Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi ilmu Nahwu dan urgensi nya berdasarkan atas dalil dari Al-Qur'an dan As Sunnah

Ilmu Nahwu adalah cabang dari ilmu bahasa Arab yang berkaitan dengan tata bahasa, khususnya
mengenai susunan kalimat dan hubungan antara kata-kata dalam sebuah kalimat.

Urgensi Ilmu Nahwu didasarkan pada beberapa dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkan
pentingnya memahami struktur kalimat dalam bahasa Arab untuk memahami pesan-pesan Al-Qur'an
dengan tepat. Contohnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 164, Allah menyebutkan variasi bentuk jamak
yang mengandung hikmah dan pelajaran.

Dengan mempelajari Ilmu Nahwu, seseorang dapat lebih mendalam memahami makna ayat-ayat Al-
Qur'an, menghindari kesalahan interpretasi, dan mengambil hikmah serta petunjuk yang terkandung di
dalamnya.

2. Pengertian I'rob dan Bina' dan apa saja yang termasuk dalam keduanya dari berbagai jenis kata dalam
bahasa Arab (Ism, fi'il, Harf).

I'rob adalah aturan gramatikal dalam bahasa Arab yang menentukan bagaimana kata-kata harus diubah
bentuknya untuk memasukkan informasi tentang kasus, jumlah, dan jenis kelamin. Bina' adalah proses
pembentukan kalimat dalam bahasa Arab dengan menggabungkan kata-kata.

Dalam bahasa Arab, terdapat tiga jenis kata: Ism (kata benda), Fi'il (kata kerja), dan Harf (kata
depan/konjungsi). Berikut adalah pengertian I'rob dan Bina' untuk masing-masing jenis kata:

1. **Ism (Kata Benda):**

- I'rob Ism meliputi tiga komponen: Marfu' (kasus nominatif), Mansub (kasus akusatif), dan Majrur
(kasus genitif).

- Contoh I'rob Ism: "Kitaabun" (buku) bisa berubah menjadi "Kitaaban" atau "Kitaabin" tergantung
pada konteksnya.

2. **Fi'il (Kata Kerja):**

- I'rob Fi'il melibatkan tiga komponen utama: Marfu' (kasus nominatif), Mansub (kasus akusatif), dan
Majrur (kasus genitif), namun ini berlaku dalam bentuk dan waktu tertentu.
- Contoh I'rob Fi'il: "Yaktubu" (dia menulis) bisa berubah menjadi "Yaktub", "Yaktuba", atau "Yaktubi"
tergantung pada konteksnya.

3. **Harf (Kata Depan/Konjungsi):**

- I'rob Harf termasuk dalam dua kategori: Mudhaf (bersifat Marfu') dan Mudhaf ilaih (bersifat
Mansub).

- Contoh I'rob Harf: "Min" (dari) bisa berubah menjadi "Mina" atau "Minaa" tergantung pada
konteksnya.

Sementara itu, Bina' melibatkan penggabungan kata-kata untuk membentuk kalimat. Misalnya, "Ana
(Saya)" dan "Aktub (Saya menulis)" dapat digabungkan menjadi kalimat "Ana aktub" yang berarti "Saya
menulis".

Penting untuk memahami I'rob dan Bina' karena ini membantu dalam memahami struktur dan makna
kalimat-kalimat dalam bahasa Arab.

3. Tanda-tanda Rafa', Nashb dan Jarr untuk berbagai jenis Ism:

a. Ism Mufrod

b. Ism Mutsanna

c. Ism Jama' Mudzakkar Salim

d. Ism Jama' Muannats Salim

e. Ism Jama' Taksir

f. Ism Ghoiru Munshorif

Tanda-tanda Rafa', Nashb, dan Jarr pada berbagai jenis Ism dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:

a. **Ism Mufrod (Kata Benda Tunggal):**

- **Rafa' (Nominatif)**: Tanpa tambahan tanda pada akhir kata.


- **Nashb (Akusatif)**: Jika diikuti oleh kata depan "ila" atau kata kerja yang memerlukan kasus
akusatif.

- **Jarr (Genitif)**: Jika diikuti oleh kata depan yang memerlukan kasus genitif.

b. **Ism Mutsanna (Kata Benda Jamak Dua):**

- **Rafa'**: Tanpa tambahan tanda pada akhir kata.

- **Nashb**: Diikuti oleh kata depan "ila" atau kata kerja yang memerlukan kasus akusatif.

- **Jarr**: Diikuti oleh kata depan yang memerlukan kasus genitif.

c. **Ism Jama' Mudzakkar Salim (Kata Benda Jamak Maskulin Reguler):**

- **Rafa'**: Tanpa tambahan tanda pada akhir kata.

- **Nashb**: Biasanya memiliki tambahan "al-" sebelumnya jika berada dalam kasus akusatif.

- **Jarr**: Diikuti oleh kata depan yang memerlukan kasus genitif.

d. **Ism Jama' Muannats Salim (Kata Benda Jamak Feminin Reguler):**

- **Rafa'**: Tanpa tambahan tanda pada akhir kata.

- **Nashb**: Biasanya memiliki tambahan "al-" sebelumnya jika berada dalam kasus akusatif.

- **Jarr**: Diikuti oleh kata depan yang memerlukan kasus genitif.

e. **Ism Jama' Taksir (Kata Benda Jamak Tak Teratur):**

- **Rafa'**: Tanpa tambahan tanda pada akhir kata.

- **Nashb**: Biasanya memiliki tambahan "al-" sebelumnya jika berada dalam kasus akusatif.

- **Jarr**: Diikuti oleh kata depan yang memerlukan kasus genitif.

f. **Ism Ghoiru Munshorif (Kata Benda Yang Tidak Memiliki Akar):**

- **Rafa'**: Tanpa tambahan tanda pada akhir kata.


- **Nashb**: Diikuti oleh kata depan "ila" atau kata kerja yang memerlukan kasus akusatif.

- **Jarr**: Diikuti oleh kata depan yang memerlukan kasus genitif.

Pemahaman tentang tanda-tanda Rafa', Nashb, dan Jarr penting untuk memahami struktur kalimat
dalam bahasa Arab dan memilih kata-kata yang sesuai dalam konteksnya.

4. Pembagian Jumlah Mufidah dalam bahasa Arab, disertai dengan contohnya.

Dalam bahasa Arab, jumlah (‫ )أعداد‬terbagi menjadi dua kategori utama: Jumlah Mufidah (‫ )العدد المفرد‬dan
Jumlah Jama' (‫)العدد الجمع‬.

Jumlah Mufidah adalah bentuk angka tunggal yang digunakan untuk menyatakan kuantitas satu atau
menyebutkan nomor urutan. Berikut adalah beberapa contoh Jumlah Mufidah:

1. **Wahid (‫ **)واحد‬- Satu

- Contoh: Kitaabun wahid (‫ )كتاب واحد‬- Satu buku.

2. **Itnaan (‫ **)اثنان‬- Dua

- Contoh: Taalibani itnaan (‫ )طالبان اثنان‬- Dua siswa.

3. **Thalaathah (‫ **)ثالثة‬- Tiga

- Contoh: Taalibaatun thalaathah (‫ )طالبات ثالثة‬- Tiga mahasiswi.

4. **Arba'ah (‫ **)أربعة‬- Empat

- Contoh: Abyadun arba'ah (‫ )أبيض أربعة‬- Empat benda putih.

5. **Khamsah (‫ **)خمسة‬- Lima

- Contoh: Waraqun khamsah (‫ )ورق خمسة‬- Lima lembar kertas.


6. **Sittah (‫ **)ستة‬- Enam

- Contoh: Saba'atun wa sittah (‫ )سبعة وستة‬- Tujuh dan enam.

7. **Sab'ah (‫ **)سبعة‬- Tujuh

- Contoh: Kursiyyun sab'ah (‫ )كرسي سبعة‬- Tujuh kursi.

8. **Thamaaniyah (‫ **)ثمانية‬- Delapan

- Contoh: Abwaabun thamaaniyah (‫ )أبواب ثمانية‬- Delapan pintu.

9. **Tis'ah (‫ **)تسعة‬- Sembilan

- Contoh: Tullaba' tis'ah (‫ )طالب تسعة‬- Sembilan siswa.

10. **'Asharah (‫ **)عشرة‬- Sepuluh

- Contoh: 'Aqlamun 'asharah (‫ )أقالم عشرة‬- Sepuluh pensil.

Pemahaman tentang Jumlah Mufidah penting dalam penggunaan angka dan kuantitas dalam bahasa
Arab.

5. Kaana wa akhowatuha" dan "Inna wa akhowatuha" disertai contoh penggunaannya dalam bahasa
Arab.

"Kaana wa akhowatuha" dan "Inna wa akhowatuha" adalah dua bentuk kalimat yang menggunakan kata
"akhowatuha" (‫ )أخواتها‬yang berarti "saudara-saudarinya" dalam bahasa Arab.

1. **Kaana wa Akhowatuha (‫**)كان وأخواتها‬:

- Ini adalah kalimat yang menggunakan konstruksi "kaana" yang berarti "dia adalah" atau "itu adalah".
Biasanya digunakan untuk menyatakan kepemilikan atau hubungan keluarga.
Contoh:

- ‫َكاَنْت َفاِط َم ُة َو َأَخ َو اُتَها ِفي اْلَم ِد يَنِة‬. (Kaanaat Faatimatu wa akhawaatuha fil madeenah) -

Fatimah dan saudara-saudarinya berada di kota.

2. **Inna wa Akhowatuha (‫**)إن وأخواتها‬:

- Ini adalah kalimat yang menggunakan kata "inna" yang berarti "sesungguhnya" atau "bahwa".
Kalimat ini digunakan untuk memberikan penekanan atau kepastian pada informasi yang disampaikan.

Contoh:

- ‫ِإَّن َع ِلًّيا َو َأَخ َو اُتُهْم ُذ ِهُبْو ا ِإَلى اْلَم ْك َتَبِة‬. (Inna 'Aliyyan wa akhawaatuhum dhuhubuu ilal maktabah) -

Sesungguhnya Ali dan saudara-saudarinya pergi ke perpustakaan.

Perbedaan antara keduanya terletak pada penggunaan "kaana" (dia adalah) dalam kalimat pertama dan
"inna" (sesungguhnya) dalam kalimat kedua. "Akhowatuha" tetap berarti "saudara-saudarinya" dalam
kedua kalimat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai