Anda di halaman 1dari 4

Kelompok :3

Anggota : - Maulana Safa Aditya (21040120140063)


- Inayah Widya Nita (21040120130108)
- Sintia Debora Tambun (21040120140152)

A Community Run Backpacker in South Africa

A "community-run backpacker" in South Africa merupakan jenis akomodasi


pariwisata yang pengelolaannya dilakukan oleh komunitas lokal atau lebih tepatnya
masyarakat setempat. Community Run Backpacker menjadi salah satu bentuk pariwisata
berkelanjutan karena konsep pariwisata yang digunakan menggabungkan petualangan,
keberlanjutan, dan keanekaragaman budaya. Community-run backpacker in Africa membantu
komunitas lokal mendapatkan manfaat dari pariwisata sambil memberikan wisatawan
pengalaman yang lebih bermakna terkait kehidupan di Afrika. Model ini membantu
mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan komunitas di berbagai negara di
Afrika. Beberapa karakteristik yang dimiliki Community Run Backpacker menunjukkan
pariwisata ini sebagai salah satu pariwisata berkelanjutan di dunia diantaranya sebagai
berikut:
1. Community Run Backpacker merupakan pariwisata yang bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat setempat melalui kepemilikan dan pengelolaan
yang dilakukan oleh komunitas lokal. Akomodasi yang dimiliki wisata ini
dioperasikan oleh masyarakat setempat yang bekerja sama dengan organisasi
non-pemerintah atau komunitas.
2. Salah satu aspek yang dalam pariwisata berkelanjutan adalah lingkungan
adalah lingkungan dan sosial budaya. Wisata Community Run Backpacker
sangat mendukung pelestarian budaya lokal dan lingkungan alam melalui
konsep pariwisata yang ditawarkan. Pariwisata ini memberikan perjalanan
(tour) yang mempelajari terkait aktivitas dan budaya asli Afrika. Dimana
wisatawan diberikan kesempatan mengalami secara langsung aktivitas
sehari-hari seperti belajar membuat roti, dan minuman khas wilayah setempat.
Wisatawan akan menginap di di tempat yang disediakan hal ini
memungkinkan wisatawan mendapat pengalaman interaktif dengan
masyarakat setempat
3. Selain sebagai salah satu tujuan wisata dengan konsep kearifan lokal yang
disuguhkan, Community Run Backpacker ini juga terlibat pada proyek sosial
guna mengembangkan pariwisata dan mendukung kehidupan masyarakat lokal
di Afrika, seperti membantu mengembangkan kebun masyarakat, pusat
penitipan anak, serta proyek sanitasi, daur ulang, dan konservasi air (Claessen,
2020).

Di Afrika Selatan, peserta berlari melewati lanskap yang beragam, mulai dari savana
yang indah hingga pantai eksotis. Program ini menjunjung tinggi nilai-nilai pelestarian
lingkungan dengan mengajarkan peserta tentang konservasi alam, pengelolaan sampah, dan
penggunaan energi terbarukan (Visser, 2004). Selain itu, mereka juga berinteraksi dengan
komunitas lokal, mendukung ekonomi lokal, dan merasakan budaya serta warisan Afrika
Selatan. Peserta dapat berpartisipasi dalam proyek konservasi, belajar tentang
keanekaragaman hayati, dan menjalani petualangan ekologi yang mendalam. Adapun
beberapa konsep ramah lingkungan yang telah diterapkan oleh run backpacker, seperti
penggunaan energi terbarukan energi matahari untuk penerangan cahaya; pengelolaan air
yang efisien dengan mengumpulkan air hujan untuk menyiram tanaman di sekitar;
pengurangan limbah plastik sekali pakai serta mendaur ulang kompos untuk mengurangi
limbah; penggunaan bahan organik dalam mencuci dan membersihkan pakaian; konservasi
alam; dan penerapan transportasi berkelanjutan dengan menggunakan transportasi sepeda
atau berjalan kaki untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Adapun tantangan yang dihadapi pada wisata run backpacker in South Africa antara lain
seperti berikut :
1. Keamanan = Afrika Selatan memiliki beberapa masalah keamanan, dan pariwisata
backpacker mungkin menjadi resiko lebih tinggi terkait kejahatan.
2. Infrastruktur dan Aksesibilitas = terdapat beberapa wilayah di Afrika Selatan
memiliki infrastruktur yang terbatas atau aksesibilitas yang sulit. Hal tersebut menjadi
penghambat perjalanan backpacker dan menyebabkan tantangan dalam penyediaan
layanan dasar wisatawan.
3. Perizinan dan Regulasi = perizinan dan regulasi terkait wisata yang ada di South
Africa memerlukan izin khusus yang ketat dan harus mematuhi regulasi tertentu yang
berkaitan dengan pariwisata dan kegiatan alam di Afrika Selatan
4. Promosi dan Pemasaran = kurangnya promosi dan pemasaran yang dapat menarik
para backpacker dalam mengunjungi wisata, sehingga menjadi tantangan dalam
persaingan dengan destinasi dan program pariwisata yang lainnya
5. Kondisi Alam = Kondisi alam yang ekstrim di Afrika Selatan menjadi tantangan,
dikarenakan kondisi alam di Afrika Selatan berupa gurun hingga hutan hujan
sehingga memiliki tingkat bahaya yang tinggi (Rogerson, 2007).
Daftar Pustaka
Claessen, L. (2020, February 28). How a small South African backpackers is making a big

community-based difference - The "Good Tourism" Blog. The \"Good Tourism\" Blog.

Retrieved November 1, 2023, from

https://www.goodtourismblog.com/2020/02/how-a-small-south-african-backpackers-i

s-making-a-big-community-based-difference/

Rogerson, C. M. (2007, 08 29). The challenges of developing backpacker tourism in South

Africa: an enterprise perspective. Development Southern Africa, 24, 20.

10.1080/03768350701445533

Visser, G. (2004). The developmental impacts of backpacker tourism in South Africa.

GeoJurnal, 60, 17. Retrieved 10 01, 2023, from

https://www.jstor.org/stable/41147891

Anda mungkin juga menyukai