Anda di halaman 1dari 30

Cardiogenic shock nursing management

 Seminar sehari DPD PPNI Medan 2023


NAMA : Nurlaeci
Status : Menikah
Email : nurlaeci70@gmail.com
No HP :08122322152
Alamat : jl setiabudi no 200 Rt 04 RW 04 kp.Cijengkol
wangunsari Lembang
Pendidikan : S1 dan S2 Keperawatan di UNPAD
Riwayat Pelatihan : Kardiologi Dasar, PPGD,ACLS,
ASESOR, SPPTK, TOT BHD, TOT ALS, EKG
Riwayat Pekerjaan :
PNS Di RSHS di PJT
Pengajar di STIKES,
Pengajar pelatihan PKKvTD/KD,
Pengajar pelatihan Intensif,
Instruktur pelatihan GELS/PPGD, EKG,
Asesor, tim manajemen nyeri,
tim Code BLUE. Case Manager
Organisasi
Ketua INKAVIN JABAR 2022 – 2027
DPD PPNI Kota Bandung : Wk Bendahara 2022 - 2027
List Content
LIST OF CONTENTS

01 03
Pendahuluan patophysiology
05
KESIMPULAN
02 04
Defini syok Tatalaksana syok
cardiogenic
Page 03 of 15
PENDAHULUAN

ACS

Kegawatan Cardiogenic
Disritmia Shock
KV

Gagal
jantung
CARDIOGENIC SHOCK ?
SHOCK ?
HYPOTENSI

HYPOPERFUSI JARINGAN

SHOCK
Hipotensi ?
Tekanan Systolic < 90 mm Hg

Tekanan sistolic menurun 30 mmHg dalam 30-60 menit

Tekanan MAP menurun 30 mmHg


HYPOPERFUSI JARINGAN

1. extremitas dingin

2. perubahan status mental

3. Cyanosis

4. Oliguria
Cardiogenic Shock ?

Cardiogenic Shock adalah suatu keadaan yg terjadi akibat


tidak efektifnya kontraktilitas jantung dan kegagalan
jantung untuk memompakan darah/disfungsi LV ( Woods L.S et
al,2009)
Mortalitas cukup tinggi ( > 70%)
Penyebab tersering adalah karena infark miokard akut
Etiologi

1. Miocardial Infarction : 8% anterior wall, 20%


in LM , 64% in 3VD, 23% in 2VD

2. NON MI : acut valvular Mitral and Aortic Valve, infeksi


endokarditis, inflamatory disorders, tamponade
Diagnosis dan manifestasi klinis

Riwayat penyakit : riwayat penyakit


kardiovaskuler atau mempunyai faktor resiko
penyakit jantung

Pemeriksaan fisik : terjadi perubahan


kondisi fisik secara cepat, data subyektif
dan obyektif terkait cardiac output dan
konsumsi oksigen
BAGAIMANA PENATALAKSANAANNYA ?

Meningkatkan O2 ke MIOKARD

Maksimalkan Cardiac Output


Gejala klinis: syok, hipoperfusi, gagal jantung bendungan, edema paru akut.
Kelainan dasar yang paling mungkin?

Edema paru akut Hipovolemia Low-output Aritmia

• Oksigen/intubasi jika perlu •Cairan Bradikardia Takikardia


• Nitrogliserin SL, kemudian 10-20 mcg/menit IV jika SBP >100 •Transfusi darah
mm Hg •Intervensi penyebab
• Furosemid IV 0,5-1 mg/kg PERTIMBANGKAN vasopresor
• Morfin IV 2-4 mg
• Dopamin 5-15 mcg/kg/menit jika ada tanda syok dan SBP 70-
100 mm Hg Cek tekanan darah
• Dobutamin 2-20 mcg/kg/menit jika TIDAK ada tanda syok
dan SBP 70-100 mm Hg

SBP >100 mm Hg SBP 70-100 mm Hg tanpa SBP 70-100 mm Hg dengan SBP <70 mm Hg dengan
Cek tekanan darah tanda syok tanda syok tanda syok

SBP >100 mm Hg dan tidak kurang


dari 30 mm Hg di bawah baseline
Nitrogliserin IV 10-20 Dobutamin IV 2-20 Dopamin IV 5-15 Norepinefrin IV 0,3-
mcg/menit mcg/kg/menit mcg/kg/menit 30mcg/menit

ACE-inhibitor yang short-acting Pertimbangkan diagnostik dan terapi lanjutan (pada keadaan non-hipovolemik)
seperti kaptopril 1-6,25 mg Diagnostik: kateter arteri pulmonalis, ekokardiografi, angiografi untuk iskemia/infark miokard, lain-lain
Terapi: intra-aortic balloon pump, reperfusi/revaskularisasi

Antman EM, et al. www.acc.org/clinical/guidelines/stemi/index.pdf


Bagaimana manajemen keperawatan ?
Kaji riwayat penyakit

Keluhan utama
Riwayat BP
Pernah sakit : acute MI; anaphylaxis; acute decompensated
heart failure, sepsis
Pengkajian cardiovascular

BP : Hipotensi ,
MAP < 65 mmHg,
Pulse pressure rendah/sempit,
Nadi cepat, kecil dan lemah,
JVP meningkat,
S3 dan S4 (+)
pulsus paradoxus (> 10mmHg)
Pengkajian pernafasan

Dyspnea, Respirasi
Rate meningkat dan
dalam, edema paru
Pengkajian neurologi

Letargi, stupor, coma

Pengkajian Gantrointestinal

Perdarahan lambung/ stress ulcer


Pengkajian Renal Pengkajian integumen
▪ Oliguria Akral dingin, lembab, pucat , CRT
▪ Penurunan urine output < 0,5 memanjang
ml/kg/jam
Pemeriksaan Penunjang Syok Kardiogenik

▪ Foto thorax → edema paru


▪ EKG → sebagian besar syok kardiogenik didapatkan tanda2
infark miokard akut, adanya disritmia?
▪ ECHO fungsi sistolik &diastolik, LVEF, MR , VSR atau
tamponade
▪ Laboratorium : AGD, mixed venous, enzim jantung, BUN,
kreatinin, LDH, bilirubin
INTERVENSI KEPERAWATAN ?

Pencegahan :

Identifikasi pasien yang beresiko secara dini


Pemberian Oksigen yang adekuat untuk otot jantung dan
mengurangi beban kerja jantung
Observasi hipoPerfusi : akral dingin, pucat, sianosis
Observasi perubahan status mental : Gelisah,bingung,tdk sadar
Monitoring :
Monitoring hemodinamik ( CVP ≤ 7 mmHg, sistolik
BP > 90 mmHg, SVR 1000 – 1200 dyne/s/cm )
Pantau perubahan gambaran EKG
Kolaborasi lab : AGD, elektrolit
Pemberian Obat-obatan intravenous, kontinyu
Monitoring Pemasangan intra aortic ballon pump
Prinsip IABP
Prinsip IABP

Perubahan Volume
Inflasi : Gas akan mengisi balon IABP 40 cc(30-50 cc) dan
mendorong darah sebelum balon ke belakang (Koroner)
dan setelah balon ke depan (Distal) dan tekanan intra
aorta akan meningkat secara mendadak
Deflasi : Penurunan volume balon tiba-tiba akan
menyebabkan penurunan tekanan intra aorta secara cepat
Timing yang tepat pada siklus jantung dibutuhkan untuk
mendapatkan manfaat perubahan hemodinamik dari
inflasi dan deflasi balon
Gambaran grafik Arteri (IABP)
Sebelum IABP Setelah
IABP
Peran perawat pd pemasangan IABP
• Inform Consent Bersama medis menjelaskan ke pasien dan keluarga
tentang kerja alat IABP, lama pemakaian, kapan akan dilepas

• Persiapkan set IABP dan setelah pemasangan :

• Monitor pulsasi perifer

• Kateter IABP harus dilekatkan dengan ketat

• Posisi kaki tidak boleh fleksi > 30 derajat

• Dukungan psikologis kepada pasien dan keluarganya


EBP
Scheid.Stephen,M.D;Gary Wizer; et.al (N.Eng.j.med 288.279-988.2010)
melakukan penelitian pd 87 pasen shock cardiogenic di 10 institusi RS di
Inggris dengan menilai respon klinis dan physiologis seperti HR, Sistolik,
Diastolik, cardiac output serta survival post IABP.
Hasil :
HR tidak lebih dari 110± 24 to 103± 21x/mt
sistolik(afterload) turun 76 ±22 to 57± 17 mmHG,
diastolik meningkat 53 ± 12 to 83 ± 19 mmHg ,
52 pasen meninggal selama pemsangan IABP, 35 pasen survival.
Dari 35 pasen survival bisa hidup bertahan sampai 1 tahun sebanyak
15 pasen.
kesimpulan
shock cardiogenic adalah kondisi tidak efektifnya
kontraktilitas jantung dan kegagalan LV untuk
memompakan darah sehingga mengakibatkan
penurunan perfusi jaringan. Terjadinya kerusakan
jaringan miokard shg suplai dan demand tidak
terpenuhi.

Diperlukan perawatan yg holistik & terpadu untuk


pencegahan dan pengobatan oleh medis, perawat
dan tim lain.
Orang – orang yang berhenti belajar
akan menjadi pemilik masa lalu,
orang- orang yang terus belajar akan
menjadi pemilik masa depan

Anda mungkin juga menyukai