Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

PELANGGARAN HAM DI NEGARA LIBERAL

Muhamad Bagus Jatmiko


J0417221026

Nama Dosen : Prof. Dr. Ir. Mochamad Hasjim Bintoro , M.Agr.

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN


SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Pelanggaran Ham Di Negara Liberal ” dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Kewarganegaraan. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen Mata Kuliah
Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan.

Bogor, 13 September 2022


Penulis

Muhamad Bagus Jatmiko


ii

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 2
A. Pengertian Liberal................................................................................................................ 2
B. Negara yang Menganut Ideologi Liberalisme di Dunia....................................................... 2
C. Pelanggaran HAM di Negara Liberal .................................................................................. 4
BAB III ...........................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) bisa dimaknai sebagai segala tindakan yang bersifat
mengurangi, menghalangi, membatasi atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok seperti
pembunuhan, perampokan yang disertai pembunuhan, penyiksaan dan sebagainya.
Contoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang tergolong ringan adalah pencurian,
pencemaran nama baik, penghinaan, pengancaman, kekerasan fisik ringan, dan tindakan yang
menghalangi aspirasi. Sedangkan contoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah
kejahatan kemanusiaan yang meliputi pembunuhan, perbudakan, penganiayaan hingga cacat, apartheid,
dan genosida.
Kita semua tahu, bahkan sejak berabad-abad silam, bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia bukan
hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Baik yang masuk kategori ringan maupun berat.
Tidak sedikit kasus yang sudah mendapatkan keadilan, dan tak sedikit pula yang masih bergulir dalam
proses peradilan di Mahkamah Internasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu liberal?
2. Negara apa saja yang menganut ideologi liberal?
3. Bagaimana pelanggaran HAM di negara liberal?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian liberal
2. Untuk mengetahui negara apa saja yang mengabut ideologi liberal
3. Untuk mengetahui pelanggaran HAM di negara liberal
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Liberal
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.Secara
umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi
para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan
keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas. Banyak suatu negara yang tidak mematuhi
peraturan tersebut.

B. Negara yang Menganut Ideologi Liberalisme di Dunia


Tidak dapat kita pungkiri bahwa adanya ideologi-ideologi di dunia ini akan mempengaruhi
bagaimana suatu negara mengadakan kegiatan berbangsa dan bernegaranya. Ideologi yang digunakan pun
harus bersesuaian dengan corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Ketika suatu ideologi ternyata
tidak sesuai dengan kondisi masyarakat, maka akan timbul pemberontakan di tengah masyarakat yang
akan menyebabkan kondisi negara tidak baik.
Negara kita pun pernah mencoba untuk menggunakan ideologi yang satu ini. Hal tersebu dilakukan
pada tahun 1950. Pelaksanaan dari sistem demokrasi liberal nyatanya tidak begitu berhasil. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor yang tidak dapat dihindari, salah satunya ialah kondisi masyarakat kita
sendiri. Adanya kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal juga salah satu sebab ideologi liberalisme
tidak cocok untuk digunakan di negara kita.
Maka dari itu, negara kita menggunakan ideologi Pancasila yang memang berdasar pada sejarah
dan akar budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. nilai-nilai dasar Pancasila yang telah dirumuskan
sejak dahulu kala tersebut memang terbukti sebagai ideologi yang paling sesuai dengan kondisi bangsa
ini. Berbeda dengan Indonesia, beberapa negara yang jelaskan di bawah ini memilih untuk menggunakan
liberalisme sebagai ideologinya:
1. Amerika Serikat
Jika kita bicara mengenai liberalisme, pasti negara pertama yang akan terpikirkan oleh
kita adalah negara Amerika Serikat. Negara ini memang terkenal degan kebebasannya yang luar
biasa dijunjung tinggi. dengan adanya kebebasan ini, negara Amerika Serikat memang terlihat maju
dan dikenal sebagai salah satu negara adidaya atau superpower. Pemberlakuan liberalisme di negeri
ini dapat dikatakan sebagai pemberlakuan liberalisme yang paling murni. Artian dari paling murni
sendiri yaitu kebebasan individu benar-benar terjamin.

2. Australia
Salah satu negara yang berada di bagian selatan bumi ini merupakan negara yang
menganut ideologi liberalisme di dunia. Penerapan ideologi liberalisme di negara ini hampir sama
dengan di negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan ideologi politik ini merupakan warisan dari
para pendatang asal benua Eropa.

2
Adanya liberalisme dapat terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduk negara ini. Mereka
merupakan masyarakat yang bebas namun tetap berada dalam lingkup peraturan perundang
undangan. Di sisi lain, pemerintahan di negara ini juga menerapkan aspek kebebasan yang baik.

3. Jerman
Negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang selanjutnya yaitu negara
Jerman. Keberadaan dari ideologi liberalisme di negara ini semakin diperkuat dengan adanya Partai
Demokrat Liberal yang banyak mendominasi kursi parlemen Jerman. Penggunaan liberalisme
sebagai ideologi di negara Jerman mulai terjadi setelah runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989.
Adapun sistem pemerintahan parlementer yang merupakan tonggak dalam perkembangan
ideologi liberalisme mulai resmi digunakan pada tahun 1990. Negara Jerman terdiri dari 16 negara
bagian yang setiap negara bagian tersebut memiliki parlemen, konstitusi, dan pemerintah sendiri.
Di sisi lain, kekuasaan negara yang tertinggi ada pada federasi.
Di samping Bundestag (parlemen), anggota majelis federal diutus oleh negara bagian untuk
ikut serta dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang ada di tingkat federal. Prinsip ini
agak mirip dengan fungsi DPRD.

4. Inggris
Negara yang saat ini sedang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini merupakan salah satu
negara yang menganut paham liberalisme dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegaranya. Pada awalnya, negara ini menggunakan sistem monarki absolut, dimana kekuasaan
tertinggi ada di tangan Raja yang menjabat dan tidak terdapat adanya batasan terhadap kekuasaan
raja tersebut.
Penggunaan sistem tersebut tentu menyebabkan rakyat hidup menderita (terutama jika
raja bersikap tirani). Maka dari itu, pada tahun 1215, muncullah Magna Charta yang menandai
pelaksanaan demokrasi dalam negara tersebut. setelah itu, terbentuk suatu parlemen (badan
pembuat hukum) yang memiliki tugas untuk membatasi kekuasaan raja dengan menyatakan bahwa
konstitusi memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan raja.
Liberalisme yang diselenggarakan oleh negara ini juga memiliki beberapa ciri khusus
seperti digunakannya konstitusi tidak tertulis, menggunakan sistem negara kesatuan, parlemennya
terdiri dari dua kamar (bicameral), tidak memiliki lembaga yudikatif yang sejajar, dan lain
sebagainya.

5. Perancis
Negara yang menganut ideologi liberalisme yang selanjutnya yaitu negara Perancis.
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, paham ini lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi
Perancis. Dalam magna charta revolusi tersebut, terdapat sebuah istilah liberte atau kebebasan.
Munculnya paham ini tidak terlepas dari peran masyarakat yang sangat merasakan kepincangan
dalam penyelenggaraan negara.
Kepincangan yang dimaksud ialah terpisahnya masyarakat menjadi tiga golongan. Golongan
pertama dan kedua (yaitu bangsawan dan orang kaya) memiliki banyak hak namun hanya memiliki
sedikit kewajiban. Sebaliknya, golongan ketiga (rakyat biasa) memiliki begitu banyak kewajiban

3
dengan hanya sedikit hak. Bisa ditebak bahwa Oleh sebab inilah, terjadi pemberontakan oleh
rakyat yang dicetuskan oleh Montesquieu, JJ. Rousseau, dan Voltaire.
Di bawah pimpinan dari Napoleon Bonaparte, ideologi liberalisme mulai tersebar di seluruh
penjuru benua Eropa dan hingga kini eksistensinya senantiasa terjaga.

6. Jepang
Negara yang menganut ideologi liberalisme yang terakhir kita bahas dalam kesempatan
ini ialah negara Jepang. Hampir sama dengan praktek liberalisme di dunia barat, pelaksanaan
liberalisme di Jepang juga terlihat dari digunakannya sistem pemerintahan parlementer. Sistem
parlementer yang digunakan pun meniru apa yang digunakannya oleh negara Inggris, yaitu sistem
dua kamar.
Perwujudan dari liberalisme di Jepang pun semakin diperkuat dengan adanya partai
demokrasi liberal yang telah menguasai parlemen di Jepang sejak tahun 1955 hingga saat ini. Jika
di Jerman nama parlemen disebut dengan Bunderstag, maka di Jepang parlemen dikenal dengan
sebutan kokkai. Kokkai terbagi menjadi dua, yaitu majelis tinggi dan majelis rendah.
Kedua majelis tersebut dipilih secara langsung dalam pemilu dengan sistem paralel.
Berdasarkan konstitusi Jepang. Kokkai merupakan lembaga kekuasaan tertinggi dan satu-satunya
yang berkuasa untuk membuat peraturan perundang-undangan.

C. Pelanggaran HAM di Negara Liberal

1. Tragedi Diskriminasi Orang Kulit Hitam di Amerika


Awal mula terjadinya diskriminasi atau suatu perilaku yang tidak setara atau tidak adil
yang dilakukan berdasarkan warna kulit di Amerika Serikat yaitu pada saat pasca pemilu
pada tahun 1876 yang disengketakan dan brimbast kepada runtuhnya atau berakhirnya
rekonstruksi, yang mana orang amerika berkulit putih diselatan mengambil kembali
kendali politik di wilayah tersebut,setelah orang kulit putih diselatan mengambil alih
kembali control politik diwilayah tersebut mereka melakukan berbagai macam pelanggaran
HAM baik itu intimidasi yang disertai dengan kekerasan dalam pemilihan,pencabutan hak
untuk memilih bagi orang kulit hitam yang mana dilakukan dengan cara yang terstruktur
atau sistematis di negara-negara selatan sejak tahun 1890 hingga tahun 1908,kemudian
kejahatan kejahatan tersebut bisa terselesaikan setelah disahkannya undang-undang hak
sipil nasional pada pertengahan tahun 1960, selama lebih dari 60 tahun orang kuilit hitam
di Selatan tidak dapat mengajukan serta memilih siapa yang akan maju atau mewakilkan
kepentingan mereka di Kongres Amerika serikat maupun Pemerintah Daerah.

Sejak era tersebut berlangsung partai Demokrat yang mayoritas didominasi oleh orang
Amerika Serikat kulit putih memegang penuh kontrol pemerintahan di negara-negara
bagian selatan. Sebaliknya partai Republik atau yang biasa disebut dengan partainya
Lincoln, dimana mayoritasnya adalah orang kuilit hitam bersatu menjadi anggota, akan
tetapi itu semua menjadi tidak sia-sia atau tidak berarti setelah terjadinya penekanan pada
pendaftaran pemilih kulit hitam. Pada awal abad 20, hampir seluruh pejabat yang terpilih di
bagian Selatan berasal dari partai Demokrat,yang mana hal ini beriringan dengan
dicabutnya hak orang kulit hitam dalam memilih, orang-orang demokrat yang
mayoritasnya berkulit putih memaksa untuk memberlakukan perbedaan baik itu dari
fasilitas maupun jasa transportasi lainnya. Perlakuan diskriminasi terhadap orang kulit
hitam berlanjut, terbukti nyata bahwa sistem diskrimnasi ras telah diratifikasi oleh negara
bagian. Begitupun pengintimidasian yang berlangsung saat periode setelah rekonstruksi
selatan ini dikenal dengan sistem Jim Crow. Yang mana sistem ini sendiri tidak pernag
tergantikan hinggga awal tahun 1950. Setelah itu pada saat abad 20 awal, merupakan masa
yang dikenal dengan "titik nadir hubungan ras di Amerika". Pada saat yang bersamaan juga
pelanggaran hak sipil serta permasalahan lainnya terjadi dengan tragis di Selatan.
Ketegangan sosial yang terjadi di daerah tersebut juga mempengaruhi orang kulit hitam di
daerah lainnya. Kekerasan atau diskriminasi pada saat itu yang dilakukan ialah seperti
perbedaan ras berdasarkan warna kulit, fasilitas umum juga pelayanan pemerintahan
seperti pendidikan dibedakan menjadi terbagi yaitu bagi orang kuilit putih dan orang kuilit
berwarna yang mana fasilitasnya tidak boleh digabung atau dicaampur.
Fasilitas bagi orang kulit berwarna lebih cenderung parah karena kekurangan dana serta
kualitasnya juga sangat rendah atau jauh sekali dari kata memadai, sangat berbeda sekali
dengan orang kulit putih. Eksploitasi atau meningkatnya penindasan ekonomi terhadap
orang kulit hitam atau orang kulit berwarna selain orang kulit putih dan pembatasan
peluang ekonomi serta diskriminasi kerja terjadi secara luas. Kekerasan ras yang dilakukan
terhadap warga kulit hitam dan warga kulit berwarna selain putih di California dilakukan
dengan cara yang masal yang mana hal tersebut dilakukan sendiri organisasi, polisi,
maupun individu didaerah tersebut5.

Pada pertengahan tahun 1960. Southern Christian Leadership Conference (SCLC), yang
di dalamnya adalah orang-orang pemuka warga kulit hitam kemudian Student Nonviolent
Coordinating Committee (SNCC) yang di dalamnya adalah orang-orang aktivis yang lebih
muda, berkumpul untuk mendiskusikan perdamaian secara berhadap-hadapan langsung.
Para aktivis HAM tersebut menginstruksikan untuk melakukan freedom rides atau
perjalanan kebebasan. Dalam melakukan aksi tersebut orang kulit hitam dan orang kulit
putih menggunakan sebuah kendaraan berupa Bis, kemudian melaju ke Selatan untuk
sampai ke lokasi yang mana dapat menarik perhatian dari media serta perhatian dari
masyarakat umum untuk menarik simpatisan agar terjadi perubahan diselatan. Mereka juga
berhasil mengumpulkan sebagian besaar massa dalam aksi tersebut, yang mana
perkumpulan terbanyak pada saat itu adalah March on Washington tahun 1963, 200 ribu
lebih manusia berkumpul di ibukota demi satu tujuan yaitu

5
melakukan aksi protes serta menyuarakan aspirasi terhadap komitmen mereka mengenai
kesamaan dan keadilan untuk semua orang. Dan pada puncaknya ialah pada saat pidatonya
Martin Luther King Jr, menjadi seorang juru bicara Hak Asasi Manusia pada saat itu.
Kemudian di tanggal 21 Desember 1965, Majelis Umum PBB mengesahkan Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Gerakan Perlawanan Terhadap Rasisme
Bentuk Baru "Black Lives Matter" di Amerika Serikat

Namun sampai sekarang kekerasan atau diskriminasi terhadap warga kulit hitam masih
terjadi walaupun Konvensi Internasional telah dideklarasikan seperti yang baru terjadi
belum lama ini yang memakan korban jiwa warga kulit hitam (George Floyd) yang
dilakukan oleh sekolompok oknum dari kepolisian Minneapolis dimana para polisi tersebut
mengambil tindakan yang melanggar kebijakan Departemen Kepolisian Minneapolis,yang
mana akibat tindakan tersebut membuat Floyd kesusahan bahkan sampai tidak dapat
bernapas, sedangkan Floyd sendiri telah berteriak mengatakan bahwa ia kesusahan tidak
dapat bernapas ketika dilakukan tindakan tersebut oleh polisi, namun tetap tidak digubris
oleh para polisi tersebut,bahkan ketika para saksi meminta bantuan untuk dilepaskan para
polisi tetap saja tidak menggubrisnya yang mana atas tindakan tersebut menyebabkan
kematian terhadap Floyd itu sendiri7. B. Pelanggaran HAM Orang Kulit Putih terhadap
Orang Kulit Hitam di Amerika Serikat Kasus yang marak terjadinya pada Amerika serikat
dimana orang berkulit hitam mulai dikenal karena karena tindak diskriminasi yang
dilakukan oleh golongan orang berkulit putih, hal ini bukan tanpa sebab atas diskriminasi
yang dilakukan oleh sekelompok golongan. bermula dari kedatangan orang berkulit putih
yang tidak disambut atau diperlakukan baik oleh sekelompok golongan, orang berkulit
putih ini justru dijadikan budak ketika masuk di Amerika Serikat, sehingga hal ini memicu
pola pikir orang berkulit putih dalam memandang orang berkulit hitam sebagai warga
negara kelas kedua yang dimana membentuk sikap dalam stratifikasi sosial di Amerika
Serikat.

2. Kekejaman Hitler di Jerman

Rezim Adolf Hitler mengusir hingga melakukan pembantaian massal terhadap orang
orang Yahudi. Pembantaian tersebut dikenal dengan sebutan ‘The Holocaust‘, yakni
pembantaian massal terhadap warga Yahudi dalam kurun waktu 1941-1945. Menurut
catatan sejarah, setidaknya Nazi sudah membantai sekitar 6 juta orang Yahudi pada tahun
tahun pemerintahannya.

3. Pelanggaran HAM terhadap suku Aborigin di Australia

Pelanggaran Hak Budaya merupakan salah satu pelanggaran yang sering terjadi di
masyarakat namun sangat jarang direspon oleh pemerintah karena seringkali dianggap
sebagai hak yang tidak dapat dituntut di muka peradilan, bahkan pihak otoritas
pemerintahan sendiri yang melakukan pelanggaran tersebut. Seperti yang terjadi pada suku
Aborigin Australia. Suku Aborigin merupakan suku asli benua Australia yang telah
menetap di Australia selama 60 ribu tahun lamanya. Sebelum akhirnya padatahun 1778,
kolonial datang dan menginvasi benua Australia. Konstitusi Australia yang disahkan pada
tanggal 1 Januari 1901, menyataka bahwa masyarakat pribumi Australia (Suku Aborigin
dan Selat Torres) tidak terhitung sebagai populasi Australia. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa, orang-orang pribumi Australia tidak memiliki hak selayaknya hak warga
negara Australia. Pada tahun 1967, terjadi referendum terhadap Konstitusi tersebut dan
sampai sekarang proses referendum masih berlanjut. Adanya referendum membuka
gerbang kesempatan bagi pribumi Australia dalam memperoleh hak-hak dasar mereka.

4. Larangan Bercadar di Prancis

Komisi hak asasi manusia PBB menyatakan larangan bercadar yang diterapkan
pemerintah Prancis adalah pelanggaran HAM. PBB mengimbau agar Prancis meninjau
ulang larangan tersebut dan membayar kompensasi kepada wanita Muslim korban
peraturan itu.

Seperti diberitakan Reuters, Komisi HAM PBB pada Selasa (23/10) menolak dalih
Prancis yang mengatakan larangan bercadar diperlukan demi alasan keamanan dan
asimilasi budaya. Di bawah peraturan Prancis tahun 2010 ini, mengenakan cadar di muka
publik akan dikenakan denda hingga 150 euro (Rp 2,6 juta).

Menurut laporan media Metronews media, pada 2015 ada 223 denda yang dijatuhkan
kepada wanita bercadar di Prancis. Pemerintah Prancis beberapa kali mengatakan bahwa
larangan itu bukan pelanggaran atas kebebasan beragama.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak Asasi Manusia adalah hak – hak yang diiliki oeh semua manusia. Setelah manusia semakin
modern, semakin banyak manusia menunjukkan perbedaan kekuasaan dalam hidup yang
mengakibatkan timbulnya sebuah konflik. Banyakk konflik yang teradi di berbagai bidang
seperti pada bidang agama, politik dan etnis dalam kehidupan sosial di masyarakat. Rasisme bisa
terjadi ketika kebanyakan manusia namun memprcayai keyakinan yang telah mereka warisi
terhadap ras yang berbeda.
B. Saran
Pengaruh negara liberal terhadap dunia memang sangat besar, di karenakan negara neraga liberal
menguasai banyak aspek kehidupan. Walau begitu, kita tidak bisa diam saja dengan perlakuan
negara negara tersebut jika sudah melakukan pelanggaran terhadap HAM, karena HAM itu adalah
hak setiap individu untuk menjalani dan memiliki kehidupan mereka masing-masing tanpa di
ganggu oleh pihak lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dauliyah. 2019. Sudut Pandang Islam Terhadap Pelanggaran HAM yang Terjadi di Australia.
Garuda.ristekbrin.go.id [internet]. [diunduh 2019 Jul 14]. Tersedia pada :
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1087711

Anda mungkin juga menyukai