Anda di halaman 1dari 26

PERANAN INTERNAL CONTROL TERHADAP

PENGENDALIAN KAS PADA PT. BANK BTPN KCP


BOYOLALI

LAPORAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus


Dalam Mata Kuliah Pengauditan Berbasis Internal

Disusun Oleh:
Retno Puji Rahayu
NIM. 2020SAK23

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS AAS INDONESIA
SUKOHARJO
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
PERANAN INTERNAL CONTROL TERHADAP PENGENDALIAN KAS
PADA PT. BANK BTPN KCP BOYOLALI

Yang disusun oleh:


Nama : Retno Puji Rahayu
NIM : 2020SAK23
Program Studi : Sarjana Akuntansi
Bidang Kajian : Akuntansi

SUSUNAN DEWAN PEMBIMBING


1. LMS Kristianti SE, M.Si, Ak ……………………..
NIDN.
(Dosen Pembimbing)
2. Nur Syarifuddin S.E ……………………...
PT BTPN KCP BOYOLALI
(Pembimbing Iduka)

Surakarta, ………………
Kaprodi S1 Akuntansi

Yuwita Ariessa Pravasanti, SE., M.si.


NIDN. 0630038801
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat, kekuatan, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat.
menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Peranan Internal Control Terhadap
Pengendalian Kas Pada PT. Bank BTPN KCP Boyolali”.Laporan ini disusun
sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah dan kegiatan MBKM di AAS
Institut Teknologi Bisnis Indonesia.
Dalam kesmpatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah banyak membantu, membimbing serta memberi saran
selama pelaksanaan kegiatan MBKM dan penyusunan laporan ini. Penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Darmanto, MM. selaku Rektor ITB AAS Indonesia.


2. Ibu Maya Widyana Dewi, SE., MM. selaku Wakil Rektor I ITB AAS
Indonesia.
3. Ibu LMS Kristiyani, SE., M.Si. selaku Dekan FEB ITB AAS Indonesia.
4. Ibu Yuwita Ariessa Prawasanti, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi ITB AAS Indonesia.
5. Ibu LMS Kristianti SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan saran,
motivasi, dan ilmu yang berharga selama penyusunan laporan.
6. Bapak Syarifudin,SE selaku Pembimbing IDUKA yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, serta
memberikan ijin tempat magang kepada penulis.
7. Keluarga besar PT. BTPN KCP Boyolali dan Keluarga besar Institut
Teknologi AAS Indonesia terkhusus Prodi Akuntansi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan magang ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan magang ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis berharap serta berterima kasih apabila pembaca
berkenan memberikan kritik dan saran yang berguna untuk penyempurnaan
i
laporan ini.. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Surakarta,

Retno Puji Rahayu

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................... 4
E. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 5
BAB II KONDISI UMUM WILAYAH
A. Profil Perusahaan PT. Bank BTPN KCP Boyolali.................................... 6
B. Gambaran Usaha PT. Bank BTPN KCP Boyolali .................................... 7
BAB III METODOLOGI
A. Lingkup Kegiatan Magang ....................................................................... 8
B. Metode Pengumpulan Data dan Analisis................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data ............................................................................................10
B. Pembahasan ............................................................................................11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................12
B. Keterbatasan ............................................................................................13
C. Saran ............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 .......................................................................................................... 22


Tabel 3.2 .......................................................................................................... 32

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ....................................................................................................... 22


Gambar 4.1 ....................................................................................................... 42

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Absensi Magang .................................................................. 52


Lampiran 2 Nilai Magang .................................................................................. 53

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Sistem pengendalian internal adalah suatu sistem yang dirancang untuk
memungkinkan organisasi melakukan kegiatan pengelolaan organisasi secara
efisien dan efektif (Sanusi et al., 2015). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
60 Tahun 2008, pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah suatu
proses menyeluruh dari tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh manajemen senior dan seluruh karyawan untuk memberikan
keyakinan yang wajar dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui pencapaian
yang efisien Kegiatan , Keandalan Informasi Keuangan , Perlindungan Aset
Pemerintah, dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan SPIP
diterapkan secara luas di pemerintah pusat dan provinsi.
Setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil pasti
memiliki kas baik dalam jumlah besar maupun jumlah kecil. Uang kas memiliki
peranan penting dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab
itu, jumlah kas yang dimiliki perusahaan harus diatur secara memadai agar tidak
menghambat kegiatan sehari-hari . Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk
melakukan pengendalian terhadap kas untuk menghindari penyalahgunaan dan
kecurangan baik yang disengaja maupun tidak sengaja. Hal lain yang juga perlu
diperhatikan oleh perusahaan adalah pengendalian internal (internal control).
Tanpa adanya intenal control pada perusahaan, karyawan dalam perusahaan akan
bermalas-malasan dan tidak melakukan pekerjaan mereka serta tidak
menyelesaikannya tepat waktu yang akan mengakibatkan perusahaan akan
berdampak buruk terhadap kelangsungan usaha perusahaan tersebut.
Untuk pengeluaran kas PT. Bank BTPN KCP Boyolali harus menggunakan
memo baik sekecil apapun pengeluarannya dan harus mendapatkan persetujuan
dari pihak pusat bank karena setiap pengeluaran yang akan dilakukan oleh
setiap cabang bank harus diselidiki pusat. Selain itu, banyak karyawan yang
bekerja di PT. Bank BTPN KCP Boyolali mengundurkan diri dari

1
2

pekerjaannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya motivasi dari


pihak manajemen. Oleh sebab itu, resiko yang menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam menghitung uang, menginput data atau kecurangan yang dapat
merugikan perusahaan semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pengendalian kas dan
pengendalian internal (Internal Control) sangat penting bagi perusahaan dalam
mencapai efektifitas dan efisiensi, maka penulis membuat laporan dengan judul
“Peranan Internal Control Terhadap Pengendalian Kas Pada PT. Bank BTPN
KCP Boyolali”.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sejauh manakah efektivitas peranan audit internal dalam
pengendalian kas pada PT. Bank BTPN KCP Boyolali?

C. Tujuan.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan audit internal perusahaan pada PT.
Bank BTPN KCP Boyolali
2. Untuk menilai efektivitas pelaksanaan pengendalian internal atas kas pada
PT. Bank BTPN KCP Boyolali
3. Untuk mengetahui dan menilai sejauhmanakah efektivitas peranan audit
internal dalam pengendalian kas pada PT. Bank BTPN KCP Boyolali

D. Manfaat.
Manfaat yang hendak dicapai dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menerapkan teori yang didapat melalui praktek yang sesungguhnya
pada sebuah perusahaan.
2. Diharapkan berguna sebagai acuan untuk menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan dan dan berguna untuk pihak lain yang ingin mengetahui
pengendalian internal dan audit internal.
3

E. Sistematika Pembahasan.
Dalam pembahasan setiap materi pada laporan ini, akan disampaikan
sesuai dengan sistematika pembahasan dalam lima bab yaitu Bab I Pendahuluan,
Bab II Kondisi Umum Wilayah, Bab III Metodologi, Bab IV Hasil dan
Pembahasan, dan Bab V Penutup.
4

BAB II
KONDISI UMUM WILAYAH

A. Profil Perusahaan PT. X.


Cerita tentang sejarah pendirian perusahaan, legalitas perusahaan, bidang
usaha, tempat kedudukan perusahaan, kepemilikan perusahaan, struktur
organisasi perusahaan.
B. Gambaran Usaha PT. X.
Cerita proses produksi, kapasitas terpasang, jenis produk, area pemasaran,
sasaran pelanggan, image kualitas produk, produk andalan, pesaing.
5

BAB III
METODOLOGI

A. Lingkup Kegiatan Magang.


Penulis melaksanakan magang yang bertempat di PT. X, yang
berkedudukan di Surakarta. Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Maret
2022 dengan hari dan jam kerja mengikuti/sesuai dengan hari dan jam kerja
IDUKA.
Dalam kegiatan magang penulis ditempatkan pada bagian gudang barang
jadi, yang merupakan tempat penyimpanan semua barang jadi yang diproduksi
oleh PT. X. Tugas pokok bagian gudang barang jadi adalah menyimpan barang,
menjaga barang, mencatat transaksi keluar-masuk barang, dan membuat laporan
persediaan barang jadi. Yang selanjutnya laporan tersebut akan diteruskan ke
bagian akuntansi untuk membuat laporan keuangan.
Personil staf/karyawan pada bagian gudang barang jadi meliputi: satu
kepala gudang, satu admin gudang, satu security, dan dua team muat barang –
yang masing-masing terdiri dari tiga orang. Di gudang barang jadi juga terdapat
peralatan, seperti computer, alat hitung, dan satu unit forklift. Dan pada saat
magang, penulis terlebih dahulu mendapat arahan dari kelapa gudang tentang
kegiatan harian yang dilakukan. Kemudian penulis melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal kegiatan magang yang telah direncanakan sebelumnya.

B. Metode Pengumpulan Data dan Analisis.


Jenis data dalam laporan ini adalah data kualitatif, yaitu berupa alur
system pengendalian internal yang diimplementasikan pada gudang barang jadi
PT. X, termasuk juga gambar layout gudang, struktur organisasi, job deskripsi,
formulir dan catatan/laporan yang dibuat oleh gudang barang jadi. Yang
selanjutnya data tersebut penulis peroleh melalui observasi, dokumentasi, dan
wawancara dengan personil gudang. Penerapan metode sampling digunakan untuk
mengambil sample secara purposive sampling untuk data dokumentasi dari
6

transaksi keluar masuk barang yang terjadi di gudang barang jadi selama kegiatan
magang berlangsung.
Kemudian data system pengendalian internal tersebut akan dievaluasi
dengan menggunakan kriteria yaitu unsur-unsur system pengendalian internal
yang baik menurut IAI. Menurut IAI, pengendalian internal adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain dalam
entitas, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang tercapainya:
keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, kepatuhan pada
hukum dan peraturan. Sehingga pengendalian internal terdiri dari lima unsur yang
saling terkait, yaitu:
a. Lingkungan pengendalian,
b. Penaksiran risiko,
c. Aktivitas pengendalian,
d. Informasi dan komunikasi,
e. Pemantauan.
7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data.
Analisis data yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan
membandingkan kondisi yang terjadi dengan kriteria tertentu yang menjadi dasar
evaluasi. Kondisi yang terjadi adalah kondisi system pengendalian internal Bank
BTPN KCP Boyolali yang saat ini diimplementasikan.

A.4.1 Pelaksanaan Internal Control pada Bank BTPN KCP Boyolali


Bank BTPN KCP Boyolali menerapkan internal control yang meliputi
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
. Lingkungan pengendalian yang mencakup strandar, proses dan
struktur menjadi landasan terselenggaranya pengendalian internal di dalam
organisasi, serta lingkungan pengendalian yang baik dapat dilihat dari
suasana dan kesan yang diciptakan oleh komisaris, manajemen puncak dan
para karyawan mengenai internal control dalam organisasi tersebut. Unsur-
unsur lingkungan pengendalian pada Bank BTPN KCP Boyolali yaitu:
a. Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika,
merupakan hal dasar yang dimiliki oleh setiap organisasi yang ada.
Pada Bank BTPN KCP Boyolali manajemen puncak selalu
menekankan pentingnya integritas dan nilai etika di antara para
anggotanya dalam perusahaan. Bank BTPN KCP Boyolali memiliki
harapan untuk setiap karyawan yang berada di perusahaannya
dapat berkomunikasi dengan baik, memberikan pelayanan yang
terbaik untuk nasabah, serta dapat mengikuti standar dan prosedur
aturan yang telah ditetapkan.
b. Filosofi yang dianut oleh manajemen, artinya manajemen akan
menegakkan aturan yang dapat mengendalikan karyawan atau staff di
bawahnya. Bank BTPN KCP Boyolali juga memberikan aturan serta
8

sanksi bagi karyawan maupun manajer yang melanggar aturan yang


telah ditetapkan. Para Koordinator Regional yang membantu Direktur
Utama dalam menjalankan serta mengawasi kegiatan operasional
setiap wilayah, diharapkan dapat memperhatikan setiap permintaan
atau keluhan nasabah dengan baik agar loyalitas dengan nasabah
tetap terjaga serta mencapai target laba yang telah ditentukan oleh
Bank. Koordinator Regional juga bertanggung jawab untuk
memperhatikan tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
telah diberikan. Gaya operasi ini dapat meminimalisasikan tindakan
penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan maupun manajer.
c. Struktur organisasi dalam Bank berperan penting untuk mencapai visi
dan misi Bank. Bank BTPN KCP Boyolali setiap pimpinan dan
bagian-bagian lainnya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing yang sesuai dengan jabatannya.
2. Aktivitas Pengendalian
Pengendalian internal (internal control) dilakukan untuk menghindari
adanya kecurangan yang dapat merugikan bank. Aktivitas internal control
yang dilaksanakan di dalam Bank BTPN KCP Boyolali adalah sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan Review, dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan
dadakan untuk mencegah adanya karyawan yang bekerjasama untuk
menggelapkan uang Bank, seperti memeriksa memo atau catatan
penerimaan dan pengeluaran kas Bank. Apabila terjadi penyimpangan,
maka akan segera dilakukan tindakan koreksi.
b. Pemisahan tugas, yang memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang dapat merugikan perusahaan dengan cara sengaja maupun
tidak disengaja. Berikut ini adalah struktur pemisahan tugas pada
Bank BTPN KCP Boyolali:
1) Fungsi otoritas, yaitu memberikan wewenang kepada masing-
masing manajer untuk melakukan pemeriksaan serta menjalankan
9

suatu transaksi yang juga diketahui dan disetujui oleh Direktur


Utama.
2) Fungsi pengawasan, yaitu kegiatan untuk mengawasi setiap
kegiatan transaksi pada Bank. Pengawasan umumnya dilakukan
oleh masing-masing bagian Bank, seperti Head teller
mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh teller.
3) Fungsi pencatatan merupakan fungsi yang umumnya dilakukan
oleh bagian back office dan accounting staff untuk mencatat serta
mendata setiap transaksi yang terjadi di dalam Bank, baik
penerimaan maupun pengeluaran kas.
4) Fungsi penyimpanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Pimpinan Administrasi dan juga accounting staff. Pimpinan
Administrasi memiliki tugas untuk menyimpan uang kas ke
dalam brankas yang telah disediakan, sedangkan accounting staff
bertugas untuk menyimpan data-data atau laporan transaksi
Bank.
3. Penaksiran Risiko
Penafsiran risiko meliputi menurunnya tingkat kepuasan nasabah
terhadap jasa yang ditawarkan Bank, ancaman dari pesaing, berkembang
dengan pesatnya teknologi, serta perubahan faktor-faktor ekonomi.
Besar kecilnya risiko Bank dapat ditetapkan dengan melakukan analisis
terhadap laporan keuangan dan data kunjungan nasabah dengan periode
sebelumnya dan kondisi ekonomi.
4. Informasi dan komunikasi
Berikut ini adalah unsur-unsur Informasi dan Komunikasi pada Bank
BTPN KCP Boyolali:
1) Menyusun dan mencatat semua transaksi
Bagian back office akan membantu mencatat serta menyusun
semua transaksi yang dilakukan oleh teller pada hari itu. Setelah
dicatat dan disusun, semua transaksi yang disertai dengan bukti-
buktinya akan diserahkan kepada accounting staff untuk dicek kembali
10

dan disimpan. Kemudian dari catatan transaksi tersebut akan dibuat


laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang akan diperiksa
oleh Manajer Operasional dan akan diserahkan kepada atasan.
2) Komunikasi
Komunikasi yang baik antar atasan dengan karyawannya, sesame
karyawan maupun dengan nasabah sangat penting untuk kelangsungan
Bank. Terutama untuk bagian teller dan customer service, mereka
harus membantu dan berkomunikasi dengan nasabah menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh nasabah. Selain itu,
komunikasi antara para manaje r dengan bawahannya juga harus
berjalan dengan baik agar tidak menghambat kegiatan operasional
Bank. Manajer Operasional akan memeriksa semua laporan
operasional Bank yang selanjutnya akan diserahkan kepada atasan.
5. Pemantauan
Berikut ini adalah beberapa pemantauan yang dilakukan oleh para
manajer terhadap bawahannya di dalam Bank BTPN KCP Boyolali :
1) Head teller memantau tugas dan setiap transaksi yang dikerjakan
oleh teller dan membantu teller apabila ada masalah yang tidak dapat
diselesaikannya.
2) Pimpinan Administrasi akan mengecek kebenaran data nasabah yang
sedang ditangani oleh customer service dan account officer.
3) Manajer Operasional mengawasi semua kegiatan operasional Bank
agar dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Tujuan dari menerapkan internal control pada Bank BTPN KCP
Boyolali adalah untuk semua komisaris, direksi, manajer, dan karyawan
dapat menaati peraturan yang telah dibuat agar kegiatan operasional
Bank dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, internal control
juga ditujukan untuk meminimalisir terjadinya kecurangan yang dapat
merugikan bank serta untuk memantau dan memeriksa keandalan dari
laporan keuangan yang disusun oleh bagian accounting staff.
11

A.4.2 Penerimaan Kas


Penerimaan kas pada Bank BTPN KCP Boyolali diperoleh dari
setoran tunai, giro, deposito, dan penerimaan lain-lainnya. Adapun proses
penerimaan kas sebagai berikut:
1. Setoran Tunai
Bagian yang terlibat dalam penerimaan setoran tunai adalah head teller
dan teller. Head teller hanya bertugas untuk memantau, membantu dan
memeriksa semua transaksi yang dilakukan oleh teller, sedangkan teller
bertugas untuk memberikan layanan serta memeriksa kelengkapan transaksi
yang akan dilakukan oleh nasabah.
2. Bilyet Giro
Bagian yang terlibat dalam penerimaan bilyet giro adalah teller dan
back office. Pada bagian teller dibagi menjadi dua bagian yaitu transaksi
tunai dan transaksi non-tunai. Untuk bilyet giro akan ditangani oleh teller
bagian transaksi non-tunai, sedangkan back office berfungsi untuk
membantu menyelesaikan dan memeriksa kebenaran transaksi yang
dilakukan oleh teller, serta mengurus dokumen nasabah seperti giro dan
meneruskan kliring.
3. Deposito
Bagian yang terlibat dalam penerimaan deposito adalah customer
service. Nasabah bisa langsung melakukan pembayaran depositonya
kepada customer service dan kemudian uang tersebut akan diserahkan
kepada teller untuk dicatat.
4. Penerimaan lain-lainnya
Untuk penerimaan lain-lainnya akan diurus oleh teller. Penerimaan
lain-lainnya ini terdiri dari biaya atas jasa yang diberikan seperti setoran
tunai, transfer atau pengiriman ke bank lain yang dikenakan biaya, dan
bunga debitur.
12

A.4.3 Pengeluaran Kas


Transaksi pengeluaran kas yang terjadi pada Bank BTPN KCP Boyolali
antara lain:
1. Pengeluaran kas untuk penarikan tunai.
2. Pengeluaran kas untuk perlengkapan kantor.
3. Pengeluaran kas untuk biaya perbaikan mesin.
4. Pengeluaran kas untuk biaya listrik dan air.
5. Pengeluaran kas untuk biaya telepon.
6. Pengeluaran kas untuk beban transportasi.
7. Pengeluaran kas untuk beban lain-lain.
Penarikan tunai yang dilakukan oleh nasabah akan diberikan oleh teller
dengan melampirkan slip penarikan tunai yang telah disediakan. Selain itu,
penarikan tunai juga termasuk pengeluaran uang kas bank untuk melakukan
pengisian pada mesin ATM yang disediakan oleh Bank. Untuk pengeluaran
kas perlengkapan kantor dan perbaikan mesin, sebelum melakukan
pengeluaran kas Manajer Operasional terlebih dahulu harus membuat laporan
mengenai pengeluaran kas yang dibutuhkan oleh cabang kepada kantor pusat
dan setelah disetujui oleh kantor pusat, pengeluaran kas baru boleh dilakukan.
Pengeluaran kas yang dilakukan oleh bank diurus oleh teller sebagai
pemegang dana kas dan telah diketahui oleh head teller dan Koordinator
Regional dan telah disetujui oleh kantor pusat.
Efektivitas sistem pengendalian kas dapat dicapai apabila hal-hal berikut
ini dapat dihindari:
1) Kitting, yaitu penyalahgunaan penerimaan kas secara tunai maupun non-
tunai dari nasabah.
2) Lapping, yaitu menyelewengkan kas dengan cara melaporkan
penerimaan lebih lambat daripada saat penerimaannya.
3) Mencantumkan jumlah yang salah pada laporan harian teller, artinya
jumlah kas yang diterima oleh teller berbeda dengan jumlah yang
dicatat pada laporan harian teller.
13

B. Pembahasan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, berikut ini
adalah pembahasan peranan internal control terhadap pengendalian kas
pada PT. BANK BTPN KCP Boyolali

B.4.1 Pelaksanaan Internal Control pada Bank BTPN KCP Boyolali


Setelah melakukan penelitian, sistem pengendalian internal (internal
control) pada Bank BTPN KCP Boyolali sudah memadai, karena sistem
pengendalian internal Bank BTPN KCP Boyolali dapat dilihat dari
komponen-komponen internal control antara lain:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian yang ada pada Bank BTPN KCP Boyolali
telah memadai, hal ini dapat dilihat dari tercerminnya faktor-faktor
lingkungan pengendalian dalam menyusun sistem pengendalian internal
(internal control) dalam Bank BTPN KCP Boyolali.
2. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian pada Bank BTPN KCP Boyolali telah memadai,
hal ini terlihat dari terdapatnya pemisahan tugas yang pada umumnya ada
pada setiap bank dan tidak ada karyawan yang mengerjakan pekerjaan
atau tugas rangkap.
3. Penaksiran Risiko
Bank BTPN KCP Boyolali telah melakukan penaksiran risiko sehingga
kemungkinan munculnya risiko telah diidentifikasi, dianalisis dan
dikelola dengan baik oleh Bank BTPN KCP Boyolali sehingga dapat
mempermudah pelaksanaan internal control dan mengurangi risiko
terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan Bank.
4. Informasi dan Komunikasi
Untuk informasi dan komunikasi pada Bank BTPN KCP Boyolali kurang
memadai, hal ini dapat dilihat dari seringnya karyawan Bank yang
mengundurkan diri karena merasa kurang puas dengan manajemen Bank
dan tidak adanya motivasi dari pihak manajemen.
14

5. Pemantauan
Pemantauan yang dilakukan dalam Bank BTPN KCP Boyolali berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari adanya tindakan evaluasi apabila
terdapat kelemahan pada sistem pengendalian internal Bank BTPN KCP
Boyolali. Pada saat pandemipun kegiatan pemantauan yang dilakukan dari
pusat tetap dilakukan melalui video call atau sistem online.

B.4.2 Pengendalian Kas


Setelah melakukan penelitian, penulis berpendapat bahwa pengendalian
kas memerlukan beberapa perbaikan antara lain:
a. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas di Bank BTPN KCP Boyolali sudah memadai, dilihat dari
terstrukturnya system pengeluaran kas yang dicatat dengan baik dan
terperinci dengan menggunakan nota dan telah mendapat persetujuan dari
head office.
b. Penerimaan Kas
Untuk penerimaan kas pada Bank BTPN KCP Boyolali sudah berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari adanya pengawasan dari para manajer
terhadap bawahannya setiap adanya transaksi penerimaan yang disertai
dengan bukti-bukti pendukungnya, seperti head teller yang selalu
mengawasi setiap kegiatan penerimaan harian tersebut akan diperiksa
terlebih dahulu oleh head teller sebelum diperiksa oleh manajer operasional
bank, sehingga kesalahan dalam mencantumkan jumlah kas dapat
diminimalisasi.
15

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa peranan internal control terhadap pengendalian
kas pada Bank BTPN KCP Boyolali sudah memadai dalam pengendalian kas.
Untuk pengendalian kas khususnya pada penerimaan dan pengeluaran kas yang
dilakukan di Bank BTPN KCP Boyolali sudah menunjukan kondisi yang baik,
dilihat setiap transaksi penerimaan kas baik uang tunai maupun non-tunai yang
diterima oleh teller dicatat pada buku harian kas teller dan dibantu oleh bagian
back office serta adanya pengawasan dari head teller. Setiap pengeluaran kas yang
dilakukan oleh bank diurus oleh teller sebagai pemegang dana kas dan telah
diketahui oleh head teller dan Koordinator Regional dan telah disetujui oleh
kantor pusat. Pimpinan administrasi selalu memeriksa laporan transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan teller, sehingga risiko terjadinya
penyelewengan kas dapat dihindari.

B. Keterbatasan.
Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat
diperbaiki pada penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengamatan langsung saat
terjadinya pengendalian internal tanpa adanya wawancara dengan team audit.
2. Ruang lingkup penelitian hanya dilakukan di satu bagian yaitu bagian teller,
sehingga penulis tidak dapat dengan maksimal mendapatkan data informasi
yang digunakan untuk laporan ini.

C. Saran.
1. Hasil dari penelitian ini hendaknya dapat dijadikan alat bantu dalam
pengendalian internal sehingga dapat menjadi evaluasi untuk kedepannya
16

2. Bagi peneliti yang akan dating dapat melengkapi penelitian dengan


metode wawancara agar meningkatkan informasi data yang dibutuhkan
dalam laporan penelitian.
17

DAFTAR PUSTAKA
18

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai