Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGARUH B.I RATE TERHADAP DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH

Dosen Pengampu : Kharisma Rindang Sejati, ME.

Disusun Oleh

1. Nurul Istiqomah [210501108]

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022

1
KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan
kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan tema “PENGARUH B.I RATE TERHADAP DANA
PIHAK KETIGA BANK SYARIAH” dengan lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh
hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Mataram, 30 November 2023

Nurul Istiqomah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

A. Pengertian B.I Rate...............................................................................................................5

B. Pengertian Dana Pihak Ketiga Bank Syariah.......................................................................7

BAB III.........................................................................................................................................15

A. Hasil Penelitian...................................................................................................................15

BAB IV..........................................................................................................................................20

PENUTUP....................................................................................................................................20

A. Kesimpulan.........................................................................................................................20

DAFTAR PUSATAKA................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, tabungan, simpanan
berjangka dan sertifikat deposito dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Dana
bank ini posisinya sangat penting dalam lembaga perbankan dan harus dikelola secara
optimal, karena dana bank yang optimal akan memberikan ruang gerak yang cukup bagi
pihak perbankan baik dalam aspek pembiayaannya maupun likuiditasnya. Perubahan yang
sedikit saja pada tingkat deposito akan berpotensi mempengaruhi performa bank dan tingkat
resikonya.
Adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum akan mempengaruhi
peran intermediasi dunia perbankan dalam perekonomian Indonesia. Bank-bank umum
(konvensional) dalam operasionalnya sangat tergantung pada tingkat suku bunga yang
berlaku, karena keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara bunga pinjaman
dengan bunga simpanan. Sedangkan dalam bank syariah tidak mengenal sistem bunga, yang
ada adalah prinsip bagi hasil (profit sharing) antara bank dengan nasabah dalam pengelolaan
dananya.
Namun selain dipengaruhi faktor-faktor internal bank itu sendiri, kinerja perbankan
syariah juga dipengaruhi oleh indikator-indikator moneter dan finansial. Dalam penelitian ini,
selain faktor internal seperti bagi hasil dalam mempengaruhi dana pihak ketiga, peneliti juga
mengambil indikator moneter seperti BI rate dalam mempengaruhi dana pihak ketiga
perbankan syariah.
Dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum baik langsung
maupun tidak langsung akan membawa dampak terhadap tingkat profit bank syariah. Dengan
naiknya tingkat suku bunga BI rate, maka cenderung akan diikuti oleh naiknya suku bunga
simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional. Sehingga orang akan cenderung
untuk menyimpan dananya di bank konvensional daripada di bank syariah karena bunga
simpanan di bank konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan
diperoleh oleh nasabah penyimpan dana akan mengalami peningkatan.

Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari B.I Rate


2. Apa pengertian Dana Pihak Ketiga Bank Syariah

4
3. Bagaimana Pengaruh B.I Rate Terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Syariah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian B.I Rate
BI Rate merupakan suku bunga acuan dengan menerapkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (Bank
Indonesia, 2016). Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dilaksanakan setiap
bulan untuk menunjukkan perubahan BI Rate disampaikan oleh Dewan Gubernur Bank
Indonesia, dan dilaksanakan pada operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas (Liquidity
Management) untuk mencapai sasaran kebijakan moneter.
Pasar Uang Antar Bank (PUAB) merupakan sasaran kebijakan moneter dalam
mencerminkan perkembangan suku bunga. Suku bunga PUAB akan mengalami pergerakan
diikuti dengan perkembangan suku bunga deposito dan suku bunga kredit.

Menurut Karl dan fair, suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan. Dari suatu
pinjaman, dalam bentuk presentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga uang
diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.1

Pengertian suku bunga lainnya adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan
sebagai presentase uang pokok per unit waktu. Faktor – faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya penetapan BI rate adalah sebagai berikut : kebutuhan dana, persaingan antara
lembaga keuangan, kebijaksanaan pemerintah akibat terjadi nya inflasi, target laba yang
diinginkan baik dari pinjaman ataupun untuk menarik dana dari masyarakat melalui investasi
bank maupun non bank.

Menurut Pohan, BI rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan
Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi, BI rate digunakan sebagai acuan dalam
operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar
terbuka berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi suku
bunga pinjaman dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang.

1
Departemen Agama Republik Indonesia, Karl, E. Case, dan Fair, Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro,Al-Qur’an
dan Terjemah ( Jakarta : Prenhalindo, 2001) h. 87

5
BI rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia
dalam upaya mencapai target inflasi. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank
Indonesia setiap rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas dipasar uang untuk
mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Tingkat suku bunga merupakan salah satu indicator moneter yang mempunyai dampak
dalam berbagai perekonomian sebagai berikut:2
a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
b. Tingkat suku bunga juga akan mepengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal
apakah ia akan berinvestasi pada real asset atau pindah pada financial asset.
c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan
Lembaga keuangan lainnya.
d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi uang beredar.
e. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi simpanan pada bank.

Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oeh bank atau nasabah sebagai baas
jasa atau transaksi bank dan nasabah.3 Dakam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam
bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu:

1) Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai balas jasa kepada nasabah yang
menyimpan uang dibank, bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank
kepada nasabahnya.
2) Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para pinjaman atau yang harus
dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi esar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
1). Kebutuhan dana
2). Persaingan
3) Kebijakan Pemerintah
4). Target laba yang di inginkan
2
Herman Darmawi, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, (Jakarta: Bumi Aksara) hal. 181
3
Ismil, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011) hal. 133.

6
5) Jangka waktu
6) kualitas jaminan
7). Reputasi perusahaan
8). Produk yang kompetitif
9). Hubungan baik
10). Jaminan pihak ketiga
Teori B.I Rate
Dalam teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga, sedangkan bunga
merupakan dana pinjaman (Nopirin, 1992: 70). Tingginya tingkat bunga akan membuat
keinginan masyarakat semakin tinggi untuk menabung. Salah satu indikator untuk
menentukan apakah nasabah ingin menabung atau melakukan investasi melalui tingkat
bunga. Oleh karena itu, tingginya tingkat bunga akan berpengaruh terhadap dana yang
ditawarkan. Menurut Nopirin (1992: 71) semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan dalam
melakukan investasi akan semakin kecil karena pengusaha akan menambah pengeluaran
investasinya ketika mendapatkan keuntungan lebih besar dari pada tingkat bunga yang harus
dibayarkan untuk dana investasi sebagai ongkos dalam penggunaan dana (cost of capital).
Menurut teori Keynes berbeda dengan teori Klasik, teori Keynes mengatakan tingkat
bunga merupakan fenomena moneter, sehingga dalam pasar uang tingkat bunga ditentukan
oleh penawaran dan permintaan akan uang. Teori Keynes yang terdapat dalam buku Otoritas
Jasa Keuangan (2019: 19) terdapat 3 motif dalam masyarakat memegang uang yaitu motif
transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Motif ini menjadi penyebab timbulnya
permintaan uang disebut dengan liquidity preference.
Dalam teori ini bertujuan untuk menetapkan suku bunga serendah-rendahnya agar
meningkatkan pengeluaran investasi sehingga investasi dapat meningkatkan kesempatan
kerja. Tinggi rendahnya suku bunga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya penawaran
investasi.
B. Pengertian Dana Pihak Ketiga Bank Syariah
Dana pihak ketiga sangatlah penting bagi bank dalam menghimpun dana, karena pada
dasarnya untuk kepentingan usahanya bank dalam menghimpun dana dari bank itu sendiri
(pihak kesatu), dana yang berasal dari pihak lain (dana pihak kedua) dan dana yang berasal
dari masyarakat atau pihak ketiga yang berupa tabungan, deposito, serta sumber dana lainnya.
Menurut Dendawijaya dana pihak ketiga yaitu dana berupa simpanan dari pihak masyarakat. 4

4
Muhammad. Manajemen Bank syariah (Yogyakarta. UPP AMP YKPN.2005). Hal 42

7
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diperoleh dari masyarakat berupa tabungan,
giro dan deposito. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 menjelaskan
“Dana pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK adalah kewajiban bank kepada
penduduk dalam rupiah dan valuta asing”. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan
dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran
kredit.5 Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal
dari masyarakat baik individu maupun badan usaha.6

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dana pihak
ketiga adalah dana yang disimpan oleh masyarakat yang berupa giro, tabungan dan deposito,
ditandai dengan kesepakatan atau perjanjian kemudian dana tersebut dihimpun oleh bank.

Menurut Muljono (2006:153) mendefinisikan bahwa : “Dana pihak ketiga adalah dana
yang dihimpundari masyarakat ini akan digunakan untuk pendanaan sektor riil melalui
penyaluran kredit. Dana pihak ketiga ini dihimpun oleh bank melalui berbagai macam produk
dana yang ditawarkan padamasyarakat luas, yang menaruh kepercayaan terhadap bank yang
bersangkutan untukmenyimpan uangnya kemudian ditarik kembali pada saat jatuh tempo
dengan imbalan bungamaupun capital gain dari bank tersebut”.

Sumber dana Bank adalah usaha Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Perolehan dana itu tergantung dari Bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau
dari lembaga lain

Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila
Bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Adapun pencairan dana yang
dimaksud adalah

a. Setoran modal dari pemegang saham


b. Cadangan laba yaitu laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara
waktu belum digunakan.
c. Laba Bank yang belum dibagi merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan
para pemgang saham.

5
Lukman Denwawijaya. Artikel. Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003). Hal. 54
6
Ari Kristin Prasetyoningrum. Risiko Bank Syariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015) Hal.93

8
Keuntungan dari dana sendiri ini adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih
besar dari pada jika meminjam ke lembaga lain. Sedangkan untuk kerugiannya adalah harus
melalui berbagai prosedur yang ralatif lama.

Dana yang bersumber dari lembaga lain

Sumber dana dari lembaga ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan usaha
perbankan dan prekonomian secara umum. Perolehan

dana dari sumber ini adalah:


a. Bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan bank
Indonesia kepad bank-bank yang mengalami kesulitan.
b. Pinjaman antar Bank (call money)
c. Pinjaman dari Bank-bank luar negeri
d. Surat brharga pasar uang (SBPU)
Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan ukuran keberhasilan
bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari
sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya. Pentingnya
sumber dana dari masyarakat ini dikarenakan sumber dana dari masyarakat luas merupakan
sumber dana utama bagi bank, Sumber dana ini juga disebut sumber dana pihak ketiga

Bagi Bank Konvensional, selain modal, sumber dana lainnya cenderung bertujuan untuk
“menahan” uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan Keynes yang
mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga keguanaan: Transaksi, cadangan
(jaga-jaga), dan investasi. Oleh karena itu, produk penghimpunan danapun disesuikan dengan
tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito Proses penghimpunan dana dari
masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah, pada prinsipnya hampir sama dengan
perbankan konvensional, artinya dalam sistem perbankan syariah dikenal produk-produk
berupa giro (demand deposit), tabungan (seving deposit), dan deposito (time deposit) sebagai
sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat. Perbedaannya adalah bahwa pada sistem
Perbankan Syariah tidak dikenalkan adanya system bunga sebagai kontraprestasi terhadap
nasabah deposan, melainkan melalui mekanisme bagi hasil dan bonus yang bergantung pada
jenis produk apa yang dipilih oleh nasabah. dengan demikian, produk penghimpunan dana
(funding) yang ada dalam sistem Perbankan Syariah terdiri dari (1) Giro: Giro wadi’ah dan

9
Giro Mudharabah, (2) Tabungan: Tabungan wadi’ah dan Tabungan Mudharabah; (3)
Deposito: Deposito Mudharabah

Indikator Dana Pihak Ketiga (DPK)

Indikator dana pihak ketiga ini menurut Muhamad7

DPK = Giro + Tabungan + Deposito

Berdasarkan pemikiran di atas dapat dinyatakan bahwa indikator dana pihak ketiga
merupakan jumlah dari giro, tabungan dan deposito.

Jenis-jenis Sumber Dana Pihak Ketiga (DPK)

Di bawah ini beberapa jenis dana pihak ketiga menurut Undang-


Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998:
a. Simpanan Giro (Demond Deposit)
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara pemindahbukuan. Dalam
pelaksanaannya tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening koran. Giro yang
dibenarkan dalam syariah menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah.
1. Akad
a) Wadi’ah adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk
mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
b) Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk
c) Melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil
usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya.
2. Fitur dan Mekanisme
a) Giro atas dasar akad wadi’ah

(1) Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagai
penitip dana

7
Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005). Hal. 248

10
(2) Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus
kepada nasabah
(3) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara
lain biaya cek atau bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan
saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening.
(4) Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah

(5) Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.8


b) Giro atas dasar mudharabah
(1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai
pemilik dana (sahibul maal)
(2) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati
(3) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-
biaya yang terkait langsung
(4) dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya cek atau bilyet giro,
biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukuan dan
penutupan rekening.
(5) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah.
b. Simpanan Tabungan (Save Deposit)
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
1) Akad
a) Wadi’ah adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan
untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
b) Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul
maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha
tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua
belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.9

8
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), 32-33
9
Ibid., 35.

11
2) Fitur dan Mekanisme
a) Tabungan atas dasar akad wadi’ah
Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak
sebagai penitip dana.
b) Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus
kepada nasabah
c) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening
antara lain biaya cek atau bilyet giro, biaya materai, cetak laporan
transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening.
d) Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah
e) Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah
f) Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah
b) Tabungan atas dasar akad mudharabah
(1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah
sebagai pemilik dana (sahibul maal)
(2) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati
(3) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang
disepakati
(4) Bank dapat membebankan kepada nasaba biaya administrassi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening
antara lain biaya cek atau bilyet giro, biaya materai, cetak laporan
transaksi dan saldo rekening, pembukuan dan penutupan rekening.
(5) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah.10
c. Simpanan Deposito
Deposito merupakan simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah menyimpan dengan baik
berdasarkan prinsip mudharabah. Pemilik deposito disebut deposan. Keuntungan bagi bank
dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relative panjang dan

10
Ibid., 36.

12
frekuensi penarikan juga jarang. Dengan demikian bank lebih leluasa untuk menggunakan
dananya kembali untuk penyaluran pembiayaan11.
Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008, depsito adalah investasi dana
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah
penyimpan dana.
1) Akad Mudharabah
Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada
pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang
sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.12
2) Fitur dan Mekanisme
a) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak
sebagai pemilik dana (shahibul maal)
b) Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasanbatasan yang
ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau dilakukan
dengan tanpa batasan-batasan dari pemilik dana (mudharabah mutlaqah)
c) Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara jelas
syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah
d) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati
e) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang
disepakati
f) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening
antara lain biaya cek atau bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi
dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening
g) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi DPK
1). Kondisi perekonomian
2). Kegiatan dan kondisi pemerintah
3). Kondisi atau perkembangan pasar uang dan pasar modal

11
Kamsir, Dasar-Dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014, (Jakarta:Rajawali Pres,2014). Hal 76
12
Ibid., 38-39.

13
4). Kebijakan pemerintah
5). Peraturan Bank Indonesia.
BAB III
HASIL PENELITIAN
1. Teori Ekonomi
Jika B.I Rate naik maka Dana Pihak Ketiga Bank Syariah (DPK) akan turun atau
sebaliknya, Jika B.I Rate turun maka Dana Pihak Ketiga Bank Syariah (DPK) akan naik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa B.I Rate dengan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah
(DPK) memiliki hubungan Slope Negatif (-).
2. Matematika
Persamaan Matematika : Y = a + bx
Persamaan Ekonometrika : Y = a + bx + e
3. Hipotesis
Ha : B.I Rate memiliki Hubungan positif signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga
Bank Syariah (DPK).
H0 : B.I Rate tidak memiliki hubungan posirif signifikan terhadap Dana Pihak
Ketiga Bank Syariah (DPK)

Dana Pihak Ketiga


Priode BI Rate Bank Syariah
2010 6,50 76.036
2011 6,00 115.415
2012 5,57 147.512
2013 7,50 183.534
2014 7,57 217.858
2015 7,50 231.175
2016 4,75 279.334,83
2017 4,25 334.887,63
2018 6,00 371.828
2019 5,00 127.580
2020 5,00 131.377
Data B.I Rate dan Dana Piak Ketiga Bank Syariah (DPK)

14
HASIL UJI

1. REGRESI SEDERHANA

Dependent Variable: DPK


Method: Least Squares
Date: 10/17/22 Time: 14:48
Sample: 2010 2020
Included observations: 11

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 279410.1 160779.0 1.737852 0.1162


BI_RATE -13055.66 26474.07 -0.493149 0.6337

R-squared 0.026311 Mean dependent var 201503.4


Adjusted R-squared -0.081877 S.D. dependent var 95279.10
S.E. of regression 99102.94 Akaike info criterion 26.00867
Sum squared resid 8.84E+10 Schwarz criterion 26.08102
Log likelihood -141.0477 Hannan-Quinn criter. 25.96307
F-statistic 0.243196 Durbin-Watson stat 0.896815

15
Prob(F-statistic) 0.633716

Hasil Regresi

Y = a - bx + e

Substituted Coefficients

Y = 279410.1 - b -13055.66 + e
 UJI T
Variable B.I Rate tidak berpengaruh parsial terhadap terhadap variable Dana Pihak
Ketiga (DPK) karena Probability di atas lebih dari 0,05 sebesar 0,6337 oleh sebab itu
H0 diterima Ha di tolak dan jika dilihat dari Coefficient -13055.66 dan t-Statisticnya -
0.493149 artinya berpengaruh negative. Jadi Ketika B.I Rate naik maka Dana Pihak
Ketiga Bank Syariah (DPK) akan turun.
 UJI Determinasi
Dilihat dari Adj. R-Squared -0.081877 jika dipersenkan menjadi 8%, maka variable
B.I Rate dapat menjelaskan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah (DPK) sebesar 8% dan
sisanya sebesar 92% dijelaskan oleh variable lainnya yang tidak dibahas dalam
analisis ini.
2. UJI NORMALITAS

16
Hasil Uji Normalitas residual diatas adalah nilai Jarque-Bera sebesar 0.767651
dengan Probaility 0.681250 dimana lebih dari 0,05 sehingga artinya Ha diterima dan
residual berdistribusi normal.
3. UJI MULTIKOLENIARITAS

Variance Inflation Factors


Date: 10/17/22 Time: 14:55
Sample: 2010 2020
Included observations: 11

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 2.58E+10 28.95199 NA
BI_RATE 7.01E+08 28.95199 1.000000

Dari data diatas menunjukan bahwa nilai Centered VIF adalah 1.000000. dimana nilai
tersebut kurang dari 10 maka dinyatakan tidak terdapat masalah.

4. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey


Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 0.708622 Prob. F(1,9) 0.4217


Obs*R-squared 0.802878 Prob. Chi-Square(1) 0.3702
Scaled explained SS 0.257473 Prob. Chi-Square(1) 0.6119

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/17/22 Time: 15:49
Sample: 2010 2020
Included observations: 11

Coefficien
Variable t Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.93E+10 1.36E+10 1.418739 0.1897


BI_RATE -1.88E+09 2.24E+09 -0.841797 0.4217

R-squared 0.072989 Mean dependent var 8.04E+09


Adjusted R-squared -0.030012 S.D. dependent var 8.25E+09
S.E. of regression 8.37E+09 Akaike info criterion 48.69724
Sum squared resid 6.31E+20 Schwarz criterion 48.76958
Log likelihood -265.8348 Hannan-Quinn criter. 48.65164
F-statistic 0.708622 Durbin-Watson stat 1.767474
Prob(F-statistic) 0.421706

17
Pada output diatas, dimana nilai P Value yang di tunjukan dengan nilai Prob Chi-Square (1)
pada Obs*R-Square yaitu sebesar 0.4515 oleh karena itu nilai P Value lebih dari 0,05 maka
model regresi hersifat homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak ada masalah asumsi non-
heteroskedastisitas.

5. UJI AUTOKORELASI

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:


Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags

F-statistic 1.141331 Prob. F(2,7) 0.3724


Obs*R-squared 2.704965 Prob. Chi-Square(2) 0.2586

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/17/22 Time: 13:23
Sample: 2010 2020
Included observations: 11
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1403.210 196681.4 0.007134 0.9945


BI_RATE -309.6496 31910.35 -0.009704 0.9925
RESID(-1) 0.563501 0.373035 1.510583 0.1746
RESID(-2) -0.246549 0.472957 -0.521292 0.6182

R-squared 0.245906 Mean dependent var -2.91E-11


Adjusted R-squared -0.077277 S.D. dependent var 94017.31
S.E. of regression 97582.41 Akaike info criterion 26.09007
Sum squared resid 6.67E+10 Schwarz criterion 26.23476
Log likelihood -139.4954 Hannan-Quinn criter. 25.99886
F-statistic 0.760887 Durbin-Watson stat 1.825289

Dari milai prob. Chi-Square (2) yang merupakan nilai P value uji Breusch Godfrey Serial
Correlation LM, yaitu sebesar 0,2586 dimana lebih besar daro 0,05 berarti tidak ada masalah
autokorelasi serial. Sehingga Ha diterima.

18
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hubungan B.I Rate dengan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah (DPK) yaitu, meskipun
bank syariah tidak menetapkan tingkat suku bunga, baik dari sisi pendanaan maupun sisi
pembiayaan namun Bank Syariah tidak terlepas dari risiko suku bunga. Hal ini disebabkan
oleh pasar yang dijangkau Bank Syariah tidak hanya nasabah-nasabah yang loyal penuh
terhadap syariah. Bila terjadi bagi hasil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat suku
Bungan di pasar Konvesional maka dapat berdampak pada peningkatan risiko likuiditas
sebagai akbiatnya nasabah dapat menarik dana dari bank syariah dan berpindah ke Bank
Konvesional.

19
REFENSI

Ari Kristin Prasetyoningrum. Risiko Bank Syariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015)

Departemen Agama Republik Indonesia, Karl, E. Case, dan Fair, Prinsip-Prinsip Ekonomi
Makro,Al-Qur’an dan Terjemah ( Jakarta : Prenhalindo, 2001)

Herman Darmawi, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, (Jakarta: Bumi


Aksara)

Ismil, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011)

Kamsir, Dasar-Dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014, (Jakarta:Rajawali Pres,2014)

Lukman Denwawijaya. Artikel. Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003)

20
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015)

Muhammad. Manajemen Bank syariah (Yogyakarta. UPP AMP YKPN.2005)

21

Anda mungkin juga menyukai