Anda di halaman 1dari 4

Keempat standar tersebut menjadi aspek utama pengembangan dalam proses

perubahan kurikulum nasional. Seperti Perbedaan kurikulum 2006


dengan kurikulum 2013 terletak pada pengembangan keempat komponen
tersebut. Sehingga PP 13 Tahun 2015 menjelaskan bahwa Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Artinya Kurikulum
sebagai dokumen perencanaan berisi tentang tujuan, isi materi, strategi dan
evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian
tujuan serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Oleh karena itu, perlu memahami keempat komponen kurikulum dengan baik
agar dapat mengembangkan kurikulum dengan baik.

1. Tujuan
Tujuan merupakan komponen penting dalam pengembangan kurikulum karena
sebagai arah semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen
kurikulum lainnya. Sehingga dalam merumuskan tujuan kurikulum berdasarkan
dua hal yaitu perkembangan masyarakat dan falsafah sebuah negara
(Sukmadinata, 2009).

Tujuan Kurikulum yang baik memiliki kesesuaian dengan perkembangan


masyarakat, baik tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat, karena salah
satu tujuan pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik untuk hidup
ditengah-tengah masyarakat. Sehingga sekolah diibaratkan sebagai miniatur
masyarakat atau masyarakat dalam bentuk mini (Tafsir, 2010).
Tujuan kurikulum yang baik memiliki kesesuaian dengan falsafah negara yaitu
pemikiran-pemikiran dan nilai-nilai yang berlaku di sebuah negara. Tujuan
kurikulum Nasional disusun sesuai dengan falsafah negara Indonesia

Tujuan terbagi menjadi beberapa kategori seperti tujuan khusus dan umum.
Tujuan berkaitan dengan waktu terbagi menjadi tujuan jangka panjang, jangka
menengah dan jangka panjang. Tujuan berkaitan jenjang pendidikan terbagi
menjadi tujuan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Tujuan yang berhubungan langsung dalam proses pendidikan meliputi tujuan


domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik.

Tujuan pendidikan berdasarkan tujuan tertinggi sampai tujuan terendah terbagi


sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan Nasional


Tujuan ini merupakan tujuan pendidikan yang paling tinggi dalam herarki
tujuan-tujuan pendidikan yang ada, bersifat ideal dan umum. Undang-Undang
no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan tujuan
Pendidikan Nasional adalah “menjadikan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan tersebut dilengkapi oleh Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, tujuannya adalah membentuk peserta didik
menjadi manusia seutuhnya, yang memiliki ilmu pengetahuan dan kecakapan
serta beriman dan mempunya tanggung jawab sebagai warga Negara.
Tujuan Pendidikan Nasional yang tertulis di UU dan PP memiliki kesamaan
dengan tujuan pendidikan Islam yang tertulis pada Peraturan Menteri Agama
no. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Keagamaan dan Bahasa Arab, yaitu menciptakan manusia yang
beriman dan bertakwa sebagai pribadi, dan memiliki rasa tanggung jawab
sebagai manusia sosial.

b. Tujuan Institusional
Tujuan Institusional atau tujuan tingkat satuan pendidikan adalah tindak lanjut
dari tujuan nasional. artinya tujuan tingkat satuan pendidikan mesti
menggambarkan kelanjutan dan hubungan yang kuat dengan tujuan pendidikan
nasional. Tujuan tersebut dikenal dengan tujuan pendidikan dasar, tujuan
pendidikan menengah dan tujuan pendidikan tinggi.

c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler dikenal dengan standar kompetensi adalah tindak lanjut dari
tujuan tingkat satuan pendidikan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dari
satuan pendidikan. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional, tujuan
kurikuler tersusun menjadi standar kompetensi kelompok mata pelajaran,
standar kompetensi mata pelajaran.

d. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional atau standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran merupakan tujuan terakhir dari tiga tujuan pendidikan diatasnya.
Tujuan ini bersifat operasional dimana tujuan tersebut diharapkan dapat
tercapai pada saat proses belajar mengajar yang bersifat langsung. Oleh karena
itu, para pendidik memiliki tugas menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).

Pencapaian tujuan instruksional ini tergantung kondisi proses pembelajaran


yang ada, baik kompetensi pendidik, fasilitas belajar, peserta didik, metode
pembelajaran, lingkungan, dan faktor yang lain.
2. Isi atau Materi
Komponen isi atau materi pembelajaran merupakan materi yang direncanakan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Nasution, 1989). Isi atau
materi yang dimaksud adalah mata pelajaran.
Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
pasal 6 menjelaskan bahwa Mata pelajaran itu terbagi menjadi kelompok mata
pelajaran yang terdiri dari Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, Kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Pada Pendidikan madrasah yang dibawah binaan Kementerian Agama,


Pendidikan agama dibagi dan ditambah menjadi 5 mata pelajaran yaitu Al-
Qur’an hadits, fikih, aqidah akhlak, fikih dan bahasa Arab.

3. Proses Pembelajaran
Proses Pembelajar adalah komponen kurikulum ini memiliki peranan penting
dalam pendidikan. Mutu proses pembelajar ditentukan oleh kompetensi
pendidik (Tafsir, 2010), yaitu kompetensi pendidik dalam menguasai dan
mengaplikasikan teori-teori psikologi, metode mengajar, dan penggunaan alat
pengajaran.

Proses pembelajaran dalam pembahasannya sering terbagi menjadi dua yaitu


strategi pembelajaran dan media pembelajaran (Sukmadinata, 2009). Strategi
pembalajaran adalah ca ra yang dimiliki oleh pendidik dalam proses belajar
mengajar. Strategi yang digunakan dalam mengajar, antara lain
reception/exposition learning atau discovery learning, rote learning atau
meaningful learning, dan group learning atau individual learning (Sukmadinata,
2009).

Media pembelajaran adalah segala macam bentuk rangsangan dan alat yang
disediakan pendidik untuk mendorong peserta didik belajar. Fungsinya sebagai
alat bantu untuk memudahkan dalam menyampaikan isi atau materi kurikulum
agar dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Kemampuan pendidik
memilih media yang tetap dapat menentukan kelancaran proses proses
pembelajaran.

Media pembelajaran terbagi menjadi lima kelompok, yaitu interaktif insani, realita,
pictorial, simbol tertulis, dan rekaman suara (Sukmadinata, 2009). Pada
perkembanganya, keberadaan alat-alat teknologi dan komunikasi seperti
internet, dan smartphone sering menggantikan peran pendidik. Oleh karena itu,
perkembangan tersebut perlu diantisipasi dengan bijak oleh pakar pendidikan,
sehingga dapat membahasa tugas-tugas apa saja yang dapat digantikan oleh
mesin (Tafsir, 2010).

4. Penilaian atau Evaluasi


Evaluasi atau penilaian ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan dan menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara total.
Evaluasi ini terbagi menjadi evaluasi hasil belajar mengajar yaitu menilai
keberhasilan penguasaan peserta didik atau tujuan-tujuan khusus yang telah
ditentukan, dan evaluasi pelaksanaan mengajar yaitu menilai keseluruhan
pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar,
bahan mengajar, strategi dan media pengajaran, serta komponen evaluasi
mengajar sendiri (Sukmadinata, 2009).

Anda mungkin juga menyukai