Patologi umum yang dirujuk ke dokter spesialis saraf meliputi gangguan sistem penglihatan:
◦ Optic Neuritis
◦ Ischemic Optic Neuropathies
◦ Traumatic Optic Neuropathies
◦ Toxic and Deficiency Optic Neuropathies
◦ Visual field defect
◦ Diplopia Binocular
◦ Myasthenia Gravis
2. ION
ISkemik Optik Neuropati (ION) terjadi ketika darah tidak mengalir dengan baik ke saraf
optik, yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan permanen pada saraf tersebut. Aliran
darah ke saraf optik berkurang atau tersumbat, sehingga saraf tidak mendapat cukup
oksigen atau nutrisi.
Penanganan:
Mengacu pada gangguan penglihatan akibat kerusakan saraf optik yang disebabkan oleh
racun.
Neuropati optik toksik ditandai dengan kehilangan penglihatan bilateral, biasanya simetris,
kerusakan berkas papilomakular, skotoma sentral atau cecocentral, dan penurunan
penglihatan warna.
Tanda dan gejala:
- Tidak ada RAPD, bila penyakit bilateral
- Diskus optikus normal, bengkak, atau hiperemik pada deteksi dini
- Diskus optikus temporal menjadi pucat jika terlambat terdeteksi
- Skotoma cecocentral di bidang visual
- Dalam kasus yang jarang terjadi, Etambutol menyebabkan hemianopsia bitemporal
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Mengurangi persepsi kontras
- Dugaan toksisitas obat: Jika memungkinkan maka hentikan obat yang dicurigai
Etiologi
Berikut adalah penyebab neuropati optik toksik paling umum:
- Alkohol: Alkohol komersial, Metanol*, Etilen glikol*
- Antibiotik: Kloramfenikol, Sulfonamida, Linezolid*
- Antimalaria: Hidroksiklorokuin, Klorokuin, Kina
- Antituberkuler: Isoniazid, Etambutol*, Streptomisin
- Antiaritmia: Digitalis, Amiodarone*
- Antikanker: Vincristine, Methotrexate, Tamoxifen
- Penghambat PDE: Sildenafil*
- Logam berat: Timbal*, Merkuri, Talium
- Lainnya: Karbon Monoksida, Tembakau
Penatalaksanaan dugaan TON memerlukan neuroimaging (CT kepala, orbit, dan wajah)
Terapi untuk TON tidak langsung masih kontroversial. Pengacakan Kortikosteroid Setelah
Cedera Kepala Signifikan (CRASH) hasil pengobatan dengan metilprednisolon IV dosis tinggi.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan kortikosteroid dosis tinggi
dalam pengobatan TON, khususnya pada pasien dengan trauma kepala berat. Karena tidak
ada bukti berkualitas tinggi yang mendukung pengobatan apapun untuk TON, terapi
sebaiknya diberikan hanya berdasarkan kasus per kasus.
6. Diplopia
Adalah visualisasi suatu objek dalam dua lokasi spasial yang berbeda
Akibat ketidaksejajaran sumbu penglihatan menyebabkan bayangan suatu benda jatuh
pada bagian kedua retina yang tidak bersesuaian.
Diplopia: Monokular dan Binokular
- Monokular: jarang disebabkan oleh penyakit saraf. Sebagian besar disebabkan oleh
kelainan refraksi, lapisan air mata, kelainan kornea dan iris, katarak, dan penyakit
macula
- Binokular : horizontal, vertikal, puntir, atau kombinasi keduanya (miring)
Penyebab:
Anak-anak : Kongenital, Trauma, Inflamasi, Aneurisma
Dewasa : Penyakit mikrovaskular, Kompresi, Trauma, Inflamasi, Aneurisma
Tipe:
- Bawaan atau didapat
- Terisolasi atau dengan keterlibatan kelumpuhan saraf kranial lainnya
- Unilateral atau bilateral
- Lengkap atau Sebagian
- Dengan atau tanpa keterlibatan pupil
7. Myastenia Gravis
Penyakit autoimun menyebabkan kelelahan dan kelemahan otot
Mempengaruhi otot yang tidak disengaja dimulai oleh otot yang lebih kecil terlebih dahulu,
kemudian otot yang lebih besar
Manifestasi Klinik:
- Kelemahan terutama pada penggunaan berulang dalam waktu lama
- Membaik dengan istirahat
- Tanpa rasa sakit
- Kejadian berulang atau Kambuhan
Gejala cenderung memburuk saat pasien lelah, memburuk menjelang penghujung hari, dan
membaik pada pagi hari atau setelah tidur.
Penatalaksanaan:
1. Acetilkoline esterase inhibitor
2. Steroid
3. Immunosupresif
4. Plasmaphresis
5. Pengangkatan kelenjar Thymus
Sekian
&
Terima kasih