Uprak 2
Uprak 2
HIPERTENSI
Disusun Oleh:
Nurul Huda
Mochammad Alvin
1
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Agung Priambodo,S.S,M.Pd
2
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan Tugas
UNPRAK ini.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas UNPRAK, di antaranya:
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan SMK Multimedia Tumpang . Saya ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt.
membalas semua kebaikan kalian. Amin
Malang,08 Desember 2023
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika
dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit
jantung, stroke, hingga kematian.
Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah
terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan
yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung
untuk bekerja.
Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang
dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Hipertensi dapat
diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan
untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa. Seseorang bisa dikatakan mengalami
hipertensi jika angka tekanan darah sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut
memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau angka tekanan darah
diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penulisan ini
adalah;
1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran
Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi pada Pasien Hipertensi
4
2. Tujuan khusus Secara lebih khusus penelitian Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang
Hipertensi pada Pasien Hipertensi, bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi karakteristik (umur dan pendidikan) pada pasien hipertensi
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang hipertensi
c. Mendeksripsikan tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada pasien berdasarkan
karakteristik responden
1.4.1 Penulis
Penulis Hasil penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat
selama pembimbing secara langsung serta dapat mengaplikasikan apa yang telah di dapat
selama dalam penanganan kasus Hipertensi.
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
Pukesmas Poncokusumo
Marjuki, Jl. Raya Paras No.101, Robyong, Wonomulyo, Kec. Poncokusumo, Kabupaten
Malang, Jawa Timur 65175
6
BAB III
PEMBAHASAN
Tekanan darah atau blood pressure adalah tenaga yang diupayakan darah untuk
melewati setiap daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan pada
dinding arteri. Tekanan arteri terdiri dari tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik
adalah tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat ventrikel jantung
berkontraksi besarnya sekitar 100- 140 mmHg. Tekanan diastolik yaitu tekanan pada dinding
arteri pada saat jantung relaksasi besarnya sekitar 60-90 mmHg. Tekanan rerata adalah
gabungan dari pulsasi dengan tekanan diastolik yang normal berkisar 120/80 mmHg.
Sebenarnya tekanan darah merupakan ekspresi dari tekanan sistole dan diastole (Aspiani
2014).
Tekanan darah dalam arteri biasanya berubah-ubah berirama sejalan dengan
denyut jantung yang sudah mencapai maksimum saat ventrikel kiri mengeluarkan darah ke
dalam aorta atau disebut dengan sistole dan kembali turun selama diastole yang mencapai
minimal sebelum denyut jantung berikutnya (Hastuti 2020). Hipertensi merupakan keadaan
ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80
mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
tekanan darah semakin meningkat. Tingginya tekanan darah ada kaitannya dengan morbiditas
dan mortalitas penyakit kardiovaskular (Muttaqin 2014)
Pertambahan usia yang diiringi dengan kondisi dan fungsi tubuh semakin menurun
merupakan suatu kondisi yang wajar. Hal ini mengakibatkan banyak keluhan yang sering
dikeluhkan oleh lansia. Ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu dan tidak mau lagi
bekerja seperti dulu. Penyakit utama yang sering menyerang lansia adalah hipertensi, gagal
jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal
dan hati. Secara umum menjadi tua atau menua juga ditandai dengan kemunduran biologis
yang terlihat sebagai gejala kemunduran fisik, seperti kulit mulai keriput, beruban,
7
penglihatan dan pendengaran kurang, mudah lelah gerakan lambat dan kurang lincah (Padila
2013).
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi
saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistolik, sedangkan tekanan terendah yang terjadi
saat jantung beristirahat disebut tekanan diastolik. Tekanan darah biasanya digambarkan
sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya
120/80 mmHg (Smetlzer dan Bare, 2011).
Sistole adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi
(saat jantung mengkerut). Diastole adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan
menyedot darah kembali atau pembuluh nadi mengempis kosong (Dhianingtyas, dkk, 2006).
Menurut Ronny, dkk (2009) tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur
pada saat ventrikel kiri jantung berkontraksi (sistole). Darah mengalir dari jantung ke
pembuluh darah sehingga pembuluh dasar sehingga pembuluh darah teregang maksimal.
Pada pemeriksaan fisik, bunyi “lup” pertama yang terdengar adalah tekanan darah sistolik.
Tekanan darah sistolik orang normal 120 mmHg.
Menurut Ronny dkk (2009) tekanan diastole merupakan tekanan darah yang terukur yang
terjadi pada saat jantung berelaksasi (diastol). Pada saat diastol, tidak ada darah mengalir dari
jantung ke pembuluh sehingga pembuluh darah dapat kembali ke ukuran normalnya
sementara darah didorong ke bagian arteri yang lebih distal. Pada pemeriksaan fisik, tekanan
darah diastol dapat ditentukan melalui bunyi “dup” terakhir yang terdengar. Pada orang
normal, diastol adalah 80 mmHg.
Dilansir dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), klasifikasi hipertensi:
a Tekanan darah normal: sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg
8
b. Tekanan darah naik atau pra-hipertensi: sistolik 120-129 mmHg atau diastolik kurang dari
80 mmHg
c. Tekanan darah hipertensi: sistolik 130 mmHg atau lebih atau diastolik 80 mmHg atau lebih
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan yang lebih
dari normal atau sering disebut dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yaitu
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg
(Laura Ana Manik & Wulandari, 2020).
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukura dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai (Kemenkes, 2013).
9
d) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan konsumsi alkohol sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung
dalam keduanya.
2) Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder.
Patofisiologi hipertensi dapat disebabkan karena masalah dalam regulasi tekanan darah.
Regulasi tekanan darah dalam tubuh bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup, dan TPR. Peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi
tersebut dapat menyebabkan hipertensi (Corwin, 2009). Peningkatan denyut jantung dapat
terjadi akibat rangsangan saraf simpatis atau hormonal yang abnormal. Peningkatan denyut
jantung yang kronis seringkali menyertai kondisi hipertiroidisme (Corwin, 2009). Kondisi ini
menyebabkan tubuh menahan kelebihan sodium dan kehilangan potasium yang memicu
hipertensi, penambahan berat badan, lemah otot, dan retensi cairan.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
10
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun.
4.2.6 Komplikasi
4.2.8 Pencegahan
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara memeriksa
tekanan darah secara teratur; menjaga berat badan ideal;
11
1 mengurangi konsumsi garam;
2 jangan merokok;
3 berolahraga secara teratur;
4 hidup secara teratur;
5 mengurangi stress;
6 makan jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak.
4.2.9 Penatalaksanaan Hipertensi
12
4) Calcium Channel Blockers (CCB) Calcium channel blocker (CCB) adalah
menghambat masuknya kalsium ke dalam sel pembuluh darah arteri, sehingga
menyebabkan dilatasi arteri coroner dan juga arteri
13
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu
tinggi.
Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah
jika tekanan di atas 180/120.Tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala.
Seiring waktu, jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit
jantung dan stroke.Pola makan sehat dengan sedikit garam, olahraga rutin, dan konsumsi obat
dapat membantu menurunkan tekanan darah.
6.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Amran Y, Satriani S, Nadimin, Fadliyah F. 2010. Pengaruh Tambahan Asupan Kalium Dari
Diet Terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik dan Diatolik
Artikel Penelitian: Universitas Islam Negeri Syarif Hasanuddin Jakarta. Andarini. 2012.
Terapi Nutrisi Pasien yang Dirawat di Rumah Sakit.
Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC : Jakarta. Armilawati, dkk. 2007.
Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM
UNHAS : Makassar. Astawan M, Wahyuni M. 2002.
15
16