Kelompok I:
1. Agus Wahyono (202302161) 11. Retno P (202302208)
2. Amartia Putri L (202302162) 12. Santo (202302212)
3. Ayu Tri W (202302170) 13. Sitatun Ariyanti (202302218)
4. Dedi Herdodi (202302171) 14. Sodik Widodo (202302220)
5. Defita Apriliani (202302172) 15. Syafiq Fakhri (202302230)
6. Dian Rusdiana (202302177) 16. Taofiq Hidayanto (202302231)
7. Femalanti PS (202302182) 17. Tri Cahyono (202302233)
8. Hery Pranoto (202302186) 18. Warsito (202302237)
9. Irfan Romadhon (202302189) 19. Yulia Istanti (202302240)
10. Poniyatun (202302207) 20. Yuliatun Ulfiyah (202302242)
Kelompok I:
1. Agus Wahyono (202302161) 11. Retno P (202302208)
2. Amartia Putri L (202302162) 12. Santo (202302212)
3. Ayu Tri W (202302170) 13. Sitatun Ariyanti (202302218)
4. Dedi Herdodi (202302171) 14. Sodik Widodo (202302220)
5. Defita Apriliani (202302172) 15. Syafiq Fakhri (202302230)
6. Dian Rusdiana (202302177) 16. Taofiq Hidayanto (202302231)
7. Femalanti PS (202302182) 17. Tri Cahyono (202302233)
8. Hery Pranoto (202302186) 18. Warsito (202302237)
9. Irfan Romadhon (202302189) 19. Yulia Istanti (202302240)
10. Poniyatun (202302207) 20. Yuliatun Ulfiyah (202302242)
Pembimbing
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
kemuhammadiyahan dengan judul “Analisis Format Pengkajian Triase” tanpa
ada kendala suatu apapun.
Manusia tidak pernah luput dari salah dan lupa, maka penulisan makalah
inipun tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajian mengingat
keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu kami selalu harapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Lembar Pengesahan..................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................
C. Manfaat................................................................................................
BAB II ANALISA FORMAT PENGKAJIAN TRIASE...................................
A. Standar Dokumentasi Pengkajian Triase............................................
B. Komponen Dokumen Pengkajian Triase.............................................
C. Kelebihan Format Pengkajian Triase..................................................
D. Kekurangan Format Pengkajian Triase...............................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. SARAN................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan instansi pelayanan yang memberikan
pelayanan personal bersifat utama meliputi pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan instalasi
yang memberikan pelayanan pertama kali pada pasien yang mengalami
ancaman mortalitas dan abnormalitas secara terpadu (Permenkes, 2010),
yang merupakan pintu pertama masuknya pasien gawat darurat sehingga
diperlukan perawat Instalasi Gawat Darurat yang memiliki kemampuan
mengatasi kegawatdaruratan pasien untuk segera memberikan penanganan
agar dapat menyelamatkan nyawa pasien dan mencegah terjadinya
kecacatan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009). Tujuan
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat yaitu tercapainya kepuasan pasien dan
keluarga dalam mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan benar.
Tujuan tersebut akan tercapai jika didukung oleh sumber daya manusia yang
mencukupi dan perencanaan manajemen yang profesional. Instalasi gawat
darurat dikelola untuk menangani pasien gawat darurat mengancam jiwa
yang melibatkan tenaga profesional terlatih serta didukung dengan peralata
khusus, sehingga perawat dalam memberikan pelayanan pasien secara
cepat dan tepat.
Ketepatan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat harus didukung
dengan pelaksanaan triage yang benar (Merihot, 2012). Triage merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk memilih dan memilah pasien yang akan
masuk ke Instalasi Gawat Darurat, dari proses memilah dan memilih pasien
yang masuk IGD akan dikategorikan kedalam pasien true emergency dan
false emergency (Conrad, 2012). Penerapan konsep triage yang baik
diperlukan kesiapan dan peran perawat IGD dalam menangani kondisi
kegawatdaruratan. Salah satu peran perawat IGD adalah melakukan triage.
Pada kegiatan triage perawat bertanggung jawab penuh dalam pengambilan
keputusan segera (decision making), melakukan pengkajian resiko,
pengkajian sosial, diagnosis, dan menentukan prioritas serta merencanakan
tindakan berdasarkan tingkat urgency pasien (Sands, 2009).
Tujuan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat yaitu tercapainya
kepuasan pasien dan keluarga dalam mendapatkan pelayanan yang cepat,
tepat dan benar. Tujuan tersebut akan tercapai jika didukung oleh sumber
daya manusia yang mencukupi dan perencanaan manajemen yang
profesional. Instalasi gawat darurat dikelola untuk menangani pasien gawat
darurat mengancam jiwa yang melibatkan tenaga profesional terlatih serta
didukung dengan peralatan khusus, sehingga perawat dalam memberikan
pelayanan pasien secara cepat dan tepat. Ketepatan pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat harus didukung dengan pelaksanaan triage yang benar
(Merihot, 2012). Triage merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memilih dan memilah pasien yang akan masuk ke Instalasi Gawat Darurat,
dari proses memilah dan memilih pasien yang masuk IGD akan
dikategorikan kedalam pasien true emergency dan false emergency
(Conrad, 2012). Penerapan konsep triage yang baik diperlukan kesiapan dan
peran perawat IGD dalam menangani kondisi kegawatdaruratan. Salah satu
peran perawat IGD adalah melakukan triage. Pada kegiatan triage perawat
bertanggung jawab penuh dalam pengambilan keputusan segera (decision
making), melakukan pengkajian resiko, pengkajia sosial, diagnosis, dan
menentukan prioritas serta merencanakan tindakan berdasarkan tingkat
urgency pasien (Sands, 2009) PRINSIP DAN TIPE TRIAGE “Time Saving is
Life Saving (waktu keselamatan adalah keselamatan hidup) The Right
Patient, to The Right Place at The Right Time, with The Right Care Provider”.
Proses Triage
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD. Perawat
triage harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat
singkat dan melakukan pengkajian,misalnya terlihat sekilas kearah pasien
yang berada di brankar sebelum mengarahkanke ruang perawatan yang
tepat.Pengumpulan data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan cepat,
tidak lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian
perawat utama. Perawat triage bertanggung jawab untuk menempatkan
pasien di area pengobatan yang tepat, misalnya bagian trauma dengan
peralatan khusus, bagian jantung dengan monitor jantungdan tekanan darah,
dll. Tanpa memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah
triage, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat utama
sedikitnyasekali setiap 60 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau
gawat darurat, pengkajian dilakukan setiap 15 menit/lebih bila perlu. Setiap
pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi
baru dapat mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area
pengobatan. Misalnya kebutuhan untuk memindahkan pasien yang awalnya
berada di area pengobatan minor ke tempat tidur bermonitor ketika pasien
tampak mual atau mengalami sesak nafas, sinkope, atau diaphoresis (Iyer,
2004). Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda objektif
bahwa ia mengalami gangguan pada airway, breathing, dan circulation,
maka pasien ditangani terlebih dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan
atas data objektif dan data subjektifsekunder dari pihak keluarga. Setelah
keadaan pasien membaik, data pengkajiankemudian dilengkapi dengan data
subjektif yang berasal langsung dari pasien (data primer).
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan gawat darurat dan untuk tujuan umumnya agar kita
mengetahui gambaran pelaksanaan triage di Rumah Sakit serta mengetahui
gambaran respon time dalam melayani pasien baru.
C. MANFAAT
1. Bagi mahasiswa
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan literatur referensi bagi mahasiswa tentang triage dan
respon time di ruang Instalasi Gawat Darurat.
2. Diagnosa
Setelah melakukan pengkajian perawat harus menentukan
diagnose untuk merencanakan tindakan keperawatan. Menurut nanda
diagnose keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang sesuai.
3. Intervensi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan
menyatakan “perawat gawat darurat harus merumuskan rencana asuhan
keperawatan yang komprehensif untuk pasien IGD dan kolaborasi dan
perumusan keseluruhan rencana perawatan pasien” (ENA,1995b).
Dalam intervensi di triage elemen penting dari perencanaan adalah
kesiapan. Perawatan harus memastikan alat-alat medis dan suplai
barang-barang tersebut tersedia dan berfungsi dengan baik sehingga
tidak akan terjadi keterlambatan dalam pemberian perawatan pada
pasien.
4. Implementasi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi
menyatakan, “perawat gawat darurat harus mengimplementasikan
rencana perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan,
dan diagnosis medis” (ENA, 1995b).
Dalam implementasi di triage, perawat harus memiliki kompetensi
dalam memberikan perawatan di IGD yang mencakup tindakan
penyelamatan nyawa dan alat gerak. Perawat yang memiliki kompetensi
harus mampu mengantisipasi kebutuhan keahlian khusus sesuai yang
diindikasikan oleh situasi klinis, dan perawat harus berusaha dan
mendokumentasikan semua upaya tersebut.
5. Evaluasi
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi dan
memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat
diobservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA, 1995b). Pada tahap
pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi:
a. Waktu dan datangnya alat transportasi.
b. Keluhan utama (misal. “Apa yang membuat anda datang kemari?”).
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan.
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat.
e. Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak versus
trauma, perawatan minor versus perawatan kritis).
Permulaan intervensi (misal. balutan steril, es, pemakaian bidai,
prosedur diagnostik seperti pemeriksaan sinar X, elektrokardiogram
(EKG), atau Gas Darah Arteri (GDA)) (ENA, 2005).
1. S: data subjektif .
2. O: data objektif.
3. A: analisa data yang mendasari penentuan diagnosa keperawatan.
4. P: rencana keperawatan.
5. I: implementasi, termasuk di dalamnya tes diagnostic.
6. E: evaluasi/pengkajian kembali keadaan/respon pasien terhadap
pengobatan dan perawatan yang diberikan (ENA, 2005).
A. Kesimpulan
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Prinsip dalam pelaksanaan triase: 1) Triase harus cepat dan tepat; 2)
Pemeriksaan harus adekuat dan akurat; 3) Keputusan yang diambil
berdasarkan pemeriksaan; 4) Memberikan intervensi berdasarkan keakutan
kondisi; 5) Kepuasan pasien tercapai.
Saat pasien masuk ke IGD, perawat harus mengidentifikasi 3 aspek
penting yaitu, airway (jalan nafas), Breathing (pola nafas) dan Circulation
(sirkulasi). Untuk mencapai tujuan itu, perawat harus menyelesaikan dengan
cepat dan tepat dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup
dokumentasi; 1) Waktu dan datangnya alat transportasi; 2) Keluhan utama
(misal. “Apa yang membuat anda datang kemari?”); 3) Pengkodean prioritas
atau keakutan perawatan; 4) Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang
tepat; 5) Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak versus
trauma, perawatan minor versus perawatan kritis).
B. Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para
pembaca khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang
telah dipaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun saat berada di lapangan sehingga dapat menerapkan
keperawatan kegawatdaruratan.
LAMPIRAN