Anda di halaman 1dari 17

Padjadjaran Journal of International Relations (PADJIR)

e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1.44697

Analisis Kebijakan Luar Negeri India dalam Act


East Policy
Meizaro Tifira Akbar
Prodi Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Indonesia;
email: meizaro17001@mail.unpad.ac.id
Nuraeni
Departemen Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Indonesia; email: nuraeni@unpad.ac.id

Submit: 20-01-2023 Accept: 27-01-2023 Publish: 31-01-2023

Keywords ABSTRACT
Act East Policy, In 2014, the Indian government under Narendra Modi decided to
Asia-Pacific, launch the Act East Policy as one of the country's main foreign policy
Foreign Policy, India, Narendra orientations. This policy aims to strengthen India's bilateral and
Modi multilateral relations with Asia-Pacific countries, both politically,
economically, culturally, and strategically. This study aims to analyze
one of India's foreign policies, namely the Act East Policy through
Kalevi J. Holsti's perspective which analyzes foreign policy based on
internal and external factors of a country. This descriptive qualitative
research uses data obtained from relevant primary and secondary
sources. This study found that the reasons for the Indian government's
launch of the Act East Policy were the rise of a new dominant power
such as China, the United States' Pivot to Asia strategy, and also the
Indian government's desire to accelerate development in India's
relatively isolated northeastern region.

Kata Kunci ABSTRAK


Act East Policy, Pada tahun 2014, pemerintah India di bawah kekuasaan Narendra
Asia-Pasifik, Modi memutuskan untuk meluncurkan Act East Policy sebagai salah
Kebijakan Luar Negeri, India, satu orientasi kebijakan luar negeri utama dari negaranya. Kebijakan
Narendra Modi ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral maupun
multilateral India dengan negara-negara Asia-Pasifik, baik secara
politik, ekonomi, kebudayaan, maupun strategis. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis salah satu kebijakan luar negeri India,
yakni Act East Policy melalui perspektif Kalevi J. Holsti yang
menganalisis kebijakan luar negeri berdasarkan faktor internal maupun
eksternal dari suatu negara. Penelitian yang bersifat kualitatif
deskriptif ini menggunakan data yang didapatkan dari sumber-sumber
primer maupun sekunder yang relevan. Penelitian ini menemukan
bahwa menemukan bahwa alasan pemerintah India meluncurkan Act
East Policy adalah bangkitnya kekuatan dominan baru seperti China,
strategi “Pivot to Asia” dari Amerika Serikat, serta keinginan
pemerintah India untuk mempercepat pembangunan di wilayah timur
laut India yang relatif terisolasi.

36
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

PENDAHULUAN Mitra Penuh dalam Forum Regional ASEAN


Perdana Menteri India yang saat itu baru saja pada tahun 1996, Summit Level Partnership
terpilih pada tahun 2014, Narendra Modi, pada tahun 2002, dan Kerja Sama Strategis
mengumumkan dalam KTT India-ASEAN ke- India-ASEAN pada tahun 2012 (Haokip, 2011:
12 yang diadakan di Myanmar pada 12 249-250 ; Ministry of External Affairs of India,
November 2014, bahwa pemerintah India telah 16 Desember 2014). Terhitung pada tahun
meningkatkan Look East Policy menjadi Act 2018, sudah ada 30 mekanisme kelembagaan
East Policy (Ministry of External Affairs of tahunan untuk dialog India-ASEAN, seperti
India, 12 November 2014). Keesokan harinya, KTT dan tujuh dialog antar kementerian sejak
pada KTT Asia Timur ke-9 yang juga dimulainya kebijakan Look East Policy pada
diselenggarakan di Myanmar, Narendra Modi tahun 1992 (Ministry of External Affairs of
kembali menyinggung Act East Policy dalam India, 7 Februari 2018).
pidatonya, di mana beliau mengatakan bahwa Penelitian ini sendiri bertujuan untuk
selama enam bulan masa pemerintahannya, menganalisis salah satu kebijakan luar negeri
beliau sudah memprioritaskan India, yakni Act East Policy, dan juga latar
pemerintahannya untuk mentransformasi belakang dari Act East Policy itu sendiri
kebijakan Look East Policy menjadi Act East melalui teori Kalevi J. Holsti yang menganalisis
Policy secara cepat, dan dalam kesempatan kebijakan luar negeri berdasarkan faktor
yang sama juga beliau menyinggung bahwa internal maupun eksternal dari suatu negara.
KTT Asia Timur merupakan salah satu pilar Selain itu, penelitian ini juga membawa
yang penting dalam kebijakan ini (Ministry of kebaruan berupa analisis kerangka Act East
External Affairs of India, 13 November 2014). Policy secara komprehensif dengan melihat
Act East Policy memiliki prinsip dan tujuan latar belakang perumusan kebijakan tersebut
utama berupa peningkatan kerja sama di bidang melalui berbagai peristiwa yang terjadi di
ekonomi, ikatan kebudayaan, dan juga dalam negeri India maupun di luar negeri yang
pengembangan hubungan strategis dengan turut mempengaruhi India, baik secara
negara-negara di kawasan Asia-Pasifik melalui langsung atau tidak langsung. Penelitian ini
keterikatan yang berkelanjutan, baik di tingkat juga menelusuri peristiwa-peristiwa tersebut
bilateral, regional, maupun multilateral, yang hingga masa kemerdekaan India pada tahun
kemudian menambah konektivitas ke wilayah 1947.
timur laut India dengan negara-negara di sekitar Beberapa penelitian terdahulu telah
India (Ministry of External Affairs of India, 16 dilakukan untuk topik serupa, antara lain ditulis
Maret 2016). Act East Policy sendiri bermula oleh Li (2015), Khadijah Md Khalid, Jason Loh
dari Look East Policy yang diluncurkan oleh Seong Wei, dan Ayame Suzuki (2015),
pemerintah India pada awal tahun 1990-an. Thongkholai Haokip (2011). Kebaruan riset ini,
Program ini didorong oleh adanya hubungan dibandingkan dengan penelitian terdahulu
yang sudah terjalin sejak dahulu antara India adalah bahwa riset ini fokus membahas Act
dengan negara-negara di Asia-Pasifik, dan juga East Policy, dimana akan dianalisis kebijakan
pesatnya pertumbuhan di bidang ekonomi, luar negeri India berdasarkan faktor internal
politik, keamanan, maupun demografi di maupun eksternalnya.
kawasan Asia-Pasifik pada menjelang abad ke-
21, di mana pertumbuhan pesat China menjadi KERANGKA KONSEPTUAL
hal yang paling menonjol (Ministry of External Analisis kebijakan luar negeri adalah sebuah
Affairs of India, 16 Desember 2014). Demi studi mengenai kegiatan maupun praktik dari
memuluskan langkah program tersebut, India hubungan antar berbagai aktor yang berbeda di
menjadi Mitra Dialog Sektoral pada tahun dalam sistem internasional seperti negara-
1992, yang kemudian ditingkatkan menjadi negara (Alden & Aran, 2017: 2-3). Analisis

37
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

kebijakan luar negeri dapat diimplemtasikan masing tingkat dalam teori tingkat analisis,
dengan cara yang berbeda-beda, tergantung menurut Holsti, dapat digunakan tergantung
pada pemikiran yang dipakai. Pemikiran konteks permasalahan yang dianalisis.
realisme menganggap bahwa nilai-nilai Meskipun begitu, Holsti juga menyatakan
keamanan nasional seperti penyeimbangan bahwa lingkungan luar negara tidak kalah
kekuatan maupun penguatan peran militer pentingnya dengan lingkungan dalam negara,
nasional sangatlah penting bagi kebijakan luar di mana pernyataan ini kemudian melahirkan
negeri suatu negara, karena mereka analisis berdasarkan faktor internal dan faktor
menganggap jika sistem di dunia internasional external dari suatu negara.
ini bersifat anarki (Jackson & Sørensen, 2013: Terkait dengan faktor internal, Holsti
252-253). Sedangkan pemikiran liberalisme menjelaskan ada beberapa hal yang dapat
sendiri menganggap bahwa demokrasi dan mempengaruhi suatu negara dalam
kebebasan merupakan nilai yang paling merumuskan kebijakan luar negerinya. Di
penting, di mana dalam hubungan antaranya adalah nilai, kebutuhan, dan tradisi
internasional, mereka lebih mengutamakan birokratis yang melandasi suatu negara untuk
hubungan multilateral seperti adanya organisasi meluncurkan kebijakan luar negerinya
internasional yang digunakan sebagai berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh negara
instrumen untuk meredam konflik dan tersebut (Holsti, 1992: 331). Selain itu, faktor
meningkatkan kerja sama. Selain teori-teori berbagai kebutuhan sosial dan atribut-atribut
hubungan internasional, teori-teori dari bidang nasional juga turut mempengaruhi
lainnya juga dipakai, karena memang analisis pembentukan kebijakan luar negeri di suatu
ini dapat bersifat multidisiplin. negara, di mana tujuan, keputusan, maupun
Kenneth Waltz dalam bukunya yang tindakan dari beberapa kebijakan luar negeri
berjudul Man, The State, and War (1959), disusun untuk memenuhi kebutuhan sosial
menjelaskan bahwa analisis kebijakan luar secara umum, dan juga bertujuan untuk
negeri dapat dibagi menjadi tiga tingkat memajukan kepentingan tertentu dari beberapa
analisis, antara lain tingkat individu, tingkat pihak lainnya seperti kelompok domestik,
negara, dan tingkat sistem internasional. partai politik, dan juga perusahaan swasta
Sedangkan menurut Kalevi J. Holsti dalam (Holsti, 1992: 335-336). Ketidakstabilan
bukunya yang berjudul A Framework of domestik juga turut mempengaruhi para
Analysis (1992), tiga tingkat analisis yang penguasa dalam mengambil kebijakan luar
diajukan oleh Kenneth Waltz, meskipun negeri suatu negara, di mana ketidakstabilan
memberikan kontribusi yang besar, tidak cukup tersebut dapat memicu kebijakan luar negeri
untuk menjawab beberapa hal, seperti yang bersifat ekspansif dan juga agresif (Holsti,
mengetahui kebijakan luar negeri suatu negara 1992: 337). Jenis rezim yang berkuasa di suatu
hanya dengan mempelajari sikap maupun nilai- negara, baik dari segi politik maupun segi
nilai yang dianut oleh seorang menteri luar ekonomi, juga turut mempengaruhi kebijakan
negeri dari negara tersebut (Holsti, 1992: 15- luar negeri dari negara tersebut, dikarenakan
16). Holsti berpendapat bahwa perbedaan transparansi dari suatu rezim dapat mudah atau
antara ketiga tingkat analisis tersebut harus tidaknya upaya untuk dapat memanipulasi opini
diperhatikan, karena masing-masing tingkat publik (Holsti, 1992: 338).
analisis dapat melihat suatu permasalahan Besarnya populasi dari suatu negara juga
dengan hasil yang berbeda-beda juga. Holsti dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri dari
juga berpendapat bahwa kita harus memiliki negara tersebut, di mana negara-negara yang
pengetahuan mengenai pertimbangan berpopulasi lebih besar cenderung lebih rentan
ideologis, serta konfigurasi umum mengenai terhadap perang daripada negara-negara
pengaruh, kekuatan, dominasi, dan subordinasi berpopulasi lebih kecil (Holsti, 1992: 340-341).
dari negara yang dianalisis tersebut. Masing- Tingkat pembangunan di suatu negara juga

38
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

turut mempengaruhi kebijakan luar negerinya, yang dianut oleh sebuah negara dapat berubah
di mana kebijakan luar negeri antara negara- seiring dengan perubahan di luar negara atau di
negara berpenghasilan tinggi dan negara- tingkat internasional (Holsti, 1992: 351).
negara berpenghasilan rendah dapat berbeda
(Holsti, 1992: 341-342). Faktor opini publik ini METODE RISET
mungkin merupakan faktor yang rumit yang Penelitian ini menggunakan metode penelitian
dapat menentukan kebijakan luar negeri suatu kualitatif, di mana menurut John W. Creswell,
negara. Terlebih lagi, karakteristik dari sistem- penelitian kualitatif cenderung bergantung pada
sistem politik di setiap negara juga berbeda- data teks dan gambaran yang beragam dalam
beda, sehingga upaya menggenerealisasi faktor upaya analisis datanya (Creswell, 2014: 183).
opini publik ini agak sulit, karena ada negara Metode ini dipilih karena kebijakan luar negeri
yang memiliki pemerintahan demokratis dari suatu negara seringkali dirumuskan
maupun otoriter, yang tentu saja berbeda berdasarkan banyaknya faktor, termasuk faktor
(Holsti, 1992: 342). Namun menurut Alden & yang bersifat dinamis. Penelitian ini akan
Aran, opini publik secara umum adalah sebuah menjelaskan secara runut mengenai Act East
istilah yang mencakup berbagai kelompok Policy beserta latar belakangnya.
kepentingan, lobi, maupun masyarakat umum Penelitian ini menggunakan satu teknik
yang peduli (Alden & Aran, 2017: 72). pengumpulan data, yaitu pengumpulan
Interaksi antara tekanan publik dan keputusan dokumen. Alasan pemilihan teknik tersebut
resmi juga turut mempengaruhi kebijakan luar adalah adanya relevansi terhadap tema yang
negeri di suatu negara (Holsti, 1992: 346-347). dipilih oleh peneliti, di mana sumber-sumber
Terkait dengan faktor eksternal, Holsti juga primer seperti dokumen-dokumen terkait objek
menjelaskan ada beberapa hal yang dapat penelitian sangat diperlukan untuk
mempengaruhi suatu negara dalam mendapatkan hasil analisisnya. Dalam proses
merumuskan kebijakan luar negerinya. pengumpulan datanya, peneliti melakukan studi
Diantaranya adalah tujuan dan tindakan negara literatur dokumen tersebut. Jenis-jenis
lain, di mana situasi yang ada di luar negara dokumen yang akan digunakan dalam
turut mempengaruhi kebijakan luar negeri di penelitian ini adalah sumber-sumber primer,
suatu negara, yang kemudian dapat seperti blueprint maupun dokumen-dokumen
menentukan menentukan upaya perumusan resmi yang masih berkaitan dengan kerangka
kebijakan luar negeri antara dua pemerintahan Act East Policy-nya India ini. Sumber-sumber
negara atau lebih (Holsti, 1992: 345-346). Tren yang bersifat sekunder juga digunakan oleh
dan struktur sistem juga ikut mempengaruhi peneliti untuk melengkapi data-data yang tidak
kebijakan luar negeri di suatu negara, di mana didapatkan dari sumber-sumber primer yang
di dunia yang semakin global dan saling telah digunakan dalam penelitian ini.
bergantung satu sama lain ini, berbagai
pemerintahan negara di dunia ini harus saling HASIL DAN PEMBAHASAN
bekerja sama dalam beberapa hal (Holsti, 1992: Karakteristik Kebijakan Luar Negeri India
349). Struktur kekuasaan dan pengaruh dalam secara Umum
sistem juga menyediakan sekumpulan biaya, Sejak India meraih kemerdekaannya dari
risiko, dan juga peluang, di mana struktur Inggris pada tahun 1947, kebijakan luar negeri
dalam sistem internasional ini membatasi India cenderung bersifat non-blok. Orientasi
kemampuan yang dimiliki oleh komponen- kebijakan luar negeri tersebut yang dimulai
komponen dalam sistem tersebut (Holsti, 1992: sejak Perdana Menteri India yang pertama,
350). Efek nilai sistemik juga turut Jawaharlal Nehru, pertama kali terlihat pada
mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu upaya beliau dalam menyelenggarakan Asian
negara, di mana nilai-nilai lokal atau nasional Relations Conference pada tahun 1947, yang
kemudian menjadi wadah bagi para pejuang

39
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

kemerdekaan di kawasan Asia untuk memupuk yang ditandai oleh penunjukkan K. R.


kerja sama dalam menghadapi kekuatan para Narayanan sebagai Duta Besar India untuk
penjajah (Muni & Mishra, 2019: 79). Sikap China (Muni & Mishra, 2019: 141). Pemerintah
non-blok dari pemerintah India sendiri semakin India juga semakin memperhatikan
terlihat pada keterlibatannya dalam hubungannya dengan negara-negara
penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang disekitarnya, terlebih lagi setelah invasi Uni
diselenggarakan di Bandung (Indonesia) pada Soviet ke Afganistan pada tahun 1979
tahun 1955, di mana tujuan dari konferensi (Michael, 2013: 59-60). Hal itu kemudian
tersebut adalah memupuk dukungan dari ditandai oleh keterlibatan India dalam pendirian
negara-negara di kawasan Asia dan Afrika yang dan pengembangan SAARC yang didirikan
tidak terlalu berpihak pada salah satu dari dua pada tahun 1985, di mana negara-negara Asia
kekuatan adidaya pada saat Perang Dingin Selatan seperti India menjadi anggotanya. Pada
terjadi, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet tahun 1980an, pemerintahan Indira Gandhi
(Naidu, 2004: 333-334). Sikap non-blok dari mencetuskan suatu doktrin baru, di mana
India ini menjadi semakin mantap setelah kawasan Asia Selatan dianggap sebagai
pemerintah India turut serta dalam wilayah pengaruh India secara eksklusif
pembentukan Gerakan Non-Blok pada tahun (Kugiel, 2017: 47).
1961, bersama dengan Indonesia, Yugoslavia, Berbagai masalah global, antara lain perang
Mesir, dan Ghana (Kugiel, 2017: 42). di Timur Tengah, telah memicu berbagai
Namun sikap non-blok dari pemerintah permasalahan ekonomi di India, seperti
India mulai goyah pada tahun 1962, ketika membengkaknya hutang, jatuhnya nilai mata
pemerintah India di bawah kekuasaan uang, menipisnya cadangan devisa, inflasi yang
Jawaharlal Nehru memutuskan untuk meminta tinggi, dan terjadinya defisit perdagangan
bantuan militer kepada Amerika Serikat, ketika (Muni & Mishra, 2019: 155). Untuk
India berperang melawan China dalam mengatasinya, antara lain, pemerintah India
memperebutkan wilayah-wilayah yang mengalihkan fokusnya ke kawasan Asia Timur
dipersengketakan oleh kedua negara (McGarr, dan Asia Tenggara yang pereonomianya
2013: 167-168). Perang tersebut akhirnya tumbuh pesat pada tahun 1990an (Grare, 2001:
dimenangkan oleh China, di mana wilayah 120). Terlebih lagi beberapa negara yang
Aksai Chin akhirnya dikuasai oleh China terletak di wilayah tersebut juga memiliki
(Frankel, 2020: 274). Sikap non-blok dari India kekayaan alam berupa minyak bumi dan juga
juga semakin goyah, ketika pemerintah India di pangsa pasar yang besar, seperti Myanmar,
bawah kekuasaan Indira Gandhi memutuskan Brunei, Malaysia, Indonesia, dan Australia.
untuk mempererat hubungan bilateralnya Faktor-faktor tersebut kemudian mendorong
dengan Uni Soviet pada tahun 1971, yang peningkatan aktivitas diplomatis India di
ditandai oleh penandatanganan suaru traktat kawasan tersebut (yang kemudian dinamakan
bersama (Michael, 2013: 40). Penandatanganan sebagai Look East Policy), di mana pada
traktat tersebut dipicu oleh kunjungan salah Januari 1992, India menjadi mitra dialog
satu pejabat tinggi Amerika Serikat, Henry sektoral ASEAN yang membahas tentang
Kissinger, ke China pada tahun 1971, serta investasi, pariwisata, perdagangan, teknologi,
kunjungan Presiden Amerika Serikat, Richard dan ilmu pengetahuan (Michael, 2013: 146).
Nixon, ke China pada tahun 1972 (Garver, Pada tahun 1996, India menjadi anggota
2016: 296-299). Kedua kunjungan tersebut penuh Forum Regional ASEAN (ARF). ARF
pada akhirnya dapat memulihkan dan adalah forum utama untuk kerja sama
mempererat hubungan bilateral China – keamanan di kawasan Asia-Pasifik, di mana
Amerika Serikat. forum tersebut membahas soal masalah
Pada tahun 1976, hubungan bilateral antara keamanan di tingkat regional dan global, serta
India dan China juga mengalami normalisasi, isu-isu yang berkaitan soal non-proliferasi dan

40
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

perlucutan senjata (Haokip, 2011: 249). Luar Negeri India, Syed Akbaruddin,
Keanggotaan ARF tersebut sangat berarti, mengatakan bahwa kunjungan dari Menteri
karena India akhirnya dapat memiliki daya Swaraj tersebut merupakan bagian dari
tawar yang sejajar di kawasan Asia-Pasifik penerapan Act East Policy, dan beliau
dengan segelintir kekuatan adidaya seperti menambahkan bahwa pemerintahan Modi akan
Amerika Serikat, China, dan Rusia (Desai, 18 memperluas cakupan dari kebijakan tersebut
November 2017). Pemerintah India pun sangat hingga jauh ke timur, di mana kawasan ASEAN
memanfaatkan keanggotaannya di ARF ini, di menjadi fokus utamanya.
mana mereka dapat menyakinkan negara- Act East Policy sendiri menekankan kerja
negara ASEAN untuk mempertahankan sama India-ASEAN di bidang infrastruktur,
hubungannya dengan India setelah hubungan manufaktur, perdagangan, tata kota,
antara India dengan komunitas internasional keterampilan, program Make in India, Smart
secara umum dan negara-negara ASEAN Cities, dan program lainnya yang mendukung
secara khusus sempat memburuk, karena India kebijakan domestik India. Beliau juga
melakukan uji coba senjata nuklirnya pada menjelaskan, bahwa tujuan dari Act East Policy
tahun 1998. ini adalah mendorong kerja sama ekonomi,
menjalin ikatan antar kebudayaan, dan
Act East Policy mengembangkan hubungan strategis dengan
Pada tahun 2014, Perdana Menteri India, negara-negara di kawasan Asia-Pasifik secara
Narendra Modi mengumumkan dalam KTT berkelanjutan, baik di tingkat bilateral,
India-ASEAN ke-12 yang diadakan di regional, maupun multilateral, di mana hal
Myanmar pada 12 November 2014, bahwa tersebut dapat dimanfaatkan untuk
pemerintah India telah meningkatkan Look East meningkatkan konektivitas di kawasan timur
Policy menjadi Act East Policy (Ministry of laut India, salah satu kawasan yang menjadi
External Affairs of India, 12 November 2014). prioritas dalam Act East Policy. Peningkatan
Keesokan harinya, pada KTT Asia Timur ke-9 konektivitas kawasan timur laut India dengan
yang juga diselenggarakan di Myanmar, ASEAN, baik dari segi kebudayaan,
Narendra Modi kembali menyinggung Act East perdagangan, infrastruktur fisik, hubungan
Policy dalam pidatonya, di mana beliau antar masyarakat, dan lain sebagainya, sudah
mengatakan bahwa selama enam bulan masa direncanakan, baik di tingkat multilateral
pemerintahannya, beliau sudah maupun regional. Pemerintah India di bawah
memprioritaskan pemerintahannya untuk kekuasaan Narendra Modi juga sudah meminta
mentransformasi kebijakan Look East Policy para diplomat senior India untuk menjadikan
menjadi Act East Policy secara cepat, dan India sebagai aktor utama ketimbang sebagai
dalam kesempatan yang sama juga beliau kekuatan penyeimbang saja (Muni & Mishra,
menyinggung bahwa KTT Asia Timur 2019: 108).
merupakan salah satu pilar yang penting dalam Sejak Act East Policy diumumkan secara
kebijakan ini (Ministry of External Affairs of resmi pada tahun 2014, sudah banyak kemajuan
India, 13 November 2014). Sebelumnya, Act yang dilakukan oleh pemerintah India terkait
East Policy sudah pernah disinggung oleh dengan kebijakan luar negerinya. Seperti yang
Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj, sudah dijelaskan oleh V. K. Singh di Lok Sabha
dalam kunjungannya ke Vietnam pada bulan pada 23 Desember 2015, pemerintah India
Agustus 2014, di mana beliau mengatakan sudah memperat hubungannya dengan negara-
bahwa pemerintahan Modi akan mengeluarkan negara di kawasan Asia-Pasifik, serta berupaya
kebijakan Act East Policy, karena “Look East” untuk menjalin lebih erat dan meningkatkan
saja tidak cukup (The Economic Times, 26 kemitraan strategisnya dengan negara-negara
Agustus 2014). Juru bicara dari Kementerian seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, Jepang,

41
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

Australia, Singapura, Korea Selatan, dan juga India ini diupayakan dapat sesuai dengan
organisasi internasional seperti ASEAN hukum internasional maupun hukum,
(Ministry of External Affairs of India, 23 peraturan, dan kebijakan domestik dari negara-
Desember 2015). Pemerintah India juga negara yang terlibat, di mana kebijakan ini
semakin aktif terlibat dalam forum-forum dijalankan berdasarkan tujuh pilar yang sudah
regional seperti East Asia Summit, ASEAN ditentukan dalam Rencana Aksi, diantaranya
Regional Forum (ARF), Bay of Bengal adalah Kerja Sama Politik-Keamanan, Kerja
Initiative for Multi-Sectoral Technical and Sama Ekonomi, Kerja Sama Sosio-
Economic Cooperation (BIMSTEC), Asia Kebudayaan, Inisiatif untuk Integrasi ASEAN
Cooperation Dialogue (ACD), Mekong Ganga dan Upaya Memperkecil Kesenjangan
Cooperation (MGC), dan Indian Ocean Rim Pembangunan, Konektivitas, Penguatan
Association (IORA). Upaya pemerintah India Sekretariat ASEAN, dan Mekanisme
dalam meningkatkan konektivitas di kawasan Implementasi.
timur laut India yang meliputi sektor Demi memuluskan pelaksanaan Act East
perdagangan, kebudayaan, hubungan antar Policy, sudah banyak upaya yang dilakukan
masyarakat, dan infrastruktur fisik (bandara, oleh pemerintah India, seperti misi diplomatik
jalan, listrik, telekomunikasi, dll.) juga semakin penuh India untuk ASEAN beserta duta
aktif, seperti Kaladan Multi-Modal Transit besarnya tersendiri yang didirikan pada tahun
Transport Project, Proyek Jalan Raya Trilateral 2013 di Jakarta (Indonesia), yang bertujuan
India-Myanmar-Thailand, Proyek Jalan Rhi- untuk mengoordinasikan kegiatan diplomatik
Tiddim, Border Haats (pasar di kawasan India di kawasan tersebut (Muni & Mishra,
perbatasan), dan lain-lain. 2019: 210). Selain itu, pemerintah India juga
Hubungan antara pemerintah India dengan turut mengadakan Forum for India-Pacific
ASEAN menjadi lebih jelas setelah Islands Cooperation (FIPIC) yang sudah
diadopsinya ASEAN-India Plan of Action untuk diadakan di Suva (Fiji) pada November 2014
periode tahun 2016-2020 pada 5 Agustus 2015, dan Jaipur (India) pada 21 Agustus 2015, di
di mana rencana aksi ini menjelaskan soal mana forum ini dihadiri oleh 14 negara di
prioritas maupun langkah-langkah yang akan kawasan Pasifik. Indo-Cambodian
diambil oleh pemerintah India maupun ASEAN (Kampuchea) Joint Commision juga kembali
dalam upaya untuk meningkatkan dan diadakan di New Delhi (India) pada Juli 2016,
memperdalam hubungan di bidang politik- setelah sepuluh tahun tidak diadakan.
keamanan, ekonomi, maupun sosial budaya Pemerintah India juga semakin banyak
dari kedua belah pihak, demi mewujudkan mengadakan kunjungan kerja ke negara-negara
berbagai potensi dari kemitraan strategis antara di kawasan Asia-Pasifik, di mana Narendra
India dan ASEAN di bidang-bidang yang Modi sendiri sudah mengunjungi 12 negara di
memiliki persamaan kepentingan (Association kawasan tersebut sebanyak 25 kali pada tahun
of Southeast Asian Nations, 5 Agustus 2015). 2014-2018 (Muni & Mishra, 2019: 209).
Rencana aksi ini juga menjelaskan soal upaya Selain upaya-upaya diplomatis, pemerintah
India-ASEAN dalam kerjasamanya untuk India juga memberikan bantuan langsung
mendukung proses pembangunan dan integrasi kepada proyek-proyek pembangunan di
Komunitas ASEAN setelah tahun 2015, demi beberapa negara ASEAN, seperti penawaran
terwujudnya kohesi politik, perekonomian yang kredit sebesar 1 miliar USD untuk
terintegrasi, pengurangan kesenjangan meningkatkan konektivitas fisik dan digital
pembangunan, peningkatan konektivitas di antara India dengan ASEAN (Ministry of
kawasan ASEAN, serta terwujudnya ASEAN External Affairs of India, 2 Februari 2017).
yang berbasis pada aturan, berorientasi pada Pemerintah India dan ASEAN juga merintis
rakyat, bertanggung jawab secara sosial, dan beberapa proyek unggulan, diantaranya adalah
berpusat pada rakyat. Kerja sama ASEAN dan didirikannya Pusat Pelacakan, Telemetri dan

42
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

Penerimaan Data, serta Fasilitas Pemrosesan Transportasi Maritim. Kawasan Indo-Pasifik


Data di dekat Kota Ho Chi Minh di Vietnam. sendiri dilewati oleh lebih dari 50 persen
Selain itu, dalam rangka Act East Policy, aktivitas perdagangan dunia yang bernilai lebih
pemerintah India juga memberikan berbagai dari 62 persen dari Produk Domestik Bruto
bantuan proyek dan program-program lainnya Global (Ministry of External Affairs of India, 6
di Vietnam, Kamboja, Laos, Fiji, Papua Nugini, Juli 2021). Sedangkan aktivitas perdagangan
Niue, Vanuatu, Mikronesia, dan negara-negara India dengan negara-negara di kawasan timur
lainnya di kawasan Asia-Pasifik. Selain Selat Malaka juga semakin meningkat, di mana
proyek-proyek yang sudah disebutkan pada tahun 2020, nilai perdagangan India
sebelumnya, pemerintah India juga Act East dengan kawasan ASEAN adalah sebesar 87
Policy semakin diperkuat melalui ASEAN-India miliar USD, dengan China sebesar 82 miliar
Commemorative Summit yang diadakan di New USD, dengan Jepang dan Korea Selatan sebesar
Delhi (India) pada 25 Januari 2018, di mana 38 miliar USD, serta dengan Australia sebesar
KTT yang merayakan 25 tahun Hubungan 13 miliar USD.
Dialog ASEAN-India dengan tema "Nilai Dengan adanya situasi yang seperti itu,
Bersama, Nasib Bersama" yang kemudian selain upaya-upaya pembangunan konektivitas
melahirkan Deklarasi Delhi, para pemimpin yang sudah disebutkan sebelumnya, pemerintah
India dan ASEAN sepakat untuk semakin India juga berupaya untuk membantu proyek
memperkuat dan memperdalam Kemitraan pembangunan Pelabuhan Chahbahar di Iran,
Strategis ASEAN-India demi keuntungan membuat rencana untuk memperpanjang
bersama, di seluruh spektrum kerja sama Proyek Jalan Raya Trilateral India-Myanmar-
politik-keamanan, ekonomi, sosial budaya dan Thailand hingga ke Kamboja, Laos, dan
pembangunan, untuk membangun sebuah Vietnam, dan juga mengeksplorasi berbagai
komunitas yang damai, harmonis, saling peduli, upaya untuk meningkatkan konektivitas antara
dan saling berbagi di kedua wilayah tersebut Kepulauan Andaman-Nikobar di India dengan
(Ministry of External Affairs of India, 13 Pulau Sabang di Indonesia (Ministry of
Desember 2018). External Affairs of India, 18 Maret 2021).
Pemerintah India di bawah kekuasaan Narendra Modi juga mengatakan dalam
Narendra Modi juga mencetuskan visi pidatonya di Shangri La Dialogue yang
Keamanan dan Pertumbuhan untuk Semua di diadakan di Singapura pada 1 Juni 2018, bahwa
Wilayah (SAGAR) pada tahun 2015, di mana konektivitas sangatlah penting, karena
visi ini menitikberatkan pada berbagai upaya perannya yang lebih dari sekadar memajukan
kerja sama demi pemberdayaan laut yang perdagangan dan kemakmuran, tapi juga dapat
berkelanjutan, serta menyediakan kerangka menyatukan kawasan (Ministry of External
kerja untuk menciptakan wilayah maritim yang Affairs of India, 1 Juni 2018). Beliau juga
aman, terjamin, dan dan stabil di kawasan Indo- menambahkan bahwa upaya untuk membangun
Pasifik (Ministry of External Affairs of India, 8 konektivitas ini tidak hanya dilakukan dengan
Agustus 2021). Visi SAGAR ini kemudian membangun infrastruktur, tapi juga
dijabarkan lebih jauh oleh pemerintah India membangun rasa saling percaya dari pihak-
pada KTT Asia Timur tahun 2019, dengan pihak yang terlibat.
memperkenalkan Indo-Pacific Oceans’
Initiative (IPOI) yang memiliki tujuh pilar, Faktor Internal Perumusan Act East Policy
yaitu Ekologi Maritim; Sumber Daya Maritim; Faktor internal dari suatu negara biasanya
Peningkatan Kapasitas dan Berbagi Sumber memainkan peran yang signifikan dalam
Daya; Pengurangan dan Manajemen Risiko pembentukan kebijakan luar negeri di negara
Bencana; Kerjasama Sains, Teknologi dan tersebut. Dalam konteks Act East Policy,
Akademik; dan Konektivitas Perdagangan dan peneliti menemukan beberapa faktor yang

43
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

barangkali turut mempengaruhi pembuatan Daya Maritim; Peningkatan Kapasitas dan


kebijakan tersebut, berdasarkan situasi di dalam Berbagi Sumber Daya; Pengurangan dan
negeri India beberapa tahun sebelum Manajemen Risiko Bencana; Kerjasama Sains,
peluncuran Act East Policy. Diantaranya adalah Teknologi dan Akademik; dan Konektivitas
faktor geografis seperti terbatasnya akses Perdagangan dan Transportasi Maritim
maritim India ke kawasan Asia-Pasifik oleh (Ministry of External Affairs of India, 8
keberadaan Semenanjung Malaya serta Agustus 2021). Terkait dengan wilayah timur
berbagai pulau yang terletak di wilayah laut India, pemerintah India telah membuat
Indonesia dan Malaysia, sehingga India harus serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk
mengandalkan sedikit akses maritim yang meningkatkan konektivitas dan
tersedia, terutama Selat Malaka yang berfungsi mengembangkan kawasan tersebut, baik dalam
sebagai pintu gerbang maritim India menuju sektor perdagangan, kebudayaan, hubungan
Laut China Selatan dan Pasifik Barat. Terlebih antar masyarakat, maupun infrastruktur fisik,
lagi, lebih dari 50 persen perdagangan maritim sepetti bandara, jalan, listrik, telekomunikasi,
India juga melewati Selat Malaka di mana dan lain sebagainya (Ministry of External
perdagangan maritim ini melibatkan kegiatan Affairs of India, 23 Desember 2015).
mengekspor barang-barang yang diproduksi di Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian
India maupun mengimpor sumber daya alam diwujudkan dalam Kaladan Multi-Modal
yang diperlukan oleh India (Bajpaee, 2017: Transit Transport Project, Proyek Jalan Raya
359-360). Selain itu, akses menuju wilayah Trilateral India-Myanmar-Thailand, Proyek
timur laut India juga terbatas, di mana wilayah Jalan Rhi-Tiddim, Border Haats (pasar di
timur laut India hanya terhubung dengan kawasan perbatasan), dll.
wilayah India lainnya melalui wilayah kecil Salah satu faktor internal yang disinggung
bernama Koridor Siliguri, yang terletak dekat oleh Holsti adalah faktor berbagai kebutuhan
dengan perbatasan Bangladesh, China, Nepal, sosial dan atribut-atribut nasional (Holsti, 1992:
dan Bhutan (Singh, 7 November 2021). Kondisi 335-336). Dalam konteks Act East Policy, hal
geografis tersebut, ditambah dengan kebijakan itu dapat terlihat pada upaya yang dilakukan
isolasionisme-nya Myanmar yang berjalan oleh PM Modi beserta Partai BJP untuk
selama beberapa dekade, membuat wilayah menetapkan kepemilikannya atas kebijakan
timur laut India menjadi kurang berkembang. tersebut. Salah satunya adalah klaim yang
Oleh karena adanya faktor geografis dibuat oleh Sushma Swaraj, Menteri Luar
tersebut, pemerintah India di bawah kekuasaan Negeri India di bawah Kabinet PM Modi yang
PM Modi memutuskan untuk membuat sebelumnya memimpin kelompok oposisi yang
serangkaian kebijakan yang berkaitan dengan didominasi oleh BJP, di mana beliau
Selat Malaka maupun Koridor Siliguri tersebut, mengklaim bahwa beliau mendorong Hillary
di mana kebijakan itu dibuat setelah Act East Clinton1 yang mengunjungi India pada tahun
Policy diluncurkan. Terkait dengan Selat 2011 terkait aspek “Act East” dari Look East
Malaka, pemerintah India telah melakukan Policy, ketika mereka berbicara tentang peran
banyak upaya untuk mengintegrasikan kawasan India yang semakin berkembang di Asia, serta
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, salah fokusnya yang secara alami beralih ke kawasan
satunya adalah dengan memperkenalkan Indo- Asia Timur dan Tenggara (Muni & Mishra,
Pacific Oceans’ Initiative (IPOI) pada KTT 2019: 204). Dalam kesempatan yang sama juga,
Asia Timur tahun 2019, di mana inisiatif yang Sushma Swaraj mengklaim bahwa
dibuat berdasarkan visi SAGAR ini memiliki kepemimpinan BJP sebelumnya di bawah
tujuh pilar, yaitu Ekologi Maritim; Sumber pimpinan PM Vajpayee telah membentuk ulang

1
Hillary Clinton menjabat sebagai Sekretaris
Negara AS pada tahun 2009-2013

44
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

kebijakan luar negeri India terkait dengan negara yang berpopulasi lebih besar cenderung
kebijakan Look East Policy ini. Beberapa tahun lebih rentan terhadap perang daripada negara-
kemudian, beliau menjadi salah satu pihak negara berpopulasi lebih kecil (Holsti, 1992:
pertama di kabinet Modi yang menyinggung 340-341). Terkait dengan faktor ini, baik
soal kebijakan Act East Policy. Upaya untuk besarnya penduduk India maupun China juga
mengklaim kebijakan Act East Policy ini juga turut mempengaruhi pembentukan Act East
dilakukan oleh PM Modi, di mana beliau Policy ini, di mana faktor dari berbagai
mengklaim dalam pidatonya di Singapura pada tindakan pemerintah China akan dibahas di
23 November 2015, bahwa dalam 18 bulan faktor eksternal dari kebijakan Act East Policy.
terakhir, pemerintahannya telah berinteraksi India sendiri memiliki penduduk sebesar 1,41
lebih banyak di kawasan Asia-Pasifik miliar jiwa pada tahun 2021, dan China
ketimbang wilayah-wilayah lainnya di dunia memiliki penduduk sebesar 1,43 juta jiwa pada
(Ministry of External Affairs of India, 23 tahun 2021 (Our World in Data, 4 Oktober
November 2015). 2022). Faktor besarnya populasi dari suatu
Ketidakstabilan domestik India, terutama di negara juga disinggung oleh PM Narendra
sekitar kawasan timur lautnya, juga sedikit Modi dalam pidatonya di Shangri La Dialogue
banyak mempengaruhi perumusan Act East yang diadakan di Singapura pada 1 Juni 2018,
Policy, di mana berbagai aktivitas di mana beliau mengatakan bahwa bangsa India
pemberontakan yang di kawasan tersebut sudah yang memiliki lebih dari 800 juta pemuda tahu
berlangsung sejak beberapa dekade belakangan bahwa masa depan mereka dijamin oleh
(Muni & Mishra, 2019: 212-213). Selain itu, besarnya ekonomi India maupun kedalaman
kawasan timur laut India juga dekat dengan India dalam keterlibatan mereka di tingkat
kawasan “Segitiga Emas” di sekitar perbatasan global (Ministry of External Affairs of India, 1
Myanmar, Kamboja, Thailand, dan Laos, yang Juni 2018). Faktor-faktor besarnya populasi
menjadi basis produksi opium dan itulah yang barangkali turut mempengaruhi
menyeludupkan senjata (Haokip, 2011: 241- pembentukan Act East Policy.
242). Faktor-faktor tersebut serta korupsi yang Faktor tingkat pembangunan suatu negara
menjamur di kawasan tersebut juga juga disebut juga oleh Holsti, di mana kebijakan
menghambat proses pembangunan di berbagai luar negeri antara negara-negara
bidang. Oleh karena itu, dalam kesempatan berpenghasilan tinggi dan negara-negara
tanya jawab di Lok Sabha pada 23 Desember berpenghasilan rendah bisa berbeda (Holsti,
2015, V. K. Singh menjelaskan bahwa di dalam 1992: 341-342). Dalam konteks Act East Policy
Act East Policy, peningkatan konektivitas ini, tingkat pembangunan India, terutama
kawasan timur laut India dengan wilayah perekonomiannya, cukup mempengaruhi
ASEAN menjadi prioritas utama, di mana pembentukan dari kebijakan ini, di mana
peningkatan konektivitas tersebut mencakup perekonomian India pada saat diluncurkannya
segi kebudayaan, perdagangan, infrastruktur Look East Policy pada tahun 1992-1993 lalu
fisik, hubungan antar masyarakat, dan lain baru saja pulih setelah dilanda krisis ekonomi
sebagainya, baik dalam tingkat multilateral pasca Perang Teluk yang terjadi pada tahun
maupun regional (Ministry of External Affairs 1990-1991, runtuhnya Uni Soviet pada tahun
of India, 23 Desember 2015). 1991, dan pertumbuhan ekonomi India yang
Jika kita mengingat kembali dengan salah stagnan karena penerapan kebijakan ekonomi
satu teori analisis kebijakan luar negeri yang sosialis sejak kemerdekaan India pada tahun
dirumuskan oleh Holsti, maka faktor besarnya 1947, sehingga pada akhirnya mendorong
populasi dari suatu negara juga turut pemerintah India untuk melakukan reformasi di
mempengaruhi perumusan kebijakan luar bidang perekonomian secara besar-besaran,
negeri di negara tersebut, di mana negara- seperti mempermudah izin bisnis di India serta

45
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

membolehkan pihak swasta untuk berperan berseberangan dengan China, seperti


lebih besar dalam perekonomian India (Haokip, pembentukan dialog strategi informal bernama
2011: 241-244). Selain itu dari segi politik, Quad yang beranggotakan India, AS, Australia,
India telah melalui berbagai krisis politik, di dan Jepang pada November 2017 (Muni &
mana hasil pemilihan umum yang Mishra, 2019: 231-233). Bahkan sisi pragmatis
diselenggarakan pada tahun 1989 dan 1991 dari Narendra Modi ini juga tercermin dari
tidak menghasilkan suara mayoritas yang karakter pribadinya, di mana beliau tidak
cukup untuk membentuk kabinet satu partai. menunjukkan kebenciannya pada Pemerintah
Sedangkan perekonomian India pada tahun AS yang pernah mencekal dirinya karena
2014 cenderung tumbuh dengan pesat sebesar dianggap terlibat dalam Kerusuhan Gujarat
lebih dari 6 persen, dan juga menguasai pangsa tahun 2002, dan beliau tetap berfokus untuk
pasar global sebesar 1,5 persen (Muni & menjalin hubungan bilateral Amerika Serikat-
Mishra, 2019: 206). Sedangkan dari segi India menjadi lebih dekat, karena Amerika
politik, India sudah lebih stabil, di mana Serikat sendiri sudah dianggap sebagai sekutu
pemilihan umum India tahun 2014 alami India oleh beliau (Kumar, 7 Mei 2015).
dimenangkan oleh BJP, dan pemerintahan Narendra Modi sendiri juga mengatakan bahwa
dapat dibentuk tanpa harus berkoalisi dengan pemerintahnya bekerja sama dengan
partai lain, di mana BJP mendapatkan 282 dari pemerintah China di tingkat internasional,
543 kursi di Lok Sabha (Singh, 20 Mei 2014). namun bila berkaitan dengan perdagangan dan
Faktor lainnya yang juga disinggung Holsti perekonomian, maka China adalah pesaing bagi
adalah jenis rezim yang berkuasa di suatu India.
negara, baik dari segi politik maupun segi
ekonomi, di mana faktor ini juga turut Faktor Eksternal Perumusan Act East
mempengaruhi kebijakan luar negeri dari Policy
negara tersebut (Holsti, 1992: 338). Terkait Dalam suatu kebijakan luar negeri, tentu
dengan faktor ini, kebijakan dalam negeri kebijakan tersebut tidak lepas juga dari faktor
maupun luar negeri oleh pemerintah India di eksternal, yakni faktor-faktor yang berasal dari
bawah kekuasaan Perdana Menteri Narendra luar wilayah negara yang turut mempengaruhi
Modi ini cenderung agak berbeda dari para dibentuknya kebijakan luar negeri suatu negara.
pendahulunya, di mana pemerintahan beliau ini Dalam konteks Act East Policy, faktor-faktor
cenderung meninggalkan tradisi India dalam eksternal ini sudah dijelaskan oleh Sekretaris
menjalankan kebijakan luar negerinya yang (Timur) di Kementerian Luar Negeri India,
cenderung non-blok, dan cenderung lebih pada 13 Desember 2014 dalam “International
bersikap realis dan pragmatis. Hal itu terlihat Relations Conference on ‘India’s Look East -
pada keputusan Perdana Menteri Modi untuk Act East Policy: A Bridge to the Asian
tidak menghadiri KTT Non-Blok yang Neighbourhood’” yang diadakan di Pune
diadakan di Bolivia pada tahun 2016, di mana (India), di mana beliau mengatakan bahwa
hal itu dianggap sebagai kepergian dari doktrin terwujudnya Act East Policy ini turut
non-blok yang sudah dijalankan oleh dipengaruhi oleh beberapa peristiwa,
pemerintah India sejak pemerintahan Perdana diantaranya adalah bangkitnya kekuatan
Menteri Nehru dalam perumusan kebijakan luar dominan baru seperti China, strategi “Pivot to
negerinya (Ganguly, 2017: 132). Sisi pragmatis Asia” dari Amerika Serikat, serta arsitektur
dari pemerintahan PM Modi ini semakin ekonomi dan strategis regional yang berusaha
terlihat dalam sikapnya kepada pembentukan untuk mengikuti arus multilateralisme yang
kebijakan luar negeri India, di mana pemerintah kuat (Ministry of External Affairs of India, 16
India menjadi lebih rela untuk mempererat Desember 2014).
kerja sama dalam bidang politik maupun Terkait dengan bangkitnya kekuatan
strategis dengan negara-negara yang dianggap dominan baru seperti China, pemerintah China

46
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

memang belakangan ini semakin gencar dalam resolutions of disputes, in accordance with
menjalankan salah satu kebijakan luar universally recognised principles of
international law, including the 1982 United
negerinya seperti One Belt One Road (OBOR)
Nations Convention on the Law of the Sea
yang kemudian berganti nama menjadi Belt and (UNCLOS), and the relevant standards and
Road Initiative (BRI), di mana kebijakan yang recommended practices by the International
diluncurkan pada tahun 2013 ini berusaha untuk Civil Aviation Organization (ICAO) and the
melakukan ekspansi menuju wilayah barat International Maritime Organization (IMO).
China, termasuk kawasan Samudera Hindia, In this regard, we support the full and
effective implementation of the Declaration
dengan melakukan kerja sama, investasi,
on the Conduct of the Parties in the South
memberikan pinjaman, dan juga memberi China Sea (DOC) and look forward to an
bantuan kepada negara-negara yang terlibat, early conclusion of the Code of Conduct in
berupa pembangunan infrastruktur yang the South China Sea (COC).” (Ministry of
bertujuan untuk mempermudah konektivitas, External Affairs of India, 25 Januari 2018).
mengentaskan kemiskinan, meningkatkan Isu mengenai bangkitnya pengaruh China
perdagangan, dan lain sebagainya (The World ini kembali disinggung dalam sesi tanya jawab
Bank, 29 Maret 2018). Aktivitas militer China di Rajya Sabha2 pada 13 Desember 2018, di
di kawasan Laut China Selatan juga semakin mana V. K. Singh selaku Menteri Negara di
meningkat, di mana upaya klaim wilayah Kementerian Luar Negeri India, menjawab
beserta pelanggaran batas perairan teritorial pertanyaan dari salah satu anggota parlemen,
dari China ini telah mendapatkan tanggapan Shri Jose K. Mani, mengenai gagasan dari para
yang semakin vokal dari pemerintah India diplomat China di India mengenai sinergi
dalam beberapa tahun belakangan. Diantaranya antara OBOR dengan Act East Policy, maupun
adalah pidato yang dibacakan oleh Narendra rencana pemerintah India dalam menanggapi
Modi di KTT India-ASEAN ke-12 yang gagasan tersebut. V. K. Singh kemudian
diadakan di Myanmar pada 12 November 2014, mengatakan:
di mana beliau mengingatkan bahwa setiap
pihak yang terlibat di persengketaan wilayah “Government has seen such reports. With
Laut China Selatan harus mengikuti norma dan regard to China’s ‘One Belt One Road’
hukum internasional, seperti menaati Konvensi (OBOR) initiative, Government has
publically articulated its firm belief that
PBB 1982 tentang Hukum Laut (UNCLOS), connectivity initiatives must be based on
mengimplementasikan Pedoman Deklarasi universally recognized international norms,
Perilaku 2002 dan Kode Etik di Laut China good governance, rule of law, openness,
Selatan, serta menyelesaikan masalah sengketa transparency and financial responsibility,
tersebut berdasarkan konsensus (Ministry of and must be pursued in a manner that
respects sovereignty, equality and territorial
External Affairs of India, 12 November 2014b).
integrity of nations. The inclusion of the so-
Hal itu kemudian kembali ditegaskan dalam called ‘China-Pakistan Economic Corridor’
Deklarasi Delhi pada 25 Januari 2018, yang (CPEC), which passes through parts of the
bertuliskan: Indian state of Jammu & Kashmir under
illegal occupation of Pakistan, as a flagship
“6. Reaffirm the importance of maintaining project of ‘OBOR’ reflects lack of
and promoting peace, stability, maritime appreciation of India’s concerns on the issue
safety and security, freedom of navigation of sovereignty and territorial integrity.
and overflight in the region, and other lawful Government has conveyed to the Chinese
uses of the seas and unimpeded lawful side, including at the highest level, its
maritime commerce and to promote peaceful concerns about their activities in Pakistan

2
Rajya Sabha adalah salah satu lembaga legislatif
di India, serupa dengan Dewan Perwakilan Daerah
di Indonesia

47
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

Occupied Jammu & Kashmir and asked perdagangan dan investasi, meningkatkan
them to cease these activities.” (Ministry of aktivitas militer di kawasan, serta memajukan
External Affairs of India, 13 Desember
demokrasi dan hak asasi manusia.
2018).
Oleh karena adanya dorongan untuk dapat
Terkait dengan strategi Pivot to Asia yang terlibat lebih aktif di kawasan Asia-Pasifik,
diusung oleh Amerika Serikat, Barack Obama pada 8 November 2010, Presiden Obama
yang menjabat sebagai Presiden Amerika sebagai Presiden Amerika Serikat saat itu
Serikat pada tahun 2009-2017 ini mendorong mengatakan dalam pidatonya di hadapan para
terwujudnya Pivot to Asia, di mana kebijakan anggota parlemen India, bahwa:
ini merupakan upaya pemerintah Amerka
“India and the United States can partner in
Serikat untuk menghadapi bangkitnya China
Asia. Today, the United States is once again
sebagai kekuatan adidaya. Presiden Obama playing a leadership role in Asia—
percaya bahwa bangkitnya China beserta strengthening old alliances; deepening
pengaruhnya memerlukan perlakuan khusus, relationships, as we are doing with China;
and we’re reengaging with regional
dan beliau juga merasa bahwa kawasan Asia
organizations like ASEAN and joining the
dapat menjadi masa depan ekonomi Amerika East Asia Summit—organizations in which
Serikat, karena pesatnya pertumbuhan ekonomi India is also a partner. Like your neighbors
di kawasan tersebut (Goldberg, 10 Maret 2016). in Southeast Asia, we want India not only to
‘look East’, we want India to ‘engage
Hillary Clinton yang menjabat sebagai East’—because it will increase the security
Sekretaris Negara Amerika Serikat pada tahun and prosperity of all our nations.” (Obama,
2009-2013 mengatakan bahwa kawasan Asia- 8 November 2010).
Pasifik yang menampung hampir separuh dari Presiden Obama juga kemudian
jumlah populasi di dunia ini sudah menjadi menyinggung situasi di Myanmar pada saat itu
pemain utama dalam perpolitikan global terkait dengan keinginannya, di mana beliau
belakangan ini, di mana negara-negara di mengatakan bahwa sebagai kekuatan
kawasan tersebut juga turut serta dalam demokrasi terbesar di dunia, sudah seharusnya
menggerakan perekonomian dunia, dan juga pemerintah Amerika Serikat dan India
turut berkontribusi pada besarnya gas rumah bertindak dalam menanggapi upaya represi
kaca (Clinton, 11 Oktober 2011). Menurut yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar
beliau, faktor-faktor tersebut beserta pasar kepada kelompok pro-demokrasi di negara
terbuka di Asia, memberikan peluang bagi tersebut, dan juga pelanggaran hak asasi
Amerika Serikat untuk melakukan investasi, manusia lainnya yang dilakukan oleh
perdagangan, maupun akses ke teknologi pemerintah Myanmar. Terkait dengan
canggih di kawasan Asia-Pasifik, di mana keinginan Presiden Obama supaya India dapat
kemampuan perusahaan-perusahaan asal berperan lebih aktif dalam Look East Policy-
Amerika Serikat dalam memanfaatkan basis nya, Sekretaris Negara Clinton menegaskan
konsumen yang luas dan berkembang di Asia- kembali dalam pidatonya di Anna Centenary
Pasifik dapat membantu upaya pemulihan Library, yang terletak di Chennai (India) pada
ekonomi Amerika Serikat yang sedang dilanda 20 Juli 2011, di mana beliau mengatakan:
Resesi Besar pada saat itu. Dalam menjalankan
kebijakan Pivot to Asia, Clinton mengatakan “India’s leadership will help to shape
bahwa ada enam tindakan yang dapat positively the future of the Asia Pacific.
That’s why the United States supports
dijalankan, diantaranya adalah memperkuat India’s Look East policy, and we encourage
aliansi keamanan secara bilateral, India not just to look East, but to engage
memperdalam hubungan Amerika Serikat East and act East as well, because after all,
dengan negara-negara yang bangkit seperti India, like the United States, where we look
to the Atlantic and to the Pacific, also looks
China, terlibat dalam lembaga-lembaga both east and west. And its leadership in
multilateral di tingkat regional, memperluas

48
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

South and Central Asia is critically KESIMPULAN


important” (Clinton, 20 Juli 2011).
Berdasarkan hasil analisis terhadap Act East
Ketika Narendra Modi terpilih sebagai Policy dengan menggunakan perspektif Kalevi
Perdana Menteri India pada tahun 2014, J. Holsti, secara umum dapat disimpulkan
hubungan India-Amerika Serikat menjadi bahwa faktor eksternal yang mendorong
semakin dekat, di mana pernyataan bersama pemerintah India untuk meluncurkan Act East
antara Amerika Serikat dan India pada 30 Policy adalah untuk menghadapi peningkatan
September 2014 menyatakan bahwa kebijakan hegemoni China sejak beberapa dekade
‘Act East’ India dan upaya penyeimbangan belakangan, terlebih lagi setelah meningkatnya
kembali AS di kawasan Asia, pemerintah kedua aktivitas maritim China di Samudera Hindia
negara tersebut berkomitmen untuk bekerja dan diluncurkannya Belt and Road Initiative.
sama dengan pemerintah negara-negara Asia- Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga
Pasifik lainnya secara lebih erat melalui dialog, mendorong India untuk dapat berperan lebih
konsultasi, maupun latihan militer bersama aktif di kawasan Asia-Pasifik guna dapat
(The White House, 30 September 2014). membantu Amerika Serikat dalam menandingi
Pemerintah India dan Amerika Serikat juga hegemoni China di kawasan tersebut.
menekankan pentingnya dialog trilateral Sedangkan secara internal, pemerintah India
mereka dengan Jepang, dan mereka juga juga merasa bahwa pembangunan di kawasan
memutuskan untuk menjelajahi kemungkinan timur laut India yang cenderung terisolasi juga
untuk mengadakan dialog tersebut diantara perlu ditingkatkan, supaya masyarakat di
menteri luar negeri dari ketiga negara. kawasan tersebut dapat menjadi lebih sejahtera,
Terkait dengan arsitektur ekonomi dan serta konflik bersenjata yang sudah melanda di
strategis regional yang berusaha untuk kawasan tersebut dapat berkurang. Oleh karena
mengikuti arus multilateralisme yang kuat, hal itu, untuk meningkatkan kesejahteraan dan
itu dapat terlihat pada KTT India-ASEAN ke- daya tawar bagi India secara umum maupun
10 pada 21 Desember 2012, di mana kawasan timur laut India secara khusus,
pemerintah India dan ASEAN telah sepakat konektivitas dengan negara-negara di sebelah
untuk meningkatkan hubungan mereka menuju timur India perlu ditingkatkan, baik dari sisi
tingkat hubungan strategis, seperti yang ekonomi, politik, kebudayaan, maupun
tertuang dalam Vision Statement of the ASEAN- strategis.
India Commemorative Summit (Association of
Southeast Asian Nations, 21 Desember 2012). DAFTAR PUSTAKA
Pernyataan itu juga menyatakan bahwa Alden, C., & Aran, A. (2017). Foreign Policy
Analysis: New Approaches. New York, NY:
pemerintah India dan ASEAN juga bertekad
Routledge.
untuk menerapkan Hubungan Dialog ASEAN- Association of Southeast Asian Nations. (2012,
India secara penuh, efektif, dan tepat waktu, Desember 21). Vision Statement ASEAN
baik dalam spektrum politik dan keamanan, India Commemorative Summit. Dipetik
ekonomi, sosial-budaya, maupun Agustus 18, 2022, dari Association of
pembangunan, melalui penguatan mekanisme Southeast Asian Nations:
institusi-institusi yang relevan dan memperluas https://asean.org/vision-statement-asean-
india-commemorative-summit/
jaringan antara institusi-institusi pemerintahan,
Association of Southeast Asian Nations. (2015,
anggota parlemen, lingkar bisnis, para Agustus 5). Plan of Action to Implement The
ilmuwan, berbagai lembaga think-tank, media, ASEAN-India Partnership for Peace,
pemuda, dan pihak-pihak lainnya yang Progress, and Shared Prosperity (2016-
berkepentingan, demi membangun komunitas 2020). Dipetik September 18, 2022, dari
yang damai, harmonis, saling peduli dan Association of Southeast Asian Nations:
https://asean.org/wp-
berbagi di kawasan India-ASEAN.
content/uploads/images/2015/August/POA

49
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

_India/ASEAN-India%20POA%20- Politics of India’s Look East Policy (hal.


%20FINAL.pdf 119-145). New Delhi: Manohar.
Ayoob, M. (1990). India and Southeast Asia: Haokip, T. (2011). India’s Look East Policy: Its
Indian Perceptions and Policies. London: Evolution and Approach. South Asian
Routledge. Survey, 239-257.
Bajpaee, C. (2017). Dephasing India's Look doi:10.1177/0971523113513368
East/Act East Policy. Contemporary Holsti, K. J. (1992). International Politics: A
Southeast Asia, 39(2), 348-372. Framework for Analysis. Englewood Cliffs,
Clinton, H. (2011, Juli 20). Remarks on India NJ: Prentice-Hall, Inc.
and the United States: A Vision for the 21st Jackson, R., & Sørensen, G. (2013).
Century. Dipetik September 3, 2022, dari Introduction to International Relations:
U.S. Department of State: https://2009- Theories and Approaches. Oxford: Oxford
2017.state.gov/secretary/20092013clinton/r University Press.
m/2011/07/168840.htm Khalid, K. M., Wei, J. L., & Suzuki, A. (2015).
Clinton, H. (2011, Oktober 11). America’s Three Decades of Malaysia-Japan Relations
Pacific Century. Dipetik September 1, 2022, (1981-2011): Crossed Interests and Missed
dari Foreign Policy: Opportunities. Journal of Asia Pacific
https://foreignpolicy.com/2011/10/11/ameri Studies, 73-100.
cas-pacific-century/ Kugiel, P. (2017). India's Soft Power: A New
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Foreign Policy Strategy. London:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Routledge.
Method Approaches. London: SAGE Kumar, N. (2015, Mei 7). How Narendra Modi
Publications. Wants to Change India. Dipetik Oktober 15,
Desai, S. (2017, November 18). Revisiting 2022, dari Time:
ASEAN-India Relations. Dipetik Oktober https://time.com/magazine/us/3849941/may
27, 2022, dari The Diplomat: -18th-2015-vol-185-no-18-u-s/
https://thediplomat.com/2017/11/revisiting- Kumar, Y. (2020). India and the Indian Ocean.
asean-india-relations/ Dalam A. Gupta, & A. Wadhwa, India's
Frankel, F. R. (2020). When Nehru Looked Foreign Policy: Surviving in a Turbulent
East. New York: Oxford University Press. World (hal. 357-372). New Delhi: SAGE
Ganguly, S. (2017). Has Modi Truly Changed Publications India.
India's Foreign Policy? The Washington Li, M. (2015). The People’s Liberation Army
Quarterly, 40(2), 131-143. and China’s Smart Power Quandary in
doi:10.1080/0163660X.2017.1328929 Southeast Asia. Journal of Strategic Studies,
Garver, J. W. (2016). China's Quest: The 359-382.
History of the Foreign Relations of the McGarr, P. (2013). The Cold War in South
People's Republic of China. New York: Asia: Britain, the United States and the
Oxford University Press. Indian Subcontinent, 1945–1965.
Ghosh, A. (2009). The New India-US Cambridge: Cambridge University Press.
Relationship. Dalam A. Ghosh, T. Michael, A. (2013). India’s Foreign Policy and
Chakraborti, A. J. Majmudar, & C. Regional Multilateralism. New York:
Shibashis, India's Foreign Policy (hal. 137- Palgrave Macmillan.
156). Delhi: Pearson Education. Ministry of External Affairs of India. (2003,
Goldberg, J. (2016, April). The Obama September 29). Speech by External Affairs
Doctrine. Dipetik September 1, 2022, dari Minister Shri Yashwant Sinha at Harvard
The Atlantic: University. Dipetik Februari 7, 2022, dari
https://www.theatlantic.com/magazine/arch Ministry of External Affairs of India:
ive/2016/04/the-obama-doctrine/471525/#2 https://www.mea.gov.in/Speeches-
Gordon, S. (1995). India’s Rise to Power in the Statements.htm?dtl/4744/Speech_by_Exter
Twentieth Century and Beyond. New York: nal_Affairs_Minister_Shri_Yashwant_Sinh
St. Martin's Press. a_at_Harvard_University
Grare, F. (2001). In Search of a Role: India and Ministry of External Affairs of India. (2014,
the ASEAN Regional Forum. Dalam F. Desember 16). Address by Secretary (East)
Grare, & A. Mattoo, India and ASEAN: The at the Inaugural Session of the International
Relations Conference on ‘India’s Look East

50
Padjadjaran Journal of International Relations
e-ISSN:2684-8082 Vol. 5 No.1, Januari 2023 (36-52) doi: 10.24198/padjirv5i1. 44697

- Act East Policy: A Bridge to the Asian sabha.htm?dtl/26237/question+no4062+act


Neighbourhood’ (Pune, December 13, +east+policy
2014). Dipetik September 5, 2022, dari Ministry of External Affairs of India. (2018,
Ministry of External Affairs of India: Januari 25). Delhi Declaration of the
https://www.mea.gov.in/Speeches- ASEAN-India Commemorative Summit to
Statements.htm?dtl/24531/address+by+secr mark the 25th Anniversary of ASEAN-India
etary+east+at+the+inaugural+session+of+t Dialogue Relations. Dipetik September 22,
he+international+relations+conference+on 2022, dari Ministry of External Affairs of
+indias+look+east++act+east+policy+a+bri India: https://www.mea.gov.in/bilateral-
dge+to+the+asian+neighbourhood+pune+d documents.htm?dtl/29386/delhi+declaratio
ecember+13+2014 n+of+the+aseanindia+commemorative+su
Ministry of External Affairs of India. (2014, mmit+to+mark+the+25th+anniversary+of+
November 12). Opening Statement by Prime aseanindia+dialogue+relations
Minister at the 12th India-ASEAN Summit, Ministry of External Affairs of India. (2018,
Nay Pyi Taw, Myanmar. Dipetik Agustus Juni 1). Prime Minister’s Keynote Address
22, 2022, dari Ministry of External Affairs at Shangri La Dialogue (June 01, 2018).
of India: https://www.mea.gov.in/Speeches- Dipetik Oktober 4, 2022, dari Ministry of
Statements.htm?dtl/24230/opening+stateme External Affairs of India:
nt+by+prime+minister+at+the+12th+indiaa https://www.mea.gov.in/Speeches-
sean+summit+nay+pyi+taw+myanmar Statements.htm?dtl/29943/Prime+Ministers
Ministry of External Affairs of India. (2014, +Keynote+Address+at+Shangri+La+Dialo
November 13). Prime Minister’s remarks at gue+June+01+2018
the 9th East Asia Summit, Nay Pyi Taw, Ministry of External Affairs of India. (2018,
Myanmar. Dipetik April 29, 2021, dari Desember 13). QUESTION NO.344
Ministry of External Affairs of India: SYNERGY BETWEEN OBOR-ACT EAST
https://www.mea.gov.in/Speeches- POLICY. Dipetik April 8, 2021, dari
Statements.htm?dtl/24238/prime+ministers Ministry of External Affairs of India:
+remarks+at+the+9th+east+asia+summit+n https://www.mea.gov.in/rajya-
ay+pyi+taw+myanmar sabha.htm?dtl/30716/question+no344+syne
Ministry of External Affairs of India. (2014, rgy+between+oboract+east+policy
November 12). Remarks by the Prime Ministry of External Affairs of India. (2021,
Minister at 12th India-ASEAN Summit, Nay Maret 18). Address by Secretary (East) at
Pyi Taw, Myanmar. Dipetik September 21, the Virtual Seminar on Connectivity
2022, dari Ministry of External Affairs of Cooperation for a Free, Open and Inclusive
India: https://www.mea.gov.in/Speeches- Indo-Pacific. Dipetik Oktober 11, 2022, dari
Statements.htm?dtl/24236/remarks+by+the Ministry of External Affairs of India:
+prime+minister+at+12th+indiaasean+sum https://www.mea.gov.in/Speeches-
mit+nay+pyi+taw+myanmar Statements.htm?dtl/33680/address+by+secr
Ministry of External Affairs of India. (2015, etary+east+at+the+virtual+seminar+on+co
November 23). 37th Singapore Lecture nnectivity+cooperation+for+a+free+open+
'India's Singapore Story' by Prime Minister and+inclusive+indopacific
during his visit to Singapore (November 23, Ministry of External Affairs of India. (2021,
2015). Dipetik September 29, 2022, dari Juli 6). Keynote Address by Secretary (East)
Ministry of External Affairs of India: at the Special Session of the 1st edition of the
https://www.mea.gov.in/Speeches- Indo-Pacific Business Summit. Dipetik
Statements.htm?dtl/26058/37th+singapore+ Oktober 11, 2022, dari Ministry of External
lecture+indias+singapore+story+by+prime Affairs of India:
+minister+during+his+visit+to+singapore+ https://www.mea.gov.in/Speeches-
november+23+2015 Statements.htm?dtl/33982/keynote+address
Ministry of External Affairs of India. (2015, +by+secretary+east+at+the+special+sessio
Desember 23). QUESTION NO.4062. ACT n+of+the+1st+edition+of+the+indopacific+
EAST POLICY. Dipetik Agustus 26, 2022, business+summit
dari Ministry of External Affairs of India: Ministry of External Affairs of India. (2021,
https://www.mea.gov.in/lok- Agustus 8). Prime Minister to chair UN

51
ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA DALAM ACT EAST POLICY
Meizaro Tifira Akbar, Nuraeni

Security Council High-Level Open Debate Times:


on “Enhancing Maritime Security: A Case https://economictimes.indiatimes.com/articl
For International Cooperation”. Dipetik eshow/40907671.cms?utm_source=content
Oktober 10, 2022, dari Ministry of External ofinterest&utm_medium=text&utm_campa
Affairs of India: ign=cppst
https://www.mea.gov.in/press- The White House. (2014, September 30). U.S.-
releases.htm?dtl/34149/prime+minister+to+ India Joint Statement. Dipetik September 4,
chair+un+security+council+highlevel+open 2022, dari The White House: President
+debate+on+enhancing+maritime+security Barack Obama:
+a+case+for+international+cooperation https://obamawhitehouse.archives.gov/the-
Mohan, C. R. (2003). Crossing the Rubicon: press-office/2014/09/30/us-india-joint-
The Shaping of India's New Foreign Policy. statement
New Delhi: Penguin Books India. The World Bank. (2018, Maret 29). Belt and
Mohan, C. R. (2006). India and the Balance of Road Initiative. Dipetik Agustus 8, 2022,
Power. Foreign Affairs, 85(4), 17-32. dari The World Bank:
Muni, S. D., & Mishra, R. (2019). India's https://www.worldbank.org/en/topic/region
Eastward Engagement: From Antiquity to al-integration/brief/belt-and-road-initiative
Act East Policy. New Delhi: SAGE
Publications India Pvt Ltd. BIOGRAFI
Naidu, G. V. (2004). Whither the Look East Meizaro Tifira Akbar adalah mahasiswa angkatan
Policy: India and Southeast Asia 331. 2017 di Program Studi Hubungan Internasional,
Strategic Analysis, 28(2), 331-346. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Obama, B. (2010, November 8). Remarks by Padjadjaran. Tertarik pada analisis kebijakan luar
negeri dan juga tertarik pada perkembangan
the President to the Joint Session of the
geopolitik di kawasan Asia-Pasifik.
Indian Parliament in New Delhi, India.
Dipetik September 2, 2022, dari The White Nuraeni adalah dosen di Program Studi Hubungan
House: President Barack Obama: Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
https://obamawhitehouse.archives.gov/the- Universitas Padjadjaran.
press-office/2010/11/08/remarks-president-
joint-session-indian-parliament-new-delhi-
india
Our World in Data. (2022, Oktober 4).
Population & Demography Data Explorer:
Visualizing data from the United Nations
World Population Prospects. Dipetik
Oktober 4, 2022, dari Our World in Data:
https://ourworldindata.org/explorers/popula
tion-and-demography
Singh, H. S. (2014, Mei 20). Narendra Modi
appointed as India’s prime minister. Dipetik
Oktober 15, 2022, dari CNN:
https://edition.cnn.com/2014/05/20/world/a
sia/india-modi/index.html
Singh, M. (2021, November 7). Army steps up
efforts to safeguard Siliguri Corridor.
Dipetik Oktober 7, 2022, dari The New
Indian Express:
https://www.newindianexpress.com/thesun
daystandard/2021/nov/07/army-steps-up-
efforts-to-safeguard-siliguri-corridor-
2380383.html
The Economic Times. (2014, Agustus 26).
Sushma Swaraj tells Indian envoys to Act
East and not just Look East. Dipetik
Agustus 22, 2022, dari The Economic

52

Anda mungkin juga menyukai