KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah statistic ini.
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih memahami tentang statistic,
khusus nya kuartil, desil, dan persentil.
Pada kesempatan kali ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman, dosen pembimbing, serta kepada seluruh pihak yang telah ikut
membantu guna penyelesaian makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
belum menemukan kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun guna hasil yang lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat, semoga
apa yang kami bahas disini dapat dijadikan tambahan
tambahan ilmu pengetahuan
pengetahuan teman -
teman semua. Terima kasih
Penyusun
Mahasiswa
2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUHAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………….……………
Kesimpulan…………………………………………….…………….23
.23
3.2 Saran…………………………………………………………...…….23
Saran…………………………………………………………...…….23
DAFTAR PUSTAKA…………………….……………………………………..24
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
guru atau pengajar dan lembaga sebagai berikut :
1. Bagi siswa dan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang statistik.
2. Bagi guru dan dosen sebagai masukan dalam mengajarkan ststistik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki menjadi empat bagian yang sama
besar, masing-masing sebesar 1/4N.
2) Wirawan,2001:105. Kuartil (K) adalah nilai-nilai yang membagi
serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi menjadi empat (4) bagian yang
sama. Ada tiga Kuartil yaitu kuartil pertama (K1), kuartil kedua (K2), dan kuartil
ketiga (K3).
3) Pendapat Sudjana,2005:81. Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat
bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka
bilangan pembaginya disebut kuartil. Ada tiga buah kuartil, ialah kuartil pertama,
kuartil kedua dan kuartil ketiga yang masing-masing disingkat dengan K 1, K2, K3.
Pemberian nama ini dimulai dari nilai kuartil paling kecil
Istilah kuartil dalam kehidupan kita sehari-hari lebih dikenal dengan istilah
kuartal.
Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau skor
atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang
sama besar, yaitu masing masing sebesar ¼ N. jadi disini akan kita jumpai tiga
buah kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga
(Q3). Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data
7
yang kita selidiki menjadi empat bagian yang sama besar, masing-masing sebesar
¼ N, seperti terlihat dibawah ini
Jalan pikiran serta metode yang digunakan adalah sebagaimana yang telah
kita lakukan pada saat kita menghitung median. Hanya saja, kalau median
membagi seluruh distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar, maka
kuartil membagiseluruh distribusi data menjadi empat bagian yang sama besar.
Jika kita perhatikan pada kurva tadi, maka dapat ditarik pengertian bahwa Q2
adalah sama dengan Median(2/4 N=1/2 N).
Untuk mencari Q1,Q2 dan Q3 digunakan rumus sebagai berikut:
untuk data tunggal
Qn =l + ( n/4N-fkb)
fi
Fi= frekuensi aslinya (yaitu frekuensi dari skor atau interval yang
mengandung Qn).
i= interval class atau kelas interval.
Catatan: - istilah skor berlaku untuk data tunggal.
- istilah interval berlaku untuk data kelompok.
Berikut ini akan dikemukakan masing-masing sebuah contoh perhitungan
kuartil ke-1, ke-2, dan ke-3 untuk data yang tunggal dan kelompok.
Contoh perhitungan kuartil untuk data tunggal
Misalkan dari 60 orang siswa MAN Jurusan IPA diperoleh nilai hasil
EBTA bidang studi Fisika sebagaimana tertera pada table distribusi frekuensi
8
berikut ini. Jika kita ingin mencari Q1, Q2, dan Q3 (artinya data tersebut akan kita
bagi dalam empat bagian yang sama besar), maka proses perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Table 3.11. Distribusi frekuensi nilai hasil Ebta dalam bidang studi fisika dari 60
orang siswa MAN jurusan ipa,
i pa, dan perhitungan Q1, Q2, dan Q3.
Nilai (x) F Fkb
46 2 60= N
45 2 58
44 3 56
43 5 53
42 F1 (8) 48
41 10 40
40 F1 (12) 30
39 F1 (6) 18
38 5 12
37 4 7
36 2 3
35 1 1
Titik Q1= 1/4N = ¼ X 60 = 15 ( terletak pada skor 39). Dengan demikian dapat
= 39,50 +1,0
9
= 40,50
Titik Q3= 3/4N = 3/4 X 60 = 45 ( terletak pada skor 42). Dengan demikian dapat
kita ketahui: 1= 41,50; fi = 8; fkb = 40
Fi 17
= 44,50 +1.47
= 45,97
Titik Q3= 3/4N = 3/4 X 80 = 60 ( terletak pada interval 55-59). Dengan
demikian dapat kita ketahui: 1= 54,50; fi = 7; fkb = 59, i= 5.
Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 54,50 +(55-59)
+(55-59) X5
Fi 7
= 54,50 + 0,71
= 55,21
10
Tabel 3.12. distribusi frekuensi skor-skor hasil EBTA bidang studi tata buku dari
80 orang siswa man jurusan ips, berikut perhitungan Q1,Q2, dan Q3.
Nilai (x) F Fkb
70-74 3 80
65-69 5 77
60-64 6 72
55-59 7 66
50-54 7 59
45-49 17 52
40-44 15 35
35-39 7 20
30-34 6 13
25-29 5 7
20-24 2 2
Total 80= N -
positif).
3). Jika Q3-Q2 < Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke
kanan(juling negatif).
Jika data disajikan dalam bentuk Data Tunggal Tak Berfrekuensi
Rumus: Qi = 1 x ((n + 1) : 4) atau 2 x ((n + 1)
1) : 4) atau 3 x ((n + 1) : 4)
Contoh:
Tentukan kuartil dari data berikut: 71, 69, 70, 48, 79, 61, 69, 83, 57, 54, 90,
48, 54, 57, 61, 69, 69, 70, 71, 79, 83, 90
Kuartil 1 = 57
Kuartil 2 = 79
11
1 8 9 11 13 18 25
Letak kuartil (Q1 = ada pada data yang kedua atau Q1 = 8
2. Data genap
8 12 5 3 7 2 3 9.
Urutan data:
2 3 3 5 7 8 9 12
pada data yang keempat koma lima). Setelah kita dapatkan letak dari Q2,
Q2 = 5 + (7-5) = 7
Contoh 2:
Diketahui data sebagai berikut : 7, 6, 4, 5, 6, 5, 7, 6, 8, 4, 7, 8.
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 !
Jawab:
Setelah diurutkan : 4, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7,
7, 7, 8, 8 dan n = 12
13
1) Desil (D) adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi
frekuensi dari data yang diselidiki ke dalam 10 bagain yang sama besar, yang
masing-masing sebesar 1/10 N (Sudijono, 2006: 117-118). Jadi, sebanyak 9 buah
titik desil, keseimbilan buah desil itu membagi seluruh distribusi frekuensi ke
dalam 10 bagian yang sama besar.
2) Desil adalah nilai-nilai yang membagi seangkaian data atau suatu distribusi
frekuensi menjadi sepuluh bagian yang sama (Wirawan, 2001: 110). Jadi ada
sembilan ukuran desil.
3) Jika sekumpulan data itu dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka
didapat sembilan pembagi dan setiap bagiam dinamakan desil (Sudjana, 2005:
82). Karenanya ada sembilan buah desil, ialah desil pertama, desil kedua, desil,
ketiga, desil keempat, desil kelima, desil keenam, desil ketujuh, desil kedelapan,
dan desil kesembilan yang disingkat dengan D1, D2, D2, D3, D4, D5. D6, D7,
D8, dan D9.
Adapun bagian-bagian dari desil adalah desil pertama, desil kedua, desil
kelima.
1. Desil Pertama (D1) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau
suatu distribusi frekuensi sehingga 10% dari seluruh data nilainya kurang dari
nilai D1 dan 90% nya lagi memiliki nilai lebih besar dari nilai D 1 tersebut.
2. Desil Kedua (D1) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau
suatu distribusi frekuensi sehingga 20% dari seluruh data nilainya kurang dari
nilai (D2) dan 80% nya memiliki nilai lebih besar dari nilai (D 2) tersebut.
3. Desil kelima (D5) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau
suatu distribusi frekuensi sehingga 50% dari seluruh data nilainya kurang dari
nilai (D5) dan 50% nya lagi memiliki nilai lebih besar dari nilai (D 5) tersebut. Jadi,
Median = D5.
14
Desil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi
dari data yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-
masing sebesar 1/10 N. jadi disini kita jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana
kesembilan buah titik desil itu membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10
bagian yang sama besar.
Lambang dari desil adalah D. jadi 9 buah titik desil dimaksud diatas adalah titik-
titik: D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.
Perhatikanlah kurva dibawah ini:
Untuk mencari desil, digunakan rumus sebagai berikut:
Dn= 1 +(n/10N – fkb)
Fi
Untuk data kelompok:
Fi= frekuensi dari skor atau interval yang mengandung desil ke-n, atau frekuensi
aslinya.
i=interval class atau kelas interval.
1). Contoh perhitungan desil untuk data tunggal
Misalkan kita ingin mencari desil ke-1, ke-5, dan ke-9 atau D1, D5, dan
D9 dari data yang tertera pada table yang telah dihitung Q1, Q2, dan Q3-nya itu.
Mencari D1:
Titik D1= 1/10N= 1/10X60= 6 (terletak pada skor 37). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 5,50; fi= 4, dan fkb= 3.
Fi 4
= 36,25
Mencari D5:
Titik D5= 5/10N= 5/10X60= 30 (terletak pada skor 40). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 39,50; fi= 12, dan fkb= 18.
D1= 1 + (5/10N-fkb) ---D1=39,50 (30-18)
Fi 12
= 40,50
Mencari D9:
Titik D9= 9/10N= 9/10X60= 54 (terletak pada skor 44). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 43,50; fi= 3, dan fkb= 53.
D1= 1 + (9/10N-fkb) ---D1= 43,50 (54-53)
Fi 3
= 43,17
Tabel 3.13. Perhitungan desil ke-1, desil ke-5 dan desil ke-9 dari data yang tertera
pada table (diatas) kuartil.
Nilai (x) F Fkb
46 2 60= N
45 2 58
44 3 56
43 5 53
42 8 48
41 10 40
40 12 30
39 6 18
38 5 12
37 4 7
36 2 3
35 1 1
Misalkan kita ingin mencari D3 dan D7 dari data yang tercantum pada
table 3.12, proses perhitungannya adalah sebagai berikut:
Table 3.14. Perhitungan desil ke-3 dan desil ke-7 dari data yang tertera pada table
3.12.
Nilai (x) F Fkb
70-74 3 80
65-69 5 77
60-64 6 72
55-59 7 66
50-54 7 59
45-49 17 52
40-44 15 35
35-39 7 20
30-34 6 13
25-29 5 7
20-24 2 2
Total 80= N -
Mencari D3:
Titik D3= 3/10N= 3/10X80= 24 (terletak pada interval 40-44). Dengan
demikian dapat kita ketahui: 1= 39,50; fi= 15, dan fkb= 20.
D3= 1 + (3/10N-fkb) xi=39,50 (24-20) x 5
Fi 15
= 39,50+ 20= 39,50 + 1,33= 40,83
15
Mencari D7:
Titik D7= 7/10N= 7/10X80= 56 (terletak pada interval 50-54). Dengan
demikian dapat kita ketahui: 1= 49,50; fi= 7, dan fkb= 52.
D7= 1 + (7/10N-fkb) xi=49,50 (50-54) x 5
Fi 7
= 49,50+ 20= 49,50 + 2,86= 40,83
17
7
Contoh lain untuk desil :
1. Untuk data yang belum dikelompokkan
a. Susunan berdasarkan urutan data dimulai dari data yang terkecil sampai
terbesar
Di = desil ke-i
i = 1,2,3,…..,9
n = banyaknya data
c. Tentukan nilai dari desil yang diminati tersebut, misalkan nilai D1, nilai D3
ataupun nilai desil lainnya.
Atau nilai D3 nya = data kedua +0,4 (data ketiga –data kedua)
= 8+ 0,4 (10 -8) = 8,5
2. Data genap
8 12 5 3 7 2 3 8
Urutkan data:
2 3 3 5 7 8 8 12 → Misal, menentukan nilai D 2
maka:
Letak desil (D2 = = 1,8) ada pada data ke satu koma delapan
1) Persentil adalah titik atau nilai yang membagi suatu distrubusi data menjadi
seratus bagian yang sama besar (Sudijono, 2006: 99). Karena perrsentil sering
disebut “ukuran per-ratus-
per-ratus-an”.
an”. Titik yang membagi distribusi data ke dalam
seratus bagian yang sama besar ialah titik-titik: P 1, P2, P3, P4, P5, P6, . . . dan
seterusnya, sampai dengan P 99. Jadi didapat sebanyak 99 titik pesenti yang
membagi seluruh distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar,
masing-masing sebesar 1/100 atau 1%.
2) Persentil adalah suatu titik dalam distribusi yang menjadi batas satu persen
(1%) dari frekuensi yang terbawah (Koyan, 2012: 22).
Pesentil adalah nilai-nilai yang membagi sebagaian data atau suatu distribusi
frekuensi menjadi 100 bagian yang sama (Wiriawan, 2001: 115).
Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi
suatu distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil
sering disebut ukuran perseratusan.
Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar
itu ialah titik-titik:
titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, … dan seterusnya, sampai dengan P99.
jadi disini kita dapati sebanyak 99 titik persentil yang membagi seluruh distribusi
distr ibusi
data ke dalam seratus bagian yang sama besar, masing-masing sebesar 1/ 100N
atau 1%, seperti terlihat pada kurva dibawah ini:
Untuk mencari persentil digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk data tunggal:
Pn= 1 +(n/10N – fkb)
Fi
Atau
Letak Pi =
19
Keterangan:
Pi = Persntil ke-i
i = 1, 2, 3, … , 99
n = banyak data
Di = b + P
Keterangan :
Di = Desil ke-i
b = tepi bawah kelas Di
P = panjang kelas
n = banyak data
F = jumlah frekuensi sebelum kelas Di
f = ffrekuensi
rekuensi kelas Di
20
Tabel. 3.15. Perhitungan persentil ke-5, persentil ke-20 dan persentil ke-75 dari
data yang tertera pada tabel 3.13.
Nilai (x) F Fkb
70-74 3 80
65-69 5 77
60-64 6 72
55-59 7 66
50-54 7 59
45-49 17 52
40-44 15 35
35-39 7 20
30-34 6 13
25-29 5 7
20-24 2 2
Total 80= N -
1). Contoh perhitungan desil untuk data tunggal
Misalkan kita ingin mencari persentil ke-5 (P5), persentil ke-20 (P20), dan
ke-75 (P75),dari data yang disajikan pada tabel 3.13 yang telah dihitung desilnya
itu. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
Mencari persentil ke-5 (P5):
Titik P5= 5/10N= 5/10X60= 3 (terletak pada skor 36). Dengan demikian dapat
kita ketahui: 1= 35,50; fi= 2, dan fkb= 1.
P5= 1 + (5/10N-fkb) =36,50 +(3-1)
Fi 2
= 36,50
Mencari persentil ke-75 (P75):
Titik P75= 75/10N= 75/10X60= 45 (terletak pada skor 42). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 41,50; fi= 8, dan fkb= 40
P75= 1 + (75/10N-fkb) =41,50 +(45-40)
Fi 8
= 42,125
21
demikian dapat kita ketahui: 1= 64,50; fi= 5, dan fkb= 72, i=5
P95= 1 + (95/100N-fkb) Xi =64,50 +(65-69) X 5
Fi 5
= 64,50+4
= 68,50
Tabel 3.16. Perhitungan persentil ke-35 dan persentil ke-95 dari data yang tertera
pada tabel 3.14.
Nilai (x) F Fkb
70-74 3 80
65-69 5 77
60-64 6 72
55-59 7 66
50-54 7 59
45-49 17 52
40-44 15 35
35-39 7 20
30-34 6 13
22
25-29 5 7
20-24 2 2
Total 80= N -
a. Untuk mengubah rawa score (raw data) menjadi standard score (nilai
standar).
Dalam dunia pendidikan, salah satu standard score yang sering digunakan adalah
eleven points scale ( skala sebelas nilai) atau dikenal pula dengan nama standard
of eleven (nilai standard sebelas) yang lazim disingkat dengan stanel.
Pengubahan dari raw score menjadi stanel itu dilakukan dengan jalan
menghitung: P1- P3- P8- P21- P39- P61- P79- P92- P97- dan P99.
Jika data yang kita hadapi berbentuk kurva normal (ingat: norma atau
standar selalu didasarkan pada kurva normal itu), maka dengan 10 titik persentil
tersebut diatas akan diperoleh nilai-nilai standar sebanyak 11 buah, yaitu nilai-
nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Misalkan sejumlah 80 orang individu seperti yang tertera pada tabel 3.16. itu
hanya akan diluluskan 4 orang saja (=4/ 80 X 100%= 5%) dan yang tidak akan
diluluskan adalah 76 orang (= 76X80 X 100%=95%), hal ini berarti bahwa P95
adalah batas nilai kelulusan. Mereka yang nilai-nilainya berada pada P95
kebawah, dinyatakan tidak lulus, sedangkan diatas P95 dinyatakan lulus. Dalam
perhitungan diatas telah kita peroleh P95= 68,50; berarti yang dapat diluluskan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Sudijono, 2006:112. Dalam dunia statistik, yang dimaksud
dengan kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi
frekuensi kedalam empat bagian yang sama besar, yaitu masing-masing sebesar
1/4N. Jadi di sini akan kita jumpai tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (K 1),
Kuartil kedua (K2), dan Kuartil ketiga (K 3). Ketiga Kuartil inilah yang membagi
seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki menjadi empat bagian yang
sama besar, masing-masing sebesar 1/4N.
Desil (D) adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi
frekuensi dari data yang diselidiki ke dalam 10 bagain yang sama besar, yang
masing-masing sebesar 1/10 N (Sudijono, 2006: 117-118). Jadi, sebanyak 9 buah
titik desil, keseimbilan buah desil itu membagi seluruh distribusi frekuensi ke
dalam 10 bagian yang sama besar.
Persentil adalah titik atau nilai yang membagi suatu distrubusi data
menjadi seratus bagian yang sama besar (Sudijono, 2006: 99). Karena perrsentil
sering disebut “ukuran per-ratus-
-ratus-an”.
an”. Titik yang membagi distribusi data ke dalam
seratus bagian yang sama besar ialah titik-titik: P 1, P2, P3, P4, P5, P6, . . . dan
seterusnya, sampai dengan P 99. Jadi didapat sebanyak 99 titik pesenti yang
membagi seluruh distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar,
masing-masing sebesar 1/100 atau 1%.
3.2 Saran
Dari hasil pengarapan makalah kami tentang kuartil,desil, dan persentil.Penulis
mengharapkan adanya suatu kritik dan saran yang membangun bagi
kesempurnaan laporan ini,dengan adanya laporan diharapkan supaya pengetahuan
mengenai statistik dapat di terapkan dengan baik dan benar.
24
DAFTAR PUSTAKA
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statitika.
Statitika. Jakarta: Alfabeta.
Sudijono, Anas.2009. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gradindo
Persada.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supangat, Adi. 2007. Statistika
Statistika.. Jakarta : Kencana Predana Group.