SKRIPSI
OLEH :
Jika kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakulas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.
ii
iii
iv
MOTTO
(IMELDA TAKESAN)
v
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun dan menyertai setiap perjalanan
kehidupan saya.
2. Keluarga tercinta: Bapak Yefta Takesan, Mama Rosalina Takesan Tuan yang telah
melahirkan dan membimbing saya dengan penuh cinta kasih, Lili, Femi, Mona, Gio,
Yur, Gabriel, Ince, Ita, Yola, Indah,Ria, Desty, Yusri, Gerdi, Teos, Arky, Tika, Revi,
Satrio, Manuela, Yos, K’ Delfi, Giman, Helmi, Derven, Iwan, mama Empi, mama
Sartia, om Abet, Tanta Yohana, yang selalu mendukung masa depan saya.
3. Sahabat-sahabat terbaik: Sksd: Mega, Cici, Putri, Rabeca, Thina, Tali Fafia: Jeklin,
Windi, Esty, Mersi, Nita, Dian, Rani, Iis, Bela, Asry, yang selalu memberikan
4. Bapak Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah banyak
5. Untuk almamater tercinta Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
Imelda Rovita Takesan, The Influence of Transformational Leadership Style and Non-
Physical Work Environment on Employee Job Satisfaction at Hotel Sotis Kupang.
(Under the guidance of Khalid K. Moenardy and Ricky Foeh).
The aims of this research are (1) to describe transformational leadership style,
non-physical work environment and job satisfaction of Hotel Sotis Kupang employees.
(2) To find out and explain the effect of transformational leadership style on employee
job satisfaction at Hotel Sotis Kupang. (3) To determine the effect of non-physical work
environment on employee job satisfaction of Hotel Sotis Kupang. (4) To find out the
transformational leadership style and non-physical work environment simultaneously
affect the job satisfaction of Sotis Kupang Hotel employees.
To achieve this goal, a sample of 65 respondents was selected at the Hotel
Sotis Kupang. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis and
multiple linear regression analysis using the SPSS 26 application.
The results of the descriptive analysis show that the transformational
leadership style is in the medium category (3.37), the non-physical work environment is
in the high category (3.49) and Employee Job Satisfaction is in the high category (3.56).
The results of multiple linear regression analysis show that the results of the t-test of the
transformational leadership style variable (X1) tcount 3.675 while and ttable 1.991, the
results are tcount (3.675) > ttable (1.991). Based on the results of the t test, "There is a
positive influence of Transformational Leadership Style on Employee Job Satisfaction
at Hotel Sotis Kupang" is accepted. The results of the t-test of non-physical work
environment variables (X2) tcount 5.574 while and ttable 1.991, the results are tcount
(5.574) > ttable (1.991). Based on the results of the t-test, "There is a positive influence
of the non-physical work environment on Employee Job Satisfaction at Hotel Sotis
Kupang" is accepted. The result of the f test which shows the value of fcount (118.584)
> ftable (3.145). Thus, the third hypothesis in this study reads that the variables of
leadership style and non-physical work environment simultaneously have a positive
effect on employee job satisfaction. Based on the Adjust R squer, the variables of
transformational leadership style and non-physical work environment on employee job
satisfaction are 78.6%. While 21.4% is influenced by other variables not examined in
this study.
Thus Hotel Sotis Kupang is expected to continue to improve its
transformational leadership style and non-physical work environment so that there is job
satisfaction for employees so that company goals can be achieved.
Keywords: Transformational Leadership Style, Non-Physical Work Environment,
Employee Job Satisfaction.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat,
kasih karunia dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja Non
Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Hotel Sotis Kupang” telah diselesaikan
dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi
Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Kupang.
Penulis menyadari bahwa dalam meyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang tulus serta doa semoga Tuhan Yesus
Kristus selalu memberkati Bapak/Ibu, saudara/saudari:
1. Bapak Pro. Ir. Fredik L. Benu, M. Si. Ph (2017-2021) dan Bapak Dr. Drh. Max U.
E. Sanam, M.Sc (2021-2025) selaku Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.
2. Bapak Dr. Melkisedek N.B.C Neolaka, M.Siselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana beserta seluruh staf pegawai yang telah
banyak membantu penulis dalam urusan-urusan akademik, administrasi maupun
kemahasiswaan selama studi.
3. Bapak Drs. Yohanis S. Sarong, M.Si, selaku Koordinator Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis yang telah memberikan bantuan dan dukungan secara moril.
4. Bapak Dr. Khalid K. Moenardy, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Ricky E. Foeh, S.Pd. MM Selaku Dosen Pembimbing II yang penuh pengertian dan
kesabaran dalam meluangkan waktu , tenaga untuk membimbing, memotivasi serta
mengarahkan penulis sehingga karya ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Struce Adriyani, S.SOS, MM, Bapak Drs. Soleman D. Nub Uf, M.Si dan Bapak
Drs. Tarsisius Timuneno, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan, kritik dan saran demi penyempurnaan tulisan ini.
ix
6. Bapak Dr. Andreas S.W Langga, M.Si selaku dosen wali yang telah membantu
penulis selama sama perkuliahan.
7. Pemimpin dan karyawan Hotel Sotis Kupang yang mengijinkan penulis untuk
melakukan penelitia dalam mengumpulkan data-data. Terima kasih atas
ketersediaan , kerelaan waktu dan kerja sama
8. Kedua orang tua tercinta yang menjadi motivator utama, Bapak Yefta Takesan dan
Ibu Rosalina Takesan Tuan yang selalu sabar dan setia memberikan dukungan dan
doa untuk penulis. Terimakasih untuk cinta, doa, kasih sayang, perhatian dan
pengorbanan yang diberikan selama ini.
9. Adik dan sepupu-sepupu tercinta : Lili, Femi, Mona, Gio, Yur, Gabriel, Ince, Ita,
Yola, Indah,Ria, Desty, Yusri, Gerdi, Teos, Arky, Tika, Revi, Satrio, Manuela,
Yos, K’ Delfi, Giman, Helmi, Derven, Iwan, mama Empi, mama Sartia, om Abet,
Tanta Yohana.
10. Sahabat-sahabatku Tali Fafia: Jeklin, Windi, Esty, Mersi, Nita, Dian, Rani, Iis,
Bela, Asry. Sksd: Mega, Cici, Putri, Rabeca, Thina, yang selalu memberikan
dorongan, motivasi dan yang menemani penulis selama masa perkuliahan serta
semua teman-teman seangkatan Hugos’17 terkhususnya teman-teman kelas D.
11. Terimakasih untuk saya yang telah berjuang hingga saat ini.
Diharapkan skripsi ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja non fisik terhadap
kepuasan kerja karyawan pada Hotel Sotis Kupang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang selama ini ikut membantu dan memberikan
dorongan kepada penulis untuk meraih gelar ini, kiranya Tuhan memberikan berkat
yang berlimpah kepada kita.
Kupang
x
DAFTAR ISI
JUDUL Halaman
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRAC .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 9
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Sotis Kupang ....................................... 58
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian .......................................................................... 84
Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian .............................................................. 85
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .................................................................. 86
Lampiran 4 Data Jawaban Responden ........................................................... 90
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 95
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 97
Lampiran 7 Distribusi Hasil Tanggapan Responden .................................... 98
Lampiran 8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 100
Lampiran 9 Hasil Uji Parsial (Uji t)............................................................... 100
Lampiran 10 Hasil Uji Simultan (Uji f) ........................................................... 100
Lampiran 11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ........................................ 100
Lampiran 12 Riwayat Hidup........................................................................... 101
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan yang sangat pesat pada era globalisasi ini menuntut perusahaan
perusahaaannya. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam
sebuah perusahaan. Pada hakikatnya sumber daya manusia merupakan penggerak bagi
setiap kegiatan di perusahaan. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik,
memaksimalkan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan. Pengelolaan sumber
daya manusia dimaksudkan agar suatu perusahaan mampu untuk menyatukan persepsi
atau cara pandang karyawan dan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
antara lain dengan memberikan motivasi kerja, bimbingan, pengarahan dan koordinasi
Permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan
dalam suatu perusahaan serta sebesar apapun modal perusahaan, karyawan dalam
perusahaanlah pada akhirnya yang menjalankan. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa
didukung dengan kualitas yang baik dari karyawan dalam melaksanakan tugasnya
1
Setiap usaha dalam mencapai tujuan perusahaan tidak akan lepas dari peranan
sumber daya manusia. Sumber daya manusia dianggap penting karena dapat
berperan aktif dalam setiap kegiatan organisasi yaitu sebagai perencana, pelaku dan
menyenangkan dalam pekerjaan, serta dapat dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan,
dan prestasi kerja. Sikap ketidakpuasan kerja dapat berakibat pada produktivitas,
perusahaan itu secara keseluruhan. Setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan
tentunya sangat menginginkan tingkat kepuasan kerja yang maksimal. Untuk mencapai
tingkat kepuasan kerja yang maksimal dalam setiap pelaksanaan tugas, maka diperlukan
kepuasan kerja.
Kepuasan kerja memiliki peranan yang penting bagi organisasi, karena kepuasan
mereka cenderung lebih kreatif dan inovatif agar membantu bisnis untuk lebih tumbuh,
berkembang dan membawa kearah yang lebih positif sesuai dengan situasi yang terjadi,
2
sehingga organisasi akan lebih mampu bersaing di tingkat internasional. Kepuasan kerja
adalah perasaan senang atau bahagia seorang pekerja dalam menghormati dan
melaksanakan pekerjaannya. Seseorang akan merasa senang untuk bekerja, jika orang
tersebut puas terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja bisa diperoleh dalam lingkungan
kerja, yaitu dengan rasa bangga, rasa puas dan keberhasilan melaksanakan tugas
mempengaruhi perilaku kerja, dan kinerja organisasi. Karyawan yang merasa puas
tercapainya tujuan organisasi. Kepuasan kerja akan dirasakan oleh seorang pekerja
apabila ada kesesuaian antara harapan dengan kenyataan yang didapatkan seorang
pekerja.
mencapai tujuan dengan antusias. Kepemimpinan adalah hal utama dalam manajemen
yang memegang peranan penting dan strategis untuk kelangsungan hidup suatu
organisasi. Peran kepemimpinan sangat penting dalam suatu organisasi sebagai penentu
tercapainya visi, misi, serta tujuan organisasi. Maka pemimpin sebaiknya mengetahui
keinginan yang membuat karyawan puas terhadap pekerjaannya jika target atau
usaha-usaha karyawan agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu
3
organisasi. Jung dan Avolio (1999) dalam Sunarsih (2001) menyatakan kepemimpinan
para pengikut dengan membuat mereka lebih menyadari pentingnya hasil tugas,
termotivasi untuk melakukan pekerjaan lebih baik. Gaya kepemimpinan yang efektif
dalam mengelola sumber daya manusia akan berpengaruh terhadap perilaku kerja yang
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah lingkungan kerja.
perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya tempat seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
4
perusahaan dimana karyawan bekerja. Perusahaan haru dapat memperhatikan kondisi
yang ada dalam perusahaan baik itu didalam maupun diluar ruangan tempat kerja untuk
fisik seperti tata ruang, interior, eksterior kantor serta lingkungan non fisik atau psikis
yang meliputi semua keadaan yang terjadi di perusahaan yang dapat mempengaruhi
kerja karyawan seperti hubungan antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama
karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif dapat menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan bagi para karyawan, dan juga dapat mencegah terjadinya konflik
diantara para karyawan. Hubungan yang serasi antar pemimpin dengan bawahannya
Lingkungan kerja yang baik akan membuat karyawan merasa nyaman dalam
Hotel Sotis Kupang merupakan salah satu perusahaan jasa. Hotel adalah
perusahaan atau badan usaha yang memberikan layanan penginapan berupa kamar yang
biasanya lengkap dengan fasilitas makan dan minum, serta jasa pencucian pakaian.
Usaha perhotelan dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan
perjalanan bisnis atau para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata, dan
membutuhkan tempat untuk menginap, makan, minum dan hiburan. Sejak 16 Desember
2015, Hotel Sotis hadir dengan konsep yang unik, nyaman dan ramah, mengingatkan
masyarakat pada keindahan dan teknik pembuatan kain sotis itu sendiri. Hotel Sotis
Kupang adalah tambahan yang berbeda untuk Kupang dan pilihan cerdas bagi para
pelancong. Hotel ini terletak 0,5 km dari pusat kota dan menyediakan aksesibilitas ke
fasilitas kota yang penting. Dengan lokasinya yang strategis yaitu di Jl.Timor Raya Km
5
3, Pasir Panjang Kota Lama Kupang-NTT, hotel ini menawarkan akses mudah ke
destinasi yang wajib dikunjungi di kota ini. Sotis Hotel Kupang menawarkan 82 guest
room, 5 suite, dan 1 penthouse dengan kemewahan dan kenyamanan desain konsep
gaya hidup modern, aksen budaya asli tradisi dan warisan Kupang, dan panorama tropis
pantai Pasir Panjang yang indah. Semua kamar tamu, suite, dan penthouse sepenuhnya
dikontrol secara AC. Hotel Sotis Kupang juga menyediakan pelayanan istimewa dan
terlupakan. Terdapat beberapa fasilitas hotel ini seperti layanan kamar 24 jam, WiFi
gratis di semua kamar, satpam 24 jam, layanan kebersihan harian, dan perapian.
yang kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh karyawan. Gaya kepemimpinan yang
karyawan. Selain penerapan gaya kepemimpinan yang belum sesuai, lingkungan non
fisik Hotel Sotis Kupang dinilai belum cukup ideal. Kondisi suasana kerja yang belum
cukup mendukung untuk melakukan pekerjaan karena hubungan dan suasana kerja antar
karyawan yang kurang harmonis, sehingga kurangnya kerja sama dan rasa peduli antar
sesama karyawan. Para karyawan juga selalu ingin mendapat perhatian yang lebih
terhadap atasan sehingga beberapa karyawan terlihat kurang nyaman dengan lingkungan
kerja non fisik yang ada di perusahaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.1
disajikan data turnover karyawan Hotel Sotis Kupang selama tiga tahun terakhir.
6
Tabel 1.1 Data keluar masuk karyawan Sotis Hotel (2018-2020)
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Turn over rate
karyawan karyawan karyawan karyawan
awal tahun masuk keluar akhir tahun
2018 74 25 13 86 16,25%
2019 86 28 19 95 20,99%
2020 95 34 17 112 16,42%
Sumber : Hotel Sotis Kupang (2021)
Dari data 1.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat keluar masuk karyawan Hotel
Sotis tinggi, dapat dilihat pada persentase tahun 2018 sebesar 16,25% dan tahun 2019
sebesar 20,99% dan tahun 2020 aebesar 16,42%. Kenaikan turnver pada tahun 2018 ke
2019 lebih tinggi sebesar 4,74% dibandingkan pada tahun 2019 ke 2020 yang
kepuasan kerja para karyawan masih rendah. Karyawan yang memiliki tingkat kepuasan
yang tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja yang
dirasakan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gaji atau suatu penghargaan
yang diterima, kondisi pekerjaan itu sendiri, lingkungan tempat kerja dan rekan kerja
lainnya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam Sotis Hotel dan lingkungan kerja
yang kondusif dapat membantu memberikan dampak yang baik terhadap karyawannya
terutama dalam rangka menciptakan kepuasan kerja. Sehingga kepuasan kerja karyawan
tersebut dapat meningkat dan sesuai dengan kompetensi yang ada dalam diri masing-
masing karyawan. Perusahaan yang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang baik
dan lingkungan kerja yang kondusif akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Gaya
sebagai berikut :
3. Apakah lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan
4. Apakah gaya kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja non fisik secara
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
Kupang.
8
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manajemen Hotel Sotis Kupang untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan
non fisik bagi karyawan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan terhadap
organisasi.
2. Sebagai bahan informasi lanjutan bagi peniliti lain yang melakukan penelitian
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TinjauanPustaka
merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa
diinginkan dan dipikirkanny sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara
kepuasan kerjanya pun berbeda-beda pula. Tinggi rendahnya kepuasan kerja tersebut
dapat memberikan dampak yang tidak sama. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat
mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin,, produktif dan lain-lain, atau
mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam
tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek
10
dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat
diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima”. Kepuasan
terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan
dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya (Handoko 2001 : 193).
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi
atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep
tunggal. Kepuasan Kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya,
yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat
menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan
yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya. Perasaan-
waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa depan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-
melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang
11
dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang
berkaitan dengan motivasi kerja. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang
individu adalah jumlah dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan
dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Seorang individu akan merasa
puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi,
berikut:
yang diinginkan, maka orang akan lebih puas sehingga terdapat discrepancy, tetapi
antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
2. Equity Theory (teori keadilan) Teori ini mengemukakan orang akan merasa
situasi kerja. Menurut teori ini, komponen utama dalam keadilan adalah input,
hasil, keadilan, dan ketidakadilan.Input adalah faktor bernilai bagi pegawai yang
pekerjaannya. Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan
3. Two faktor theory (teori dua faktor) teori dua faktor merupakan teori kepuasan
dari kelompok variable yang berbeda, yaitu motivators dan hygiene faktors. Pada
apabila tersedia dan menimbulkan ketidakpuasan apabila tidak ada. Pada teori ini
lain) dan bukan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negative,
dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung
daripadanya, seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan
kesempatan untuk mengembangkan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan
berikut:
1. Teori keseimbangan, menurut teori ini, puas atau tidaknya karyawan merupakan
13
2. Teori perbedaan, apabila yang didapat karyawan ternyata lebih besar daripada apa
yang diharapkan maka karyawan tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang
3. Teori pemenuhan kebutuhan, menurut teori ini kepuasan karyawan bergantung pada
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan karyawan. Karyawan akan merasa puas apabila
pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para karyawan dianggap sebagai
kelompok acuan.
5. Teori dua faktor dari herzberg, teori ini dapat menyebabkan timbulnya rasa puas
atau tidak puas menurut herzberg yaitu faktor pemeliharaan dan faktor
pemotivasian.
perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkaan bahwa
hasil lainnya.
atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atau sikap atasan dapat tidak
14
menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan. Hal ini dapat mempengaruhi
kepuasan kerja.
2. Suasana dan lingkungan kerja. Berhubungan dengan interaksi sosial baik anatar
pemimpin dan karyawan, antara sesama karyawan maupun karyawan yang berbeda
jenis pekerjaan serta keadaan suatu tempat yang membuat rasa aman dan nyaman
4. Beban kerja. Besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit
kepuasan kerja, maka As’ad ( 2001, 50) menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi
1. Faktor hubungan antara pemimpin dan karyawan. Kepuasan kerja yang dirasakan
oleh para karyawan dalam suatu perusahaan berkaitan dengan hubungan antara
pemimpin dan karyawan, hubungan kerja antara karyawan, emosi dan situasi kerja,
2. Faktor individual. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh para pegawai dalam suatu
perusahaan yang berkaitan dengan sikap para karyawan terhadap pekerjaanya, umur
3. Faktor luar. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh para karyawan dalam suatu
pendidikan.
15
Jika As’ad ( 2001, 50) menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja, maka Kreitner dan Kinicki (2001;225) menyebutkan 5 faktor yang mempengaruhi
kebutuhannya.
Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa
yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang
diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas bila menerima
pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu
lingkungan pekerjaan.
Munandar (2001, 357) serta Jewell dan Siegel (1998, 532) sebagai berikut:
16
Menurut Riggio (2000, 177) menyebutkan 5 faktor penentu kepuasan kerja
yaitu:
menunjukkan jalan keluar agar dapat berhasil. Job satisfaction data ditingkatkan
2. Gaji (wage atau salary), karyawan menginginkan system upah yang disepakati.
Apabila gaji dilihat sebagai suatu imbalan dan penghargaan maka karyawan akan
mengalami kepuasan.
kepuasan kerja. Setiap karyawan pasti mendambakan promosi jabatan agar dapat
4. Kerja sama, dimana salah satu alasan manusia bekerja adalah terpenuhinya
kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Teman sekerja adalah orang yang ada disekitar
lingkungan kerja. Banyak karyawan yang menyadari bahwa dirinya tidak dapat
bekerja sendiri. Itulah sebabnya karyawan memerlukan teman sekerja namun tidak
semua dapat saling memberikan dukungan untuk berhasil, kompak dalam bekerja,
bahkan sebaliknya ada yang ingin menghambat dalam bekerja dan berprestasi.
5. Pekerjaan itu sendiri, pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang dihadapi
17
Menurut Munandar (2001 : 357) menyebut 5 faktor penentu kepuasan kerja:
1. Ciri intrinsik pekerjaan, yaitu tingkat tantangan mental. Konsep dari tantangan yang
sesuai merupakan konsep yang penting. Pekerjaan yang menuntut kecakapan yang
lebih tinggi dari pada yang dimiliki tenaga kerja atau tuntutan pribadi yang tidak
dapat dipenuhi tenaga kerja akan menimbulkan frustasi dan akhirnya ketidakpuasan
kerja.
2. Gaji/penghasilan yang dirasakan adil. Gaji sebagai penentu dalam kepuasan kerja
yaitu merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang diterima, derajat sejauh
mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan.
keterampilan individu, dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan
kerja teoritis untuk memahami kepuasan kerja karyawan dengan penyeliaan, yaitu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi karyawan.
4. Rekan kerja yang menunjang. Didalam kelompok kerja dimana para pekerjanya
harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena
diri) dapat dipenuhi, dan mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka.
18
5. Kondisi kerja yang menunjang. Kondisi kerja yang memperhatikan prinsip-prinsip
Jewell dan Siegel (1998 :532) menyatakan bahwa terdapat 5 komponen untuk
1. Pekerjaan itu sendiri. Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang
jawab.
3. Gaji. Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah gaji yang diterima, sejauh
mana gaji memenuhi harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan.
jabatan
5. Rekan kerja. Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan social akan terpenuhi
dengan adanya atasan dan rekan kerja yang mendukung jika terjadi konflik dengan
rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan karyawan terhadap
pekerjaan.
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa
merupakan usaha atau cara seorang pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi dengan
dan kepribadiannya yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
merupakan pola perilaku atau tindakan seorang pemimpin dalam mengarahkan dan
Pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang paling tepat yaitu gaya
dengan segala situasi dalam organisasi. Suranta (2002) menjelaskan bahwa gaya
20
kepemimpinan bersifat lentur atau fleksibel, maksudnya adalah gaya kepemimpinan
yang biasa diterapkan pimpinan dapat berubah dengan gaya kepemimpinan yang
1. Tipe pemimpin yang otokratik. Seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bahwa sebagai alat mata-
mata; Tidak maumenerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung pada
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (1) Dalam
dipergunakan, (3) Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan, dan (4) Menurut
21
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya.
4. Tipe pemimpin yang kharismatik. Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang
seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang
membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk
organisasi modern karena: Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan
mencapai tujuan, Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya, dan Selalu
Para pengikut terpacu dengan kemampuan yang luar biasa ketika mereka
22
a. Visi dan artikulasi. Memiliki visi ditujukan dengan sasaran yang ideal yang
berharap masa depan lebih baik serta mampu mengklarifikasikan pentingnya visi
tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat dalam pengorbanan diri untuk
meraih visi.
mereka.
peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih focus pada hubungan
tidak dipenuhi.
23
d. Laissez-faire. Melepas tanggungjawab dan menghindari pembuatan keputusan.
yang realitas, dan menarik tentang masa depan organisasi yang telah tumbuh dan
berkembang. Jika visi diseleksi secaa tepat, maka dapat menjadi lompatan untuk
kemasa depan dengan menumbuhkan keterampilan, bakat dan sumber daya untuk
mewujudkannya.
para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa
a. Charisma, karisma ditandai dengan kekuatan visi dan penghayatan akan misi,
memecahkan permasalahan
24
d. Individulized consideration, Perhatian dapat berupa bimbingan dan mentoring
mengembangkan kemampuan.
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai c). Laissez-faire, melepaskan tanggung
inspirasi dan memotivasi para pengikutnya untuk mencapai hasil yang lebih besar dari
pada yang direncanakan dan untuk mendapatkan imbalan. Khan, et. al (2012)
kinerja tinggi pada organisasi yang menghadapi tuntutan pembaharuan dan perubahan.
25
mereka merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan terhadap
pemimpin.
Seorang pemimpin yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan dengan tepat dan
melaksanakan pekerjaan sesuai yang diharapkan perusahaan. Oleh sebab itu pemimpin
suatu perusahaan dituntut untuk menciptakan aituasi yang mampu membuat karyawan
mengenai apa yang dirasa penting serta apa yang dirasa benar.
26
3. Simulasi intelektual, pememimpin dituntut untuk dapat membantu bawahannya
metode baru.
pribadi.
1. Sifat. Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya kepemimpinan untuk
adalah kualitas seseorang dengan kualitas seseorang dengan berbagi sifat, perangai
3. Tempramen. Temparemen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya
27
4. Watak. Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu bagi
adalah:
nasihat. Komunikasi yang baik harus dimiliki oleh pemimpin sangatlah penting
mendorong anggota untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang
memiliki keberanian yang semakin besar dalam melaksanakan tugas pokoknya yang
telah dipercayakan padanya. Keberanian haruslah menjadi bagian dari gaya hidup
dan pola kerja seorang pemimpin, pemimpin yang berani tidak akan membiarkan
kesulitan apapun menahan atau menghalangi niat, untuk bertindak dan melakukan
28
4. Kemampuan mendengar. Sifat pemimpin dalam mendengar pendapat dan atau
pemimpin yang selalu mau mendengar pendapat atau saran dari orang lain termasuk
bawahan akan dapat berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan oleh bawahan (dalam
hal ini guru dan karyawan), karena mereka merasa dihargai dan didengarkan, selain
itu pemimpin yang memiliki kemampuan mendengar akan sangat dihargai oleh
bawahannya.
bagi seorang pemimpin. Ketegasan juga sangat penting yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin sebab agar bawahan tidak semena-mena dan tugas yang
diberikan akan selesai tepat waktu. Pemimpin yang memiliki sifat tegas akan
penting
29
6. Memimpin dengan memberikan contoh
yaitu:
1. Pengaruh idealis. Pemimpin mendapat standar tinggi dan tingkah laku, moral dan
masalah yang telah lampau untuk diselesaikan oleh bawahan dengan cara baru.
memecahkan masalah.
bawahan dengan bertindak sebagai mentor, hal ini guna meningkatkan kebutuhan
Sedarmayanti (2009 : 31) lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang
terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan dengan sesama rekan kerja, ataupung hubungan dengan bawahan. Menurut
30
Wursanto (2009 : 269) lingkungan kerja non fisik adalah kondisi lingkungan kerja yang
menyangkut segi fisik, dan kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi psikis.
Menurut As`ad (1997) lingkungan kerja non fisik merupakan suasana lingkungan kerja
yang tercipta dari hubungan antara karyawan dengan lingkungan fisik pekerjaan yang
dihadapi karyawan.
mencermikan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan
maupun yang memiliki status jabatan yang sama diperusahaan. Kondisi yang hedaknya
diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri.
Membina hubungan yang baik antara sesame rekan kerja, bawahan maupun atasan harus
karyawan.
Lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan kerja yang tidak dapat
Wursanto (2009 : 269) menyatakan bahwa jenis-jenis lingkungan kerja yang bersifat
1. Perasaan aman pegawai merupakan rasa aman dari berbagai bahaya yang dapat
a. Rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat menjalankan tugasnya.
b. Rasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang dapat mengancam penghidupan
31
c. Rasa aman dari bentuk intimidasi ataupun tuduhan dari adanya kecurigaan antar
pegawai.
2. Loyalitas pegawai merupakan sikap pegawai untuk setia terhadap perusahaan atau
ini terdiri dari dua macam yaitu loyalitas yang bersifat vertical dan horizontal.
Loyalitas yang bersifat vertical yaitu loyalitas antar bawahan dengan atasan atau
sebaliknya antara atasan dengan bawahan. Loyalitas ini dapat terbentuk dengan
berlaku.
Sementara itu loyalitas bawahan dengan atasan dapat dibentuk dengan kegiatan
keagamaan, yaitu lebaran, hari natal atau lainnya. Loyalitas yang bersifat
32
3. Kepuasan pegawai merupakan perasaan puas yang muncul dalam diri pegawai yang
Mangkunegara dan Prabu (2011 : 105) membagi lingkunga kerja non fisik
jumlah jam minimal 35 jam dalam seminggu. Sebaliknya pegawai yang bekerja
terlihat.
b. Waktu istirahat kerja perlu diberikan kepada pegawai agar mereka dapat
memulihkan kembali rasa lelahnya. Dengan adanya waktu istirahat yang cukup,
pegawai dapat bekerja lebih semangat dan bahkan dapat meningkatkan produksi
serta efisiensi.
a. Kebosanan kerja dapat terjadi akibat rasa tidak enak, pekerjaan yang monoton,
kurang bahagia, kurang istirahat, dan kelelahan. Untuk mengurangi rasa bosan
kerja, perusahaan dapat melakukan penempatan kerja yang sesuai dengan bidang
b. Pekerjaan yang monoton; suatu pekerjaab yang sifatnya rutin tanpa variasi akan
dapat menimbulkan rasa bosan karena pekerjaan yang dilakukan akan terasa
33
monoton, sehingga menimbulkan kemalasan yang dapat mengakibatkan kegiatan
c. Keletihan kerja terdiri dari dua macam yaitu keletihan psikis dan keleithan
Kajian lingkungan kerja non fisik bertujuan untuk membentuk sikap karyawan
(2005) terdapat 5 faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja non fisik meliputi :
kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain status keluarga,
2. Faktor status sosial Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula
3. Faktor hubungan kerja dalam perusahaan Hubungan kerja yang ada dalam
perusahaan adalah hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan antara
4. Faktor sistem informasi Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila
saling memahami, saling mengerti satu sama lain dapat menghilangkan perselisihan
salah faham.
34
5. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja yang meliputi : (a) Rasa bosan, Kebosanan
kerja dapat disebabkan perasaan yang tidak enak, kurang bahagia, kurang istirahat
dan perasaan lelah. (b) Keletihan dalam bekerja, Keletihan kerja terdiri atas dua
macam yaitu keletihan kerja psikis dan keletihan psikologis yang dapat
Menurut Wursanto (2009 : 269) berpendapat bahwa ada 7 faktor penting dalam
pembentukkan sikap dan perilaku karyawan dalam ligkungan kerja non fisik,
diantaranya:
2. Suasana kerja yang dapat memberikan dorongan dan semangat kerja yang tinggi.
menarik.
4. Perlakuan yang baik, manusiawi, tidak disamakan dengan robot atau mesin,
5. Ada rasa aman dari anggota, baik didalam dinas maupun di luar dinas.
6. Hubungan dengan anggota lain berlangsung secara serasi, lebih bersifat informal,
penuh kekeluargaan.
Lingkungan kerja non fisik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun
faktor- faktor lingkungan kerja non fisik menurut Robbins (2015) , antara lain:
35
1. Hubungan kerja pegawai (bawahan) dengan manajer (atasan) Hubungan kerja yang
baik antara pegawai dengan manajer akan mempengaruhi semangat kerja pegawai
dan kepuasan kerja pegawai. Kerjasama antara pegawai dengan manajer harus
2. Hubungan kerja pegawai dengan rekan kerja Rekan kerja yang mampu diajak
dari pemimpin, yaitu dengan memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh
untuk bertindak sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Pemimpin harus
pemimpin yang cenderung member motivasi kepada bawahan untuk bekerja dan
organisasi.
mengispirasi dan memotivasi karyawan, member penghargaan yang adil, tentu akan
perusahaan akan dapat berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai dan
dengan demikian target perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Seperti
yang dikatakan oleh Anggraeni dan Santosa (2017) dalam jurnal penelitian yang
menunjukkan bahwa adanya hubungan positif dan pengaruh yang signifikan antara
Lingkungan kerja non fisik merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan oleh perusahaan karena hal ini akan berpengaruh pada produktivitas
kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Untuk itu perusahaan haus lebih detail
dalam memperhatikan lingkungan kerja agar tujuan organisasi dapat tercapai sesuai
dengan yang diinginkan. Seperti yang diungkapkan Robbins dan Judge (2011: 110)
kerjanya. Pengaruh lingkungan kerja non fisik yang baik akan menuntut karyawan
mempunyai tanggung jawab kerja yang tinggi dan otomatis akan terjalin kerja sama
yang baik dalam perusahaan sehingga akan berpengaruh pada kepuasan kerja
karyawan. Tetapi apabila lingkungan kerja non fisik yang ada disekeliling
37
karyawan buruk maka akan menyebabkan rendahnya tanggung jawab kerja
sehingga kepuasan kerja akan menurun. Seperti yang dikatakan oleh Mukti
lingkungan kerja fisik dan non fisik secara bersama-sama berpengaruh signifikan
mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang diharapkan. Menurut
untuk mengubah perilaku bawahannya menjadi seseorang yang merasa mampu dan
bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu.
karyawan baik secara langsung atau tidak langsung dengan kondisi kerja, dapat
transformasional yaitu lingkungan kerja non fsik. Lingkungan kerja non fisik atau
keadaan disekitar tempat bekerja yang bersifat psikis yang baik akan meningkatkan
38
perasaan nyaman karyawan dalam melakukan aktifitas bekerja. Menurut
sedarmayanti (2001) lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan dengan bawahan. Hal ini dapat tercipta apabila adanya hubungan yang
baik dan harmonis antara karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan
kerja.
lingkungan kerja non fisik sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Dengan
diterapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dan lingkungan kerja yang nyaman
maka akan membuat karyawan merasa puas akan pekerjaan mereka sehingga akan
sama untuk dijadikan sebagai acuan. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Andri
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di Hotel Mona Plaza Pekanbaru”. Tujuan
yang digunakan adalah sampling jenuh yang berjumlah 34 orang. Analisis dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana dan berganda. Hasil penelitian ini
Kerja Pegawai PT PLN (persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja. Metode sampling yang digunakan adalah
purposive sampling yang berjumlah 100 orang. Teknik sampel dihitung dengan rumus
Slovin. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian ini membahas tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja sebagai
variabel bebas dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Perbedaanya terletak pada
objek penelitian, populasi dan sampel penelitian yang diambil serta hasil analisisnya.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lilis Suryani (2018) yang berjudul
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Jasaraharja Putera. Tujuan penelitian ini
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
40
Persamaan penelitian ini membahas tentang gaya kepemimpinan transformasional dan
gaya kepemimpinan transaksional sebagai variabel bebas dan kepuasan kerja karyawan
sebagai variabel terikat. Perbedaanya terletak pada objek penelitian, populasi dan
antar variabel pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja non
fisik terhadap kepuasan kerja karyawan Sotis Hotel Kupang. Kepuasan kerja merupakan
bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, situasi kerja, dan hubungan rekan
kerja. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan diantaranya adalah
aktivitas yang berlangsung dalam perusahaan termasuk juga pada kepuasan kerja dari
karyawan.Demikian juga Lingkungan kerja non fisik adalah keadaan yang berkaitan
dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan, dengan sesama rekan kerja,
maupun dengan bawahan. Sehingga lingkungan kerja non fisik mempengaruhi kepuasan
kepuasan kerja karyawan, maka dari itu dapat dibangun sebuah kerangka berpikir
H1
Gaya Kepemimpinan
Transformasional
(X1)
H3
Kepuasan Kerja
(Y)
H2
Lingkungan Kerja
Non Fisik
(X2)
Keterangan:
Kupang.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian survey adalah salah satu jenis penelitian yang mengambil sampel dari suatu
populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Penelitian
dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan karena data
yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variable dinyatakan dengan angka
Penelitian mencakup tiga variable: (1) variable independent (X1) yakni gaya
kepemimpinan transformasional, (X2) lingkungan kerja non fisik, (2) variable dependen
terlebih dahulu. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
indikator yaitu:
43
1. Gaya kepemimpinan transformasional (X1) adalah sikap pemimpin dalam
memotivasi dan menggerakkan karyawan Hotel Sotis Kupang untuk bekerja dengan
Indikatornya adalah:
disekitarnya
2. Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) adalah lingkungan kerja yang tidak dapat dilihat
langsung oleh karyawan Hotel Sotis Kupang namun dapat dirasakan keberadannya.
1) Suasana kerja, yaitu suasana yang dapat memberikan dorongan dan semangat
2) Perlakuan yang baik, adil dan objektif, yaitu mendapat perlakuan yang baik
pemberian kerja
44
4) Ada rasa aman dari anggota, yaitu setiap anggota selalu merasa aman setiap
3. Kepuasan Kerja (Y) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
pekerjaan mereka.
2) Gaji. Gaji dilihat sebagai suatu imbalan dan penghargaan yang diterima sesuai
kesepakatan
4) Kerja sama. Kerja sama yaitu karyawan memerlukan teman sekerja yang dapat
atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Sotis Hotel
Sampel menurut Sugiyono (2016:81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
Dalam pengambilan sampel ini terbatas pada responden tertentu saja yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Dengan demikian sampel pada
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data
yang diukur, atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan yang
mendeskripsikan suatu kasus atau objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini
berupa:
1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang telah
digunakan adalah:
untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
46
2. Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada lapran tentang diri sendiri atau
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variable
penelitian. Dengan skala likert maka variable yang diukur dijabarkan menjadi indicator
variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrument yang dapat berupa pernyataan, Sugiyono (2010:132). Data yang
dihasilkan oleh skala likert adalah data ordinal yaitu data yang sudah memiliki tingkatan
Pada penelitian ini digunakan lima alternative dan dapat diberi skor sebagai
berikut:
4. Setuju (S) =4
47
3.7. Uji Instrumen
dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai layak atau tidak layak
Uji Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi
padaobjek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,
2012:455). Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid, yang dimana valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment dengan rumus
sebagai berikut:
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
rxy={𝑛 ∑ 𝑥²−(∑ 𝑥)²} {∑ 𝑦²−(∑ 𝑦)²}
Keterangan:
n : Banyaknya sampel
koefisien korelasi harus sama dengan 0.3 atau lebih (paling kecil 0.3), sehingga butiran
instrumen dapat diterima (valid). Sebaliknya apabila koefisien korelasi dibawah 0.3
maka butir instrument dinyatakan tidak valid. Pada uji validitas ini peneliti mengambil
48
30 responden sebagai sampel awal dalam uji validitas penelitian ini, setelah peneliti
melakukan uji validitas pada 30 sampel dan mendapatkan hasil yang valid maka peneliti
penelitian ini. Dalam uji validitas yang menggunakan 65 sampel, peneliti mendapatkan
hasil uji validitas variabel Gaya kepemimpinan transfomasional (X1), Lingkungan kerja
(X2) dan Produktivitas kerja karyawan (Y) seperti pada tabel 3.1 berikut ini:
49
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa hasil perhitungan dari masing-masing variabel
memiliki koefisien korelasi lebih dari 0.3 sehingga dapat dikatakan bahawa alat ukur
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono
2008), suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel (andal) jika koefisien keandalan atau
dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Crombach dengan rumus sebagai
berikut:
2
5
1
𝑐𝑐 = 2 (1 − 2)
5
𝑥
Keterangan:
2
5 2 = varians skor belahan kedua
2
5 𝑥 = varians dari skor belahan keseluruhan
koefisien Alpha yang reliabel yaitu diatas 0.6 sehingga dapat dikatakan semua konsep
50
pengukuran masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
gaya kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja non fisik dan variable kepuasan
kerja karyawan. Data hasil tanggapan responden diuraikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi, untuk mengetahui proporsi tanggapan responden pada masing masing butir
I= ∑JR x 100%
Standar
Dimana :
Standar = bobot ideal yang diperoleh dari perkalian n (jumlah sampel) dengan
Berikut ini kriteria analisis deskriptif yang digunakan sebagai acuan pemberian
dalam penelitian ini. Analisis regresi linier berganda yakni suatu analisis untuk melihat
sejauh mana pengaruh variabel gaya kepemimpinan transformasional dan lingkungan
kerja non fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada Hotel Sotis Kupang. Analisis
regresi linier berganda menggunakan rumus persamaan seperti yang dikutip dalam,
Sugiyono (2011, 285) yakni:
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan :
Y = Kepuasan Kerja
a = Konstanta
Untuk membuktikan hipotesis yang digunakan uji t dan uji f pengujian hipotesis
terhadap koefisien regresi secara parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
52
konstan. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh
lingkungan kerja fisik terhadap disiplin kerja karyawan dan pengaruh komitmen
𝑏
t
𝑆b
Dimana:
B = Koefisien determinasi
Kriteria keputusan adalah hipotesis diterima apabila thitung lebih besar dari ttabel
(thitung˃ttabel) atau tingkat probabilitas signifikansi (p) lebih kecil dari alpha (p>)
regresi secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua
terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
𝑅²/𝑘
F=(𝐼−𝑅2)/(𝑛−𝑘−1)
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
K = Banyaknya Prediktor
N = Banyaknya sampel
53
Kriteria keputusan adalah hipotesis diterima apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel
(Fhitung˂Ftabel) atau tingkat probabilitas signifikansi (p) lebih kecil dari alpha (p˂α)
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) atau 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti
amat terbatas, dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel
variabel-variabel dependen.
sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi
dependen lemah.
dependen kuat.
54
BAB IV
Berawal dari mimpi Pemilik Sotis Hotel Kupang, Bapak Herman Herry, Putra
NTT yang berkeinginan memajukan daerah NTT dari sektor Pariwisata, maka pada
tanggal 16 Desember 2015 berdirilah Sotis Hotel Kupang yang merupakan hotel bintang
4 dan berlokasi di tengah kota Kupang, tepatnya di jalan Timor Raya KM 3, kelurahan
Pasir Panjang, kecamatan Kelapa Lima. Terinspirasi dari Sotis, sebuah kain tenun
tradisional cantik dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia, yang dibuat dengan keahlian,
teknik, semangat, dan etos kerja yang tinggi, Sotis Hotel Kupang hadir untuk
memberikan kualitas, nilai, dan layanan terbaik kepada siapapun yang berkunjung ke
Kupang. Dibangun oleh putra daerah NTT yang sudah berpengalaman dalam bisnis
perhotelan dan sangat mengetahui seluk beluk Kupang, Sotis Hotel menjamin setiap
hidup modern, aksen kultural dari tradisi dan warisan asli Kupang, serta pemandangan
panorama tropis Pantai Pasir Panjang yang cantik. Seluruh guest room, suite, dan
individual. Dari restoran, bar, lounge, gym dan kolam renang menghadap pantai yang
stylish; butik kain tenun dan kerajinan tradisional; sampai salon dan spa untuk
bersantai; Sotis Hotel Kupang menawarkan fasilitas, layanan, dan harga terbaik untuk
55
anda. Diantara deretan pantai-pantai Teluk Kupang yang indah, kami mengundang anda
Sejak Hotel Sotis berdiri tahun 2015 sampai saat ini hotel Sotis mengalami
perubahan. Salah satunya yaitu perubahan tingkat keluar masuk karyawan setiap
tahunnya. Dimana pada awal tahun 2018 Hotel Sotis memiliki karyawan sebanyak 74
orang. Selama berjalannya tahun 2018 karyawan bertambah 25 orang dan keluar 13
orang, sehingga pada akhir tahun 2018 karyawan Sotis berjumlah 86 orang. Pada tahun
2019 karyawan bertambah 28 orang dan keluar 19 orang, sehingga pada akhir tahun
2019 karyawan Sotis berjumlah 95 orang. Pada tahun 2020 karyawan bertambah 34
orang dan keluar 17 orang, sehingga pada akhir tahun 2020 karyawan Sotis berjumlah
112 orang. Dari 112 karyawan Sotis diantaraya 65 karyawan tetap dan sisanya
karyawan kontrak.
Menurut Kotler dalam Nawawi (2000: 122) Visi adalah pernyataan tentang
tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan,
yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Menurut Gaspersz (2003, p14),
visi adalah suatu pernyataan menyeluruh mengenai gambaran ide yang ingin dicapai
oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Maka dari itu Hotel Sotis Kupang memiliki
visi yaitu: Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat local NTT, Memberikan
eedukasi dan pelatihan agar masyarakat NTT dapat bersaing dalam dunia perhotelan
56
Menurut Drucker (2000: 87) Misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu
organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas
dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Menurut Arman (2008), Misi adalah
dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini. Berikut ini adalah misi dari Hotel Sotis
Kupang, yaitu:
guna meyakinkan investor agar menjadi mitra kerja dan secara bersama-sama
Sotis Kupang menjadi brand ambassador dan ikon yang diperhitungkan oleh
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan, garis
perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Struktur
dalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi memiliki peran yang sangat penting
karena menjadi dasar berdiri dan berkembangnya sebuah usaha. Hal ini akan membuat
57
perusahaan berjalan dengan baik dan memiliki kinerja yang optimal. Dengan demikian
perusahaan dapat memberikan hasil dan keuntungan bagi pemilik serta karyawan yang
bekerja. Misalnya dalam membantu mencapai terget perusahaan jangka waktu dekat,
perusahaan mampu berkembang dan memiliki jumlah karyawan yang banyak. Maka
perusahaan tidak akan kesusahan dalam menjalankan dan melakukan kontrol, karena
hubungan tiap-tiap bagian. Berikut gambar Struktur Organisasi Hotel Sotis Kupang.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Hotel Sotis Kupang
General Manager
Exe. Asst
Manager
Berdasarkan struktur organisasi diatas dapat diuraikan tugas dari setiap jabatan:
58
kinerja seluruhkaryawannya.
Assistan Manager adalah wakil General Manager. Jabatan ini pada umumnya ada
di hotel-hotel besar di mana General Manager perlu dibantu dan didukung oleh
Departmen Head.
disusun setiap hari. Ia akan dimintai pendapat dan pandangannya dalam hal
keuangan hotel.
hotel, perlengkapan mekanik dan elektronik, dan energi hotel. Pengelolaan listrik,
bertugas mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan hotel. HRD Manager
59
harus menguasai hukum dan perundang- undangan yang berkaitan dengan
karyawan.
7. Marketing and SalesDirector. Marketing and Sales Director adalah pejabat yang
8. Food & Beverage Manager. F&B Manager adalah pejabat yang bertugas
mengelola Food and Beverage Department Untuk dapat menyajikan makanan dan
bahwa setiap bawahannya dapat menyajikan makanan dengan cepat dan ramah,
9. Front Office Manager. FO Manager adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab
10. Chief Security. Bertanggung jawab atas keamanan hotel secara keseluruhan. Ruang
lingkup pengamanan hotel meliputi para karyawan, para tamu, dan aset hotel.
Security perlu menciptakan kondisi yang aman sehingga tamu betah tinggal di
Jumlah karyawan Hotel Sotis Kupang yang dijadikan sebagai responden dalam
penelitian ini berjumlah 65 orang, dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia,
60
4.2.1. Karakteritik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut data yang diperoleh karyawan yang bekerja di Hotel Sotis Kupang
sebagian besar adalah jenis kelamin laki-laki dengan persentase 62% sedangkan jenis
kelamin perempuan sebesar 38%. Jumlah karyawan laki-laki lebih dominan dari pada
perempuan.
berada pada kategori usia dibawah 30 tahun sedangkan sisanya berada pada kategori 31
tahun keatas. Berikut disajikan dalam bentuk tabel jumlah responden dengan kompesisi
berdasarkan usia .
Menurut karakteristik usia responden pada tabel 4.2, terlihat bahwa presentase
terbesar berada pada kelompok usia 26-30 tahun dengan presentase 53% dan
presentase terkecil pada kelompok usia 30-35 tahun dengan presentase 15%. Selain itu
presentase karyawan pada umur 20-25 tahun berjumlah cukup banyak dengan
presentase 32%.
61
4.2.3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
berada pada kategori S1 dan paling rendah berada pada kategori SMA. Berikut disajikan
Menurut Tabel 4.2 dari 65 responden dalam penelitian ini, terlihat bahwa
presentase 54% sedangkan sisanya berada pada kelompok D3 dan SMA/SMK. Dari
jumlah tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas responden dalam penelitian pada
Hotel Sotis Kupang memiliki tingkat pendidikan S1. Artinya Hotel Sotis Kupang dalam
dengan rata-rata skor 3,37. Jika dilihat berdasarkan masing-masing indikator maka,
indikator kharisma memiliki nilai skor tertinggi 3,48. Kemudian diikuti indikator
motivasi inspirasi dengan nilai skor 3,44. Pada indikator perhatian individual dengan
62
nilai skor 3,42 dan indikator terendah pada indikator stimulasi intelektual dengan skor
3,16. Tabel 4.3 menunjukkan skor dari masing-masing indikator sebagai berikut:
Berdasarkan pada Tabel 4.3 bahwa total rata-rata capaian indikator variabel
gaya kepemimpinan transformasional adalah 3,37 dan berada pada kategori sedang,
Pada indikator kharisma mendapat sebesar 3,48 dan berada pada kategori tinggi,
saya bangga menjadi rekan kerjanyamendapat sebesar 3,49 dengan kategori tinggi,
63
Pemimpin mampu untuk menunjukkan sikap dapat dipercaya danmendapat sebesar 3,50
dengan kategori tinggi dan Perilaku pemimpin membuat saya hormat kepadanya dan
Pada indikator motivasi inspirasi mendapat sebesar 3,44 dan berada pada
3,47 dengan kategori tinggi , dan Pemimpin memberikan motivasi kepada saya untuk
Pada indikator stimulasi intelektual mendapat sebesar 3,16 dan berada pada
untuk mendengarkan ide/gagasan saya mendapat sebesar 3,07 dengan kategori sedang.
Pada indikator perhatian individual mendapat sebesar 3,42 dan berada pada
Pemimpin memperlakukan saya sebagai individu pribadi, bukan hanya sebagai anggota
dari suatu kelompok mendapat sebesar 3,49 dengan kategori tinggi, dan Pemimpin
Variabel lingkungan kerja non fisik terdiri dari 4 indikator dengan total item
lingkungan kerja non fisik berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 3,49. Jika
64
dilihat berdasarkan masing-masing indikator maka, indikator suasana kerja memiliki
nilai skor tertinggi 3,66. Kemudian diikuti indikator hubungan antar individu dengan
nilai skor 3,55. Pada indikator perlakuan baik,adil dan objektif dengan nilai skor 3,51
dan indikator terendah pada indikator adarasa aman dari anggota dengan skor 3,27.
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Tanggapan Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja
Non Fisik
Indikator Skor Skor Capaian Kategori
SS S KS TS STS
X2,1 F 16 23 14 9 3 235 3,61 Tinggi
% 24,6 35,4 21,5 13,8 4,6 100
X2,2 F 13 27 14 8 3 242 3,72 Tinggi
% 20,0 41,5 21,5 12,3 4,6 100
Suasana Kerja 3,66 Tinggi
X2.3 F 10 33 15 6 1 240 3,69 Tinggi
% 15,4 50,8 23,1 9,2 1,5 100
X2.4 F 8 23 24 8 2 222 3,41 Tinggi
% 12,3 35,4 36,9 12,3 3,1 100
X2.5 F 6 28 23 5 3 224 3,44 Tinggi
% 9,2 43,1 35,4 77 4,6 100
PerlakuanBaik ,adil dan objektif 3,51 Tinggi
X2.6 F 7 25 24 6 3 222 3,41 Tinggi
% 10,8 38,5 36,9 9,2 4,6 100
X2.7 F 4 20 25 13 3 204 3,13 Sedang
% 6,2 30,8 38,5 20,0 4,6 100
Ada rasa aman dari anggota 3,27 Sedang
X2.8 F 10 24 19 9 3 224 3,44 Tinggi
% 15,4 36,9 29,2 13,8 4,6 100
X2.9 F 14 27 15 7 2 239 3,67 Tinggi
% 21,5 41,5 23,1 10,8 3,1 100
Hubungan antar individu 3,55 Tinggi
TOTAL 3,49 Tinggi
Berdasarkan pada Tabel 4.5 bahwa total rata-rata capaian indikator variabel
lingkungan kerja non fisik adalah 3,49 dan berada pada kategori Tinggi, dengan di
pengaruhi oleh masing-masing indikator sepertisuasana kerja, perlakuan baik, adil dan
objektif, ada rasa aman dari anggota dan hubungan antar individu.
65
Pada indikator suasana kerja mendapat sebesar 3,66 dengan kategori tinggi
mendorong semangat saya dalam bekerjamendapat sebesar 3,61 dengan kategori tinggi,
danSuasana ditempat kerja saya harmonis mendapat sebesar 3,72 dengan kategori
tinggi.
Pada indikator perlakuan baik, adil dan objektif mendapat sebesar 3,51dan
berada pada kategori tinggi dengan dipengaruhi oleh masing-masing indikator seperti
Saya diperlakukan baik oleh atasan mendapat sebesar 3,69 dengan kategori tinggi, Saya
3,41dengan kategori tinggi dan perusahaan memberikan penilaian sesuai hasil kerja
Pada indikator ada rasa aman dari anggota mendapat sebesar 3,27 dengan
kategori sedang dengan dipengarugi oleh masing-masing idikator seperti Saya merasa
terlindungi saat melakukan pekerjaan mendapat sebesar 3,41 dengan kategori tinggi,
danSaya merasa aman baik didalam dinas maupun diluar dinas mendapat sebesar 3,13
Pada indikator hubungan antar individu mendapat sebesar 3,55 dengan kategori
ditempat kerja saya saling menghargai satu sama lain mendapat sebesar 3,44 dengan
66
4.3.3. Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Variabel kepuasan kerja karyawan terdiri dari 4 indikator dengan total item
sebanyak 11. Hasil analisis deskriptif menunjukkan persepsi karyawan terhadap variabel
kepuasan kerja karyawan berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 3,56. Jika
dilihat berdasarkan masing-masing indikator maka, indikator kerja sama memiliki nilai
skor tertinggi 3,66. Kemudian diikuti indikator pengawasan dengan nilai skor 3,56.
Pada indikator promosi dengan nilai skor 3,55 dan indikator terendah pada indikator
gaji dengan skor 3,47. Tabel 4.5 menunjukkan skor dari masing-masing indikator
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Tanggapan Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja
Karyawan
Indikator Skor Skor Capaian Kategori
SS S KS TS STS
Y1 F 7 32 15 10 1 229 3,52 Tinggi
% 10,8 49,2 23,1 15,4 1,5 100
Y2 F 8 33 16 7 1 235 3,61 Tinggi
% 12,3 50,8 24,6 10,8 1,5 100
Pengawasan 3,56 Tinggi
Y3 F 8 30 19 7 1 232 3,56 Tinggi
% 12,3 46,2 29,2 10,8 1,5 100
Y4 F 2 31 24 7 1 221 3,40 Sedang
% 3,1 47,7 36,9 10,8 1,5 100
Y5 F 4 33 19 7 2 225 3,46 Tinggi
% 6,2 50,8 29,2 10,8 3,1 100
Gaji 3,47 Tinggi
Y6 F 9 26 21 8 1 229 3,52 Tinggi
% 13,8 40,0 32,3 12,3 1,5 100
Y7 F 4 31 22 8 0 226 3,47 Tinggi
% 6,2 47,7 33,8 12,3 0 100
Y8 F 9 32 19 4 1 239 3,67 Tinggi
% 13,8 49,2 29,2 6,2 1,5 100
Promosi 3,55 Tinggi
Y9 F 12 32 12 9 0 242 3,72 Tinggi
% 18,5 49,2 18,5 13,8 0 100
Y10 F 12 30 17 5 1 242 3,72 Tinggi
% 18,5 46,2 26,2 7,7 1,5 100
Y11 F 7 29 23 6 0 232 3,56 Tinggi
67
% 10,8 44,6 35,4 9,2 0 100
Kerja Sama 3,66 Tinggi
TOTAL 3,56 Tinggi
Berdasarkan pada Tabel 4.5 bahwa total rata-rata capaian indikator variabel
kepuasan kerja karyawan adalah 3,56 dan berada pada kategori Tinggi, dengan di
pengaruhi oleh masing-masing indikator seperti pengawasan, gaji, promosi, dan kerja
sama.
atasan membuat saya lebih memperhatikan pekerjaan saya mendapat sebesar 3,52
dengan kategori tinggi, danSaya mampu menirima system pengawasan yang ditetapkan
Pada indikator gaji mendapat sebesar 3,47dan berada pada kategori tinggi
dengan dipengaruhi oleh masing-masing indikator seperti Gaji yang diterima sesuai
dengan beban kerja saya mendapat sebesar 3,56 dengan kategori tinggi, Gaji yang
diterima dapat memenuhi kebutuhan saya mendapat sebesar 3,40 dengan kategori
sedangdan Gaji yang diterima dirasakan adil mendapat sebesar 3,46 dengan kategori
tinggi.
Pada indikator prmosi mendapat sebesar 3,55 dengan kategori tinggi dengan
dipengaruhi oleh masing-masing idikator seperti Saya mendapat promosi secara terbuka
dilakukan secara adil oleh karyawan mendapat sebesar 3,47 dengan kategori tinggi, dan
Promosi yang dilakukan perusahaan sesuai dengan informasi yang diberikan mendapat
68
Pada indikator kerja sama mendapat sebesar 3,66 dengan kategori tinggi dengan
dipengarugi oleh masing-masing indikator seperti Saya menjalin hubungan yang baik
dengan rekan kerja mendapat sebesar 3,72 dengan kategori tinggi,Saya mampu bekerja
sama dengan sesame rekan kerja mendapat sebesar 3,72 dengan kategori tinggi, dan
Saya mau menerima usul saran dari rekan kerja saya mendapat sebesar 3,56 dengan
kategori tinggi.
Analisis regresi linier berganda dilakukan jika variabel bebas berjumlah dua atau
lebih. Metode regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh gaya
kerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan
program SPSS versi-26 diperoleh hasil sebagaimana dirangkum pada tabel 4.7.
sementara spesifikasi model regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian,
sebagaiman ditampilkan tabel 4.7 maka diperoleh hasil persamaan regresi adalah
sebagai berikut:
69
F Hitung = 118,584
R = 0,890
Adjust R Square= 0,786 Signifikansi = 0.000
Sumber: Data Primer (Diolah dengan SPSS Versi 26)
lingkungan kerja non fisik bernilai konstan tetap = 0 (tidak berubah), maka
kerja karyawan sebesar 0,405 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai
tetap.
kenaikan sebesar 0,588, dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
ditunjukkan pada tabel 4.7. terlihat bahwa semua parameter pada masing-masing
variabel bebas dengan variabel tidak bebas adalah positif. Sedangkan untuk
70
membuktikan hipotesis penelitian, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
apabila thitung>ttabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat
variabel terikat. Penjelasan hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas adalah
sebagai berikut:
Gaya Kepemimpinan Transformasional diperoleh nilai thitung sebesar 3,675 dan ttabel
2. Lingkungan Kerja Non Fisik, hasil statistik uji t untuk variable Lingkungan Kerja
Non Fisik diperoleh nilai thitung sebesar 5,574 dan ttabel 1,991 dengan nilai
Analisis regresi linear berganda dengan menggunakan uji F bertujuan untuk me-
Fisik secara bersama-sama (simultan) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Hotel
Sotis Kupang. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05) maka model
regresi signifikan secara statistik. Dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung sebesar
71
118,584 dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai Fhitung
sebesar 118,584 dan lebih besar dari nilai Ftabel 3,145.Oleh karena nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Hotel Sotis
Kupang” diterima.
proporsi atau presentase variasi total dari variabel tidak bebas dijelaskan oleh variabel
bebas. Hasil analisis sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.7. dapat diketahui bahwa
Transformasional dan Lingkungan Kerja Non Fisik menjelaskan variabel dari Kepuasan
Kerja Karyawan sebesar 78,6% dan 21,4 % sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
Selain cukup besarnya variasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak
bebas, hasil analisis regresi linear berganda juga menujukkan tingkat keeratan hubungan
antara variabel tidak bebas dengan variabel bebas termasuk erat atau kuat. Hal ini
linear antara variabel tidak bebas dengan variabel bebas secara bersama-sama, dimana
nilai R selalu bernilai positif dan berkisar antara 0 sampai 1. Jika nilai semakin
mendekati 1, maka semakin erat hubungan variabel tidak bebas dengan variabel bebas.
72
4.7. Pembahasan
Karyawan
pengujian hipotesis menggunakan uji parsial (uji t) diperoleh hasil bahwa variabel gaya
terhadap variabel kepuasan kerja karyawan (Y). Hal ini di ketahui dari nilai signifikan
pada uji t variabel gaya kepemimpinan transformasional di peroleh thitung sebesar 3,675
sedangkan ttabel sebesar 1,991(df= 65-2 =63). karena nilai signifikansi 0.000 lebih besar
dari alpa 0.05 (p<a) dan thitung yang lebih besar dari ttabel (3,675 > 1,991), maka dapat
variabel gaya kepemimpinan transformasional Hotel Sotis Kupang berada pada kategori
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal Roni (2019) yang menyatakan
bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan
thitung(1,253) < ttabel(1,678) dengan nilai signifikan yang dihasilkan sebesar 0,217 > 0,05.
73
4.7.2. Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja
karyawan
pengujian hipotesis menggunakan uji parsial (uji t) diperoleh hasil bahwa variabel
lingkungan kerja (X2), memiliki pengaruh parsial yang signifikan terhadap variabel
kepuasan kerja karyawan (Y). Hal ini di ketahui dari nilai signifikan pada uji t variable
lingkungan kerja non fisikdiperoleh thitung sebesar 5,574 sedangkan ttabel nilainya sebesar
1,991 (df= 65-2=63). Karena nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpa 0.05 dan thitung
lebih besar dari ttabel (5,574> 1,991), maka dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja non
Sotis Kupang.
variabel lingkungan kerja non fisik Hotel Sotis Kupang berada pada kategori tinggi
yang dipengaruhi oleh masing-masing indikator yaitu suasana kerja, perlakuan baik,
adil dan objektif, ada rasa aman dari anggota dan hubungan antar individu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
Guruh dkk (2020) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2018) yang menyatakan bahwa secara parsial
tidak terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan
kerja karyawan. Letak perbedaannya yaitu dimana thitung(1,090) < ttabel(2, 028) dengan
74
4.7.3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja
dan lingkungan Kerja non fisik (X2) secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan (Y). Hal ini diketahui hasil dari uji F yang
menunjukkan nilai Hasilnya nilai Fhitung 118,584> Ftabel 3,145,. Dengan demikian
transformasional dan lingkungan kerja non fisik secara simultan berpengaruh signifikan
RSquareI sebesar 0,786 artinya bahwa setelah dilakukan penelitian diketahui sebesar
lain yang tidak dijelaskan dalampenelitian ini. Hasil ini menunjukkan bahwa Gaya
kerjasama.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
75
Lingkungan Kerja Non Fisik secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
1. Penelitian ini menggunakan data primer yang diisi langsung oleh karyawan Hotel
Sotis Kupang yang berupa persepsi yang ada terhadap variabel penelitian yang ada,
assessment.
2. Penelitian ini menggunakan data cross sectional sehingga kurang dapat melihat
Hotel Sotis Kupang dari apa yang terjadi dari waktu ke waktu.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada Hotel Sotis Kupang, sehingga tidak dapat
76
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan oleh peneliti tentang
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Hotel Sotis Kupang, penulis dapat mengambil
Kupang secara keseluruhan berada pada kategori sedang hal ini menunjukkan bahwa
Hotel Sotis Kupang cukup baik dalam memberikan motivasi serta dorongan kepada
para karyawan . Hasil analisis deskriptif lingkungan kerja non fisik pada Hotel Sotis
Kupang secara keseluruhan berada pada kategori tinggi dimana para karyawan Hotel
Sotis Kupang merasa nyaman dalam bekerja dan hubungan antara sesama rekan
kerja sangat baik. Hasil deskriptif kepuasan kerja karyawan pada Hotel Sotis
Kupang secara keseluruhan bearada pada kategori tinggi dimana para karyawan
merasa puas dengan apa yang dicapai karena apa yang diberikan sesuai dengan
harapan.
77
5.2. Saran
Menurut kesimpulan yang telah diuraikan maka ada beberapa saran yang
1. Gaya Kepemimpinan Transformasional pada Hotel Sotis Kupang cukup baik dan
2. Lingkungan Kerja Non Fisik yang ada pada Hotel Sotis Kupang harus ditingkatkan
dengan terus meningkatkan suasana kerja yang nyaman, pemimpin dan rekan kerja
yang baik bagi para karyawan, agar karyawan tetap semangat dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
3. Kepuasan Kerja pada Hotel Sotis Kupang harus terus ditingkatkankan, dengan cara
beban kerja sehingga karyawan selalu merasa puas dalam bekerja dan melakukan
sehingga akan memperoleh gambaran dan hasil yang mendekati dengan kondisi yang
sebenarnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin, and Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Arman, S., (2008), Visi Dan Misi Perusahaan, The Global Source for Summaries
&Reviews
Avolio, B.J., Bass, BM., 2002. Developing Potential across a Full Range of
Leadership: Cases on Transactional and Transformational Leadership.
Lawrence Erlbaum Associates, Mahwah, NJ.
Gaspersz, V. (2003). Total Quality Managment. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama.
Guruh, M. Syatoto, I. Sari, R. (2020). Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Non
Fisik terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Mutiara Multi Finance di
Pamulang. Jurnal, Universitas Pamulang. Vol. 2, No. 3.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi
Cetakan Ke-8. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Jewell, L.N & Siegal, M. (1998). Psikologi Industri/ Organisasi Modern. Alih
Bahasa: Pudjaatmaka, A.H & Meitasari. Jakarta: Penerbit Arca
79
Kartini, Kartono. 2009. Patologi Sosial, jilid 1. Jakarta: PT Raja Grafindo
Moenardy, Khalid K., Suharyono, Zainul Arifin, Srikandi Kumadji. “The Effect of
Service Quality and Relationship Marketing to Customer Value, Customer
Saitsfaction, Switching Cost, and Customer Retention: A Case Study on the
Customer og Bank NTT at East Nusa Tenggara Province”. International Journal
of Management and Administrative Sciences, 2016, Vol. 3, No. 4
Nurhayati. (2018). “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadao Kepuasan Kerja Pada PT.
Perkebunan Nusantara V Bagian Urusan Rumah Tangga Di Pekanbaru”. Skripsi,
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau Pekanbaru.
Plangiten, Pegi. 2013. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia”. Jurnal , Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SamRatulangi, Manado.
80
Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen. (2003). Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan, Jilid 2. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Bandar Maju.
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedua, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (YKPN). Yogyakarta.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ketiga, STIE
YKPN. Yogyakarta.
81
Suranta, Sri. 2002. Dampak Motivasi Karyawan Pada Hubungan Antara Gaya
Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan Perusahaan Bisnis.
Yulk, Gary, (2010). Leadership in Organiztion. Alih Bahasa oleh Udaya Jusuf:
Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Prehallindo.
Yulk, Gary, 2001. Leadership in organizations, Fifth Edition, Printice-Hall, Inc, Eng-
lewood, New Jersey, Alih bahasa : Budi Supriyanto, 2009, kepemimpinan dalam
organisasi. Penerbit Ideks, Jakarta.
82
L
83
Lampiran 1 : Surat Penelitian
84
Lampiran 2: Surat Selesai Penelitian
85
Lampiran 3: Kuesioner Penelitian
KuesionerPenelitian
Pengaruh Gaya KepemimpinanTransformasional dan LingkunganKerja Non
FisikTerhadapKepuasanKerjaKaryawan Pada Hotel SotisKupang
DenganHormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Universitas Nusa
Cendana:
Nama : Imelda RovitaTakesan
NIM : 1703020082
Fakultas : IlmuSosial dan IlmuPolitik
Jurusan : AdministrasiBisnis
Dalam rangka mencari data guna menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada Hotel SotisKupang”, maka saya mohon bantuan serta
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini bertujuan
untuk kepentingan penelitian dan tidak disajukan kepihak luar serta kerahasiaan dalam
mengisi kuesioner ini terjamin sepenuhnya. Oleh karena itu saya berharap jawaban yang
Bapak/Ibu/Saudara/I berikan dengan jujur dan terbuka akan sangat membantu dalam
penelitian ini. Atas partisipasi dan ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/I dalam mengisi
kuesioner ini saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya
Imelda RovitaTakesan
86
IdentitasResponden
Untuk kelengkapan data penelitian, peneliti mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/I untuk
mengisi data dibawah ini dengan cara dicentang( √ )
PetunjukPengisian
1. Mohon kuesioner ini diisi secara lengkap dari seluruh pernyataan yang telah
disediakan
2. Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia
3. Terdapat 5 alternatif pengisian jawaban, yaitu:
87
Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kharisma
No Daftar Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Pemimpin membuat saya bangga menjadi rekan
kerjanya
2 Pemimpin mampu untuk menunjukkan sikap dapat
dipercaya
3 Perilaku pemimpin membuat saya hormat kepadanya
Motivasi Inspirasi
No Daftar Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Pemimpin melakukan komunikasi tentang pekerjaan
dengan jelas
2 Pemimpin memberikan motivasi kepada saya untuk
bekerja lebih baik
Stimulasi Intelektual
No Daftar Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Pemimpin mendorong saya untuk menggunakan
kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan
2 Pemimpin bersemangat tuntuk mendengarkan
ide/gagasan saya
Perhatian Individual
No Daftar Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Pemimpin memperlakukan saya sebagai individu
pribadi, bukan hanya sebagai anggota dari suatu
kelompok
2 Pemimpin memberikan penghargaan ketika saya
melakukan pekerjaan dengan baik
LingkunganKerja Non Fisik
SuasanaKerja
No Daftar pertanyaan STS TS KS S SS
1 Suasana ditempat kerja mendorong semangat saya dalam
bekerja
2 Suasana ditempat kerja saya harmonis
88
Ada rasa aman dari anggota
No Daftar pertanyaan STS TS KS S SS
1 Saya merasa terlindungi saat melakukan pekerjaan
2 Saya merasaaman baik didalam dinas maupun diluar
dinas
Hubungan antar individu
No Daftar pertanyaan STS TS KS S SS
1 Semua karyawan ditempat kerja saya saling menghargai
satu sama lain
2 Saya merasakan suasa penuh kekeluargaan ditempat saya
kerja
KepuasanKerja
Pengawasan
No Daftar Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Pengawasan yang dilakukan atasan membuat saya lebih
memperhatikan pekerjaan saya
2 Saya mampu menirima system pengawasan yang
ditetapkan oleh atasan
Gaji
89
Lampiran 4 : Data Jawaban Responden
90
54 5 5 4 4 4 3 3 4 4 36
55 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
57 3 4 3 2 3 3 3 4 4 29
58 4 4 4 4 4 3 2 4 3 32
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
60 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38
61 4 5 5 4 3 5 3 4 3 36
62 3 4 3 3 3 5 5 5 5 36
63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
64 3 3 3 4 4 4 4 5 5 35
65 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34
91
32 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37
33 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
34 3 4 4 3 3 3 4 3 4 35
35 1 1 1 2 2 1 2 2 1 15
36 4 5 4 4 4 3 3 4 3 37
37 4 3 4 3 3 4 4 3 3 35
38 3 4 4 4 4 3 3 4 4 37
39 4 4 4 3 4 4 3 3 4 33
40 5 4 4 4 4 3 4 4 5 37
41 4 4 5 3 4 5 4 4 4 37
42 4 4 3 4 4 3 2 3 4 31
43 5 5 4 4 4 4 3 3 4 36
44 4 4 5 5 5 4 3 4 5 39
45 4 3 5 4 4 5 5 2 3 35
46 5 4 4 3 3 3 3 4 3 32
47 5 3 4 3 3 3 2 4 4 31
48 3 3 4 3 3 3 2 4 4 29
49 4 4 4 4 4 4 3 5 5 37
50 5 5 5 4 5 3 2 4 3 36
51 4 4 4 3 4 4 3 5 4 35
52 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
53 5 4 4 4 3 4 3 3 4 34
54 4 4 4 3 4 4 3 5 5 36
55 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
56 5 5 5 4 4 5 4 5 5 42
57 4 5 3 5 3 5 5 3 2 35
58 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34
59 5 5 4 4 5 3 3 4 4 37
60 4 5 4 3 4 4 3 5 5 37
61 5 5 4 4 4 3 4 4 5 38
62 5 5 4 3 4 3 2 5 5 36
63 5 5 5 5 5 4 3 5 5 42
64 4 4 4 4 3 4 4 5 4 36
65 5 5 3 2 3 5 3 5 4 35
92
1
1 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3
2 42
1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 34
1 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3
4 41
1 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4
5 54
1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4
6 44
1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2
7 23
1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2
8 30
1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3
9 45
2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2
0 21
2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3
1 30
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 25
2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
3 44
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 45
2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
5 45
2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3
6 30
2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4
7 43
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8 24
2 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4
9 55
3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3
0 44
3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3
1 33
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 48
3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4
3 55
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
4 46
3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2
5 27
3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4
6 41
3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4
7 44
3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
8 43
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 44
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0 44
4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
1 46
4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 3
2 44
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
3 41
4 4 5 4 3 4 5 4 4 3 4 4
4 44
4 4 3 4 4 3 3 3 3 5 4 3
5 39
4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 3
6 43
4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4 3
7 44
4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
8 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 44
93
5 5 5 5 4 4 3 3 3 5 5 5
0 47
5 4 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5
1 49
5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4
2 40
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
3 47
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 47
5 4 3 3 3 3 4 4 4 5 4 4
5 41
5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
6 39
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 55
5 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4
8 40
5 5 4 5 4 5 3 3 3 5 5 4
9 46
6 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 5
0 41
6 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4
1 38
6 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
2 41
6 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5
3 44
6 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4
4 49
6 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
5 40
94
Lampiran5 : Hasil Uji Validitas
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Total.x1
X1.1 Pearson Correlation 1 .756** .578** .646** .697** .526** .419** .505** .491** .720**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.2 Pearson Correlation .756** 1 .706** .611** .609** .634** .449** .586** .526** .754**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.3 Pearson Correlation .578** .706** 1 .827** .593** .468** .469** .574** .558** .774**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.4 Pearson Correlation .646** .611** .827** 1 .698** .415** .560** .633** .607** .830**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.5 Pearson Correlation .697** .609** .593** .698** 1 .472** .481** .679** .577** .785**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.6 Pearson Correlation .526** .634** .468** .415** .472** 1 .706** .508** .530** .739**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.7 Pearson Correlation .419** .449** .469** .560** .481** .706** 1 .626** .589** .766**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.8 Pearson Correlation .505** .586** .574** .633** .679** .508** .626** 1 .825** .797**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X1.9 Pearson Correlation .491** .526** .558** .607** .577** .530** .589** .825** 1 .782**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Total. Pearson Correlation .720** .754** .774** .830** .785** .739** .766** .797** .782** 1
x1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
Uji Validitas Lingkungan Kerja Non Fisik
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 Total.x2
X2.1 Pearson 1 .793** .735** .657** .675** .657** .531** .712** .728** .817**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.2 Pearson .793** 1 .703** .592** .700** .652** .485** .767** .691** .808**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.3 Pearson .735** .703** 1 .706** .703** .688** .607** .653** .715** .847**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.4 Pearson .657** .592** .706** 1 .707** .582** .674** .517** .591** .813**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.5 Pearson .675** .700** .703** .707** 1 .569** .414** .662** .717** .809**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.6 Pearson .657** .652** .688** .582** .569** 1 .741** .533** .606** .793**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.7 Pearson .531** .485** .607** .674** .414** .741** 1 .381** .437** .752**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000 .002 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.8 Pearson .712** .767** .653** .517** .662** .533** .381** 1 .747** .753**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
X2.9 Pearson .728** .691** .715** .591** .717** .606** .437** .747** 1 .831**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Total.x2 Pearson .817** .808** .847** .813** .809** .793** .752** .753** .831** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
96
Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Total.y
Y.1 Pearson 1 .783** .678** .623** .665** .626** .584** .588** .817** .630** .549** .775**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.2 Pearson .783** 1 .740** .621** .661** .708** .680** .696** .735** .672** .608** .864**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.3 Pearson .678** .740** 1 .666** .704** .660** .620** .611** .697** .710** .620** .825**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.4 Pearson .623** .621** .666** 1 .718** .517** .591** .640** .626** .681** .520** .818**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.5 Pearson .665** .661** .704** .718** 1 .608** .572** .575** .653** .685** .631** .823**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.6 Pearson .626** .708** .660** .517** .608** 1 .732** .784** .619** .612** .569** .805**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.7 Pearson .584** .680** .620** .591** .572** .732** 1 .743** .608** .597** .520** .796**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.8 Pearson .588** .696** .611** .640** .575** .784** .743** 1 .599** .590** .431** .838**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.9 Pearson .817** .735** .697** .626** .653** .619** .608** .599** 1 .741** .692** .803**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.10 Pearson .630** .672** .710** .681** .685** .612** .597** .590** .741** 1 .705** .807**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Y.11 Pearson .549** .608** .620** .520** .631** .569** .520** .431** .692** .705** 1 .684**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Total.y Pearson .775** .864** .825** .818** .823** .805** .796** .838** .803** .807** .684** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.927 9
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.960 18
97
Kepuasan Kerja Karyawan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.975 29
98
Distribusi hasil tanggapan responden terhadap variable lingkungan kerja non fisik
99
Lampiran 8 : Hasil analisis regresi linear berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 8.570 2.174 3.943 .000
Total.x1 .405 .110 .370 3.675 .000
Total.x2 .588 .106 .561 5.574 .000
a. Dependent Variable: Total.y
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3043.825 2 1521.913 118.584 .000b
Residual 795.713 62 12.834
Total 3839.538 64
a. Dependent Variable: Total.y
b. Predictors: (Constant), Total.x2, Total.x1
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .890a .793 .786 3.582 2.212
a. Predictors: (Constant), Total.x2, Total.x1
b. Dependent Variable: Total.y
100
Lampiran 12. Riwayat Hidup
Identitas Pribadi
Umur : 23 Tahun
Pendidikan Formal
4. Tahun 2017, masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Administrasi
101
102