Anda di halaman 1dari 4

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

Dalam bukunya Peter Mahmud Marzuki mengatakan bahwa penelitian hukum


adalah suatu kegiatan know-how dalam ilmu hukum, bukan sekedar know-about. Penelitian
hukum sebagai kegiatan know-how maka penelitian hukum dilakukan untuk memecahkan
isu hukum yang dihadapi. 44
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian hukum. Hal ini mengacu pada
pendapat Peter Mahmud Marzuki yang mengatakan tidak perlu istilah penelitian hukum
normatif, karena legal research atau bahasa Belanda disebut dengan rechtsonderzoek
selalu normatif. Sama halnya dengan istilah yuridis normatif yang sebenarnya tidak dikenal
dalam penelitian hukum.Dengan pernyataan demikian sudah jelas bahwa penelitian
tersebut bersifat normatif, hanya saja pendekatan dan bahan hukum yang digunakan harus
dikemukakan 45
Sifat dalam penelitian ini adalah preskriptif. Dalam penelitian hukum tidak
46
diperlukan adanya hipotesis, di dalam penelitian hukum juga tidak dikenal data Hal ini
sesuai dengan sifat ilmu hukum yang bersifat preskriptif. Obyek ilmu hukum adalah
koherensi antara norma hukum dan prinsip hukum, antara aturan hukum dan norma
hukum, serta kohernsi antara tingkah laku (act)-bukan perilaku (behavior) individu dengan
norma hukum. Dapat dikatakan bahwa titik anjak dalam mempelajari hukum adalah
memahami kondisi intrinsik aturan-aturan hukum. 47

B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian hukum dikenal beberapa pendekatan, dengan pendekatan tersebut
peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba
untuk dicari jawabannya. Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam
penelitian hukum diantaranya adalah pendekatan undang-undang (statute approach),

44
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Penerbit Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 60.
45
Ibid.,hlm. 55-56.
46
Ibid halaman 59-60.
47
Ibid halaman 41-42.

50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan


komparatif (comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). 48
Penelitian hukun ini telah dapat dinyatakan terkonfirmasi karena telah melakukan
pendekatan yang sesuai dan pendekatan yang digunakan yang ada. Dalam penelitian
hukum ini adalah undang-undang (statute approach), pendekatan historis (historical
approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach).
Pertama, Pendekatan undang-undang (statute approach).Pendekatan undang-undang
(statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang
bersangkut-paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Bagi penelitian ini, pendekatan
undang-undang membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi
dan kesesuaian antara suatu Undang-Undang dengan Undang-Undang lainnya atau antara
Undang-Undang mengenai Pemerintah Daerah dengan Undang-Undang Dasar atau antara
regulasi dan Undang-Undang yang berkaitan dengan pengaturan Pemerintahan Desa dan
Undang-Undang mengenai Desa serta peraturan pemerintah mengenai Perangkat Daerah,
khususnya mengenai peran pembinaan dan pengawasan. Hasil telaah tersebut merupakan
suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. 49
Kedua, pendekatan historis (historical approach) dilakukan dengan menelaah latar
belakang apa yang dipelajari dan perkembangan pengaturan mengenai isu yang dihadapi.
Telaah demikian diperlukan peneliti untuk mengungkap landasan filosofis dan pola pikir
yang melahirkan sesuatu yang sedang dipelajari, dalam hal ini Pemerintahan Desa,
khususnya berkaitan dengan peran camat dalam menjalankan fungsinya sebagai perangkat
daerah yang memiliki fungsi atributif dan delegatif. Pendekatan historis (historical
approach) ini diperlukan untuk mengungkap suatu landasan filosofis dan pola pikir ketika
sesuatu yang dipelajari itu dilahirkan memang mempunyai relevansi dengan masa kini. 50
Ketiga, pendekatan konseptual.Pendekatan konseptual (conceptual approach)
beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu
hukum. Dengan mempelajari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin di dalam ilmu
hukum, peneliti menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum,

48
Ibid.,hlm. 133.
49
Ibid
50
Ibid halaman 135

51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi
berkaitan dengan Perangkat Daerah, khususnya peran dan fungsi camat atau sebutan lain
dalam pembinaan dan pengawasan desa. Pemahaman akan pandangan-pandangan dan
doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu
argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dikaji. 51
C. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Penelitian ini adalah penelitian hukumBahan hukum yang digunakan dalam penelitian
ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berikut adalah penjelasannya:
1. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat otoritatif artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan,
catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan
putusan-putusan hakim 52. Adapun yang menjadi bahan hukum primer dalam
penelitian ini adalah:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Desa;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Desa;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tentang Pedoman Teknis
Peraturan Di Desa;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor112 Tentang Pemilihan Kepala
Desa;
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor113 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa;

51
Ibid halaman 181
52
Ibid Halaman 181

52
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tentang Pedoman


Pembangunan Desa;
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen resmi, yang meliputi buku-buku teks, dan jurnal-
jurnal hukum yang relevan dengan penelitian. 53

D. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka. Studi pustaka merupakan teknik untuk mengumpulkan bahan hukum dengan cara
menelaah peraturan perundang-undangan, buku-buku hukum, makalah-makalah hukum,
jurnal-jurnal hukum, majalah, dan koran. 54 Studi pustaka ini berguna untuk mendapatkan
landasan teori dengan mengkaji bahan hukum yang digunakan yaitu baik bahan hukum primer
maupun bahan hukum sekunder yang berkaitan erat dengan pokok permasalahan dalam
penelitian ini yaitu mengenai model pembinaan dan pengawasan camat dalam pengelolaan
dana desa.

E. Teknik Analisis Bahan Hukum


Teknik analisis bahan hukum yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode deduksi.Metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis mayor.Kemudian diajukan
premis minor. Dari kedua premis ini kemudianditarik suatu kesimpulan atau conclusion.
55
Lebih mudahnya metode deduksi dapat diartikan sebagai suatu metode untuk menganalisis
bahan hukum yang menyajikan hal-hal yang dirumuskan secara umum kemudian menarik
kesimpulan yang sesuai dengan kasus faktual yang sedang diteliti.
Untuk menghindari adanya plagiasi dan duplikasi dalam penulisan proposal tesis ini
peneliti perlu menyusun paparan hasil penelusuran (tracking) kemajuan penelitian sejenis
terbaru yang telah dilakukan, baik oleh peneliti sendiri maupun oleh peneliti lain.

53
Ibid
54
Ibid.,
55
Ibid.,hlm. 89.

53

Anda mungkin juga menyukai