beberapa penderita bisa saja
mengalami gejala berupa:
 Demam
 Nyeri otot
 Kelelahan
 Ruam kulit
 Sakit tenggorokan
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Nafsu makan menurun
 Sakit kepala

Infeksi CMV akan lebih berdampak pada bayi atau orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pada janin atau bayi, gejala infeksi
CMV dapat terdeteksi setelah kelahiran atau beberapa tahun kemudian.
Beberapa gejala infeksi CMV yang dapat dialami oleh bayi baru lahir adalah:
 Kelahiran prematur dengan berat badan lahir rendah
 Ukuran kepala bayi kecil (mikrosefalus)
 Kulit dan mata berwarna kuning (penyakit kuning)
 Pembesaran hati dan penurunan fungsi hati
 Pembesaran limpa
 Bercak-bercak memar berwarna ungu pada kulit
 Pneumonia

21
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis, namun
setiap ibu hamilmenghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya, oleh
karena itu ibu hamil harusmendapatkan pelayanan antenatal dari tenaga
kesehatan yang professional, yakni seorang bidan untuk mengantisipasi
resiko dan penyulit persalinan.ANC atau pemeriksaan kehamilan antenatal
adalah pemeriksaan kehamilan untukmengoptialkan kesehatan mental dan
fisik ibu hami
B. Saran

22
Bagi ibu hamil untuk tetap melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali,
selain untuk mengetahui perkembangan kehamilannya juga deteksi dini
penyakit yang kemungkinan menyertai kehamilan agar pencegahan atau
mengatasi penyakit yang di derita ibu hamil dapat ditanggulangi lebih awal.
.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=alo+dokter&rlz=1C1CHBD_enID918ID918&oq=alo+dokter&aqs=chrom
e..69i57j46i175i199i433i512j0i10i512j0i512j0i10i512l6.19974j0j15&source
id=chrome&ie=UTF-8

https://www.alodokter.com/tuberkulosis diakses tgl.13.10.2021 jam 19.00 wita

https://www.alodokter.com/penyakit-ginjal diakses tgl. 13.10.2021 jam 19.05 wita

https://www.alodokter.com/penyakit-jantungdiakses tgl.13.01.2022 jam 19.10


wita

Walyani, E.S. & Purwoastuti,Th.E (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan


Maternal & Neonatus. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

24

Anda mungkin juga menyukai