Anda di halaman 1dari 9

III.

HASIL
Pada praktikum ini, didapatkan hasil perhitungan frekuensi alel dan frekuensi
genotipe menggunakan Kesetimbangan Hardy-Weinberg sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengacakan 200 individu baru dalam populasi G-0 dengan G-1
Pada pengacakan 200 individu baru yang menyusun generasi baru di dalam populasi
didapatkan hasil sebagai berikut:
Pasangan gamet Hasil pengacakan Jumlah
(genotipe individu) (dalam bentuk kubus)
ww IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III 33
Ww IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 90
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
WW IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 77
IIIII IIIII IIIII IIIII II
Total 200

Tabel 2. Pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-0) terhadap populasi
(G-1)
Pada pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-0) terhadap
populasi (G-1) didapatkan hasil sebagai berikut:
Populasi awal (G-0) Populasi baru (G-1)
Frekuensi alel Frekuensi genotipe Frekuensi alel Frekuensi genotipe
w = 0,368 ww = 0,135 w = 0,39 ww = 0,152
W =0,632 Ww = 0,465 W = 0,61 Ww = 0,476
WW = 0,4 WW = 0,372

Tabel 3. Pengujian kesetimbangan frekuensi genotipe populasi awal (G-0) dengan populasi
(G-1)
Pada pengujian frekuensi genotipe populasi awal (G-0) dengan populasi (G-1)
dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat didapatkan hasil sebagai berikut:
Genotipe Genotipe Jumlah Populasi d d2 X2
populasi populasi harapan
(G-0) (G-1)
ww 0,135 33 32 1 1 1/32 = 0,0312
Ww 0,465 90 96 -6 36 36/96 = 0,375
WW 0,4 77 72 5 25 25/72 = 0,3472
Total 1 200 200 0,7534

X2 hitung < X2 tabel


0,7534 < 5,991

DITERIMA
Tabel 4. Hasil pengacakan 200 individu baru dalam populasi G-1 dengan G-2
Pada pengacakan 200 individu baru yang menyusun generasi baru di dalam populasi
didapatkan hasil sebagai berikut:
Pasangan gamet Hasil pengacakan Jumlah
(genotipe individu) (dalam bentuk kubus)
ww IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II 37
Ww IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 105
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
WW IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 58
III
Total 200

Tabel 5. Pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-1) terhadap populasi
(G-2)
Pada pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-1) terhadap
populasi (G-2) didapatkan hasil sebagai berikut:
Populasi awal (G-1) Populasi baru (G-2)
Frekuensi alel Frekuensi genotipe Frekuensi alel Frekuensi genotipe
w = 0,39 ww = 0,152 w = 0,44 ww = 0,193
W =0,61 Ww = 0,476 W = 0,55 Ww = 0,484
WW = 0,372 WW = 0,302

Tabel 6. Pengujian kesetimbangan frekuensi genotipe populasi awal (G-1) dengan populasi
(G-2)
Pada pengujian frekuensi genotipe populasi awal (G-1) dengan populasi (G-2)
dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat didapatkan hasil sebagai berikut:
Genotipe Genotipe Jumlah Populasi d d2 X2
populasi populasi harapan
(G-1) (G-2)
ww 0,152 37 32 5 25 25/32 = 0,7812
Ww 0,476 105 96 9 81 81/96 = 0,8437
WW 0,372 58 72 -14 196 196/72 = 2,7222
Total 1 200 200 2,7222

X2 hitung < X2 tabel


2,7222 < 5,991

DITERIMA
IV. PEMBAHASAN
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu daerah
tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang mempelajari gen-gen
dalam populasi dan menguraikannya secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat
populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik
berada dalam keadaan tetap dari setiap generasi (Suryo, 2011).
Genetika populasi merupakan suatu cabang ilmu genetika yang mempelajari
tentang variasi genetik pada satu populasi. Cabang ilmu genetika ini banyak
diaplikasikan dalam berbagai bidang antara lain bidang kesehatan, konservasi dan
pemuliaan (Grifits et al, 2012). Genetika populasi mempelajari komposisi genetik suatu
populasi dan perubahannya sebagai akibat dari faktor internal dan eksternal. Cabang ilmu
ini didasarkan pada hukum Hardy Weinberg. Hukum Hardy Weinberg menyatakan
frekuensi gen dalam suatu populasi tetap konstan dari satu generasi ke genarasi berikutnya
jika tidak ada proses evolusi seperti migrasi, mutasi, seleksi alam dan aliran gen
(Basavarajaiah, 2017). Bila kita misalkan suatu alel diberi simbol W dan w, maka dalam
suatu populasi aka n ada individu yang memiliki alel W dan ada yang memiliki alel w.
Jumlah alel W + w dalam populasi selalu sama dengan 1. Untuk suatu sifat tertentu sebuah
alel akan merupakan bagian dan menyusun keseluruhan gene pool. Gene Pool adalah
kumpulan program genetik yang dibawa setiap individu anggota suatu populasi (Widianti,
2016).
Uji chi-kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara
frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan frekuensi observasi,
dilambangkan dengan O) dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis tertentu
pada setiap kasus atau data (selanjutnya disebut dengan frekuensi harapan, dilambangkan
dengan E).Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, kebolehan jadian, peluang dan
sebagainya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan.
Dapat juga digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat
juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui akan
kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu
teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Kemungkinan atas
kejadian sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang
diinginkan itu yaitu terhadap keseluruhannya. Tujuan dari X2 adalah untuk mengetahui
apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau ekspektasinya
yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori Hukum
Mendel (Suryati, 2011).
Prinsip keseimbangan genetik Hardy-Weinberg mengatakan, frekuensi alel pada
suatu generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada keadaan populasi yang
seimbang (Passarge, 2007). Keadaan populasi yang seimbang pada prinsip keseimbangan
genetik populasi Hardy-Weinberg adalah populasi harus berukuran besar, perkawinan
terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi, dan genetic drift, dan tidak terjadi seleksi
alam (Duscheck, 2003). Prinsip keseimbangan genetik populasi dirumuskan : (p+q)2 p²+2pq
+ q. Rumus perhitungan Hardy-Weinberg dapat dimisalkan terdapat dua alel W dan w
dengan frekuensi p dan q. Dengan demikian frekuensi tiga genotip, dua homozigot dan satu
heterozigot dapat dihitung. Kromosom dengan lokus yang memiliki tiga alel menggunakan
rumus (p-q-r)2 – p2 + q2 + r2 + 2pq+2pr+2qr (Ahluwalia, 5009).
Frekuensi alel pada suatu populasi dipengaruhi oleh perkawinan tidak acak,
migrasi, mutasi, seleksi alam, dan genetic drift yang memiliki kesamaan pengaruh terhadap
gen populasi, yaitu mempengaruhi frekuensi alel atau gen dalam suatu populasi. Perkawinan
tidak acak adalah perkawinan antar individu yang masih berkerabat dekat, sehingga sifat
parental akan muncul kembali pada anak. Migrasi adalah perpindahan suatu populasi ke
populasi lain, sehingga terjadi perubahan frekuensi alel. Mutasi adalah perubahan struktur
genetik suatu individu sebagai komponen populasi. Seleksi alam adalah perubahan gen
populasi yang disebabkan oleh perubahan lingkungan, sehingga hanya beberapa gen yang
sesuai dengan lingkungan yang masih bertahan. Genetic drift adalah perubahan kumpulan
gen pada suatu populasi yang disebabkan oleh penyebab lain selain seleksi alam, mutasi
gen, dan migrasi (Duscheck, 2003). Bottleneck effect adalah fluktuasi frekuensi gen saat
suatu populasi mengalami kejadian tertentu dan berkembang lagi menjadi seukuran populasi
sebelumnya dengan gene pool yang telah berubah (King dkk.. 2006).
Pada praktikum dilakukan pengujian pertama yaitu pengujian frekuensi alel dan
frekuensi genotipe populasi awal (G-0) terhadap populasi (G-1) dengan menggunakan
kelereng warna merah yang diibaratkan alel W dan kelereng warna biru hijau yang
diibaratkan alel w. Kelereng merah (alel W) dan kelereng biru hijau (alel w) dimasukkan
kedalam kantong dan diambil secara acak sebanyak 200 kali. Pengujian kedua yaitu
pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-1) terhadap populasi (G-
2) dengan menggunakan kelereng warna merah yang diibaratkan alel W dan kelereng warna
biru hijau yang diibaratkan alel w. Kelereng merah (alel W) dan kelereng biru hijau (alel w)
dimasukkan kedalam kantong dan diambil secara acak sebanyak 200 kali. Maka akan
diperoleh data dengan uji khi-kuadrat untuk mengetahui apakah data yang didapat
menyimpang atau tidak menyimpang dari nisbah yang diharapkan (expected).
Berdasarkan pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-
0) terhadap populasi (G-1) dari data kelompok kami diperoleh 200 gamet dengan frekuensi
alel (G-0) yaitu alel w sebesar 0,368 dan alel W sebesar 0,632 jika dijumlah hasilnya 1,
sedangkan frekuensi genotipe yaitu ww sebesar 0,135, Ww sebesar 0,465, WW sebesar 0,4
jika dijumlah hasilnya 1. Pada frekuensi alel (G-1) didapatkan jumlah populasi WW sebesar
77, Ww sebesar 90, dan ww sebesar 33 dengan total 200 kali. Untuk frekuensi alel (G-1)
diperoleh alel w sebesar 0,39 dan alel W sebesar 0,61 yang jika dijumlah hasilnya 1,
sedangkan untuk frekuensi genotipe (G-1) diperoleh ww sebesar 0,152, Ww sebesar 0,476,
dan WW sebesar 0,372 jika dijumlah hasilnya 1. Pada pengujian frekuensi genotipe populasi
awal (G-0) dengan populasi (G-1) dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat didapatkan hasil
X2 hitung sebesar 0,7534 dengan X2 tabel sebesar 5,991, maka X2 hitung < X2 tabel. Dengan
demikian, data yang diperoleh tidak menyimpang dari nisbah yang diharapkan (expected)
dari hukum Mendel menurut Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg. Kondisi tersebut
menggambarkan adanya keseimbangan populasi menurut Hukum Hardy Weinberg dimana
frekuensi alel dominan dan alel resesif yang tetap dari generasi ke generasi.
Berdasarkan pengujian frekuensi alel dan frekuensi genotipe populasi awal (G-
1) terhadap populasi (G-2) dari data kelompok kami diperoleh 200 gamet dengan frekuensi
alel (G-2) didapatkan jumlah populasi WW sebesar 58, Ww sebesar 105, dan ww sebesar
37 dengan total 200 kali. Untuk frekuensi alel (G-2) diperoleh alel w sebesar 0,44 dan alel
W sebesar 0,55 yang jika dijumlah hasilnya 1, sedangkan untuk frekuensi genotipe (G-2)
diperoleh ww sebesar 0,193, Ww sebesar 0,484 dan WW sebesar 0,302 jika dijumlah
hasilnya 1. Pada pengujian frekuensi genotipe populasi awal (G-1) terhadap populasi (G-2)
dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat didapatkan hasil X2 hitung sebesar 2,7222 dengan
X2 tabel sebesar 5,991, maka X2 hitung < X2 tabel. Dengan demikian, data yang diperoleh
tidak menyimpang dari nisbah yang diharapkan (expected) dari hukum Mendel menurut
Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg. Kondisi tersebut menggambarkan adanya
keseimbangan populasi menurut Hukum Hardy Weinberg dimana frekuensi alel dominan
dan alel resesif yang tetap dari generasi ke generasi.
Frekuensi alel gen adalah kehadiran suatu alel dalam populasi sementara
frekuensi genotipe ialah susunan alel yang ada dalam tubuh mahluk hidup. Pada pengujian
ini fokus utama yang ditemukan yaitu frekuensi genotipe dalam satu populasi dan kehadiran
alel-alel tersebut baik genotipe normal homozigot dominan (WW) dan genotipe homozigot
resesif (ww) maupun genotipe normal heterozigot (Ww). Syarat berlakunya asas Hukum
Hardy-Weinberg ialah tidak adanya mutasi, terjadi perkawinan acak, tidak ada seleksi alam,
ukuran populasi sangat besar, dan tidak ada aliran gen.
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu
populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi,
maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi
maka frekuensi gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi
(Panggabean, 2016).

V. KESIMPULAN
Prinsip keseimbangan genetik Hardy-Weinberg mengatakan, frekuensi alel pada
suatu generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada keadaan populasi yang
seimbang. Pada praktikum dilakukan pengujian pertama yaitu pengujian frekuensi alel dan
frekuensi genotipe populasi awal (G-0) terhadap populasi (G-1) dan populasi awal (G-1)
terhadap populasi (G-2) dengan menggunakan kelereng warna merah yang diibaratkan alel
W dan kelereng warna biru hijau yang diibaratkan alel w. Pada pengujian frekuensi genotipe
populasi awal (G-0) dengan populasi (G-1) dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat
didapatkan hasil X2 hitung sebesar 0,7534 dengan X2 tabel sebesar 5,991, maka X2 hitung <
X2 tabel. Pada pengujian frekuensi genotipe populasi awal (G-1) terhadap populasi (G-2)
dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat didapatkan hasil X2 hitung sebesar 2,7222 dengan
X2 tabel sebesar 5,991, maka X2 hitung < X2 tabel. Dengan demikian, data yang diperoleh
tidak menyimpang dari nisbah yang diharapkan (expected) menurut Hukum Kesetimbangan
Hardy-Weinberg. Kondisi tersebut menggambarkan adanya keseimbangan populasi
menurut Hukum Hardy Weinberg dimana frekuensi alel dominan dan alel resesif yang tetap
dari generasi ke generasi.
DAFTAR PUSTAKA

Widiyanti, T dan Noor A.H. (2016). Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: FMIPA
Unnes Press.
Ahluwalia, K. B. (2009). Genetics. 2nd ed. New Dehli: New Age International Publisher.
Dusheck, J. (2003). Population Genetics. Dalam: Robinson, R (ed.). Genetics.
Panggabean, T.N. (2016). "Analisis Tingkat Optimasi Algoritma Genetika Dalam Hukum
Ketetapan Hady-Weinberg Pada Bin Packing Problem". Journal Of Computer
Engineering, System And Science. Vol 1(2): 14.
Passarge, E. (2007). Color Atlas of Genetics, 3rd ed. German: Georg Thieme Verlag KG
Rüdigerstraße.
Suryo. (2011). Genetika Strata 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu
King, R. C., W. D. Stansfield & P. K. Mulligan. (2006). A Dictionary of Genetics. 7th ed.
New York: Oxford University Press.
Latihan atau Tugas

1. Apakah hasil pengujian frekuensi genotipe populasi G-0 terhadap populasi G-1 berbeda
nyata atau tidak berbeda nyata?
Jawab: Hasil pengujian frekuensi genotipe populasi G-0 terhadap populasi G-1 tidak
berbeda nyata karena sama-sama didapatkan hasil 1. Dan pada Uji Khi-Kuadrat
G-1 diperoleh X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel, yaitu 0,7534 > 5,991, maka
data diterima (sesuai dengan hukum Mendel).

2. Bagaimana pengertian dari kesimpulan pengujian anda tersebut (nomor 1) dihubungkan


dengan Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg?
Jawab: Dalam kesetimbangan, frekuensi alel akan tetap dipertahankan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui proses acak. Namun hasil pengujian
frekuensi genotipe populasi G-0 terhadap populasi G-1 yang kami peroleh
mungkin saja terjadi pada suatu populasi yang tidak mencapai kesetimbangan
frekuensi gen (frekuensi alel dan frekuensi genotipe) dari generasi awal
(populasi awal) kegenerasi baru (populasi baru). karena pada Uji Khi-Kuadrat
G-1 diperoleh X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel. Kesetimbangan dapat
berubah atau berevolusi bila terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat mengubah
kesetimbangan yaitu seleksi, migrasi, mutasi, dan erosi genetik secara acak.
Mungkin kesetimbangan tersebut berubah karena faktor-faktor tersebut.

3. Jika anda melanjutkan pengujian sampai ke generasi kedua (G-2), (G-3), dan
seterusnya. Jelaskan bagaimana kemungkinan frekuensi genotipe untuk masing-masing
populasi pada generasi selanjutnya tersebut?
Jawab: Jika pengujian sampai ke generasi kedua (G-2), G-3, dan seterusnya
kemungkinan frekuensi genotipe untuk masing-masing populasi pada generasi
selanjutnya maka hasil yang akan diperoleh sama seperti hasil dari populasi baru
(G-1) yaitu p2+2pq+q2=1. Karena menurut Hukum Kesetimbangan Hardy-
Weinberg dalam kesetimbangan, frekuensi alel akan tetap dipertahankan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses kawin acak, atau dengan
kata lain bahwa dalam suatu populasi besar yang perjodohnnya bebas (kawin
acak), maka frekuensi gen (frekuensi alel, frekuensi genotipe) tidak berubah
dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4. Bila terjadi perubahan frekuensi genotipe dari satu generasi ke generasi berikutnya,
bagaimana anda menjelaskan proses kejadian tersebut?
Jawab: Hukum Hardy-Weinberg menyatakan frekuensi gen dari generasi ke generasi
akan tetap, asalkan tidak ada migrasi, tak ada mutasi, tak ada seleksi alam,
jumlah populasi besar, dan perkawinan terjadi secara acak. Jika frekuensi alel
atau genotipnya menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan
Hardy-Weinberg, maka populasi tersebut dinyatakan sedang berevolusi.
Dengan demikian, definisi evolusi pada tingkat populasi dapat dinyatakan
sebagai “perubahan frekuensi alel atau genotip populasi dari generasi ke
generasi” atau “perubahan dalam struktur genetik populasi”. Karena perubahan
dalam suatu kumpulan gen itu adalah evolusi dalam skala terkecil, maka
keadaan ini secara khusus disebut sebagai mikroevolusi. Evolusi adalah
perubahan bertahap pada rentang waktu yang sangat panjang (makro evolusi).
Dengan berkembangnya genetika molekuler, para ilmuwan mengembangkan
teori evolusi komprehensif yang menggabungkan Darwinisme dengan
Mendelisme yang selanjutnya dikenal sebagai sintesis modern (modern
synthesis). Menurut sintesis modern: evolusi adalah perubahan frekuensi alel
dari suatu populasi persatuan waktu (mikro evolusi).
LAMPIRAN

Kelereng merah (alel W) dan biru hijau Kelereng merah (alel W) dan biru hijau
(alel w) (alel w)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2023) (Sumber: Dok. Pribadi, 2023)

Anda mungkin juga menyukai