Anda di halaman 1dari 3

TUGAS EKOWISATA

“SEJARAH PERKEMBANGAN ECOTOURISM”


Nama kelompok:
1. Mahali Fikri (C1G021224)
2. Muhammad Lampiron (C1G021232)
3. Nurul Asti Pratiwi (C1G021240)

Ekowisata atau ecotourism adalah kegiatan wisata yang berwawasan lingkungan,


mengutamakan aspek pelestarian alam, pemberdayaan ekonomi sosial budaya masyarakat
setempat, serta pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika berdampak negatif
pada pariwisata tradisional. Dampak tersebut antara lain kerusakan lingkungan, pengaruh
budaya lokal yang tidak terkendali, berkurangnya peran masyarakat lokal dan persaingan
komersial yang mengancam lingkungan, budaya dan perekonomian masyarakat lokal. Dampak
negatif ini telah diperhatikan dan disaksikan tidak hanya oleh para ahli lingkungan hidup,
namun juga oleh tokoh budaya, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata.
Kegiatan ekowisata yang pertama adalah kegiatan safari bagi para petualang dan hunter
(berburu hewandi alam liar). Kegiatan ini mulai populer pada awal tahun 1900. Pemerintah
Kenya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membuka peluang usaha melalui kegiatan
safari ini. Pemerintah Kenya yang baru merdeka, dengan sumber daya flora dan faunanya,
memperjual belikan kegiatan petualangan safari kepada para pemburu yang ingin melihat
sabana dan mamalia Afrika. Pemerintah Kenya menjual seekor singa sebagai hewan buruan
seharga $27.000. Namun pada akhirnya disadari bahwa perburuan yang tidak terkendali dapat
menyebabkan punahnya spesies tumbuhan atau hewan dan mengganggu keseimbangan
ekosistem yang ada. Dari pengalaman peristiwa tersebut, pemerintah Kenya kemudian
melakukan banyak perubahan dalam pelaksanaan kegiatan safari dan mulai menerapkan
konsep ekowisata modern dalam industri pariwisata.
Pada tahun 1960-an, kesadaran akan pentingnya melestarikan alam dan budaya mulai
tumbuh, sehingga muncul penggunaan istilah “ekowisata” dan perumusan prinsip-prinsipnya
pada dekade-dekade berikutnya. The International Ecotourism Society (TIES) didirikan pada
tahun 1990. TIES merupakan rumusan yang menyempurnakan rumusan Hector Ceballos-
Lascurain pada tahun 1987. Adapun rumusan dari TIES adalah sebagai berikut; "Ekowisata
adalah kegiatan wisata alam yang bertanggung jawab dengan menjaga keaslian dan kelestarian
lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat”. Ekowisata merupakan
upaya memaksimalkan dan melestarikan potensi sumber daya alam dan budaya masyarakat
lokal untuk dijadikan sumber pendapatan berkelanjutan. Prinsip- prinsip tersebut yang
membuka era baru dalam ekowisata.
Perkembangan ekowisata di dunia pada umumnya sangat pesat dan mendapat prioritas serta
perhatian dari pemerintah yang melaksanakan ekowisata. Meskipun ekowisata lahir di Afrika,
namun tumbuh dan berkembang pesat di Amerika Latin. Popularitas ekowisata terus
berkembang pada tahun 1990an dan menjadi bagian penting dari industri pariwisata global.
Pedoman dan standar ekowisata diberlakukan, dan ekowisata berkembang pesat di berbagai
negara pada tahun 2000an.
Sementara itu di Indonesia, kegiatan ekowisata pertama kali mendapat perhatian pada
pertengahan tahun 1980-an. Kegiatan ini pertama kali diterapkan oleh orang asing atau badan
pariwisata. Salah satu yang paling terkenal adalah Mountain Travel Sobek, biro perjalanan
petualangan tertua dan terbesar. Tempat wisata terkenal yang dijual Sobek antara lain
pendakian Gunung Kerinci (3884 m), gunung berapi aktif tertinggi di khatulistiwa; mendaki
Danau Gunung Tuju, danau vulkanik tertinggi kedua di dunia; Termasuk kunjungan ke Danau
Gunung Tuju, danau vulkanik dan danau Toba. Beberapa perusahaan pariwisata milik asing
dan individu juga mengunjungi dan bekerja dengan suku-suku terpencil di Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Salah satu proyek ekowisata paling terkenal yang
dikelola pemerintah bersama lembaga asing adalah ekowisata orangutan di Tanjung Puting,
Kalimantan.
Ekowisata di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun
2009, peraturan tersebut bertujusn untuk Memberikan pedoman bagi pemerintah daerah dan
masyarakat dalam pengembangan ekowisata di daerah, Meningkatkan kualitas dan daya saing
ekowisata di daerah, Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
hidup di daerah ekowisata. Ekowisata yang ada di Indonesia memiliki berbagai kegiatan,
kegiatannya tak jauh berbeda dari wisata alam biasa, namun memiliki nilai moral dan tanggung
jawab tinggi terhadap objek wisatanya. Objek ekowisata yang ada di indonesia terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu: wisata pemandangan, wisata petualangan, wisata kebudayaan dan
Sejarah, wisata penelitian, dan wisata sosial, konservasi dan Pendidikan.
Ekowisata di Indonesia memiliki beberapa tantangan seperti edukasi dan kesadaran
masyarakat, pendanaan, infrastruktur, SDM, dan konflik kepentingan. Meski demikian,
ekowisata mempunyai potensi besar untuk membawa manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan
bagi masyarakat dan alam. Dengan pendidikan, kerjasama dan pembangunan berkelanjutan,
ekowisata dapat menjadi solusi pembangunan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan
di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai