Sebagai pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid.
Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan
dan kelemahan diri. Video ini mengajak Ibu dan Bapak Guru merefleksikan kekuatan dan kelemahan
yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan
mendidik anak-anak kita.
Referensi:
Peberbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa
2013.
Isi Video:
(1) Kita perlu terus belajar agar bisa mengantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi
manusia merdeka
(2) Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir
maupun batin, tidak tergantung pada orang lain (Ki Hadjar Dewantara)
(3) Mudir merdeka : mengenali diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan
belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya
(4) Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. (KHD)
(5) Langkah awal pendidik bagaimana memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia
yang merdeka untuk terus belajar.
(6) Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak
Tidak dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid. Video ini mengajak
kita berefleksi Bersama terkait peran sebagai guru selama ini.
Referensi:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa
2013
(1) Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala
kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya
dalam arti seluas-luasnya.
(2) Mendidik anak sama dengan mendidik rakyat, kehidupan kita saat ini adalah buah
Pendidikan yang kita terima saat kita masih anak-anak
(3) Semua yang kita rancang untuk murid perlu bertujuan, karena sebenarnya guru sedang
merancang budaya masa depan
Murid seringkali terinspirasi dari Ibu & Bapak Gurunya. Tentu sebagai guru, kita ingin memberikan
pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Video ini mengajak kita memproyeksikan
menjadi guru seperti apa di masa depan.
Referensi:
Penerbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa
2013
(1) Guru harus adaptif terhadap perubahan, Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batir, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh
anak.
- Mendidik Menyeluruh
Kita percaya bahwa sekolah & pendidikan menjadi bekal untuk murid kita mengisi masa depan.
Pertanyaanya apakah hal-hal yang Ibu?bapak laukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid
mengisi masa depannya?
Pada modul ini kita akan Bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup
menyiapkan murid di masa depan?
Referensi:
Penerbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa
2013
Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir
maupun batin. (pengajaran bagian dari salah satu Pendidikan)
Pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat
sekaligus sebagai instrument tumbuhnya unsur peradaban.
Murid diciptakan sebagai mahluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh
Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubah
padi menjadi jagung dan sebaliknya
- Kodrat Murid
Kontinyu kemajuan kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri
Konsentris kebudayaan harus memiliki karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya
dalam lingkungan kebudayaan dunia (kemanusiaan)
Keterampilan abad 21: berfikir kritis dan solutif, kreatif dan inovaif, komunikasi, kolaborasi
Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau
kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga.
Budi pekerti juga dapat dimaknai sebagai perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa (afektif)
sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik)
Bagian intelligible adalah bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif atau berpikir
menyerap pengetahuan