Annisa April Liana - LP TUMOR KULIT
Annisa April Liana - LP TUMOR KULIT
Disusun oleh
Nama : Annisa April Liana, S.Kep
NIM : P2305108
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan program profesi Ners
pada stase keperawatan dasar praktik dengan judul “Laporan Pendahuluan Tumor Kulit”. Dalam
pembuatan laporan ini penulis tentu mengalami kesulitan. Namun, berkat dukungan dari orang-
orang terdekat, peneliti mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
telah membantu pembuatan laporan ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, tentu saja laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dan membangun.
Terimakasih.
A. Latar Belakang
Tumor adalah pembesaran atau pembengkakan yang abnormal pada jaringan tertentu.
Tumor kulit dapat dibentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit ( misalnya: sel-sel eidermis,
melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam
epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan. ( K. Rata, I.G.A. , 2017).
Tumor kulit adalah salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat diikuti
secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan penemuan
tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan
pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor melalui media
massa dan peningkatan kecerdasan masyarakat pada umumnya. Meningkatnya kecerdasan
masyarakat akan meningkatkan daya tangkap akan penerangan - penerangan melalui media
massa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan datang secara sadar untuk
berkonsultasi dengan dokter atau pusat-pusat kesehatan terdekat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menjelaskan pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif kepada klien
dengan tumor kulit
2. Tujuan khusus
a) Untuk menjelaskan pengkajian keperawatan kepada klien dengan tumor kilit
b) Untuk menjelaskan penegakkan diagnosa keperawatan kepada klien dengan tumor
kulit
c) Untuk menjelaskan penyusunan intervensi keperawatan kepada klien dengan tumor
kulit
C. Manfaat
Mampu menjelaskan tindakan keperawatan pada klien dengan kasus tumor kulit meliputi
pengkajian, diagosa, dan menjelaskan intervensi keperawatan
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Tumor adalah pembesaran atau pembengkakan yang abnormal pada jaringan tertentu.
Tumor kulit dapat dibentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit ( misalnya: sel-sel eidermis,
melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam
epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan. ( K. Rata, I.G.A. , 2017).
Tumor kulit adalah salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat diikuti
secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan penemuan
tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan
pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor melalui media
massa dan peningkatan kecerdasan masyarakat pada umumnya. Meningkatnya kecerdasan
masyarakat akan meningkatkan daya tangkap akan penerangan - penerangan melalui media
massa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan datang secara sadar untuk
berkonsultasi dengan dokter atau pusat-pusat kesehatan terdekat.
B. Klasifikasi
1. Tumor jinak
Tumor jinak adalah tumor yang berdiferensiasi normal (matang). Pertumbuhannya
lambat dan ekspansif serta kadang-kadang berkapsul. Tumor jinak umumnya tidak
menimbulkan persoalan, akan tetapi perlu diketahui beberapa jenis yang sering
ditemukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam tata cara, diagnosis, maupun
penatalaksanaannya.
2. Tumor Pre kanker
Tumor prakanker berarti memiliki kecenderungan berkembang menjadi kanker.
Mengenali penyakit ini penting karena apabila dapat ditemukan dalam bentuk prakanker
serta diobati adekuat akan memberikan penyembuhan yang memuaskan. Secara
histopatologik ditemukan perubahan yang menyimpang dari polarisasi sel normal.
3. Tumor ganas
Tumor ganas adalah tumor dimana apabila dilihat dari segi histopatologik, tumor
ganas memiliki struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai
tingkatan pada kromatin, nukleus, dan sitoplasma. Umumnya pertumbuhan dari tumor
ganas sangat cepat dengan gambaran mitosis yang abnormal. Tumor ganas bersifat
ekspansif, infiltratif sampai merusak jaringan di sekitarnya serta bermetastasis melalui
pembuluh getah bening. Jenis tumor kulit yang banyak ditemukan di seluruh dunia
adalah karsinoma sel basal, karsinima sel skuamosa, dan melanoma malignan.
C. Etiologi
1. Faktor eksternal
Meliputi bahan karsinogen ( zat kimia), cahaya matahari, radiasi, lingkungan/
pekerjaan. Bahan karsinogen yang paling banyak dibicarakan adalah hidrokarbon yang
diisolasikan dari ter batubara pada pekerja cerobong asap yang mengakibatkan
karsinoma sel skuamosa pada daerah skrotum. Demikian juga terjadi pada peminum
arsen inorganik, baik yang disengaja maupun yang berasal dari sumber air alam. Bahan
inorganik lainnya, misalnya borrilium, kadmium, zinkum, plumbum, kromium, dan
nikel. Bahan-bahan lain yang juga bersifat karsigonik adalah bahan-bahan dengan inti
hidrokarbon polisiklik aromatik, aromatik azodyes, alkylating agent, nitrogen, dll.
2. Faktor internal
a. Genetik
b. Imunologi
c. Ras
d. Jenis kelamin
D. Manifestasi klinis
Tumor kulit terjadi pada setiap bagian tubuh dan salah satunya adalah Melanoma yang
paling sering ditemukan. Biasanya jenis Melanoma ini mengenai orang yang berusia
pertengahan dan paling sering terjadi pada batang tubuh dan ekstremitas bawah. Lesi
cenderung sekunder sirkuler dengan bagian luar yang tidak teratur, tetapi lesi bisa datar/
menonjol dan dapat diraba. Tipe melanoma dapat dijumpai dengan kombinasi berbagai
macam warna: coklat kekuningan, coklat tua, dan hitam bercampur dengan warna kelabu,
hitam kebiruan atau putih. Kadang-kadang terdapat warna merah muda yang pudar seperti
warna bunga mawar pada daerah yang kecil di dalam lesi.
a. Melanoma lentigo-malignan merupakan lesi berpigmen yang tumbuh dengan lambat
pada daerah kulit terbuka, khususnya permukaan dorsal tangan, kepala, dan leher pada
orang yang berusia lanjut.
b. Melanoma noduler, yaitu tipe Melanoma paling sering kedua, merupakan nodul yang
berbentuk sferis dan menyerupai blueberry dengan permukaan relatif licin serta biru-
hitam yang seragam.
c. Melanoma akral-lentiginosa merupakan bentuk Melanoma yang terdapat di daerah yang
tidak terlalu terpajan matahari dan tidak terdapat folikel rambut.
1. Secara anamnesa
d. Rasa gatal atau nyeri
e. Perubahan warna ( gelap, pucat, dan terang)
f. Ukurannya membesar
g. Pelebaran tidak merata ke camping
h. Permukaan tidak rata
i. Trauma
j. Pendarahan
k. Ulserasi/ infeksi yang sukar sembuh
2. Secara objektif
a. Tidak berambut
b. Warna: suram (waxy, seperti mutiara, translusen) atau sama dengan kulit normal
c. Permukaan: tidak rata, cekung di tengah dengan pinggiran agak menonjol
d. Penyebaran warna tidak homogen
e. Skuamasi halus/ kusta yang melekat bila diangkat timbul pendarahan
f. Sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor induknya
g. Perabaan berbeda-beda sesuai keadaan: dapat keras, kenyal, terasa nyeri; dalam tahap
permulaan mudah digerakkan dari dasarnya
h. Diameter terpanjang membentuk sudut dengan garis RSTL ( rest, skin, tension, line)
i. Telangiektasis kadang-kadang ditemukan dari pinggir ke arah sentral
E. Patofisiologi
Data fokus yang diangkat adalah Melanoma Malignan sebagai salah satu tumor kulit yang
ganas. Salah satu faktor yang diperhatikan adalah iritasi yang berulang pada Melanoma.
Faktor herediter memegang peranan dan perlu diperhatikan lebih teliti. Perjalanan penyakit
tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-kadang tumornya kecil akan tetapi telah
metastasis jauh; tumor yang besarpun dapat juga setempat saja dalam jangka waktu lama.
Sinar ultraviolet merupakan penyebab utama Melanoma Malignan. Umumnya risiko
tertinggi pada orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang
dengan bercak kecoklatan pada kulitnya. Melanin disintesis lebih lambat dan sangat
berpengaruh besar dalam pertumbuhan Melanoma. Sel-sel pigmen dalam lapisan epidermis
maupun dermis (kadang-kadang sel subkutan) akan menyebar.( Smeltzer, Suzanne C dan
Bare, Brenda G. , 2016)
F. WOC
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan kelainan-kelainan sesuai, akan didapatkan
eufloresensi berupa nodul menyerupai kutil, tidak berambut, berwarna coklat atau hitam,
tidak mengkilat (keruh). Selain itu ditemukan eufloresensi menyerupai morfea akan
tetapi ditemukan tanda-tanda berupa kelainan yang datar, berbatas tegas, tumbuhnya
lambat, berwarna kekuningan, dan pada perabaan tepinya keras. Akan didapatkan
didapatkan eufloresensi berupa nodul berwarna coklat, biru, atau keabuan.
2. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam evaluasi
warna dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur histologis dapat
membedakan apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada lesi kulit berpigmen.
Hal yang diperhatikan adalah ABCDE (asymmetry, irregular borders, multiple colors,
diameter >6 mm, enlarging lesion), bila hal tersebut didapatkan pada lesi yang
diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat ganas
3. Pemeriksaan histopatology
Pemeriksaan histopatology pada kasus kanker kulit adalah dengan melakukan biopsi
jaringan kulit yang dicurigai mengandung sel-sel tumor tersebut.
.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh
c. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
d. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
3. Intervensi Keperawatan
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Universitas Indonesia