Disusun oleh :
Eka Natalia
2020-01-14201-054
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih dan karunianya Laporan Asuhan Keperawatan Pada Nn. S Dengan Diagnosa
Medis Thalasemia ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan Laporan
Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik meteri, moral, maupun Spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulisan menggucapkan terima kasih kepada :
Asuhan keperawatan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku ketua Stikes Eka Harap
Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku ketua Program Studi Ners Stikes
Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Kak Ria Puji Hastuty, S.Kep.,Ners selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan
Saya menyadari bahwa asuhan keperawatan ini mungkin terdapat kesalah dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan asuhan keperawatan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua
Eka Natalia
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan
pengalaman langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis Thalasemia di ruang
Aster RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka raya.
Tujuan Khusus :
2.1.2 Etiologi
3. Sesak nafas.
Pada thalasemia mayor gejala klinik telah terlibat sejak umur kurang dari
1 tahun. Gejala yang tampak ialah anak lemah, pucat, perkembangan fisik
tidak sesuai dengan umur berat badan kurang. Pada anak yang besar sering
dijumpai adanya gizi buruk, perut membuncit, karena adanya pembesaran
limfa dan hati yang diraba. Adanya pembesaran hati dan limfa tersebut
mempengaruhi gerak sipasien karena kemampuannya terbatas. Limfa yang
membesar ini akan mudah rupture karena trauma ringan saja.Gejala ini adalah
bentuk muka yang mongoloid, hidung pesek tanpa pangkal hidung, jarak
antara kedua mata lebar dan tulan dahi juga lebar. Hal ini disebabkan karena
adanya gangguan perkembangan kerulang muka dan tengkorak, gambaran
radiologis tulang memperhatikan medulla yang lebar korteks tipis dan
trabekula besar. Keadaan kulit pucat kekuning-kuningan, jika pasien telah
sering mendapatkan transfusi darah kulit menjadi kelabu serupa dengan besi
akibat penimbunan besi dalam jaringan kulit. Penimbunan besi
(hemosiderosis) dalam jaringan tubuh seperti pada hepar, limfa, jantung akan
mengakibatkan gangguan faal alat-alat tersebut (hemokromatosis).
2.1.3 Klasifikasi
a. Thalassemia alfa
b. Thalassemia beta
1) Thalasemia Minor
2) Thalasemia Intermedia
3) Thalasemia Mayor
Thalasemia jenis ini sering disebut Cooley Anemia dan terjadi apabila
kedua orangtua mempunyai sifat pembawa Thalasemia (Carrier). Anak-
anak dengan Thalasemia mayor tampak normal
2.1.4 Patofisiologi (WOC)
Mutasi DNA
Pengikatan O2 berkurang
Hb defektif
Suplai O2 <<
Hemosiderosis
Hipoksia MK : Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Dyspneu
MK : MK : Resiko
MK :
Keterlambatan cidera MK : Nyeri MK : Kerusakan
intoleransi
pertumbuhan dan akut integritas kulit
aktifitas
perkembangan
Malas makan
MK :
Intake nutrisi ketidakseimbangan
<< nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
2.1.5 Manifestasi Klinis
2.1.6 Komplikasi
1) Fraktur patologis
2) Hepatosplenomegali
4) Disfungsi organ
5) Gagal jantung
6) Hemosiderosis
7) Hemokromatosis
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
6. Pola makan
7. Pola aktivitas
2.2.4 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap
pencanaan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Nn. R
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Bukit batu
Tanggal Masuk : 25 Maret 2022
Tanggal Pengkajian : 27 Maret 2022
No. Register : 40.33.47
Diagnose medis : Gastristis
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
2) Latihan
Pasien mengatakan mudah lelah setelah beraktivitas. Aktivitas
pasien sebagian dibantu suaminya.
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas
2) Pemeriksaan radiologi
Tidak ada
3) Terapi farmakologi:
N Jenis obat Indikasi Dosis rute
O
DO:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak gelisah
- Wajah pasien tampak
meringis
- TTV
Suhu/T : 36,60C
Nadi/HR : 113 x/mnt
Pernapasan/RR : 23 x/mnt
Tekanan Darah/BP : 90/60
mmHg
- Hb : 13.1 g/dL
- (normal Hb : L= 12.0 –
15.0)
Infeksi saluran
pencernaan
2 DS: Risiko
Diagnosa keperawatan
Rencana Perawatan
No
Hari/ tgl Ttd
Diagno
Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
hasil
Selasa, 1. (SLKI) Perawatan sirkulasi (SIKI) 1) Mempermudah perawat Sera Estra
27 Maret Tujuan : dalam menangani nyeri dan Perdana
2023 Observasi
Setelah dilakukan untuk tindakan selanjutnya.
-identifikasi lokasi,
tindakan keperawatan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
selama 1x 7 jam
diharapkan kondisi pasien intensitas nyeri.
Hari/tgl/ No
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses Ttd
Jam Dx
identifikasi lokasi, S : px masih mengeluh nyeri dan tidak nyenyak Sera Estra
Selasa, 27/3/2023 1 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, tidur Perdana
07.30 IB intensitas nyeri. O : pasien tampak lemah, gelisah dan wajahnya
-mIdentifikasi respon nyeri non verbal meringis
-mengidentifikasi skala nyeri A : nyeri akut
-mengidentifikasi factor yang memperberat P : 1. Identifikasi
dan memperingan nyeri karakteristik nyeri
-mengidentifikasi pengetahuan dan 2. observasi k/u dan ttv
keyakinan tentang nyeri 3. ajarkan terapi nonfarmakologis
-Monitor keberhasilan terapi-terapi 4. kolaborasi obat analgetik
komplementer yang sudah diberikan 5. control lingkungan
-Monitor efek samping I : 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri
penggunaan analgetic 2. mengobservasi k/u dan ttv
3. mengajarkan terapi nonfarmakologis
4. berkolaborasi untuk obat analgetik
E : masalah belum teratasi
S : pasien masih nyeri
O : skala nyeri 4 (menurun dengan obat)
R : lanjutkan intervensi 1-4
Lanjutkan Intervensi
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/
No No Dx Evaluasi Ttd
Jam
1. S:
Selasa, 27/3/2023 - Pasien mengatakan nyeri berkurang
1.
07.30 WIB O:
- Pasien tampak gelisah
- Pemeriksaan Lab Hb : 13.1 g/dL,
TTV
Suhu/T : 360C
Nadi/HR : 113x/mnt
Pernapasan/RR : 23 x/mnt
Tekanan Darah/BP : 110/90 mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
2. Selasa, 14/3/2023 2. S:
07.30 WIB - Pasien mengatakan badan lemas dan rasa lelah berkurang
O:
- Pasien tampak pucat dan lemas
- Pasien mulai bisa duduk dan melakukan sebagian aktivitas
- Pemeriksaan Lab Hb : 13.1 g/dL,
TTV
Suhu/T : 36,0C
Nadi/HR : 97x/mnt
Pernapasan/RR : 21 x/mnt
Tekanan Darah/BP : 110/90 mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini penyakit lambung/maag sudah banyak timbul di masyarakat dengan
keluhan perut yang sakit, perih, atau kembung. Namun penyakit maag tidak
seperti yang diketahui masyarakat. Maag memiliki berbagai macam penyakit
dan yang paling sering terjadi adalah gastritis (radang lambung). Seringkali
penyakit gastritis dianggap ringan oleh masyarakat karena dapat sembuh tanpa
pengobatan. Hasil survei membuktikan bahwa mahasiswa kelompok usia 18-
25 tahun yang sering tidur larut malam banyak mengkonsumsi kopi dengan
jumlah berlebih sehingga berakhir dengan peradangan lambung.
B. Saran
Dengan adanya Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini
disarankan dan diharapkan Mahasiswa dapat melakukan pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan Evaluasi terkhususnya pada kasus tonsilitis.
Demikian Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan yang telah saya
susun, semoga dengan ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa
memahami tentang pokok bahasan ini bagi para pembacanya. Saya menyadari
dalam penyusunan ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu saya
menerim kritikan dan saran dari pembaca agar Laporan Penyuluhan dan Asuhan
Keperawatan ini jauh lebih baik kedepannya. Saya ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
DIVA Press Billota, K. A. J. (2012). Nurses Quick Check: Diseases
(2nd ed.). (terjemahan
Sagung Seto