Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH ADANYA RIBAH, GHARAR ,MASYIR

BAGI PELAKU UMKM DI KOTA GORONTALO

 ASEKTYA NURLIANI : 931423155 SITI AMALIA A.BARAKATI : 931423168


 ASRIA NINGSI BANDAK: 931423169 NAURA MELANI PONTOH : 931423056
 SELVIANA : 931423152 NUR KARIMA BAU : 931423157
 REVALINA AHCMAD : 931423162

Jurusan manajemen, fakultas ekonomi,universitas gorontalo

ABSTRAK

Untuk mengetahui adanya riba, gharar, dan maysir (judi) dalam suatu perusahaan, Anda dapat
melakukan analisis terhadap transaksi keuangan dan kebijakan perusahaan. Perhatikan apakah
perusahaan terlibat dalam praktik yang melanggar prinsip-prinsip keuangan Islam. Juga, tinjau
kontrak dan kebijakan perusahaan untuk mendeteksi potensi ketidakjelasan (gharar) atau
unsur riba. Sebagai tambahan, melibatkan ahli keuangan atau konsultan syariah dapat
membantu Anda dalam menilai dan mengidentifikasi unsur-unsur yang mungkin melanggar
prinsip syariah dalam kegiatan perusahaan. Riba mengacu pada praktik bunga atau keuntungan
yang dihasilkan dari pinjaman uang, sedangkan gharar dan maysir terkait dengan unsur
ketidakpastian dan perjudian dalam transaksi. Dalam perhitungan perusahaan yang mengikuti
prinsip syariah, perlu dihindari praktik-praktik yang melibatkan riba, gharar, dan maysir untuk
memastikan keuangan sesuai dengan prinsip ekonomi Islam.

ABSTRACT

To find out the existence of usury, gharar and maysir (gambling) in a company, you can carry out
an analysis of financial transactions and company policies. Pay attention to whether the
company engages in practices that violate Islamic finance principles. Also, review contracts and
company policies to detect potential ambiguities (gharar) or elements of usury. In addition,
involving a financial expert or sharia consultant can help you assess and identify elements that
may violate sharia principles in the company's activities. Riba refers to the practice of interest or
profit generated from borrowing money, while gharar and maysir relate to elements of
uncertainty and gambling in transactions. In calculating companies that follow sharia principles,
it is necessary to avoid practices involving usury, gharar and maysir to ensure finances are in
accordance with Islamic economic principles.
PENDAHULUAN

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), termasuk UMKM Syariah, memiliki berbagai
peran penting dalam perekonomian suatu negara.. Hadirnya UMKM Syariah di Indonesia sangat
potensial guna mendorong perekonomian Syariah di Indonesia serta mewujudkan cita-cita
Indonesia sebagai pusat industri halal dunia di tahun 2024. Pada artikel ini, kita akan
memahami lebih dalam mengenai pengertian UMKM Syariah, keuntungan bagi ekonomi,
prinsip-prinsip Syariah yang harus dipatuhi, serta cara mengoptimalkan UMKM Syariah. Pada
UMKM Syariah, semua kegiatan dan proses usaha dilakukan tanpa melibatkan praktik-praktik
yang bertentangan dengan prinsip Syariah seperti maisir, gharar, dan riba.

UMKM ini memiliki keterkaitan langsung dengan bank Syariah atau lembaga keuangan
mikro Syariah seperti koperasi Syariah yang berperan sebagai penyedia fasilitas atau sumber
modal. Selain itu, UMKM Syariah juga menggunakan asuransi Syariah sebagai penjamin
perlindungan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo mendorong pengembangan dan
penerapan ekonomi dan keuangan syariah untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hal
itu diutarakan oleh Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim pada Festival Produk Halal
Milenial tahun 2022 yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo di
Lapangan Ipot Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (26/3/2022).

Ekonomi syariah merupakan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang diharapkan bisa
mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu pemerintah bersama perbankan
harus mengembangkan dan memasyarakatkan ekonomi syariah sebagai ekonomi umat,”
kata Wagub Idris. Idris menjelaskan, beberapa upaya yang telah dilakukan Pemprov Gorontalo
dalam memasyarakatkan ekonomi syariah di antaranya membentuk koperasi syariah dan
menerbitkan Peraturan Gubernur yang mengatur pengumpulan zakat bagi Aparatur Sipil
Negara. Selain itu kata Wagub, Provinsi Gorontalo juga bersinergi dengan kabupaten/kota,
BPOM, dan MUI untuk memfasilitasi UMKM memperoleh sertifikat halal.
METODE PENELITIAN

METODE

Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang di ambil langsung dari analisis turun
lapangan. Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam.
Oleh karena itu, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas
suatu fenomena yang lebih komprehensif. Fenomena yang penulis dapat dari hasil wawancara
terkait dengan judul “analisis pengaruh adanya ribah, gharar dan masyir bagi pelaku UMKM di
kota gorontalo” masih sering terjadi pengaruh riba, gharar, dan maysir pada pelaku UMKM
dapat mencerminkan dampak kompleks dalam konteks ekonomi dan moral. Riba (bunga) dapat
meningkatkan beban utang UMKM, sementara gharar (unsur ketidakpastian) dan maysir
(perjudian) dapat menciptakan risiko yang tinggi.

UMKM sering mengandalkan pinjaman untuk modal. Tingginya bunga dapat meningkatkan
beban keuangan, mempengaruhi profitabilitas, dan membuat UMKM rentan terhadap kesulitan
pembayaran. UMKM mungkin terlibat dalam transaksi dengan tingkat ketidakpastian yang
tinggi. Ini bisa menghambat perencanaan bisnis dan membuat pengambilan keputusan sulit.

TEORI

 Menurut Wahbah az-Zuhayli mendefinisikan gharar adalah al-khida’ (penipuan), yaitu


Suatu tindakan yang diperkirakan tidak ada unsur realitasnya.
 Menurut Syekh Muhammad Rasyid Riba menyatakan bahwa maisir itu sesuatu
permaingan dalam mencari keuntungan tanpa harus berpikir dan bekerja keras.
 Menurut al-Jaziri lebih mendefinisikan riba jahiliyah, yaitu tambahan akibat
penangguhan waktu atas pembayaran utang.
 Menurut Muhammad Ali As-Shabuni dalam Rawa’i al-Bayan menjelaskan bahwa riba
adalah kelebihan (atas pokok utang) yang diambil oleh kreditur (orang yang memberi
utang) dari debitur (orang yang meminjam utang) sebagai imbalan atas masa
pembayaran utang.
 Ibnu al- Qayyim (1988: 275) berpendapat gharar adalah sesutu yang tidak bisa diukur
penerimaannya, baik barang itu ada maupun tidak ada.
PEMBAHASAN

Ribah, gharar, dan maisir adalah konsep yang terkait dengan praktik-praktik yang dianggap
tidak sah dalam Islam. Ribah mengacu pada praktik bunga atau keuntungan yang diperoleh
secara tidak adil dari transaksi keuangan. Dalam Islam, ribah dianggap melanggar prinsip
keadilan dan kesetaraan dalam pertukaran ekonomi.

Gharar merujuk pada ketidakpastian atau ketidakjelasan dalam suatu transaksi. Ini terjadi
ketika terdapat ketidakpastian signifikan atau ketidakmampuan untuk menentukan secara pasti
kondisi atau hasil dari transaksi tersebut. Dalam Islam, praktik-praktik yang melibatkan gharar
dianggap tidak sah karena dapat menyebabkan penipuan atau ketidakadilan. Maisir merujuk
pada praktik perjudian atau spekulasi yang melibatkan keuntungan tanpa usaha atau kerja
keras yang jelas. Dalam Islam, maisir dianggap melanggar prinsip keadilan dan menimbulkan
ketidakpastian ekonomi.

Pengaruh adanya ribah, gharar, dan maisir dalam praktik ekonomi dapat menciptakan
ketidakstabilan, ketidakadilan, dan ketidakpastian. Oleh karena itu, dalam sistem keuangan
Islam, upaya dilakukan untuk menghindari praktik-praktik ini dan mempromosikan prinsip
keadilan, kesetaraan, serta ketidakpastian yang dapat dikendalikan dalam transaksi ekonomi.

 UMKM Syariah memiliki beberapa keuntungan bagi perekonomian, antara lain:

1. Pertumbuhan Ekonomi

UMKM Syariah dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Dengan adanya
penerapan prinsip-prinsip Syariah dengan baik, hal ini memungkinkan UMKM untuk dapat
mendorong pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi yang berdampak pada
terciptanya iklim bisnis yang sehat dan berkelanjutan, serta mengurangi kesenjangan ekonomi
antara berbagai kelompok masyarakat.

2. Pendistribusian Manfaat

Prinsip keadilan dalam UMKM Syariah berkontribusi pada pendistribusian manfaat yag diambil.
Usaha Syariah mendorong kesetaraan peluang dan memperhatikan kesejahteraan sosial. Hal ini
membuat UMKM Syariah dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi yang ada di
kalangan masyarakat Indonesia.

3. Pengembangan Ekonomi Lokal

UMKM Syariah seringkali memiliki fokus pada pengembangan ekonomi lokal. Pemanfaatan
potensi lokal dalam produksi dan pemasaran produk memungkinkan UMKM Syariah dapat
meningkatkan ekonomi lokal dan menggerakkan roda perekonomian di tingkat mikro.

 UMKM Syariah mengikuti prinsip-prinsip Syariah yang meliputi:

1. Larangan Riba

UMKM Syariah tidak boleh menggunakan sistem bunga dalam transaksi keuangan. UMKM
Syariah selalu menerapkan prinsip bagi hasil (profit-sharing) atau memanfaatkan skema
pembiayaan yang sesuai dengan Syariah.

2. Larangan Gharar dan Maysir

UMKM Syariah juga menghindari transaksi yang mengandung gharar (ketidakpastian) dan
maysir (perjudian). Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko yang tidak terkendali dan
memastikan kegiatan usaha berjalan dengan prinsip keadilan.

3. Prinsip Keadilan dan Kesejahteraan Sosial

UMKM Syariah berkomitmen untuk menjalankan prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial
dalam semua aspek bisnisnya. Hal ini meliputi perlakuan adil terhadap karyawan, konsumen,
dan stakeholder lainnya. UMKM Syariah juga memberikan perhatian terhadap tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
4. Larangan Produk yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Syariah

UMKM Syariah tidak boleh memproduksi atau menjual produk atau layanan yang diharamkan
dalam Islam, seperti minuman keras, babi, atau barang-barang yang bertentangan dengan
prinsip Syariah.

5. Akuntabilitas dan Tanggung Jawab

UMKM Syariah bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan usaha dengan penuh
akuntabilitas. Mereka melakukan pemantauan internal untuk memastikan transparansi dan
keberlanjutan operasional yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.

 Cara mengoptimalkan UMKM Syariah, beberapa langkah yang dapat diambil


meliputi:

1. Meningkatkan Pemahaman Ekonomi Syariah

Pelaku UMKM Syariah perlu terus meningkatkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip
ekonomi Syariah. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan, pendidikan, dan konsultasi dengan ahli
Syariah yang kompeten.

2. Memanfaatkan Teknologi dan Digitalisasi

UMKM Syariah dapat memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi
operasional, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan aksesibilitas bagi konsumen.
Pemanfaatan platform digital memungkinkan UMKM Syariah dapat memperluas bisnis mereka
secara lebih efektif.

3. Mengembangkan Produk dan Layanan Unik dan Bermakna

UMKM Syariah dapat mengoptimalkan bisnis mereka dengan mengembangkan produk dan
layanan yang unik dan bermakna. Hal ini dapat mencakup produk ramah lingkungan, produk
yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan, atau produk yang memiliki nilai sosial yang
tinggi.

4. Membangun Kemitraan dan Jaringan

UMKM Syariah dapat memperluas jaringan dan membangun kemitraan dengan pelaku bisnis
Syariah lainnya. Adanya dukungan dan kolaborasi yang terjalin dengan baik memungkinkan
UMKM Syariah dapat mengoptimalkan peluang bisnis dan menghadapi tantangan bersama.

5. Menyusun Rencana Bisnis yang Solid

Merencanakan bisnis dengan baik merupakan langkah penting dalam mengoptimalkan UMKM
Syariah. Rencana bisnis yang solid meliputi analisis pasar, strategi pemasaran, proyeksi
keuangan, dan perencanaan operasional yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.

6. Menggunakan Layanan Investasi Syariah

UMKM Syariah dapat memanfaatkan layanan investasi Syariah untuk mendapatkan modal dan
pendanaan yang sesuai dengan prinsip Syariah. Ini membantu UMKM Syariah dalam
mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan.
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penjelasan seputar UMKM Syariah di atas, saat ini peneliti sudah memiliki gambaran untuk
menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menyukseskan bisnis dan memberikan dampak
positif kepada masyarakat serta perekonomian secara keseluruhan, untuk membantu Anda
lebih memahami tentang UMKM Syariah maupun ekonomi Syariah lainnya. Namun, secara
umum, praktik riba dapat meningkatkan beban finansial UMKM, sedangkan gharar dan maysir
dapat menimbulkan ketidakpastian yang merugikan. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang menghindari praktik-praktik tersebut
demi keberlanjutan dan keadilan dalam usaha mikro, kecil, dan menengah.

SARAN

Dengan memahami dampak dari riba, gharar, dan maisir, pelaku UMKM dapat mengambil
langkah-langkah proaktif untuk menjaga stabilitas keuangan dan meningkatkan keberlanjutan
bisnis mereka. Inisiatif pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat untuk mendukung
UMKM dalam akses ke sumber daya keuangan yang beretika dapat memainkan peran penting
dalam mendukung pertumbuhan sektor UMKM.

Anda mungkin juga menyukai