NIM : G1C223056
1. Untuk mengatasi konflik antara dua pegawai di laboratorium kesehatan, sebagai pemimpin, langkah-
langkah berikut dapat diambil. Pertama, lakukan pertemuan pribadi dengan kedua pegawai untuk
mendengar keluhan dan pandangan mereka secara langsung. Dengarkan dengan empati dan hindari
mengambil sisi atau menyalahkan satu pihak. Selanjutnya, bantu identifikasi akar masalah konflik dan
fasilitasi percakapan terbuka di antara kedua pegawai, fokus pada pemecahan masalah dan bukan
menyalahkan.
Ajak mereka mencapai kesepakatan atau kompromi yang dapat diterima oleh keduanya, dengan
menekankan pentingnya berkomunikasi lebih baik dan menyelesaikan konflik melalui dialog
konstruktif. Sertakan bimbingan pribadi untuk membantu mereka mengelola konflik dengan lebih
efektif dan berkontribusi positif pada keberhasilan tim. Reafirmasi nilai dan misi bersama laboratorium
kesehatan untuk mengingatkan mereka tentang tujuan bersama dan betapa kerjasama yang baik
mendukung pencapaian tujuan tersebut
Jika perlu, pertimbangkan perubahan struktural dalam tim atau tanggung jawab tugas masing-masing
pegawai untuk mencegah konflik di masa depan. Selain itu, adakan kegiatan atau latihan tim yang
memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan di antara anggota tim. Pantau perkembangan dan
lakukan tindak lanjut secara berkala, tetap terbuka untuk menangani masalah yang mungkin muncul
kembali. Melibatkan karyawan dalam proses penyelesaian konflik ini dapat membantu membangun
kembali kekompakan dan hubungan yang solid di dalam tim laboratorium kesehatan.
2. Jika diminta untuk menjadi bagian logistik di bagian penerimaan barang, ada beberapa hal yang dapat
Saya lakukan untuk menjalankan peran ini dengan efisien dan efektif. Berikut adalah beberapa langkah
yang dapat Saya ambil:
- Pahami dengan baik proses penerimaan barang di perusahaan Anda, termasuk langkah-langkah yang
terlibat, dokumen yang diperlukan, dan kebijakan yang berlaku. Ini mencakup pengetahuan tentang tata
cara pemeriksaan, pencatatan, dan pelaporan.
- Jalin komunikasi yang baik dengan pemasok untuk memastikan bahwa pengiriman barang sesuai
dengan pesanan yang ditempatkan. Pastikan untuk mendapatkan informasi yang cukup terkait
pengiriman, seperti nomor pelacakan dan perkiraan waktu kedatangan.
3. Persiapkan Area Penerimaan Barang:
- Pastikan area penerimaan barang bersih dan teratur. Persiapkan alat dan peralatan yang diperlukan,
seperti scanner barcode, perangkat lunak penerimaan barang, dan alat pengukur untuk mengecek
kualitas barang.
- Periksa kondisi fisik barang yang diterima untuk memastikan tidak ada kerusakan atau kekurangan.
Dokumentasikan temuan tersebut dengan cermat dan laporkan kepada pihak yang berwenang sesuai
prosedur yang berlaku.
- Gunakan perangkat lunak atau sistem komputer untuk memindai barcode pada setiap barang yang
diterima. Pastikan bahwa data yang tercatat akurat dan sesuai dengan pesanan yang telah diajukan.
6. Penyimpanan Sementara:
- Atur penyimpanan sementara barang dengan rapi dan sesuai dengan kategori atau nomor referensi.
Ini dapat membantu memudahkan pengambilan barang saat diperlukan.
- Jalin kerja sama dengan tim terkait, termasuk tim gudang atau staf lain yang terlibat dalam proses
logistik. Komunikasikan informasi terkait barang yang diterima untuk memastikan kelancaran seluruh
rantai pasok.
- Lengkapi semua dokumen administrasi yang diperlukan, seperti faktur, surat jalan, dan catatan
penerimaan. Pastikan semua dokumen terkait tersimpan dengan aman dan dapat diakses dengan
mudah.
- Jika ada barang khusus atau berisiko tinggi, pastikan untuk mengikuti prosedur penanganan khusus
yang mungkin diperlukan untuk memastikan keamanan dan keandalan barang tersebut.
- Secara berkala, evaluasi proses penerimaan barang dan cari cara untuk meningkatkannya. Terapkan
umpan balik dari staf terkait atau pemasok untuk membuat perbaikan yang diperlukan.
Dengan memahami, merencanakan, dan melaksanakan langkah-langkah ini, Saya dapat menjadi bagian
yang efektif dalam tim logistik penerimaan barang dan membantu menjaga kelancaran operasional
perusahaan.
Standar 10.1 : Penetapan, pemantauan, dan perbaikan dalam peningkatan budaya keselamatan
Standar 5 : Prosedur Penyimpanan dan pemeliharaan dokumen, spesimen, sampel, slide, jaringan, dan blok
Standar 2.1 : Program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi setiap SDM laboratorium kesehatan
Standar 3 : Pemantauan, penilaian, evaluasi terhadap kinerja dan kompetensi SDM laboratorium kesehatan
Standar 3.2 : Prasarana yang bersifat kritis dan ketersediaan sumber alternatif
Standar 1.2 : Pengelolaan hasil pemeriksaan dengan lebih dari 1 (satu) alat
Standar 1.3 : Validasi dan Verifikasi alat, metode dan perangkat lunak
Standar 3 : Penjaminan kualitas pelayanan sitopatologi oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomik (SpPA).
Standar 4 : Pemantapan mutu internal untuk pemeriksaan kimia klinis, hematologi, hemotasis, dan
PointOf-Care Test (POCT).
Standar 4.1 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) untuk pemeriksaan secara kuantitatif.
Standar 5 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) untuk pemeriksaan bakteriologi, mikobakteriologi, dan
mikologi
Standar 5.1 : Verifikasi uji sensitivitas antimikroba, antimikobakterium, dan anti jamur
Standar 5.3 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) pada pemeriksaan mikrobiologi molekuler
Standar 6 : Bahan, peralatan dan metode yang digunakan pada pemeriksaan parasitologi
Standar 8 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) untuk pemeriksaan urinalisis mikroskopis klinis
Standar 10.2 : Penetapan batas rentang nilai kontrol, nilai rujukan, dan batasan pelaporan
Standar 11 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) untuk semua parameter pemeriksaan air
Standar 12 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) untuk semua parameter pemeriksaan makanan.
Standar 13 : Pemantapan Mutu Internal (PMI) untuk semua parameter pemeriksaan kualitas udara.