Anda di halaman 1dari 199

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI


TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
(STUDI KASUS PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA)

Diajukan Oleh:
NILAM ARUM INDAH
NIM. 2016-11-476

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2022
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
(STUDI KASUS PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus

Tanggal ………………2022

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

DINA LUSIANTI, SE, MM, AAK ETNI MARLIANA., S.E., M.GES


NIDN. 0630098401 NIDN. 0602079002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen

NURUL RIZKA ARUMSARI, S.E., M.M


NIDN. 0628048702

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu


telah selesai (dari satu urusan) kerjakan dengan sesuyngguh-
sungguhnya, urusan yang lain hanya kepada tuhanlah hendaknya kamu
berharap (Qs. Alam Nasyrah: 6-8).
2. Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersukur, didzalimi lalu
dimaafkan dan berbuat dzalim lalu istiqfar maka keselamatan dan
merekalah orang-orang yang memperoleh hidayah. (H. R. AL Baihagi)

PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua
2. Teman
3. Almamater UMK.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan

berkah-Nya, sehingga skripsi dengan judul PENGARUH PENGEMBANGAN

KARIR, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

(STUDI KASUS PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA) dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini disusun untuk sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata

Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus. Dalam

menyelsaikan skripsi ini, penulis dapat membimbing dan bantuan yang berarti dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si selaku Rektor Universitas Muria Kudus.

2. Dr. Kertati Sumekar, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muria Kudus

3. Nurul Rizka Arumsari, S.E., M.M selaku Ka Progdi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus.

4. Dina Lusianti, SE, MM, AAK, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Etni Marliana., S.E., M.GES, selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan, arahan, dan motivasi

demi terwujudnya skripsi ini.


iii
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus atas segala

bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

7. Seluruh dosen pada Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Manajemen

Universitas Muria Kudus yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis

selama mengikuti kuliah selama ini.

8. Para staf tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang telah

memberikan kelancaran proses administrasi selama kuliah dan penulisan skripsi

ini.

Kudus, 2022

Nilam Arum Indah


NIM. 2016-11-476

iv
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (STUDI KASUS PADA PT.
KUDUS KARYA PRIMA)

Nilam Arum Indah


NIM. 2016-11-476

Pembimbing 1. Dina Lusianti, SE, MM, AAK


2. Etni Marliana., S.E., M.GES

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI
MANAJEMEN

ABSTRAKSI

Penelitian ini memiliki tujuan menguji pengaruh pengembangan karir,


kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap Organizational
Citizenship Behavior dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi
Kasus Pada PT. Kudus Karya Prima). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
pada PT. Kudus Karya Prima sejumlah 170 orang. Sampel penelitian menggunakan
metode purposive sampling sejumlah 119 karyawan. Teknik pengolahan data
penelitian ini menggunakan coding, scoring, editing dan tabulating. Metode
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Uji instrumen dalam
penelitian ini memerlukan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil pengujian tujuh hipotesis
yang terdapat dalam penelitian ini, diambil kesimpulan: (1) Pengembangan karir
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi Karyawan PT.
Kudus Karya Prima; (2) Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi Karyawan PT. Kudus Karya Prima. (3)
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi
Karyawan PT. Kudus Karya Prima; (4) Pengembangan karir berpengaruh positif dan
signifikan terhadap organizational citizhenship behavior PT. Kudus Karya Prima (5)
Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
organizational citizhenship behavior Karyawan PT. Kudus Karya Prima. (6) Budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizhenship
behavior pada PT. Kudus Karya Prima.; (7) Komitmen organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus
Karya Prima.

Kata Kunci: Pengembangan karir, kepemimpinan transformasional, budaya


organisasi, organizational citizenship behavior dan komitmen
organisasi
v
THE EFFECT OF CAREER DEVELOPMENT, TRANSFORMATIONAL
LEADERSHIP AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIOR WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT AS A
MEDIATION VARIABLE (CASE STUDY IN PT. KUDUS KARYA PRIMA)

NILAM ARUM INDAH


NIM. 2016-11-476

Pembimbing 1. Dina Lusianti, SE, MM, AAK


2. Etni Marliana., S.E., M.GES

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
DEPARTMENT OF MANAGEMENT

ABSTRACT

This study aims to research the effect of career development,


transformational leadership and organizational culture on Organizational
Citizenship Behavior with Organizational Commitment as a Mediation Variable
(Case Study at PT. Kudus Karya Prima). The population is 170 employees at Kudus
Karya Prima. The research sample used purposive sampling method with a total of
119 employees. The data processing technique uses coding, scoring, editing and
tabulating. Methods of data collection using questionnaires and documentation. The
instrument test in this study requires a validity test and a reliability test. The
analysis technique uses Structural Equation Modeling (SEM.) The results of testing
the seven hypotheses contained in this study, it can be concluded: (1) Career
development has a positive and significant effect to the organizational commitment
of employees of PT Kudus Karya Prima (2) Transformational leadership has a
positive and significant effect on organizational commitment of employees of PT
Kudus Karya Prima (3) organizational culture has a positive and significant effect
on organizational commitment of employees of PT Kudus Karya Prima (4 ) Career
development has a positive and significant effect on organizational citizenship
behavior of PT Kudus Karya Prima employees (5) Transformational leadership has
a positive and significant effect on organizational citizenship behavior of PT Kudus
Karya Prima employees (6) Organizational culture has a positive and significant
effect on o rganizational citizhenship behavior at PT. Kudus Karya Prima.; (7)
Organizational commitment has a positive and significant effect on organizational
citizenship behavior at PT. Kudus Work Prima.

Keywords: Career development, transformational leadership, organizational


culture, organizational citizenship behavior and organizational
commitment.
vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................... Error! Bookmark not defined.


MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
ABSTRAKSI ................................................................................................................ v
ABSTRACT ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup ........................................................................................... 9
1.3. Perumusan Masalah.................................................................................. 10
1.5. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 13
2.1. Pengembangan Karir ................................................................................ 13
2.2. Kepemimpinan Transformasional ............................................................ 23
2.3. Budaya Organisasi.................................................................................... 26
2.4. Komitmen Organisasi ............................................................................... 32
2.5. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ........................................... 36
2.6. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 41
2.7. Pengaruh Antar Variabel .......................................................................... 44
2.8. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 54
2.9. Hipotesis ................................................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 56
3.1. Rancangan Penelitian ............................................................................... 56
3.2. Variabel Penelitian ................................................................................... 56
3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 60
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................................ 61
3.5. Pengumpulan Data ................................................................................... 62
vii
3.6. Uji Instrumen Data ................................................................................... 62
3.7. Pengolahan Data ....................................................................................... 64
3.8. Analisis Data ............................................................................................ 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 73
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................................ 73
4.2. Penyajian Data.......................................................................................... 75
4.3. Analisis Data ............................................................................................ 83
4.4. Pembahasan ............................................................................................ 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 121
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Absensi PT.Kudus Karya Prima ................................................................... 7


Tabel 1.1 Kesalahan Kerja Karyawan PT.Kudus Karya Prima .................................... 7
Tabel 2.1 Spesifikasi Model ........................................................................................ 68
Tabel 2.2 Model Persamaan Struktural ....................................................................... 68
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ............................................................................. 76
Tabel 4.2 Frekuensi Variabel Perilaku Pengembangan Karir .... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.3 Frekuensi Variabel Kepemimpinan Transformasioanl .....Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4.4 Frekuensi Variabel Budaya Organisai ........................................................ 80
Tabel 4.5 Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi .................................................. 81
Tabel 4.6 Frekuensi Variabel OCB ............................................................................. 83
Tabel 4.7 Uji Validitas ................................................................................................ 84
Tabel 4.8 AVE ............................................................................................................ 85
Tabel 4.9 Disriminant Validity.................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas .......................................................................................... 87
Tabel 4.11 Goodness of Fit Indicices Variabel Eksogen Tahap Awal ....................... 90
Tabel 4.12 Goodness of Fit Indicices Variabel Eksogen Tahap Revisi ...................... 92
Tabel 4.13 Goodness of Fit Indicices Variabel Endogen Tahap Revisi ..................... 94
Tabel 4.14 Goodness of Fit Indicices Variabel Endogen Tahap Awal ....................... 96
Tabel 4.15 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indicices Endogen (Y) ....................... 98
Tabel 4.16 Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model) 100
Tabel 4.17 Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung Antar Variabel ............ 101
Tabel 4.18 Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung Antar Variabel ............. 102
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................................... 105
Tabel 4.20 Besar Pengaruh Langsung,Tidak Langsung dan Total Effect ................ 106

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pengembangan Karir.................................................................... 16

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 54

Gambar 4.1 Konfirmatory Eksogen Tahap Awal ....................................................... 16

Gambar 4.1 Konfirmatory Eksogen Tahap Revisi .................................................... 161

Gambar 4.2 Konfirmatory Endogen Tahap Awal ..................................................... 163

Gambar 4.2 Konfirmatory Endogen Tahap Revisi ................................................... 165

Gambar 4.3 Full Measurement Model ...................................................................... 167

Gambar 4.4 Analisis SEM ........................................................................................ 169

x
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1a ......................................................................................................... 130


LAMPIRAN 1b ......................................................................................................... 136
LAMPIRAN 2 ........................................................................................................... 139
LAMPIRAN 3 ........................................................................................................... 153
LAMPIRAN 4 ........................................................................................................... 172

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya manusia di dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk

menunjang aktivitas yang ada di organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia,

aktivitas perusahaan tidak akan terjadi (Hasibuan, 2018:63). Davoudi et al. (2016:1)

menyebutkan bahwa dalam setiap perusahaan sumber daya manusia merupakan sumber

daya paling vital yang dimiliki oleh perusahaan. Keseluruhan kegiatan perusahaan

bergantung pada sumber daya manusia yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa

sumber daya manusia menjadi penentu berhasil atau tidaknya sebuah organisasi dalam

mencapai tujuannya.

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dapat dilihat dari

kinerja yang tinggi seperti tingkat penjualan, produktivitas dan keuntungan yang tinggi.

Dimana hasil kerja organisasi yang baik dapat ditunjukkan melalui kontribusi secara

aktif karyawan pada organisasi. Rejeki & Wulansari (2016:320) mengatakan untuk

mencapai hasil kerja yang diinginkan perlu adanya komitmen organisasional yang

dirasakan karyawan. Melalui komitmen organisasional dapat menumbuhkan suatu

kerelaan dalam diri karyawan untuk bersedia melakukan kegiatan diluar tupoksi

pekerjaan yang disebut perilaku kewargaan organisasional atau Organizational

Citizenship Behavior (OCB). OCB digambarkan sebagai perilaku individu (karyawan)

secara sadar dan sukarela untuk bekerja serta memberikan kontribusi pada organisasi

melebihi tanggung jawab secara formal (Organ et al., 2016:58).

1
2

OCB dianggap penting dan berharga untuk keberlangsungan hidup organisasi

(Noruzy et al., 2017:54). Hal tersebut dikarenakan karyawan yang memiliki OCB

cenderung menampilkan kinerja secara efektif yang selanjutnya bisa mempengaruhi

hasil kerja yang lebih baik. Organisasi akan berhasil apabila karyawan tidak hanya

melakukan tugas pokoknya saja, melainkan juga mau melakukan tugas ektra

diantaranya perilaku bekerjasama, tolong menolong, memberikan saran, dan

berpartisipasi secara aktif (Soegandhi et al., 2018:4). Keterampilan yang dimiliki oleh

pegawai dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh perusahaan dengan cara

perusahaan tersebut melaksanakan pengembangan karir.

Perusahaan bisa memilih pegawai yang sesuai dengan kualifikasi yang

dibutuhkan untuk menempati jabatan yang lebih menjamin karir pegawai tersebut. Hal

ini dilakukan guna menyempurnakan sistem dan pola kerja yang sudah dijalankan

sebelumnya sehingga pekerjaan bisa berjalan lebih efisien. Pengembangan karir juga

bisa menjadi cara yang mendorong pegawai untuk bisa lebih semangat lagi dalam

melakukan pekerjaannya. Durbin et al. (2016:63) menuturkan Pengembangan karir

merupakan kegiatan kepegawaian yang dilakukan perusahaan untuk menyokong dan

memotivasi para pegawai supaya bisa tetap maju dan mengembangkan karir mereka di

perusahaan. Dessler (2018:41) menemukan bahwa kurangnya bantuan dari manajer dan

pemimpin mengakibatkan para pegawai memilih berhenti bekerja dari perusahaan

tersebut. Hal ini terjadi karena mayoritas alasannya adalah tidak adanya kegiatan

pengembangan karir yang dilaksanakan dalam perusahaan. Rivai & Sagala (2019:41)

dalam bukunya menyatakan bahwa pengembangan karir adalah proses peningkatan

kepiawaian dalam upaya meraih karir yang akan dicapai.


3

Karir adalah kemajuan yang dimiliki oleh individu dalam suatu lapangan

pekerjaan. Oleh karena itu, menurut beberapa pendapat disimpulkan pengembangan

karir ialah suatu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kepiawaian pegawai.

Pengembangan karir dilakukan dengan tujuan agar karyawan memiliki kompetensi

yang unggul dan dapat memberikan hasil pekerjaan yang bagus di dalam perusahaan

sehingga perusahaan tidak tertinggal dengan perusahaan lain. Kaengke et al.

(2018:341) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengembangan karir pada dasarnya

sangatlah diperlukan untuk perusahaan swasta ataupun pemerintahan dikarenakan

pengembangan karir berorientasi pada tantangan bisnis di masa yang akan mendatang

dalam menghadapi pesaing. Pengembangan karir memiliki eksistensi dimasa depan

yang tergantung pada SDM karena SDM harus lakukan pembinaan karir pada pekerja

yang dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan setiap tahunnya. Berarti dengan

kata lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus

dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan

kegiatan SDM lainnya.

Pengembangan karir memiliki eksistensi yang sangat besar bagi perusahaan

swasta maupun pemerintahan dikarenakan pengembangan karir merupakan tolak ukur

bagi karyawan di dalam melakukan pembinaan karirnya. Apabila perusahaan swasta

ataupun pemerintahan tidak melakukan pengembangan karir maka perusahaan ataupun

pemerintahan tidak akan dapat melakukan peningkatan pembinaan karir.

Pengembangan karir yang dilakukan oleh PT. Kudus Karya Prima menggunakan

strategi pengelolaan SDM di perusahaan yang mampu meningkatkan semangat dan

gairah kerja seseorang adalah pola karir. Sistem pengembangan pola karir yang tepat
4

mampu memberikan arah bagi karyawan untuk pengembangan dirinya. Sistem

pengembangan pola karir yang tepat mampu mempercepat pencapaian tujuan

organisasi. Fenomena permasalahan pengembangan karir adanya penurunan jabatan,

mereka tidak bisa melanjutkan ke jenjang karir berikutnya, dikarenakan karyawan

tersebut belum memenuhi keterampilan yang dibutuhkan untuk posisinya saat ini,

karyawan menunjukkan kinerja yang belum maksimal, dan adanya perubahan

teknologi, teknik dan metode dimana karyawan lama tidak dapat melakukan adaptasi

dengan sistem yang baru dalam perusahaan.

Faktor lainnya yang dapat menumbuhkan OCB adalah kepemimpinan

transformasional Kaihatu et al. (2017:54). Robbins & Judge (2019:35) mengungkapkan

bahwa kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai peran pemimpin yang

menginspirasi para pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri sendiri dan

memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh secara mendalam terhadap para

pengikutnya. Bass (2019:18) menyatakan kepemimpinan transformasional mempunyai

beberapa karakteristik yang dapat menimbulkan OCB seperti Idealize influence,

Inspirational motivation, Intellectual stimulation, dan Individualized consideration.

Mintzberg (2016:41) mengatakan bahwa peran kepemimpinan transformasional dalam

organisasi mampu menunjukkan kewibawaan dan menimbulkan rasa hormat bagi

karyawan, sehingga membuat para karyawan merasa terinspirasi untuk mengikuti dan

menunjukkan OCB.

Cartwright (2019:25) menjelaskan bahwa budaya juga memiliki kekuatan untuk

menentukan gaya kepemimpinan seorang individu, membentuk kepribadian, tingkah

laku dan sikap OCB. Budaya organisasi merupakan suatu sistem dari kepercayaan-
5

kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi dan mengarahkan

perilaku anggotanya. Tidak ada dua pribadi yang sama, tidak ada budaya organisasi

yang identik. Para ahli dan konsultan mempercayai bahwa perbedaan budaya memiliki

pengaruh yang besar pada kinerja organisasi dan kualitas kehidupan kerja yang dialami

oleh anggota organisasi (Schemerhorn, 201:657).

Budaya organisasi menurut Robbins & Judge (2019:65) adalah nilai bersama

yang diyakini anggota organisasi, didalamnya terdapat inisiatif individu, toleransi

terhadap tindakan beresiko, arah organisasi, dukungan manajemen, kontrol, sistem

imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi. Oostewald & Alder (2020:41)

menambahkan bahwa budaya organisasi menyangkut nilai, filsafat, norma perilaku,

politik, dan iklim kerja. Unsur-unsur yang terdapat dalam budaya organisasi akan

berfungsi sebagai pedoman, pengontrol dan mengarahkan perilaku, menekankan

anggota organisasi untuk patuh. Budaya organisasi yang kuat meningkatkan konsistensi

perilaku nilai-nilai budaya organisasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk

membangun dan meningkatkan kualitas secara berkelanjutan.

Buhler (2017:41) menyatakan budaya organisasi yang kuat harus memiliki

norma-norma kinerja yang tinggi. Perilaku yang bisa diterima dan diperkuat harus

mendukung kinerja yang tinggi. Budaya yang kuat juga mengembangkan komitmen

para anggota organisasi ketika mereka menerima nilai-nilai tersebut. Pegawai yang

sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut

sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan

menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja

individual. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,
6

strategi perusahaan dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan

menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula.

Pendapat lain dikemukakan Schein (2017:45) bahwa pemimpin mempunyai

potensi paling besar menanamkan dan memperkuat aspek-aspek budaya dalam

organisasi. Kuat atau lemahnya budaya yang berkembang sangatlah tergantung dari

komitmen pemimpin untuk menciptakan budaya organisasi. Perilaku karyawan yang

didasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam budaya organisasi serta sikap untuk

memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan

kinerja.

Beberapa permasalahan (fenomena lapangan) penelitian ini dengan adanya

budaya organisasi, kegiatan menggerakkan dan menghadirkan budaya organisasi

menjadi lebih mudah, terarah dan lebih fokus kesasaran yang telah ditetapkan.

Berubahnya perilaku individu secara luas menjadi salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi komitmen organisasi. Fenomena indikasi turunnya komitmen organisasi

terlihat dari adanya absensi karyawan dalam tabel 1.1.


7

Tabel 1.1

Absensi PT. Kudus Karya Prima

No Bulan Jumlah Ijin Sakit Cuti Mangkir


Karyawan

1 Januari 170 2 (1,2%) 3 (1,8%) 1 (0,6%) 3 (1,8%)

2 Februari 170 4 (2,4%) 5 (2,9%) 2 (1,2%) 3 (1,8%)

3 Maret 170 3 (1,8%) 3 (1,8%) 2 (1,2%) 2 (1,2%)

4 April 170 6 (3,5%) 5 (2,9%) 3 (1,8%) 4 (2,4%)

Sumber : PT. Kudus Karya Prima, 2021.

Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa masih adanya karyawan yang

mangkir (tidak masuk kerja tanpa alasan) hingga April 2021 tercatat 4 orang (2,4%) dari

total keseluruhan 170 karyawan. Berikut ini juga dijabarkan dalam bentuk tabel 1.2

kesalahan kerja yang biasa dilakukan oleh karyawan PT. Kudus Karya Prima.

Tabel 2.2

Kesalahan Kerja Karyawan PT. Kudus Karya Prima

No Bagian Keterangan Kesalahan Kerja

1 Kantor 1. Terlambat Mengumpulkan Laporan

2. Kesalahan Menghitung Stok Barang

3. Keluar Kantor Melebihi Jam Istirahat

2 Produksi 1. Kesalahan Pewarnaan

2. Kesalahan Finishing

Sumber : PT. Kudus Karya Prima, 2021.


8

Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa budaya kerja disiplin dan

cermat dalam bekerja masih belum optimal. Hal tersebut terlihat bahwa masih ada

karyawan bagian kantor yang tidak mengumpulkan laporan sesuai dengan deadline,

masih keluar padahal jam istirahat sudah berakhir. Pada bagian produksi masih ada

karyawan yang tidak memperhatikan panduan produksi produk sehingga membuat

kesalahan dalam pewarnaan dan finishing produk.

Pattipawae (2017:31) menuturkan budaya organisasi yang dijalankan dalam

perusahaan memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada

agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di

masa yang akan datang. Budaya perusahaan dapat dibentuk oleh mereka yang terlibat

dengan organisasi dengan mengacu pada etika organisasi, peraturan kerja, dan struktur

organisasi. Bersama-sama dengan struktur organisasi, budaya organisasi membentuk

dan mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku pegawainya. Fenomena lapangan

masih banyak dijumpai di organisasi, budaya organisasi yang mengundang rendahnya

kinerja. Misalnya: budaya kerja santai, kerja seadanya, menunda-nunda pekerjaan, lebih

senang mencontoh dari pada mencipta, bekerja hanya karena ingin mendapatkan

penghasilan, bekerja karena takut pada pimpinan, bekerja hanya karena takut tidak

dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, bekerja tanpa target yang jelas sehingga banyak

waktu yang terbuang, menghindar dari kesulitan, bekerja untuk kesenangan diri.

Research gap dalam penelitian ini adalah Subawa & Suwandana (2017:11)

dalam penelitianya menyatakan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Berbanding terbalik

dengan Vipraprastha et al. (2018:14) dalam penelitiannya yang menyatakan


9

kepemimpinan transformasional berpengaruh negatif terhadap Organizational

Citizenship Behavior. Prabowo & Setiawan (2019:11) menyatakan komitmen

organisasional (X2) berpengaruh positif signifikan terhadap organizational citizenship

behavior (OCB). Berbeda dengan Aisyah & Wartini (2016:241) yang menyatakan

bahwa komitmen berpengaruh tidak signifikan terhadap Citizenship Behavior (OCB).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik meneliti dengan judul

penelitian Pengaruh Pengembangan Karir, Kepemimpinan Transformasional dan

Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan

Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus pada PT. Kudus

Karya Prima)

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1.2.1. Karyawan yang diteliti adalah karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.

1.2.2. Variabel eksogen penelitian ini terdiri dari pengembangan karir,

kepemimpinan transformasional, budaya organisasi.

1.2.3. Variabel endogen penelitian ini terdiri dari organizational citizhenship

behavior.

1.2.4. Variabel mediasi penelitian ini adalah komitmen organisasi.

1.2.5. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember

2021.

1.3. Perumusan Masalah


10

Beberapa permasalahan mengenai pengembangan karir, kepemimpinan

transformasional, budaya organisasi, komitmen organisasi dan organizational

citizenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima adalah sebagai berikut:

1. Kurang optimalnya kinerja karyawan diindikasikan karena budaya kerja santai,

kerja seadanya, menunda-nunda pekerjaan, lebih senang mencontoh dari pada

mencipta, bekerja hanya karena ingin mendapatkan penghasilan, bekerja karena

takut pada pimpinan, bekerja hanya karena takut tidak dapat memenuhi kebutuhan

pokoknya, bekerja tanpa target yang jelas sehingga banyak waktu yang terbuang,

menghindar dari kesulitan, bekerja untuk kesenangan diri.

2. Permasalahan kepemimpinan transformasional adalah perlunya sosok pemimpin

yang mampu merangsang kreatifitas bawahannya, rendahnya pimpinan dalam

menunjukkan pendirian dalam bekerja juga kurangnya pimpinan dalam menarik

perhatian bawahan serta kurangnya pimpinan menstimulus bawahannya dapat

menimbulkan kelesuan dalam bekerja dengan begitu hal ini dapat disikapi dengan

memperbaiki cara pimpinan dalam berkomunikasi dengan bawahannya.

3. Permasalahan komitmen organisasional yang terbangun pada PT Kudus Karya

Prima terbilang masih belum maksimal, hal ini disebabkan masih belum adanya

memiliki kehadiran yang belum maksimal dari pekerjaan yang dijalaninya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka muncul pertanyaan penelitian sebagai

berikut ini:

1.3.1 Bagaimana pengembangan karir berpengaruh terhadap komitmen

organisasi karyawan pada PT. Kudus Karya Prima?

1.3.2 Bagaimana kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap


11

komitmen organisasi karyawan pada PT. Kudus Karya Prima?

1.3.3 Bagaimana budaya organisasi berpengaruh terhadap komitmen

organisasi karyawan pada PT. Kudus Karya Prima?

1.3.4 Bagaimana pengembangan karir berpengaruh terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima?

1.3.5 Bagaimana kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima?

1.3.6 Bagaimana Budaya Organisasi berpengaruh terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima?

1.3.7 Bagaimana komitmen organisasi berpengaruh terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.4.1. Menganalisis pengembangan karir berpengaruh terhadap komitmen

organisasi karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.

1.4.2. Menganalisis kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap

komitmen organisasi karyawan pada PT. Kudus Karya Prima?

1.4.3. Menganalisis budaya organisasi berpengaruh terhadap komitmen

organisasi karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.

1.4.4. Menganalisis pengembangan karir berpengaruh terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima

1.4.5. Menganalisis kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap


12

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

1.4.6. Menganalisis budaya organisasi berpengaruh terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

1.4.7. Menganalisis komitmen organisasi berpengaruh terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

1.5. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, manfaat yang

diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan mengetahui

bagaimana organizational citizhenship behavior di perusahaan tersebut, sehingga

dapat dijadikan pedoman dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan

organizational citizhenship

1.5.2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman penulis

dalam praktek bidang manajemen khususnya sumber daya manusia, menambah

pengalaman dalam menganalisis dan menyelesaikan permasalahan kasus

dibidang sumber daya manusia, memperluas variabel-variabel di bidang sumber

daya manusia serta dapat berguna bagi PT. Kudus Karya Prima dalam

meningkatkan organizational citizhenship behavior.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengembangan Karir

2.1.1. Pengertian Pengembangan Karir

Karir merupakan perkembangan individu ke tingkat atau posisi yang

dapat dicapai selama periode kerja tertentu di perusahaan. Pengembangan karir

menggambarkan suatu keadaan terdapat peningkatan status individu di

perusahaan melalui jalur karir dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh

perusahaan (Samsudin, 2019:141). Mencapai kesuksesan dalam karir dapat diraih

oleh individu dengan melaksanakan beberapa aktivitas yang dapat memberikan

pengaruh kemajuan bagi karir individu yaitu: 1) berprestasi di perusahaan; 2)

melakukan upaya supaya dikenal oleh pimpinan; 3) permintaan untuk berhenti; 4)

bersikap setia pada organisasi; 5) mendapatkan pembimbing dan sponsor; 6)

peluang untuk berkembang (Samsudin, 2019:145)

Pengembangan karir organisasi adalah hasil yang berasal dari jalinan

antara karir individu dengan proses manajemen karir di organisasi. Perencanaan

karir merupakan suatu proses yang beroperasi secara sadar supaya: mengenal diri

sendiri, menemukan tujuan yang berkaitan dengan karir, dan pemrograman kerja,

pendidikan, experience, dan pengembangan. Manajemen karir adalah suatu

proses berkelanjutan yang dimulai dengan penyusunan, pelaksanaan dan

pemantauan rencana karir yang dilakukan oleh individu atau bersama-sama

melalui sistem karir organisasi (Gomes, 2019:214).


13
14

2.1.2. Tahapan Pengembangan Karir

Menurut beberapa orang karir dianggap sebagai promosi yang ada di

dalam organisasi. Setiap individu memiliki sudut pandang yang berbeda dalam

menafsirkan kata “karir”. Karir dapat berarti sebagai urutan tingkat yang

ditempati seseorang selama dia hidup. Namun demikian, dari sudut pandang

yang berbeda karir diartikan sebagai perubahan nilai, perilaku, dan motivasi

yang terjadi dikarenakan seseorang menjadi semakin dewasa. Hal Ini merupakan

karir yang subjektif. Kedua sudut pandang tersebut objektif dan subjektif,

berfokus kepada individu. Kedua sudut pandang tadi berpendapat bahwa orang

mempunyai beberapa tingkat pengendalian terhadap peruntungan mereka,

sehingga mereka dapat mengubah peluang untuk memberikan hasil yang

maksimal dan mendapat kepuasan yang berasal dari karir mereka. Berdasarkan

kedua sudut pandang tadi dapat memberikan asumsi bahwa aktivitas sumber

daya manusia haruslah mengenali tahap karir (career stage), dan membantu

para pegawai dengan tugas-tugas pengembangan yang ada dalam setiap tahapan

karir.

Tahapan pengembangan karir menurut (Simamora, 2016:146):

1. Karir awal adalah tahapan permulaan seseorang masuk kedalam sebuah

organisasi. Masih dalam tahap beradaptasi terhadap lingkungan kerja.

2. Karir pertengahan merupakan periode dimana seorang individu akan melalui

transisi atau perubahan dalam karir. Sudah lebih stabil dan memahami

tanggung jawab pekerjaannya.

3. Karir akhir, pada tahap ini karyawan akan bersiap untuk pensiun. Produktifitas
15

akan mengalami penurunan dari sebelumnya.

2.1.3. Proses Pengembangan Karir

Banyak orang beranggapan bahwa karir identik dengan kemajuan dalam

suatu organisasi. Karir memiliki dua fokus utama, yaitu: fokus internal dan fokus

eksternal. Fokus internal mengacu kepada cara seseorang melihat karirnya

sedangkan fokus eksternal mengacu kepada rangkaian posisi yang benar-benar

ditempati oleh seorang pekerja.

Pemahaman terhadap makna pengembangan karir dalam suatu organisasi

diperlukan pengujian atas dua proses utama, yakni:

1. Career planning. Usaha seseorang dalam membuat rencana dan

mewujudkan tujuan-tujuan karirnya sendiri. Ini merupakan suatu usaha yang

sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menjadi lebih sadar dan tahu akan

keterampilannya sendiri, kepentingan, nilai, peluang, hambatan, pilihan, dan

akibat-akibatnya. Proses ini mencakup upaya pengidentifikasian sasaran dan

tujuan yang terkait dengan karir, dan penetapan rencana guna mewujudkan

tujuan tersebut.

2. Career Management. Sistem yang mengacu kepada usaha organisasi

mendesain dan melaksanakan program pengembangan karirnya. Proses ini

lebih merupakan usaha yang bersifat formal, terorganisir, dan terencana

demi mencapai keseimbangan antara keinginan karir individu dengan

persyaratan tenaga kerja organisasi. Hal tersebut merupakan suatu

mekanisme untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di masa


16

sekarang dan di masa depan.

Proses pengembangan karir tersebut jika digambarkan akan tampak

seperti gambar dibawah ini:

Sumber: Gomes (2019:215)

Gambar 2.1

Proses Pengembangan Karir

2.1.4. Tujuan Pengembangan Karir

Secara umum, tujuan dari semua program pengembangan karir adalah

untuk mencocokkan kebutuhan dan tujuan karyawan dengan peluang karir yang

ada di organisasi pada masa sekarang dan masa depan. Pengembangan karir

yang disusun dengan baik akan mempermudah dalam menetapkan kebutuhan

karir mereka sendiri dan dapat menyesuaikan antara kebutuhan karyawan dengan

tujuan organisasi (Rivai & Sagala, 2019:291).

Berikut tujuan dilakukannya pengembangan karir oleh organisasi

(Mangkunegara, 2018:77):

a. Membantu mencapai tujuan individu dan organisasi.

Pengembangan karir dapat membantu organisasi dan individu untuk

mencapai. Ketika seorang pegawai yang berprestasi baik sukses


17

menempati jabatan yang tinggi, hal ini berarti tujuan organisasi dan

tujuan individu tercapai.

b. Memperlihatkan hubungan kesejahteraan pegawai.

Organisasi membuat rencana untuk karir pegawai dengan

meningkatkan kesejahteraannya, dengan tujuan pegawai lebih loyal

kepada organisasi.

c. Membantu pegawai menemukan kemampuan dan potensi.

Pengembangan karir membuat karyawan sadar akan kemampuan

yang dimiliki untuk menempati suatu posisi tertentu sesuai dengan

potensi dan keahliannya.

d. Memperkuat hubungan pegawai dengan organisasi.

Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai

terhadap organisasinya. Pegawai akan termotivasi melaksanakan

pekerjaan dengan baik.

e. Membuktikan tanggung jawab sosial.

Pengembangan karir dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman

dan positif sehingga pegawai menjadi lebih bermental sehat.

f. Berkontribusi dalam meningkatkan pelaksanaan program organisasi.

Pengembangan karir membantu program organisasi lainnya

mencapai tujuan organisasi.

g. Mengurangi turnover dan biaya kepegawaian.

Pengembangan karir dapat menurunkan tingkat turnover dan

menjadikan biaya kepegawaian lebih efektif.


18

h. Mengurangi keusangan profesi dan manajerial.

Pengembangan karir dapat menmberikan kesempatan karyawan

menempati profesi atau jabatan baru.

i. Memperkuat analisis dari keseluruhan pegawai.

Pengembangan karir bertujuan untuk meningkatkan analisis pegawai

dalam membuat rencana kerja dan kepegawaian.

j. Membangkitkan suatu pemikiran jangka panjang.

Pengembangan karir menciptakan pemikiran jangka panjang. Hal ini

dikarenakan untuk menempatkan seseorang kepada jabatan tertentu

perlu persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan jabatan yang

ditempati.

2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Karir

Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi

organisasi secara keseluruhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

pengembangan karir menurut (Utomo & Sugiarto, 2018:85):

a. Hubungan Pegawai dan Organisasi

Pada situasi ideal karyawan dan organisasi berada dalam hubungan

yang saling menguntungkan. Keadaan ideal akan mampu menciptakan

kondisi yang harmonis antara karyawan dan organisasi sehingga

menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Sebaliknya, jika

keadaan ideal ini gagal dicapai, maka yang terjadi adalah karyawan
19

dan organisasi cepat atau lambat akan mempengaruhi proses

pengembangan karir.

b. Personalitas Karyawan

Personalitas karyawan yang menyimpang menyebabkan terganggunya

manajemen karir karyawan seperti: terlalu emosional, apatis dan

ambisius. Karyawan yang apatis akan sulit dibina, karena karyawan

tidak peduli dengan karirnya sendiri. Karyawan yang cenderung

ambisius yaitu dengan memaksakan kehendak untuk mencapai tujuan

karir yang terdapat dalam manajemen karir.

c. Faktor-faktor Eksternal

Aturan dalam manajemen karir di suatu organisasi menjadi kacau

karena ada intervensi dari pihak luar. Karyawan yang mempromosikan

untuk jabatan yang lebih tinggi, akan dibatalkan karena ada orang

yang di drop dari luar organisasi. Masalah ini dapat mengacaukan

manajemen karir yang telah dirancang oleh organisasi.

d. Politicking dalam Organisasi

Faktor-faktor seperti intrik-intrik, kasak-kusuk, hubungan antar teman,

dan nepotisme yang lebih dominan dapat mempengaruhi karir

seseorang.

e. Sistem Penghargaan

Sistem manajemen sangat mempengaruhi banyak hal termasuk

manajemen karir karyawan. Organisasi yang tidak mempunyai sistem


20

penghargaan yang jelas akan cenderung memperlakukan karyawannya

secara subjektif.

f. Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan yang dimiliki sebuah organisasi sangat

mempengaruhi manajemen karir yang ada. Jika jumlah karyawan

sedikit, maka manajemen karir akan sederhana dan mudah dikelola.

g. Ukuran Organisasi

Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah

jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis

pekerjaan, dan jumlah personel karyawan yang diperlukan untuk

mengisi berbagai jabatan dan pekerjaan tersebut. Biasanya semakin

besar organisasi, semakin kompleks urusan manajemen karir

karyawan. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi karyawan

juga lebih banyak.

h. Kultur Organisasi

Organisasi juga mempunyai kultur dan kebiasaan-kebiasaan. Ada

organisasi yang cenderung berkultur profesional, objektif, rasional,

dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung feodalistik,

rasional dan demokratis, tetapi ada juga organisasi yang cenderung

menghargai prestasi kerja dan mementingkan senioritas karyawan.

i. Tipe Manajemen

Apabila manajemen cenderung tertutup maka keterlibatan karyawan

dalam hal pembinaan karirnya cenderung minimal. Sebaliknya jika


21

cenderung terbuka, demokratis maka keterlibatan karyawan dalam

pembinaan karir cenderung besar.

2.1.6. Indikator Pengembangan Karir

Adapun indikator pengembangan karir dalam penelitian ini menurut

(Lutfiyanto et al., 2020:238) ialah:

1. Perlakuan yang adil dalam berkarir

Memperlakukan karyawan dengan adil sangat penting dilakukan ketika

perusahaan melakukan pengembangan karir. Tidak memihak kepada karyawan

tertentu dan tetap berperilaku adil dengan berpedoman melihat hasil kerja serta

bagaimana sikap karyawan dalam bekerja. Mewujudkan sikap yang adil

terhadap karyawan bisa dilakukan dengan cara membuat standar promosi

berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tanpa

mencampur dengan pandangan pribadi terhadap karyawan tersebut, berpikir

rasional dan transparan kepada karyawan.

2. Sikap peduli para atasan langsung

Para atasan harus memperlibatkan diri secara langsung dalam melakukan

rencana pengembangan karir terhadap karyawan. Wujud sikap peduli atasan

yaitu dengan memberikan umpan balik kepada para karyawan mengenai

pelaksanaan pekerjaan atau tugas tiap karyawan sehingga tiap karyawan

mengetahui potensi yang harus mereka miliki. Sehingga dengan umpan balik

yang telah diberikan atasan bisa memberikan gagasan karyawan dalam

bertindak supaya kemungkinan mereka bisa dipromosikan semakin besar.


22

3. Memberikan informasi peluang promosi

Perusahaan harus menyediakan akses bagi pegawai mengenai adanya peluang

promosi. Proses pemilihan untuk mengisi lowongan sangat kompetitif ketika

perusahaan melakukan seleksi secara internal. Makanya diperlukan akses agar

pegawai mendapatkan informasi mengenai peluang promosi yang tersedia.

Apabila tidak adanya akses mendapatkan informasi tersebut maka para

pegawai akan berpikiran atasan mereka bersikap tidak adil dalam menerapkan

promosi jabatan di organisasi tersebut.

4. Ketertarikan untuk dipromosikan

Pendekatan yang bersifat fleksibel dan proaktif dinilai sesuai untuk

menciptakan ketertarikan para pegawai mengembangkan karirnya.

Ketertarikan mengembangkan karir bersifat sangat individualistik. Ada

berbagai faktor yang bisa memberikan pengaruh ketertarikan seseorang dalam

mengembangkan karir diantaranya faktor umur, jenis kelamin, macam dan

sifat pekerjaannya saat ini. Termasuk faktor lainnya seperti pendidikan,

pelatihan dan jumlah tanggungan.

5. Tingkat kepuasan

Kemajuan dalam berkarir sangat diinginkan oleh setiap individu untuk

meningkatkan kualitas dirinya. Tingkat kepuasan karyawan yang berbeda

menyadi penyebab patokan keberhasilan setiap individu juga beda. Ada

karyawan yang cepat merasa puas terhadap pencapain karir yang telah dimiliki

padahal dia bisa mencapai pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Namun, ada

juga karyawan yang masih merasa kurang terhadap pencapain karirnya saat ini
23

dan terus berusaha melakukan usaha paling maksimal untuk mencapai tingkat

yang lebih tinggi.

Menurut Hasibuan (2018:31) indikator pengembangan karir terdiri atas:

1) Pendidikan.

2) Pelatihan.

3) Mutasi.

4) Promosi Jabatan.

5) Masa Kerja

2.2. Kepemimpinan Transformasional

2.2.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional

Menurut Bass & Avolio (2019:63) mengemukakan bahwa kepemimpinan

transformasional tidak hanya mengakui kebutuhan bawahan, tetapi juga berusaha

meningkatkan kebutuhan tersebut dari tingkatan yang rendah sampai pada

tingkatan yang mapan. Oleh karena itu, proses kepemimpinan transformasional

dapat menghasilkan kemampuan bawahan untuk memimpin diri mereka sendiri

dan memperoleh imbalan melalui kemandirian yang kuat. Kepemimpinan

transformasional memiliki makna yang lebih kuat dan kompleks daripada

kepemimpinan transaksional. Pemimpin transformasional menaikkan tingkat

kesadaran pengikutnya tentang penting dan bernilai suatu hasil yang telah

direncanakan dan cara-cara untuk mencapainya.

2.2.2. Ciri Kepemimpinan Transformasional


24

Ciri khas kepemimpinan transformasional menurut (Karim, 2019:52):

1) Mempunyai visi yang besar dan memercayai intuisi.

2) Menempatkan diri sebagai motor penggerak perubahan.

3) Berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang.

4) Memberikan kesadaran pada bawahan akan pentingnya hasil

pekerjaan.

5) Memiliki kepercayaan akan kemampuan bawahan.

6) Fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman baru.

7) Berusaha meningkatkan motivasi yang lebih tinggi daripada sekedar

motivasi yang bersifat materi.

8) Mendorong bawahan untuk menempatkan kepentingan organisasi

diatas kepentingan pribadi atau golongan.

9) Mampu mengartikulasikan nilai inti (budaya/tradisi) untuk

membimbing perilaku mereka.

2.2.3. Indikator Kepemimpinan Transformasional

Indikator kepemimpinan transformasional yang digunakan dalam

penelitian ini menurut Gunawan (2016:62) sebagai berikut:

a) Pengaruh Ideal (Idealized Influence)

a. Merasa bangga dikaitkan dengan pemimpin.

b. Pemimpin bersedia mengorbankan kepentingan diri demi kebaikan

kelompok.

c. Perilaku pemimpin membangun rasa hormat dari karyawan.


25

d. Pemimpin menunjukkan punya kekuatan dan kepercayaan diri yang baik.

b) Inspirasi Motivasi (Inspirational Motivation)

a. Pemimpin berbicara dengan optimis mengenai masa depan.

b. Pemimpin berbicara dengan antusias mengenai penyelesaian masalah.

c. Pemimpin semangat menjelaskan visi dan misi yang ingin dicapai.

d. Pemimpin percaya bahwa tujuan perusahaan akan tercapai.

c) Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation)

a. Pemimpin bersikap kritis terhadap pertanyaan yang ditujukan kepada

bawahan.

b. Pemimpin mencari perspektif penyelesaian masalah yang berbeda.

c. Pemimpin membuat karyawan untuk melihat masalah dari beragam sisi.

d. Pemimpin menunjukkan cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan.

d) Perhatian yang bersifat Individual (Individualized Consideration)

a. Pemimpin merelakan waktunya untuk memberikan pelatihan dan

pengajaran pada bawahan.

b. Pemimpin memperlakukan tiap bawahan sebagai individu masing-masing.

c. Pemimpin mengganggap tiap bawahan memiliki keperluan, kemampuan

dan aspirasi yang berbeda dengan yang lainnya.

d. Pemimpin membantu bawahan untuk mengembangkan kemampuan.

Adapun indikator kepemimpinan transformasional menurut (Sudarwan &

Suparno, 2019):

1) Pembaharu.

2) Memberi teladan.
26

3) Mendorong kinerja bawahan.

4) Mengharmoniskan lingkungan kerja.

5) Memberdayakan bawahan.

6) Bertindak atas sistem nilai.

7) Meningkatkan kemampuan terus menerus.

8) Mampu menghadapi situasi yang rumit.

2.3. Budaya Organisasi

2.3.1. Pengertian Budaya Organisasi

Berikut definisi-definisi budaya organisasi dari beberapa ahli, seperti:

Budaya organisasi adalah pola pemikiran dasar yang diajarkan kepada personel

baru sebagai cara untuk merasakan, berfikir dan bertindak secara benar dari hari-

kehari (Luthans, 2016:137). Budaya organisasi mengacu ke sistem makna

bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari

organisasi- organisasi lain (Robbins & Judge, 2019:256). Sistem makna bersama

ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik

utama yang dihargai oleh organisasi itu. Secara umum, perusahaan atau

organisasi terdiri atas sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi

dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut

membentuk budaya organisasi. Secara sederhana, budaya organisasi dapat

didefinisikan sebagai kesatuan orang-orang yang memiliki tujuan, keyakinan

(beliefs), dan nilai-nilai yang sama (Suwarto & Koeshartono, 2017:54).


27

Berdasarkan beberapa definisi diatas menunjukkan bahwa budaya

organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,

harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta

mengikat yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi

berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan dan dimana

membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain.

Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan

memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan, nilai-nilai dan

mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi. Dengan

demikian, organisasi itu memaksimalkan potensi karyawan dan memenangkan

kompetisi. Budaya organisasi juga akhirnya akan berfungsi sebagai motivator

bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya (Sugiarto, 2018:63).

2.3.2. Karakteristik Budaya organisasi

Tujuh karakteristik primer yang membentuk budaya organisasi menurut

(Robbins & Judge, 2019:256):

1. Berinovasi dan ambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong

untuk berinovasi dan berani ambil resiko.

2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana para karyawan diharapkan

memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis, dan perhatian terhadap detail.

3. Berorientasi pada hasil. Manajemen fokus kepada hasil bukan pada teknik

dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.


28

4. Berorientasi kepada orang. Sejauh mana keputusan manajemen

mempertimbangkan dampak hasil-hasil pada orang yang ada di dalam

organisasi itu.

5. Organisasi berdasar tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan

berdasar tim, bukannya berdasar individu.

6. Keagresifan. Seberapa agresif dan kompetitif orang-orang itu dan tidak

bekerja santai.

7. Kemantapan. Kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo

bukannya pertumbuhan.

2.3.3. Fungsi Budaya Organisasi

Fungsi budaya organisasi (Suwarto dan Koeshartono, 2019:54), yaitu:

1. Budaya memiliki suatu peran menetapkan garis pembatas. Maksudnya

yaitu budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi

dengan yang lainnya.

2. Budaya memberikan rasa identitas kepada semua anggota organisasi.

3. Budaya menimbulkan komitmen kepada sesuatu yang lebih luas dari

pada kepentingan diri sendiri.

4. Budaya memperkuat stabilitas sistem sosial, budaya adalah perekat

sosial yang menyatukan organisasi dengan menetapkan standar yang

jelas dan tepat tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh

karyawan.
29

5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pemandu dalam membentuk dan

mengendalikan perilaku para karyawan.

2.3.4. Tujuan Penerapan Budaya Organisasi

Tujuan penerapan budaya organisasi menurut (Mangkunegara, 2018:63)

adalah supaya setiap individu yang ada di perusahaan atau organisasi berpegang

teguh dan patuh pada sistem nilai kepercayaan dan norma yang berlaku dalam

perusahaan atau organisasi tersebut serta sebagai bentuk bagaimana individu-

individu tersebut berperilaku dan melakukan hal yang membedakan satu

organisasi dengan yang lain. Organisasi ini ialah tempat dimana individu-

individu bekerja sama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan

organisasi organisasi.

2.3.5. Aspek Budaya Organisasi

Ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan adalah hakikat

budaya organisasi menurut (Robbins dan Judge, 2019:52):

1. Berinovasi dan berani mengambil resiko

karyawan didukung untuk selalu berinovasi dan berani mengambil

resiko.

2. Perhatian pada hal-hal rinci

Sejauh mana karyawan diharapkan memperhatikan hal-hal secara

rinci, presisi, dan analisis pada hal kecil sekalipun.

3. Orientasi pada hasil kerja


30

Sejauh mana manajemen lebih memperhatikan pada hasil

dibandingkan pada teknik dan proses yang digunakan dalam

mencapai hasil tersebut.

4. Orientasi pada anggota organisasi

Seluruh keputusan manajemen mempertimbangkan efek terhadap

manusia yang ada di organisasi ketimbang pada individu-individu.

5. Orientasi tim

Sejauh mana aktivitas-aktivitas kerja diorganisasi pada tim

ketimbang individu-individu.

6. Keagresifan

Melihat orang dengan perilaku agresif dan kompetitif ketimbang

santai dan pasif dalam bekerja.

2.3.6. Indikator Budaya Organisasi

Indikator yang digunakan dalam mengukur budaya organisasi menurut

(Ermawati & Ardana, 2018:6349):

1) Dorongan untuk mempunyai inisiatif untuk mengerjakan pekerjaan.

2) Dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan dengan tepat.

3) Senantiasa bekerja dengan menekankan hasil maksimal.

4) Pihak manajemen perusahaaan memotivasi untuk aktif mengambil

peluang.

5) Lebih senang menyelesaikan pekerjaan dengan kerjasama tim.

6) Dituntut untuk bekerja giat.


31

7) Merasa ketenangan dan keikhlasan melakukan pekerjaan.

Robbins & Judge (2019:52) menyatakan indikator budaya organisasi

yaitu sebagai berikut:

1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko

Karyawan selalu diberikan bantuan untuk melakukan inovasi dan

berani mengambil resiko dalam bekerja.

2) Perhatian pada hal-hal rinci

Karyawan diharapkan bekerja dengan presisi, analisis dan perhatian

pada hal-hal detail.

3) Orientasi hasil kerja

Sejauh mana manajemen memusatkan perhatian lebih pada hasil

ketimbang proses.

4) Orientasi pada anggota organisasi

Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan dampak

dari hasil tersebut atas seluruh orang yang ada dalam organisasi

ketimbang dampaknya kepada individu saja.

5) Orientasi tim

Bagaimana semua kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang

individu.

6) Keagresifan

Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang malas

dan pasif dalam bekerja.


32

2.4. Komitmen Organisasi

2.4.1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi diartikan sebagai identifikasi, loyalitas, dan

keterlibatan yang dinyatakan oleh pegawai oleh organisasi atau unit dari

organisasi. Komitmen organisasi merupakan respon afektif pada organisasi secara

menyeluruh, yang kemudian menunjukkan suatu respon afektif pada aspek khusus

pekerjaan sedangkan kepuasan kerja merupakan respon efektif individu didalam

organisasi terhadap evaluasi masa lalu dan masa sekarang, serta penilaian yang

bersifat individual bukan kelompok atau organisasi (Rivai & Sagala, 2019:41).

Komitmen organisasi adalah derajat seberapa jauh pegawai mengidentifikasikan

dirinya dengan organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi tertentu (Mowday

et al., 2018:10).

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen

David (2018:163) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi

komitmen karyawan. Berikut ini adalah keempat faktor tersebut:

1) Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja dan kepribadian.

2) Karakteristik pekerjaan, misalnya pengembangan karir, lingkup

jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan

dalam pekerjaan.

3) Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi,

kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional,


33

bentuk organisasi, budaya organisasi, kehadiran serikat pekerjaan, dan

tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.

4) Pengalaman kerja, Pengalaman kerja seorang karyawan sangat

berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi.

Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah

puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat

komitmen yang berlainan.

2.4.3. Aspek-aspek Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi dibagi menjadi tiga faktor menurut (Steers,

2018:63):

a. Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana

penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi. Identifikasi pegawai

tampak melalui sikap menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai

pribadi dan nilai-nilai organisasi, rasa kebanggaan menjadi bagian dari

organisasi.

b. Keterlibatan yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada

organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di

organisasi tersebut. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan menerima

hampir semua tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan padanya.

c. Loyalitas yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di

dalam organisasi. Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap

komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi


34

dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya

loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

Tiga tema yang berbeda dalam pendefinisian komitmen yaitu komitmen

sebagai suatu ikatan atau hubungan afektif (affective attachment) pada organisasi,

komitmen sebagai perceived cost (biaya yang dirasakan) yang berhubungan

dengan meninggalkan organisasi, dan komitmen sebagai suatu kewajiban untuk

tetap bertahan dalam organisasi. Ketiga bentuk dari komitmen ini disebut sebagai

affective commitment, continueance commitment dan normative commitment

(Meyer dan Allen, 2019:52).

a. Komitmen Afektif (Affective commitment)

Komitmen afektif didefinisikan sebagai sampai derajad manakah seorang

individu terikat secara psikologis pada organisasi yang mempekerjakannya

melalui perasaan seperti loyalitas, affection, karena sepakat terhadap tujuan

organisasi. Menurut definisi tersebut, maka komitmen afektif seorang

individu berhubungan dengan ikatan emosional atau identifikasi tersebut

dengan organisasi.

b. Komitmen Kontinuen (Continuance commitment)

Komitmen kontinuen adalah komitmen yang didasarkan pada kerugian bila

meninggalkan organisasi, yang seringkali diartikan sebagai calculative

commitment. Seorang pegawai memiliki komitmen kontinuan yang kuat

disebabkan meraka merasa membutuhkannya (need to) dan adanya

pertimbangan kerugian biaya bila meninggalkan organisasi (seperti pensiun,


35

status, senioritas), atau kesulitan mendapatkan alternatif pekerjaan di tempat

lain.

c. Komitmen Normatif (Normative Commitment)

Komitmen normatif adalah keyakinan dari pegawai bahwa dia merasa harus

tinggal atau bertahan dalam organisasi karena suatu loyalitas personal,

sehingga pegawai dengan komitmen normatif yang tinggi akan bertahan

dalam organisasi karena merasa harus melakukan hal itu, melalui kepatuhan

pada aturan yang ditetapkan organisasi dan tidak melakukan upaya untuk

meninggalkan organisasi.

2.4.4. Indikator Komimen Organisasi

Indikator yang digunakan dalam mengukur komitmen organisasi adalah

sebagai berikut (Ermawati & Ardana, 2018:6351).

1) Merasa senang menghabiskan sisa karir di organisasi.

2) Memiliki rasa suka duka terhadap organisasi.

3) Merasa bangga menjadi bagian organisasi.

4) Sangat sulit unyuk mendapatkan pekerjaan jika keluar dari organisasi.

5) Berkeinginan tetap di organisasi karena gaji.

6) Bekerja di organisasi merupakan kesempatan baik.

7) Bersedia dilibatkan dalam kegiatan organisasi.

8) Berkeinginan menghabiskan karir di organisasi.

9) Masih ada tanggung jawab jika ingin keluar dari organisasi.


36

Robbins & Judge (2019:101) mengelompokan komitmen organisasi

menjadi tiga indikator yang terpisah, yaitu:

1) Komitmen Afektif (Affective Commitment)

Komitmen afektif merupakan perasaan emosional untuk organisasi dan

keyakinan di dalam nilai-nilainya.

2) Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment)

Komitmen berkelanjutan merupakan nilai ekonomi yang dirasakan dari

bertahan dalam suatu organisasi dibandingkan dengan meninggalkan

organisasi tersebut.

3) Komitmen Normatif (Normative Commitment)

Komitmen normatif merupakan kewajiban seseorang untuk bertahan di

dalam suatu organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.

2.5. Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2.5.1. Pengertian Organizational Citizenhip Behavior (OCB)

Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini adalah tidak hanya

perilaku in-role tetapi juga perilaku extra-role ini disebut juga dengan

Organizational Citizen Behavior (OCB). Orang yang menampilkan perilaku OCB

disebut sebagai pegawai yang baik/good citizen (Robbins & Judge, 2019:52).

Perilaku pegawai yang disebut sebagai good organizational citizen adalah

pegawai yang melakukan tindakan yang mengarah pada terciptanya keefektifan

fungsi-fungsi dalam organisasi dan tindakan-tindakan tersebut secara eksplisit

tidak diminta (secara sukarela) serta tidak secara formal diberi penghargaan
37

(dengan insentif). Fitriastuti (2019:106) mendefinisikan Good organizational

citizen sebagai pegawai yang memberikan kontribusi terhadap organisasi secara

efektif, yang tidak secara eksplisit diminta oleh atasan atau tercantum dalam

deskripsi pekerjaannya (discretionary) dan tidak ada reward secara formal

(insentif).

OCB pertama kali di populerkan oleh Organ kemudian dikembangkan

oleh tokoh-tokoh lain. Organ et al. (2018:45) mendefinisikan OCB sebagai

perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan

sistem reward formal organisasi tetapi secara agregat meningkatkan efektivitas

organisasi. Tokoh lain seperti Luthans (2016:32) mendefinisikan OCB sebagai

perilaku yang bebas memilih, tidak diatur secara langsung atau eksplisit oleh

sistem penghargaan formal, dan secara bertingkat mempromosikan fungsi

organisasi.

OCB merupakan kontribusi individu yang melebihi tuntutan peran di

tempat kerja. OCB ini melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku menolong

orang lain, menjadi sukarelawan (volunteer) untuk tugas-tugas ekstra, patuh

terhadap aturan dan prosedur di tempat kerja. Perilaku-perilaku ini

menggambarkan “nilai tambah pegawai” yang merupakan salah satu bentuk

perilaku prososial, yaitu perilaku sosial positif, konstruktif dan bermakna

membantu (Aldag & Reschke, 2017:25). OCB merupakan istilah yang digunakan

untuk mengidentifikasi perilaku yang dilakukan pegawai diluar tugas utamanya,

akan tetapi perilaku ini diinginkan dan berguna bagi organisasi tersebut (Neamy

& Shokrkon, 2017:54).


38

Ciri-ciri perilaku yang termasuk OCB adalah membantu rekan kerja,

sukarela melakukan kegiatan ekstra ditempat kerja, menghindari konflik dengan

rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku

di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal atau tidak menyenangkan

ditempat kerja, memberi saran-saran yang membangun di tempat kerja, serta

tidak membuang-buang waktu ditempat kerja (Robbins & Judge, 2019:85).

OCB merupakan sikap yang banyak diharapkan organisasi untuk dimiliki

pegawainya. Hal tersebut dikarenakan OCB dianggap menguntungkan organisasi

yang tidak bisa ditumbuhkan dengan basis kewajiban peran formal maupun

dengan bentuk kontrak atau rekompensasi.

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Organizational Citizenship

Behavior (OCB)

Faktor–Faktor yang Mempengaruhi OCB Menurut Organ et al. (2016:15)

peningkatan OCB dipengaruhi:

a. Kepuasan Kerja

Karyawan yang puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara

positif tentang organisasinya, membantu rekan kerjanya, dan membuat

kinerja pekerjaan mereka melampaui target.

b. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi sebagai keinginan karyawan untuk tetap

mempertahankan keanggotaan dirinya dalam organisasi, bersedia

melakukan usaha yang tinggi demi mencapai sasaran organisasi.


39

c. Kepribadian

bahwa perbedaan individu merupakan prediktor yang memainkan

peran penting pada seorang karyawan, sehingga karyawan akan

menunjukkan OCB mereka.

d. Moral Karyawan

Moral merupakan kewajiban-kewajiban susila seseorang terhadap

masyarakat atau organisasinya.

e. Motivasi

Motivasi sebagai kesediaan untuk melakukan usaha yang tinggi demi

mencapai sasaran organisasi sebagaimana di persyaratkan oleh

kemampuan usaha itu untuk memuaskan sejumlah kebutuhan individu.

f. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kecenderungan orientasi aktifitas pemimpin

ketika mempengaruhi aktifitas bawahan untuk mencapai tujuan dan

sasaran organisasi.

g. Budaya organisasi

Budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang terdapat pada suatu

organisasi dan dijadikan sebagai tuntunan organisasi atau perusahaan

sehingga mampu membedakannya dengan organisasi lain.

h. Pengembangan Karir

Pengembangan karir adalah proses yang dilakukan demi meningkatkan

keterampilan karyawan untuk mencapai tingkat karir yang diinginkan.


40

2.5.3. Indikator Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Lutfiyanto et al. (2020:149) menyatakan bahwa ada lima indikator

penilaian OCB pada karyawan:

1. Alturism (Sikap mengutamakan orang lain)

Memberikan bantuan kepada pegawai lain dengan suka rela tanpa

adanya paksaan pada pekerjaan yang berkaitan dengan operasional

organisasi.

2. Courtesy (Sikap menghormati orang lain)

Membantu meringankan permasalahan pekerjaan yang sedang dihadapi

orang lain atau pegawai lain.

3. Sportsmanship (Toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal)

Karyawan mau bersikap toleransi dengan tidak mengeluh dan tidak

memperbesar permasalahan yang ada di organisasi.

4. Civic Virtue (Berpartisipasi dengan sukarela demi kemajuan organisasi)

Berpartisipasi secara aktif dan sukarela dalam mendukung terwujudnya

fungsi organisasi agar kegiatan organisasi berjalan dengan baik.

5. Conscientiousness (Bekerja melebihi yang disyaratkant)

Bekerja dengan seksama dan melakukan pekerjaan diatas standar yang

diberikan organisasi.

Podsakoff et al. (2018:52) membagi OCB menjadi tujuh indikator:

1. Perilaku membantu.

2. Kepatuhan terhadap organisasi.


41

3. Sportsmanship

4. Loyalitas.

5. Inisiatif individual

6. Kualitas sosial.

7. Perkembangan diri.

2.6. Penelitian Terdahulu

Prabowo & Setiawan (2019:11) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

Servant Leadership dan Komitmen Organisasional Karyawan terhadap Organizational

Citizesnhip Behavior (OCB) pada Blue Bird Group Surabaya. Penelitian tersebut

didapatkan kesimpulan bahwa Servant Leadership tidak berpengaruh signifikan

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Penelitian juga menunjukkan

hasil bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB).

Gunawan (2016:65) meneliti dengan judul Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT First

Marchinery Tradeco Cabang Surabaya. Penelitian menyimpulkan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Organizational Citizenship Behavior karyawan.

Haryati et al. (2016:112) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Persepsi Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi
42

kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap organizational

citizenship behavior.

Ermawati, Ardana (2018:6355) telah mengerjakan penelitian yang berjudul

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap

Komitmen Organisasional pada BPR di Kabupaten Klungkung. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional, budaya

organisasional dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat kepemimpinan

transformasional dan budaya organisasi maka semakin kuat komitmen organisasional

karyawan.

Yusra (2020:67) membuat sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi

Kerja, Pengembangan Karir, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational

Citizenship Behavior Pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh dengan Kepuasan

Kerja sebagai Variabel Intervening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-

masing variabel motivasi kerja, pengembangan karir dan komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB dan kepuasan kerja. Variabel

kepuasan kerja memediasi pengaruh motivasi kerja, pengembangan karir dan komitmen

organisasi terhadap OCB.

Subawa & Suwandana (2017:11) melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Komitmen organisasional


43

berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior.

Aisyah & Wartini (2016:241) telah melaksanakan penelitian yang berjudul

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kualitas Kehidupan Kerja Pada

Organizational Citizenship Behavior (OCB) melalui Komitmen Organisasi.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian itu adalah transformasional berpengaruh

langsung kepada OCB dan komitmen organisasi. Artinya semakin tinggi peran

kepemimpinan transformasional maka akan meningkatkan OCB dan komitmen

organisasi karyawan. Komitmen organisasional berpengaruh pada OCB artinya

semakin tinggi komitmen organisasional yang dimiliki karyawan maka akan

meningkatkan OCB. Komitmen organisasional tidak memediasi pengaruh

kepemimpinan transformasional terhadap OCB. Artinya peran pemimpin

transformasional belum dapat mendorong komitmen organisasional sehingga tidak

menumbuhkan inisiatif karyawan untuk melakukan OCB.

Lutfiyanto et al. (2020:170) membuat penelitian yang berjudul Pengaruh

Pengembangan Karir dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dengan

Organizational Citizenhsip Behavior sebagai variabel mediasi (Studi kasus pada

Pegawai Sekolah Menengah Kejuruan). Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan

bahwa Pengembangan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Organizational Citizenship Behavior pada pegawai Sekolah Menengah Kejuruan.

Selain itu hasil menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap OCB pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Vipraprastha et al. (2018:14) melakukan penelitian dengan judul The Effect of

Transformational Leadership and Organizational Commitment to Employee


44

Performance with Citizenship Organization Behavior (OCB) as Intervening Variables.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan komitmen

organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap OCB.

Jusuf et al. (2017:17) melakukan penelitian dengan judul The effect of career

development, leadership style and organizational culture on job satisfaction and

organizational commitment A weak organizational culture does not increase employee

job satisfaction and organizational commitment. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

secara umum tingkat kepuasan kerja pegawai berada pada tingkat yang rendah sehingga

belum mampu menciptakan komitmen organisasi pegawai ke arah yang tinggi

sedangkan di sisi lain pengembangan karir telah dilaksanakan dengan gaya dan

kepemimpinan yang baik serta menunjukkan atasan memberikan berdampak nyata

terhadap tingginya kepuasan kerja dan komitmen organisasi karyawan. Budaya

organisasi dan komitmen organisasi serta kepuasan kerja yang dalam praktiknya

terbukti belum terlaksana atau ditunjukkan dengan baik.

2.7. Pengaruh Antar Variabel

2.7.1. Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi memiliki andil yang cukup besar pada pencapaian

tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan. Komitmen kerja yang

tinggi diinginkan oleh manajer karna dapat dikaitkan dengan hasil posiif yang

diharapkan. Komitmen pada organisasi yang tinggi merupakan suatu tanda

bahwa suatu organisasi dikelolah dengan baik dan pada dasarnya merupakan

hasil manajemen prilaku yang efektif. Soekidjan (2019:42) mengungkapkan


45

bahwa komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan

perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Byars & Rue

(2016:32) menyatakan bahwa salah satu faktor terbentuknya komitmen kerja

adalah faktor pengembangan karir, karena itu perusahaan harus membuat sistem

pengembangan karir sebaik-baiknya agar para karyawannya tetap termotivasi

untuk bekerja dengan baik dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap

perusahaan.

Karyawan akan melihat pengembangan karir mereka berdasarkan

pengalaman yang mereka dapat selama bekerja di perusahaan yang

bersangkutan. Bagaimana karyawan memandang tanggung jawab, jabatan dan

wewenang yang mereka miliki akan mempengaruhi tingkat komitmen mereka.

Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (2017:75) yang mengatakan bahwa jika

para pegawai melihat dan menilai bahwa prospek karirnya dalam perusahaan

cerah, maka akan terdorong untuk lebih produktif dalam bekerja, mempunyai

motivasi yang kuat, loyal dan mempunyai komitmen kerja yang tinggi dalam

perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusuf et al. (2017:17)

yang menyatakan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan

terhadap komitmen organisasi.

2.7.2. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Komitmen

Organisasi

Pemimpin transformasional menaikkan tingkat kesadaran pengikutnya

tentang penting dan bernilai suatu hasil yang telah direncanakan dan cara-cara
46

untuk mencapainya. Pemimpin transformasional dalam mempengaruhi

pegawainya untuk mendorong pegawai lebih sadar akan pentingnya suatu

pekerjaan, mendorong pegawai untuk lebih mementingkan organisasi daripada

kepentingan pribadi, mendorong dan meningkatkan kebutuhan pegawai menuju

yang lebih tinggi. Jadi kepemimpinan transformasional melibatkan

pengembangan hubungan yang lebih dekat dengan pegawai yang akan

berdampak meningkatkan komitmen pegawai (Bass & Avolio, 2019:63).

Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu di antara sekian gaya

kepemimpinan yang dipandang lebih lengkap dan memiliki banyak keunggulan

terutama terhadap perubahan organisasi.

Didalam suatu organisasi atau perusahaan manusia berperan aktif untuk

setiap kegiatan perusahaan, karena manusia sebagai perencana, pelaku dan

membantu terwujudnya organisasi yang sudah disusun dan direncanakan serta

ditetapkan oleh perusahaan. Tolak ukurnya adalah bagaimana kepemimpinan

tersebut dapat dikembangkan kemudian dijalankan dan dipahami oleh para

karyawan. Pratama et al. (2016:3) dalam memelihara komitmen organisasi, peran

seorang pemimpin sangat dibutuhkan, dan kepemimpinan yang efektif menjadi

syarat utama. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam

kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang

dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti

bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi

kelemahan yang mereka miliki.


47

Subawa & Suwandana (2017:11) dalam penelitianya menyatakan

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Organizational Citizenship Behavior. Ermawati & Ardana (2018:6355) dalam

penelitiannya juga menyatakan komitmen transformasional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap komitmen organisasional.

2.7.3. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi

Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota

organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain dan

menjadi dasar karyawan untuk berperilaku dan sikap karyawan ketika bekerja

(Robbins & Judge, 2019:33). Budaya akan mempengaruhi sejauh mana anggota

organisasi dalam mencapai tujuan, oleh karena itu budaya organisasi menjadi

faktor yang berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota

organisasi untuk bertindak dan berperilaku. Budaya yang baik akan

mempengaruhi komitmen organisasi dalam menjalankan dan mengerjakan tugas-

tugasnya lebih baik. Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang diyakini oleh

semua anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan

organisasi lain dan menjadi dasar karyawan untuk berperilaku dan sikap

karyawan ketika bekerja (Mangkunegara, 2018:33).

Dengan kata lain, budaya akan mempengaruhi sejauh mana anggota

organisasi dalam mencapai tujuan, oleh karena itu budaya organisasi menjadi

faktor yang berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota

organisasi untuk bertindak dan berperilaku. Budaya yang baik akan


48

mempengaruhi kinerja karyawan dalam menjalankan dan mengerjakan tugas-

tugasnya lebih baik. Budaya organisasi mampu mempengaruhi secara positif

adalah faktor penting yang dapat menjelaskan variasi kinerja karyawan. Nilai-

nilai budaya yang diyakini bersama dapat menjadi pengikat organisasi dengan

karyawan. Dengan demikian, ikatan kuat tersebut dapat menimbulkan motivasi

karyawan untuk meningkatkan komitmen organisasi dalam menyelesaikan

pekerjaan secara maksimal (Hasibuan, 2018:75). Ermawati & Ardana

(2018:6355) dalam penelitiannya juga menyatakan budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional.

2.7.4. Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Organizational

Citizhenship Behavior

Karyawan memiliki peranan penting dalam memajukan perusahaan.

Maka dari itu perusahaan harus melakukan upaya untuk mendukung karyawan

bisa membantu terwujudnya kemajuan perusahaan. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan yaitu dengan melaksanakan perencanaan pengembangan karir bagi

karyawan. Pengembangan karir yang terencana dan dijalankan dengan baik akan

memberikan kemungkinan perusahaan unggul dan dapat bersaing dalam

lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Melalui pengembangan karir para

karyawan akan berusaha bekerja secara maksimal dan melakukan banyak

kontribusi dalam melakukan pekerjaannya.

Durbin et al. (2016:57) mengungkapkan pengembangan karir ialah

kegiatan kepegawaian yang dapat memberikan bantuan untuk para karyawan


49

dalam melakukan perencanaan karir masa depannya sehingga para karyawan dan

perusahaan bisa tumbuh dan berkembang bersama. Dessler (2018:63) melakukan

survei kepada karyawan yang telah memilih resign dari perusahaan. Hasil dari

survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas pegawai memutuskan

resign dari perusahaan dikarenakan tidak adanya dukungan mengembangkan

karir yang diberikan oleh pemimpin dan manajer terhadap mereka. Rivai &

Sagala (2019:41) menjelaskan bahwa pengembangan karir ialah proses yang

dilakukan untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan guna

mencapai karir yang mereka inginkan.

Karir ialah sebuah pekerjaan yang dipunya atau diperoleh oleh individu

selama hidupnya karena kepiawaian yang dimiliki. Berdasarkan berbagai

pendapat yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa

pengembangan karir merupakan salah satu prosedur yang dilakukan perusahaan

untuk karyawannya guna membantu meningkatkan kemampuan yang dimiliki

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Selain itu pengembangan karir

diharapkan sebagai upaya mengembangkan keterampilan karyawan yang

berkualitas dan akan memberikan hasil output yang optimal. Lutfiyanto et al.

(2020:170) mengungkapkan dalam penelitiannya juga menyatakan

pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB.

2.7.5. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap

Organizational Citizhenship Behavior

Dalam arti yang luas, kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan
50

tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu.

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau

seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma

birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu,

melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja asalkan seseorang

menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang lain ke arah tercapainya

suatu tujuan tertentu (Thoha, 2017:9). Adapun bentuk kepemimpinan adalah

terkait kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang diterapkan yang

cenderung beragam tergantung departemen yang dikelola oleh manajer,

misalnya manajer penjualan, manajer sumber daya manusia (HRD), manajer

promosi dan lain-lain. Manajer tersebut memiliki gaya kepemimpinan yang

berbeda dalam memimpin bawahannya.

Pakar organisasi menyimpulkan pentingnya OCB bagi keberhasilan

suatu organisasi karena OCB memiliki dampak positif bagi organisasi, seperti

meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan kinerja tim, dan mengurangi

tingkat turnover. OCB memiliki peran penting dalam membantu memperbaiki

efisiensi, efektivitas, dan kreativitas organisasi dengan andil dalam

transformasi sumber daya, inovasi dan adaptasibilitas (Organ et al., 2018:63).

Mulai dari awal beberapa karyawan perusahaan menunjukkan sudah melakukan

perilaku OCB. Terlihat dari karyawan yang bersedia untuk menggantikan rekan

kerja yang tidak dapat hadir, bersedia memberikan informasi kepada rekan

kerja, karyawan bersedia menjaga nama baik perusahaan, bersedia bekerja


51

lembur jika diperlukan, dan bersedia menerima kritik dari orang lain. Namun,

dengan memperhatikan perilaku OCB yang diterapkan masih kurang. Belum

semua karyawan menggunakan jam kerja secara maksimal dan masih adanya

karyawan yang melakukan urusan-urusan diluar pekerjaannya ketika berada di

kantor.

OCB secara tidak langsung dapat menghubungkan antara pemimpin

dengan karyawan, sehingga dapat membangun sikap dan perilaku sesuai

dengan strategi, visi dan misi yang dimiliki perusahaan. Pemimpin dapat

membuat cara kerja organisasi untuk mempertahankan, mengembangkan atau

mengubah OCB yang ada di organisasi. Mekanisme organizational citizenship

behavior yang diajarkan oleh seorang pemimpin kemudian akan disesuaikan

oleh para bawahannya melalui proses sosialisasi. Proses sosialisasi untuk

mengirimkan visi dan misi dari seorang pemimpin ke organisasi melalui

organizational citizenship behavior memerlukan kepemimpinan yang tepat,

sehingga dapat meningkatkan perilaku kewarganegaraan organisasi yang kuat.

Vipraprastha et al. (2018:14) dalam penelitiannya juga menuturkan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

OCB. Haryati et al. (2016:112) dalam penelitiannya juga menyatakan

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

OCB.

2.7.6. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizhenship

Behavior
52

Menurut (Oemar, 2018:45) banyak faktor yang mempengaruhi

munculnya perilaku OCB, salah satunya adalah budaya organisasi

(organization culture). Manfaat dari penerapan budaya organisasi yang baik

adalah dapat meningkatkan jiwa gotong royong, meningkatkan kebersamaan,

saling terbuka satu sama lain, meningkatkan jiwa kekeluargaan, membangun

komunikasi yang lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja, tanggap dengan

perkembangan dunia luar, yang sebagian besar merupakan bagian dari OCB.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Novliadi, 2017:52) yang mengemukakan

bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku OCB yang paling

penting adalah budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan suatu kondisi

awal yang memicu terjadinya OCB. Budaya organisasi dapat menjadi

penyebab atas berkembangnya OCB dalam suatu organisasi. Pada umumnya

didalam sebuah organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat,

karyawan merasa lebih ingin melakukan pekerjaannya melebihi apa yang telah

disyaratkan dalam uraian pekerjaan. Haryati et al. (2016:112) dalam

penelitiannya juga menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap OCB.

2.7.7. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational

Citizhenship Behavior

Komitmen individu terhadap organisasi yang tidak memberikan dampak

pada Organization Citizenship Behaviour (OCB). Apabila jika seorang pegawai

yang bekerja telah berkumpul dalam suatu organisasi dan seperti telah menjadi
53

keluarga kecil maka akan meningkatkan perilaku Organizational Citizenship

Behavior (OCB) seperti dapat menggantikan tugas rekan kerja yang tidak

masuk, membantu rekan kerjanya yang overload, tidak akan menciptakan

masalah dengan rekan kerja dan lain sebagainya, namun demikian hal ini

bertentangan dengan hasil penelitian yang terjadi pada pegawai (Prabawa &

Roza, 2016:41). OCB dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di

antaranya karena adanya kepuasan kerja dan komitmen karyawan (Robbins &

Judge, 2019:52). Ketika karyawan merasa puas dengan apa yang ada dalam

organisasi, maka karyawan akan memberikan hasil kinerja yang maksimal dan

terbaik.

Hal itu juga dengan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada

organisasi. Mereka akan melakukan apapun untuk memajukan perusahaan

karena yakin dan percaya pada organisasi di mana karyawan tersebut bekerja

(Luthans, 2016:63). Pada saat karyawan telah memiliki komitmen yang tinggi

terhadap perusahaan, maka karyawan tersebut dengan sepenuh hati memiliki

kepuasan dalam bekerja, dan rela melakukan tindakan yang bertujuan

memajukan perusahaan. Prabowo & Setiawan (2019:11) menyatakan komitmen

organisasional berpengaruh positif signifikan terhadap OCB.


54

2.8. Kerangka Pemikiran

Memahami uraian latar belakang, perumusan masalah hingga tinjauan penelitian

terdahulu, maka kema kerangka pemikiran sebagai berikut ini.

Pengembangan
karir
(X1)
H4

H1

Kepemimpinan H7
transformasiona Komitmen OCB
l (X2) organisasi (Y2)
H2 (Y1)
(X2)

H3
Budaya
H6
Organisasi
(X3)

H5

Sumber: Prabowo & Setiawan (2019), Gunawan (2016), Haryati et al. (2016),
Ermawati & Ardana (2018), Yusra (2020), Subawa & Suwandana (2017),
Aisyah & Wartini (2016), Lutfiyanto et al. (2020).

Gambar 1.2

Pengaruh Pengembangan Karir, Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya


Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior
Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi
(Studi Kasus Pada PT. Kudus Karya Prima)

2.9. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas mengenai teori-teori tentang variabel X


55

(pengembangan karir, kepemimpinan transformasional, budaya organisasi) dan

variabel Y (komitmen organisasi dan OCB) serta teori-teori yang menghubungkan

masing-masing variabel, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut ini.

H1: Ada pengaruh positif signifikan pengembangan karir terhadap komitmen

organisasi kerja karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.

H2: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap

komitmen organisasi kerja karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.

H3: Ada pengaruh positif signifikan budaya organisasi terhadap komitmen

organisasi kerja karyawan pada PT. Kudus Karya Prima.

H4: Ada pengaruh positif signifikan pengembangan karir terhadap

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

H5: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

H6: Ada pengaruh positif signifikan budaya organisasi terhadap organizational

citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

H7: Ada pengaruh positif signifikan komitmen organisasi terhadap

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini berusaha menjelaskan pengembangan karir, kepemimpinan

transformasional, dan budaya organisasi terhadap organizational citizhenship behavior

pada PT. Kudus Karya Prima, dengan menggunakan metode pengumpulan data

kuesioner, serta menggunakan pengujian kuesioner (uji instrumen data) yakni uji

instrumen, uji hipotesis menggunakan analisis jalur (SEM AMOS).

3.2. Variabel Penelitian

3.2.1. Jenis Variabel

Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau

membawa variasi pada nilai. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu

variabel terikat, variabel bebas dan variabel mediasi.

3.2.1.1. Variabel terikat (Variabel Endogen)

Variabel terikat yaitu variabel yang timbul dalam hubungan yang

fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat yaitu OCB (Y2).

3.2.1.2. Variabel bebas (Variabel Eksogen)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

terikat. Variabel bebas atau eksogen variable (X) yaitu variabel yang

mempengaruhi atau yang diselidiki pengaruhnya (Arikunto, 2018:99).


56
57

Sebagai variabel eksogen dalam penelitian ini adalah berikut ini.

1) Pengembangan karir (X1).

2) Kepemimpinan transformasional (X2).

3) Budaya organisasi (X3).

3.2.1.3. Variabel mediasi (Intervening Variable)

Variabel mediasi yaitu variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi

hubungan yang tidak langsung (Budiarto & Bukhori, 2017:30).

Penelitian ini yang menjadi variabel intervening yaitu komitmen

organisasi (Y1).

3.2.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian

diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi sebagai berikut:

3.2.2.1. Pengembangan Karir

Pengembangan karir organisasi merupakan outcomes yang berasal

dari hubungan antara karir seseorang dengan proses manajemen karir

organisasi. Adapun indikator pengembangan karir dalam penelitian (Lutfiyanto

et al., 2020:147) adalah sebagai berikut:

1) Perlakuan yang adil selama bekerja.

2) Kepedulian para atasan langsung.

3) Informasi mengenai peluang promosi.

4) Minat untuk dipromosikan individu dalam mengembangkan karirnya.


58

5) Tingkat kepuasan.

3.2.2.2. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional tidak hanya mengakui kebutuhan

bawahan, tetapi juga berusaha meningkatkan kebutuhan tersebut dari tingkatan

yang rendah sampai pada tingkatan yang mapan. Berikut ini indikator

kepemimpinan transformasional yang digunakan dalam penelitian (Gunawan,

2016:52):

1) Pemimpin bersedia mengorbankan kepentingan diri demi kebaikan

kelompok.

2) Pemimpin menjelaskan visi dan misi yang ingin dicapai.

3) Pemimpin mencari perspektif penyelesaian masalah yang berbeda.

4) Pemimpin memahami setiap bawahan memiliki kebutuhan,

kemampuan dan aspirasi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

3.2.2.3. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah pola pemikiran dasar yang diajarkan kepada

anggota baru sebagai cara untuk merasakan, berfikir dan berperilaku secara

benar dari hari-kehari. Indikator yang digunakan dalam mengukur komitmen

organisasi adalah (Ermawati & Ardana, 2018:6349):

1) Dorongan untuk mempunyai inisiatif untuk mengerjakan pekerjaan.

2) Dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan dengan tepat.

3) Senantiasa bekerja dengan menekankan hasil maksimal.


59

4) Pihak manajemen perusahaaan memotivasi untuk aktif mengambil

peluang.

5) Lebih senang menyelesaikan pekerjaan dengn kerjasama tim.

6) Dituntut untuk bekerja giat.

7) Merasa ketenangan dan keikhlasan melakukan.

3.2.2.4. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi diartikan sebagai identifikasi, loyalitas, dan

keterlibatan yang dinyatakan oleh pegawai oleh organisasi atau unit dari

organisasi. Indikator yang digunakan dalam mengukur komitmen organisasi

dalam penelian Ermawati & Ardana (2018:6351) adalah sebagai berikut:

1) Memiliki rasa suka duka terhadap organisasi.

2) Merasa bangga menjadi bagian organisasi.

3) Bekerja di organisasi merupakan kesempatan baik.

4) Bersedia dilibatkan dalam kegiatan organisasi.

5) Berkeinginan menghabiskan karir di organisasi

3.2.2.5. Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebagai perilaku yang

bebas memilih, tidak diatur secara langsung atau eksplisit oleh sistem

penghargaan formal, dan secara bertingkat mempromosikan fungsi organisasi.

Lima indikator penilaian OCB pada karyawan dalam penelitian (Lutfiyanto et al.,

2020:149):

1) Alturism (perilaku membantu rekan kerja)


60

2) Courtesy (menghargai orang lain)

3) Sportsmanship (bersikap toleransi terhadap keadaan yang kurang

ideal)

4) Civic Virtue (berpartisipasi sukarela untuk memajukan

organisasi)

5) Conscientiousness (bekerja melebihi standar)

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data penelitian merupakan data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang

berskala ukur interval (Sugiarto et al., 2019:18). Data kuantitatif yang dipakai

dalam penelitian ini berasal dari pengisian kuesioner responden.

3.3.2. Sumber Data

3.3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek

penelitian (Narimawati, 2017:47) menyatakan bahwa: Ada dua cara pokok untuk

memperoleh data primer, yaitu dengan cara berkomunikasi dengan objek yang

diteliti atau responden dan melakukan observasi. Komunikasi dengan responden

dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner, teknik pengumpulan data

dengan form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis

pada objek penelitian guna mendapat informasi.


61

3.3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri. Dalam hal ini

penulis mengumpulkan dan memperoleh data dengan cara mengutip dokumen

meliputi profil perusahaan.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa

hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang yang menjadi pusat

perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta

penelitian (Ferdinand, 2017:68). Penelitan ini yang menjadi populasi adalah

karyawan pada PT. Kudus Karya Prima sejumlah 170 orang.

Adapun untuk mengetahui ukuran sampelnya, menurut Arikunto

(2018:146) dapat digunakan teknik Slovin, dengan rumus sebagai berikut:

N
n=
1 + Ne 2

Keterangan: n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel dalam penelitian ini diambil

e = 0,05

170
Perhitungan: n =
1+ (170 x 0,052)
62

170

n=

1,425

= 119,29 responden dibulatkan 119 responden.

Teknik sampling menggunakan metode purposive sampling dimana karyawan

yang diambil adalah karyawan dengan pendidikan minimal SMA, dan masa kerja

minimal 2 tahun karena dinilai sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup dan

pengetahuan yang cukup terhadap perusahaan.

3.5. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1. Kuesioner

Kuesioner adalah jawaban tertulis dari informan atas daftar pertanyaan

dari peneliti mengenai deskripsi kerja, penempatan dan spesifikasi kerja terhadap

OCB pada PT. Kudus Karya Prima (Sugiyono, 2017:18).

3.5.2. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang berhubungan dengan

gambaran umum instansi/objek yang diteliti. Metode dokumentasi adalah metode

pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mempelajari atau mengutip

arsip-arsip dan catatan-catatan yang ada pada objek yang diteliti.

3.6. Uji Instrumen Data


63

Uji validitas dan uji reliabilitas perlu dikaji agar instrumen yang digunakan dalam

observasi ini berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.

3.6.1. Uji Validitas

Yusup (2018:20) menuturkan uji validitas mempersalahkan sejauh mana

alat ukur itu dapat mengukur variabel yang akan diukur secara tepat dan cermat

dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid atau tidaknya alat ukur itu bergantung pada

kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang diinginkan secara

tepat. Jenis uji validitas yang biasa digunakan secara umum adalah validitas rupa dan

validitas isi (Ghozali, 2018:74)

Pengujian validitas isi memakai metode analysis factor dengan cara

menghubungkan setiap item dengan skor total sebagai jumlah tiap skor item

sehingga didapatkan koefisien korelasi. Variabel dinyatakan valid atau tidak yaitu

dengan cara variabel itu diuji dengan membandingkan nilai component matriks atau

factor loadingnya dengan 0,5. Hasil dari pengujian itu jika menujukkan factor

loading yang lebih besar dari 0,5 berarti dikatakan valid dan jika lebih kecil item dari

variabel yang diuji maka di eliminasi (Gozali, 2018:12).

3.6.2. Uji Reliabilitas

Apabila variabel yang diukur dapat menghasilkan informasi data secara

stabil, konsisten, tidak banyak variasi dan akurat meskipun sudah dilakukan

pengujian secara terus-menerus maka instrumen pengumpulan data tersebut bisa

dianggap reliabel (Arikunto, 2018:171). Reliabilitas merupakan ukuran konsistensi

dari indikator-indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan sampai sejauh

mana masing-masing indikator tersebut dapat mengindikasikan variabel bentukan.


64

Reliabel dapat ditentukan menggunakan composite (construct) reliability dengan cut

off value minimun 0,6, sehingga dapat dinyatakan reliabel.

3.7. Pengolahan Data

Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik

pengolahan data sebagai berikut ini (Arikunto, 2018:235).

3.7.1. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada

jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang

sama Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.

3.7.2. Scoring

Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk

kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima

kategori penilaian, yaitu:

a. Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju.

b. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju.

c. Skor 3 diberikan untuk jawaban cukup setuju.

d. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju.

e. Skor 1 diberilkan untuk jawaban sangat tidak setuju.

3.7.3. Editing

Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperoleh

terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan

pemrosesan data dengan teknik statistik.


65

3.7.4. Tabulating

Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel,

sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas.

Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program

komputer.

3.8. Analisis Data

3.8.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu profil atau penggambaran responden dengan

menghitung rata-rata, standar deviasi (deskriptif statistik) (Arikunto, 2018:87).

3.8.2. Analisis Kuantitatif

3.8.2.1. Teknik Analisis SEM (Structural Equation Modelling)

Jawaban pertanyaan penelitian yang bertujuan mengungkap fenomena

sosial tertentu memerlukan analisis dan interpretasi data. Dengan demikian,

analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan dipahami. Model penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu model structural bertingkat dan untuk menguji hipotesis yang

diajukan maka menggunakan teknik analisis Structural Equation Model (SEM)

yang dioperasikan melalui program AMOS.

Penelitian ini menggunkan SEM karena SEM adalah seperangkat teknik

statistik yang memungkinkan pemeriksaan simultan dari serangkaian hubungan

yang relatif “rumit”. Model SEM juga memungkinkan peneliti untuk menjawab
66

pertanyaan regresi dan dimensi (yaitu untuk mengukur dimensi apa yang

digunakan dalam suatu konsep) (Ferdinand, 2017:52). Analisis model penelitian

dengan SEM dapat mengetahui dimensi suatu konstruk dan sekaligus mengukur

pengaruh atau hubungan antar dimensi yang teridentifikasi. Keuntungan

penelitian SEM dalam penelitian manajemen terletak pada kemampuannya untuk

mengkonfirmasi aspek-aspek dari suatu konsep atau faktor yang sangat sering

digunakan dalam manajemen dan kemampuannya untuk mengukur pengaruh

hubungan teoritis (Ferdinand, 2017:85). Penelitian ini menggunakan AMOS

karena memiliki kemampuan sebagai berikut:

a) Mengestimasi koefisien yang tidak diketahui dari persamaan struktur linier.

b) Menyertakan model yang mengandung variabel laten.

c) Berisi kesalahan pengukuran (error) baik pada variabel terikat maupun

variabel bebas.

d) Mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel terikat dan

variabel bebas.

e) Berisi hubungan timbal balik, simultan dan saling tergantung.

Sedangkan kelemahan SEM yang tersisa ialah SEM tidak menunjukkan

adanya akibat pengaruh antar variabel. SEM hanya membenarkan arti atau

hubungan antar variabel. Langkah-langkah untuk membuat model lengkapnya

adalah sebagai berikut:

3.8.2.2. Pengembangan Model Teoritis

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM ialah menemukan

atau mengembangkan model yang memiliki pembenaran landasan teori yang


67

kokoh. Seorang peneliti harus melakukan serangkaian pengkajian terhadap buku

atau acuan secara intens untuk mendapatkan pembenaran atas model teoritis yang

dikembangkannya.

3.8.2.3. Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)

Diagram jalur ini akan memudahkan peneliti untuk melihat hubungan

sebab akibat yang akan diuji. Flowchart diwakili oleh hubungan antara struktur

atau konstruk dengan panah. Panah lurus menerangkan hubungan sebab akibat

langsung antara satu struktur atau konstruk dengan struktur lainnya. Kurva antar

struktur dengan panah disetiap ujungnya menunjukkan korelasi antar struktur.

Model ini menunjukkan struktur atau konstruk eksogen dan endogen (Ferdinand,

2017:63).

1. Konstruk eksogen, dipahami juga sebagai variabel sumber atau variabel

independen yang tidak bisa diprediksi oleh variabel lain dalam model.

Konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah disebut konstruk

eksogen.

2. Konstruk endogen, adalah faktor yang diprediksi oleh satu atau lebih konstruk

yang bisa memprediksi satu atau lebih konstruk endogen lainnya, namun

konstruk eksogen hanya dapat berkaitan secara kausal dengan konstruk

endogen.

3.8.2.4. Melakukan Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan

Setelah menyusun teori atau mmengembangkan model teoritis dan

menggambarnya menjadi sebuah diagram alur, peneliti dapat memulai mengubah

spesifikasi model menjadi serangkaian persamaan:


68

Tabel 3.1

Spesifikasi Model

Variabel Endogen : Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error

Tabel 2.2

Model Persamaan Struktural

Komitmen organisasi Kerja = Pengembangan karir + Budaya Organisasi + e

Kepuasan Kerja = Pengembangan karir + Budaya Organisasi + Komitmen

organisasi Kerja + e

3.8.2.5. Pemilihan Jenis Matrik Input dan Estimasi Model

SEM hanya menggunakan matrik varians atau kovarians atau matrik korelasi

sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya. Jumlah sampel

memiliki peranan penting dalam mengestimasi dan interpretasi hasil-hasil SEM.

Ferdinand (2017:75) menyatakan bahwa jumlah sampel yang sesuai yaitu berkisar

antara 100-200. Langkah selanjutnya setelah mengembangkan model dan memilih

input data, peneliti harus memilih suatu program komputer yang bisa dipakai untuk

mengestimasi modelnya. Program AMOS dipakai untuk melakukan estimasi model

karena dianggap sebagai program yang cukup canggih dan mudah untuk digunakan.

3.8.2.6. Kemungkinan Adanya Masalah Identifikasi

Masalah atau problem identifikasi adalah masalah yang berkaitan dengan

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang


69

unit. Jika setiap estimasi yang dibuat mucul masalah identifikasi, maka model harus

ditinjau kembali dengan mengembangkan lebih banyak model konstruk.

3.8.2.7. Mengevaluasi Kriteria Goodness–of- fit

Pada langkah ini dilakukan pengujian dan evaluasi terhadap berbagai kriteria

goodness-of-fit. Langkah awalnya ialah menilai atau mengevaluasi apakah data yang

digunakan dapat dipastikan memenuhi asumsi–asumsi SEM yaitu (Ferdinand,

2017:75):

1. Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang memenuhi syarat dalam permodelan ini ialah dengan

minimum berjumlah 100 dan seterusnya menggunakan perbandingan 5

observasi untuk tiap estimasi parameter.

2. Pengujian Normalitas dan Linearitas

Distribusi data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas

terpenuhi sehingga data dapat diproses lebih lanjut untuk model SEM ini.

Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan melihat gambar histogram data

atau dapat diuji dengan metode-metode statistik. Setelah melakukan uji

normalitas selanjutnya melakukan uji linearitas yang bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan linear antar variabel dependen dengan

variabel independen.

3. Data Outliers

Data observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara unvariat

(disebabkan oleh variabel dependen) maupun multivariat (disebabkan oleh

kumpulan variabel independen) disebut sebagai data outliers. Maksud dari nilai
70

ekstrim yaitu nilai yang sangat jauh berbeda dari nilai lain dalam kelompok

observasi.

4. Multikolinierity dan Singularity

Cara untuk mendeteksi apakah pada data penelitian ada multikoliniearitas dan

singularitas, yaitu dengan mengamati determinan dari kovarian sampelnya.

Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil mengindikasikan adanya

masalah multikoliniearitas atau singularitas. Penanganan data yang bisa

dilakukan yaitu dengan cara mengeluarkan variabel yang menyebabkan

singularitas. Salah satu penanganan yang dapat diambil ialah dengan

menciptakan “composite variables”, kemudian digunakan dalam analisis

setelahnya.

3.8.2.8. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik

Terdapat beberapa macam fix index yang dipakai untuk mengukur kesesuaian

antara model yang dilakukan hipotesis dengan data yang disajikan. Berikut ini beberapa

index kesesuaian dan cut-off value-nya yang biasa digunakan untuk menguji apakah

sebuah model diterima atau ditolak yaitu (Ferdinand, 2017:75):

1. X2– Chi-square statistic

Apabila semakin kecil atau rendah nilai chi-square-nya maka model yang diuji

akan dianggap baik atau memuaskan. Semakin rendah nilai X2 semakin baik

model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p

> 0,005 atau p > 0,10.

2. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)


71

RMSEA merupakan indeks yang dipakai untuk mengukur kecocokan model

menggantikan chi square statistic dengan jumlah sampel yang besar. Apabila

nilai RMSEA ≤ 0,05 artinya close fit sedangkan bila nilai itu berada di antara

0,05<RMSEA≤0,08 artinya diterima sebagai model yang fit (good fit).

3. GFI (Goodness of Fit Indexs)

GFI adalah ukuran non statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0-1,

nilai yang tinggi dalam indeks ini berarti menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI (Adjusted Goodness Fit Indexs)

Nilai yang direkomendasikan adalah bila nilai AGFI sama dengan atau lebih

besar dari 0,90. AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang telah

disesuaikan.

5. Normated Chi Square CMIN / DF

CMIN / DF adalah ukuran yang didapat dari nilai chi square yang dibagi

dengan degree of freedom-nya. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima

kesesuaian model ini yaitu nilai yang kurang dari 2,0 atau 3,0.

6. TLI (Tucker Lewis Index)

Merupakan indeks incremental yang membandingkan sebuah model yang diuji

terhadap sebuah baseline model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai

acuan diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,95 dan nilai yang mendekati 1

berarti α very good fit. TLI kurang dipengaruhi oleh jumlah sampel.

7. CFI (Comparative Fit Index)


72

CFI merupakan index incremental. Rentang nilai sebesar 0-1, apabila nilai

semakin mendekati 1, dapat diidentifikasi sebagai tingkat kesesuaian yang

sangat baik (a very good fit) (Arbuckle & Marshall, 2017).

3.8.2.9. Interpretasi Model

Langkah terakhir yaitu menginterpretasikan model yang tidak memenuhi syarat

uji. Interpretasi dan modifikasi bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel

yang tidak signifikan dari model. Ketika model sudah diestimasi, residual harus

mendekati 0, dan distribusi frekuensi dari kovarians residualnya harus simetris. Model

yang baik memiliki kovarians residual standar yang kecil. Angka 2,58 adalah batas dari

nilai sisa ternormalisasi yang diizinkan, yang ditafsirkan signifikan dan statistik berada

di tingkat 5% yang menunjukkan kesalahan prediksi yang signifikan untuk sepasang

indeks (Ferdinand, 2017:75).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Kudus Karya Prima

PT. Kudus Karya Prima berdiri pada tahun 1998 di Kota Kudus, PT. Kudus

Karya Prima menjadi produsen furnitur primer dan eksportir Jawa Tengah,

Indonesia. Selama bertahun-tahun perusahaan tumbuh dalam kualitas dan

keragaman produk-produknya. Saat ini PT. Kudus Karya Prima berada di desa

Terban, perusahaan ini memberikan peluang lebih besar kepada masyarakat

sekitar untuk bisa bekerja dengan perusahaan. Di dunia PT. Kudus Karya Prima

dikenal sebagai pemasok furnitur terkemuka yang mengutamakan kualitas

produknya, sesuai dengan aturan pemerintah Indonesia untuk pengelolaan hutan

(perum perhutani) dan kualitas ISO 9001: 2000 standar kelas internasional. Saat

ini PT. Kudus Karya Prima masih terus-menerus menyediakan mitra kerja di

Asia, Australia, Eropa dan Amerika Utara dengan furniture creative hampir tak

terbatas.

4.1.2. Visi dan Misi dari Perusahaan

a. Visi Konsistensi tercapainya kerja, karyawan dan produk Kudus

Karya Prima (KKP) berkualitas, guna kepuasan pelanggan.

b. Misi

73
74

1. Menyediakan sistem kerja melalui penerapan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000.

2. Memberikan motivasi kepada karyawan untuk melaksanakan

pekerjaan guna pencapaian sasaran yang telah ditentukan dari

masing-masing bagian.

3. Mengoptimalkan karyawan dalam melakukan pekerjaan melalui

pendidikan dan pelatihan.

4. Menjaga kesinambungan sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 dengan selalu berpedoman pada standar yang telah

ditentukan agar hasil produk tidak menyimpang.

5. Melakukan perubahan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

ke standar yang lain, jika perusahaan ingin mengembangkan

usahanya yang disesuaikan dengan dinamisasi kebutuhan

perusahaan itu sendiri.

4.1.3. Kebijakan Mutu Produk Perusahaan

a. PT. Kudus Karya Prima adalah suatu unit usaha yang bergerak

dalam bidang pembuatan garden furniture. Kesuksesan usaha ini

bertumpu pada pengalaman, keahlian, kemampuan dan mutu.

b. Kebijakan PT. Kudus Karya Prima adalah untuk memenuhi

keinginan pelanggan dan untuk dapat memenuhi atau bahkan lebih

dalam memberikan pelayanan yang professional sesuai dengan

persyaratan kontrak yang disetujui.


75

c. Menjamin bahwa kebijakan ini telah tercapai dan dipelihara secara

konsisten, PT. Kudus Karya Prima akan mengembangkan,

melaksanakan dan memelihara suatu sistem manajemen mutu yang

terdokumentasi sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2000.

d. Menghadapi pasar kompetitif PT. Kudus Karya Prima senantiasa

selalu meningkatkan ketrampilan personil dengan

menyelenggarakan pendidikan dan pelatian sesuai dengan

bidangnya untuk menyakinkan bahwa kami selalu memberikan

pelayanan yang professional, dengan semboyan, “Tercapainya

Kerja, Karyawan dan Produk (KKP) Berkualitas, Guna Kepuasan

Pelanggan”.

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Karakteristik Responden

Penelitian ini menjelaskan karakteristik responden pada PT. Kudus Karya Prima

yang didapat melalui kuesioner. Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana

disajikan pada Tabel 4.1, karakteristik responden mencakup jenis kelamin, masa kerja

dan tingkat pendidikan.


76

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Keadaan
No. Karakteristik Responden
Jumlah Persentase (%)

1 Jenis Kelamin

a. Laki-Laki 79 66,4

b. Perempuan 40 33,6

2 Masa Kerja

a. 2-5 tahun 44 37,0

b. 6-10 tahun 19 16,0

c. 11-15 tahun 18 15,1

d. 16-20 tahun 16 13,4

e. > 20 tahun 22 18,5

3 Tingkat Pendidikan

a. SMA 63 52,9

b. D1-D3 30 25,2

c. S1 26 21,8

Sumber: Data kuesioner (2021)

Tabel 4.1 di atas menunjukkan persentase kelompok jenis kelamin laki-laki

paling banyak 79 responden (66,4%) dan perempuan sebanyak 40 responden (33,6%),

hal ini menunjukkan bahwa laki-laki mendominasi dalam jumlah karyawan dikarena

pekerjaan lebih mengutamakan kekuatan fisik, sedangkan kekuatan fisik lebih dimiliki

oleh laki-laki. Masa kerja yang paling banyak adalah masa kerja 2-5 tahun sebanyak
77

44 responden (37,0%), masa kerja 6-10 tahun sebanyak 19 responden (16,0%), masa

kerja 11-15 tahun sebanyak 18 responden (15,1%), masa kerja 16-20 tahun sebanyak

16 responden (13,4%), masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak 22 responden

(18,5%), hal ini menunjukkan bahwa masa kerja didominasi dengan masa kerja antara

2-5 tahun yang artinya pegawai telah memiliki pengalaman kerja yang cukup

sehingga memiliki komitmen organisasi yang baik. Tingkat pendidikan paling tinggi

adalah SMA sebanyak 63 responden (52,9%), D1-D3 sebanyak 30 responden

(25,2%), S1 sebanyak 26 responden (21,8%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian

responden memiliki pendidikan SMA, yang artinya telah memiliki kemampuan

pengetahuan yang cukup baik, sehingga dengan kemampuan yang dimiliki tersebut

dan ditambah dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan individu tersebut dapat

mengembangkan karirnya di organisasi dan tetap bekerja dengan organisasi.

4.2.2. Tanggapan Responden TerhadapVariabel

4.2.2.1. Variabel Pengembangan Karir

Hasil analisis statistik deskriptif variabel pengembangan karir dengan

menggunakan skor rata-rata disajikan pada Tabel 4.2


78

Tabel 4.2
Frekuensi Variabel Pengembangan Karir

Frekuensi Jawaban (%) Mean


Butir Kuesioner
/Rata-rata
1 2 3 4 5 Total
Perlakuan yang adil
(X1_1) - 5,9 26,9 52,1 15,1 100 3,76
dalam berkarir

Kepedulian para atasan


(X1_2) - 1,7 26,9 36,1 35,3 100 4,05
langsung
Informasi tentang
(X1_3) berbagai peluang - 5,9 28,6 39,5 26,1 100 3,86
promosi
Minat untuk
dipromosikan seseorang
(X1_4) - 6,7 20,0 55,5 17,6 100 3,84
dalam perkembangan
karir
(X1_5) Tingkat Kepuasan - 5,9 27,7 54,6 11,8 100 3,72
Rata-Rata Pengembangan Karir (X1) = 3,85
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor rata-rata variabel

pengembangan karir PT. Kudus Karya Prima adalah sebesar 3,85 dengan demikian

karyawan PT. Kudus Karya Prima dapat dinyatakan sebagai besar responden menjawab

setuju atas kondisi pengembangan karir di perusahaan. Jawaban paling tinggi mengenai

kepedulian para atasan langsung dengan skor rata-rata 4,05 yang artinya atasan peduli

pada karyawan mengenai pengembangan karir para bawahannya. Sedangkan,

dibandingkan dengan jawaban indikator lainnya, jawaban paling rendah adalah

mengenai tingkat kepuasan yakni dengan skor rata-rata 3,72.

4.2.2.2. Variabel Kepemimpinan Transformasional

Hasil analisis statistik deskriptif variabel kepemimpinan transformasional


79

dengan menggunakan skor rata-rata disajikan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3
Frekuensi Variabel Kepemimpinan Transformasional

Frekuensi Jawaban (%) Mean


Butir Kuesioner
/Rata-rata
1 2 3 4 5 Total
Bersedia mengorbankan
(X2_1) - 9,2 32,8 43,7 14,3 100 3,63
kepentingan diri

Menjabarkan visi dan misi


(X2_2) 0,8 10,1 21,8 47,9 19,3 100 3,75
yang dicapai
Pimpinan mencari
(X2_3) perspektif penyelesaian - 5,9 20,2 34,5 39,5 100 4,08
masalah
Pimpinan menganggap tiap
bawahan memiliki
(X2_4) - 5,9 21,8 45,4 26,9 100 3,93
kebutuhan dan kemampuan
serta aspirasi yang berbeda
Rata-Rata Kepemimpinan Transformasional (X2) = 3,85
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata variabel

kepemimpinan transformasional PT. Kudus Karya Prima adalah sebesar 3,85 dengan

demikian karyawan PT. Kudus Karya Prima dapat dinyatakan sebagian besar

responden menjawab setuju atas kondisi kepemimpinan transformasional di

perusahaan. Jawaban paling tinggi mengenai pimpinan mencari perspektif penyelesaian

masalah dengan skor 4,08 yang artinya pimpinan telah berusaha melakukan pencarian

perspektif penyelesaian masalah yang dialami para bawahannya. Sedangkan,

dibandingkan dengan jawaban indikator lainnya, jawaban paling rendah adalah

mengenai bersedia mengorbankan kepentingan diri dengan skor 3,63.


80

4.2.2.3. Variabel Budaya Organisasi

Hasil tanggapan responden mengenai variabel budaya organisasi yang

menggunakan rata-rata disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4
Frekuensi Variabel Budaya Organisasi

Frekuensi Jawaban (%) Mean


Butir Kuesioner
/Rata-rata
1 2 3 4 5 Total

(X3_10) Dorongan untuk - 1,7 22,7 54,6 21,0 100 3,95


mempunyai inisiatif

(X3_11) Dituntut dalam - 1,7 28,6 46,2 23,5 100 3,92


menyelesaikan pekerjaan
Senantiasa bekerja dengan
(X3_12) menekankan hasil - 2,5 22,7 55,5 19,3 100 3,92
maksimal
Pihak manajemen
(X3_13) perusahaan memotivasi - 0,8 21,0 33,6 44,5 100 4,22
untuk aktif mengambil
peluang
Lebih senang
(X3_14) menyelesaikan pekerjaan - 3,4 11,8 64,7 20,2 100 4,02
dengan kerjasama tim
Bekerja giat menjalankan
(X3_15) tugas yang sudah menjadi - 1,7 17,6 42,9 37,8 100 4,17
tanggung jawab pekerjaan
Merasakan ketenangan dan
(X3_16) keikhlasan melakukan - 6,7 29,4 41,2 22,7 100 3,80
pekerjaan
Rata-Rata Budaya Organisasi (X3) = 4,00
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata variabel budaya organisasi

adalah sebesar 4,00 sehingga dinyatakan bahwa responden setuju atas kondisi budaya

organisasi yang tinggi di perusahaan. Jawaban paling tinggi mengenai pihak


81

manajemen perusahaan memotivasi untuk aktif mengambil peluang dengan perolehan

skor 4,22 artinya pihak manajemen telah memberikan motivasi untuk selalu aktif

mengambil peluang. Sedangkan, dibandingkan dengan jawaban indikator lainnya,

jawaban paling rendah adalah mengenai rasa tenang dan keikhlasan melakukan

pekerjaan yakni dengan skor 3,80.

4.2.2.4. Variabel Komitmen Organisasi

Hasil tanggapan responden mengenai variabel komitmen organisasi yang

menggunakan engan menggunakan skor rata-rata disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi

Frekuensi Jawaban (%)


Mean
Butir Kuesioner
/Rata-rata
1 2 3 4 5 Total

(Y1_17) Memiliki rasa suka suka - 9,2 21,8 42,9 26,1 100 3,86
terhadap organisasi

(Y1_18) Merasa bangga menjadi 1,7 5,0 17,6 56,3 19,3 100 3,87
bagian organisasi

(Y1_19) Bekerja di organisasi - 5 33 51 30 100 3,89


merupakan kesempatan baik

(Y1_20) Bersedia dilibatkan dalam 1,7 1,7 20,2 55,5 21,0 100 3,92
kegiatan organisasi

Berkeingian membangun - 4,2 22,7 47,1 26,1 100 3,95


(Y1_21)
karir di organisasi
Rata-Rata Komitmen Organisasi (Y1) = 3,90
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).
82

Tabel 4.5. menunjukkan bahwa skor rata-rata variabel komitmen organisasi

adalah sebesar 3,90 dengan demikian responden dalam penelitian ini dapat

dikategorikan memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Jawaban paling tinggi

mengenai karyawan berkeinginan membangun karir di organisasi dengan skor 3,95

yang artinya sebagia besar karyawan memiliki komitmen dengan berkeinginan

membangun karir di organisasi. Sedangkan dibandingkan dengan jawaban indikator

lainnya, jawaban paling rendah adalah mengenai memiliki rasa suka terhadap

organisasi yakni dengan skor rata-rata 3,86.

4.2.2.5. Variabel Organizational Citizenship Behavior

Hasil jawaban respondan dalam tanggapan OCB dengan memakai satuan skor

rerata yang disajikan pada tabel 4.6.


83

Tabel 4.6
Frekuensi Variabel OCB
Frekuensi Jawaban (%)
Mean
Butir Kuesioner /Rata-
1 2 3 4 5 Jumlah rata

(Y2_22) Perilaku membantu rekan 0,8 5,9 20,2 64,7 8,4 100 3,70
kerja

(Y2_23) Menghargai orang lain 0,8 9,2 25,2 42,9 21,8 100 3,76

(Y2_24) Mentolelir keadaan yang - 1,7 22,7 55,5 20,2 100 3,94
kurang ideal

(Y2_25) Partisipasi sukarela untuk 0,8 5,0 16,0 52,1 26,1 100 3,97
kemajuan organisasi

(Y2_26) Bekerja melebihi standar - 1,7 17,6 65,5 15,1 100 3,94

Rata-Rata OCB (Y2) = 3,87


Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan tabel 4.6 memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden atas

tanggapan OCB sebesar 3,87 yang artinya bahwa sebagian besar responden menjawab

setuju. Jawaban paling tinggi mengenai partisipasi sukarela untuk kemajuan organisasi

dengan skor 3,97 yang artinya karyawan telah sukarela berpartisipasi untuk kemajuan

organisasi. Sementara itu, dibandingkan dengan tanggapan indikator lainnya, jawaban

paling rendah adalah mengenai perilaku membantu rekan kerja yakni rata skor 3,70.

4.3. Analisis Data

4.3.1. Uji Validitas


84

Hasil pengujian uji validitas dengan indikator pengukuran memakai program

Amos disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7
Uji Validitas

Validitas
Variabel Item
Korelasi Keterangan

X1_1 0,726 Valid


X1_2 0,783 Valid
Pengembangan
X1_3 0,843 Valid
Karir
X1_4 0,795 Valid

X1_6 0,754 Valid


X1_7 0,827 Valid
Kepemimpinan
X1_8 0,721 Valid
Tranformasional
X1_9 0,714 Valid

X2_10 0,696 Valid


X2_11 0,718 Valid
Budaya X2_12 0,749 Valid
Organisasi X2_13 0,723 Valid
X2_14 0,698 Valid
X2_15 0,760 Valid
Y1_18 0,714 Valid
Komitmenn Y1_19 0,716 Valid
Organisasi Y1_20 0,754 Valid
Y1_21 0,747 Valid
Y1_22 0,757 Valid
Y1_23 0,812 Valid
OCB Y1_24 0,758 Valid
Y1_25 0,766 Valid
Y1_26 0,708 Valid
Sumber: Hasil Analisis, (2021).

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai korelasi yang lebih besar dari 0,50.

Hasil uji validitas variabel pengembangan karir, kepemimpinan


85

transformasional, budaya organisasi, komitmen organisasi, OCB dapat

dikatakan valid.

4.3.2. Variance Exctracted (AVE)

Hasil analisis Variance Extracted (AVE) disajikan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8
Variance Exctracted (AVE)

AVE 0,500 Keterangan


No Variabel Penelitian

1 Pengembangan Karir
0,621 0,500 Valid
2 Kepemimpinan
0,571 0,500 Valid
Transformasional
3 Budaya Organisasi
0,525 0,500 Valid
4 Komitmen Organisasi
0,537 0,500 Valid
5 OCB
0,579 0,500 Valid
Sumber: Hasil analisis, (2021).

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan semua nilai Variance Extracted (AVE) di

atas 0,5. Hasil penelitian uji Variance Extracted (AVE) dapat dinyatakan bahwa

pengembangan karir, kepemimpinan transformasional, budaya organisasi,

komitmen organisasi dan OCB telah memenuhi syarat Variance Extracted

(AVE).

4.3.3. Dicriminant Validity

Hasil analisis Discriminant Validity disajikan dalam tabel 4.9.


86

Tabel 4.9
discriminant Validity

No Variabel Pengembangan Kepemimpinan Budaya Komitmen OCB


Karir Transformasional Organisasi Organisasi

1 Pengembangan
0,788
Karir
2 Kepemimpinan 0,755
0,582
Transformasional
4 Budaya Organisasi 0,207 0,252 0,724

5 Komitmen 0,793 0,723 0,389 0,733


Organisasi
6 OCB 0,849 0,787 0,971 0,971 0,761

Sumber: Data Primer yang diolah, (2021).

Hasil tabel 4.9 menunjukkan bahwa validitas diskriminan dapat dinyatakan

bahwa konstruk MSC yang mempunyai nilai akar kuadrat AVE yang lebih tinggi dari

pada nilai pengaruh dengan konstruk lainnya kecuali pada variabel endogen. Hasil

tersebut menyatakan konstruk dalam model penelitian ini dapat dikatakan memiliki

discrimant validity yang baik.

4.3.4. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel laten dapat disajikan dalam

tabel 4.10.
87

Tabel 4.10
Uji Reliabilitas

No Variabel Critical Standar Keterangan


Ratio

1 Pengembangan Karir 0,867 0,60 Reliabel

2 Kepemimpinan 0,841 0,60 Reliabel


Transformasional
3 Budaya Organisasi 0,869 0,60 Reliabel

4 Komitmen Organisasi 0,823 0,60 Reliabel

5 OCB 0,873 0,60 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan table 4.10 menunjukkan nilai critical ratio di atas nilai cut-

off nya sebesar 0,60. Nilai pengujian reliabilitas pada variabel pengembangan

karir, kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, komitmen organisasi,

dapat dikatakan reliable.

4.3.5. Structural Equal Modeling (SEM)

4.3.5.1 Evaluasi Atas Asumsi-Asumsi SEM

4.3.5.1.1 Normalitas Data

Hasil analisa dari assessment of normality menunjukkan tidak terdapat nilai

nilai pada kolom nilai critical ratio (C.R) di luar rentang  2,58. Hasil tersebut

menyatakan bahwa penelitian memiliki data yang dipakai telah sesuai persyaratan

normalitas data atau dapat dikatakan bahwa data penelitian dengan berdistribusi

normal, yang diluar rentang 2,58 sehingga dikatakan data memiliki distribusi normal.
88

4.3.5.1.2 Outliers

Pengujian multivariate outliers dengan menggunakan AMOS (uji outliers hasil

lengkapnya terlampir) menghasilkan nilai Mahalanobis d-squared senilai 48,051.

Menunjukkan hasil yang lebih kecil dari nilai Chi-Squares sebesar 164,682, sehingga

disimpulkan tidak ada kasus multivariate outliers pada responden yang dalam

penelitian ini telah berprestasi.

4.3.6 Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis)

4.3.6.1 Konstruk Eksogen (X)

Hasil pengujian CFA variabel eksogen yaitu pengembangan karir (X1),

kepemimpinan transformasional (X2), budaya organisasi (X3). Hasil uji konstruk

variabel variabel eksogen dievaluasi dengan mengacu pada goodness of fit indices

ditunjukkan gambar 4.1 sebagai berikut:


89

Gambar 4.1.
Konfirmatory Eksogen Tahap Awal
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan gambar model di atas dilakukan evaluasi terhadap goodness

of fit indices variabel eksogen tahap awal disajikan dalam tabel 4.11. sebagai

berikut:
90

Tabel 4.11
Goodness of Fit Indices Variabel Eksogen Tahap Awal

Goodness of fit index Cut-off Value* Hasil Model Keterangan

2 – Chi-square Diharapkan kecil 92,108 Baik


Df = 101 ≤ 125,46
Sign.Probability ≥ 0,05 0,725 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,912 Baik

GFI ≥ 0,90 0,915 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,885 Marginal

TLI ≥ 0,95 1,014 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Dari analisis konfirmatori pada variabel eksogen dari uji goodness fit model

pada nilai AGFI memilki nilai yang marginal untuk memperbaiki model dilakukan

menghilangkan indikator X1_5, dan X3_16. Hasil diperoleh disajikan dalam gambar

4.1.
91

Gambar 4.1.
Konfirmatory Eksogen Tahap Revisi
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan gambar model 4.1. di atas dilakukan evaluasi terhadap

goodness of fit indices variabel eksogen tahap revisi disajikan dalam tabel 4.12

sebagai berikut:
92

Tabel 4.12
Goodness of Fit Indices Variabel Eksogen Tahap revisi

Goodness of fit index Cut-off Value* Hasil Model Keterangan

2 – Chi-square Diharapkan kecil 59,299 Baik


Df = 74 ≤ 95,08
Sign.Probability ≥ 0,05 0,893 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,801 Baik

GFI ≥ 0,90 0,936 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,909 Baik

TLI ≥ 0,95 1,026 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Evaluasi model yang telah diajukan menunjukkan bahwa evaluasi model

terhadap konstruk secara keseluruhan menghasilkan nilai di atas kritis. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan uji

kesesuaian model selanjutnya.

4.3.6.2. Konstruk Endogen (Y)

Hasil pengujian CFA variabel eksogen yaitu pengembangan karir (X1),

komitmen organisasi (Y1), OCB (Y2). Hasil uji konstruk variabel variabel eksogen

dievaluasi dengan mengacu pada goodness of fit indices ditunjukkan gambar 4.2.
93

Gambar 4.2.
Konfirmatory Endogen Awal
Sumber: Data Primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan gambar model 4.2 di atas dilakukan evaluasi terhadap

goodness of fit indices variabel eksogen tahap awal. Kemudian disajikan dalam

tabel 4.13 sebagai berikut:

a.
94

Tabel 4.13
Goodness of Fit Indices Variabel Endogen Tahap Awal (Y)

Goodness of fit index Cut-off Value* Hasil Model Keterangan

2 – Chi-square Diharapkan kecil


40,000 Baik
DF = 34 ≤ 48,60
Sign.Probability ≥ 0,05 0,221 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 1,176 Baik

GFI ≥ 0,90 0,945 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,912 Baik

TLI ≥ 0,95 0,986 Baik

CFI ≥ 0,95 0,989 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,039 Baik

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Dari analisis konfirmatori pada variabel endogen dari uji goodness of fit model

pada nilai AGFI memilki nilai yang marginal untuk memperbaiki model dilakukan

menghilangkan indicator Y1_21, dan hasil diperoleh sebagai berikut:


95

Gambar 4.2.
Konfirmatory Endogen Revisi

Sumber: Data primer yang diolah (2021).

Berdasarkan gambar model 4.2 diatas dilakukan evaluasi terhadap Goodness of

Fit Indices Endogen Revisi. Nilai kritisnya disajikan dalam tabel 4.14 sebagai berikut:
96

Tabel 4.14
Goodness of Fit Indices Variabel Endogen Tahap Revisi (Y)

Goodness of fit index Cut-off Value* Hasil Model Keterangan

2 – Chi-square Diharapkan kecil 17,231 Baik


DF 26 ≤ 38,89
Sign.Probability ≥ 0,05 0,902 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,663 Baik

GFI ≥ 0,90 0,971 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,949 Baik

TLI ≥ 0,95 1,022 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Evaluasi model yang diajukan menunjukkan bahwa evaluasi model terhadap

konstruk secara keseluruhan menghasilkan nilai di atas kritis. Nilai itu menunjukkan

bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan uji kesesuaian model

selanjutnya.

4.3.6.3. Analisis Konfirmatori Full Measurement Model

Tahap analisis faktor konfirmatori pertama ini adalah tahap pengukuran yang

dilakukan terhadap indikator-indikator yang membentuk variabel-variabel eksogen dan

endogen yang terdiri dari lima variabel dengan 26 indikator. Adapun hasil pengolahan

data untuk confirmatory factor analysis variabel eksogen dan endogen, ditunjukkan

gambar 4.3 berikut:


97

Gambar 4.3.
Full Measurement Model

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Adapun evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices pada full measurement model

ditunjukkan pada tabel 4.15.


98

Tabel 4.15
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Endogen (Y)

Hasil Model
Goodness of fit index Cut-off Value* Keterangan
Modifikasi

2 – Chi-square Diharapkan kecil 164,682 Baik


DF 220 ≤ 255,6
Sign.Probability ≥ 0,05 0,998 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,749 Baik

GFI ≥ 0,90 0,902 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,877 Baik

TLI ≥ 0,95 1,046 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Evaluasi model yang diajukan menunjukkan bahwa evaluasi model terhadap

konstruk secara keseluruhan menghasilkan nilai di atas kritis. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan uji

kesesuaian model selanjutnya.

4.3.6.4. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) atau Full Model

Sesudah measurement model dianalisis melalui faktor analisis konfirmatori

terlihat bahwa masing-masing variabel dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah

konstruk laten, maka full model Structural Equation Modelling (SEM) dapat dianalisis.

Hasil pengolahan data untuk analisis model SEM ditampilkan pada gambar 4.3.
99

Gambar 4.4
Analisis Structural Equation Modelling (SEM)

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Sama halnya dalam analisis faktor konfirmatori. Melakukan analisis Structural

Equation Modelling (SEM) juga dilakukan uji kesesuaian model (Goodness f fit test)

serta uji signifikansi kausalitas melalui uji koefisien regresi.


100

Tabel 4.16
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Komitmen Organisasi <--- Pengembangan Karir 0,546

Komitmen Organisasi <--- Kepemimpinan Transformasional 0,358

Komitmen Organisasi <--- Budaya Organisasi 0,185

OCB <--- Pengembangan Karir 0,261

OCB <--- Kepemimpinan Transformasional 0,186

OCB <--- Budaya Organisasi 0,195

OCB <--- Komitmen Organisasi 0,554


Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Mengacu pada hasil pengujian tahap akhir terhadap model keseluruhan, maka

dapat dituliskan persamaan model matematik dalam bentuk Structural Equation Model

(SEM) sebagai berikut:

Y1 =0,546 X1 + 0,358 X2 + 0,185 X3 R2 = 0,764 (1)

Y2 = 0,261 X1 + 0,186 X2 + 0,195 X3 + 0,554 Y1 R2 = 0,962 (2)

Nilai square multiple correlation yang dalam statistik dikenal dengan R2 dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai squared multiple correlation pada persamaan pertama adalah 0,764 Nilai ini

mengindikasikan bahwa 76,4% dari variasi nilai komitmen organisasi ditentukan

oleh variasi nilai variabel pengembangan karir, kepemimpinan transformasional,

dan budaya organisasi.


101

2) Nilai squared multiple correlation pada persamaan kedua yaitu 0,962. Nilai ini

mengindikasikan bahwa 96,2% dari variasi nilai kinerja ditentukan oleh variasi

nilai variabel pengembangan karir, kepemimpinan transformasional, dan budaya

organisasi, dan komitmen organisasi.

4.3.7. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yaitu menguji pernyataan menggunakan metode statistik

sehingga hasilnya dapat dinyatakan signifikan secara statistik. Tabel 4.17 menunjukkan

hasil uji hipotesis dengan melihat nilai p value. Jika nilai p value lebih kecil dari 0,05

maka hubungan antar variabel signifikan.

4.3.8. Analisis Pengaruh Langsung

Hasil estimasi nilai parameter pengaruh langsung antara variabel bebas dengan

variabel terikat ditampilkan pada tabel 4.17.

Tabel 4.17
Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung antar Variabel
Didasarkan Pada Model SEM

Estimate C.R. P

Komitmen Organisasi <--- Pengembangan Karir 0,546 4,766 0,000


Komitmen Organisasi <--- Kepemimpinan Transformasional 0,358 3,318 0,000
Komitmen Organisasi <--- Budaya Organisasi 0,185 2,368 0,018
OCB <--- Pengembangan Karir 0,261 2,460 0,014
OCB <--- Kepemimpinan Transformasional 0,186 2,201 0,008
OCB <--- Budaya Organisasi 0,195 3,245 0,001
OCB <--- Komitmen Organisasi 0,554 3,604 0,000
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).
102

Berdasarkan model empirik yang diajukan dalam penelitian ini dapat dilakukan

pengujian terhadap hipotesis yang diajukan melalui pengujian koefisien jalur pada

model persamaan struktural. Tabel 4.18 menyajikan hasil uji hipotesis dengan melihat

nilai p value. Jika nilai p value lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antar variabel

signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dianalisis menunjukkan hasil

estimasi nilai parameter pengaruh langsung antar variabel eksogen dan variabel

endogen terlihat dalam tabel 4.18.

Tabel 4.18
Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung antara Variabel
Berdasarkan Model SEM

Variabel Variabel Nilai Thitung


No P Keterangan
Berpengaruh Dipengaruhi Estimasi /C.R
Komitmen 0,546 4,766 0,000 Positif dan
Pengembangan Organisasi (Y1) signifikan
1 Karir (X1)
OCB (Y2) 0,261 2,460 0,014 Positif
signifikan
Komitmen 0,358 3,318 0,000 Positif
Kepemimpinan Organisasi (Y1) signifikan
2 Transformasional
(X2) OCB (Y2) 0,186 2,201 0,008 Positif
signifikan
Komitmen 0,185 2,368 0,018 Positif
Budaya Organisasi (Y1) signifikan
3 Organisasi (X3)
OCB (Y2) 0,195 3,245 0,001 Positif
signifikan

4 Komitmen OCB (Y2) 0,554 3,604 0,000 Positif


Organisasi (Y1) signifikan
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Interpretasi pada tabel 4.18 diuraikan sebagai berikut:

1) Pengujian Hipotesis 1
103

Perilaku hubungan pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi pada PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan

model persamaan struktural pendekatan AMOS 23 menghasilkan koefisien jalur

pengaruh langsung pengembangan karir dengan komitmen organisasi memiliki nilai

CR (>1,645) sebesar 4,766 dan probabilitas sebesar 0,000 (<0,05) dengan nilai

koefisien sebesar 0,546.

2) Pengujian Hipotesis 2

Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi pada PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan

model persamaan struktural pendekatan AMOS 23 menghasilkan koefisien jalur

pengaruh kepemimpinan transformasional dengan komitmen organisasi dengan

nilai CR (>1,645) sebesar 3,318 dan probabilitas sebesar 0,000 (<0,05) dengan nilai

koefisien sebesar 0,358.

3) Pengujian Hipotesis 3

Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi

kerja pada PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan model persamaan

struktural pendekatan AMOS 23 menghasilkan koefisien jalur pengaruh budaya

organisasi dengan komitmen organisasi dengan nilai CR (>1,645) sebesar 2,368

dan probabilitas sebesar 0,018 (<0,05) dengan nilai koefisien sebesar 0,185

4) Pengujian Hipotesis 4

Perilaku pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB

karyawan PT. Kudus Karya Prima. Melakukan uji hipotesis dengan model

persamaan struktural pendekatan AMOS 23 mendapatkan hasil koefisien jalur


104

pengaruh langsung antara pengembangan karir dengan OCB karyawan dengan

nilai CR (>1,645) sebesar 2,460 dan nilai probability sebesar 0,014 (<0,05) dengan

nilai koefisien sebesar 0,194.

5) Pengujian Hipotesis 5

Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB

PT. Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan model persamaan struktural

pendekatan AMOS 23 menghasilkan koefisien jalur pengaruh langsung

kepemimpinan transformasional dengan OCB dengan nilai CR (>1,645) sebesar

2,201 dan probabilitas sebesar 0,008 (<0,05) dengan nilai koefisien sebesar 0,008.

6) Pengujian Hipotesis 6

Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB karyawan PT.

Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan model persamaan struktural

pendekatan AMOS 23 menghasilkan koefisien jalur pengaruh langsung budaya

organisasi terhadap OCB dengan nilai CR 3,245 (>1,645) sebesar dan probabilitas

sebesar 0,001 (<0.05) dengan nilai koefisien sebesar 0,195.

7) Pengujian Hipotesis 7

Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada PT.

Kudus Karya Prima. Pengujian hipotesis dengan model persamaan struktural

pendekatan AMOS 23 menghasilkan koefisien jalur pengaruh langsung komitmen

organisasi terhadap OCB dengan nilai CR (>1,968) sebesar 3,604 dan probabilitas

sebesar 0,000 (<0,05) dengan nilai koefisien 0,554.

Lebih jelas lagi hasil pengujian di atas direkap dalam Tabel 4.19.
105

Tabel 4.19
Hasil Pengujian Hipotesis (Pengaruh langsung/Direct effect)

Hipotesis Kesimpulan

H1 Ada pengaruh positif signifikan pengembangan karir Diterima


terhadap komitmen organisasi kerja karyawan pada PT. P = 0,000 < 0,05
Kudus Karya Prima. CR = 4,766 > 1,645

H2 Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan Diterima


transformasional terhadap komitmen organisasi kerja P = 0,000 < 0,05
karyawan pada PT. Kudus Karya Prima. CR = 3,318 > 1,645

H3 Ada pengaruh positif signifikan Budaya Organisasi Diterima


terhadap komitmen organisasi kerja karyawan pada PT. P = 0,018 < 0,05
Kudus Karya Prima. CR = 2,368 > 1,645

H4 Ada pengaruh positif signifikan pengembangan karir Diterima


terhadap organizational citizhenship behavior pada PT. P = 0,014< 0,05
Kudus Karya Prima. CR =2,460> 1,645

H5 Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan Diterima


transformasional terhadap organizational citizhenship P = 0,008 < 0,05
behavior pada PT. Kudus Karya Prima. CR = 2,201 > 1,645

H6 Ada pengaruh positif signifikan Budaya Organisasi Diterima


terhadap organizational citizhenship behavior pada PT. P = 0,001 < 0,05
Kudus Karya Prima. CR = 3,245> 1,645

H7 Ada pengaruh positif signifikan komitmen organisasi Diterima


terhadap organizational citizhenship behavior pada PT. P = 0,000< 0,05
Kudus Karya Prima. CR = 3,604 > 1,645

Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

4.3.9. Analisis Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)

Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

endogen, melalui variabel intervening atau moderating. Pengaruh tidak langsung akan

dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara dua variabel yang


106

dihubungkan. Berdasarkan data pada Tabel 4.20. dapat diketahui pengaruh tidak

langsung antar variabel dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 4.20

Besar Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Effect

No Jalur Pengaruh Direct Indirect Total


Effect Effect Effect

1. X1 ------------> Y2 0,261 0,302 0,563


Pengembangan Karir --> OCB
melalui komitmen organisasi
2. X 2 ------------> Y2 0,186 0,198 0,384
Kepemimpinan Transformasional -->
OCB melalui komitmen organisasi
3. X 3 ------------> Y2 0,195 0,103 0,298
Budaya Organisasi --> OCB melalui
komitmen organisasi
Sumber: Data primer yang diolah, (2021).

Berdasarkan tabel 4.20 di atas total effect antar variabel yang dihasilkan dalam

model dan hasil penelitian adalah total pengaruh pengembangan karir terhadap OCB

melalui komitmen organisasi sebesar 0,563 yang merupakan penjumlahan dari direct

effect (0,261) + indirect effect (0,302). Hal ini bahwa komitmen organisasi mampu

menjadi variabel intervening antara pengembangan karir terhadap OCB ditunjukkan

nilai indirect effect lebih besar dari direct effectnya.

Berdasarkan tabel 4.20 total effect antar variabel yang dihasilkan dalam model

dan hasil penelitian adalah total pengaruh kepemimpinan tranformasional terhadap

OCB melalui komitmen organisasi sebesar 0,384 yang merupakan penjumlahan dari

direct effect (0,186) + indirect effect (0,198). Hal ini bahwa komitmen organisasi
107

mampu menjadi variabel intervening antara kepemimpinan transformasional terhadap

OCB ditunjukkan nilai indirect effect lebih besar dari direct effectnya.

Berdasarkan tabel 4.20 di atas total effect antar variabel yang dihasilkan dalam

model dan hasil penelitian adalah total pengaruh budaya organisasi terhadap OCB

melalui komitmen organisasi sebesar 0,298 yang merupakan penjumlahan dari direct

effect (0,195) + indirect effect (0,103). Hal ini bahwa komitmen organisasi belum

mampu menjadi variabel intervening antara budaya organisasi terhadap OCB

ditunjukkan nilai indirect effect lebih kecil dari direct effectnya.

4.4. Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Komitmen Organisasi.

Hasil persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian dan

berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh antar variabel menunjukkan

bahwa pengembangan karir dapat meningkatkan komitmen organisasi PT.

Kudus Karya Prima. Temuan sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

(Marbun, 2017:11) dalam penelitiannya mengungkapkan pengembangan karir

mempengaruhi komitmen organisasi. Hasil tersebut didasarkan atas

pengembangan karir yang dilaksanakan dalam organisasi dapat meingkatkan

komitmen pegawai terhadap organisasi untuk mencapai tujuan organisasi karena

pegawai memiliki kepuasan dengan adanya sistem promosi jabatan sehingga

kualitas kerja mengalami peningkatan.

Mathis dan Jackson (2012:27) menjelaskan pengembangan karir sebagai

pertumbuhan kemampuan yang terjadi jauh melampaui apa yang dituntut dalam
108

suatu pekerjaan dan dalam hal ini sumberdaya manusia berperan penting dalam

peningkatan komitmen organisasi. Byars & Rue (2016:32) mengungkapkan

dalam bukunya bahwa salah satu faktor terbentuknya komitmen kerja adalah

faktor pengembangan karir, oleh karena itu perusahaan harus membuat sistem

pengembangan karir sebaik-baiknya agar para karyawannya tetap termotivasi

untuk bekerja dengan baik dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap

perusahaan. Karyawan akan melihat pengembangan karir mereka berdasarkan

pengalaman yang mereka dapat selama bekerja di perusahaan yang

bersangkutan. Bagaimana karyawan memandang tanggung jawab, jabatan dan

wewenang yang mereka miliki akan mempengaruhi tingkat komitmen mereka.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Siagian (2012:75) yang

mengatakan bahwa jika para pegawai melihat dan menilai bahwa prospek

karirnya dalam perusahaan cerah, maka akan terdorong untuk lebih produktif

dalam bekerja, mempunyai motivasi yang kuat, loyal dan mempunyai

komitmen kerja yang tinggi dalam perusahaan. Penelitian sejalan dengan Jusuf

et al. (2017:17) menyatakan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif

dan signifikan terhadap komitmen organisasi.

4.4.2 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Komitmen

Organisasi

Hasil persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian dan

berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh antar variabel menunjukkan

bahwa kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan komitmen


109

organisasi PT. Kudus Karya Prima. Sejalan dengan teori oleh Bass & Avolio

(2019:63) yang mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional

dapat menaikkan tingkat kesadaran pengikutnya tentang penting dan bernilai

suatu hasil yang telah direncanakan dan cara-cara untuk mencapainya.

Kepemimpinan transformasional dapat mendorong pegawai untuk lebih sadar

akan pentingnya suatu pekerjaan, mendorong pegawai untuk lebih

mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi, mendorong dan

meningkatkan kebutuhan pegawai menuju yang lebih tinggi. Oleh karena itu,

kepemimpinan transformasional melibatkan pengembangan hubungan yang

lebih dekat dengan pegawai yang akan berdampak meningkatkan komitmen

pegawai.

Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu di antara sekian

gaya kepemimpinan yang dipandang lebih lengkap dan memiliki banyak

keunggulan terutama terhadap perubahan organisasi. Didalam suatu organisasi

atau perusahaan manusia berperan aktif untuk setiap kegiatan perusahaan,

karena manusia sebagai perencana, pelaku dan membantu terwujudnya

organisasi yang sudah disusun dan direncanakan serta ditetapkan oleh

perusahaan. Tolak ukurnya adalah bagaimana kepemimpinan tersebut dapat

dikembangkan kemudian dijalankan dan dipahami oleh para karyawan. Pratama

et al. (2016:3) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dalam memelihara

komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan, dan

kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Pemimpin yang efektif dalam

menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus


110

memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan

kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan

bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Subawa & Suwandana (2017:11) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Organizational Citizenship Behavior. Ermawati & Ardana (2018:6355) dalam

penelitiannya juga menyatakan komitmen transformasional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap komitmen organisasional.

4.4.3 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi

Hasil persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian dan

berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh antar variabel menunjukkan

bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan komitmen organisasi PT. Kudus

Karya Prima. Sejalan dengan teori yang dikemukakan Robbins & Judge

(2019:52) dalam penelitiannya menyatakan bahwa budaya organisasi adalah

nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi, yang membedakan

organisasi tersebut dengan organisasi lain dan menjadi dasar karyawan untuk

berperilaku dan sikap karyawan ketika bekerja.

Budaya akan mempengaruhi sejauh mana anggota organisasi dalam

mencapai tujuan, oleh karena itu budaya organisasi menjadi faktor yang

berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota organisasi

untuk bertindak dan berperilaku. Budaya yang baik akan mempengaruhi


111

komitmen organisasi dalam menjalankan dan mengerjakan tugas-tugasnya lebih

baik. Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota

organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain dan

menjadi dasar karyawan untuk berperilaku dan sikap karyawan ketika bekerja

(Mangkunegara, 2018:33). Dengan kata lain, budaya akan mempengaruhi

sejauh mana anggota organisasi dalam mencapai tujuan, oleh karena itu budaya

organisasi menjadi faktor yang berpengaruh dalam membentuk dan memberi

arti kepada anggota organisasi untuk bertindak dan berperilaku.

Budaya yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam

menjalankan dan mengerjakan tugas-tugasnya lebih baik. Budaya organisasi

mampu mempengaruhi secara positif adalah faktor penting yang dapat menjelaskan

variasi kinerja karyawan. Nilai-nilai budaya yang diyakini bersama dapat menjadi

pengikat organisasi dengan karyawan. Dengan demikian, ikatan kuat tersebut dapat

menimbulkan motivasi karyawan untuk meningkatkan komitmen organisasi dalam

menyelesaikan pekerjaan secara maksimal (Hasibuan, 2018:75). Ermawati &

Ardana (2018:6355) dalam penelitiannya juga menyatakan budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional.

4.4.4 Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Organizational Citizhenship

Behavior

Hasil persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian dan

berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh antar variabel menunjukkan bahwa

pengembangan karir dapat meningkatkan OCB PT. Kudus Karya Prima. Hasil
112

pekerjaan karyawan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tak bisa diabaikan.

Salah satu dari banyaknya faktor tersebut adalah pengembangan karir, gaya

kepemimpinan dan OCB. Perusahaan yang peduli dengan kesejahteraan karyawan

harus memperhatikan pengembangan karir yang ada pada perusahaan tersebut.

Orang yang memiliki skill unggul atau lebih dari yang lainnya harus mendapatkan

kesempatan mengembangkan karir yang sesuai dengan keterampiran yang dimiliki.

Pengembangan karir menjadi sebuah kegiatan menajemen sumber daya

manusia dalam perusahaan yang memiliki tujuan bisa melakukan perbaikan dan

menjadikan pekerjaan lebih efektif. Melalui perencanaan pengembangan karir

karyawan akan lebih semangat lagi dalam bekerja karena menemukan tujuan

karirnya, sehingga kontribusi mereka dalam menjalankan pekerjaan akan

meningkat. Sejalan dengan Durbin et al. (2016:57) dalam bukunya menjelaskan

bahwa pengembangan karir adalah prosedur kepegawaian yang dapat memberikan

bantuan kepada para pegawai untuk melakukan susunan atau rencana karir di masa

depan mereka dengan perusahaan guna meningkatkan nilai yang ada pada diri

pegawai tersebut.

Dessler (2018:63) meneliti dan mendapatkan hasil bahwa penyebab

karyawan memilih berhenti bekerja di perusahaan dikarenakan para karyawan

tersebut tidak mendapatkan support dan kesempatan dari para atasan atau manajer

untuk mengembangkan kepiawaian yang mereka telah miliki. Temuan sejalan

dengan Rivai & Sagala (2019:41) dalam penelitiannya menafsirkan pengembangan

karir merupakan proses karyawan melakukan skill upgrade dalam upaya mencapai

karir yang lebih menjanjikan demi masa depan yang lebih baik. Karir adalah
113

sebuah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang selama masa

hidupnya.

Maka berdasarkan beberapa pendapat bisa diambil kesimpulan bahwa

pengembangan karir merupakan suatu proses dalam pekerjaan yang bisa

dimanfaatkan karyawan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan dalam

bekerja. Jika dalam konteks karyawan pengembangan karir dimaksudkan sebagai

pengembangan kompetensi karyawan untuk meningkatkan karir di perusahaan dan

selanjutnya dapat membantu perusahaan mencapai tujuan. Lutfiyanto et al.

(2020:170) dalam penelitiannya juga menyatakan pengembangan karir

berpengaruh positif serta signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior

(OCB).

4.4.5 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Organizational

Citizhenship Behavior

Hasil uji persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian serta

berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh antar variabel

menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan OCB

PT. Kudus Karya Prima. Dalam arti yang luas, kepemimpinan dapat digunakan

setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor

tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang

lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun

kelompok. Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata

karma birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi


114

tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja asalkan seseorang

menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang lain ke arah tercapainya

suatu tujuan tertentu (Thoha, 2017:9).

Adapun bentuk kepemimpinan adalah terkait kebijakan-kebijakan dan

peraturan-peraturan yang diterapkan yang cenderung beragam hal ini memiliki

beberapa manajer sesuai dengan bagian yang ditangani oleh manajer tersebut,

sebagai contoh manajer penjualan, manajer sumber daya manusia (HRD),

manajer promosi dan yang lainnya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-

beda dalam memimpin karyawannya. Para pakar di bidang organisasi

memberikan kesimpulan bahwa pentingnya OCB bagi keberhasilan sebuah

organisasi, karena OCB memberikan dampak yang positif untuk organisasi,

seperti meningkatkan kualitas dalam pelayanan, meningkatkan kinerja

kelompok, dan menurunkan tingkat turnover karyawan.

Praktisnya OCB penting karena mampu memperbaiki efisiensi,

efektivitas, dan kreativitas organisasi melalui kontribusinya dalam mengubah

sumber daya, inovasi dan adaptasibilitas (Organ et al., 2018:63). Pengamatan

awal memperlihatkan beberapa karyawan perusahaan telah menunjukkan

perilaku OCB. Hal ini bisa dilihat dari karyawan yang mau untuk menggantikan

rekan kerjanya yang tidak masuk bekerja, mau membagikan informasi kepada

rekan kerja, karyawan mau untuk menjaga citra perusahaan, mau bekerja lembur

jika diperlukan dan dapat menerima kritikan yang bersifat membangun.

Meskipun, perilaku OCB yang diterapkan masih kurang. Belum semua karyawan

menggunakan jam kerja secara maksimal dan masih adanya karyawan yang
115

melakukan urusan pribadi diluar pekerjaannya ketika berada di kantor.

OCB dapat memperkuat ikatan para pemimpin dan karyawan secara tidak

langsung, sehingga dapat membangun sikap yang sesuai dengan visi, misi dan

strategi perusahaan. Pemimpin dapat menetapkan aturan untuk mempertahankan,

mengembangkan atau mengubah OCB yang ada. Pengikutnya kemudian akan

beradaptasi mengikuti mekanisme organizational citizenship behavior yang

diajarkan oleh seorang pemimpin melalui proses sosialisasi. Memerlukan

kepemimpinan yang tepat dalam proses mengirimkan visi dan misi dari seorang

pemimpin ke organisasi melalui organizational citizenship behavior sehingga

dapat meningkatkan perilaku kewarganegaraan organisasi yang kuat.

Temuan sejalan dengan penelitian yang dikemukakan oleh Vipraprastha

et al. (2018:14) menyatakan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Haryati et

al. (2016:112) dalam penelitiannya juga menyatakan kepemimpinan

transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB).

4.4.6 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizhenship

Behavior

Hasil persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian dan

berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh antar variabel menunjukkan

bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan OCB PT. Kudus Karya Prima.

Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh menurut Oemar (2018:45) banyak
116

faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku OCB, salah satunya adalah

budaya organisasi (organization culture). Manfaat dari penerapan budaya

organisasi yang baik adalah dapat meningkatkan jiwa gotong royong,

meningkatkan kebersamaan, saling terbuka satu sama lain, meningkatkan jiwa

kekeluargaan, membangun komunikasi yang lebih baik, meningkatkan

produktivitas kerja, tanggap dengan perkembangan dunia luar, yang sebagian

besar merupakan bagian dari OCB.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Novliadi (2017:12) yang

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku OCB

yang paling penting adalah budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan

suatu kondisi awal yang memicu terjadinya OCB. Budaya organisasi dapat

menjadi penyebab atas berkembangnya OCB dalam suatu organisasi. Pada

umumnya didalam sebuah organisasi yang memiliki budaya organisasi yang

kuat, karyawan merasa lebih ingin melakukan pekerjaannya melebihi apa yang

telah disyaratkan dalam uraian pekerjaan. Haryati et al. (2016:112) dalam

penelitiannya juga menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

4.4.7 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational

Citizhenship Behavior

Hasil persamaan struktural terhadap salah satu model penelitian dan

berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh antar variabel menunjukkan

bahwa komitmen organisasi dapat meningkatkan OCB PT. Kudus Karya Prima.

Prabawa dan Roza (2016:41) dalam penelitiannya menyatakan jika seorang


117

pegawai yang bekerja telah berkumpul dalam suatu organisasi dan telah menjadi

keluarga kecil, maka akan meningkatkan perilaku OCB. Contohnya yaitu bisa

menggantikan tugas rekan kerja yang tidak masuk dan membantu rekan kerjanya

yang bekerja terlalu overload.

OCB dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya

karena adanya kepuasan kerja dan komitmen karyawan (Robbins & Judge,

2019:52). Ketika karyawan merasa puas dengan apa yang ada dalam organisasi,

maka karyawan akan memberikan hasil kinerja yang maksimal dan terbaik.

Begitu juga dengan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada organisasi,

akan melakukan apapun untuk memajukan perusahaan karena yakin dan percaya

pada organisasi di mana karyawan tersebut bekerja (Luthans, 2016:63).

Pada saat karyawan telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap

perusahaan, mereka memiliki kepuasan dalam bekerja, dan rela melakukan

tindakan yang bertujuan memajukan perusahaan. Prabowo & Setiawan (2019:11)

menyatakan komitmen organisasional berpengaruh positif signifikan terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil pengujian tujuh hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini, maka dapat

diambil kesimpulan penelitian berikut ini.

1. Pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi Karyawan PT. Kudus Karya Prima.

2. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi Karyawan PT. Kudus Karya Prima.

3. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi Karyawan PT. Kudus Karya Prima.

4. Pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap

organizational citizhenship behavior organisasi Karyawan PT. Kudus Karya

Prima.

5. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

organizational citizhenship behavior Karyawan PT. Kudus Karya Prima.

6. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

7. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

organizational citizhenship behavior pada PT. Kudus Karya Prima.

5.2. Saran

Saran dalam penelitian sebagai berikut:

118
119

1. Hasil tanggapan responden mengenai pengembangan karir terlihat bahwa

hasil kurang optimal adalah mengenai indikator tingkat kepuasan

pegawai, maka dari itu dalam pengembangan karir ditinjau penilaian

tingkat kepuasan pegawai masih belum berjalan secara optimal. Hal ini

dikarenakan saat ini penilaian berdasarkan pengalaman kerja, jenjang

pendidikan, dan masa kerja. Oleh sebab itu, perusahaan hendaknya lebih

mengoptimalkan pengembangan karir yang dinilai dari penilaian

kepuasan kerja yang diukur dengan rating scale, interviews, dan critical

incidentas.

2. Hasil tanggapan responden mengenai kepemimpinan transformasional

paling kurang optimal mengenai bersedia mengorbankan kepentingan

pribadi demi kepentingan kelompok. Berdasarkan tanggapan tersebut,

maka diberikan saran kepada pimpinan agar dapat lebih mementingkan

kepentingan bersama dengan meningkatkan kualitas hubungan dengan

karyawan, menjalin kerja sama yang baik, melibatkan kebutuhan dan

keinginan karyawan dalam membuat kebijakan, mendengarkan karyawan,

melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan memotivasi

karyawan dalam pencapaian target.

3. Hasil tanggapan responden mengenai budaya organisasi jawaban yang

kurang optimal yakni rasa tenang dan keikhlasan dalam melakukan

pekerjaan. Maka dari itu, disarankan perlunya menjaga budaya

ketenangan dan keikhlasan melakukan pekerjaan karena dengan bersikap


120

tenang dan ikhlas dalam menjalankan tugas maka dapat meminimalisasi

kesalahan kerja sehingga hasil kerja dapat berjalan optimal.

4. Hasil tanggapan responden mengenai komitmen organisasi, jawaban yang

kurang optimal ialah mengenai memiliki rasa suka terhadap perusahaan.

Saran yang diberikan untuk meningkatkan perasaan rasa suka karyawan

terhadap perusahaan yaitu dengan melibatkan karyawan dalam kegiatan

yang diadakan perusahaan seperti jalan sehat, rekreasi, turnamen

permainan dan lain sebagainya.

5. Hasil tanggapan responden mengenai OCB, jawaban yang kurang optimal

yaitu mengenai perilaku membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan

dalam pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut, maka disarankan untuk

meningkatkan perilaku membantu rekan kerja secara sukarela seperti

menjaga ketenangan dan menyemangati teman kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, L. N., & Wartini, S. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan

Kualitas Kehidupan Kehidupan Kerja Pada Organizational Citizenship Behavior

(OCB). Management Analysis Journal, 5(3), 229-243.

Aldag, R., & Reschke, W. (2017). Employee value added: Measuring Discretionary

Effort and its Value to the Organization. Center for Organization Effectiveness,

1-26.

Arbuckle, & Marshall, R. T. (2017). Ice Cream, 5th Edition. Connecticut: Avi

Publishing Company.

Arikunto, S. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, Edisi. Revisi VI.

Jakarta: Aneka Cipta.

Bass, B. M. (2019). From Transactional to Transformational Leadership: Learning to

Share the Vision. Organizational Dynamic, 3(1), 1-19.

Bass, B. M., & Avolio. (2019). Full Range Leadership Development: Manual for

Multifactor Leadership Questonaire. Redwood City, California: Mind Garden.

Budiarto, T., & Bukhori, M. (2017). Pengaruh Budaya organisasi terhadap Kinerja

Karyawan Melalui Variabel intervening Komitmen organisasi pasa CV. Auto

99 Malang. Jurnal JIBEKA, 11(7), 28-34.

121
122

Buhler. (2017). Alpha Teach Yourself Management Skills. Jakarta: Prenada Media

Group.

Byars, L. L., & Rue, L. W. (2016). Human Resource Management, 8th edition. New

York: McGraw-Hill.

Cartwright, D. (2019). Research and Theory. New York: Harper & Row Publisher.

David, F. R. (2018). Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

Davoudi, Mousavi, S. M., & Fartash, K. (2016). The Impact of Knowledge Sharing on

Organizational Commitment of Employees: Case Study of Iranian

Manufacturing Companies. Pacific Business Review International, 1-19.

Dessler, G. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Durbin, J. A., R, D. I., & J, C. W. (2016). Management Organization. South Western:

West Texas.

Ermawati, N. P., & Ardana, I. K. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional,

Budaya Organisasi, dan Motivasi Terhadap Komitmen Organisasional pada

BPR di Kabupaten Klungkung. E-Jurnal Manajemen Unud, 6356-6359.

Ferdinand. (2017). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Penerbit Universitas

diponegoro.

Fitriastuti, T. (2019). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasional Dan

Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal

Dinamika Manajemen, 103-114.


123

Gomes, F. C. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Andi Offset.

Gozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.

Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, R. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT First Marchinery Tradeco

Cabang Surabaya. AGORA, 4(1), 60-66.

Haryati, E., Mariatin, E., & Supriyantini, S. (2016). Pengaruh Persepsi Kepemimpinan

Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship

Behavior. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 6(2), 112.

Hasibuan, M. S. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Revisi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Jusuf, A. H., Nurnajamuddin, M., Mallongi, S., & Latief, B. (2017). The effect of

career development, leadership style and organizational culture on job

satisfaction and organizational commitment. Journal Business and Management

Invention, 5(1), 7-17.

Kaengke, A. S., Tewal, B., & Uhing, Y. (2018). Pengaruh Pengembangan Karir,

Pelatihan dan Motivasi Terhadap Kinerja karyawan Pada PT. Air Manado.

Jurnal EMBA, 6(1), 341-350.

Kaihatu, T. S., Daengs, A., & Indrianto, A. T. (2017). Manajemen Komplain.

Yogyakarta: Andi Offset.


124

Karim, M. (2019). Pemimpin Transformasional di Lembaga Pendidikan Islam. Malang:

UIN Maliki Press.

Lutfiyanto, R. P., Huda, N., & Hulmansyah. (2020). Pengaruh Pengembangan Karir

dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan dengan Organizational

Citizenhsip Behavior. Journal of Economics and Business Aseanomics, 5(2),

144-172.

Luthans. (2016). Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A. P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marbun, J. Y. (2017). Pengaruh Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Karyawan Bagian Umum PT

Perkebunan Nusantara V Pekanbaru). JOM FISIP, 4(2), 1-14.

Mintzberg, H. (2016). The Nature of Managerial Work. New York: Harper and Row

Publisher.

Mowday, R. T., Porter, L. W., & Steers, R. M. (2018). The Psychology Of Commitment

Absentism And Turnover. New York: Academic Press Inc.

Narimawati, U. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan

Aplikasi. Bandung: Agung Medi.


125

Neamy, & Shokrkon. (2017). The Relationship of Organizational Justice and

Organizational civic Behavior Of Employees In Ahvaz Industrial Organizations.

Journal of Psychology, 1(2), 1-55.

Noruzy, A., Hayat, A. A., Rezazadeh, A., Najafi, S., & Shirkouho, L. H. (2017).

Factors influencing the productivity of knowledge workers: a case study from

an iranian oil company. International Journal of Productivity and Quality

Management, 8(4), 459.

Novliadi, F. (2017). Organizational citizenship behavior karyawan ditinjau dari

persepsi terhadap kualitas interaksi atasan dan bawahan dan persepsi terhadap

dukungan organisasi. PSIKOLOGIA, 1-36.

Oemar. (2018). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: remaja Rosda Karya.

Oostewald, G., & Alder. (2020). Corporate Culture and How to Manage it. Texas:

Andrew University.

Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & Mackenzie, S. B. (2016). Organizational

Citizenship Behavior. USA: Sage Publication, Inc.

Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKenzie, S. B. (2018). Organizational

citizenship behavior: The good soldier syndrome. Lexington, MA: Lexington

Books. Lexington,MA: Lexington Books.

Pattipawae, D. R. (2017). Penerapan Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja dan Prinsip-

prinsip Organisasi Budaya Kerja Pemerintah dengan Baik dan Benar. Jurnal

Sasi, 17(3), 31-44.


126

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J. B., & Bachrach, D. G. (2018).

Organizational Citizenship Behavior: A Critical Review of The Theoretical and

Empirical Literature and Suggestions for Future Research. Journal of

Management, 26(3).

Prabowo, V. C., & Setiawan, R. (2019). Pengaruh Servant Leadership Dan Komitmen

Organisasional Karyawan Terhadap Organizational Citizesnhip Behavior

(OCB) pada Blue Bird Group Surabaya. AGORA, 1(3), 1-12.

Pratama, E. W., Musadieq, M. A., & Mayowan, Y. (2016). Pengaruh Kompensasi dan

Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi (Studi Pada Karyawan KSP

Sumber Dana Mandiri Gresik). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 34(1), 1-9.

Rejeki, A. T., & Wulansari, N. A. (2016). Pengaruh Keadilan Organisasional pada

Komitmen dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Management

Analysis Journal, 4(4), 319-326.

Rivai, V., & Sagala, E. J. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan : Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Perilaku Organisasi, Edisi 12. Salemba Empat.

Samsudin, S. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Schein. (2017). Organization Culture. San Fransisco: Jossey Bass.

Schemerhorn, J. (2017). Management, 12th edition. New Jersey: John Wiley & Sons.

Siagian, S. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


127

Simamora, H. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Yogyakarta: STIE

YKPN Yogyakarta.

Soegandhi, V. M., Sutanto, E. M., & Setiawan, R. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja

dan Loyalitas Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada

Karyawan PT Surya Timur Sakti Jatim. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1(1), 1-10.

Soekidjan. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Steers, R. M. (2018). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Subawa, I. M., & Suwandana, I. G. (2017). Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap

Organizational Citizenship Behavior. E Journal Management, 1(2), 1-17.

Sudarwan, D., & Suparno. (2019). Manajemen dan Kepemimpinan. Transformasional

Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiarto, I. (2018). Tinjauan dari Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja melalui

Kepuasan Kerja. Banten: AA Rizky.

Sugiarto, I., Slagian, D., Sunaryanto, L. T., & Oetomo, D. S. (2019). Teknik Sampling.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suwarto, & Koeshartono. (2017). Budaya Organisasi. Yogyakarta: Universitas

Atmajaya.
128

Thoha, M. (2017). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Utomo, H. J., & Sugiarto, M. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Ardana Media.

Vipraprastha, T., Sudja, I. N., & Yuesti, A. (2018). The Effect of Transformational

Leadership and Organizational Commitment to Employee Performance with

Citizenship Organization (OCB) Behavior as Intervening Variables (At PT

Sarana Arga Gemeh Amerta In Denpasar City). International Journal of

Contemporary Research and Review, 9(2), 1-35.

Yusra. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja, Pengembangan Karir, dan komitmen

Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior Pegawai Badan Pusat

Statistik Provinsi Aceh dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.

Jurnal Manajemen Indonesia, 1(2), 48-69.

Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.

Jurnal Tarbiah: jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17-23.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

129
130

LAMPIRAN 1a
KUESIONER PENELITIAN
131

DAFTAR KUESIONER

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
(STUDI KASUS PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA)

Kepada Yth:
Bapak/Ibu Responden
di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi tugas skripsi saya pada Program Studi S1 Manajemen
(Konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia) Fakultas Ekonomi Universitas Muria
Kudus, dengan segala kerendahan hati saya sangat menghargai tanggapan Bapak/Ibu
terhadap beberapa pernyataan yang tersedia dalam kuesioner ini mengenai “Pengaruh
Pengembangan Karir, Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi
terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus Pada PT. Kudus Karya Prima)”
Pengumpulan data ini semata-mata hanya digunakan untuk penyusunan skripsi dan
akan dijamin kerahasiaannya. Kesediaan dan kerjasama yang Bapak/Ibu berikan dalam
bentuk informasi yang benar akan sangat mendukung keberhasilan penelitian ini. Akhir
kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan
kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu dalam pengisian kuesioner ini.
Kudus, 2021
Hormat Saya,

Nilam Arum Indah


132

KUESIONER PENELITIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin :  Laki-Laki  Perempuan
2. Masa Kerja :  2-5 tahun
 6-10 tahun
 11-15 tahun
 10-20 tahun
 > 20 tahun
3. Pendidikan :  SMP
 SMA
 D1-D3
 S1

II. PETUNJUK PENGISIAN


1. Mohon memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu sanggap paling
sesuai.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali
kepada yang menyerahkan kuesioner.
3. Keterangan Jawaban Skor:
a. STS = Sangat Tidak Setuju (1)
b. TS = Tidak Setuju (2)
c. CS = Cukup Setuju (3)
d. S = Setuju (4)
e. SS = Sangat Setuju (5)
133

PENGEMBANGAN KARIR

No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Perusahaan memberikan perlakuan yang
adil dalam pengembangan karir
pegawainya.
2 Atasan sangat peduli pada jenjang karir
bawahannya.
3 Perusahaan memberikan informasi tentang
berbagai peluang promosi.
4 Perusahaan menilai pengembangan karir
berdasarkan minat untuk dipromosikan
karyawan.
5 Pengembangan karir diberlakukan
berdasarkan dari tingkat kepuasan
karyawan.

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Pemimpin bersedia mengorbankan
kepentingan diri demi kebaikan kelompok
2 Pemimpin menjabarkan visi dan misi yang
ingin dicapai
3 Pemimpian secara perspektif penyelesaian
masalah yang berbeda
4 Pemimpin menganggap tiap bawahan
memiliki kebutuhan, kemampuan dan
aspirasi yang berbeda satu sama lain
134

BUDAYA ORGANISASI

No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Saya memiliki dorongan inisiatif untuk
mengerjakan pekerjaan
2 Saya dituntut dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan tepat.
3 Saya senantiasa bekerja dengan
menekankan hasil maksimal
4 Pihak manajemen perusahaan memotivasi
untuk aktif mengambil peluang.
5 Saya lebih senang menyelesaikan pekerja
dengan kerjasama tim.
6 Saya Bekerja giat menjalankan tugas yang
sudah menjadi tanggung jawab
7 Adanya rasa ketenangan dan keikhlasan
melakukan pekerjaan

KOMITMEN ORGANISASI

No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Saya memiliki rasa suka dan duka terhadap
organisasi
2 Saya merasa bangga menjadi bagian
organisasi
3 Bekerja di organisasi merupakan
kesempatan baik bagi saya
4 Saya bersedia dilibatkan dalam kegiatan
organisasi
5 Saya berkeinginan membangun karir di
organisasi
135

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

No PERNYATAAN STS TS CS S SS
1 Saya selalu membantu rekan kerja yang
mengalami kesulitan dalam pekerjaan
2 Saya selalu menghargai rekan kerja atas
segala tindakan pekerjaannya
3 Saya mentolelir keadaan yang kurang ideal
dalam pekerjaan
4 Saya selalu berpartisipasi sukarela untuk
kemajuan organisasi
5 Saya bekerja melebihi standard yang
ditetapkan oleh perusahaan.
136

LAMPIRAN 1b
TANGGAPAN RESPONDEN
137

Lampiran 2 : Skor jawaban responden


Pengembangan Kepemimpinan Komitmen
Jenis Budaya Organisasi OCB
No Masa Kerja Pendidikan Karir Transformal Organisasi
Kelamin
1 2 3 4 5 X1 1 2 3 4 X2 1 2 3 4 5 6 7 X3 1 2 3 4 5 Y1 1 2 3 4 5 Y2
1 Perempuan 2 s/d 5 tahun SI 3 4 3 4 4 18 3 2 3 2 10 4 3 4 3 4 3 4 25 2 3 3 2 3 13 3 2 3 3 3 14
2 Perempuan 2 s/d 5 tahun SI 4 3 3 3 3 16 3 3 5 3 14 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 20 4 3 3 4 4 18
3 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 3 3 4 18 3 3 5 4 15 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 5 4 4 21 3 4 4 4 4 19
4 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 5 5 5 4 23 3 4 3 4 14 4 3 3 3 4 3 3 23 4 4 4 4 3 19 4 4 3 3 4 18
5 Perempuan 20 tahun ke atas D1-D3 3 4 4 4 4 19 3 3 4 3 13 4 4 4 5 4 5 5 31 3 4 4 4 3 18 3 2 3 4 3 15
6 Perempuan 6 s/d 10 tahun D1-D3 4 3 4 4 4 19 3 3 4 3 13 4 3 3 3 4 4 4 25 4 2 4 3 3 16 4 2 3 3 2 14
7 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 3 3 2 3 15 3 2 2 3 10 5 5 4 5 5 5 5 34 2 2 3 3 4 14 2 3 3 4 3 15
8 Perempuan 6 s/d 10 tahun SI 4 4 5 5 3 21 3 3 3 4 13 3 3 3 4 4 4 4 25 5 4 4 4 4 21 4 4 4 2 4 18
9 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 3 3 4 4 4 18 3 4 3 4 14 5 4 3 4 5 4 3 28 4 4 4 4 3 19 3 4 4 4 4 19
10 Perempuan 16 s/d 20 tahun SI 3 3 4 4 4 18 3 4 5 3 15 3 3 4 4 3 4 4 25 4 3 3 4 3 17 3 4 4 3 3 17
11 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 4 4 3 3 4 18 4 4 5 3 16 4 3 4 4 4 4 4 27 4 3 4 5 3 19 3 4 4 4 3 18
12 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 4 4 4 21 5 4 4 3 16 4 3 4 5 4 5 3 28 5 5 3 4 3 20 4 5 4 5 4 22
13 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 3 2 2 3 2 12 3 3 4 3 13 4 5 4 5 5 4 5 32 3 5 3 3 5 19 3 3 4 3 3 16
14 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 4 4 4 4 20 5 4 5 5 19 5 5 5 5 4 5 4 33 5 4 5 5 3 22 5 5 5 5 3 23
15 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SMA 3 3 3 3 3 15 3 4 5 4 16 4 4 3 4 4 4 4 27 3 3 3 4 2 15 4 3 3 3 3 16
16 Perempuan 16 s/d 20 tahun SI 4 4 3 4 4 19 3 4 3 3 13 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 4 16
17 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 4 4 4 4 21 3 3 3 4 13 4 4 4 4 4 5 5 30 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21
18 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 5 4 4 4 22 4 4 5 4 17 4 4 4 5 5 4 3 29 4 4 5 5 3 21 5 5 5 4 4 23
19 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SI 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 18 4 5 4 4 5 4 4 30 4 5 4 5 2 20 4 5 4 4 4 21
20 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 5 5 5 5 4 24 4 5 4 4 17 5 5 4 5 4 4 4 31 4 5 4 4 4 21 4 5 5 5 4 23
21 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun D1-D3 5 5 5 5 3 23 4 5 4 4 17 4 5 4 5 4 5 5 32 5 4 4 3 3 19 4 4 5 5 4 22
22 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SI 4 3 4 4 4 19 3 2 3 3 11 5 5 5 5 5 5 5 35 3 4 3 3 4 17 3 3 4 4 4 18
23 Perempuan 16 s/d 20 tahun SI 4 5 4 5 5 23 3 3 4 4 14 5 5 5 3 5 4 4 31 4 4 5 4 5 22 4 4 5 5 5 23
24 Perempuan 11 s/d 15 tahun D1-D3 3 5 5 5 3 21 4 3 2 2 11 4 5 4 5 4 5 5 32 3 4 4 3 3 17 4 4 3 4 4 19
25 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 2 3 2 2 3 12 2 2 2 3 9 5 5 5 5 5 5 4 34 2 3 3 3 5 16 2 2 4 3 3 14
26 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 4 5 4 22 5 4 4 5 18 5 4 4 5 4 4 4 30 4 5 4 4 4 21 4 4 4 5 4 21
27 Laki-Laki 20 tahun ke atas SI 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 16 3 4 4 3 4 4 4 26 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20
28 Perempuan 6 s/d 10 tahun D1-D3 3 3 3 4 4 17 3 4 4 4 15 4 5 4 5 4 5 5 32 5 4 4 4 3 20 4 4 4 5 4 21
29 Perempuan 16 s/d 20 tahun SMA 3 3 3 2 2 13 4 3 4 3 14 5 5 4 5 4 4 4 31 4 4 3 3 5 19 3 3 3 4 4 17
30 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SI 4 5 4 4 4 21 4 5 4 3 16 5 4 4 5 4 5 3 30 5 4 4 4 3 20 5 4 4 4 4 21
31 Perempuan 6 s/d 10 tahun D1-D3 2 3 3 3 3 14 2 2 2 3 9 4 4 4 3 4 4 4 27 3 2 3 4 4 16 3 2 3 3 3 14
32 Perempuan 2 s/d 5 tahun SI 4 5 5 4 4 22 2 2 2 3 9 4 5 4 5 4 4 5 31 5 5 5 4 4 23 4 5 4 5 5 23
33 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun D1-D3 4 5 5 4 3 21 3 4 4 4 15 5 5 5 5 5 5 5 35 3 4 4 5 3 19 4 5 4 5 4 22
34 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 3 3 4 5 5 20 3 2 3 3 11 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 5 5 22 4 5 4 5 4 22
35 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 15 5 5 4 5 4 5 5 33 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21
36 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 3 3 3 3 3 15 5 5 5 4 19 5 5 5 5 5 5 5 35 4 3 3 4 4 18 4 3 4 3 4 18
37 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 5 5 5 23 4 4 4 4 16 4 3 3 3 4 4 4 25 4 3 4 4 4 19 4 4 4 5 4 21
38 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 15 4 3 4 3 4 3 4 25 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 4 19
39 Laki-Laki 20 tahun ke atas D1-D3 4 5 4 4 3 20 3 4 3 4 14 3 4 4 3 4 3 3 24 3 4 3 4 4 18 4 3 4 3 4 18
40 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SI 4 5 5 4 4 22 4 5 5 5 19 3 4 4 3 4 4 4 26 5 4 3 4 4 20 4 5 4 3 4 20
41 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 5 5 5 4 5 24 5 4 5 4 18 4 4 3 4 4 4 2 25 4 5 4 4 5 22 4 5 4 5 5 23
42 Perempuan 11 s/d 15 tahun SMA 5 5 5 4 4 23 3 4 4 5 16 4 4 4 5 3 4 2 26 5 4 5 5 5 24 4 3 4 5 5 21
43 Perempuan 11 s/d 15 tahun SMA 4 5 4 4 4 21 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 3 33 5 5 5 5 4 24 4 5 4 4 4 21
44 Perempuan 16 s/d 20 tahun SMA 3 4 3 3 3 16 4 4 4 4 16 5 3 5 5 4 5 5 32 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20
45 Perempuan 2 s/d 5 tahun SI 3 4 4 4 4 19 3 4 5 5 17 4 3 4 4 4 3 3 25 3 4 3 4 4 18 3 2 3 4 3 15
46 Laki-Laki 20 tahun ke atas SI 3 3 2 2 2 12 3 5 5 3 16 4 4 3 3 4 3 3 24 3 2 2 3 2 12 4 2 3 2 3 14
47 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 3 3 4 4 18 3 4 3 2 12 4 4 4 5 4 5 5 31 2 2 3 3 3 13 2 3 3 3 4 15
48 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 5 4 4 4 22 2 2 3 3 10 4 4 5 4 4 5 5 31 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 20
49 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 5 5 5 3 23 4 5 5 4 18 5 4 4 5 5 5 5 33 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
50 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 3 4 4 19 4 4 4 5 17 4 4 4 5 4 5 3 29 5 5 4 5 5 24 4 5 3 4 4 20
51 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 5 4 3 20 5 4 4 5 18 3 3 3 3 3 3 3 21 5 4 5 5 5 24 5 4 5 5 5 24
52 Perempuan 11 s/d 15 tahun SI 4 5 4 5 4 22 3 3 4 4 14 3 4 4 4 4 4 4 27 5 5 5 4 4 23 3 4 4 4 4 19
53 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 4 4 3 4 4 19 4 4 3 4 15 5 4 5 5 4 5 5 33 3 4 3 3 4 17 4 3 4 3 4 18
54 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 3 4 4 4 19 5 5 4 4 18 5 4 4 5 5 5 5 33 5 4 5 4 4 22 5 4 5 5 5 24
55 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 4 5 4 5 22 4 4 4 4 16 4 4 4 5 4 4 4 29 5 5 5 5 5 25 4 3 4 4 5 20
56 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 16 5 4 5 4 4 4 3 29 4 4 3 4 5 20 5 4 4 4 4 21
57 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 5 4 5 23 4 4 5 5 18 4 4 5 4 5 5 4 31 5 5 5 4 5 24 4 5 5 5 5 24
58 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 3 4 4 19 4 5 4 5 18 4 5 5 5 4 5 5 33 5 4 5 5 5 24 4 4 4 5 5 22
59 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun D1-D3 3 5 4 4 4 20 5 5 4 4 18 4 5 4 4 5 5 5 32 5 4 4 5 5 23 4 4 5 5 4 22
60 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun D1-D3 4 4 4 3 3 18 3 2 4 3 12 4 4 4 5 4 4 4 29 4 3 3 4 3 17 3 3 3 4 4 17
138

61 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SMA 2 3 2 2 3 12 2 1 2 2 7 3 3 2 3 2 2 3 18 2 1 2 1 3 9 1 1 2 1 2 7


62 Perempuan 16 s/d 20 tahun SMA 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 16 3 4 3 4 4 3 3 24 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 20
63 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SMA 3 3 2 2 3 13 2 2 3 3 10 4 4 5 5 5 5 3 31 3 4 3 4 4 18 4 3 3 3 3 16
64 Perempuan 11 s/d 15 tahun D1-D3 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 20 4 5 5 5 5 4 5 33 5 4 5 5 5 24 5 5 4 5 5 24
65 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 4 5 5 3 21 5 4 5 5 19 5 5 5 5 4 5 3 32 4 5 5 4 4 22 4 4 5 4 4 21
66 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 3 4 3 4 4 18 3 4 4 4 15 4 3 3 3 2 3 3 21 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19
67 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 3 4 4 3 4 18 4 4 5 5 18 4 4 3 4 4 4 4 27 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 20
68 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 3 3 3 4 17 2 3 3 2 10 2 3 2 2 2 3 2 16 3 4 3 3 4 17 2 2 3 2 3 12
69 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SI 4 3 3 2 4 16 3 2 3 4 12 2 2 3 3 2 2 2 16 3 3 3 1 3 13 2 3 2 2 3 12
70 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SI 3 3 4 4 2 16 4 5 5 5 19 4 4 3 4 3 3 3 24 4 3 2 4 3 16 3 3 3 4 4 17
71 Perempuan 2 s/d 5 tahun D1-D3 5 4 5 4 4 22 5 5 5 5 20 5 4 4 5 4 5 4 31 4 4 5 5 5 23 4 4 5 5 5 23
72 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 4 4 4 20 5 4 5 5 19 3 4 3 4 4 4 4 26 4 5 5 4 4 22 4 4 5 4 4 21
73 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 5 5 3 22 4 4 5 4 17 5 5 5 5 5 5 3 33 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20
74 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 4 5 3 21 4 5 5 5 19 4 4 4 4 4 4 4 28 5 5 4 5 4 23 4 5 5 5 5 24
75 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 2 3 2 3 4 14 3 3 3 2 11 4 4 4 5 4 5 5 31 4 3 3 3 4 17 3 3 3 4 4 17
76 Laki-Laki 20 tahun ke atas D1-D3 3 3 3 3 3 15 3 3 4 4 14 4 4 4 5 4 4 4 29 3 3 3 4 3 16 4 3 4 4 4 19
77 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SMA 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 11 3 4 3 3 4 4 4 25 4 4 3 4 4 19 3 3 3 3 3 15
78 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SMA 5 5 5 4 5 24 4 5 5 5 19 4 4 4 4 5 5 5 31 4 4 3 5 5 21 4 5 5 5 5 24
79 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SI 5 5 5 5 5 25 4 4 5 5 18 5 5 5 5 4 5 3 32 4 4 5 5 5 23 4 5 5 4 4 22
80 Perempuan 20 tahun ke atas SI 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 15 4 4 3 3 4 4 4 26 3 4 3 3 4 17 4 3 3 4 4 18
81 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 19 4 4 4 4 3 4 4 27 5 4 5 4 5 23 4 4 5 4 4 21
82 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 4 3 4 4 19 4 5 5 5 19 4 4 4 5 4 5 5 31 4 4 5 3 4 20 4 3 4 4 4 19
83 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 4 5 5 3 22 4 5 5 4 18 3 4 4 5 5 3 4 28 4 5 5 5 4 23 4 4 5 5 5 23
84 Perempuan 2 s/d 5 tahun SI 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 3 3 3 25 5 5 4 4 5 23 4 4 5 4 4 21
85 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun D1-D3 4 5 4 4 4 21 4 4 5 5 18 4 4 4 5 4 3 3 27 5 4 4 4 5 22 4 4 4 4 4 20
86 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SI 5 5 5 5 5 25 4 4 5 5 18 3 3 4 4 4 4 4 26 4 5 4 4 4 21 4 5 5 4 4 22
87 Perempuan 6 s/d 10 tahun D1-D3 4 4 3 3 4 18 2 3 4 4 13 3 3 3 5 5 4 5 28 4 4 3 3 5 19 3 3 4 3 4 17
88 Perempuan 6 s/d 10 tahun SMA 3 5 4 4 4 20 4 4 4 5 17 3 3 4 5 4 4 4 27 4 4 4 3 3 18 4 4 5 5 4 22
89 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun D1-D3 4 5 5 5 5 24 4 4 4 3 15 3 3 4 3 3 3 3 22 4 4 5 4 4 21 4 4 5 5 3 21
90 Perempuan 6 s/d 10 tahun D1-D3 5 5 5 4 5 24 5 5 5 4 19 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 4 4 4 21 4 5 5 5 4 23
91 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 2 3 2 3 3 13 4 3 3 4 14 4 3 3 4 3 3 3 23 2 3 2 3 5 15 2 2 4 2 4 14
92 Perempuan 16 s/d 20 tahun SI 4 5 4 4 4 21 4 4 4 5 17 4 4 4 5 4 4 4 29 3 4 4 4 5 20 4 4 4 4 4 20
93 Laki-Laki 16 s/d 20 tahun SI 4 3 4 3 4 18 4 4 5 5 18 4 4 4 5 4 5 3 29 4 3 4 4 4 19 4 4 5 4 4 21
94 Perempuan 16 s/d 20 tahun SI 4 4 3 4 4 19 4 4 5 4 17 4 5 5 4 5 5 3 31 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
95 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 4 3 4 3 18 3 4 4 5 16 4 4 4 5 4 4 4 29 3 3 3 4 4 17 3 4 4 4 3 18
96 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SMA 3 4 4 4 4 19 3 3 5 4 15 3 3 3 3 3 5 5 25 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 4 18
97 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 3 4 3 3 3 16 3 4 5 5 17 3 4 5 5 4 4 4 29 2 3 3 3 4 15 3 4 4 4 4 19
98 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 3 4 4 4 4 19 2 3 5 4 14 3 5 4 4 4 4 4 28 3 3 4 3 4 17 4 4 4 4 4 20
99 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 3 4 3 3 4 17 4 4 3 4 15 4 4 4 4 4 3 4 27 3 3 5 4 4 19 4 3 4 4 4 19
100 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun D1-D3 3 4 4 3 3 17 3 4 3 4 14 4 3 4 5 5 5 5 31 4 4 5 4 4 21 5 3 4 4 4 20
101 Perempuan 11 s/d 15 tahun SMA 3 4 4 4 4 19 3 4 4 4 15 3 3 4 3 4 4 4 25 4 4 4 3 3 18 4 3 3 4 4 18
102 Perempuan 16 s/d 20 tahun D1-D3 4 4 5 4 3 20 4 4 4 3 15 4 5 5 5 4 5 3 31 2 3 4 4 4 17 4 5 4 4 4 21
103 Perempuan 2 s/d 5 tahun SMA 4 3 3 4 4 18 3 3 4 4 14 4 5 4 5 4 5 3 30 4 4 5 5 5 23 4 4 4 4 4 20
104 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun D1-D3 3 4 3 4 4 18 4 3 5 4 16 3 4 3 3 4 4 2 23 2 4 3 4 4 17 4 3 3 4 4 18
105 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun SI 2 2 3 2 3 12 4 3 5 4 16 3 3 3 3 4 4 2 22 2 4 4 4 5 19 3 3 3 3 3 15
106 Perempuan 6 s/d 10 tahun SMA 4 5 4 4 4 21 4 5 4 5 18 4 3 4 5 4 5 3 28 3 4 4 4 2 17 5 4 4 5 5 23
107 Perempuan 6 s/d 10 tahun D1-D3 2 3 3 3 3 14 2 3 3 2 10 3 3 3 4 3 3 4 23 2 1 2 2 5 12 3 2 3 2 3 13
108 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 5 5 5 24 4 4 5 5 18 5 4 4 4 5 5 3 30 4 5 4 4 3 20 4 5 4 4 4 21
109 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 4 5 5 4 3 21 4 4 5 3 16 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 5 4 21 4 5 4 4 4 21
110 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 5 4 3 21 3 3 3 4 13 4 3 3 5 4 5 3 27 4 4 4 5 4 21 4 5 4 4 4 21
111 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SMA 4 4 4 4 2 18 4 5 5 4 18 4 3 3 4 4 4 4 26 3 5 5 4 3 20 4 4 4 4 4 20
112 Laki-Laki 6 s/d 10 tahun SI 4 4 5 4 4 21 4 4 5 3 16 3 3 4 3 3 3 3 22 5 3 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
113 Perempuan 2 s/d 5 tahun D1-D3 4 4 4 3 4 19 3 4 5 4 16 3 3 3 4 4 4 4 25 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 20
114 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 5 5 3 4 2 19 5 4 5 4 18 4 3 3 3 3 4 4 24 4 5 4 4 4 21 4 5 4 4 4 21
115 Laki-Laki 20 tahun ke atas SMA 5 5 4 4 2 20 4 3 3 4 14 4 3 4 4 4 5 2 26 4 4 4 5 5 22 4 3 4 4 4 19
116 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 4 5 4 5 5 23 5 5 5 5 20 4 3 4 4 3 3 2 23 5 4 5 5 5 24 4 5 4 5 5 23
117 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun SMA 3 4 3 4 4 18 4 4 5 5 18 4 4 4 5 4 5 3 29 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 5 21
118 Laki-Laki 2 s/d 5 tahun D1-D3 3 3 4 3 3 16 4 4 4 4 16 4 5 5 4 4 5 3 30 5 4 3 3 3 18 4 4 4 4 4 20
119 Laki-Laki 11 s/d 15 tahun D1-D3 3 3 3 3 4 16 4 2 2 3 11 3 2 2 3 3 3 3 19 3 2 3 3 2 13 2 2 3 4 3 p
139

LAMPIRAN 2
CONFIRMATORY FACTOR
ANALYSIS (CFA)
140

1. CFA EKSOGEN

a. CFA Eksogen Awal

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)


Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X1_1 <--- Pengembangan__Karir 1,000
X1_2 <--- Pengembangan__Karir 1,162 ,146 7,962 *** par_1
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,000
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,236 ,143 8,629 *** par_2
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,044 ,143 7,308 *** par_3
X3_11 <--- Budaya__Organisasi 1,110 ,158 7,041 *** par_4
X3_12 <--- Budaya__Organisasi 1,076 ,149 7,214 *** par_5
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,930 ,133 7,000 *** par_6
X3_13 <--- Budaya__Organisasi 1,174 ,166 7,080 *** par_7
X1_3 <--- Pengembangan__Karir 1,312 ,157 8,373 *** par_8
X1_4 <--- Pengembangan__Karir 1,149 ,144 7,961 *** par_9
X3_10 <--- Budaya__Organisasi 1,000
X1_5 <--- Pengembangan__Karir ,575 ,132 4,362 *** par_13
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,963 ,140 6,860 *** par_14
X3_15 <--- Budaya__Organisasi 1,194 ,162 7,366 *** par_15
X3_16 <--- Budaya__Organisasi ,775 ,178 4,366 *** par_16
141

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,719
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,781
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,748
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,852
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,720
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,718
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,740
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,688
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,723
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,837
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,811
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,697
X1_5 <--- Pengembangan__Karir ,430
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,705
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,764
X3_16 <--- Budaya__Organisasi ,442

b. CFA Eksogen Revisi

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)


Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
142

Estimate S.E. C.R. P Label


X1_1 <--- Pengembangan__Karir 1,000
X1_2 <--- Pengembangan__Karir 1,160 ,145 7,981 *** par_1
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,000
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,236 ,143 8,638 *** par_2
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,043 ,143 7,308 *** par_3
X3_11 <--- Budaya__Organisasi 1,100 ,155 7,111 *** par_4
X3_12 <--- Budaya__Organisasi 1,074 ,147 7,320 *** par_5
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,929 ,133 7,001 *** par_6
X3_13 <--- Budaya__Organisasi 1,156 ,162 7,120 *** par_7
X1_3 <--- Pengembangan__Karir 1,311 ,157 8,361 *** par_8
X1_4 <--- Pengembangan__Karir 1,131 ,143 7,900 *** par_9
X3_10 <--- Budaya__Organisasi 1,000
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,937 ,137 6,830 *** par_13
X3_15 <--- Budaya__Organisasi 1,162 ,158 7,353 *** par_14

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,722
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,783
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,748
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,853
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,720
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,721
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,749
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,688
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,722
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,840
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,802
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,706
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,695
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,754
143

2. CFA ENDOGEN

a. CFE Endogen Awal

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


Y2_22 <--- OCB ,726 ,084 8,668 *** par_1
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi 1,000
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,932 ,127 7,339 *** par_2
Y2_25 <--- OCB ,881 ,095 9,290 *** par_3
Y2_24 <--- OCB ,713 ,080 8,919 *** par_4
Y2_23 <--- OCB 1,000
Y2_26 <--- OCB ,615 ,073 8,443 *** par_5
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,974 ,126 7,720 *** par_6
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,925 ,121 7,666 *** par_7
Y1_21 <--- Komitmen__Organisasi ,398 ,122 3,256 ,001 par_8

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)


144

Estimate
Y2_22 <--- OCB ,740
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,709
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,716
Y2_25 <--- OCB ,783
Y2_24 <--- OCB ,754
Y2_23 <--- OCB ,801
Y2_26 <--- OCB ,729
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,759
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,755
Y1_21 <--- Komitmen__Organisasi ,317

b. CFE Endogen Revisi

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)


145

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


Y2_22 <--- OCB ,727 ,083 8,748 *** par_1
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi 1,000
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,928 ,127 7,324 *** par_2
Y2_25 <--- OCB ,879 ,094 9,341 *** par_3
Y2_24 <--- OCB ,708 ,079 8,904 *** par_4
Y2_23 <--- OCB 1,000
Y2_26 <--- OCB ,608 ,072 8,409 *** par_5
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,970 ,126 7,711 *** par_6
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,921 ,120 7,653 *** par_7

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate
Y2_22 <--- OCB ,744
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,709
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,713
Y2_25 <--- OCB ,783
Y2_24 <--- OCB ,751
Y2_23 <--- OCB ,804
Y2_26 <--- OCB ,723
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,756
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,752

3. CFA FULL MEANSUREMENT


146

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)


Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


X1_1 <--- Pengembangan__Karir 1,000
X1_2 <--- Pengembangan__Karir 1,154 ,141 8,200 *** par_1
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,000
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,189 ,135 8,783 *** par_2
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,035 ,139 7,446 *** par_3
X3_11 <--- Budaya__Organisasi 1,110 ,157 7,051 *** par_4
X3_12 <--- Budaya__Organisasi 1,089 ,149 7,290 *** par_5
147

Estimate S.E. C.R. P Label


X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,956 ,130 7,337 *** par_6
X3_13 <--- Budaya__Organisasi 1,174 ,165 7,093 *** par_7
X1_3 <--- Pengembangan__Karir 1,308 ,150 8,711 *** par_8
X1_4 <--- Pengembangan__Karir 1,115 ,137 8,163 *** par_9
X3_10 <--- Budaya__Organisasi 1,000
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,954 ,140 6,826 *** par_10
X3_15 <--- Budaya__Organisasi 1,187 ,161 7,359 *** par_11
Y2_22 <--- OCB ,733 ,078 9,354 *** par_12
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi 1,000
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,925 ,125 7,417 *** par_13
Y2_25 <--- OCB ,851 ,089 9,520 *** par_14
Y2_24 <--- OCB ,708 ,075 9,413 *** par_15
Y2_23 <--- OCB 1,000
Y2_26 <--- OCB ,590 ,069 8,573 *** par_16
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,960 ,124 7,767 *** par_17
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,908 ,118 7,681 *** par_18

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,726
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,783
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,754
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,827
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,721
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,718
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,749
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,714
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,723
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,843
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,795
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,696
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,698
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,760
Y2_22 <--- OCB ,757
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,714
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,716
Y2_25 <--- OCB ,766
Y2_24 <--- OCB ,758
Y2_23 <--- OCB ,812
Y2_26 <--- OCB ,708
148

Estimate
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,754
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,747

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


Pengembangan__Karir <--> Kepemimpinan__Transformasional ,207 ,049 4,187 *** par_19
Kepemimpinan__Transformasional <--> Budaya__Organisasi ,079 ,036 2,205 ,027 par_20
Budaya__Organisasi <--> Komitmen__Organisasi ,125 ,040 3,137 ,002 par_21
OCB <--> Komitmen__Organisasi ,474 ,084 5,641 *** par_22
Pengembangan__Karir <--> Budaya__Organisasi ,058 ,031 1,866 ,062 par_23
Pengembangan__Karir <--> Komitmen__Organisasi ,290 ,060 4,869 *** par_24
Pengembangan__Karir <--> OCB ,359 ,067 5,325 *** par_25
Kepemimpinan__Transformasional <--> Komitmen__Organisasi ,297 ,064 4,670 *** par_26
Kepemimpinan__Transformasional <--> OCB ,374 ,072 5,217 *** par_27
Budaya__Organisasi <--> OCB ,189 ,048 3,980 *** par_28

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate
Pengembangan__Karir <--> Kepemimpinan__Transformasional ,582
Kepemimpinan__Transformasional <--> Budaya__Organisasi ,252
Budaya__Organisasi <--> Komitmen__Organisasi ,389
OCB <--> Komitmen__Organisasi ,971
Pengembangan__Karir <--> Budaya__Organisasi ,207
Pengembangan__Karir <--> Komitmen__Organisasi ,793
Pengembangan__Karir <--> OCB ,849
Kepemimpinan__Transformasional <--> Komitmen__Organisasi ,723
Kepemimpinan__Transformasional <--> OCB ,787
Budaya__Organisasi <--> OCB ,511
149

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


Pengembangan__Karir ,316 ,072 4,393 *** par_29
Kepemimpinan__Transformasional ,400 ,088 4,560 *** par_30
Budaya__Organisasi ,243 ,059 4,105 *** par_31
OCB ,564 ,107 5,291 *** par_32
Komitmen__Organisasi ,423 ,098 4,308 *** par_33
e1 ,284 ,043 6,679 *** par_34
e2 ,266 ,043 6,248 *** par_35
e6 ,303 ,049 6,145 *** par_36
e7 ,261 ,051 5,072 *** par_37
e8 ,397 ,062 6,391 *** par_38
e10 ,258 ,039 6,648 *** par_39
e11 ,281 ,043 6,476 *** par_40
e12 ,225 ,036 6,245 *** par_41
e9 ,352 ,055 6,382 *** par_42
e13 ,306 ,047 6,459 *** par_43
e3 ,220 ,040 5,451 *** par_44
e4 ,228 ,037 6,135 *** par_45
e14 ,232 ,035 6,626 *** par_46
e15 ,251 ,041 6,128 *** par_47
e17 ,406 ,060 6,781 *** par_48
e23 ,292 ,043 6,830 *** par_49
e24 ,209 ,029 7,099 *** par_50
e22 ,226 ,032 7,164 *** par_51
e18 ,343 ,051 6,786 *** par_52
e25 ,288 ,042 6,946 *** par_53
e26 ,195 ,027 7,223 *** par_54
e19 ,296 ,046 6,484 *** par_55
e20 ,276 ,042 6,606 *** par_56
150

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate
Y1_20 ,559
Y1_19 ,569
Y2_26 ,501
Y2_25 ,586
Y1_18 ,513
Y2_22 ,573
Y2_24 ,575
Y2_23 ,659
Y1_17 ,510
X3_15 ,578
X3_14 ,488
X1_4 ,633
X1_3 ,710
X3_13 ,523
X2_9 ,509
X3_12 ,561
X3_11 ,516
X3_10 ,485
X2_8 ,519
X2_7 ,684
X2_6 ,569
X1_2 ,613
X1_1 ,527
151

LAMPIRAN Variance Extracted (AVE) dan Discriminant Validity


Loading Discriminant
()2 1-()2 AVE
Validity
()
X1_1 <--- Pengembangan__Karir 0,726 0,527 0,473
X1_2 <--- Pengembangan__Karir 0,783 0,613 0,387
X1_3 <--- Pengembangan__Karir 0,843 0,711 0,289
X1_4 <--- Pengembangan__Karir 0,795 0,632 0,368
2,483 1,517 0,621 0,788
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,754 0,569 0,431
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,827 0,684 0,316
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,721 0,520 0,480
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,714 0,510 0,490
2,282 1,718 0,571 0,755
X3_10 <--- Budaya__Organisasi 0,696 0,484 0,516
X3_11 <--- Budaya__Organisasi 0,718 0,516 0,484
X3_12 <--- Budaya__Organisasi 0,749 0,561 0,439
X3_13 <--- Budaya__Organisasi 0,723 0,523 0,477
X3_14 <--- Budaya__Organisasi 0,698 0,487 0,513
X3_15 <--- Budaya__Organisasi 0,760 0,578 0,422
3,148 2,852 0,525 0,724
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi 0,714 0,510 0,490
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi 0,716 0,513 0,487
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi 0,754 0,569 0,431
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi 0,747 0,558 0,442
2,149 1,851 0,537 0,733
Y2_22 <--- OCB 0,757 0,573 0,427
Y2_23 <--- OCB 0,812 0,659 0,341
Y2_24 <--- OCB 0,758 0,575 0,425
Y2_25 <--- OCB 0,766 0,587 0,413
Y2_26 <--- OCB 0,708 0,501 0,499
2,895 2,105 0,579 0,761
152

LAMPIRAN Contruct Reliability


Loading ME Ej
() Reliabilitas
X1_1 <--- Pengembangan__Karir 0,726 0,527 0,473
X1_2 <--- Pengembangan__Karir 0,783 0,613 0,387
X1_3 <--- Pengembangan__Karir 0,843 0,711 0,289
X1_4 <--- Pengembangan__Karir 0,795 0,632 0,368
0,787
3,147
9,904 1,517 0,867
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,754 0,569 0,431
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,827 0,684 0,316
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,721 0,520 0,480
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional 0,714 0,510 0,490
0,754
3,016
9,096 1,718 0,841
X3_10 <--- Budaya__Organisasi 0,696 0,484 0,516
X3_11 <--- Budaya__Organisasi 0,718 0,516 0,484
X3_12 <--- Budaya__Organisasi 0,749 0,561 0,439
X3_13 <--- Budaya__Organisasi 0,723 0,523 0,477
X3_14 <--- Budaya__Organisasi 0,698 0,487 0,513
X3_15 <--- Budaya__Organisasi 0,760 0,578 0,422
0,724
4,344
18,870 2,852 0,869
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi 0,714 0,510 0,490
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi 0,716 0,513 0,487
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi 0,754 0,569 0,431
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi 0,747 0,558 0,442
0,733
2,931
8,591 1,851 0,823
Y2_22 <--- OCB 0,757 0,573 0,427
Y2_23 <--- OCB 0,812 0,659 0,341
Y2_24 <--- OCB 0,758 0,575 0,425
Y2_25 <--- OCB 0,766 0,587 0,413
Y2_26 <--- OCB 0,708 0,501 0,499
0,760
3,801
14,448 2,105 0,873
153

LAMPIRAN 3
SEM
(Structural Equation Model)
154

KONFIRMATORY FULL MODEL


155

LAMPIRAN UJI ASUMSI SEM

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.


X3_15 2,000 5,000 -,518 -2,306 -,499 -1,111
X3_14 2,000 5,000 -,680 -2,029 1,232 2,243
X1_4 2,000 5,000 -,533 -2,374 ,083 ,186
Y1_20 1,000 5,000 -,887 -1,949 1,841 2,099
Y1_19 2,000 5,000 -,238 -1,062 -,674 -1,500
X1_3 2,000 5,000 -,251 -1,118 -,758 -1,689
Y2_26 2,000 5,000 -,369 -1,643 ,701 1,561
X3_13 2,000 5,000 -,512 -2,278 -,973 -2,168
Y2_25 1,000 5,000 -,819 -1,650 ,824 1,835
Y1_18 1,000 5,000 -,936 -1,169 1,357 2,022
X2_9 2,000 5,000 -,452 -2,012 -,411 -,916
Y2_22 1,000 5,000 -,999 -2,450 1,604 2,272
Y2_24 2,000 5,000 -,210 -,936 -,235 -,524
Y2_23 1,000 5,000 -,453 -2,018 -,313 -,698
Y1_17 2,000 5,000 -,450 -2,006 -,578 -1,286
X3_12 2,000 5,000 -,285 -1,271 -,099 -,220
X3_11 2,000 5,000 -,085 -,380 -,772 -1,719
X3_10 2,000 5,000 -,212 -,943 -,286 -,637
X2_8 2,000 5,000 -,619 -2,259 -,583 -1,297
X2_7 1,000 5,000 -,555 -2,470 -,127 -,283
X2_6 2,000 5,000 -,158 -,704 -,544 -1,212
X1_2 2,000 5,000 -,271 -1,209 -1,066 -2,374
X1_1 2,000 5,000 -,326 -1,452 -,178 -,396
Multivariate 13,067 2,102

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2


69 48,051 ,002 ,178
24 39,113 ,019 ,671
83 36,930 ,033 ,757
6 36,649 ,035 ,610
68 36,400 ,038 ,463
156

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2


47 36,324 ,038 ,304
23 36,110 ,040 ,203
91 35,357 ,048 ,212
45 34,831 ,054 ,195
46 34,806 ,054 ,114
34 34,330 ,061 ,107
8 33,628 ,071 ,136
7 33,118 ,079 ,147
61 33,094 ,079 ,090
104 32,877 ,083 ,070
105 32,357 ,093 ,085
32 32,199 ,096 ,063
59 31,942 ,101 ,055
119 30,541 ,134 ,246
102 30,252 ,142 ,245
87 30,035 ,148 ,228
42 29,878 ,153 ,198
70 29,714 ,158 ,173
13 29,435 ,166 ,179
89 28,419 ,200 ,431
12 28,290 ,205 ,393
114 28,161 ,210 ,358
25 27,889 ,220 ,378
9 27,115 ,251 ,608
96 26,813 ,264 ,650
98 26,740 ,267 ,600
100 26,539 ,276 ,604
14 26,459 ,280 ,558
97 26,143 ,294 ,614
66 25,839 ,309 ,666
88 25,281 ,336 ,807
51 25,197 ,340 ,778
10 24,607 ,371 ,897
29 24,557 ,374 ,871
115 24,534 ,375 ,833
118 24,507 ,376 ,789
5 24,476 ,378 ,742
50 24,123 ,397 ,813
11 24,060 ,401 ,781
78 23,986 ,405 ,751
157

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2


40 23,977 ,405 ,691
107 23,975 ,405 ,624
63 23,875 ,411 ,599
39 23,622 ,425 ,648
54 23,558 ,429 ,608
21 23,316 ,442 ,653
1 23,248 ,446 ,616
55 22,766 ,475 ,766
110 22,665 ,480 ,750
2 22,443 ,494 ,782
65 22,440 ,494 ,725
58 22,427 ,495 ,667
106 22,367 ,498 ,628
116 22,282 ,503 ,601
60 22,072 ,516 ,636
80 21,822 ,531 ,690
48 21,746 ,536 ,660
18 21,659 ,541 ,635
4 21,489 ,551 ,651
75 21,348 ,560 ,653
95 21,265 ,565 ,626
99 21,186 ,570 ,596
64 20,982 ,582 ,631
82 20,921 ,586 ,592
36 20,579 ,607 ,696
57 20,465 ,614 ,685
53 20,370 ,619 ,665
31 20,358 ,620 ,600
111 20,293 ,624 ,562
20 20,204 ,630 ,535
22 20,204 ,630 ,459
41 19,909 ,647 ,545
101 19,046 ,699 ,869
79 19,004 ,701 ,838
103 18,958 ,704 ,804
71 18,940 ,705 ,752
108 18,727 ,717 ,783
30 18,678 ,720 ,743
43 18,671 ,720 ,677
117 18,640 ,722 ,619
158

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2


112 18,469 ,732 ,632
44 18,189 ,747 ,699
52 18,102 ,752 ,668
84 17,933 ,761 ,677
33 17,639 ,777 ,745
28 17,481 ,785 ,746
77 17,417 ,788 ,703
93 17,398 ,789 ,633
56 17,356 ,791 ,569
72 17,295 ,795 ,514
109 16,979 ,810 ,594
37 16,952 ,812 ,517
26 16,908 ,814 ,448
38 16,861 ,816 ,380
73 16,845 ,817 ,299
159

Sample Moments (Group number 1)

Sample Covariances (Group number 1)

X3_15 X3_14 X1_4 Y1_20 Y1_19 X1_3 Y2_26 X3_13 Y2_25 Y1_18 X2_9 Y2_22 Y2_24 Y2_23 Y1_17 X3_12 X3_11 X3_10 X2_8 X2_7 X2_6 X1_2 X1_1
X3_15 ,594
X3_14 ,291 ,453
X1_4 ,077 ,045 ,622
Y1_20 ,181 ,161 ,265 ,625
Y1_19 ,136 ,103 ,319 ,378 ,686
X1_3 ,074 ,070 ,481 ,317 ,371 ,761
Y2_26 ,119 ,102 ,226 ,248 ,262 ,261 ,391
X3_13 ,367 ,248 ,035 ,143 ,133 ,040 ,147 ,641
Y2_25 ,240 ,160 ,332 ,385 ,409 ,383 ,326 ,232 ,697
Y1_18 ,165 ,162 ,340 ,334 ,380 ,325 ,278 ,139 ,350 ,705
X2_9 ,079 ,094 ,216 ,314 ,295 ,242 ,257 ,132 ,301 ,327 ,718
Y2_22 ,178 ,172 ,269 ,333 ,341 ,333 ,245 ,133 ,338 ,301 ,277 ,529
Y2_24 ,144 ,127 ,285 ,290 ,338 ,319 ,232 ,156 ,351 ,295 ,299 ,279 ,492
Y2_23 ,217 ,164 ,406 ,452 ,410 ,486 ,322 ,188 ,481 ,471 ,370 ,399 ,406 ,857
Y1_17 ,125 ,053 ,330 ,376 ,405 ,383 ,286 ,098 ,383 ,409 ,310 ,358 ,319 ,469 ,828
X3_12 ,300 ,245 ,096 ,153 ,134 ,080 ,121 ,304 ,208 ,140 ,104 ,180 ,172 ,215 ,122 ,514
X3_11 ,291 ,270 ,071 ,120 ,100 ,047 ,104 ,304 ,191 ,132 ,070 ,113 ,130 ,173 ,097 ,321 ,581
X3_10 ,286 ,228 ,101 ,156 ,079 ,060 ,089 ,297 ,200 ,102 ,064 ,147 ,115 ,147 ,085 ,265 ,281 ,502
X2_8 ,063 ,074 ,172 ,300 ,244 ,221 ,164 ,051 ,246 ,279 ,434 ,272 ,265 ,371 ,297 ,099 ,065 ,004 ,826
X2_7 ,101 ,097 ,296 ,325 ,267 ,309 ,271 ,139 ,313 ,269 ,428 ,371 ,338 ,409 ,393 ,113 ,088 ,122 ,515 ,827
X2_6 ,087 ,048 ,243 ,266 ,279 ,283 ,222 ,098 ,327 ,286 ,353 ,299 ,298 ,380 ,342 ,095 ,053 ,158 ,389 ,495 ,704
X1_2 ,067 ,066 ,411 ,273 ,316 ,461 ,247 ,090 ,337 ,343 ,264 ,299 ,280 ,466 ,310 ,139 ,021 ,070 ,181 ,307 ,254 ,687
X1_1 ,098 ,071 ,324 ,268 ,310 ,412 ,221 ,093 ,297 ,304 ,219 ,258 ,272 ,413 ,303 ,106 ,064 ,072 ,219 ,277 ,249 ,382 ,600
Condition number = 49,296
Eigenvalues
160

6,252 1,786 1,087 ,593 ,495 ,426 ,394 ,353 ,346 ,336 ,316 ,288 ,273 ,259 ,248 ,234 ,215 ,192 ,177 ,170 ,141 ,133 ,127
Determinant of sample covariance matrix = ,000

Sample Correlations (Group number 1)

X3_15 X3_14 X1_4 Y1_20 Y1_19 X1_3 Y2_26 X3_13 Y2_25 Y1_18 X2_9 Y2_22 Y2_24 Y2_23 Y1_17 X3_12 X3_11 X3_10 X2_8 X2_7 X2_6 X1_2 X1_1
X3_15 1,000
X3_14 ,561 1,000
X1_4 ,127 ,084 1,000
Y1_20 ,297 ,302 ,426 1,000
Y1_19 ,213 ,184 ,488 ,578 1,000
X1_3 ,111 ,119 ,700 ,460 ,514 1,000
Y2_26 ,247 ,242 ,458 ,501 ,507 ,477 1,000
X3_13 ,594 ,461 ,055 ,225 ,201 ,057 ,294 1,000
Y2_25 ,372 ,285 ,505 ,583 ,592 ,526 ,625 ,348 1,000
Y1_18 ,256 ,286 ,514 ,504 ,547 ,444 ,529 ,206 ,499 1,000
X2_9 ,120 ,164 ,324 ,469 ,421 ,328 ,484 ,195 ,425 ,460 1,000
Y2_22 ,318 ,352 ,470 ,580 ,567 ,524 ,539 ,228 ,557 ,493 ,449 1,000
Y2_24 ,267 ,269 ,515 ,522 ,582 ,522 ,528 ,277 ,600 ,500 ,502 ,546 1,000
Y2_23 ,305 ,263 ,557 ,618 ,535 ,602 ,556 ,253 ,623 ,607 ,472 ,592 ,625 1,000
Y1_17 ,178 ,086 ,460 ,522 ,537 ,482 ,502 ,135 ,504 ,536 ,402 ,541 ,500 ,557 1,000
X3_12 ,543 ,508 ,170 ,271 ,225 ,129 ,270 ,530 ,348 ,233 ,171 ,345 ,341 ,324 ,188 1,000
X3_11 ,496 ,527 ,117 ,199 ,159 ,070 ,219 ,498 ,300 ,206 ,108 ,203 ,242 ,245 ,140 ,587 1,000
X3_10 ,524 ,477 ,181 ,278 ,134 ,097 ,202 ,523 ,339 ,172 ,106 ,285 ,231 ,225 ,132 ,521 ,521 1,000
X2_8 ,090 ,121 ,240 ,417 ,324 ,279 ,289 ,070 ,324 ,366 ,563 ,411 ,415 ,441 ,358 ,152 ,094 ,006 1,000
X2_7 ,144 ,158 ,413 ,453 ,354 ,389 ,476 ,191 ,412 ,352 ,556 ,561 ,530 ,486 ,474 ,174 ,127 ,189 ,623 1,000
X2_6 ,135 ,085 ,368 ,401 ,402 ,387 ,423 ,145 ,467 ,407 ,497 ,490 ,506 ,490 ,448 ,158 ,083 ,266 ,511 ,649 1,000
X1_2 ,105 ,119 ,630 ,416 ,461 ,638 ,476 ,135 ,488 ,493 ,376 ,496 ,482 ,608 ,411 ,233 ,033 ,119 ,240 ,407 ,365 1,000
X1_1 ,165 ,136 ,530 ,438 ,484 ,609 ,457 ,151 ,459 ,468 ,334 ,458 ,500 ,576 ,429 ,191 ,109 ,132 ,312 ,393 ,383 ,595 1,000
Condition number = 50,320
161

Eigenvalues
9,437 3,108 1,456 ,867 ,736 ,671 ,608 ,568 ,551 ,525 ,487 ,476 ,453 ,430 ,393 ,356 ,344 ,307 ,291 ,287 ,239 ,223 ,188
162

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)


Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Komitmen__
<--- Budaya__Organisasi ,244 ,103 2,368 ,018 par_9
Organisasi
Komitmen__
<--- Pengembangan__Karir ,632 ,133 4,766 *** par_10
Organisasi
Komitmen__
<--- Kepemimpinan__Transformasional ,368 ,111 3,318 *** par_12
Organisasi
OCB <--- Pengembangan__Karir ,349 ,142 2,460 ,014 par_8
OCB <--- Komitmen__Organisasi ,640 ,177 3,604 *** par_13
OCB <--- Budaya__Organisasi ,297 ,091 3,245 ,001 par_18
OCB <--- Kepemimpinan__Transformasional ,221 ,100 2,201 ,028 par_19
X1_1 <--- Pengembangan__Karir 1,000
X1_2 <--- Pengembangan__Karir 1,154 ,141 8,200 *** par_1
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,000
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,189 ,135 8,783 *** par_2
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional 1,035 ,139 7,446 *** par_3
X3_11 <--- Budaya__Organisasi 1,110 ,157 7,051 *** par_4
X3_12 <--- Budaya__Organisasi 1,089 ,149 7,290 *** par_5
Y2_22 <--- OCB ,733 ,078 9,354 *** par_6
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,956 ,130 7,337 *** par_7
X3_13 <--- Budaya__Organisasi 1,174 ,165 7,093 *** par_11
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi 1,000
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,925 ,125 7,417 *** par_14
Y2_25 <--- OCB ,851 ,089 9,520 *** par_15
Y2_24 <--- OCB ,708 ,075 9,413 *** par_16
Y2_23 <--- OCB 1,000
Y2_26 <--- OCB ,590 ,069 8,573 *** par_17
X1_3 <--- Pengembangan__Karir 1,308 ,150 8,711 *** par_20
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,960 ,124 7,767 *** par_21
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,908 ,118 7,681 *** par_22
X1_4 <--- Pengembangan__Karir 1,115 ,137 8,163 *** par_23
X3_10 <--- Budaya__Organisasi 1,000
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,954 ,140 6,826 *** par_27
X3_15 <--- Budaya__Organisasi 1,187 ,161 7,359 *** par_28
163

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate
Komitmen__Organisasi <--- Budaya__Organisasi ,185
Komitmen__Organisasi <--- Pengembangan__Karir ,546
Komitmen__Organisasi <--- Kepemimpinan__Transformasional ,358
OCB <--- Pengembangan__Karir ,261
OCB <--- Komitmen__Organisasi ,554
OCB <--- Budaya__Organisasi ,195
OCB <--- Kepemimpinan__Transformasional ,186
X1_1 <--- Pengembangan__Karir ,726
X1_2 <--- Pengembangan__Karir ,783
X2_6 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,754
X2_7 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,827
X2_8 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,721
X3_11 <--- Budaya__Organisasi ,718
X3_12 <--- Budaya__Organisasi ,749
Y2_22 <--- OCB ,757
X2_9 <--- Kepemimpinan__Transformasional ,714
X3_13 <--- Budaya__Organisasi ,723
Y1_17 <--- Komitmen__Organisasi ,714
Y1_18 <--- Komitmen__Organisasi ,716
Y2_25 <--- OCB ,766
Y2_24 <--- OCB ,758
Y2_23 <--- OCB ,812
Y2_26 <--- OCB ,708
X1_3 <--- Pengembangan__Karir ,843
Y1_19 <--- Komitmen__Organisasi ,754
Y1_20 <--- Komitmen__Organisasi ,747
X1_4 <--- Pengembangan__Karir ,795
X3_10 <--- Budaya__Organisasi ,696
X3_14 <--- Budaya__Organisasi ,698
X3_15 <--- Budaya__Organisasi ,760

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


Kepemimpinan__
<--> Budaya__Organisasi ,079 ,036 2,205 ,027 par_24
Transformasional
164

Estimate S.E. C.R. P Label


Kepemimpinan__
Pengembangan__Karir <--> ,207 ,049 4,187 *** par_25
Transformasional
Pengembangan__Karir <--> Budaya__Organisasi ,058 ,031 1,866 ,062 par_26

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate
Kepemimpinan__Transformasional <--> Budaya__Organisasi ,252
Pengembangan__Karir <--> Kepemimpinan__Transformasional ,582
Pengembangan__Karir <--> Budaya__Organisasi ,207

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label


Pengembangan__Karir ,316 ,072 4,393 *** par_29
Kepemimpinan__Transformasional ,400 ,088 4,560 *** par_30
Budaya__Organisasi ,243 ,059 4,105 *** par_31
z1 ,100 ,034 2,913 ,004 par_32
z2 -,003 ,018 -,184 ,854 par_33
e1 ,284 ,043 6,679 *** par_34
e2 ,266 ,043 6,248 *** par_35
e6 ,303 ,049 6,145 *** par_36
e7 ,261 ,051 5,072 *** par_37
e8 ,397 ,062 6,391 *** par_38
e10 ,258 ,039 6,648 *** par_39
e11 ,281 ,043 6,476 *** par_40
e12 ,225 ,036 6,245 *** par_41
e17 ,406 ,060 6,781 *** par_42
e23 ,292 ,043 6,830 *** par_43
e24 ,209 ,029 7,099 *** par_44
e22 ,226 ,032 7,164 *** par_45
e9 ,352 ,055 6,382 *** par_46
e18 ,343 ,051 6,786 *** par_47
e25 ,288 ,042 6,946 *** par_48
e13 ,306 ,047 6,459 *** par_49
e26 ,195 ,027 7,223 *** par_50
e3 ,220 ,040 5,451 *** par_51
e19 ,296 ,046 6,484 *** par_52
e20 ,276 ,042 6,606 *** par_53
165

Estimate S.E. C.R. P Label


e4 ,228 ,037 6,135 *** par_54
e14 ,232 ,035 6,626 *** par_55
e15 ,251 ,041 6,128 *** par_56

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate
Komitmen__Organisasi ,764
OCB ,962
X3_15 ,578
X3_14 ,488
X1_4 ,633
Y1_20 ,559
Y1_19 ,569
X1_3 ,710
Y2_26 ,501
X3_13 ,523
Y2_25 ,586
Y1_18 ,513
X2_9 ,509
Y2_22 ,573
Y2_24 ,575
Y2_23 ,659
Y1_17 ,510
X3_12 ,561
X3_11 ,516
X3_10 ,485
X2_8 ,519
X2_7 ,684
X2_6 ,569
X1_2 ,613
X1_1 ,527
166

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Budaya_ Kepemimpina Komitmen


Pengemban
_Organis n__Transform __Organisa OCB
gan__Karir
asi asional si
Komitmen__
,244 ,368 ,632 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,453 ,456 ,753 ,640 ,000
X3_15 1,187 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,954 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 1,115 ,000 ,000
Y1_20 ,222 ,334 ,574 ,908 ,000
Y1_19 ,235 ,353 ,607 ,960 ,000
X1_3 ,000 ,000 1,308 ,000 ,000
Y2_26 ,267 ,269 ,444 ,377 ,590
X3_13 1,174 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,385 ,388 ,641 ,544 ,851
Y1_18 ,226 ,340 ,584 ,925 ,000
X2_9 ,000 ,956 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,332 ,334 ,552 ,468 ,733
Y2_24 ,321 ,323 ,533 ,453 ,708
Y2_23 ,453 ,456 ,753 ,640 1,000
Y1_17 ,244 ,368 ,632 1,000 ,000
X3_12 1,089 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 1,110 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 1,035 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 1,189 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 1,154 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000
167

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Kepemimpin Komitmen
Budaya__ Pengemban
an__Transfo __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
rmasional si
Komitmen__
,185 ,358 ,546 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,297 ,384 ,564 ,554 ,000
X3_15 ,760 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,698 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,795 ,000 ,000
Y1_20 ,138 ,268 ,408 ,747 ,000
Y1_19 ,140 ,270 ,412 ,754 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,843 ,000 ,000
Y2_26 ,211 ,272 ,399 ,392 ,708
X3_13 ,723 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,228 ,294 ,432 ,424 ,766
Y1_18 ,133 ,257 ,391 ,716 ,000
X2_9 ,000 ,714 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,225 ,291 ,427 ,419 ,757
Y2_24 ,226 ,291 ,427 ,420 ,758
Y2_23 ,241 ,312 ,458 ,449 ,812
Y1_17 ,132 ,256 ,390 ,714 ,000
X3_12 ,749 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,718 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,696 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,721 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,827 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,754 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,783 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,726 ,000 ,000

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Kepemimpin Komitmen
Budaya__ Pengemban
an__Transfo __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
rmasional si
Komitmen__
,244 ,368 ,632 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,297 ,221 ,349 ,640 ,000
X3_15 1,187 ,000 ,000 ,000 ,000
168

Kepemimpin Komitmen
Budaya__ Pengemban
an__Transfo __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
rmasional si
X3_14 ,954 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 1,115 ,000 ,000
Y1_20 ,000 ,000 ,000 ,908 ,000
Y1_19 ,000 ,000 ,000 ,960 ,000
X1_3 ,000 ,000 1,308 ,000 ,000
Y2_26 ,000 ,000 ,000 ,000 ,590
X3_13 1,174 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,000 ,000 ,000 ,000 ,851
Y1_18 ,000 ,000 ,000 ,925 ,000
X2_9 ,000 ,956 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,000 ,000 ,000 ,000 ,733
Y2_24 ,000 ,000 ,000 ,000 ,708
Y2_23 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
Y1_17 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000
X3_12 1,089 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 1,110 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 1,035 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 1,189 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 1,154 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Budaya_ Kepemimpinan Komitmen


Pengemban
_Organis __Transformasi __Organisa OCB
gan__Karir
asi onal si
Komitmen__
,185 ,358 ,546 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,195 ,186 ,261 ,554 ,000
X3_15 ,760 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,698 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,795 ,000 ,000
Y1_20 ,000 ,000 ,000 ,747 ,000
Y1_19 ,000 ,000 ,000 ,754 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,843 ,000 ,000
Y2_26 ,000 ,000 ,000 ,000 ,708
169

Budaya_ Kepemimpinan Komitmen


Pengemban
_Organis __Transformasi __Organisa OCB
gan__Karir
asi onal si
X3_13 ,723 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,000 ,000 ,000 ,000 ,766
Y1_18 ,000 ,000 ,000 ,716 ,000
X2_9 ,000 ,714 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,000 ,000 ,000 ,000 ,757
Y2_24 ,000 ,000 ,000 ,000 ,758
Y2_23 ,000 ,000 ,000 ,000 ,812
Y1_17 ,000 ,000 ,000 ,714 ,000
X3_12 ,749 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,718 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,696 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,721 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,827 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,754 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,783 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,726 ,000 ,000

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Kepemimpin
Budaya__ Pengemban Komitmen__
an__Transfo OCB
Organisasi gan__Karir Organisasi
rmasional
Komitmen__
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,156 ,235 ,404 ,000 ,000
X3_15 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y1_20 ,222 ,334 ,574 ,000 ,000
Y1_19 ,235 ,353 ,607 ,000 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_26 ,267 ,269 ,444 ,377 ,000
X3_13 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,385 ,388 ,641 ,544 ,000
Y1_18 ,226 ,340 ,584 ,000 ,000
X2_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,332 ,334 ,552 ,468 ,000
Y2_24 ,321 ,323 ,533 ,453 ,000
170

Kepemimpin
Budaya__ Pengemban Komitmen__
an__Transfo OCB
Organisasi gan__Karir Organisasi
rmasional
Y2_23 ,453 ,456 ,753 ,640 ,000
Y1_17 ,244 ,368 ,632 ,000 ,000
X3_12 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Kepemimpina Komitmen
Budaya__ Pengemban
n__Transform __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
asional si
Komitmen__
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Organisasi
OCB ,103 ,198 ,302 ,000 ,000
X3_15 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_14 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y1_20 ,138 ,268 ,408 ,000 ,000
Y1_19 ,140 ,270 ,412 ,000 ,000
X1_3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_26 ,211 ,272 ,399 ,392 ,000
X3_13 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_25 ,228 ,294 ,432 ,424 ,000
Y1_18 ,133 ,257 ,391 ,000 ,000
X2_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2_22 ,225 ,291 ,427 ,419 ,000
Y2_24 ,226 ,291 ,427 ,420 ,000
Y2_23 ,241 ,312 ,458 ,449 ,000
Y1_17 ,132 ,256 ,390 ,000 ,000
171

Kepemimpina Komitmen
Budaya__ Pengemban
n__Transform __Organisa OCB
Organisasi gan__Karir
asional si
X3_12 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_11 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X3_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_7 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X2_6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X1_1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
172

LAMPIRAN 4
FREKUENSI DATA
173

FREKUENSI IDENTITAS RESPONDEN

Statistics

Jenis Kelamin Usia Pendidikan

N Valid 119 119 119

Missing 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 79 66.4 66.4 66.4

Perempuan 40 33.6 33.6 100.0

Total 119 100.0 100.0

Masa Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2-5 tahun 44 37.0 37.0 37.0

6-10 tahun 19 16.0 16.0 52.9

11-15 tahun 18 15.1 15.1 68.1

16-20 tahun 16 13.4 13.4 81.5

> 20 tahun 22 18.5 18.5 100.0

Total 119 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMA 63 52.9 52.9 52.9

D1-D3 30 25.2 25.2 78.2

SI 26 21.8 21.8 100.0

Total 119 100.0 100.0


174

FREKUENSI VARIABEL PENGEMBANGAN KARIR

Statistics

Pengembangan
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 Karir

N Valid 119 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.76 4.05 3.86 3.84 3.72 19.24
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 19.00
Mode 4 4 4 4 4 19
Sum 448 482 459 457 443 2289

Frequency Table

X1_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 7 5.9 5.9 5.9

3 32 26.9 26.9 32.8

4 62 52.1 52.1 84.9

5 18 15.1 15.1 100.0

Total 119 100.0 100.0

X1_2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

3 32 26.9 26.9 28.6

4 43 36.1 36.1 64.7

5 42 35.3 35.3 100.0


Total 119 100.0 100.0
175

X1_3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 7 5.9 5.9 5.9

3 34 28.6 28.6 34.5

4 47 39.5 39.5 73.9

5 31 26.1 26.1 100.0

Total 119 100.0 100.0

X1_4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 8 6.7 6.7 6.7

3 24 20.2 20.2 26.9

4 66 55.5 55.5 82.4

5 21 17.6 17.6 100.0

Total 119 100.0 100.0

X1_5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 7 5.9 5.9 5.9

3 33 27.7 27.7 33.6

4 65 54.6 54.6 88.2

5 14 11.8 11.8 100.0

Total 119 100.0 100.0


176

Pengembangan Karir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 5 4.2 4.2 4.2

13 3 2.5 2.5 6.7

14 3 2.5 2.5 9.2

15 5 4.2 4.2 13.4

16 7 5.9 5.9 19.3

17 4 3.4 3.4 22.7

18 16 13.4 13.4 36.1

19 18 15.1 15.1 51.3

20 13 10.9 10.9 62.2

21 17 14.3 14.3 76.5

22 10 8.4 8.4 84.9

23 9 7.6 7.6 92.4

24 6 5.0 5.0 97.5

25 3 2.5 2.5 100.0

Total 119 100.0 100.0


177

FREKUENSI VARIABEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Statistics

Kepemimpinan
X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 Transformasional

N Valid 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0
Mean 3.63 3.75 4.08 3.93 15.39
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 16.00
Mode 4 4 5 4 16a
Sum 432 446 485 468 1831

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table
X2_6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 11 9.2 9.2 9.2

3 39 32.8 32.8 42.0

4 52 43.7 43.7 85.7

5 17 14.3 14.3 100.0

Total 119 100.0 100.0

X2_7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .8 .8 .8

2 12 10.1 10.1 10.9

3 26 21.8 21.8 32.8

4 57 47.9 47.9 80.7

5 23 19.3 19.3 100.0

Total 119 100.0 100.0


178

X2_8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 7 5.9 5.9 5.9

3 24 20.2 20.2 26.1

4 41 34.5 34.5 60.5

5 47 39.5 39.5 100.0

Total 119 100.0 100.0

X2_9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 7 5.9 5.9 5.9

3 26 21.8 21.8 27.7

4 54 45.4 45.4 73.1

5 32 26.9 26.9 100.0

Total 119 100.0 100.0

Kepemimpinan Transformasional

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7 1 .8 .8 .8

9 3 2.5 2.5 3.4

10 6 5.0 5.0 8.4

11 6 5.0 5.0 13.4

12 3 2.5 2.5 16.0

13 8 6.7 6.7 22.7

14 13 10.9 10.9 33.6

15 14 11.8 11.8 45.4

16 20 16.8 16.8 62.2

17 10 8.4 8.4 70.6

18 20 16.8 16.8 87.4

19 11 9.2 9.2 96.6

20 4 3.4 3.4 100.0


179

Total 119 100.0 100.0


FREKUENSI VARIABEL BUDAYA ORGANISASI

Statistics

Budaya
X3_10 X3_11 X3_12 X3_13 X3_14 X3_15 X3_16 Organisasi

N Valid 119 119 119 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.95 3.92 3.92 4.22 4.02 4.17 3.80 27.98
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 28.00
Mode 4 4 4 5 4 4 4 31
Sum 470 466 466 502 478 496 452 3330

Frequency Table
X3_10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

3 27 22.7 22.7 24.4

4 65 54.6 54.6 79.0

5 25 21.0 21.0 100.0

Total 119 100.0 100.0

X3_11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

3 34 28.6 28.6 30.3

4 55 46.2 46.2 76.5

5 28 23.5 23.5 100.0

Total 119 100.0 100.0


180

X3_12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 3 2.5 2.5 2.5

3 27 22.7 22.7 25.2

4 66 55.5 55.5 80.7

5 23 19.3 19.3 100.0

Total 119 100.0 100.0

X3_13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .8 .8 .8

3 25 21.0 21.0 21.8

4 40 33.6 33.6 55.5

5 53 44.5 44.5 100.0

Total 119 100.0 100.0

X3_14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 4 3.4 3.4 3.4

3 14 11.8 11.8 15.1

4 77 64.7 64.7 79.8


5 24 20.2 20.2 100.0

Total 119 100.0 100.0


181

X3_15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

3 21 17.6 17.6 19.3

4 51 42.9 42.9 62.2

5 45 37.8 37.8 100.0

Total 119 100.0 100.0

X3_16

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 8 6.7 6.7 6.7

3 35 29.4 29.4 36.1

4 49 41.2 41.2 77.3

5 27 22.7 22.7 100.0

Total 119 100.0 100.0

Budaya Organisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 16 2 1.7 1.7 1.7

18 1 .8 .8 2.5

19 1 .8 .8 3.4

21 2 1.7 1.7 5.0

22 3 2.5 2.5 7.6


23 5 4.2 4.2 11.8

24 5 4.2 4.2 16.0

25 13 10.9 10.9 26.9

26 8 6.7 6.7 33.6

27 12 10.1 10.1 43.7

28 9 7.6 7.6 51.3

29 13 10.9 10.9 62.2

30 7 5.9 5.9 68.1


182

31 16 13.4 13.4 81.5

32 8 6.7 6.7 88.2

33 9 7.6 7.6 95.8

34 2 1.7 1.7 97.5

35 3 2.5 2.5 100.0

Total 119 100.0 100.0

FREKUENSI VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI

Statistics

Komitmen
Y1_17 Y1_18 Y1_19 Y1_20 Y1_21 Organisasi

N Valid 119 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.86 3.87 3.89 3.92 3.95 19.49
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 20.00
Mode 4 4 4 4 4 20a
Sum 459 460 463 467 470 2319

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

Y1_17

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 11 9.2 9.2 9.2

3 26 21.8 21.8 31.1

4 51 42.9 42.9 73.9

5 31 26.1 26.1 100.0

Total 119 100.0 100.0


183

Y1_18

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2 1.7 1.7 1.7

2 6 5.0 5.0 6.7

3 21 17.6 17.6 24.4

4 67 56.3 56.3 80.7

5 23 19.3 19.3 100.0

Total 119 100.0 100.0

Y1_19

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 5 4.2 4.2 4.2

3 33 27.7 27.7 31.9

4 51 42.9 42.9 74.8

5 30 25.2 25.2 100.0

Total 119 100.0 100.0

Y1_20

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2 1.7 1.7 1.7

2 2 1.7 1.7 3.4

3 24 20.2 20.2 23.5

4 66 55.5 55.5 79.0

5 25 21.0 21.0 100.0

Total 119 100.0 100.0


184

Y1_21

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 5 4.2 4.2 4.2

3 27 22.7 22.7 26.9

4 56 47.1 47.1 73.9

5 31 26.1 26.1 100.0

Total 119 100.0 100.0

Komitmen Organisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 9 1 .8 .8 .8

12 2 1.7 1.7 2.5

13 4 3.4 3.4 5.9

14 1 .8 .8 6.7

15 4 3.4 3.4 10.1

16 5 4.2 4.2 14.3

17 13 10.9 10.9 25.2

18 8 6.7 6.7 31.9

19 15 12.6 12.6 44.5

20 18 15.1 15.1 59.7

21 18 15.1 15.1 74.8

22 10 8.4 8.4 83.2

23 10 8.4 8.4 91.6

24 8 6.7 6.7 98.3

25 2 1.7 1.7 100.0

Total 119 100.0 100.0


185

FREKUENSI VARIABEL OCB

Statistics

Y2_22 Y2_23 Y2_24 Y2_25 Y2_26 OCB

N Valid 119 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.74 3.76 3.94 3.97 3.94 19.35
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 20.00
Mode 4 4 4 4 4 21
Sum 445 447 469 473 469 2303

Frequency Table

Y2_22

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .8 .8 .8

2 7 5.9 5.9 6.7

3 24 20.2 20.2 26.9

4 77 64.7 64.7 91.6

5 10 8.4 8.4 100.0

Total 119 100.0 100.0

Y2_23

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .8 .8 .8

2 11 9.2 9.2 10.1

3 30 25.2 25.2 35.3

4 51 42.9 42.9 78.2

5 26 21.8 21.8 100.0


Total 119 100.0 100.0
186

Y2_24

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

3 27 22.7 22.7 24.4

4 66 55.5 55.5 79.8

5 24 20.2 20.2 100.0

Total 119 100.0 100.0

Y2_25

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .8 .8 .8

2 6 5.0 5.0 5.9

3 19 16.0 16.0 21.8

4 62 52.1 52.1 73.9

5 31 26.1 26.1 100.0

Total 119 100.0 100.0

Y2_26

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

3 21 17.6 17.6 19.3

4 78 65.5 65.5 84.9

5 18 15.1 15.1 100.0

Total 119 100.0 100.0


187

OCB

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7 1 .8 .8 .8

12 2 1.7 1.7 2.5

13 1 .8 .8 3.4

14 7 5.9 5.9 9.2

15 6 5.0 5.0 14.3

16 4 3.4 3.4 17.6

17 6 5.0 5.0 22.7

18 13 10.9 10.9 33.6

19 11 9.2 9.2 42.9

20 19 16.0 16.0 58.8

21 22 18.5 18.5 77.3

22 9 7.6 7.6 84.9

23 11 9.2 9.2 94.1

24 6 5.0 5.0 99.2

25 1 .8 .8 100.0

Total 119 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai