Anda di halaman 1dari 3

1) Beck Anxiety Inventiory (BAI)

Menurut Kurnani, (2021) kecemasan adalah respon emosional yang dipicu


oleh rasa takut mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk
ketakutan tersebut. Yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan
fisik dan kekhawatiran tentang masa depan. Teori yang digunakan sebagai
landasan merujuk pada teori Aron T. Beck dengan beberapa gejala-gejala
khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,
ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) dan
overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,
sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, tubuh terasa panas
dan dingin, nyeri dada atau tekanan dan ketegangan otot). Dari gejala-gejala
tersebut subjek akan diukur menggunakan skala Beck Anxiety Inventiory (BAI)
yang telah teruji kevaliditasnya dan reabilitasnya secara standar international.
2) Uji Validitas dan Reabilitas
Menurut Maryaningtyas, (2021) alat yang digunakan dalam pengukuran
nilai tingkat kecemasan yaitu Beck Anxiety Inventory (BAI) yang telah dilakukan
uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu sebelum digunakan. BAI yang berisi 21
item berfokus pada gejala somatik kecemasan yang mengukur keparahan dari
kecemasan dan sebagai alat ukur untuk membedakan kecemasan dan depresi.
Pengisian dengan menggunakan lembar ceklist yang kosong pada kuesioner, BAI
dapat diselesaikan dalam waktu 5-10 menit menggunakan alat kertas dan pensil.
Responden diminta melaporkan keluhan dari setiap gejala selama satu minggu
terakhir. Respon dari tiap item diukur dalam empat tingkatan yaitu tidak sama
sekali (0), ringan (1), sedang (2) dan berat (3). Total skor BAI berjumlah 0-63
dengan interpretasi skor 0-21 kecemasan ringan, skor 22-35 kecemasan sedang,
dan skor lebih dari 35 kecemasan berat. Alat pengumpul data ini mempunyai nilai
Reliability: Konsistensi internal untuk BAI = (Cronbach’s a = 0,92) Uji-
reliabilitas reliabilitas (1 minggu) untuk BAI = 0,75 Validity.
3) Skala Numeric Nyeri

Menurut Yunita, (2021) Skala Penilaian Numerik (Numerical Rating Scale, NRS)
lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini pasien
menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Keterangan:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang Secara obyektif pesien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi.
10 : Nyeri sangat berat. Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
DAFTAR PUSTAKA

Yunita, Dian. (2021). Efektifitas Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan


Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea. Jurnal UNMUH KALTIM
23(2).

Maryaningtyas, Riana. (2019). Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan


Kecemasan Pada Penderita Kanker yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal
UNIKA Soegijapranata.

Kunarni, Siti. (2021). Pengaruh Meditasi Dzikir Terhadap Tingkat Kecemasan


Pada Narapidana Wanita Menjelang Masa Bebas Di Lapas Kelas II A
Wanita Semarang. Walisongo Institutional Repository 33(1).

Anda mungkin juga menyukai