Kelompok 6B - Green Open Space - Laporan
Kelompok 6B - Green Open Space - Laporan
Disusun Guna Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Evaluasi Perencanaan (PTPW6705)
Dosen Pengampu:
Widjonarko, S.T., M.T.
Dr. Eng. Maryono, S.T., M.T.
Dr. -Ing. Santy Paulla Dewi, S.T., M.T.
Dr. Ars. Rina Kurniati
Disusun Oleh:
Kelompok 6B
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................3
1.3 Tujuan dan Sasaran ..............................................................................................................4
1.3.1 Tujuan .........................................................................................................................4
1.3.2 Sasaran ........................................................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup.....................................................................................................................4
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah .............................................................................................4
1.4.2 Ruang Lingkup Materi ................................................................................................5
1.5 Sistematika Penulisan ..........................................................................................................5
BAB II GAMBARAN PROGRAM PEMBANGUNAN TAMAN TITIK NOL
KILOMETER ................................................................................................................................7
2.1 Gambaran Umum Wilayah Taman Titik Nol Kilometer .....................................................7
2.2 Program Pembangunan Taman Titik Nol Kilometer ...........................................................7
2.2.1 Nama Program ............................................................................................................7
2.2.2 Tujuan Program ..........................................................................................................7
2.2.3 Sasaran Program .........................................................................................................7
2.2.4 Kegiatan Program .......................................................................................................8
2.3 Best Practice.........................................................................................................................9
BAB III INDIKATOR DAN METODE ANALISIS.................................................................10
3.1 Logical Framework ............................................................................................................10
3.2 Tabel Kebutuhan Data .......................................................................................................12
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................................14
3.4 Metode Analisis Data .........................................................................................................14
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................................................15
4.1 Analisis Realisasi ...............................................................................................................15
4.2 Analisis Dampak ................................................................................................................16
4.3 Jadwal Kegiatan .................................................................................................................18
4.4 Pembagian Tugas ...............................................................................................................18
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................20
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................................20
5.2 Rekomendasi ......................................................................................................................20
Daftar Pustaka .............................................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota yang semakin berkembang menyebabkan kondisi demografi dan kehidupan
masyarakat semakin kompleks sehingga perkembangan perkotaan mengalihfungsikan area publik.
Secara harfiah dalam melakukan pembangunan perlu memperhatikan keberadaan lingkungan dan
penataan kota yang baik. Selayaknya kota yang memiliki keterpaduan sistem perkotaan, antar
fungsi kawasan perlu keselarasan proporsi penggunaan lahan sebagaimana yang telah diatur dalam
rencana tata ruang dan wilayah.
Ruang terbuka menjadi produk yang direncanakan dan dirancang guna menjamin
kontribusi dan dedikasi terhadap satu dan lainnya. Diketahui bahwa ruang terbuka ialah bagian
dalam atau kota yang membentuk area memanjang/jalur yang sifatnya terbuka dan kerap tanpa
bangunan. Ruang terbuka terdiri dari dua yakni ruang terbuka hijau dan non hijau. Mengacu pada
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menjelaskan kewajiban pemerintah
menyiapkan lahan peruntukan RTH di kawasan perkotaan (ATR/BPN, 2007). Selain itu dibahas
pula mengenai persentase penyediaan RTH yakni 30% yang terbagi atas 20% publik dan 10%
privat.
Kegiatan perkotaan yang kian dinamis menyebabkan disparitas penataan RTH yang
berimplikasi pada penurunan kualitas dan kuantitas. Diketahui bahwa RTH memiliki banyak
manfaat terhadap lingkungan dan juga bagi manusia yang hidup di kota tersebut. Penyediaan RTH
juga berimplikasi baik dan bermanfaat dari sisi ekologi. Penilaian tolok ukur berkembangnya kota
dapat ditinjau dari alih fungsi lahan guna memenuhi kebutuhan ekonomi sebagai dasar hidup.
Pertambahan penduduk yang dapat dilihat dari urbanisasi suatu kota akan meningkatkan aktivitas
dan mobilitas masyarakat disertai permintaan akan fasilitas RTH.
Di antara sekian banyak jenis ruang terbuka hijau sebagaimana yang tertulis dalam
Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan (RTHKP) ialah berupa fasilitas umum sebagai wadah beraktivitas bagi masyarakat
(Kemendagri, 2007). Pemerintah Kota Semarang perlu memfokuskan pada pengelolaan ruang
terbuka hijau guna mewujudkan persentase RTH 30% melalui pembangunan taman-taman di
lingkup perkotaan. Dari kondisi eksistingnya taman yang telah dibangun ada yang terjaga dan
termanfaatkan sebagaimana seharusnya, namun ada pula yang kondisinya kurang terawat dan
bahkan kurang potensial sehingga tidak dimanfaatkan seutuhnya. Maka dari itu penting untuk Kota
Semarang mengelola ruang terbuka hijau agar penggunaannya bisa maksimal dan porsinya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Salah satunya dengan membangun Taman Titik Nol
Kilometer Semarang yang bertujuan sebagai upaya dalam penyediaan ruang hijau untuk
masyarakat sekaligus menghadirkan penanda pertautan wilayah di kawasan Semarang lama dan
modern sebagai tujuan wisata di kota Semarang.
Pembangunan Taman Titik Nol Kilometer Semarang dimulai pada tahun 2022 sebagai
bagian dari inisiatif pengembangan ruang terbuka hijau Kota Semarang. Namun, progres
3
pembangunan taman ini belum mencapai tingkat optimal. Muncul berbagai permasalahan terutama
terkait pengaturan dan kelengkapan fasilitas di taman tersebut. Selain itu, juga terdapat kekurangan
dalam upaya menjaga keberlanjutan taman, seperti perawatan, pengelolaan, dan pemeliharaannya.
Oleh karena itu, dibutuhkan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi kendala-kendala
tersebut, merumuskan solusi yang efektif, dan memastikan bahwa Taman Titik Nol Kilometer
Semarang dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
1.3.2 Sasaran
Sasaran evaluasi pada Proyek Pembangunan Taman Titik Nol kilometer Semarang sebagai berikut:
4
Gambar 1.1 Peta Delineasi Taman Titik Nol Kilometer Semarang
Sumber : Google Earth, 2023
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Pada ruang lingkup materi yang akan dibahas merupakan program evaluasi pembangunan
Taman Titik Nol Kilometer. Program Pembangunan Taman Titik Nol Kilometer ini sebagai wadah
aktivitas sosial ekonomi di Kecamatan Semarang Utara. Berdasarkan dengan tujuan tersebut, maka
akan dilakukannya evaluasi untuk menilai ketercapaian Taman Titik Nol Kilometer dalam hal
penyediaan ruang publik yang dapat menampung aktivitas sosial ekonomi masyarakatnya.
Evaluasi ini akan dilakukan dengan mengkaji kondisi eksisting dari Taman Titik Nol Kilometer
berdasarkan dari literatur, peraturan atau kebijakan-kebijakan terkait dengan Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Hal-hal yang akan dievaluasi antara lain adalah berkaitan dengan bagaimana peran Taman
Titik Nol Kilometer sebagai ruang publik serta pemanfaatannya.
5
BAB II GAMBARAN PROGRAM PEMBANGUNAN TAMAN TITIK NOL KILOMETER
Pada bab ini akan dijelaskan terkait gambaran program yakni pembangunan Taman Titik Nol
Kilometer. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai sasaran, kegiatan dan best practice yang akan
digunakan dalam evaluasi program ini.
BAB III INDIKATOR DAN METODE ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan
analisis yang dilakukan dalam melakukan evaluasi terhadap program pembangunan Taman Titik
Nol Kota Semarang.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis-analisis yang akan digunakan dalam evaluasi
program serta pembahasan dari analisis tersebut.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan terkait hasil analisis
evaluasi program.
6
BAB II
GAMBARAN PROGRAM PEMBANGUNAN TAMAN TITIK NOL
KILOMETER
2.1 Gambaran Umum Wilayah Taman Titik Nol Kilometer
Tugu atau Taman Nol Kilometer Kota Semarang terletak di taman yang ada di depan
Kantor Pos Besar Johar. Lokasi itu tepatnya di Jalan Pemuda No. 2 Kecamatan Semarang Utara
Kelurahan Kauman Kota Semarang atau bersebelahan dengan komplek Kota Lama Semarang.
Taman Tugu Nol Kilometer Kota Semarang awalnya sebuah tetenger atau penanda berupa patok
kecil.
7
Terbangunnya Taman Titik Nol Kilometer pada lahan yang sudah direncanakan dengan
karakteristik eropa dan art deco yang serasi dengan aksen dari Kota Lama Semarang.
b. Tersedianya vegetasi dengan berbagai fungsi di dalam Taman Titik Nol Kilometer
Tersedianya vegetasi dengan fungsi masing-masing di dalam taman Titik Nol Kilometer
seperti peneduh, estetika, penyerap, hingga pelindung.
c. Tersedianya fasilitas pendukung
Tersedianya kursi, lampu, air mancur, lahan parkir, tempat sampah, hingga perbaikan akses
jalan paving di sekitar taman.
d. Terbangunnnya sentra kuliner UMKM
Tersedianya sentra kuliner UMKM yang merupakan hasil CSR PT Wismilak Inti Makmur
serta kios-kios UMKM sebanyak 10 buah.
e. Terbangunnya landmark Taman Titik Nol Kilometer
Terbangunnya landmark Taman Titik Nol Kilometer Semarang berupa kolam dan air
mengalir yang hadir melalui nilai filosofis berupa nilai harmonis dan berkesinambungan
antara masyarakat dengan pemerintah.
f. Terpeliharanya Taman Titik Nol Kilometer
Terpeliharanya Taman Titik Nol Kilometer hingga 5 tahun ke depan yang merupakan hasil
kolaborasi antara Disperakim Kota Semarang dengan PT Wismilak Inti Makmur setelah
taman diresmikan.
2.2.4 Kegiatan Program
Program pembangunan Taman Titik Nol Kilometer Semarang dilakukan melalui empat
tahap yaitu:
a. Pembangunan taman titik nol kilometer semarang
Pembangunan taman titik nol kilometer dilakukan pada tahun November 2022 dan selesai
pada Bulan Mei 2023. Taman dibangun di atas lahan 1.290 m2 dengan dana Rp 1,5 Miliar
dengan sumber dana CSR PT Wismilak Inti Makmur.
b. Penyediaan vegetasi dengan berbagai fungsi
Penyediaan vegetasi dilakukan dengan penyesuaian vegetasi yang sudah ada sebelumnya
dengan bentuk taman dan fungsi yang dibutuhkan. Terdapat beberapa penebangan dan
penambahan vegetasi seperti pohon pule dan tabebuya.
c. Penyediaan fasilitas pendukung taman
Terpeliharanya Taman Titik Nol Kilometer hingga 5 tahun ke depan yang merupakan hasil
kolaborasi antara Disperakim Kota Semarang dengan PT Wismilak Inti Makmur setelah
taman diresmikan.
d. Penyediaan sentra kuliner UMKM
Penyediaan fasilitas kios UMKM yang merupakan hasil CSR PT Wismilak Inti Makmur
sebanyak 10 buah serta sentra kuliner sebagai fasilitas pendukung wisata di Taman Titik
Nol Kilometer.
e. Pembangunan Landmark Taman Titik Nol Kilometer
Penyediaan landmark Taman Titik Nol Kilometer Semarang dengan huruf “0” serta kolam
dan air mengalir.
8
f. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan oleh PT Wismilak Inti Makmur sebagai pihak CSR untuk 5 tahun
ke depan setelah taman diresmikan.
2.3 Best Practice
DKI Jakarta adalah salah satu kota yang memiliki banyak ruang terbuka hijau berupa
taman. Salah satunya adalah Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang berada di Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan. Taman yang memiliki luas 9.710 m2 ini telah dilakukan revitalisasi pada 21
Oktober 2021 hingga 18 September 2022. Taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti
tugu, kolam besar, air mancur, plaza anak, amphitheater, healing garden, kedai kopi, ruang baca,
ruang diskusi, toko buku, ruang literasi anak, serta fasilitas pendukung berupa mushola dan toilet.
Taman ini memiliki konsep TOD atau transit oriented development yang terhubung dengan
Stasiun MRT Blok M. Taman ini juga memiliki desain yang inklusif, seperti adanya ramp, toilet
khusus disabilitas, dan ruang gerak yang mendukung pengguna kursi roda.
9
BAB III
INDIKATOR DAN METODE ANALISIS
Terbangunnya taman Terdapat vegetasi Buah per Telaah Dokumen - Vegetasi sesuai dengan
0
dengan vegetasi dengan berbagai jenis & Observasi peruntukan dan kondisi
10
fungsi (peneduh, lingkungan di Semarang
penyerap, estetika, Utara
serta pelindung) - Vegetasi dapat bermanfaat
baik untuk taman dan
lingkungan sekitarnya
11
Tingkat
Masih kurang Penyediaan dan
Meningkatkan kualitas Kepuasan kepuasan dan
sarana penambahan Wawancara dan Terdapat sarana rekreasi
psikis pengunjung masyarakat terhadap peningkatan
hiburan/rekreas sarana observasi pelepas penat
ketersediaan taman jumlah
i di taman hiburan/rekreasi
pengunjung
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2023
12
3.2 Tabel Kebutuhan Data
Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan Data
Bentuk Teknik
No. Nama Data Jenis Data Tahun Sumber Data
Data Pengumpulan Data
Dokumen
Lahan Pembangunan
1. Angka Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Taman
(Disperakim)
Dokumen
Kepemilikan Lahan
2. Teks Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Taman
(Disperakim)
Dokumen
Luas Taman
3. Angka Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Terbangun
(Disperakim)
Dokumen
Jenis dan Jumlah
4. Angka Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Vegetasi
(Disperakim)
5. Kondisi Vegetasi Teks Primer 2023 Individu Observasi
Jenis dan Jumlah Dokumen
6. Fasilitas Pendukung Angka Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Taman (Disperakim)
Kondisi Fasilitas
7. Teks Primer 2023 Individu Observasi
Pendukung
Aksesibilitas menuju
Angka dan
8. Taman Titik Nol Primer 2023 Individu Observasi
Teks
Kilometer Semarang
Aksesibilitas internal
Angka dan
9. Taman Titik Nol Primer 2023 Individu Observasi
Teks
Kilometer Semarang
Masterplan Dokumen
10. Pembangunan Taman Teks Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Titik Nol Kilometer (Disperakim)
DED Pembangunan Dokumen
11. Taman Titik Nol Teks Sekunder 2023 Perencanaan Telaah Dokumen
Kilometer (Disperakim)
Peraturan Daerah Kota
Bapedda Kota
12. Semarang terkait Teks Sekunder 2023 Telaah Dokumen
Semarang
Pembangunan Taman
Tingkat Kepuasan
pengunjung terhadap
13. Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
kebersihan di Taman
titik 0 Kota Semarang
Tingkat Kepuasan
pengunjung terhadap
14 Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
kenyamanan di Taman
titik 0 Kota Semarang
Tingkat Kepuasan
pengunjung terhadap
15 Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
keamanan di Taman
titik 0 Kota Semarang
Tingkat Kepuasan
pengunjung terhadap
16 ketertiban parkir dan Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
sirkulasi di Taman titik
0 Kota Semarang
Tingkat Kepuasan
pengunjung terhadap
17 Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
PKL di Taman titik 0
Kota Semarang
13
Preferensi waktu
18 kunjungan ke Taman Teks Primer 2023 Individu Kuesioner
Tirto Agung
Jumlah Pengunjung
Kawasan Kota Lama
19 Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
Semarang sebelum
adanya Taman
Jumlah Pengunjung
Kawasan Kota Lama
20 Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
Semarang setelah
adanya taman
21 Motiviasi Kunjungan Angka Primer 2023 Individu Kuesioner
Kapan taman Nol
kilometer semarang Bapedda dan
22. Teks Sekunder Terbaru FGD
dibangun dan Disperakim
diresmikan?
Alasan dibangunnya
Bapedda dan
23. taman Nol kilometer Teks Sekunder Terbaru FGD
Disperakim
Semarang
Kendala dan cara
menghadapi kendala Bapedda dan
24. Teks Sekunder Terbaru FGD
dalam pembangunan Disperakim
taman Nol kilometer
Proses penyediaan
Bapedda dan
25. vegetasi dan fasilitas Teks Sekunder Terbaru FGD
Disperakim
pendukung taman
Kendala dalam
penyediaan vegetasi Bapedda dan
26. Teks Sekunder Terbaru FGD
dan fasilitas Disperakim
pendukung taman
Peraturan daerah
khusus untuk taman Bapedda dan
27. Teks Sekunder Terbaru FGD
Nol Kilometer Disperakim
Semarang
Dukungan pemerintah
terhadap pedagang di Bapedda dan
28. Teks Sekunder Terbaru FGD
taman Nol Kilometer Disperakim
Semarang
Peran pemerintah
Bapedda dan
29. dalam pengelolaan dan Teks Sekunder Terbaru FGD
Disperakim
pemeliharaan taman
Kendala dalam Bapedda dan
30. Teks Sekunder Terbaru FGD
pemeliharaan taman Disperakim
Harapan pemerintah
Bapedda dan
31. terhadap keberadaan Teks Sekunder Terbaru FGD
Disperakim
taman Nol Kilometer
Perbedaan kondisi
lingkungan di sekitar Masyarakat
32. Teks Primer Terbaru Wawancara
taman titik Nol Sekitar Taman
Kilometer
Pengaruh keberadaan
taman titik Nol
Masyarakat
33. Kilometer terhadap Teks Primer Terbaru Wawancara
Sekitar Taman
kondisi ekonomi
masyarakat
Pengaruh keberadaan
taman titik Nol
Masyarakat
34. Kilometer terhadap Teks Primer Terbaru Wawancara
Sekitar Taman
kondisi sosial
masyarakat
14
Manfaat taman titik
35. Nol Kilometer kepada Teks Primer Terbaru Pengunjung Wawancara
pengunjung
Kepuasan pengunjung
terhadap pelayanan
36. Teks Primer Terbaru Pengunjung Wawancara
dan fasilitas taman titik
Nol Kilometer
Urgensi keberadaan Pengunjung dan
37. taman titik Nol Teks Primer Terbaru Masyarakat Wawancara
Kilometer sekitar
Fungsi taman titik Nol
38. Kilometer bagi Kota Teks Primer Terbaru Pengelola Taman Wawancara
Semarang
Inovasi dalam
pengembangan taman
39. Teks Primer Terbaru Pengelola Taman Wawancara
titik Nol Kilometer
semarang sebagai RTH
Program atau sasaran
yang akan dicapai oleh
40. Teks Primer Terbaru Pengelola Taman Wawancara
taman titik Nol
Kilometer semarang
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2023
3.3 Metode Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui proses telaah dokumen. Data
sekundernya sendiri bisa berupa angka, teks, foto, dan lain-lain. membentuk Data sekunder yang
digunakan adalah pemetaan terkait konstelasi Taman Titik Nol Kilometer Kota Semarang.
Verifikasi dokumen dari berita, majalah, website dan data institusi. Suatu bentuk penelitian adalah
kerangka kerja dan dokumen untuk proyek pengembangan taman. Mulai dari pembangunan taman
hingga evaluasi dan pemantauan Pemerintah Kota Semarang.
b. Pengumpulan Data Primer
Observasi, angket, dan wawancara digunakan sebagai data primer. Observasi dilakukan
untuk mengetahui keadaan sebenarnya mengenai keluaran atau outcome. Formulir survei sekarang
digunakan untuk tujuan ini untuk mendapatkan data pengunjung. Sementara itu, teknik wawancara
juga dilakukan Untuk menilai kepuasan pengunjung terhadap fasilitas yang disediakan di dalam
taman.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam mengevaluasi program pembangunan Taman Titik
Nol Kilometer Kota semarang yaitu menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.
a. Analisis Kualitatif
Analisis penelitian kualitatif yaitu upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang
diteliti dan menyajikannya sebagai temuan. Untuk mendapat pemahaman itu, analisis perlu
dilanjutkan dengan berupaya mencari makna berdasarkan temuan.
b. Analisis Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan pengukuran objektif dan
analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh melalui kuesioner, jajak
pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk membuktikan atau menguji hipotesis
(dugaan sementara) yang diajukan dalam penelitian.
15
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
16
membuat
pengunjung akan
memiliki aspek
kebetahan
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2023
4.2 Analisis Dampak
Tabel 4.2 Analisis Dampak
Tahapan Kegiatan Dugaan Dampak Negatif Dugaan Dampak Sumber
Kegiatan Positif
17
pemeliharaan taman ● Unsur alam dalam (Mis
seperti adanya wanto 2018)
aliran sungai dan ● (Erawan 1997
vegetasi dalam Aryani
● Asri/keindahan/n et al ., 2017)
yaman
(keindahan dan
kenyamanan)
● Teduh sehingga
membuat udara
lingkungan
menjadi sejuk
18
pendukungnya
1. BAB
b I Pendahuluan
Rumusan Masalah
19
Sistematika Penulisan Muhammad Ghozi
2. BAB
B II Gambaran Umum Wilayah
Gambaran Program
Muhammad Zaky Akmal Falah
Best Practice
5 BAB V Penutup
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ruang terbuka hijau adalah area atau lahan yang ditata secara khusus untuk fungsi rekreasi,
konservasi alam, atau pemandangan. Ruang terbuka hijau dapat mencakup berbagai tipe lahan,
seperti taman, taman kota, hutan kota, lapangan, dan area terbuka lainnya yang memiliki vegetasi,
biasanya berupa tanaman hijau. Dewasa ini, kebutuhan RTH semakin meningkat mengingat
semakin meningkat pula penggunaan lahan untuk area terbangun. Undang-undang Nomor 26
tahun 2007 tentang penataan ruang menjelaskan kewajiban pemerintah menyiapkan lahan
peruntukan RTH di kawasan perkotaan. Selain itu dibahas pula mengenai persentase penyediaan
RTH yakni 30% yang terbagi atas 20% publik dan 10% privat. Maka dari itu penting untuk Kota
Semarang mengelola ruang terbuka hijau agar penggunaannya bisa maksimal dan porsinya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Salah satunya dengan membangun Taman Titik Nol
Kilometer Semarang yang bertujuan sebagai upaya dalam penyediaan ruang hijau untuk
masyarakat sekaligus menghadirkan penanda pertautan wilayah di kawasan Semarang lama dan
modern sebagai tujuan wisata di kota Semarang.
Namun kehadiran Taman Titik 0 Kilometer Kota Semarang masih memerlukan adanya
pembangunan dan penambahan fasilitas pendukung taman agar dapat dinikmati masyarakat dan
berfungsi secara maksimal sebagai RTH di Kota Semarang. Maka untuk menentukan langkah-
langkah apa yang perlu dilakukan dalam penambahan fasilitas Taman Titik 0 Kilometer Kota
Semarang dilakukan evaluasi terhadap pembangunan Taman Titik 0 Kilometer Kota Semarang ini.
Hal ini bertujuan untuk menentukan tindak lanjut dari terbangunnya taman tersebut sehingga dapat
menghasilkan taman yang berfungsi optimal. Setelah dilakukan evaluasi oleh kelompok 6 melalui
beberapa analisis, seperti analisis realisasi dan dampak maka didapatkan hasil bahwa Taman Titik
0 Kilometer Kota Semarang masih memerlukan penambahan fasilitas pendukung taman.
Diketahui masih banyak fasilitas pendukung yang belum terbangun dan tersedia. Diharapkan
dengan evaluasi ini dapat menjadi rekomendasi atau saran bagi pemerintah Kota Semarang untuk
meningkatkan fungsi Taman Titik 0 Kilometer Kota Semarang dengan menambahkan beberapa
fasilitas pendukung taman.
5.2 Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan terkait evaluasi program pembangunan Taman Titik
Nol Kilometer, Kecamatan Semarang Utara adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi, dimana dapat dilakukan melalui
survei, wawancara, atau pertemuan publik untuk mendapatkan masukan dan umpan balik
dari mereka yang menggunakan taman.
2. Memeriksa strategi pemeliharaan taman yang telah dibangun untuk memastikan bahwa
taman tersebut dapat terus berfungsi dan tetap terawat dengan baik dalam jangka panjang.
3. Menyusun program kegiatan rutin atau acara khusus di taman untuk meningkatkan daya
tarik dan partisipasi masyarakat.
21
Daftar Pustaka
ATR/BPN. (2007). Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Revista
Brasileira de Ergonomia, 9(2), 10.
https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ahttp://www.abergo.org.br/re
vista/index.php/ae/article/view/731%0Ahttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/artic
le/view/269%0Ahttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/106
Kemendagri. (2007). Peraturan Menteri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan. Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, 1–8.
22