ISSN-E: 2623-2065
ISSN-P: 2684-8872
Menumbuhkan Kesadaran Sejarah Generasi Muda Melalui Kearifan Lokal Budaya Melayu Riau
Asril
Urgensi Kerja Sama Sektor Pariwisata untuk Meningkatkan Hubungan Thailand-Kamboja Pasca
Sengketa Kuil Preah Vihear
Marshanda Fitria Intan
Konflik Abad 11-12 M: Pertikaian Dinasti Mongol dengan Dinasti Khawarizm di Asia Selatan
Suci Indah Susanti, Yulianti
Peranan Abdur Rahim Damrah dalam Melawan Penjajahan Jepang di Kabupaten Bengkulu
Selatan (1943-1945)
Juliana, Bedriati Ibrahim, Bunari
Pengaruh Covid-19 terhadap Pengunjung Objek Pariwisata Sejarah Lobang Jepang di Bukittinggi
Mellyana Alfia Ningsih, Isjoni, Bedriati Ibrahim
Peranan K.H. Anwar Bin H. Kumpul dalam Pendirian dan Perkembangan Pondok Pesantren
Nurul Islam Seri Bandung
Arenda Rosyada, Hudaidah
Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran Sejarah pada Masa Covid-19 pada Siswa Kelas
XII IIS SMA Negeri Mukomuko Kabupaten Mukomuko
Suci Anggela, Jaenam, Felia Siska
Editor in Chief
Risa Marta Yati, M.Hum (STKIP PGRI Lubuklinggau)
Section Editor
Ira Miyarni Sustianingsih, M.Hum (STKIP PGRI Lubuklinggau)
Guest Editor
Dr. Syarifuddin, M.Pd. (Universitas Sriwijaya)
Ayu Septiani, M.Hum. (Universitas Padjadjaran)
Reviewer/Mitra Bestari
Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum. (Universitas Sebelas Maret)
Prof. Kunto Sofianto, M.Hum., Ph.D. (Universitas Padjadjaran)
Dr. Umasih, M.Hum. (Universitas Negeri Jakarta)
Administrasi
Viktor Pandra, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau)
Dr. Doni Pestalozi, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau)
Dewi Angraini, M.Si. (STKIP PGRI Lubuklinggau)
Alamat:
Jl. Mayor Toha Kel Air Kuti Kec. Lubuklinggau Timur 1 Kota Lubuklinggau 31626
Website: http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/index
Email: jurnalsindang@gmail.com
i
SINDANG: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN KAJIAN SEJARAH
Vol. 4 No. 1 (Januari-Juni 2022)
Halaman
Dewan Redaksi ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................. ii
ii
ISSN-P: 2684-8872
Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2022): 1-10 ISSN-E: 2623-2065
Arditya Prayogi
IAIN Pekalongan
Alamat korespondensi: arditya.prayogi@iainpekalongan.ac.id
Abstract
This article is intended to describe the scope of the philosophy of history in historical writing. The
birth of the philosophy of history as part of historical studies is closely related to human curiosity
about the meaning of historical events. This article tries to discuss the philosophy of history and its
scope in historical studies, both descriptively and analytically. From the results of the review, it is
known that the philosophy of history contains at least two main scopes. First, history which seeks
to ensure a common goal that manages and controls all events and the entire course of history or is
known as speculative/contemplative philosophy of history. Second, history which aims to examine
and appreciate the methods of historical science as well as the certainty and assessment of the
results of the analysis and conclusions of a historical work or known as critical/analytical
philosophy of history.
Keywords: Philosophy, History, Speculative, Critical.
Abstrak
Artikel ini dimaksudkan untuk menjabarkan ruang lingkup filsafat sejarah dalam
penulisan sejarah. Lahirnya filsafat sejarah sebagai bagian dari kajian sejarah sangat
terkait dengan rasa keingintahuan manusia terhadap makna dari peristiwa sejarah.
Artikel ini mencoba untuk membahas filsafat sejarah serta ruang lingkupnya dalam kajian
sejarah, baik secara deskriptif dan juga analitis. Dari hasil ulasan diketahui bahwa filsafat
sejarah paling tidak mengandung dua ruang lingkup utama. Pertama, sejarah yang
berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai semua
kejadian dan seluruh jalannya sejarah atau dikenal dengan filsafat sejarah
spekulatif/kontemplatif. Kedua, sejarah yang bertujuan untuk menguji serta menghargai
metode ilmu sejarah serta kepastian dan penilaian dari hasil analisis dan kesimpulan-
kesimpulan terhadap suatu karya sejarah atau dikenal dengan filsafat sejarah
kritis/analitis
Kata Kunci: Filsafat, Sejarah, Spekulatif, Kritis.
http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/index 1
Arditya Prayogi. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah dalam Kajian Sejarah
memengaruhi cara pandang dari berbagai kesadaran untuk mencari yang dimiliki
ilmu. Termasuk sejarah3 sebagai sebuah manusia, merupakan musabab lahirnya
ilmu, menjadi tidak luput terpengaruh filsafat sejarah. Keingintahuan manusia
dalam kajian filsafat.4 Pendekatan filsafat tentang peristiwa yang telah terjadi dan
pada sejarah pada akhirnya melahirkan tergerak pada bangsa, masyarakat atau
kajian filsafat sejarah. individual tertentu bermuara pada
Lahirnya filsafat sejarah menurut peneliti pemahaman dan pengkajian peristiwa itu
modern, karena kecenderungan manusia secara filosofis (Muchsin, 2002: 27). Pada
yang terkenal sebagai “hewan sejarah”. perkembangan selanjutnya, filsafat sejarah
Manusia sejak zaman kuno tidak henti- berkembang menjadi disiplin ilmu yang
hentinya mengamati peristiwa sejarah yang memiliki pengertian yang beragam serta
ada dan terjadi disekitarnya. Mereka juga ruang lingkup yang juga luas.
merenungkan maknanya, mencari suatu
hubungan yang bisa menguraikan geraknya B. Metode Penelitian
dari segi faktor-faktor yang Penulisan artikel ini menggunakan
membangkitkannya dan dari akibat-akibat metode riset kualitatif berdasarkan
yang dihasilkannya. Rasa ingin tahu dan penggalian data pustaka/studi literatur dari
beberapa sumber literatur (tertulis).
dipergunakan, bagaimana kaitan antara cara
Penulisan dilakukan melalui proses
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral, penggalian data dari berbagai sumber
bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan rujukan yang membahas berbagai
pilihan-pilihan moral, bagaimana kaitan antara teknik
artikel/tulisan terkait dengan filsafat
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral/professional, atau sejarah yang dimuat di media publik.
landasan aksiologis. Lihat, (Suriasumantri, 2001: 33). Sumber-sumber tersebut dapat diakses
3 Istilah sejarah, dalam bahasa Arab dikenal
melalui beragam tempat (perpustakaan)
dengan tarihk, dari akar kata arrahka yang berarti
menulis, catatan tentang waktu dan peristiwa. (Muchsin, dan media internet secara terbuka. Tulisan
2002: 27). Bisa juga dibandingkan dengan Sejarah ini dapat menjadi sari dari berbagai artikel
berasal dari bahasa Arab syajaratun yang berarti pohon. dan tulisan yang terkait. Demikian, artikel
Kata ini memberikan gambaran pendekatan ilmu
sejarah yang lebih analogis karena memberikan
ini lebih merupakan sebuah sintesis dari
gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan tulisan-tulisan yang pernah ada, untuk
“pohon” yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon kemudian dilihat dalam hubungannya
yang rindang dan berkesinambungan. Oleh karena itu, dengan apa yang bisa dilakukan dalam
untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan
sejarah di dalamnya memerlukan kemampuan pesan- konteks saat ini.
pesan yang tersirat sebagai ibarat atau ibroh di
dalamnya. (Suryanegara, 1995: 20). Dalam bahasa
Inggris istilah itu disebut dengan kata history (sejarah),
C. Pembahasan
berasal dari kata benda Yunani istoria, yang berarti Pengertian Filsafat Sejarah
ilmu. Dalam penggunaannya oleh filsuf Yunani, Sebelum membahas lebih jauh mengenai
Aristoteles, istoria berarti suatu peristiwa sistematis
pengertian filsafat sejarah, perlu dipahami
mengenai seperangkat gejala alam. (Gottschalk, 1975:
33). Sedangkan secara terminologi, sejarah dapat bahwa istilah filsafat sejarah itu sendiri
berarti peristiwa masa lampau itu sendiri (sejarah sebenarnya, bukan berarti pengalihan dari
objektif), rekonstruksi peristiwa masa lalu yang penggabungan dua arti secara etimologis,
dilakukan oleh sejarawan (sejarah subjektif). Dapat
lihat, (Kartodirdjo, 1989: 14-15). yaitu kata filsafat dan sejarah. Tetapi lebih
4 Sejarah sebagai ilmu, dalam melakukan suatu dari itu, yaitu sebagai pembahasan suatu
penjelasan, memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain, disiplin ilmu, yang memiliki wawasan
termasuk juga filsafat. Nsmun perlu dipahami bahwa
filsafat dalam lingkup keilmuan humaniora/sosial akan
pembahasan, metode, paradigma dan
berbicara mengenai manusia secara abstrak/luas hingga perspektifnya sendiri (Muchsin, 2002: 29).
hal-hal yang ada di balik kehidupan manusia itu sendiri. Namun, walaupun berbeda, baik filsafat
Sedangkan sejarah sebagai sebuah ilmu memiliki objek dan sejarah (sebagai ilmu) akan saling
kajian mengenai peristiwa sejarah yang dialami
manusia di masa lalu. Sejarah sebagai ilmu dapat jatuh membutuhkan satu sama lain. Dalam hal ini
menjadi tidak ilmiah jika filsafat telah mulai ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu,
memoralkan dan mengabstrakan manusia, karena sedangkan ilmu filsafat berbicara mengenai
sejarah mengkaji manusia dan peristiwa yang
dialaminya secara unik dan spesifik. (Kuntowijoyo, bagaimana berfikir secara rasional, analisis
2010: 5-7). Kalau sejarah berbicara tentang manusia, dan kritis. Kedua ilmu ini akan sangat
maka yang dibicarakan ialah orang tertentu yang bersinergi dalam memecahkan masalah-
mempunyai waktu dan tempat, serta terlibat dalam
kejadian. Filsafat sebaliknya, kalau ia berbicara tentang
masalah yang bermunculan di zaman
manusia, maka manusia itu ialah manusia pada kontemporer ini, di mana ilmu sejarah
umumnya, manusia yang hanya ada dalam gambaran memberikan gambaran dari masa lalu, yang
angan–angan. Namun adakalanya sejarah bukan saja mana pada masa lalu pernah terjadi
selalu benar secara faktual, tetapi benar secara filosofis.
(Kuntowijoyo, 2003: 4). berbagai macam persoalan-persoalan, baik
2
SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2022): 1-10.
persoalan yang meliputi masalah politik, et l’espirit de nations. Kata pengantar buku
pemerintahan, masalah sosial, ekonomi itu sendiri berjudul Philosophie de l’historie,
maupun masalah yang bersifat religius dan yang berarti filsafat sejarah. Buku tersebut
diharapkan dapat menjelaskan atau bahkan merupakan kumpulan artikel yang ditulis
memberikan pembenaran terhadap apa Voltaire dalam rentang tahun 1753-1758 M.
yang terjadi sekarang, serta mencari akar- Sejak saat itu, tepatnya pada saat istilah itu
akar identitas bahkan orientasi ke masa digunakan pada tahun 1756 M, istilah
depan. Dengan kata lain harapan ini filsafat sejarah sudah mulai dikenal secara
termasuk fungsi sosial dari sejarah yaitu luas oleh masyarakat. Voltaire, dengan
prediksi atas masa yang akan datang. demikian, terkenal sebagai tokoh yang
Sedangkan Ilmu filsafat memberikan mula-mula menggunakan istilah filsafat
sentuhan pemikiran yang mendorong sejarah. Hanya saja dalam penyusunan dan
manusia untuk berfikir secara kritis setiap perentangan definisi suatu istilah, dengan
kejadian sejarah yang kemudian ruang lingkup kajian filsafat sejarah secara
menjabarkan bagaimana menjadikan masa sistematis dan panjang lebar, istilah itu
lalu tersebut menjadi sebuah ibrah atau dipopulerkan oleh Herder. Herder
pelajaran di masa sekarang yang terkait mengungkapkannya dalam karya enam
dengan permasalah yang tidak jauh berbeda jilidnya yang berjudul Ideen sur Philosophie
dengan yang terjadi pada masa lampau, der geschichte der menscheit. Herder lah yang
dengan demikin manusia mampu memetik mula-mula merumuskan ranah pembahasan
sebuah pesan kontemporer dalam rangka dan permasalahan filsafat sejarah. Menurut
membina kehidupan manusia moderen sebagian ahli, istilah filsafat sejarah itu
yang ideal. Dengan demikian kita bisa sendiri kadang-kadang cenderung
mengambil sebuah kesimpulan bahwa disamakan dengan istilah “teori sejarah”.5
tugas filsafat dalam sejarah adalah Akan tetapi diakui, berdasarkan kenyataan,
menggerakkan pemikiran manusia agar istilah filsafat sejarah lebih popular
merekonstruksi masa lalu sebagai pelajaran digunakan ahli sejarah, terutama ahli
atau hikmah di masa sekarang, dan sejarah negeri Belanda. Adapun di Inggris,
merancang masa depan. Prancis dan Jerman memakai padanan
Untuk itulah pengertian secara istilah dengan “sejarah filsafat”, namun di
etimologis tak akan dapat mendefinisikan Jerman lebih digunakan istilah Theoretische
pengertian “filsafat sejarah” secara utuh. Geschichte atau Theorie der
Hal ini dapat dilihat dari kajian filsafat geschichtswissenschaft.6
sejarah yang memberi arahan baru tentang Secara teminologis atau istilah, beberapa
pandangan filosofis terhadap suatu ahli menyampaikan banyak pendapat
peristiwa sejarah, dan bukannya mengenai pengertian filsafat sejarah.7
menggabungkan objek kajian dari filsafat Pengertian pertama disampaikan Rustam E
dan sejarah secara utuh dan menyatu, Tamburaka, yang menyatakan bahwa
karena walaupun filsafat dan sejarah sama- filsafat sejarah adalah salah satu bagian
sama memiliki titik singgung dalam kajian sejarah sebab-sebab terakhir suatu peristiwa
tentang manusia, namun keduanya hidup serta ingin memberikan jawaban atas sebab
di ruang dan waktu berbeda. Filsafat sejarah dan alasan segala peristiwa sejarah, di mana
kemudian tidak menyatukan ruang waktu filsafat sejarah berusaha mencari penjelasan
ini dalam satu titik temu, namun membuat serta berusaha masuk kedalam dan pikiran
ruang dan waktu baru yang jelas berbeda cita-cita manusia sendiri dan memberikan
dari ruang waktu filsafat serta sejarah. keterangan tentang bagaimana munculnya
Mudahnya, filsafat sejarah sejatinya adalah
satu kata (yang tidak ada padanan terma 5 Dalam perkembangannya antara filsafat
dalam istilah keilmuan) sehingga secara sejarah dan teori sejarah memiliki perbedaan namun
etimologis yang berarti asal (per) kata, maka perbedaan itu masih sulit untuk diidentifikasi. Dalam
dengan itu filsafat sejarah tidak memiliki konteks ini, penggunaan istilah filsafat sejarah lebih
“aman” untuk digunakan agar menghindari diskursus
kedudukan dari pengertian secara
wacana dalam teori sejarah yang menghasilkan
etimologis. kalangan yang antiteori dalam sejarah dan yang
Apabila ditilik dari asal mula mendukung adanya teori dalam sejarah. Terkait teori
penggunaan istilahnya, ahli yang mula- sejarah dapat lihat, (Supardan, 2009: 354-357).
mula menggunakan istilah filsafat sejarah 6 Dapat lihat, (Muchsin, 2002: 15-30). Dapat
3
Arditya Prayogi. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah dalam Kajian Sejarah
4
SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2022): 1-10.
sejarah yang bertujuan untuk menguji serta membahas mengenai 2 ruang lingkup
menghargai metode ilmu sejarah serta dalam memahami sejarah, yakni filsafat
kepastian dan penilaian dari hasil analisis sejarah kritis dan filsafat sejarah spekulatif.
dan kesimpulan-kesimpulan terhadap suatu Sedangkan filsafat sejarah juga memiliki
karya sejarah (Tamburaka, 1999: 144). tujuan khusus berbeda dengan sejarah atau
Dalam kajian-kajian modern, filsafat ilmu sejarah. Tujuan filsafat sejarah adalah
sejarah menjadi suatu tema yang untuk menemukan dasar-dasar nilai dalam
mengandung dua segi yang berbeda dari peristiwa sekaligus meneliti peluang
kajian tentang sejarah. Segi yang pertama kebenaran dan kesalahan dalam metodologi
berkenaan dengan kajian metodologi ilmu sejarah. Filsafat sejarah bertujuan
penelitian ilmu ini dari tujuan filosofis. antara lain: a. Menyelidiki sebab-sebab
Ringkasnya, dalam segi ini terkandung terakhir peristiwa sejarah agar dapat
pengujian yang kritis atas metode diungkap hakikat dan makna terdalamnya;
sejarawan. Pengujian yang kritis ini b. Memberikan jawaban atas pertanyaan,
termasuk dalam bidang kegiatan analitis “kemanakah arah sejarah”, serta
dari filsafat, yakni kegiatan yang mewarnai menyelidiki semua sebab timbulnya
pemikiran filosofis pada zaman modern perkembangan segala sesuatu; c.
dengan cara khususnya, di mana si pemikir Membentuk visi sejarah seseorang agar
menaruh perhatian untuk menganalisis apa menjadi luas dan mendalam; d. Membentuk
yang bisa disebut dengan sarana-sarana pikiran sejarah seseorang agar menjadi
intelektual manusia. Ia mempelajari tabiat analitis, kronologis dan arif-bijaksana; e.
pemikiran, hukum-hukum logika, Membentuk dan menyusun isi, hakikat dan
keserasian dan hubungan-hubungan antara makna sejarah, sehingga mampu menyusun
pikiran-pikiran manusia dengan kenyataan, pandangan Dunia untuk filsafat sejarah
tabiat, realitas, dan kelayakan metode yang Dunia atau pandangan nasional untuk
dipergunakan dalam mengantarkan pada filsafat sejarah Nasional Indonesia
pengetahuan yang benar. Dari segi yang (Tamburaka, 1999: 142-143).
lain, filsafat sejarah berupaya menemukan
komposisi setiap ilmu pengetahuan dan Filsafat Sejarah Kritis/Analitis
pengalaman umum manusia. Di sini Secara istilah, filsafat sejarah itu sendiri
perhatian lebih diarahkan pada kesimpulan bukan berarti penggabungan dua arti secara
dan bukannya pada penelitian tentang etimologis, yaitu kata filsafat dan sejarah,
metode atau sarana-sarana yang digunakan tetapi lebih dari itu, sebagai pembahasan
seperti yang digunakan dalam metode.8 satu disiplin. Namun jika menggabungkan
Pada akhirnya, filsafat sejarah akan sejarah dengan bidang kajian filsafat maka
akan menghasilkan kajian filsafat sejarah
8 Untuk mendapatkan ruang lingkup sejarah yang berakar berbeda dan memiliki konsep
juga harus memerhatikan pengertian sejarah dimana dan problem masing-masing.9 Seperti
sejarah kadang-kadang diartikan sebagai peristiwa- filsafat sejarah kritis yang merupakan
peristiwa yang terjadi pada masa lalu (the totality of pokok bahasan dari epistemologi filsafat
past human actions) atau history as past actuality, dan
kadang-kadang diartikan pula dengan penuturan kita
tentang pertistiwa-peristiwa tersebut (the narrative or
account we construct of them now) atau history as record. 9 Pada dasarnya filsafat dibagi menjadi 5
Dua arti dari kata sejarah tersebut penting karena bidang yakni mengenai epistemologi, metafisika, etika,
dengan demikian membuka dua kemugkinan terhadap estetika, dan logika. Kajian filsafat sejarah adalah suatu
ruang lingkup atau bidang kajian filsafat sejarah. studi mengenai proses pemikiran filosofis tentang
Pertama, adalah suatu studi dalam bentuk kajian sejarah perjalanan dan perkembangan sejarah itu sendiri.
tradisional, yaitu perjalanan sejarah dan Dalam konteks ini filsafat sejarah mengandung arti studi
perkembangannya dalam pengertian yang aktual. mengenai jalannya peristiwa sejarah, atau studi
Kedua, adalah suatu studi mengenai proses pemikiran terhadap asumsi dan metode yang digunakan para
filosofis tentang perjalanan dan perkembangan sejarah sejarawan. Dalam kaitan dengan filsafat sejarah ini,
itu sendiri. Dalam kasus yang kedua, filsafat sejarah maka filsafat sejarah akan berbicara kaitan sejarah dan
mengandung arti studi mengenai jalannya peristiwa epistemologi yang menjadi filsafat sejarah kritis, yang
sejarah, atau studi terhadap asumsi dan metode para tidak memandang proses sejarah secara menyeluruh,
sejarawan. Ketika seseorang berpikir tentang asumsi melainkan memikirkan masalah pokok penyelidikan
dan metode para sejarawan, maka ketika itu ia sedang sejarah, tentang cara dan metode yang digunakan dalam
bergumul dengan filsafat sejarah kritis atau analitis. menafsirkan sejarah, dan sebagainya. Sedangkan
Dalam kaitan dengan filsafat sejarah ini, secara sejarah dan metafisika yang menjadi filsafat sejarah
sederhana, maka filsafat sejarah akan membagi ruang spekulatif/kontemplatif, berbicara mengenai sejarah
lingkupnya ke dalam filsafat sejarah kritis dan spekulatif. secara luas untuk memaknai tujuan dan maksud sejarah
(Basit, 2008: 4-5). itu sendiri. (Rapar, 1996: 84-87).
5
Arditya Prayogi. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah dalam Kajian Sejarah
11 Filsafat sejarah kritis sering disebut berpangkal pada sesuatu yang pasti faktual nyata dari
metodologi sejarah/pendekatan ilmu sosial dalam apa yang diketahui dan berdasarkan data empiris.
6
SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2022): 1-10.
filsafat sejarah kritis adalah kedudukan para maka kita bisa sampai pada realitas itu
penafsir itu sendiri yang tidak sendiri, atau dengan kata lain, realitas
memungkinkan untuk menjadi mutlak membukakan dirinya (objektif). Untuk
netral. Netralitas penuh dalam pengkajian mengenal anasir-anasir dari/penyebab
sejarah merupakan hal yang sulit untuk bisa sumber-sumber distorsi diperlukan proses
direalisasikan. Sebab pengetahuan historis, mengenali dirinya bahwa subjektivitas
seperti halnya pengetahuan-pengetahuan merupakan jalan masuk objektivitas,
kemanusiaan lainnya, mengalihkan kedalaman kemerdekaan (untuk menerima
masukan-masukan langsung pada suatu atau menolak sesuatu, "apakah saya diikat
bahasa lain serta menundukkannya pada oleh sesuatu, sehingga bisa mengatakan
bentuk-bentuknya, kategori-kategorinya, sesuatu sebagaimana semestinya,
dan tuntutan-tuntutan khususnya. Dengan sebagaimana adanya"), serta kedalaman
begitu maka akan muncul teori relativitas ‘kritik diri’ (apakah saya tidak berbohong,
dalam sejarah. memutar balikkan kenyataan yang ada,
Filsafat sejarah kritis didasarkan kepada apakah dia tahu betul apa yang dihadapi,
obyek penelitian bagaimana masa silam itu apakah reserve tidak perlu dibuat, dan
dijelaskan. Seorang filsuf sejarah meneliti sebagainya). Juga dibutuhkan penyesuaian
sarana-sarana (seperti metodologi, pada penentuan-penentuan objek (objek
pendekatan, metode, prosedur, aturan, tertentu hanya dapat dijumpai dengan
kaidah, dan sebagainya) yang digunakan semestinya bila menggunakan metode
oleh ahli sejarah di dalam menjelaskan masa tertentu). Oleh karenanya, kebenaran
silam dengan cara yang dapat sejarah itu bukan karena ditetapkan sebagai
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. sejarah dalam berbagai kesempatannya,
Filsafat sejarah kritis sering pula dinamakan tetapi karena ia memang benar memiliki
filsafat sejarah analitis. Dalam konteks ini, bukti objektif yang kebenarannya dilalui
filsafat sejarah kritis (dianggap) lebih bagus melalui sebuah metode ilmu dan fakta
dalam pengkajian sejarah karena sejarah sendiri.
memaparkan atau mengisahkan peristiwa
masa silam dengan cara yang dapat Filsafat Sejarah
dipertanggungjawabkan. Filsafat sejarah Spekulatif/Kontemplatif
kritis membahas tentang kebenaran sumber Filsafat sejarah spekulatif (sering juga
atau sarana-sarana. Persoalan yang disebut filsafat sejarah kontemplatif)
dihadapinya adalah tentang penjelasan merupakan suatu perenungan filsafati
sejarah atau pada khususnya masalah mengenai tabiat atau sifat-sifat gerak
penyebab atau sebab-akibat. Sejarah sejarah, sehingga diketahui srtruktur-dalam
mengkaji cara-cara tertentu yang digunakan yang terkandung dalam proses gerak
untuk menjelaskan suatu masalah, seperti sejarah dalam keseluruhannya. Filsafat
sebab jangka panjang dan jangka pendek, sejarah spekulatif lebih dekat dengan sifat
sedangkan sejarah kritis menjelaskan metafisis, penuh ketidakpastian, dan ini
masalah bentuk-bentuk penjelasan dalam memunculkan sikap kritis oleh para
berbagai unsurnya, baik bersifat ahli/sejarawan. Apabila sejarah bersifat
determinisme maupun indeterminisme. metafisis bagaimana cara kita untuk dapat
Filsafat sejarah kritis meletakkan posisi mempercayai dan membuktikan kebenaran
strategis, sejauh mana kita dapat sejarah yang diterangkan atas konsepsi ini
memperoleh pengetahuan yang benar filsafat sejarah spekulatif berusaha untuk
mengenai masa silam dan bagaimana sifat menemukan suatu struktur dasar dalam
pengetahuan itu. Kaitan filsafat sejarah keseluruhan arus sejarah dan tidak puas
kritis dengan pengkajian sejarah sama hanya pada penggambaran keadaan masa
dengan filsafat ilmu dan ilmu. Keduanya silam, sehingga pencarian terhadap suatu
meneliti secara filosofis/filsafati bagaimana struktur dalam yang tersembunyi dalam
proses pengumpulan ilmu pengetahuan proses sejarah tersebut dilakukan secara
terjadi dan bagaimana proses itu dapat lebih mendalam. Tiga hal yang manjadi
dibenarkan dari sudut pandang keilmuwan. pusat perhatian filsafat sejarah spekulatif
Pun demikian, berdasar penjelasan di atas, yaitu pola dalam proses sejarah, motor
maka jelas perbedaan pendapat akan sangat penggerak sejarah, dan tujuan peristiwa
marak disini, sebab titik pandang filosofis sejarah. Dari pandangan ini kemudian
seorang sejarawan akan sangat menentukan muncullah teori tentang pola gerak sejarah,
hasil yang dicapainya, juga dalam motor yang menggerakkan proses sejarah,
pembacaan teks-teks sejarahnya. Dengan ini
7
Arditya Prayogi. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah dalam Kajian Sejarah
8
SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2022): 1-10.
9
Arditya Prayogi. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah dalam Kajian Sejarah
10