Anda di halaman 1dari 10

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA


NOMOR :220/SK -DIR/PB/III/2022
TENTANG
PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN
(ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE)

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA


DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka dilaksanakannya pengarahan
bimbingan dan pengenalan lingkungan di Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak PERMATA BUNDA ( RSKIA
PERMATA BUNDA) makan diperlukan evaluasi
praktik dokter berkesinambungan
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a maka perlu ditetapkan
Keputusan direktur RSKIA PERMATA BUNDA
tentang Kebijakkan Evaluasi Praktik Dokter
Berkesinambungan

Mengingat : 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2004, tentang Pelayanan Publik (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan
Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
2 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara ( Lembaran Negara Republik

0
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PANDUAN EVALUASI PRAKTIK DOKTER
BERKESINAMBUNGAN (ON GOING
PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE)

Pertama : Keputusan Direktur Tentang Kebijakkan Evaluasi


Praktik Dokter Berkesinambungan RSKIA PERMATA
BUNDA
Kedua : Evaluasi Praktik Dokter Berkesinambungan di RSKIA
PERMATA BUNDA sebagaimana terncantum dalam
lampiran keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikkan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan : Yogyakarta
Tanggal : 14 Maret 2022
DIREKTUR UTAMA

drg. Wiwik Lestari, MPH

1
Lampiran 1 : Peraturan Direktur RSKIA Permata Bunda
Nomor : 220/SK-DIR/PB/III/2022
Tentang. : Panduan Evaluasi Praktik Dokter Berkesinambungan (ON GOING
PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE)

PANDUAN
EVALUASI PRAKTIK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING
PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE)

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA YOGYAKARTA

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA


JL. Ngeksigondo No 56 Prenggan Kotagede Yogyakarta 551712
Telp: 0274-376092 email: rskiapermatabunda@gmail.com

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan secara
obyektif dan berbasis bukti. Evaluasi tersebut dilaksanakn melalui Evaluasi Praktek
Dokter Berkesinambungan atau Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)
yang merupakan suatu proses untuk melakukan penilaian kompetensi dan perilaku
professional dari praktisi/staff medis. Hasil dari penilaian ini akan menjadi gambaran
kinerja praktisi medis sekaligus sebagai upaya feedback dan melakukan pembinaan
bila diperlukan.
Review melalui OPPE ini memungkinkan manajemen rumah sakit untuk melihat
kecenderungan praktek dari seorang profesional medik yang dapat berpengaruh
terhadap mutu dan keselamatan pasien. Hasil proses review dalam OPPE tersebut
diharapkan dapat memberikan perubahan pada tanggung jawab staf medis terhadap
mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Proses review melalui OPPE harus terstandarisasi sehingga penilaian dapat bersifat
obyektif. Standarisasi ini terutama pada kriteria penilaian, sumber data, waktu
penilaian dan lain-lain. Untuk memenuhi hal tersebut maka diperlukan panduan dalam
proses OPPE yang merupakan bagian dari kebijakan rumah sakit.

B. TUJUAN
TUJUAN UMUM
1. Untuk pegangan Direktur & Kepala bagian Pelayanan Medis dalam
melaksanakan penilaian kepada staf medis.
2. Untuk mengontrol praktek staf medis agar mutu pelayanan dan keselamatan
pasien terjaga dengan baik.
3. Untuk digunakan sebagai salah satu perangkat pembinaan staf medis.

TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan penjabaran yang jelas dan seragam mengenai proses yang dipakai
untuk melakukan evaluasi berkelanjutan pada setiap dokter.
2. Menentukan kriteria atau indikator sebagai data yang harus dikumpulkan untuk
evaluasi pada OPPE.

3
3. Untuk memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dari OPPE digunakan untuk
menentukan kelanjutan dari kewenangan klinis yang telah diberikan (dilanjutkan,
dibatasi atau dicabut).
4. Untuk menentukan proses pengumpulan, investigasi dan menentukan masalah
pada praktik klinis, termasuk menentukan proses untuk identifikasi trend yang
mempengaruhi kualitas pelayanan dan keselamatan pasien.
5. Memastikan bahwa laporan terhadap evaluasi dari dokter professional yang sudah
diberikan kewenangan klinis dilakukan dengan cara yang seragam dan ditentukan
oleh kebijakan Rumah sakit..
6. Untuk menentukan tingkat kepedulian dari masing-masing staff medis terhadap
peningkatan pelayanan, terkait dengan performa dari dokter dan memastikan
bahwa temuan yang ada relevan dengan performa masing-masing individu staff
medis dan sesuai dengan standard yang ditentukan.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini ditujukan untuk mengevaluasi praktek semua dokter dan dokter gigi yang
telah diberikan kewenangan klinis sesuai Surat Penugasan Klinis masing-masing.
2. Ruang lingkup penilaian untuk evaluasi praktek dokter berkelanjutan meliputi aspek :
a. Prosedur operatif dan kinis lain beserta hasilnya
b. Pola peresepan dan penggunaan obat
c. Pola penggunaan darah dan produk darah
d. Pola lama rawat (LOS)
e. Data morbiditas dan moratalitas pasien yang dirawat
f. Pemanfaatan praktisi terhadap konsultasi spesialis lain
g. Aspek komunikasi dan profesionalisme

Definisi Operasional dari istilah yang digunakan dalam panduan ini meliputi :

1. Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) merupakan kesimpulan yang


didokumentasikan dari pengumpulan data secara berkesinambungan yang bertujuan
untuk menilai kompetensi dan profesionalisme praktisi. Informasi yang didapatkan
dari proses ini merupakan factor untuk pengambilan keputusan mengenai
kewenangan klinis yang sudah diberikan untuk dilanjutkan, direvisi atau dicabut.
2. Focused Professional Practice Evaluations (Focused Review) merupakan evaluasi
khusus dan dalam waktu yang terbatas mengenai kompetensi seorang praktisi dalam
menjalankan kewenangan klinis tertentu. Proses ini dilakukan pada saat:
a. Terdapat kewenangan klinis baru yang diminta oleh praktisi
b. Terdapat masalah terkait kemampuan praktisi dalam memberikan perawatan
pasien yang aman dan berkualitas tinggi.
3. Praktisi adalah semua staf medis yaitu dokter dan dokter gigi

5
BAB III
TATA LAKSANA

A. KEBIJAKAN POKOK
1. Setiap dokter dilakukan penilaian (OPPE) dengan menggunakan kriteria yang sudah
ditetapkan rumah sakit berdasarkan data yang relevan dan disampaikan kepada
anggota staff medis setidaknya sekali dalam setahun.
2. Informasi yang digunakan dalam OPPE didapatkan dari :
• Pengkajian data secaraperiodic atau grafik review berkala
• Observasi langsung
• Pemantauan terhadap teknik diagnosis dan pengobatan
• Monitoirng mutu klinis
• Umpan balik dari individu lain yang terkait di dalam pelayanan pasien,
termasuk dokter lain, asisten bedah, perawat dan staf administrasi secara
tertulis
• Hasil medical record review
• Hasil survey kepuasan pasien
• Surveilans PPI ( Pencegahan&PengendalianInfeksi)
• Notulen pertemuan komite medik (morning report, clinical meeting, meeting
kasus sulit/kematian)
• Laporan Insiden keselamatan pasien/Incident report
3. Semua masalah terkait performa dari dokter yang sudah mendapatkan kewenangan
klinis akan diinvestigasi secara seragam dan tertulis di dalam kebijakan ini.
4. Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk menentukan apakah kewenangan klinis
yang telah diberikan akan diteruskan, dibatasi atau dicabut serta sebagai
pertimbangan perpanjangan kontrak.
5. Jika terjadi keraguan terhadap hasil dari OPPE ini, maka selanjutnya akan
mengikuti aturan yang sudah tertulis di Medical Staff Bylaws sebagai bentuk
evaluasi lebih lanjut.
6. Bila diperlukan, dapat dibuat panel peer review yang anggotanya diambil dari luar
rumah sakit (eksternal) untuk kasus evaluasi dokter senior atau konsultan.
7. Evaluasi ini dilakukan untuk mempertimbangkan kelanjutan kewenangan klinis
dokter dan bersifat rahasia..

6
B. PROSEDUR

B.1 Skrining
1. Manajer SDI dibantu unit lain yang terkait akan mengumpulakan data terkait
kriteria indikator evaluasi, yang berupa data dari survey keupasan pasien, Hasil
audit kasus oleh Komite Medis, data rekam medis, dan pertemuan focus group
discussion oleh perawat dan petugas lain.
2. Selanjutnya melakukan chart review secara bersamaan dan retrospektif dengan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan
3. Setiap individu (termasuk pasien atau keluarga pasien, staf medis, tenaga
kesehatan atau staf RS lainnya) dapat melaporkan setiap perhatian khusus
terkait profesionalisme dan performa masing-masing dokter secara tertulis.

B.2 Kriteria / indikator


1. Kriteria / indicator mencakup enam area kompetensi umum dokter, yaitu:
a. Perawatan pasien
b. Pengetahuan medis/ klinis’
c. Practice based learning and improvement
d. Kemampuan komunikasi dan interpersonal
e. Profesionalisme
f. System-based practice
2. Kriteria / indicator mencakup pengkajian pada :
a. Rawat inap, rawat jalan, IGD dan kasus rawat jalan akan diskrining untuk
melihat adanya kriteria/ indikator yang sudah ditentukan.
b. kejadian yang terkait dengan dokter yang melakukan prosedur atau tindakan
yang melebihi kewenangan klinisnya.
3. Kriteria / indicator dipilih berdasarkan persyaratan akrteditasi untuk OPPE dan
kebutuhan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan
professional.
4. Kriteria / indicator ditentukan oleh kebijakan rumah sakit dengan
mempertimbangkan usulan dari komite medis kemudian disetujui oleh
Direktur.

7
5. Batasan tentang kriteria dan penilaian tiap poin evaluasi terlampir beserta
panduan ini.
6. Kriteria / indicator mungkin dapat ditambahkan atau dikurangi berdasarkan
rekomendasi dari Sub Komite Mutu, Sub Komite Kredensial, dan Sub Komite
Etik yang akan disetujui jika ada persetujuan Direktur.
7. Daftar kriteria atau indikator akan ditinjau kembali secara terus menerus dan
sejalan dengan kebijakan ini

B.3 Penilaian
1. Diterima – tidak ada masalahdengan proses/ dokumentasi/ atau data atau
kualitas pelayanan yang diberikan
2. Perlu Perbaikan – terdapat masalah yang ringan – sedang terkait dengan proses/
dokumentasi/ atau data atau kualitas pelayanan yang diberikan
3. Tidak Diterima – terdapat masalah yang berat terkait dengan kriteria yang telah
ditentukan sehingga merugikan pasien, rumah sakit dan/atau dokter yang
bersangkutan,
4. Tidakdimonitor

8
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi OPPE dilaksanakan melalui :

a. Dokumentasi hasil penilaian OPPE dilakukan pada form Evaluasi Praktek


Klinik Berkelanjutan/OPPE.
b. Dokumen penilaian OPPE disimpan di dalam file masing-masing staf medis

Anda mungkin juga menyukai