Diajukan Oleh:
NILAM ARUM INDAH
NIM. 2016-11-476
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus
Tanggal ………………2022
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua
2. Teman
3. Almamater UMK.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
(STUDI KASUS PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA) dapat penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun untuk sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata
Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus. Dalam
menyelsaikan skripsi ini, penulis dapat membimbing dan bantuan yang berarti dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si selaku Rektor Universitas Muria Kudus.
2. Dr. Kertati Sumekar, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Dina Lusianti, SE, MM, AAK, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
5. Etni Marliana., S.E., M.GES, selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah
8. Para staf tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang telah
ini.
Kudus, 2022
iv
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (STUDI KASUS PADA PT.
KUDUS KARYA PRIMA)
ABSTRAKSI
ABSTRACT
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
menunjang aktivitas yang ada di organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia,
aktivitas perusahaan tidak akan terjadi (Hasibuan, 2018:63). Davoudi et al. (2016:1)
menyebutkan bahwa dalam setiap perusahaan sumber daya manusia merupakan sumber
daya paling vital yang dimiliki oleh perusahaan. Keseluruhan kegiatan perusahaan
bergantung pada sumber daya manusia yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa
sumber daya manusia menjadi penentu berhasil atau tidaknya sebuah organisasi dalam
mencapai tujuannya.
kinerja yang tinggi seperti tingkat penjualan, produktivitas dan keuntungan yang tinggi.
Dimana hasil kerja organisasi yang baik dapat ditunjukkan melalui kontribusi secara
aktif karyawan pada organisasi. Rejeki & Wulansari (2016:320) mengatakan untuk
mencapai hasil kerja yang diinginkan perlu adanya komitmen organisasional yang
kerelaan dalam diri karyawan untuk bersedia melakukan kegiatan diluar tupoksi
secara sadar dan sukarela untuk bekerja serta memberikan kontribusi pada organisasi
1
2
(Noruzy et al., 2017:54). Hal tersebut dikarenakan karyawan yang memiliki OCB
hasil kerja yang lebih baik. Organisasi akan berhasil apabila karyawan tidak hanya
melakukan tugas pokoknya saja, melainkan juga mau melakukan tugas ektra
berpartisipasi secara aktif (Soegandhi et al., 2018:4). Keterampilan yang dimiliki oleh
dibutuhkan untuk menempati jabatan yang lebih menjamin karir pegawai tersebut. Hal
ini dilakukan guna menyempurnakan sistem dan pola kerja yang sudah dijalankan
sebelumnya sehingga pekerjaan bisa berjalan lebih efisien. Pengembangan karir juga
bisa menjadi cara yang mendorong pegawai untuk bisa lebih semangat lagi dalam
memotivasi para pegawai supaya bisa tetap maju dan mengembangkan karir mereka di
perusahaan. Dessler (2018:41) menemukan bahwa kurangnya bantuan dari manajer dan
tersebut. Hal ini terjadi karena mayoritas alasannya adalah tidak adanya kegiatan
pengembangan karir yang dilaksanakan dalam perusahaan. Rivai & Sagala (2019:41)
Karir adalah kemajuan yang dimiliki oleh individu dalam suatu lapangan
karir ialah suatu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kepiawaian pegawai.
yang unggul dan dapat memberikan hasil pekerjaan yang bagus di dalam perusahaan
pengembangan karir berorientasi pada tantangan bisnis di masa yang akan mendatang
yang tergantung pada SDM karena SDM harus lakukan pembinaan karir pada pekerja
yang dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan setiap tahunnya. Berarti dengan
kata lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus
Pengembangan karir yang dilakukan oleh PT. Kudus Karya Prima menggunakan
gairah kerja seseorang adalah pola karir. Sistem pengembangan pola karir yang tepat
4
tersebut belum memenuhi keterampilan yang dibutuhkan untuk posisinya saat ini,
teknologi, teknik dan metode dimana karyawan lama tidak dapat melakukan adaptasi
karyawan, sehingga membuat para karyawan merasa terinspirasi untuk mengikuti dan
menunjukkan OCB.
laku dan sikap OCB. Budaya organisasi merupakan suatu sistem dari kepercayaan-
5
perilaku anggotanya. Tidak ada dua pribadi yang sama, tidak ada budaya organisasi
yang identik. Para ahli dan konsultan mempercayai bahwa perbedaan budaya memiliki
pengaruh yang besar pada kinerja organisasi dan kualitas kehidupan kerja yang dialami
Budaya organisasi menurut Robbins & Judge (2019:65) adalah nilai bersama
imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi. Oostewald & Alder (2020:41)
politik, dan iklim kerja. Unsur-unsur yang terdapat dalam budaya organisasi akan
anggota organisasi untuk patuh. Budaya organisasi yang kuat meningkatkan konsistensi
perilaku nilai-nilai budaya organisasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
norma-norma kinerja yang tinggi. Perilaku yang bisa diterima dan diperkuat harus
mendukung kinerja yang tinggi. Budaya yang kuat juga mengembangkan komitmen
para anggota organisasi ketika mereka menerima nilai-nilai tersebut. Pegawai yang
sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan
menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja
individual. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,
6
strategi perusahaan dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan
organisasi. Kuat atau lemahnya budaya yang berkembang sangatlah tergantung dari
didasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam budaya organisasi serta sikap untuk
memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja.
menjadi lebih mudah, terarah dan lebih fokus kesasaran yang telah ditetapkan.
Berubahnya perilaku individu secara luas menjadi salah satu faktor yang dapat
Tabel 1.1
Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa masih adanya karyawan yang
mangkir (tidak masuk kerja tanpa alasan) hingga April 2021 tercatat 4 orang (2,4%) dari
total keseluruhan 170 karyawan. Berikut ini juga dijabarkan dalam bentuk tabel 1.2
kesalahan kerja yang biasa dilakukan oleh karyawan PT. Kudus Karya Prima.
Tabel 2.2
2. Kesalahan Finishing
Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa budaya kerja disiplin dan
cermat dalam bekerja masih belum optimal. Hal tersebut terlihat bahwa masih ada
karyawan bagian kantor yang tidak mengumpulkan laporan sesuai dengan deadline,
masih keluar padahal jam istirahat sudah berakhir. Pada bagian produksi masih ada
perusahaan memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada
masa yang akan datang. Budaya perusahaan dapat dibentuk oleh mereka yang terlibat
dengan organisasi dengan mengacu pada etika organisasi, peraturan kerja, dan struktur
kinerja. Misalnya: budaya kerja santai, kerja seadanya, menunda-nunda pekerjaan, lebih
senang mencontoh dari pada mencipta, bekerja hanya karena ingin mendapatkan
penghasilan, bekerja karena takut pada pimpinan, bekerja hanya karena takut tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, bekerja tanpa target yang jelas sehingga banyak
waktu yang terbuang, menghindar dari kesulitan, bekerja untuk kesenangan diri.
Research gap dalam penelitian ini adalah Subawa & Suwandana (2017:11)
behavior (OCB). Berbeda dengan Aisyah & Wartini (2016:241) yang menyatakan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik meneliti dengan judul
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus pada PT. Kudus
Karya Prima)
1.2.1. Karyawan yang diteliti adalah karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.
behavior.
1.2.5. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember
2021.
citizenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima adalah sebagai berikut:
takut pada pimpinan, bekerja hanya karena takut tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya, bekerja tanpa target yang jelas sehingga banyak waktu yang terbuang,
menimbulkan kelesuan dalam bekerja dengan begitu hal ini dapat disikapi dengan
Prima terbilang masih belum maksimal, hal ini disebabkan masih belum adanya
berikut ini:
organizational citizhenship
daya manusia serta dapat berguna bagi PT. Kudus Karya Prima dalam
TINJAUAN PUSTAKA
perusahaan melalui jalur karir dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh
karir merupakan suatu proses yang beroperasi secara sadar supaya: mengenal diri
sendiri, menemukan tujuan yang berkaitan dengan karir, dan pemrograman kerja,
dalam organisasi. Setiap individu memiliki sudut pandang yang berbeda dalam
menafsirkan kata “karir”. Karir dapat berarti sebagai urutan tingkat yang
ditempati seseorang selama dia hidup. Namun demikian, dari sudut pandang
yang berbeda karir diartikan sebagai perubahan nilai, perilaku, dan motivasi
yang terjadi dikarenakan seseorang menjadi semakin dewasa. Hal Ini merupakan
karir yang subjektif. Kedua sudut pandang tersebut objektif dan subjektif,
berfokus kepada individu. Kedua sudut pandang tadi berpendapat bahwa orang
maksimal dan mendapat kepuasan yang berasal dari karir mereka. Berdasarkan
kedua sudut pandang tadi dapat memberikan asumsi bahwa aktivitas sumber
daya manusia haruslah mengenali tahap karir (career stage), dan membantu
para pegawai dengan tugas-tugas pengembangan yang ada dalam setiap tahapan
karir.
transisi atau perubahan dalam karir. Sudah lebih stabil dan memahami
3. Karir akhir, pada tahap ini karyawan akan bersiap untuk pensiun. Produktifitas
15
suatu organisasi. Karir memiliki dua fokus utama, yaitu: fokus internal dan fokus
sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menjadi lebih sadar dan tahu akan
tujuan yang terkait dengan karir, dan penetapan rencana guna mewujudkan
tujuan tersebut.
Gambar 2.1
untuk mencocokkan kebutuhan dan tujuan karyawan dengan peluang karir yang
ada di organisasi pada masa sekarang dan masa depan. Pengembangan karir
karir mereka sendiri dan dapat menyesuaikan antara kebutuhan karyawan dengan
(Mangkunegara, 2018:77):
menempati jabatan yang tinggi, hal ini berarti tujuan organisasi dan
kepada organisasi.
ditempati.
keadaan ideal ini gagal dicapai, maka yang terjadi adalah karyawan
19
pengembangan karir.
b. Personalitas Karyawan
c. Faktor-faktor Eksternal
untuk jabatan yang lebih tinggi, akan dibatalkan karena ada orang
seseorang.
e. Sistem Penghargaan
secara subjektif.
f. Jumlah Karyawan
g. Ukuran Organisasi
h. Kultur Organisasi
i. Tipe Manajemen
tertentu dan tetap berperilaku adil dengan berpedoman melihat hasil kerja serta
mengetahui potensi yang harus mereka miliki. Sehingga dengan umpan balik
pegawai akan berpikiran atasan mereka bersikap tidak adil dalam menerapkan
5. Tingkat kepuasan
karyawan yang cepat merasa puas terhadap pencapain karir yang telah dimiliki
padahal dia bisa mencapai pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Namun, ada
juga karyawan yang masih merasa kurang terhadap pencapain karirnya saat ini
23
dan terus berusaha melakukan usaha paling maksimal untuk mencapai tingkat
1) Pendidikan.
2) Pelatihan.
3) Mutasi.
4) Promosi Jabatan.
5) Masa Kerja
kesadaran pengikutnya tentang penting dan bernilai suatu hasil yang telah
pekerjaan.
kelompok.
bawahan.
Suparno, 2019):
1) Pembaharu.
2) Memberi teladan.
26
5) Memberdayakan bawahan.
Budaya organisasi adalah pola pemikiran dasar yang diajarkan kepada personel
baru sebagai cara untuk merasakan, berfikir dan bertindak secara benar dari hari-
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari
organisasi- organisasi lain (Robbins & Judge, 2019:256). Sistem makna bersama
utama yang dihargai oleh organisasi itu. Secara umum, perusahaan atau
organisasi terdiri atas sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi
dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut
berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan dan dimana
3. Berorientasi pada hasil. Manajemen fokus kepada hasil bukan pada teknik
organisasi itu.
bekerja santai.
bukannya pertumbuhan.
jelas dan tepat tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh
karyawan.
29
adalah supaya setiap individu yang ada di perusahaan atau organisasi berpegang
teguh dan patuh pada sistem nilai kepercayaan dan norma yang berlaku dalam
organisasi dengan yang lain. Organisasi ini ialah tempat dimana individu-
individu bekerja sama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan
organisasi organisasi.
resiko.
5. Orientasi tim
ketimbang individu-individu.
6. Keagresifan
peluang.
ketimbang proses.
dari hasil tersebut atas seluruh orang yang ada dalam organisasi
5) Orientasi tim
individu.
6) Keagresifan
keterlibatan yang dinyatakan oleh pegawai oleh organisasi atau unit dari
menyeluruh, yang kemudian menunjukkan suatu respon afektif pada aspek khusus
organisasi terhadap evaluasi masa lalu dan masa sekarang, serta penilaian yang
bersifat individual bukan kelompok atau organisasi (Rivai & Sagala, 2019:41).
et al., 2018:10).
dalam pekerjaan.
Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah
2018:63):
organisasi.
sebagai suatu ikatan atau hubungan afektif (affective attachment) pada organisasi,
tetap bertahan dalam organisasi. Ketiga bentuk dari komitmen ini disebut sebagai
dengan organisasi.
lain.
Komitmen normatif adalah keyakinan dari pegawai bahwa dia merasa harus
dalam organisasi karena merasa harus melakukan hal itu, melalui kepatuhan
pada aturan yang ditetapkan organisasi dan tidak melakukan upaya untuk
meninggalkan organisasi.
organisasi tersebut.
Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini adalah tidak hanya
perilaku in-role tetapi juga perilaku extra-role ini disebut juga dengan
disebut sebagai pegawai yang baik/good citizen (Robbins & Judge, 2019:52).
tidak diminta (secara sukarela) serta tidak secara formal diberi penghargaan
37
efektif, yang tidak secara eksplisit diminta oleh atasan atau tercantum dalam
(insentif).
perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan
perilaku yang bebas memilih, tidak diatur secara langsung atau eksplisit oleh
organisasi.
tempat kerja. OCB ini melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku menolong
membantu (Aldag & Reschke, 2017:25). OCB merupakan istilah yang digunakan
akan tetapi perilaku ini diinginkan dan berguna bagi organisasi tersebut (Neamy
di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal atau tidak menyenangkan
yang tidak bisa ditumbuhkan dengan basis kewajiban peran formal maupun
Behavior (OCB)
a. Kepuasan Kerja
b. Komitmen Organisasi
c. Kepribadian
d. Moral Karyawan
e. Motivasi
f. Kepemimpinan
sasaran organisasi.
g. Budaya organisasi
h. Pengembangan Karir
organisasi.
diberikan organisasi.
1. Perilaku membantu.
3. Sportsmanship
4. Loyalitas.
5. Inisiatif individual
6. Kualitas sosial.
7. Perkembangan diri.
Citizesnhip Behavior (OCB) pada Blue Bird Group Surabaya. Penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi
42
citizenship behavior.
karyawan.
Citizenship Behavior Pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh dengan Kepuasan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB dan kepuasan kerja. Variabel
kepuasan kerja memediasi pengaruh motivasi kerja, pengembangan karir dan komitmen
langsung kepada OCB dan komitmen organisasi. Artinya semakin tinggi peran
Selain itu hasil menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan
Jusuf et al. (2017:17) melakukan penelitian dengan judul The effect of career
secara umum tingkat kepuasan kerja pegawai berada pada tingkat yang rendah sehingga
sedangkan di sisi lain pengembangan karir telah dilaksanakan dengan gaya dan
organisasi dan komitmen organisasi serta kepuasan kerja yang dalam praktiknya
tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan. Komitmen kerja yang
tinggi diinginkan oleh manajer karna dapat dikaitkan dengan hasil posiif yang
bahwa suatu organisasi dikelolah dengan baik dan pada dasarnya merupakan
perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Byars & Rue
adalah faktor pengembangan karir, karena itu perusahaan harus membuat sistem
untuk bekerja dengan baik dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
perusahaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (2017:75) yang mengatakan bahwa jika
para pegawai melihat dan menilai bahwa prospek karirnya dalam perusahaan
cerah, maka akan terdorong untuk lebih produktif dalam bekerja, mempunyai
motivasi yang kuat, loyal dan mempunyai komitmen kerja yang tinggi dalam
perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusuf et al. (2017:17)
Organisasi
tentang penting dan bernilai suatu hasil yang telah direncanakan dan cara-cara
46
syarat utama. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam
menjadi dasar karyawan untuk berperilaku dan sikap karyawan ketika bekerja
(Robbins & Judge, 2019:33). Budaya akan mempengaruhi sejauh mana anggota
organisasi dalam mencapai tujuan, oleh karena itu budaya organisasi menjadi
faktor yang berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota
tugasnya lebih baik. Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang diyakini oleh
organisasi lain dan menjadi dasar karyawan untuk berperilaku dan sikap
organisasi dalam mencapai tujuan, oleh karena itu budaya organisasi menjadi
faktor yang berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota
adalah faktor penting yang dapat menjelaskan variasi kinerja karyawan. Nilai-
nilai budaya yang diyakini bersama dapat menjadi pengikat organisasi dengan
Citizhenship Behavior
Maka dari itu perusahaan harus melakukan upaya untuk mendukung karyawan
bisa membantu terwujudnya kemajuan perusahaan. Salah satu upaya yang bisa
karyawan. Pengembangan karir yang terencana dan dijalankan dengan baik akan
dalam melakukan perencanaan karir masa depannya sehingga para karyawan dan
survei kepada karyawan yang telah memilih resign dari perusahaan. Hasil dari
karir yang diberikan oleh pemimpin dan manajer terhadap mereka. Rivai &
Karir ialah sebuah pekerjaan yang dipunya atau diperoleh oleh individu
berkualitas dan akan memberikan hasil output yang optimal. Lutfiyanto et al.
Dalam arti yang luas, kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan
50
tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu.
suatu organisasi karena OCB memiliki dampak positif bagi organisasi, seperti
perilaku OCB. Terlihat dari karyawan yang bersedia untuk menggantikan rekan
kerja yang tidak dapat hadir, bersedia memberikan informasi kepada rekan
lembur jika diperlukan, dan bersedia menerima kritik dari orang lain. Namun,
semua karyawan menggunakan jam kerja secara maksimal dan masih adanya
kantor.
dengan strategi, visi dan misi yang dimiliki perusahaan. Pemimpin dapat
OCB.
Behavior
52
perkembangan dunia luar, yang sebagian besar merupakan bagian dari OCB.
karyawan merasa lebih ingin melakukan pekerjaannya melebihi apa yang telah
Citizhenship Behavior
yang bekerja telah berkumpul dalam suatu organisasi dan seperti telah menjadi
53
Behavior (OCB) seperti dapat menggantikan tugas rekan kerja yang tidak
masalah dengan rekan kerja dan lain sebagainya, namun demikian hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang terjadi pada pegawai (Prabawa &
Roza, 2016:41). OCB dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di
antaranya karena adanya kepuasan kerja dan komitmen karyawan (Robbins &
Judge, 2019:52). Ketika karyawan merasa puas dengan apa yang ada dalam
organisasi, maka karyawan akan memberikan hasil kinerja yang maksimal dan
terbaik.
Hal itu juga dengan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada
karena yakin dan percaya pada organisasi di mana karyawan tersebut bekerja
(Luthans, 2016:63). Pada saat karyawan telah memiliki komitmen yang tinggi
Pengembangan
karir
(X1)
H4
H1
Kepemimpinan H7
transformasiona Komitmen OCB
l (X2) organisasi (Y2)
H2 (Y1)
(X2)
H3
Budaya
H6
Organisasi
(X3)
H5
Sumber: Prabowo & Setiawan (2019), Gunawan (2016), Haryati et al. (2016),
Ermawati & Ardana (2018), Yusra (2020), Subawa & Suwandana (2017),
Aisyah & Wartini (2016), Lutfiyanto et al. (2020).
Gambar 1.2
2.9. Hipotesis
METODE PENELITIAN
pada PT. Kudus Karya Prima, dengan menggunakan metode pengumpulan data
kuesioner, serta menggunakan pengujian kuesioner (uji instrumen data) yakni uji
membawa variasi pada nilai. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu
fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini
terikat. Variabel bebas atau eksogen variable (X) yaitu variabel yang
organisasi (Y1).
5) Tingkat kepuasan.
yang rendah sampai pada tingkatan yang mapan. Berikut ini indikator
2016:52):
kelompok.
anggota baru sebagai cara untuk merasakan, berfikir dan berperilaku secara
peluang.
keterlibatan yang dinyatakan oleh pegawai oleh organisasi atau unit dari
bebas memilih, tidak diatur secara langsung atau eksplisit oleh sistem
Lima indikator penilaian OCB pada karyawan dalam penelitian (Lutfiyanto et al.,
2020:149):
ideal)
organisasi)
berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang
berskala ukur interval (Sugiarto et al., 2019:18). Data kuantitatif yang dipakai
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek
penelitian (Narimawati, 2017:47) menyatakan bahwa: Ada dua cara pokok untuk
memperoleh data primer, yaitu dengan cara berkomunikasi dengan objek yang
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri. Dalam hal ini
3.4.1. Populasi
hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang yang menjadi pusat
N
n=
1 + Ne 2
N = Ukuran Populasi
e = 0,05
170
Perhitungan: n =
1+ (170 x 0,052)
62
170
n=
1,425
yang diambil adalah karyawan dengan pendidikan minimal SMA, dan masa kerja
minimal 2 tahun karena dinilai sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup dan
3.5.1. Kuesioner
dari peneliti mengenai deskripsi kerja, penempatan dan spesifikasi kerja terhadap
3.5.2. Dokumentasi
Uji validitas dan uji reliabilitas perlu dikaji agar instrumen yang digunakan dalam
alat ukur itu dapat mengukur variabel yang akan diukur secara tepat dan cermat
dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid atau tidaknya alat ukur itu bergantung pada
kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang diinginkan secara
tepat. Jenis uji validitas yang biasa digunakan secara umum adalah validitas rupa dan
menghubungkan setiap item dengan skor total sebagai jumlah tiap skor item
sehingga didapatkan koefisien korelasi. Variabel dinyatakan valid atau tidak yaitu
dengan cara variabel itu diuji dengan membandingkan nilai component matriks atau
factor loadingnya dengan 0,5. Hasil dari pengujian itu jika menujukkan factor
loading yang lebih besar dari 0,5 berarti dikatakan valid dan jika lebih kecil item dari
stabil, konsisten, tidak banyak variasi dan akurat meskipun sudah dilakukan
3.7.1. Coding
3.7.2. Scoring
kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima
3.7.3. Editing
3.7.4. Tabulating
komputer.
analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipahami. Model penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu model structural bertingkat dan untuk menguji hipotesis yang
yang relatif “rumit”. Model SEM juga memungkinkan peneliti untuk menjawab
66
pertanyaan regresi dan dimensi (yaitu untuk mengukur dimensi apa yang
dengan SEM dapat mengetahui dimensi suatu konstruk dan sekaligus mengukur
mengkonfirmasi aspek-aspek dari suatu konsep atau faktor yang sangat sering
variabel bebas.
d) Mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel terikat dan
variabel bebas.
adanya akibat pengaruh antar variabel. SEM hanya membenarkan arti atau
atau acuan secara intens untuk mendapatkan pembenaran atas model teoritis yang
dikembangkannya.
sebab akibat yang akan diuji. Flowchart diwakili oleh hubungan antara struktur
atau konstruk dengan panah. Panah lurus menerangkan hubungan sebab akibat
langsung antara satu struktur atau konstruk dengan struktur lainnya. Kurva antar
Model ini menunjukkan struktur atau konstruk eksogen dan endogen (Ferdinand,
2017:63).
independen yang tidak bisa diprediksi oleh variabel lain dalam model.
Konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah disebut konstruk
eksogen.
2. Konstruk endogen, adalah faktor yang diprediksi oleh satu atau lebih konstruk
yang bisa memprediksi satu atau lebih konstruk endogen lainnya, namun
endogen.
Tabel 3.1
Spesifikasi Model
Tabel 2.2
organisasi Kerja + e
SEM hanya menggunakan matrik varians atau kovarians atau matrik korelasi
sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya. Jumlah sampel
Ferdinand (2017:75) menyatakan bahwa jumlah sampel yang sesuai yaitu berkisar
input data, peneliti harus memilih suatu program komputer yang bisa dipakai untuk
karena dianggap sebagai program yang cukup canggih dan mudah untuk digunakan.
unit. Jika setiap estimasi yang dibuat mucul masalah identifikasi, maka model harus
Pada langkah ini dilakukan pengujian dan evaluasi terhadap berbagai kriteria
goodness-of-fit. Langkah awalnya ialah menilai atau mengevaluasi apakah data yang
2017:75):
1. Jumlah Sampel
Jumlah sampel yang memenuhi syarat dalam permodelan ini ialah dengan
terpenuhi sehingga data dapat diproses lebih lanjut untuk model SEM ini.
variabel independen.
3. Data Outliers
Data observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara unvariat
kumpulan variabel independen) disebut sebagai data outliers. Maksud dari nilai
70
ekstrim yaitu nilai yang sangat jauh berbeda dari nilai lain dalam kelompok
observasi.
Cara untuk mendeteksi apakah pada data penelitian ada multikoliniearitas dan
setelahnya.
Terdapat beberapa macam fix index yang dipakai untuk mengukur kesesuaian
antara model yang dilakukan hipotesis dengan data yang disajikan. Berikut ini beberapa
index kesesuaian dan cut-off value-nya yang biasa digunakan untuk menguji apakah
Apabila semakin kecil atau rendah nilai chi-square-nya maka model yang diuji
akan dianggap baik atau memuaskan. Semakin rendah nilai X2 semakin baik
model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p
menggantikan chi square statistic dengan jumlah sampel yang besar. Apabila
nilai RMSEA ≤ 0,05 artinya close fit sedangkan bila nilai itu berada di antara
GFI adalah ukuran non statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0-1,
nilai yang tinggi dalam indeks ini berarti menunjukkan sebuah “better fit”.
Nilai yang direkomendasikan adalah bila nilai AGFI sama dengan atau lebih
besar dari 0,90. AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang telah
disesuaikan.
CMIN / DF adalah ukuran yang didapat dari nilai chi square yang dibagi
kesesuaian model ini yaitu nilai yang kurang dari 2,0 atau 3,0.
acuan diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,95 dan nilai yang mendekati 1
berarti α very good fit. TLI kurang dipengaruhi oleh jumlah sampel.
CFI merupakan index incremental. Rentang nilai sebesar 0-1, apabila nilai
uji. Interpretasi dan modifikasi bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel
yang tidak signifikan dari model. Ketika model sudah diestimasi, residual harus
mendekati 0, dan distribusi frekuensi dari kovarians residualnya harus simetris. Model
yang baik memiliki kovarians residual standar yang kecil. Angka 2,58 adalah batas dari
nilai sisa ternormalisasi yang diizinkan, yang ditafsirkan signifikan dan statistik berada
PT. Kudus Karya Prima berdiri pada tahun 1998 di Kota Kudus, PT. Kudus
Karya Prima menjadi produsen furnitur primer dan eksportir Jawa Tengah,
keragaman produk-produknya. Saat ini PT. Kudus Karya Prima berada di desa
sekitar untuk bisa bekerja dengan perusahaan. Di dunia PT. Kudus Karya Prima
(perum perhutani) dan kualitas ISO 9001: 2000 standar kelas internasional. Saat
ini PT. Kudus Karya Prima masih terus-menerus menyediakan mitra kerja di
Asia, Australia, Eropa dan Amerika Utara dengan furniture creative hampir tak
terbatas.
b. Misi
73
74
masing-masing bagian.
a. PT. Kudus Karya Prima adalah suatu unit usaha yang bergerak
Pelanggan”.
Penelitian ini menjelaskan karakteristik responden pada PT. Kudus Karya Prima
disajikan pada Tabel 4.1, karakteristik responden mencakup jenis kelamin, masa kerja
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Keadaan
No. Karakteristik Responden
Jumlah Persentase (%)
1 Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 79 66,4
b. Perempuan 40 33,6
2 Masa Kerja
3 Tingkat Pendidikan
a. SMA 63 52,9
b. D1-D3 30 25,2
c. S1 26 21,8
hal ini menunjukkan bahwa laki-laki mendominasi dalam jumlah karyawan dikarena
pekerjaan lebih mengutamakan kekuatan fisik, sedangkan kekuatan fisik lebih dimiliki
oleh laki-laki. Masa kerja yang paling banyak adalah masa kerja 2-5 tahun sebanyak
77
44 responden (37,0%), masa kerja 6-10 tahun sebanyak 19 responden (16,0%), masa
kerja 11-15 tahun sebanyak 18 responden (15,1%), masa kerja 16-20 tahun sebanyak
(18,5%), hal ini menunjukkan bahwa masa kerja didominasi dengan masa kerja antara
2-5 tahun yang artinya pegawai telah memiliki pengalaman kerja yang cukup
sehingga memiliki komitmen organisasi yang baik. Tingkat pendidikan paling tinggi
pengetahuan yang cukup baik, sehingga dengan kemampuan yang dimiliki tersebut
dan ditambah dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan individu tersebut dapat
Tabel 4.2
Frekuensi Variabel Pengembangan Karir
pengembangan karir PT. Kudus Karya Prima adalah sebesar 3,85 dengan demikian
karyawan PT. Kudus Karya Prima dapat dinyatakan sebagai besar responden menjawab
setuju atas kondisi pengembangan karir di perusahaan. Jawaban paling tinggi mengenai
kepedulian para atasan langsung dengan skor rata-rata 4,05 yang artinya atasan peduli
Tabel 4.3
Frekuensi Variabel Kepemimpinan Transformasional
kepemimpinan transformasional PT. Kudus Karya Prima adalah sebesar 3,85 dengan
demikian karyawan PT. Kudus Karya Prima dapat dinyatakan sebagian besar
masalah dengan skor 4,08 yang artinya pimpinan telah berusaha melakukan pencarian
Tabel 4.4
Frekuensi Variabel Budaya Organisasi
Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata variabel budaya organisasi
adalah sebesar 4,00 sehingga dinyatakan bahwa responden setuju atas kondisi budaya
skor 4,22 artinya pihak manajemen telah memberikan motivasi untuk selalu aktif
jawaban paling rendah adalah mengenai rasa tenang dan keikhlasan melakukan
Tabel 4.5
Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi
(Y1_17) Memiliki rasa suka suka - 9,2 21,8 42,9 26,1 100 3,86
terhadap organisasi
(Y1_18) Merasa bangga menjadi 1,7 5,0 17,6 56,3 19,3 100 3,87
bagian organisasi
(Y1_20) Bersedia dilibatkan dalam 1,7 1,7 20,2 55,5 21,0 100 3,92
kegiatan organisasi
adalah sebesar 3,90 dengan demikian responden dalam penelitian ini dapat
lainnya, jawaban paling rendah adalah mengenai memiliki rasa suka terhadap
Hasil jawaban respondan dalam tanggapan OCB dengan memakai satuan skor
Tabel 4.6
Frekuensi Variabel OCB
Frekuensi Jawaban (%)
Mean
Butir Kuesioner /Rata-
1 2 3 4 5 Jumlah rata
(Y2_22) Perilaku membantu rekan 0,8 5,9 20,2 64,7 8,4 100 3,70
kerja
(Y2_23) Menghargai orang lain 0,8 9,2 25,2 42,9 21,8 100 3,76
(Y2_24) Mentolelir keadaan yang - 1,7 22,7 55,5 20,2 100 3,94
kurang ideal
(Y2_25) Partisipasi sukarela untuk 0,8 5,0 16,0 52,1 26,1 100 3,97
kemajuan organisasi
(Y2_26) Bekerja melebihi standar - 1,7 17,6 65,5 15,1 100 3,94
tanggapan OCB sebesar 3,87 yang artinya bahwa sebagian besar responden menjawab
setuju. Jawaban paling tinggi mengenai partisipasi sukarela untuk kemajuan organisasi
dengan skor 3,97 yang artinya karyawan telah sukarela berpartisipasi untuk kemajuan
paling rendah adalah mengenai perilaku membantu rekan kerja yakni rata skor 3,70.
Tabel 4.7
Uji Validitas
Validitas
Variabel Item
Korelasi Keterangan
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai korelasi yang lebih besar dari 0,50.
dikatakan valid.
Tabel 4.8
Variance Exctracted (AVE)
1 Pengembangan Karir
0,621 0,500 Valid
2 Kepemimpinan
0,571 0,500 Valid
Transformasional
3 Budaya Organisasi
0,525 0,500 Valid
4 Komitmen Organisasi
0,537 0,500 Valid
5 OCB
0,579 0,500 Valid
Sumber: Hasil analisis, (2021).
atas 0,5. Hasil penelitian uji Variance Extracted (AVE) dapat dinyatakan bahwa
(AVE).
Tabel 4.9
discriminant Validity
1 Pengembangan
0,788
Karir
2 Kepemimpinan 0,755
0,582
Transformasional
4 Budaya Organisasi 0,207 0,252 0,724
bahwa konstruk MSC yang mempunyai nilai akar kuadrat AVE yang lebih tinggi dari
pada nilai pengaruh dengan konstruk lainnya kecuali pada variabel endogen. Hasil
tersebut menyatakan konstruk dalam model penelitian ini dapat dikatakan memiliki
tabel 4.10.
87
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas
Berdasarkan table 4.10 menunjukkan nilai critical ratio di atas nilai cut-
off nya sebesar 0,60. Nilai pengujian reliabilitas pada variabel pengembangan
nilai pada kolom nilai critical ratio (C.R) di luar rentang 2,58. Hasil tersebut
menyatakan bahwa penelitian memiliki data yang dipakai telah sesuai persyaratan
normalitas data atau dapat dikatakan bahwa data penelitian dengan berdistribusi
normal, yang diluar rentang 2,58 sehingga dikatakan data memiliki distribusi normal.
88
4.3.5.1.2 Outliers
Menunjukkan hasil yang lebih kecil dari nilai Chi-Squares sebesar 164,682, sehingga
disimpulkan tidak ada kasus multivariate outliers pada responden yang dalam
variabel variabel eksogen dievaluasi dengan mengacu pada goodness of fit indices
Gambar 4.1.
Konfirmatory Eksogen Tahap Awal
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).
of fit indices variabel eksogen tahap awal disajikan dalam tabel 4.11. sebagai
berikut:
90
Tabel 4.11
Goodness of Fit Indices Variabel Eksogen Tahap Awal
Dari analisis konfirmatori pada variabel eksogen dari uji goodness fit model
pada nilai AGFI memilki nilai yang marginal untuk memperbaiki model dilakukan
menghilangkan indikator X1_5, dan X3_16. Hasil diperoleh disajikan dalam gambar
4.1.
91
Gambar 4.1.
Konfirmatory Eksogen Tahap Revisi
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).
goodness of fit indices variabel eksogen tahap revisi disajikan dalam tabel 4.12
sebagai berikut:
92
Tabel 4.12
Goodness of Fit Indices Variabel Eksogen Tahap revisi
terhadap konstruk secara keseluruhan menghasilkan nilai di atas kritis. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan uji
komitmen organisasi (Y1), OCB (Y2). Hasil uji konstruk variabel variabel eksogen
dievaluasi dengan mengacu pada goodness of fit indices ditunjukkan gambar 4.2.
93
Gambar 4.2.
Konfirmatory Endogen Awal
Sumber: Data Primer yang diolah, (2021).
goodness of fit indices variabel eksogen tahap awal. Kemudian disajikan dalam
a.
94
Tabel 4.13
Goodness of Fit Indices Variabel Endogen Tahap Awal (Y)
Dari analisis konfirmatori pada variabel endogen dari uji goodness of fit model
pada nilai AGFI memilki nilai yang marginal untuk memperbaiki model dilakukan
Gambar 4.2.
Konfirmatory Endogen Revisi
Fit Indices Endogen Revisi. Nilai kritisnya disajikan dalam tabel 4.14 sebagai berikut:
96
Tabel 4.14
Goodness of Fit Indices Variabel Endogen Tahap Revisi (Y)
konstruk secara keseluruhan menghasilkan nilai di atas kritis. Nilai itu menunjukkan
bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan uji kesesuaian model
selanjutnya.
Tahap analisis faktor konfirmatori pertama ini adalah tahap pengukuran yang
endogen yang terdiri dari lima variabel dengan 26 indikator. Adapun hasil pengolahan
data untuk confirmatory factor analysis variabel eksogen dan endogen, ditunjukkan
Gambar 4.3.
Full Measurement Model
Adapun evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices pada full measurement model
Tabel 4.15
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Endogen (Y)
Hasil Model
Goodness of fit index Cut-off Value* Keterangan
Modifikasi
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan uji
konstruk laten, maka full model Structural Equation Modelling (SEM) dapat dianalisis.
Hasil pengolahan data untuk analisis model SEM ditampilkan pada gambar 4.3.
99
Gambar 4.4
Analisis Structural Equation Modelling (SEM)
Equation Modelling (SEM) juga dilakukan uji kesesuaian model (Goodness f fit test)
Tabel 4.16
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Mengacu pada hasil pengujian tahap akhir terhadap model keseluruhan, maka
dapat dituliskan persamaan model matematik dalam bentuk Structural Equation Model
Nilai square multiple correlation yang dalam statistik dikenal dengan R2 dapat
1) Nilai squared multiple correlation pada persamaan pertama adalah 0,764 Nilai ini
2) Nilai squared multiple correlation pada persamaan kedua yaitu 0,962. Nilai ini
mengindikasikan bahwa 96,2% dari variasi nilai kinerja ditentukan oleh variasi
sehingga hasilnya dapat dinyatakan signifikan secara statistik. Tabel 4.17 menunjukkan
hasil uji hipotesis dengan melihat nilai p value. Jika nilai p value lebih kecil dari 0,05
Hasil estimasi nilai parameter pengaruh langsung antara variabel bebas dengan
Tabel 4.17
Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung antar Variabel
Didasarkan Pada Model SEM
Estimate C.R. P
Berdasarkan model empirik yang diajukan dalam penelitian ini dapat dilakukan
pengujian terhadap hipotesis yang diajukan melalui pengujian koefisien jalur pada
model persamaan struktural. Tabel 4.18 menyajikan hasil uji hipotesis dengan melihat
nilai p value. Jika nilai p value lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antar variabel
estimasi nilai parameter pengaruh langsung antar variabel eksogen dan variabel
Tabel 4.18
Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung antara Variabel
Berdasarkan Model SEM
1) Pengujian Hipotesis 1
103
komitmen organisasi pada PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan
CR (>1,645) sebesar 4,766 dan probabilitas sebesar 0,000 (<0,05) dengan nilai
2) Pengujian Hipotesis 2
komitmen organisasi pada PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan
nilai CR (>1,645) sebesar 3,318 dan probabilitas sebesar 0,000 (<0,05) dengan nilai
3) Pengujian Hipotesis 3
kerja pada PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan model persamaan
dan probabilitas sebesar 0,018 (<0,05) dengan nilai koefisien sebesar 0,185
4) Pengujian Hipotesis 4
karyawan PT. Kudus Karya Prima. Melakukan uji hipotesis dengan model
nilai CR (>1,645) sebesar 2,460 dan nilai probability sebesar 0,014 (<0,05) dengan
5) Pengujian Hipotesis 5
PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan model persamaan struktural
2,201 dan probabilitas sebesar 0,008 (<0,05) dengan nilai koefisien sebesar 0,008.
6) Pengujian Hipotesis 6
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB karyawan PT.
organisasi terhadap OCB dengan nilai CR 3,245 (>1,645) sebesar dan probabilitas
7) Pengujian Hipotesis 7
Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada PT.
organisasi terhadap OCB dengan nilai CR (>1,968) sebesar 3,604 dan probabilitas
Lebih jelas lagi hasil pengujian di atas direkap dalam Tabel 4.19.
105
Tabel 4.19
Hasil Pengujian Hipotesis (Pengaruh langsung/Direct effect)
Hipotesis Kesimpulan
endogen, melalui variabel intervening atau moderating. Pengaruh tidak langsung akan
dihubungkan. Berdasarkan data pada Tabel 4.20. dapat diketahui pengaruh tidak
Tabel 4.20
Berdasarkan tabel 4.20 di atas total effect antar variabel yang dihasilkan dalam
model dan hasil penelitian adalah total pengaruh pengembangan karir terhadap OCB
melalui komitmen organisasi sebesar 0,563 yang merupakan penjumlahan dari direct
effect (0,261) + indirect effect (0,302). Hal ini bahwa komitmen organisasi mampu
Berdasarkan tabel 4.20 total effect antar variabel yang dihasilkan dalam model
OCB melalui komitmen organisasi sebesar 0,384 yang merupakan penjumlahan dari
direct effect (0,186) + indirect effect (0,198). Hal ini bahwa komitmen organisasi
107
OCB ditunjukkan nilai indirect effect lebih besar dari direct effectnya.
Berdasarkan tabel 4.20 di atas total effect antar variabel yang dihasilkan dalam
model dan hasil penelitian adalah total pengaruh budaya organisasi terhadap OCB
melalui komitmen organisasi sebesar 0,298 yang merupakan penjumlahan dari direct
effect (0,195) + indirect effect (0,103). Hal ini bahwa komitmen organisasi belum
4.4. Pembahasan
Kudus Karya Prima. Temuan sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
pertumbuhan kemampuan yang terjadi jauh melampaui apa yang dituntut dalam
108
suatu pekerjaan dan dalam hal ini sumberdaya manusia berperan penting dalam
dalam bukunya bahwa salah satu faktor terbentuknya komitmen kerja adalah
faktor pengembangan karir, oleh karena itu perusahaan harus membuat sistem
untuk bekerja dengan baik dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
mengatakan bahwa jika para pegawai melihat dan menilai bahwa prospek
karirnya dalam perusahaan cerah, maka akan terdorong untuk lebih produktif
komitmen kerja yang tinggi dalam perusahaan. Penelitian sejalan dengan Jusuf
Organisasi
organisasi PT. Kudus Karya Prima. Sejalan dengan teori oleh Bass & Avolio
meningkatkan kebutuhan pegawai menuju yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
pegawai.
kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Pemimpin yang efektif dalam
Karya Prima. Sejalan dengan teori yang dikemukakan Robbins & Judge
organisasi tersebut dengan organisasi lain dan menjadi dasar karyawan untuk
mencapai tujuan, oleh karena itu budaya organisasi menjadi faktor yang
baik. Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota
menjadi dasar karyawan untuk berperilaku dan sikap karyawan ketika bekerja
sejauh mana anggota organisasi dalam mencapai tujuan, oleh karena itu budaya
mampu mempengaruhi secara positif adalah faktor penting yang dapat menjelaskan
variasi kinerja karyawan. Nilai-nilai budaya yang diyakini bersama dapat menjadi
pengikat organisasi dengan karyawan. Dengan demikian, ikatan kuat tersebut dapat
Behavior
pengembangan karir dapat meningkatkan OCB PT. Kudus Karya Prima. Hasil
112
pekerjaan karyawan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tak bisa diabaikan.
Salah satu dari banyaknya faktor tersebut adalah pengembangan karir, gaya
Orang yang memiliki skill unggul atau lebih dari yang lainnya harus mendapatkan
manusia dalam perusahaan yang memiliki tujuan bisa melakukan perbaikan dan
karyawan akan lebih semangat lagi dalam bekerja karena menemukan tujuan
bantuan kepada para pegawai untuk melakukan susunan atau rencana karir di masa
depan mereka dengan perusahaan guna meningkatkan nilai yang ada pada diri
pegawai tersebut.
tersebut tidak mendapatkan support dan kesempatan dari para atasan atau manajer
karir merupakan proses karyawan melakukan skill upgrade dalam upaya mencapai
karir yang lebih menjanjikan demi masa depan yang lebih baik. Karir adalah
113
sebuah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang selama masa
hidupnya.
(OCB).
Citizhenship Behavior
Hasil uji persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian serta
PT. Kudus Karya Prima. Dalam arti yang luas, kepemimpinan dapat digunakan
setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor
beberapa manajer sesuai dengan bagian yang ditangani oleh manajer tersebut,
manajer promosi dan yang lainnya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-
perilaku OCB. Hal ini bisa dilihat dari karyawan yang mau untuk menggantikan
rekan kerjanya yang tidak masuk bekerja, mau membagikan informasi kepada
rekan kerja, karyawan mau untuk menjaga citra perusahaan, mau bekerja lembur
Meskipun, perilaku OCB yang diterapkan masih kurang. Belum semua karyawan
menggunakan jam kerja secara maksimal dan masih adanya karyawan yang
115
OCB dapat memperkuat ikatan para pemimpin dan karyawan secara tidak
langsung, sehingga dapat membangun sikap yang sesuai dengan visi, misi dan
kepemimpinan yang tepat dalam proses mengirimkan visi dan misi dari seorang
Behavior
bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan OCB PT. Kudus Karya Prima.
Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh menurut Oemar (2018:45) banyak
116
suatu kondisi awal yang memicu terjadinya OCB. Budaya organisasi dapat
kuat, karyawan merasa lebih ingin melakukan pekerjaannya melebihi apa yang
Citizhenship Behavior
bahwa komitmen organisasi dapat meningkatkan OCB PT. Kudus Karya Prima.
pegawai yang bekerja telah berkumpul dalam suatu organisasi dan telah menjadi
keluarga kecil, maka akan meningkatkan perilaku OCB. Contohnya yaitu bisa
menggantikan tugas rekan kerja yang tidak masuk dan membantu rekan kerjanya
karena adanya kepuasan kerja dan komitmen karyawan (Robbins & Judge,
2019:52). Ketika karyawan merasa puas dengan apa yang ada dalam organisasi,
maka karyawan akan memberikan hasil kinerja yang maksimal dan terbaik.
Begitu juga dengan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada organisasi,
akan melakukan apapun untuk memajukan perusahaan karena yakin dan percaya
5.1. Kesimpulan
Hasil pengujian tujuh hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini, maka dapat
Prima.
5.2. Saran
118
119
tingkat kepuasan pegawai masih belum berjalan secara optimal. Hal ini
pendidikan, dan masa kerja. Oleh sebab itu, perusahaan hendaknya lebih
kepuasan kerja yang diukur dengan rating scale, interviews, dan critical
incidentas.
Aldag, R., & Reschke, W. (2017). Employee value added: Measuring Discretionary
Effort and its Value to the Organization. Center for Organization Effectiveness,
1-26.
Arbuckle, & Marshall, R. T. (2017). Ice Cream, 5th Edition. Connecticut: Avi
Publishing Company.
Arikunto, S. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, Edisi. Revisi VI.
Bass, B. M., & Avolio. (2019). Full Range Leadership Development: Manual for
Budiarto, T., & Bukhori, M. (2017). Pengaruh Budaya organisasi terhadap Kinerja
121
122
Buhler. (2017). Alpha Teach Yourself Management Skills. Jakarta: Prenada Media
Group.
Byars, L. L., & Rue, L. W. (2016). Human Resource Management, 8th edition. New
York: McGraw-Hill.
Cartwright, D. (2019). Research and Theory. New York: Harper & Row Publisher.
Davoudi, Mousavi, S. M., & Fartash, K. (2016). The Impact of Knowledge Sharing on
West Texas.
diponegoro.
Gozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.
Haryati, E., Mariatin, E., & Supriyantini, S. (2016). Pengaruh Persepsi Kepemimpinan
Aksara.
Jusuf, A. H., Nurnajamuddin, M., Mallongi, S., & Latief, B. (2017). The effect of
Kaengke, A. S., Tewal, B., & Uhing, Y. (2018). Pengaruh Pengembangan Karir,
Pelatihan dan Motivasi Terhadap Kinerja karyawan Pada PT. Air Manado.
Lutfiyanto, R. P., Huda, N., & Hulmansyah. (2020). Pengaruh Pengembangan Karir
144-172.
Mintzberg, H. (2016). The Nature of Managerial Work. New York: Harper and Row
Publisher.
Mowday, R. T., Porter, L. W., & Steers, R. M. (2018). The Psychology Of Commitment
Noruzy, A., Hayat, A. A., Rezazadeh, A., Najafi, S., & Shirkouho, L. H. (2017).
persepsi terhadap kualitas interaksi atasan dan bawahan dan persepsi terhadap
Oostewald, G., & Alder. (2020). Corporate Culture and How to Manage it. Texas:
Andrew University.
prinsip Organisasi Budaya Kerja Pemerintah dengan Baik dan Benar. Jurnal
Management, 26(3).
Prabowo, V. C., & Setiawan, R. (2019). Pengaruh Servant Leadership Dan Komitmen
Pratama, E. W., Musadieq, M. A., & Mayowan, Y. (2016). Pengaruh Kompensasi dan
Sumber Dana Mandiri Gresik). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 34(1), 1-9.
Rivai, V., & Sagala, E. J. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Perilaku Organisasi, Edisi 12. Salemba Empat.
Schemerhorn, J. (2017). Management, 12th edition. New Jersey: John Wiley & Sons.
YKPN Yogyakarta.
Soegandhi, V. M., Sutanto, E. M., & Setiawan, R. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja
Karyawan PT Surya Timur Sakti Jatim. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1(1), 1-10.
Sugiarto, I. (2018). Tinjauan dari Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja melalui
Sugiarto, I., Slagian, D., Sunaryanto, L. T., & Oetomo, D. S. (2019). Teknik Sampling.
Alfabeta.
Atmajaya.
128
Thoha, M. (2017). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Utomo, H. J., & Sugiarto, M. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Ardana Media.
Vipraprastha, T., Sudja, I. N., & Yuesti, A. (2018). The Effect of Transformational
129
130
LAMPIRAN 1a
KUESIONER PENELITIAN
131
DAFTAR KUESIONER
Kepada Yth:
Bapak/Ibu Responden
di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi tugas skripsi saya pada Program Studi S1 Manajemen
(Konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia) Fakultas Ekonomi Universitas Muria
Kudus, dengan segala kerendahan hati saya sangat menghargai tanggapan Bapak/Ibu
terhadap beberapa pernyataan yang tersedia dalam kuesioner ini mengenai “Pengaruh
Pengembangan Karir, Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi
terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus Pada PT. Kudus Karya Prima)”
Pengumpulan data ini semata-mata hanya digunakan untuk penyusunan skripsi dan
akan dijamin kerahasiaannya. Kesediaan dan kerjasama yang Bapak/Ibu berikan dalam
bentuk informasi yang benar akan sangat mendukung keberhasilan penelitian ini. Akhir
kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan
kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu dalam pengisian kuesioner ini.
Kudus, 2021
Hormat Saya,
KUESIONER PENELITIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
2. Masa Kerja : 2-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
10-20 tahun
> 20 tahun
3. Pendidikan : SMP
SMA
D1-D3
S1
PENGEMBANGAN KARIR
No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Perusahaan memberikan perlakuan yang
adil dalam pengembangan karir
pegawainya.
2 Atasan sangat peduli pada jenjang karir
bawahannya.
3 Perusahaan memberikan informasi tentang
berbagai peluang promosi.
4 Perusahaan menilai pengembangan karir
berdasarkan minat untuk dipromosikan
karyawan.
5 Pengembangan karir diberlakukan
berdasarkan dari tingkat kepuasan
karyawan.
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Pemimpin bersedia mengorbankan
kepentingan diri demi kebaikan kelompok
2 Pemimpin menjabarkan visi dan misi yang
ingin dicapai
3 Pemimpian secara perspektif penyelesaian
masalah yang berbeda
4 Pemimpin menganggap tiap bawahan
memiliki kebutuhan, kemampuan dan
aspirasi yang berbeda satu sama lain
134
BUDAYA ORGANISASI
No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Saya memiliki dorongan inisiatif untuk
mengerjakan pekerjaan
2 Saya dituntut dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan tepat.
3 Saya senantiasa bekerja dengan
menekankan hasil maksimal
4 Pihak manajemen perusahaan memotivasi
untuk aktif mengambil peluang.
5 Saya lebih senang menyelesaikan pekerja
dengan kerjasama tim.
6 Saya Bekerja giat menjalankan tugas yang
sudah menjadi tanggung jawab
7 Adanya rasa ketenangan dan keikhlasan
melakukan pekerjaan
KOMITMEN ORGANISASI
No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Saya memiliki rasa suka dan duka terhadap
organisasi
2 Saya merasa bangga menjadi bagian
organisasi
3 Bekerja di organisasi merupakan
kesempatan baik bagi saya
4 Saya bersedia dilibatkan dalam kegiatan
organisasi
5 Saya berkeinginan membangun karir di
organisasi
135
No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Saya selalu membantu rekan kerja yang
mengalami kesulitan dalam pekerjaan
2 Saya selalu menghargai rekan kerja atas
segala tindakan pekerjaannya
3 Saya mentolelir keadaan yang kurang ideal
dalam pekerjaan
4 Saya selalu berpartisipasi sukarela untuk
kemajuan organisasi
5 Saya bekerja melebihi standard yang
ditetapkan oleh perusahaan.
136
LAMPIRAN 1b
TANGGAPAN RESPONDEN
137
LAMPIRAN 2
CONFIRMATORY FACTOR
ANALYSIS (CFA)
140
1. CFA EKSOGEN
Estimate
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,719
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,781
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,748
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,852
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,720
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,718
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,740
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,688
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,723
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,837
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,811
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,697
X1_5 <--- Pengembangan__Karir ,430
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,705
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,764
X3_16 <--- Budaya__Organisasi ,442
Estimate
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,722
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,783
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,748
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,853
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,720
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,721
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,749
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,688
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,722
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,840
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,802
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,706
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,695
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,754
143
2. CFA ENDOGEN
Estimate
Y2_22 <--- OCB ,740
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,709
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,716
Y2_25 <--- OCB ,783
Y2_24 <--- OCB ,754
Y2_23 <--- OCB ,801
Y2_26 <--- OCB ,729
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,759
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,755
Y1_21 <--- Komitmen__Organisasi ,317
Estimate
Y2_22 <--- OCB ,744
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,709
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,713
Y2_25 <--- OCB ,783
Y2_24 <--- OCB ,751
Y2_23 <--- OCB ,804
Y2_26 <--- OCB ,723
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,756
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,752
Estimate
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,726
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,783
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,754
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,827
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,721
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,718
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,749
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,714
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,723
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,843
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,795
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,696
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,698
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,760
Y2_22 <--- OCB ,757
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,714
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,716
Y2_25 <--- OCB ,766
Y2_24 <--- OCB ,758
Y2_23 <--- OCB ,812
Y2_26 <--- OCB ,708
148
Estimate
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,754
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,747
Estimate
Pengembangan__Karir <--> Kepemimpinan__Transformasional ,582
Kepemimpinan__Transformasional <--> Budaya__Organisasi ,252
Budaya__Organisasi <--> Komitmen__Organisasi ,389
OCB <--> Komitmen__Organisasi ,971
Pengembangan__Karir <--> Budaya__Organisasi ,207
Pengembangan__Karir <--> Komitmen__Organisasi ,793
Pengembangan__Karir <--> OCB ,849
Kepemimpinan__Transformasional <--> Komitmen__Organisasi ,723
Kepemimpinan__Transformasional <--> OCB ,787
Budaya__Organisasi <--> OCB ,511
149
Estimate
Y1_20 ,559
Y1_19 ,569
Y2_26 ,501
Y2_25 ,586
Y1_18 ,513
Y2_22 ,573
Y2_24 ,575
Y2_23 ,659
Y1_17 ,510
X3_15 ,578
X3_14 ,488
X1_4 ,633
X1_3 ,710
X3_13 ,523
X2_9 ,509
X3_12 ,561
X3_11 ,516
X3_10 ,485
X2_8 ,519
X2_7 ,684
X2_6 ,569
X1_2 ,613
X1_1 ,527
151
LAMPIRAN 3
SEM
(Structural Equation Model)
154
X3_15 X3_14 X1_4 Y1_20 Y1_19 X1_3 Y2_26 X3_13 Y2_25 Y1_18 X2_9 Y2_22 Y2_24 Y2_23 Y1_17 X3_12 X3_11 X3_10 X2_8 X2_7 X2_6 X1_2 X1_1
X3_15 ,594
X3_14 ,291 ,453
X1_4 ,077 ,045 ,622
Y1_20 ,181 ,161 ,265 ,625
Y1_19 ,136 ,103 ,319 ,378 ,686
X1_3 ,074 ,070 ,481 ,317 ,371 ,761
Y2_26 ,119 ,102 ,226 ,248 ,262 ,261 ,391
X3_13 ,367 ,248 ,035 ,143 ,133 ,040 ,147 ,641
Y2_25 ,240 ,160 ,332 ,385 ,409 ,383 ,326 ,232 ,697
Y1_18 ,165 ,162 ,340 ,334 ,380 ,325 ,278 ,139 ,350 ,705
X2_9 ,079 ,094 ,216 ,314 ,295 ,242 ,257 ,132 ,301 ,327 ,718
Y2_22 ,178 ,172 ,269 ,333 ,341 ,333 ,245 ,133 ,338 ,301 ,277 ,529
Y2_24 ,144 ,127 ,285 ,290 ,338 ,319 ,232 ,156 ,351 ,295 ,299 ,279 ,492
Y2_23 ,217 ,164 ,406 ,452 ,410 ,486 ,322 ,188 ,481 ,471 ,370 ,399 ,406 ,857
Y1_17 ,125 ,053 ,330 ,376 ,405 ,383 ,286 ,098 ,383 ,409 ,310 ,358 ,319 ,469 ,828
X3_12 ,300 ,245 ,096 ,153 ,134 ,080 ,121 ,304 ,208 ,140 ,104 ,180 ,172 ,215 ,122 ,514
X3_11 ,291 ,270 ,071 ,120 ,100 ,047 ,104 ,304 ,191 ,132 ,070 ,113 ,130 ,173 ,097 ,321 ,581
X3_10 ,286 ,228 ,101 ,156 ,079 ,060 ,089 ,297 ,200 ,102 ,064 ,147 ,115 ,147 ,085 ,265 ,281 ,502
X2_8 ,063 ,074 ,172 ,300 ,244 ,221 ,164 ,051 ,246 ,279 ,434 ,272 ,265 ,371 ,297 ,099 ,065 ,004 ,826
X2_7 ,101 ,097 ,296 ,325 ,267 ,309 ,271 ,139 ,313 ,269 ,428 ,371 ,338 ,409 ,393 ,113 ,088 ,122 ,515 ,827
X2_6 ,087 ,048 ,243 ,266 ,279 ,283 ,222 ,098 ,327 ,286 ,353 ,299 ,298 ,380 ,342 ,095 ,053 ,158 ,389 ,495 ,704
X1_2 ,067 ,066 ,411 ,273 ,316 ,461 ,247 ,090 ,337 ,343 ,264 ,299 ,280 ,466 ,310 ,139 ,021 ,070 ,181 ,307 ,254 ,687
X1_1 ,098 ,071 ,324 ,268 ,310 ,412 ,221 ,093 ,297 ,304 ,219 ,258 ,272 ,413 ,303 ,106 ,064 ,072 ,219 ,277 ,249 ,382 ,600
Condition number = 49,296
Eigenvalues
160
6,252 1,786 1,087 ,593 ,495 ,426 ,394 ,353 ,346 ,336 ,316 ,288 ,273 ,259 ,248 ,234 ,215 ,192 ,177 ,170 ,141 ,133 ,127
Determinant of sample covariance matrix = ,000
X3_15 X3_14 X1_4 Y1_20 Y1_19 X1_3 Y2_26 X3_13 Y2_25 Y1_18 X2_9 Y2_22 Y2_24 Y2_23 Y1_17 X3_12 X3_11 X3_10 X2_8 X2_7 X2_6 X1_2 X1_1
X3_15 1,000
X3_14 ,561 1,000
X1_4 ,127 ,084 1,000
Y1_20 ,297 ,302 ,426 1,000
Y1_19 ,213 ,184 ,488 ,578 1,000
X1_3 ,111 ,119 ,700 ,460 ,514 1,000
Y2_26 ,247 ,242 ,458 ,501 ,507 ,477 1,000
X3_13 ,594 ,461 ,055 ,225 ,201 ,057 ,294 1,000
Y2_25 ,372 ,285 ,505 ,583 ,592 ,526 ,625 ,348 1,000
Y1_18 ,256 ,286 ,514 ,504 ,547 ,444 ,529 ,206 ,499 1,000
X2_9 ,120 ,164 ,324 ,469 ,421 ,328 ,484 ,195 ,425 ,460 1,000
Y2_22 ,318 ,352 ,470 ,580 ,567 ,524 ,539 ,228 ,557 ,493 ,449 1,000
Y2_24 ,267 ,269 ,515 ,522 ,582 ,522 ,528 ,277 ,600 ,500 ,502 ,546 1,000
Y2_23 ,305 ,263 ,557 ,618 ,535 ,602 ,556 ,253 ,623 ,607 ,472 ,592 ,625 1,000
Y1_17 ,178 ,086 ,460 ,522 ,537 ,482 ,502 ,135 ,504 ,536 ,402 ,541 ,500 ,557 1,000
X3_12 ,543 ,508 ,170 ,271 ,225 ,129 ,270 ,530 ,348 ,233 ,171 ,345 ,341 ,324 ,188 1,000
X3_11 ,496 ,527 ,117 ,199 ,159 ,070 ,219 ,498 ,300 ,206 ,108 ,203 ,242 ,245 ,140 ,587 1,000
X3_10 ,524 ,477 ,181 ,278 ,134 ,097 ,202 ,523 ,339 ,172 ,106 ,285 ,231 ,225 ,132 ,521 ,521 1,000
X2_8 ,090 ,121 ,240 ,417 ,324 ,279 ,289 ,070 ,324 ,366 ,563 ,411 ,415 ,441 ,358 ,152 ,094 ,006 1,000
X2_7 ,144 ,158 ,413 ,453 ,354 ,389 ,476 ,191 ,412 ,352 ,556 ,561 ,530 ,486 ,474 ,174 ,127 ,189 ,623 1,000
X2_6 ,135 ,085 ,368 ,401 ,402 ,387 ,423 ,145 ,467 ,407 ,497 ,490 ,506 ,490 ,448 ,158 ,083 ,266 ,511 ,649 1,000
X1_2 ,105 ,119 ,630 ,416 ,461 ,638 ,476 ,135 ,488 ,493 ,376 ,496 ,482 ,608 ,411 ,233 ,033 ,119 ,240 ,407 ,365 1,000
X1_1 ,165 ,136 ,530 ,438 ,484 ,609 ,457 ,151 ,459 ,468 ,334 ,458 ,500 ,576 ,429 ,191 ,109 ,132 ,312 ,393 ,383 ,595 1,000
Condition number = 50,320
161
Eigenvalues
9,437 3,108 1,456 ,867 ,736 ,671 ,608 ,568 ,551 ,525 ,487 ,476 ,453 ,430 ,393 ,356 ,344 ,307 ,291 ,287 ,239 ,223 ,188
162
Estimate
Komitmen__Organisasi <--- Budaya__Organisasi ,185
Komitmen__Organisasi <--- Pengembangan__Karir ,546
Komitmen__Organisasi <--- Kepemimpinan__Transformasional ,358
OCB <--- Pengembangan__Karir ,261
OCB <--- Komitmen__Organisasi ,554
OCB <--- Budaya__Organisasi ,195
OCB <--- Kepemimpinan__Transformasional ,186
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,726
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,783
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,754
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,827
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,721
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,718
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,749
Y2_22 <--- OCB ,757
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,714
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,723
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,714
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,716
Y2_25 <--- OCB ,766
Y2_24 <--- OCB ,758
Y2_23 <--- OCB ,812
Y2_26 <--- OCB ,708
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,843
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,754
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,747
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,795
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,696
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,698
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,760
Estimate
Kepemimpinan__Transformasional <--> Budaya__Organisasi ,252
Pengembangan__Karir <--> Kepemimpinan__Transformasional ,582
Pengembangan__Karir <--> Budaya__Organisasi ,207
Estimate
Komitmen__Organisasi ,764
OCB ,962
X3_15 ,578
X3_14 ,488
X1_4 ,633
Y1_20 ,559
Y1_19 ,569
X1_3 ,710
Y2_26 ,501
X3_13 ,523
Y2_25 ,586
Y1_18 ,513
X2_9 ,509
Y2_22 ,573
Y2_24 ,575
Y2_23 ,659
Y1_17 ,510
X3_12 ,561
X3_11 ,516
X3_10 ,485
X2_8 ,519
X2_7 ,684
X2_6 ,569
X1_2 ,613
X1_1 ,527
166
Kepemimpin Komitmen
Budaya__ Pengemban
an__Transfo __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
rmasional si
Komitmen__
,185 ,358 ,546 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,297 ,384 ,564 ,554 ,000
X3_15 ,760 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,698 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,795 ,000 ,000
Y1_20 ,138 ,268 ,408 ,747 ,000
Y1_19 ,140 ,270 ,412 ,754 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,843 ,000 ,000
Y2_26 ,211 ,272 ,399 ,392 ,708
X3_13 ,723 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,228 ,294 ,432 ,424 ,766
Y1_18 ,133 ,257 ,391 ,716 ,000
X2_9 ,000 ,714 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,225 ,291 ,427 ,419 ,757
Y2_24 ,226 ,291 ,427 ,420 ,758
Y2_23 ,241 ,312 ,458 ,449 ,812
Y1_17 ,132 ,256 ,390 ,714 ,000
X3_12 ,749 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,718 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,696 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,721 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,827 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,754 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,783 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,726 ,000 ,000
Kepemimpin Komitmen
Budaya__ Pengemban
an__Transfo __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
rmasional si
Komitmen__
,244 ,368 ,632 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,297 ,221 ,349 ,640 ,000
X3_15 1,187 ,000 ,000 ,000 ,000
168
Kepemimpin Komitmen
Budaya__ Pengemban
an__Transfo __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
rmasional si
X3_14 ,954 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 1,115 ,000 ,000
Y1_20 ,000 ,000 ,000 ,908 ,000
Y1_19 ,000 ,000 ,000 ,960 ,000
X1_3 ,000 ,000 1,308 ,000 ,000
Y2_26 ,000 ,000 ,000 ,000 ,590
X3_13 1,174 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,000 ,000 ,000 ,000 ,851
Y1_18 ,000 ,000 ,000 ,925 ,000
X2_9 ,000 ,956 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,000 ,000 ,000 ,000 ,733
Y2_24 ,000 ,000 ,000 ,000 ,708
Y2_23 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
Y1_17 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000
X3_12 1,089 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 1,110 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 1,035 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 1,189 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 1,154 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000
Kepemimpin
Budaya__ Pengemban Komitmen__
an__Transfo OCB
Organisasi gan__Karir Organisasi
rmasional
Komitmen__
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,156 ,235 ,404 ,000 ,000
X3_15 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y1_20 ,222 ,334 ,574 ,000 ,000
Y1_19 ,235 ,353 ,607 ,000 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_26 ,267 ,269 ,444 ,377 ,000
X3_13 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,385 ,388 ,641 ,544 ,000
Y1_18 ,226 ,340 ,584 ,000 ,000
X2_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,332 ,334 ,552 ,468 ,000
Y2_24 ,321 ,323 ,533 ,453 ,000
170
Kepemimpin
Budaya__ Pengemban Komitmen__
an__Transfo OCB
Organisasi gan__Karir Organisasi
rmasional
Y2_23 ,453 ,456 ,753 ,640 ,000
Y1_17 ,244 ,368 ,632 ,000 ,000
X3_12 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Kepemimpina Komitmen
Budaya__ Pengemban
n__Transform __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
asional si
Komitmen__
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,103 ,198 ,302 ,000 ,000
X3_15 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y1_20 ,138 ,268 ,408 ,000 ,000
Y1_19 ,140 ,270 ,412 ,000 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_26 ,211 ,272 ,399 ,392 ,000
X3_13 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,228 ,294 ,432 ,424 ,000
Y1_18 ,133 ,257 ,391 ,000 ,000
X2_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,225 ,291 ,427 ,419 ,000
Y2_24 ,226 ,291 ,427 ,420 ,000
Y2_23 ,241 ,312 ,458 ,449 ,000
Y1_17 ,132 ,256 ,390 ,000 ,000
171
Kepemimpina Komitmen
Budaya__ Pengemban
n__Transform __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
asional si
X3_12 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
172
LAMPIRAN 4
FREKUENSI DATA
173
Statistics
Missing 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Pengembangan
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 Karir
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.76 4.05 3.86 3.84 3.72 19.24
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 19.00
Mode 4 4 4 4 4 19
Sum 448 482 459 457 443 2289
Frequency Table
X1_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X1_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X1_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X1_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X1_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengembangan Karir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Kepemimpinan
X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 Transformasional
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3.63 3.75 4.08 3.93 15.39
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 16.00
Mode 4 4 5 4 16a
Sum 432 446 485 468 1831
Frequency Table
X2_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X2_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
X2_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X2_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kepemimpinan Transformasional
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 1 .8 .8 .8
Statistics
Budaya
X3_10 X3_11 X3_12 X3_13 X3_14 X3_15 X3_16 Organisasi
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.95 3.92 3.92 4.22 4.02 4.17 3.80 27.98
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 28.00
Mode 4 4 4 5 4 4 4 31
Sum 470 466 466 502 478 496 452 3330
Frequency Table
X3_10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X3_11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X3_12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X3_13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .8 .8 .8
X3_14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X3_15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X3_16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Budaya Organisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
18 1 .8 .8 2.5
19 1 .8 .8 3.4
Statistics
Komitmen
Y1_17 Y1_18 Y1_19 Y1_20 Y1_21 Organisasi
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.86 3.87 3.89 3.92 3.95 19.49
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 20.00
Mode 4 4 4 4 4 20a
Sum 459 460 463 467 470 2319
Frequency Table
Y1_17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Y1_18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Y1_19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Y1_20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Y1_21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Komitmen Organisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 9 1 .8 .8 .8
14 1 .8 .8 6.7
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.74 3.76 3.94 3.97 3.94 19.35
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 20.00
Mode 4 4 4 4 4 21
Sum 445 447 469 473 469 2303
Frequency Table
Y2_22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
Y2_23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
Y2_24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Y2_25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
Y2_26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
OCB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 1 .8 .8 .8
13 1 .8 .8 3.4
25 1 .8 .8 100.0