Anda di halaman 1dari 14

“CRITICAL JURNAL REVIEW”

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP INTERAKSI BELAJAR


MENGAJAR DI SUSUN & KOMPETENSI SOSIAL GURU DALAM
BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF DENGAN SISWA MELALUI KEGIATAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI REJOWINANGUN 3
KOTAGEDE YOGYAKARTA
O
L
E
H
NUR LAILA (11721710
SASMITA DELFIANA PURBA (1173171022)
WIRDA TULZANNAH RITONGA (1172171019)
PENMAS REG B 2017
Dosen Pengampu : Prof.Dr.Yusnadi,MS
Mata Kuliah : Seminar

JURUSAN PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan critical jurnal review ini. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak
Prof.Dr.Yusnadi,MS selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar yang memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas yang sederhana ini dapat dipahami oleh siapa pun yang membacanya.
Semoga tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, Maret 2020

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Standar Kompetensi Pendidik & Tenaga Kependidikan PNF kompetensi


pendidik dan tenaga kependidikan dibagi menjadi empat komponen yaitu : 1). Kompetensi
pedagogi, 2). Kompetensi Kepribadian, 3). Kompetensi Sosial, 4). Kompetensi Profesional.
Kompetensi sosial merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran karena menuntut adanya komunikasi yang tepat yang dilakukan oleh tutor ketika
sedang melakukan pembelajaran. Selain itu kompetensi sosial ini sangat penting bagi seorang
tutor karena menuntut kemampuan tutor dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama
tenaga pendidik, atasan, orangtua dan masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan pendapat Sugono (2008 :1022) mengemukakan bahwa tutor adalah orang yg
memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam
pelajarannya. Seorang tutor sebagai agen pembelajaran, perlu memiliki kemampuan
(competency) khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan tutor,
karena tugas mengajar bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi suatu proses mengubah
perilaku peserta didik atau warga belajar.
Untuk menambah informasi mengenai kompetensi sosial tutor, penulis dapat menambahnya
dengan membaca jurnal sekaligus ingin mereview masing-masing jurnal.

1.2 Tujuan

a. Dapat menyelesaikan salah satu tugas KKNI dari dosen pengampu mata kuliah seminar

b. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari jurnal utama dan jurnal pembanding.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jurnal Utama

1 Judul PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP INTERAKSI


BELAJAR MENGAJAR
2 Jurnal
3 Download E-joernal
4 Volume dan Volume 1 Nomor 1, April 2017
Halaman
5 Tahun 2017
6 ISSN ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470
7 Penulis WN Zuliamiranti1a dan RSP Fauziah
8 Reviewer Kelompok 2
9 Tanggal 14 Maret 2020
1 Abstrak
0 Penelitian
-Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru
Penelitian terhadap interaksi belajar mengajar. Penelitian ini menggunakan penelitian
survey. Teknik analisisnya yaitu analisis regresi dengan metode kuantitatif,
data disajikan dalam bentuk deskriptif analisis.
-Subjek 15 Guru
Penelitian
-Assesment Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan kompetensi
Data sosial guru terhadap interaksi belajar mengajar sebesar 0,951. Analisis
regresi linier sederhana kompetensi sosial guru sebesar 0,951. Koefisien F
sebesar 123,306 dan P-value = 0,000 yang lebih kecil dari 𝛼 = 0,025. Maka
disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi sosial guru
terhadap interaksi belajar mengajar.
-Kata Kunci belajar mengajar, guru, interaksi, kompetensi sosial, pengaruh

2
1 Pendahuluan
1
-Latar Guru memiliki peranan penting dalam pendidikan. Baik tidaknya guru akan
Belakang mempengaruhi pendidikan terutama terhadap prestasi murid. Salah satu
dan Teori permasalahan yang terjadi yaitu murid merasa bosan dan jenuh belajar di
kelas karena interaksi belajar mengajar di kelas yang tidak nyaman dan tidak
menyenangkan yang akhirnya murid tidak suka belajar sehingga prestasinya
menurun. Untuk itu seorang guru yang baik harus memiliki kompetensi agar
mampu mengelola kelas dengan baik sehingga tercipta proses pembelajaran
yang kondusif. Guru yang memiliki kompetensi sosial terlihat dalam
perilakunya sehari-hari terutama di sekolah. Perilaku tersebut seperti
bersikap baik, sopan, santun, ramah, adil, tidak diskriminasi dan mampu
menjaga hubungan baik dengan murid, teman sejawat, kepala sekolah, orang
tua/wali murid, dan masyarakat sekitar. Guru yang memiliki kompetensi
sosial akan dihargai oleh semua pihak karena perilakunya tersebut.
Pelaksanaan proses pembelajaran memerlukan kompetensi dari seorang guru
yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan kompetensi sosial.
Kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang guru dalam mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru diharapkan memiliki
kompetensi sebagaimana ditentukan dalam Undang Undang. Penelitian ini
akan membahas tentang permasalahan yang terjadi yaitu kompetensi sosial
guru di SMP Negeri 1 Gunungguruh, proses interaksi belajar mengajar yang
terjadi di SMP Negeri 1 Gunungguruh dan pengaruh kompetensi sosial guru
terhadap interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 1 Gunungguruh Kota
Sukabumi. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk menjawab
permasalahan yang terjadi dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi
sosial guru, proses interaksi belajar mengajar yang terjadi dan untuk
mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap interaksi belajar
mengajar di SMP Negeri 1 Gunungguruh Kota Sukabumi
1 Metode
2 Penelitian

3
-Langkah a. Wawancara
Penelitian b. Dokumentasi
c. Teknis Analisi Data
-Hasil Berangkat dari sebuah keinginan masyarakat Kecamatan Cisaat untuk
Penelitian memiliki Sekolah Menengah Pertama berstatus Negeri maka dibentuklah
panitia persiapan pembangunan SLTP Negeri 2 Cisaat. Pada awalnya,
pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri 1 Kutamaneuh yaitu tahun 1982.
Pada awal tahun 1983 pelaksanaan pembelajaran di pindah ke SLTP Negeri
1 Cisaat. Hal ini dilakukan karena pembangunan gedung sekolah belum
selesai. Pada tanggal 1 Juli 1983, sekolah sudah didirikan dan kegiatan
belajar mengajar mulai dilaksanakan di gedung SLTP Negeri 2 Cisaat di Jl.
Pajajaran 1 No. 20 Km 3 Gunungguruh. Sehubungan dengan adanya
pemekaran wilayah Kecamatan maka pada tanggal 30 April 2003,
pemerintah merubah nama sekolah SLTP Negeri 2 Cisaat menjadi SMP
Negeri 1 Gunungguruh (Gunungguruh merupakan kecamatan baru sebagai
pemekaran dari Kecamatan Cisaat). Waktu penelitian ini dilakukan nama
sekolah ini sudah menjadi SMP Negeri 1 Gunung guruh.
-Diskusi Walaupun kegiatan interaksi belajar mengajar di kelas tidak hanya
Penelitian dipengaruhi oleh kompetensi sosial guru akan tetapi kompetensi sosial guru
sangat penting dalam menjalin hubungan baik dengan murid, sesama guru,
tenaga kependidikan, kepala sekolah dan masyarakat sehingga tercapai
hubungan yang harmonis. Oleh karena itu, diharapkan para guru
mengembangkan kompetensi sosial yang dimilikinya. Adapun yang dapat
dilakukan oleh sekolah ialah dengan memberikan motivasi kepada para guru
agar terus mengembangkan kompetensi sosial yang dimiliki, dan terus
meningkatkan pengelolaan kelasnya agar interaksi belajar mengajar yang
kondusif dapat tercapai sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar
murid.
-Daftar Afifah N. 2012. Interaksi belajar matematika siswa dalam pembelajaran
Pusaka kooperatif tipe STAD. Jurnal Pedagogia. 1 (2): 145-152. Ashsiddiqi M.
2012. Kompetensi sosial guru dalam pembelajaran dan pengembangannya.

4
Jurnal Ta’dib 17(1): 61-67. PP Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008
tentang Guru. Suryosubroto. 2009. Proses belajar mengajar di sekolah.
Cetakan Pertama. Rineka Cipta, Jakarta. Yamin M. 2013. Kiat
membelajarkan siswa. Cetakan Pertama. GP Press Group, Jakarta.
1 Analisis
3 Jurnal
-Kekuatan - Jurnal ini menyajikan data dengan gambar sehingga tidak menimbulkan
Penelitian bosan bagi pembacanya.
- Apabila dikaji dari segi judul metode yang digunakan sesuai yaitu
metode kuantittatif.
- Teknik analisis Data yang digunakan yaitu tabel distribusi kelompok
yang dimana sangat bagus untuk menyajikan data dipenelitian ini karena
dapat mengelompokkan data.
- Penelitian ini juga selain menyajikan data dengan tabel distibusi
kelompok juga menyajikan data dalam bentuk histogram sehingga
pembaca dapat lebih mudah dan cepat dalam membaca hasil penelitian.
- Memiliki ISSN

-Kelemahan Dalam mengumpulkan data seharusnya peneliti juga menggunakan metode


Penelitian observasi untuk dapat mengakuratkan data penelitian yang didapatkan.
1 Kesimpulan Kompetensi sosial guru di SMP Negeri 1 Gunungguruh kota Sukabumi
4 sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan skor rerata variabel X (kompetensi
sosial guru) sebesar 79.07. Hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP
Negeri 1 Gunungguruh dan hasil pengamatan peneliti sendiri selama
penelitian diketahui bahwa kompetensi sosial guru SMP Negeri 1
Gunungguruh sangat baik. 2. Interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 1
Gunungguruh kota Sukabumi berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan
dengan skor rerata variabel Y (interaksi belajar mengajar) sebesar 73,93.
Peneliti juga melihat sendiri proses interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Tercipta suasana yang menyenangkan dan kelas menjadi kondusif sehingga
murid antusias untuk belajar. 3. Ada pengaruh kompetensi sosial guru

5
terhadap interaksi belajar mengajar di SMP Negeri 1 Gunungguruh kota
Sukabumi, dengan perolehan skor koefisien F sebesar 123,306 dan P-value
0,000 yang lebih kecil dari 𝛼 = 0,025. Hal ini berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X (kompetensi sosial guru) terhadap variabel Y
(interaksi belajar mengajar) di SMP Negeri 1 Gunungguruh kota Sukabumi.
Sekitar 90,5% dari variansi interaksi belajar mengajar dapat dijelaskan
melalui kompetensi sosial guru dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = -1,268
+ 0,951X.

B. Jurnal Pembanding

1 Judul KOMPETENSI SOSIAL GURU DALAM BERKOMUNIKASI SECARA


EFEKTIF DENGAN SISWA MELALUI KEGIATAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI REJOWINANGUN 3
KOTAGEDE YOGYAKARTA
2 Jurnal Jurnal Pendidikan Ke-SD-an
3 Download E-joernal
4 Volume dan Vol. 4, Nomor 3, Mei 2018
Halaman
5 Tahun 2018
6 ISSN -
7 Penulis Anggun Rahmawati, C. Indah Nartani
8 Reviewer Kelompok 2
9 Tanggal 14 Maret 2020
1 Abstrak
0 Penelitian
-Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi sosial guru
Penelitian dalam berkomunikasi secara efektif dengan siswa melalui kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Rejowinangun 3.

6
-Subjek Guru
Penelitian
-Assesment Proses komunikasi dalam pembelajaran dibedakan atas komunikasi verbal
Data dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan bahasa, baik bahasa secara tulisan maupun bahasa lisan.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat,
gerakgerik, gambar, lambang, mimik muka, dan sejenisnya (Majid,
2014:285). Wibowo dan Hamrin (2012:217), menyatakan bahwa unsurunsur
penting dalam proses komunikasi antara lain: (1) pengirim pesan (sender)
atau komunikator dan materi (isi) pesan; (2) bahasa pesan (coding); (3)
media; (4) mengartikan/memaknai pesan (decoding); (5) penerima pesan
(komunkan); (6) balikan (feedback, respon dari si penerima pesan); dan (7)
gangguan yang menghambat komunikasi”.Unsur yang paling penting dalam
komunikasi bukan sekadar pada apa yang ditulis atau di lakukan dan
bagaimana pesan disampaikan kepada penerima pesan.
-Kata Kunci Social Ability Teacher, Communicate Efectivly, Bahasa Indonesia
1 Pendahuluan
1
-Latar Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang wajib dimiliki oleh setiap
Belakang manusia untuk menghadapi tuntutan di masa yang akan datang. Dengan
dan Teori pendidikan seseorang mampu memperoleh suatu pekerjaan untuk
melangsungkan kehidupan yang diinginkan. Pendidikan dapat dikatakan
sebagai suatu upaya pengembangan potensi dan penanaman nilainilai sosial
budaya yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat
mempertahankan hidupnya. Setiap guru yang profesional memiliki
kompetensi yang baik sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami
apa yang disampaikan. Hal tersebut tercantum dalam UU No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, yang menyatakan "Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan". Sagala (2013:23) mengatakan “Kompetensi

7
merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan
keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan”. Ada
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi-kompetensi
tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Kompetensi sosial berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki guru dalam
berkomunikasi dengan siswa. Kompetensi sosial yang dikemukakan oleh
Buchari Alma (dalam Wibowo dan Hamrin, 2012:124) adalah kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan sekolah.
1 Metode
2 Penelitian
-Langkah a. Desain penelitian
Penelitian b. Setting penelitian
c. Data dan sumber
d. Instrumen penelitian
e. Teknik analisis data
-Hasil 1. Hasil Observasi Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
Penelitian kompetensi sosial guru dalam berkomunikasi secara efektif sudah baik akan
tetapi kurang optimal. Pada saat pembelajaran bahasa Indonesia beberapa
guru sudah menerapkan kompetensi sosialnya sehingga pemahaman siswa
tehadap materi bahasa Indonesia baik. Akan tetapi jika kompetensi guru
kurang optimal akan berdampak pada keadaan siswa di kelas, banyak siswa
yang ramai sehingga pemahaman siswa kurang efektif.
2. Hasil Wawancara Hasil wawancara terhadap 9 narasumber yaitu guru
SDN Rejowinangun 3 Kotagede menunjukkan bahwa guru telah berupaya
memiliki kompetensi sosial dalam berkomunikasi secara efektif dengan
siswa melalui kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu berinteraksi
dengan siswa, berperan dan berakting serta memahami ragam kata bahasa
Indonesia, memberikan rangsangan kepada siswa, dan memperkaya bahasa

8
Indonesia agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan harmonis.
Upaya dalam mengembangkan kompetensi sosial dalam berkomunikasi
secara efektif dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
selalu memberikan rangsangan-rangsangan agar siswa bergerak dan aktif
dalam pembelajaran. Hal tersebut akan membentuk komunikasi yang efektif,
serta memberikan umpan balik agar siswa dapat berfikir secara mandiri,
memperhatikan setiap kebutuhan siswa, mengenali setiap karakteristik siswa,
berusaha menyampaikan dan menerapkan materi bahasa Indonesia dalam
kehidupan, memberikan rangsangan-rangsangan agar siswa bergerak dan
aktif. Hambatan dalam berkomunikasi secara efektif melalui kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia adalah guru masih beradaptasi dengan
lingkungan. Hambatan tersebut tidak terlalu berat karena guru selalu
berusaha untuk menerapkan kompetensi sosial secara langsung. Hambatan
lain siswa sulit untuk ditegur, dan kurang antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri
Rejowinangun 3 yaitu ketika menghadapi siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan dari guru, siswa yang sulit untuk tenang serta menghadapi siswa
yang bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung.
-Diskusi Dari hasil penelitian di SD Negeri Rejowinangun 3 dapat diketahui
Penelitian kompetensi sosial guru dalam berkomunikasi secara efektif dengan siswa
melalui kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dengan meningkatkan
kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa,
sehingga siswa diharapkan mengerti dan memahami materi bahasa Indonesia
yang disampaikan oleh guru dengan baik.
-Daftar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Pusaka dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta. Wibowo,
Agus &Hamrin. 2012. Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. Janawi. 2011. Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional).
Bandung : Alfabeta. Majid, Abdul. 2013. StrategiPembelajaran. Bandung :
PT. RemajaRosdakarya.

9
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana prenada media group.
1 Analisis
3 Jurnal
-Kekuatan - Jurnal ini sangat lengkap data penelitiannya yaitu data primer dan
Penelitian data sekunder sehingga menambah keakuratan data.
- Instrumen penelitian jurnal pembanding ini juga lebih banyak
dibandingkan dengan jurnal utama yaitu wawancara terstruktur,
dokumentasi, observasi dan studi lapangan.
- Jurnal ini memliki bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
- Jurnal ini sangat banyak mengutip pendapat para ahli.
-Kelemahan - Penelitian dari jurnal ini sebaiknya menggunakan metode kuantitatif
Penelitian dalam mengolah data karena narasumber ataupun subjek
penelitiannya sangat banyak yaitu 9 responden yang apabila
dijabarkan satu-persatu di dalam pembahasan memuat tulisan yang
sangat panjang dan membuat pembaca bosan dalam membaca hasil
penelitian.
- Jurnal ini juga tidak memiliki ISSN.
1 Kesimpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada
4 tujuan penelitian di SDN Rejowinangun 3 Kotagede Yo
gyakarta, maka diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kompetensi
sosial guru dalam berkomunikasi secara efektif dengan siswa yang dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran di SD Rejowinangun 3 sepenuhnya sudah
dilakukan dengan baik oleh semua guru. Guru selalu berusaha agar setiap
komunikasi yang disampaikan kepada siswa berjalan secara efektif sehingga
dengan hal tersebut kompetensi sosial guru akan terbentuk secara optimal. 2.
Upaya pengembangan yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan
kompetensi sosial dalam berkomunikasi secara efektif dengan siswa melalui
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dengan memperhatikan setiap
kondisi siswa, memahami setiap karakteristik siswa serta mengerti setiap
kebutuhan siswa. 3. Hambatan yang dialami oleh guru dalam menerapkan

10
kompetensi sosial dalam berkomunikasi secara efektif dengan siswa,
1 Saran Mengingat pentingnya kompetensi sosial guru dalam berkomunikasi secara
5 efektif dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, maka
peneliti memberi beberapa saran sebagai berikut. 1) Bagi Kepala Sekolah,
kepala sekolah diharapkan mampu mengawasi pelaksanaan pembelajaran
serta menilai kinerja guru dalam proses pembelajaran. 2) Bagi guru kelas,
guru harus terus meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi,
berkomunikasi secara efektif serta mengenali karakteristik setiap siswa. 3)
Bagi siswa, siswa sebaiknya lebih mendengarkan arahan dan nasihat dari
guru. 4) Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian mengenai
kompetensi sosial dalam berkomunikasi secara efektif secara lebih
mendalam.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Secara keseluruhan kedua jurnal diatas sama bagusnya. Dan kedua jurnal diatas memiliki
kelebihan dan kelemahan yang berbeda – beda. Kedua jurnal diatas juga membahas
permasalahan yang sama yaitu tentang kompetensi sosial pendidik.

3.2. Saran
Sebaiknya pembaca jika ingin manambah informasi mengenai kompetensi sosial pendidik
ataupun tutor akan lebih baik jika membaca kedua jurnal ini.

12

Anda mungkin juga menyukai